GO-JEK Kerja Sama dengan Alfa Group, Pengguna GO-PAY Bisa Isi Saldo di Minimarket

Hari ini GO-JEK mengumumkan kerja sama strategisnya dengan Alfa Group. Kerja sama ini dilakukan GO-JEK untuk memberikan opsi yang lebih beragam kepada konsumennya dalam melakukan pengisian GO-PAY. Kini pengguna GO-PAY bisa melakukan isi saldo melalui semua gerai Alfamart, Alfamidi, Lawson, serta Dan+Dan di seluruh Indonesia.

Pengguna bisa mengisi saldo GO-PAY mulai dari nominal Rp20.000 hingga Rp500.000, dengan biaya administrasi senilai Rp2.000 untuk setiap pengisian.

Sebelumnya GO-PAY dapat diisi melalui ATM, internet banking, mobile banking dan melalui mitra driver GO-JEK. Hingga November 2017, GO-PAY telah bekerja sama dengan 14 bank dan 3 jaringan ATM (Prima, ATM Bersama dan Alto) yang dapat digunakan pengguna untuk melakukan pengisian saldonya.

Dalam sambutannya, CEO GO-JEK Nadiem Makarim menjelaskan bahwa kerja sama ini dilakukan sejalan dengan visi GO-PAY untuk membangun budaya cashless society di Indonesia.

Data Financial Index World Bank (2014) mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat inklusi keuangan terendah di kawasan Asia Tenggara, dengan tingkat kepemilikan tabungan di kalangan usia dewasa sekitar 36%. Ini lebih rendah dibanding Malaysia (81%), Singapura (96%) dan Thailand (78%).

“Penambahan metode isi saldo melalui gerai belanja fisik ini akan membuka akses bagi para pelanggan GO-JEK yang tidak memiliki rekening bank untuk dapat memanfaatkan layanan GO-PAY. Ini merupakan bukti komitmen kami untuk mendorong program pemerintah meningkatkan literasi keuangan di Indonesia,” ujar Nadiem.

Nadiem berharap dengan tambahan metode isi saldo melalui gerai belanja fisik ini, akan semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses dan memanfaatkan layanan digital wallet dan pembayaran elektronik. “Kami percaya dengan GO-PAY akan semakin banyak pelanggan dan masyarakat yang akan terekspos pada produk dan layanan jasa keuangan. Sekarang, lebih dari 400 ribu mitra driver GO-JEK juga telah menjadi agen inklusi keuangan, dengan melayani isi saldo GO-PAY.”

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Alfamart, Truemoney Hadirkan Layanan Pengiriman Uang Tunai

Truemoney mengumumkan peluncuran layanan terbarunya yang dijuluki “Truemoney Pengiriman Uang”. Solusi ini baru mengakomodasi pengiriman dan penerimaan uang di dalam negeri. Peluncuran ini turut dibarengi dengan jalinan kemitraan bersama Alfamart, yang akan berperan sebagai titik penyedia layanan.

[Baca juga: Pengusung TrueMoney Jalin Kemitraan dengan Ant Finansial]

Menariknya layanan baru ini bersifat cash-to-cash, yakni kirim tunai dan terima tunai. Hal ini berbeda dengan layanan sebelumnya yang dimiliki Truemoney yang memfokuskan pada transaksi cashless. Perusahaan pengusung Truemoney, PT Witami Tunai Mandiri, sudah mengantongi lisensi resmi e-money dari BI.

Layanan pengiriman yang memang bukan hal yang baru, namun menurut Direktur Operasional Truemoney Indonesia Rio da Cunha kerja samanya dengan Alfamart yang menjadi nilai plus, mengingat jangkauan minimarket tersebut juga sudah cukup luas.

