Studio Game Lokal Anantarupa Terima Pendanaan Awal 47 Miliar Rupiah dari Greenwillow

Startup pengembang game lokal Anantarupa Studios mengumumkan penutupan pendanaan tahap awal senilai $3 juta (lebih dari 47 miliar Rupiah). Putaran ini dipimpin oleh Oriza Greenwillow Technology Fund, VC asal Singapura.

Dana segar akan digunakan untuk mempercepat ekspansi regional Lokapala, gim MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) lokal yang dibuat Anantarupa, dan menyiapkan pengembangan IP/konten Lokapala. Penandatanganan investasi ini difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah terhadap industri gim dan kekayaan intelektual nasional.

Dalam keterangan resmi, Managing Partner Oriza Greenwillow Technology Fund Loh Wai Keong menyampaikan, Anantarupa Studios mengembangkan karakter-karakter dalam Lokapala berdasarkan kesatria legendaris dalam berbagai kekayaan sejarah dan budaya di Indonesia dan Asia Tenggara. Para kesatria legendaris ini akan beresonansi dengan kuat bersama para pemain di sini dan membentuk koneksi secara emosional maupun kultural.

Menurutnya, konten gim Lokapala yang unik dapat menjadi IP unggulan dalam industri konten lain yang selalu membutuhkan konten-konten baru, seperti komik, animasi, film, medium bercerita lainnya, serta merchandising dan gamifikasi konten edukasi.

“Seluruh sektor ini tentunya akan membentuk kekuatan ekonomi kreatif baru yang berbasis IP bagi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya, serta mampu membuka lapangan pekerjaan baru bagi para milenial.” ucapnya.

CEO Antarupa Studios Ivan Chen mengatakan, dalam ekosistem esports, mata rantai bisnisnya terpusat pada komoditas utama, yaitu gimnya. Pihaknya melihat Lokapala sebagai IP Indonesia punya potensi besar untuk menembus pasar global.

“Untuk itu kami juga mempersiapkan pengembangan IP Lokapala dengan berkolaborasi bersama sektor lain untuk memproduksi komik, animasi, film, musik, dan merchandising. Kami berharap Lokapala dapat membawa IP Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Ivan.

Potensi bisnis gim

Ivan melanjutkan, mengutip dari data yang ia peroleh, industri gim adalah industri konten atau IP terbesar di dunia yang mampu menyumbang transaksi hingga Rp3.200 triliun pada 2022. Jumlah ini tiga kali lebih besar daripada industri film di dunia. Menurut riset, sebanyak 61% dari total transaksi industri gim seluler mencapai $136 miliar di 2022, meningkat 170% lebih cepat dari pertumbuhan industri secara menyeluruh.

Potensi tersebut menarik sejumlah pemodal ventura ternama yang berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rp12 triliun di 2023 untuk industri gim di Asia Tenggara. Oleh karenanya, industri gim diharapkan mampu memperoleh porsi investasi yang signifikan di antara negara Asia Tenggara lainnya.

Ivan berambisi bahwa Lokapala punya peluang besar untuk menguasai pasar Asia Tenggara, mengingat 90% pemain gim di regional ini memainkan gim esports. Bahkan, beberapa negara di Asia Tenggara mulai mengembangkan wisata esports sebagai program pariwisata di negaranya karena esports menjadi medium komunikasi bagi generasi muda, melintasi batasan-batasan budaya dan bahasa.

Saat ini, Anantarupa Studios sedang mempersiapkan uji server untuk kawasan Asia Tenggara, serta mengembangkan beberapa mode gim dan fitur baru, seperti Battle Pass dan inter-regional matchmaking untuk mengakomodasi para pemain lintas negara.

Lokapala adalah IP dari Anantarupa Studios dan dipublikasi oleh Dunia Games dan Upoint Games. Gim esports bergenre MOBA 5v5 ini mengutamakan strategi dan kerja sama tim dengan sentuhan budaya nusantara. Adapun Anantarupa Studios didirikan oleh Ivan Chen dan Diana Paskarina pada 2011, berfokus pada pengembangan bisnis custom game, AR, VR, dan layanan B2B lainnya.

Visi perusahaan adalah menjadi leading IP developer di Indonesia, dengan mengangkat kekayaan warisan budaya Indonesia dan memperkenalkan ke pasar global. Pada 2018, perusahaan bertransformasi menjadi perusahaan gim dengan genre MOBA. Timnya telah mencapai lebih dari 80 orang.

