Tips Bagi Startup di Indonesia dalam Memilih Layanan Cloud

Bagi bisnis modern, memiliki fondasi platform komputasi yang kuat merupakan sebuah kebutuhan. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi startup dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang tak jarang hanya memiliki investasi modal yang terbatas. Untungnya varian layanan cloud computing kini mulai banyak menyajikan varian yang lebih bersahabat bagi startup dan UMKM. Sehingga memungkinkan startup dan UMKM tersebut untuk memiliki sebuah fondasi layanan komputasi yang berperforma kuat, memiliki skalabilitas tinggi dan bersahabat dari sisi harga.

Namun penting untuk diketahui bahwa pemilihan layanan cloud oleh perusahaan rintisan (startup dan UMKM) juga harus tepat. Jangan sampai investasi yang dikucurkan malah menjadi beban tersendiri, karena apa yang dibeli tidak bisa mendongkrak performa bisnis secara signifikan. Untuk itu berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dicermati oleh perusahaan rintisan di Indonesia dalam memilih layanan cloud.

Buatlah sebuah perencanaan, demi mendapatkan efektivitas

Sebelum berbelanja layanan cloud untuk bisnis, penting bagi CTO (Chief Technology Officer) atau tim teknis lainnya untuk mengidentifikasi, apa saja layanan yang dibutuhkan dalam bisnis dan bisa dioptimalkan dengan penggunaan cloud. Contoh sederhana untuk sistem email, layanan CRM, hosting website dan sebagainya. Tentukan mana saja yang bisa dioptimalkan dengan cloud, ketimbang mengelola sistem secara mandiri (on-premise).

Perencanaan di dalamnya juga termasuk jenis plan yang akan dilanggan. Pada umumnya layanan cloud dijual dalam bentuk paket berlangganan. Pastikan perusahaan rintisan memilih jenis plan sesuai dengan kebutuhan, dengan pertimbangan layanan cloud cukup fleksibel jika suatu saat membutuhkan sumber daya yang lebih besar seiring dengan meningkatnya traksi bisnis.

Tak harus langsung membeli, bisa mencoba dulu

Dari begitu banyaknya layanan cloud dan jenis fitur yang ditawarkan, kadang memberikan kegundahan tersendiri bagi pengambil keputusan. Bimbang dengan sebuah pertanyaan “apakah layanan ini akan cocok dengan aplikasi/platform yang dibuat?”, “apakah memiliki dukungan teknis yang baik?” dan sebagainya. Untuk itu tidak ada salahnya bagi perusahaan rintisan untuk mencoba terlebih dahulu versi trial untuk beberapa waktu sembari merasakan kecocokan layanan dengan sistem yang dibangun.

Tidak semua penyedia layanan cloud memberikan layanan percobaan gratis, namun tak sedikit juga yang menghadirkannya. Nah, perusahaan rintisan bisa mulai mencoba beberapa layanan tersebut. Sebagai contoh layanan cloud untuk startup dan UMKM yang memberikan versi trial untuk percobaan pengguna adalah Alibaba Cloud. Pengguna bisa melakukan pendaftaran gratis untuk percobaan layanan yang dihadirkan. Dalam fase percobaan ini pengguna bisa menganalisis, apakah sudah cocok atau belum layanan cloud dengan sistem yang telah dikembangkan.

Demografi pengguna menjadi salah satu faktor penentu

Walau bagaimana pun, konsumen adalah prioritas penting bagi sebuah bisnis. Untuk itu dalam memilih sebuah fondasi layanan komputasi, penting bagi perusahaan rintisan untuk mengidentifikasi bagaimana demografi penggunanya nanti. Demografi pengguna di sini termasuk di dalamnya sasaran pasar dan karakteristik pengguna.

Ambil contoh sebuah startup e-commerce, mereka menjual barang dagangan produk pakaian. Dan sasarannya adalah konsumen muda di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta hingga Makassar. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua calon konsumen di wilayah tersebut memiliki akses konektivitas sangat cepat. Maka dapat disiasati dengan pemilihan cloud server yang memiliki performa tinggi untuk diakses di wilayah tersebut. Sehingga mampu memberikan akses yang lebih stabil.

Di Indonesia berbagai hal selalu bombastis pada musimnya. Misalnya sekarang sedang bulan Ramadan, maka ritel online yang menjual baju muslim akan kebanjiran pengunjung. Namun tatkala di bulan biasa, trafik pengunjung akan biasa-biasa saja. Skalabilitas seperti ini juga harus menjadi pertimbangan. Sehingga bisnis dapat mengucurkan investasi untuk layanan yang lebih efisien. Ketika traksi naik dengan mudah pengguna melakukan upgrade, begitu pun sebaliknya.

Best practice dan testimoni pengguna juga menjadi faktor penting ketika memilih sebuah layanan cloud. Karena biasanya penyedia layanan cloud juga akan terus berimprovisasi dengan kebutuhan bisnis masa kini.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Memanfaatkan Teknologi Cloud Computing untuk Optimalkan Kinerja Bisnis

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.

Lalu bagaimana memanfaatkan teknologi cloud computing untuk mengoptimalkan kinerja bisnis? Beberapa hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan bagi bisnis tatkala ingin menggunakan cloud computing untuk kegiatan produktifnya.

Melihat kemampuan dan kebutuhan

Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, sepeti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.