 [Baca juga: Persaingan Indomaret dan Alfamart Merembet ke Kancah Digital]

Meskipun demikian, solusi ini tidak unik. Persaing Alfamart, yakni Indomaret, juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk layanan keuangan. Untuk layanan cash-to-cash sendiri, Western Union juga sudah bermitra lama dengan jaringan minimarket milik Salim Group tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Ubah Model Bisnis, Alfacart Kembali Jadi Unit Digital Alfamart (UPDATED)

Setelah Indosat Ooredoo menutup Cipika dan XL Axiata mempertimbangkan keikutsertaannya di Elevenia, satu layanan e-commerce lagi harus merestrukturisasi model bisnis dan kembali fokus ke layanan intinya. Alfacart, layanan e-commerce Alfamart, tidak lagi mengembangkan layanan marketplace dan fokus di bisnis grocery online (barang sehari-hari) dan toko virtual Alfamind.

Menurut informasi yang kami peroleh, sekitar 50% karyawan Alfacart bakal di-layoff.

Sekitar 3 bulan lalu, CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan pihaknya sedang menyiapkan Alfacart 2.0 yang akan menggandeng warung, toko tradisional dan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O (online-to-offline).

Sebelumnya COO dan CMO Alfacart Haryo Suryo Putro sempat menyebutkan pihaknya masih kesulitan mengintegrasikan Alfacart dengan berbagai gerai Alfamart di seluruh Indonesia, karena kebanyakan gerai berbentuk franchise yang dimiliki perseorangan.

Alfacart adalah hasil transformasi Alfaonline yang resmi beroperasi mulai bulan Mei 2016. Premis awal Alfacart adalah menjadi marketplace terlengkap dengan jaringan luas di seluruh Indonesia yang memanfaatkan gerai Alfamart yang berjumlah lebih dari 10 ribu buah.

Bisa dipastikan masa depan Alfacart kini tidak sesuai dengan harapan awal.

Update (23/6): Haryo dan Catherine dalam pertanyaan resminya mengungkapkan:

“Adanya perbedaan visi ini mendasari keputusan para eksekutif pimpinan untuk mengundurkan diri dari sisi operasional bisnis perusahaan.”

Disebutkan tidak ada layoff terhadap jajaran manajemen Alfacart. Mereka tidak lagi terlibat untuk kegiatan operasional, tapi akan terus membantu beberapa proyek strategis grup Alfamart, meskipun tidak dijelaskan dalam kapasitas apa.

 

Application Information Will Show Up Here

Alfacart Versi 2.0 Akan Sinergikan Konsep O2O untuk Warung dan Toko Tradisional

Setelah menjalankan usaha selama 10 bulan, layanan e-commerce Alfacart berencana untuk melancarkan strategi baru. Masih mengandalkan skema online-to-offline (O2O), jelang HUT Alfacart yang pertama, kerja sama dengan merchant akan diperluas ke jaringan external.

Jika sebelumnya mengedepankan kerja sama dengan 90% gerai Alfamart di Indonesia, kini layanan e-commerce besutan PT Sumber Alfaria Trijaya ini akan menggandeng warung, toko tradisional dan ritel offline lainnya sebagai jaringan O2O. Inisiatif akan dihadirkan bersama pembaruan versi 2.0 dari sistem Alfacart.

“Alfacart versi 2.0 ini kami usung setelah melihat perkembangan perusahaan kami yang begitu pesat melalui strategi O2O yang telah kami pilih ketika masuk saat itu serta mempertimbangkan kebutuhan masyarakat modern di Indonesia. Selama 10 bulan ini kami melihat, konsep O2O telah menjadi kunci keberhasilan Alfacart.com menjadi e-commerce terbesar di Indonesia untuk barang kebutuhan sehari-hari,” kata CEO Alfacart Catherine Sutjahyo.

Strategi ini diambil oleh Alfacart dengan harapan dapat menambah lebih banyak lagi jumlah jaringan O2O di luar grup Alfamart yang selama ini menjadi andalan dari Alfacart. Nantinya komunitas tersebut akan dikumpulkan menjadi Kios AKU (Alfacart Komunitas Usaha).