Application Information Will Show Up Here

Brio Virtual Drift Challenge 2 Kembali Hadir dengan Visual Lebih Apik dan Kompetisi Lebih Menantang

PT Honda Prospect Motor (HPM) secara resmi memperkenalkan Brio Virtual Drift Challenge (BVDC) 2 pada tanggal 7 Oktober 2021 kemarin. Dikembangkan oleh Anantarupa Studios, BVDC 2 melanjutkan jejak game sebelumnya dan kembali menantang para pemain untuk melangsungkan atraksi slalom dalam waktu tercepat.

BVDC 2 menggunakan seluruh tipe Honda Brio, termasuk halnya Honda Brio RS Urbanite sebagai opsi mobil yang dapat dipilih oleh para pemain. Dengan mengikuti petunjuk arah yang tampil pada layar, pemain diajak untuk melakukan atraksi slalom hingga mencapai garis finis. Pemain juga punya kesempatan untuk mendapatkan poin tambahan yang akan membantu mengurangi perolehan waktu pada akhir permainan.

BVDC 2 hadir dengan 21 trek baru yang terbagi dalam 7 latar belakang kota besar di Indonesia, di antaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, dan Medan. Supaya semakin relatable, pemain juga bakal menjumpai lokasi-lokasi ikonis dari masing-masing kota.

Di setiap kota, pemain harus melewati tantangan yang terbagi dalam tiga mode: Easy Mode, Medium Mode, dan Hard Mode. Ketiganya harus dimainkan secara bertahap sebagai syarat untuk melanjutkan ke kota berikutnya.

Guna menambah keseruan, Honda sudah berencana untuk menggelar kompetisi BVDC 2 sebanyak 7 seri, plus satu seri final yang akan mempertemukan sepuluh pemain tercepat dari tiap seri.

Tiap-tiap seri akan digelar dengan menggunakan trek khusus yang berbeda-beda dan dapat dimainkan dalam waktu 7 hari. Setiap harinya, masing-masing pemain bakal mendapatkan 10 kali kesempatan untuk mencatatkan waktu terbaiknya di leaderboard. Dengan kata lain, pemain punya total 70 kali kesempatan untuk setiap seri kompetisi.

Pada setiap seri, 30 peserta dengan catatan waktu tercepat akan mendapatkan merchandise menarik dari Honda. Honda juga telah menyiapkan total hadiah uang tunai sebesar 75 juta rupiah untuk 10 peserta teratas yang berlaga di seri akhir.

Kompetisi BVDC 2 ini akan berlangsung dari 21 Oktober 2021 hingga 7 Maret 2022. Berikut adalah jadwal lengkapnya:

Seri Jadwal Trek
Seri 1 21 – 16 Oktober 2021 Tugu Monas
Seri 2 3 – 9 November 2021 Tugu Pahlawan
Seri 3 17 – 23 November 2021 Monumen BLA
Seri 4 1 – 7 Desember 2021 Tugu Muda
Seri 5 19 – 25 Januari 2022 Tugu PKK
Seri 6 2 – 8 Februari 2022 Monumen Mandala
Seri 7 15 – 22 Februari 2022 Old City Hall
Seri Akhir 2 – 7 Maret 2022 Parkir Timur Senayan

Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor, mengatakan, “Setelah sukses menghadirkan BVDC tahun lalu, kali ini BVDC 2 hadir dengan rancangan permainan yang lebih menarik secara visual dan cara bermain serta hadiah yang lebih besar. Game ini dihadirkan untuk mempertahankan DNA sporty dari Honda dengan membawa semangat ‘Everyone Can Race’ kepada lebih banyak orang di Indonesia dengan kompetisi yang lebih seru dan menantang. Kami berharap, game serta kompetisi ini juga mendapatkan antusiasme yang besar dari para gamers.”

Buat yang tertarik berpartisipasi, Brio Virtual Drift Challenge 2 dapat diunduh di perangkat Android maupun iOS.

Saudara e-Sports Menjuarai Lokapala Melon Minor Tournament Season 2

Pada Melon Minor Tournament Season 1 kita melihat MORPH Team keluar sebagai juara, dengan kemenangan telak 3-0 melawan Nirvana ft Siam. Kini pada Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 ada tim Saudara e-Sports, yang berhasil menjadi juara setelah bertarung dengan cukup sengit dengan ZERO Esports.

Diikuti oleh 64 tim, Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 berlangsung selama 3 hari (24 – 26 Juli 2020). Perjalanan Saudara e-Sports terbilang cukup mulus menuju babak final. Sepanjang perjalanannya, Saudara e-Sports bermain solid dan berhasil mendapatkan kemenangan tanpa balas.