Toko online yang menjual baju muslim umumnya akan mendapatkan pengunjung membludak saat di bulan Ramadhan atau mendekati Hari Raya Idul Fitri, sementara di hari-hari biasa pengunjungnya tidak begitu signifikan. Model upgrade/downgrade layanan cloud dapat dilakukan secara fleksibel untuk mensiasati keadaan ini. Ketika pengunjung membludak, dengan mudah pemelihara sistem dapat menaikkan kekuatan daya, baik itu server hingga bandwidth. Dan ketika mereda bisa diturunkan sesuai kebutuhan. Hal ini tidak berlaku ketika bisnis memilih pendekatan konvensional, karena hardware akan lebih sulit disesuaikan dengan kebutuhan yang fluktuatif.

Menggunakan SaaS (Software as a Services) untuk layanan siap saji

SaaS merupakan salah satu model layanan cloud yang memungkinkan pengguna untuk dapat langsung memanfaatkan layanan yang ada secara berlangganan. Saat ini sudah terdapat berbagai macam layanan SaaS, dari sistem email, sistem penyimpanan, sistem produksi sampai sistem untuk analisis data. Pengguna bisnis, khususnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau startup dapat memanfaatkan berbagai layanan SaaS untuk menghemat pengeluaran teknologi, karena bisnis bisa menggunakan layanan secara bertahap sesuai kebutuhan.

Ketika bisnis hanya terdiri dari 10 anggota tim, maka mereka cukup membayar 10 voucher berlangganan, begitu bertambah dengan mudah bisnis juga dapat membelinya lagi. Ketimbang harus mengembangkan software secara mandiri yang memakan biaya lebih banyak, untuk CRM (Customer Relationship Management) misalnya, dengan berlangganan SaaS, pembiayaan pengembangan dapat dioptimalkan untuk kebutuhan lain, karena bisnis bisa berlangganan sesuai dengan kebutuhannya.

Mengenal PaaS dan IaaS untuk menjadi fondasi aplikasi bisnis

Namun ketika bisnis sudah memiliki aplikasi sendiri, misalnya layanan e-commerce, yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengandalkan SaaS, karena platform yang dibutuhkan sangat custom, maka layanan cloud yang dipilih dapat berupa PaaS (Platform as a Services) atau IaaS (Infrastructure as a Services). PaaS memungkinkan pengguna untuk dapat memanfaatkan sistem server atau layanan cloud yang siap untuk meletakkan aplikasi yang dikembangkan. Tidak perlu memikirkan alokasi sumber daya komputasi (Sistem Operasi, Firewall, dll), pengembang hanya perlu menyesuaikan platform yang dibutuhkan.

Namun jika memang memiliki kebutuhan yang lebih custom, pengguna dapat memanfaatkan IaaS. Pengguna dapat memilih secara mandiri sumber daya yang ingin diterapkan dalam server virtual yang digunakan. Ibaratnya penyedia layanan cloud hanya akan menyediakan hardware dan kebutuhan sesuai dengan permintaan. Tak seperti PaaS, semua sudah dikemas dalam layanan yang siap digunakan untuk deployment. Baik itu PaaS ataupun IaaS juga mengusung aturan dasar cloud computing, yakni harus mampu memenuhi kebutuhan penggunanya secara dinamis. Jadi jika sewaktu-waktu memerlukan alokasi sumber daya lebih, maka hanya semua melakukan order online pengguna dapat menambahnya.

Pilih layanan cloud yang terpercaya

Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Topik Menarik tentang Komputasi Awan untuk Tingkatkan Performa Teknis Hadir di Echelon Indonesia 2016

Salah satu stage dari tiga yang disediakan oleh acara Echelon Indonesia 2016 akan menghadirkan bahasan menarik tentang komputasi awan. Pembicaranya adalah engineer dari layanan cloud milik Alibaba.

Xianglong Huang, Head of Elastic Computing Services di Aliyun akan berbicara tentang ‘Elastic Computing Techniques For Enterprise Users’ di ajang Echelon Indonesia 2016. Aliyun adalah layanan cloud yang berada di balik ekosistem online dan mobile commerce Alibaba yang juga menyediakan layanan cloud untuk perusahaan umum.

Komputasi awan atau cloud kini menjadi bagian penting dalam perkembangan teknologi, baik untuk perusahaan madium – mapan maupun startup. Peran penting cloud yang bisa diandalkan tidak akan bisa dihindari dalam ekosistem digital.

Aliyun yang merupakan bagian dari Alibaba Group adalah salah satu sponsor acara Echelon Indonesia 2016. Aliyun sendiri merupakan layanan cloud nomor pertama di Tiongkok dan telah melayani lebih dari 1.800.000 konsumen di seluruh dunia untuk keperluan networking serta TI mereka.

ECID2016

Sebagai ajang konferensi internasional, Echelon Indonesia 2016 dapat menjadi platform bagi startup, SME, dan perusahaan berbasis teknologi untuk membawa bisnis ke level selanjutnya. Innovate – Developer – Empower adalah tiga kata kunci yang diterjemahkan dalam gelaran acara dua hari ini.

Echelon Indonesia 2016 akan digelar pada tanggal 5-6 April 2016 di Balai Kartini, Jakarta. Penjualan tiket saat ini telah dibuka dan tersedia diskon 20 persen dalam waktu terbatas dengan menggunakan kode “EMPOWER20”.