Hingga kini tercatat 7 mitra (diluar Alfamart) telah bergabung dengan komunitas AKU. selain menambah jumlah mitra, Alfacart juga sudah mulai melakukan uji coba (Beta test) untuk penggunaan barcode untuk mitra baru tersebut selama 1 bulan terakhir. Nantinya penggunaan barcode bukan hanya untuk gerai Alfamart saja tapi semua warung hingga toko tradisional yang telah bergabung dalam AKU.

“Tidak dapat dipungkiri O2O sudah menjadi kebutuhan semua layanan e-commerce jika ingin bertahan di bisnis ini. Berdasarkan pengalaman kami ditahun 2016 lalu sekitar 80% konsumen masih memilih untuk membayar transaksinya secara tunai di payment point kami, tidak hanya itu 70% konsumen juga menginginkan fleksibilitas dalam mengambil barang belanjaannya di Pick Up Point kami ” ujar Catherine.

Perluas kemitraan dengan UKM dan brand ternama

Fokus baru Alfacart yang berupaya untuk menggandeng lebih banyak jaringan luar dari kalangan UKM juga akan didukung dengan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Terutama untuk membantu membesarkan UKM Indonesia dan juga bekerja sama dengan brand besar seperti Samsung, Unilever, Danone, L’oreal, hingga Nutricia.

“Manajemen melihat perubahan ini sangat baik dan harus dilakukan. Maka sesegera mungkin versi 2.0 akan kami rampungkan. Dari sekarang kami sudah memulai membangun infrastrukturnya. Harapan kami dengan versi 2.0, Alfacart.com dapat lebih melesat di tahun ini serta mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia” tutup Catherine.

Application Information Will Show Up Here

LINE dan Alfamart Jalankan Kolaborasi Pemasaran

Bertujuan untuk menjangkau lebih banyak pengguna menjadikan alasan utama mengapa akhirnya kemitraan strategis antara Line dan Alfamart dilancarkan. Line sebagai layanan messaging yang memiliki user base tinggi di kalangan millennial, menarik berbagai brand untuk mengadakan kemitraan. Hal tersebut juga diungkapkan President Director Alfamart Hans Prawira.

“Selama ini akun Alfamart di Line telah berhasil mengumpulkan subscriber sebanyak 8,8 juta orang, untuk melancarkan engagement yang terpadu kemitraan strategis antara Line dan Alfamart kemudian kami lakukan.”

“Untuk mendapatkan potongan voucher hingga Rp 25 ribu di Alfamart,  konsumen cukup mengunduh aplikasi Line, lalu add akun Alfamart dan secara langsung akan menerima kode voucher yang bisa digunakan saat berbelanja di toko kami,” kata Hans.

 

Misi “Closing the Distance” dari LINE

Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan yang memberikan sambutan. Selama ini Ongki melihat masifnya pelanggan setia Alfamart, yang kebanyakan ibu rumah tangga, merupakan pasar yang ingin dijangkau LINE.

Untuk memastikan tidak terjadinya redundant terkait akun pengguna Line, validasi dan verifikasi sepenuhnya memanfaatkan nomor smartphone pengguna. Jika pengguna memiliki lebih dari satu akun Line dan ingin melakukan penukaran voucher di satu nomor  smartphone, hal tersebut tidak akan diizinkan.

“Sejak tahun 2013 Line dan Alfamart telah melakukan kolaborasi dengan hasil yang terbilang positif, sesuai dengan misi dari Line yang ingin mendekatkan jarak bukan hanya kepada pengguna tetapi juga kepada brand agar bisa lebih mudah berinteraksi dan melakukan engagement dengan pelanggan,” kata Ongki.

Selama dua tahun beroperasi di Indonesia, pengguna aktif Line naik hingga 200% dan aplikasi Line telah diunduh lebih dari 90 juta pengguna.

Kemitraan yang baru dikenalkan seperti platform e-money LINE Pay e-Cash, yang bekerja sama dengan Bank Mandiri, juga dapat digunakan untuk berbelanja di Alfamart secara cashless.