Saat pertandingan memasuki babak Semi-Final, Saudara e-Sports juga menang mulus, libas PKxERORR 2-0 dari seri best of 3. Pada sisi lain, Zero Esports sebagai penantang Saudara e-Sports sedikit terseok di babak Semi-Final. Mereka berhasil ditahan satu kali oleh ARCHANGEL. Namun Zero Esports bangkit lagi, melaju ke babak Final setelah menang 2-1 dalam seri best of 3 di Semi-Final.

Masuk babak Final Saudara e-Sports dan Zero Esport saling adu otot dengan keras, sehingga skor menjadi satu sama. Pada game 3, Saudara e-Sports mendapat angin segar setelah semua tower bagian luar tim Zero Esports hancur. Meski tinggal menembus menghancurkan bangunan Core, namun Zero Esports berhasil menahan dengan sekuat tenaga. Zero Esports memaksa permainan sampai Golem muncul di menit 25. Zero Esports yang kalah secara net-worth jadi kesulitan menghasilkan damage, sehingga Saudara e-Sports dengan mudah hancurkan golem musuh, dan amankan game ketiga.

Masuk game 4, Saudara e-Sports kembali mendapat momentum positif sejak awal permainan. Memiliki keunggulan net-worth dan skor kill, Saudara e-Sports segera memanfaatkan keadaan untuk terus menekan posisi Zero Esports. Tower atas dan tengah hancur sampai dalam, kini Saudara e-Sports tinggal mencari cara untuk menjebol bangunan Core.

Saudara e-Sports menggunakan taktik yang cukup brilian untuk mengamankan kemenangan. Memanfaatkan empat pemain saja, Saudara e-Sports memaksa pertarungan dan membuat kericuhan di mid lane. Sementara pemain-pemain Zero Esports teralih, ARCSTAR dengan Vijaya menyelinap ke arah base, menyerang bangunan Core sampai akhirnya hancur, dan memberi kemenangan kepada Saudara e-Sports.

Dengan ini, berikut pengisi peringkat 4 besar dari gelaran Lokapala Melon Minor Tournament Season 2.

Sumber: Anantarupa Studios
Sumber: Anantarupa Studios
  • CHAMPION – SAUDARA ESPORTS – Rp5.000.000,-
  • Peringkat 2 – ZERO ESPORTS – Rp3.750.000,-
  • Peringkat 3 – ARCHANGEL – Rp2.500.000,-
  • Peringkat 4 – PK X ERROR – Rp1.250.000,-

Selamat untuk para pemenang! Rangkaian turnamen Melon Minor Tournament belum berhenti sampai sini. Turnamen Melon Minor Tournament dikabarkan akan berlanjut pada Season 3, namun belum ada informasi lebih lanjut seputar jadwal.

Cerita Pengembangan Lokapala, MOBA Pertama Dari Indonesia

Beberapa waktu lalu, penggemar game lokal dihebohkan dengan kehadiran Lokapala, game MOBA pertama besutan pengembang lokal. Game ini dibuat oleh tim developer yang berbasis di Jakarta bernama Anantarupa Studios. Pada saat pertama kali rilis, Lokapala memancing banyak keraguan, termasuk oleh saya sendiri.

Ulasan saya soal Lokapala terbit pada saat game tersebut pertama kali muncul di Google Play Store pada Februari 2020. Ketika itu game ini masih dalam status Beta dengan segala macam keterbatasannya. 20 Mei 2020 kemarin, Lokapala dengan resmi diluncurkan lewat sebuah acara konferensi pers yang diselenggarakan secara online.

Seiring dengan peluncuran tersebut, sedikit demi sedikit perbaikan dilakukan untuk Lokapala. Bahkan, game Lokapala berada di titik siap untuk dipertandingkan, yang hadir dalam gelaran turnamen bertajuk Melon Minor Tournament. Untuk menuju dari titik awal pengembangan hingga sekarang, tentu butuh proses dan kerja keras. Penasaran dengan perjalanan tersebut, saya berbincang dengan Diana Paskarina, COO serta Co-Founder Anantarupa Studios. Dalam perbincangan tersebut, Diana menceritakan soal alasan Anantarupa Studios membuat MOBA, juga rencana masa depannya untuk game ini

Berawal dari 2017

Saat ditanyakan soal awal mula dicetuskannya Lokapala, Diana menceritakan bahwa itu semua dimulai pada 3 tahun yang lalu, sekitar tahun 2017. “Ketika itu MOBA di mobile kan memang sudah mulai terdengar gaungnya, namun belum sebesar seperti sekarang. Melihat bagaimana potensi MOBA ketika itu membuat kami sebagai developer game lokal tergerak untuk membuat game MOBA kami sendiri.” Cerita Diana.