Application Information Will Show Up Here

Alfacart Temukan Potensi Pasar di Luar Jabodetabek

Salah satu layanan e-commerce Indonesia Alfacart mengungkapkan potensi besar yang hadir di daerah-daerah Jawa Timur, khususnya Malang dan Sidoarjo. Kota Malang dan Sidoarjo merupakan kota dengan sumbangsih transaksi terbesar bagi Alfacart setelah DKI Jakarta. Malang di posisi kedua dengan 12,06% dan Sidoarjo di posisi ketiga dengan 6,06%, di bawah DKI Jakarta dengan angka persentase mencapai 14,21%. Pendekatan Online-to-Offline (O2O) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka transaksi di daerah-daerah.

Munculnya dua kota di luar Jabodetabek ini meyakinkan Alfacart bahwa euforia dan potensi e-commerce tidak hanya hadir di wilayah Jabodetabek, tetapi juga wilayah lain seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan hingga ke Makassar. Chief Executive Officer Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo menyebutkan bahwa dengan data-data yang diperoleh timnya pihaknya akan mulai mencermati pasar-pasar lain di luar Jabodetabek dan harus menyesuaikan sesuai dengan karakteristik kebutuhan mereka.

“Data transaksi terbaru Alfacart.com di tiga bulan pasca peluncuran sangat menggembirakan bagi kami karena selain kehadiran Alfacart.com disambut baik oleh pasar, kami juga menemukan fakta baru bahwa pasar e-Dagang tidak lagi hanya terkonsentrasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Wilayah di luar Jakarta, seperti Malang dan Sidoarjo, serta kota-kota lain seperti Rembang dan Klaten Jawa Tengah, Pontianak, serta Makassar pun menjadi pasar yang harus semakin kami cermati agar kami kian tepat dalam menghadirkan layanan yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan mereka yang tentunya sangat beragam,” ujar Catherine.

Catherine juga menambahkan bahwa ditemukannya banyak transaksi yang berasal dari luar wilayah Jakarta mengindikasikan keinginan konsumen terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh barang atau produk terkini dengan kualitas dan periode waktu yang sama, termasuk dengan harga yang tidak terlalu jauh berbeda atau bahkan sama.

Dari segi kategori pembeli-pembeli dari luar Jabodetabek ini memiliki keunikan preferensi belanja tersendiri. Kategori-kategori yang paling banyak diminati selain fashion dan gadget adalah kategori yang selama ini banyak dipilih untuk belanja langsung, seperti makanan dan minuman, keperluan rumah dan dapur, dan perlengkapan kantor. Bahkan untuk kategori makanan dan minuman menempati posisi teratas di beberapa kota, termasuk Malang dan Sidoarjo.

Salah satu temuan lain dari data-data yang didapat oleh pihak Alfacart adalah O2O ternyata menarik bagi pelanggan. Dari laporan triwulan Alfacart disebutkan pendekatan O2O khususnya layanan Pick Up di gerai Alfamart mendapatkan respon yang cukup tinggi. Sebanyak 84% pelanggan di wilayah Jakarta dan 90,73% pelanggan di luar Jakarta melakukan pengambilan barang di toko Alfamart yang berfungsi sebagai pick up point.

Catherine menjelaskan bahwa kecenderungan hal tersebut merupakan konfirmasi efektivitas kolaborasi Alfacart dengan lebih dari 7000 gerai Alfamart yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Layanan O2O juga membantu para konsumen yang belum memiliki kartu debit atau kartu kredit untuk tetap dapat menikmati belanja kebutuhannya di Alfacart.com. Dukungan jaringan Alfamart juga membantu optimalisasi distribusi produk-produk yang dipesan dari Alfacart.com ke tangan pelanggan,” ungkap Catherine.

Application Information Will Show Up Here

Kendala Rencana Integrasi Alfacart dan Gerai-Gerai Alfamart

Salah satu prioritas layanan online Alfacart yang ingin diwujudkan pada kuartal ketiga 2016 adalah mengintegrasikan setidaknya 90% toko-toko Alfamart dan Alfacart untuk mendukung skema O2O yang menjadi andalannya. Sejauh ini, impian ini masih terkendala banyaknya gerai franchise Alfamart yang biasanya dimiliki perorangan.

Layanan e-commerce besutan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk ini memberdayakan skema online-to-offline dan jaringan pick up point. Alfacart adalah bentuk transformasi baru toko online Alfamart yang sebelumnya bernama Alfaonline. Layanan ini resmi meramaikan pasar e-commerce Indonesia pada akhir Mei 2016.

“Hingga kini kami masih kesulitan untuk mengintegrasikan franchise Alfamart dan Alfacarrt yang ke depannya bisa menjadi opportunity bagi kami di Alfacart. Kami akan terus mencari solusi untuk mengatasi kendala tersebut,” kata COO dan CMO Alfacart Haryo Suryo Putro kepada DailySocial

Terintegrasinya semua gerai Alfamart dan Alfacart akan menambah titik-titik yang bisa digunakan konsumen untuk mengambil barang belanjaannya dan mempermudah konsumen untuk berbelanja, hal tersebut yang saat ini menjadi fokus dari tim Alfacart.

“Bagi kami di Alfacart, saat ini harus terus agresif mengejar ketinggalan. Fokus kita masih berusaha meningkatkan penetrasi ke pasar, meningkatkan brand awareness ke pasar, dan artinya perlu menambah tim,” kata Haryo.

Alfacart masih terus menambah tim yang diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis yang ada dan memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait platform yang dimiliki Alfacart selama 4 bulan terakhir. Peluncuran aplikasi Alfacart di Android dan iOS diharapkan mendorong lebih banyak pengguna menggunakan aplikasi mobile untuk berbelanja di platform miliknya.

End goal kita adalah agar semua pengguna terbiasa dan menyukai aplikasi mobile dari Alfacart. Dengan demikian bisa mendorong penggunaan aplikasi mobile Alfacart lebih banyak lagi,” kata Haryo.

Rencana lain yang akan diimplementasikan oleh Alfacart adalah pindah gedung kantor ke kawasan Serpong. Disebut-sebut gedung kantor tersebut akan dilengkapi fasilitas, desain,dan dekorasi dengan signature style Alfacart.

“Gedung kantor yang nantinya akan kami tempati merupakan bagian dari rencana awal Alfacart. Dengan demikian bisa membantu tim kami untuk bekerja lebih baik. Di sisi lain kami juga berusaha untuk meningkatkan efficiency, tidak hanya kepada brand awareness,” kata Haryo.

Application Information Will Show Up Here

Alfamart Luncurkan Toko Virtual Alfamind sebagai Strategi Franchise Online

Demi membidik rekanan toko untuk meningkatkan pilihan produk online yang lebih luas, Alfamart baru saja meluncurkan layanan barunya berupa toko virtual. Bernama Alfamind, toko virtual tersebut memungkinkan pengguna untuk memiliki sebuah kanal perbelanjaan di jaringan Alfamart. Bentukan dari Alfamind adalah aplikasi mobile 3D yang mengadopsi teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality .

Dengan mengusung konsep online marketplace B2B, konten produk di Alfamind nantinya tidak hanya berasal dari Alfamart saja, melainkan juga akan merekrut toko-toko untuk menjadi mitra. Ke depan, sistem Alfamind akan terintegrasi dengan layanan e-commerce Alfacart yang sebelumnya sudah diluncurkan untuk kalangan konsumer.

“Jika sekarang ada franchise toko fisik, nantinya juga akan ada franchise toko virtual,” ujar Direktur Utama Alfamart Anggara Hans Prawira.

Saat ini para mitra sudah bisa mulai mendaftarkan diri ke Alfamind melalui aplikasi Android yang telah dirilis. Alfamind juga memiliki komitmen untuk memberdayakan UMKM, khususnya yang memproduksi kerajinan Indonesia untuk dapat menjual hasil karyanya melalui saluran distribusi virtual Alfamind.

E-commerce adalah sistem penjualan yang pasif. Alfamind dan mitra-mitranya akan mendorong aktivitas e-commerce Alfamart menjadi lebih aktif. Jadi, ini model bisnis baru, tokonya virtual dan model penjualannya direct selling,” ujar Hans.

Alfamart sendiri meyakini, bahwa ke depan bisnis ritel tidak bisa menjadi bagian yang dipisahkan lagi. Pendekatan digital tersebut mencakup banyak aspek, mulai dari sisi komunikasi internal, penjualan produk, penumbuhan hubungan dengan konsumen melalui alat-alat pemasaran digital hingga penyediaan tenaga kerja baru.

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Kini Didukung Pembayaran Instan Melalui Gerai Alfamart

Tokopedia hari ini resmi mengumumkan telah menambah pilihan pembayaran instan mereka. Kali ini giliran Alfamart yang digandeng untuk memudahkan pembayaran pengguna Tokopedia. Ini adalah kali ketiga Tokopedia menyediakan pembayaran instan menggandeng perusahaan retail yang memanfaatkan gerainya sebagai loket pembayaran. Sebelumnya Tokopedia juga telah bekerja sama dengan Indomaret dan 7-eleven untuk hal yang sama.

“Toppers (pengguna Tokopedia – Ed) kini bisa membayar pesanannya melalui gerai Alfamart terdekat. Tanpa harus memiliki rekening tabungan, siapa saja dapat semakin mudah berbelanja di Tokopedia,” ujar Vice President Tokopedia Melissa Siska Juminto.

Salah satu keunggulan pembayaran instan ini adalah proses konfirmasi pembayaran yang otomatis. Pembeli tinggal membayar ke kasir Alfamart, saat proses pembayaran selesai secara otomatis pembayaran akan diverifikasi dan pesanan akan langsung diteruskan ke penjual.

Melissa lebih jauh juga menjelaskan bahwa dengan metode pembayaran ini tidak hanya menguntungkan pembeli tetapi juga menguntungkan menjual. Menurutnya, proses verifikasi dan notifikasi langsung masalah pembayaran dan pesanan membantu pemrosesan order lebih cepat. Ia melanjutkan hal ini bisa meningkatkan reputasi toko online penjual yang bersangkutan.

Pembayaran melalui Alfamart adalah metode pembayaran instan ke sekian milik Tokopedia. Sebelumnya Tokopedia juga menerima pembayaran melalui mandiri clickpay, mandiri e-cash, BCA KlikPay, KlikBCA, e-Pay BRI, Indomaret, 7-Eleven, Pos Indonesia, Kartu Kredit, dan Saldo Tokopedia.

Pendekatan menyediakan pembayaran di gerai-gerai semacam Alfamart, Indomaret, dan 7-eleven memang cocok untuk coba menjaring pengguna yang belum tersentuh akses bank dan juga pelanggan yang tersebar di daerah-daerah.

Application Information Will Show Up Here

Alfaonline Tunjuk Catherine Hindra Sutjahyo sebagai CEO

Sukses menjadi salah satu toko waralaba terkemuka di Indonesia, Alfamart mulai fokus untuk melebarkan bisnisnya dengan memanfaatkan jalur online. Melalui Alfa Online yang awalnya hanya berfungsi sebagai additional channel, saat ini semakin serius untuk mengembangkan channel tersebut, sebagai e-commerce terdepan di Indonesia.

Strategi yang dilancarkan oleh Alfamart tentunya menjadi sangat relevan saat ini, ketika industri e-commerce makin menjamur dan masyarakat Indonesia pun semakin terbiasa dengan pola, transaksi hingga sistem pembayaran yang ditawarkan.

Alfaonline situs belanja online yang terintegrasi dengan jaringan minimarket Alfamart, mencoba untuk menawarkan kemudahan, kecepatan dan kelengkapan produk dengan memanfaatkan jaringan yang ada.

Rencana dari Alfaonline untuk mulai merambah dunia online ditandai dengan bergabungnya Catherine Hindra Sutjahyo sebagai Chief Executive Officer (CEO). Sosok Catherine selama ini tentunya sudah tidak asing lagi di dunia startup Indonesia. Wanita kelahiran Surabaya 14 Januari 1983, sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Pengelola Zalora Indonesia.

Saat ini Catherine dipercaya sebagai CEO Alfaonline dan seterusnya bertanggung jawab untuk memperluas usaha dan mengembangkan bisnis yang ada.

“Saya merasa sangat terhormat dan senang atas kesempatan untuk menjadi bagian dari Alfaonline, ke depan Alfaonline akan menjadi e-commerce yang memungkinkan semua kalangan merasakan mudahnya berbelanja online” ujar Catherine.

Menjual produk bervariasi untuk semua kalangan

Saat ini jaringan Alfamart hanya menjual kebutuhan sehari-hari yang kerap dibutuhkan oleh masyarakat umum, nantinya dengan kehadiran Alfaonline akan dijual pula produk yang lebih beragam seperti produk fashion, gadget, elektronik dan kebutuhan gaya hidup lainnya. Semua produk ini dengan mudah bisa dibeli oleh seluruh masyarakat Indonesia, memanfaatkan jaringan Alfamart yang sudah tersebar di pelosok Indonesia.

Dengan menerapkan strategi online-to-offline (O2O) bisa dipastikan Alfaonline akan menjadi pilihan baru, mudah dan cepat untuk masyarakat Indonesia. Alfaonline akan memberikan kebebasan dan kemudahan kepada pembeli untuk memilih produk yang di inginkan kemudian bisa langsung diambil di seluruh jaringan Alfamart di Indonesia, atau diantar langsung ke rumah.

“Alfaonline juga nantinya diharapkan menjadi perusahaan e-commerce O2O (Online-to-Offline) terbesar di Indonesia, yang memungkinkan para pelanggan untuk membayar, mengambil, produk di toko- toko Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Chatherine.

Saat ini Alfaonline telah  bekerja sama dengan ATRI Distribusindo untuk proses pengiriman barang. Namun demikian fokus utama dari Alfaonline adalah dengan memaksimalkan jaringan distribusi Alfamart yang luas terdiri dari, 31 pusat distribusi, dengan 11 ribu lebih toko Alfamart yang tersebar di lebih dari 500 kota madya dan kabupaten se-Indonesia.

Melalui toko Alfamart, konsumen Alfaonline bisa melakukan pembayaran, pengambilan barang dari toko (Alfaonline Pick Up Point). Layanan ini telah tersedia di 6.200 toko Alfamart se-Indonesia, untuk produk kebutuhan harian yang dijual di Alfamart.

Selain itu, produk dengan keterangan “dijual oleh Alfaonline” sudah dapat diambil di lebih dari 300 toko Alfamart di daerah Jakarta dan Tangerang. Nantinya, pick up point bagi produk tersebut juga akan tersedia di toko Alfamart seluruh Indonesia, serta beberapa ruang publik yang tentunya mudah untuk diakses.

“Saat ini sebagian besar transaksi belanja online terpusatkan di kota-kota besar. Dengan adanya Alfaonline, kami ingin membuka kesempatan untuk semua kalangan di mana pun lokasinya melalui jaringan Alfamart yang tersebar luas,” kata Catherine.

Kehadiran Catherine Hindra Sutjahyo Sebagai CEO perempuan nampaknya memang menjadi wajah baru yang “fresh” dan sangat menjanjikan dilihat dari prestasi yang telah diukir. Apakah nantinya Catherine bisa membawa Alfaonline menjadi salah satu e-commerce terdepan dan Indonesia menghadapi semua kendala “unik” yang ada.

Salah satu kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku e-commerce saat ini adalah masih minimnya kemampuan untuk melayani seluruh masyarakat di Indonesia. Hal tersebut nampaknya yang ingin dimanfaatkan oleh Alfaonline, dengan menjangkau lebih banyak konsumen di seluruh pelosok Indonesia. Apakah nantinya produk dan layanan yang ditawarkan bisa direspon dengan baik oleh pelanggan? Tentunya hal tersebut yang akan menjadi tantangan dari Catherine selaku CEO baru Alfaonline.