Memang pada saat berbincang dengan saya, Diana tidak menyatakan secara langsung soal MOBA yang menjadi inspirasinya. Namun jika ia mengatakan inspirasinya datang dari 3 tahun yang lalu, bisa jadi apa yang dimaksud adalah Mobile Legends. Tahun itu menjadi tahun pertama kompetisi Mobile Legends Southeast Asia Cup diselenggarakan di Indonesia. Gelaran tersebut menjadi satu momen fenomenal, yang juga bisa dibilang menjadi titik balik bagi perkembangan esports di Indonesia.

Sumber: Sindonews - Yorri Farli
Sumber: Sindonews – Yorri Farli

Lebih lanjut, Diana juga menceritakan bahwa dirinya dan tim Anantarupa juga sudah mengenal kehadiran Dota sebelumnya, bahkan memainkannya ketika sedang populer di skena lokal di sekitar 4 sampai 5 tahun yang lalu.

Namun demikian, bersaing di pasar MOBA tentu bukan perkara yang mudah. Apalagi, genre game ini tergolong genre game yang sudah tua. Walaupun masih cukup belia di pasar mobile, namun game ini sudah ada sejak dari lama sekali di platform PC. League of Legends sudah 11 tahun beredar di pasaran. Dota 2 sudah 7 tahun ada di pasaran. Juga jangan tanya kapan pertama kali genre ini muncul. Mungkin sudah sekitar 18 tahun lalu, ketika custom game bernama Aeon of Strife muncul di StarCraft, dan menjadi awal kemunculan genre MOBA.

Apalagi untuk saat ini, sudah ada beberapa perusahaan besar bergumul di pasar genre game ini. Mulai dari Moonton sampai Tencent lewat game Arena of Valor. “Kalau bicara persaingan, sebenarnya bisa dibilang persaingan di game Casual justru lebih berat lagi dibandingkan dengan game esports seperti MOBA. Terlebih kalau kita terus-terusan menunggu tidak ada saingan, tentu nggak bakal ada habisnya. Nanti yang ada kami malah nggak jadi-jadi bikin game, gara-gara menunggu tidak ada persaingan… Haha.” Ucap Diana menanggapi hal ini.

“Namun satu hal adalah, lagi-lagi kami melihat dari segi potensi pasarnya. Kami lihat sendiri bagaimana potensi game esports dengan genre MOBA sudah terbukti di Indonesia hingga saat ini. Selain itu, kami dari tim Anantarupa Studios ketika itu merasa percaya diri dan punya kapabilitas untuk membuat ini. Bermodalkan dua hal tersebut, akhirnya tim kami pun yakin dan mencoba untuk mulai saja membuat Lokapala.” Diana menceritakan lebih lanjut.

Ternyata benar saja. Pada saat rilis, Lokapala mendapat sambutan yang cukup hangat dari komunitas gamers. Memang tidak semua sambutannya positif. Ada juga yang memberikan tanggapan negatif (termasuk saya) pada saat game ini rilis. Namun tanggapan itu sendiri disampaikan demi membuat Lokapala menjadi game yang lebih baik lagi.

Sumber: Lokapala
Sumber: Lokapala

“Sejauh ini memang respon dan feedback dari user cukup banyak, dan tidak semuanya positif. Namun menurut saya itu tidak masalah. Bisa jadi mungkin karena rata-rata gamers terbiasa menerima produk luar negeri, yang sudah langsung bagus pada saat pertama rilis. Namun satu yang juga perlu diketahui oleh para pengguna adalah, ada perbedaan yang cukup terasa dalam hal kapasitas pengembangan developer, antara lokal dengan luar negeri. Terlepas dari semua itu, saya merasa penerimaan Lokapala sampai titik ini sudah sangat impresif, tentunya dengan tanpa membandingkan dengan pengembang luar negeri.”

Menurut catatan Google Play, Lokapala sudah diunduh sebanyak 500.000+ kali, dengan skor rata-rata sebesar 3.4 poin. Angka ratingnya mungkin terbilang cukup rendah, tetapi ini mungkin tidak terlalu jadi masalah. Toh, orang-orang yang memberi rating kecil juga menyertakan memberikan kritik, yang bisa membantu mengarahkan Lokapala agar berkembang lebih baik lagi. Apalagi mengingat posisinya sebagai game multiplayer, tentu akan terus ada perbaikan secara terus menerus, yang bisa membuat Lokapala jadi lebih baik di masa depan.

Lokapala Sebagai Sarana Pengembangan Kekayaan Intelektual Indonesia

Pada saat mengulas Lokapala untuk pertama kalinya di bulan Februari 2020 lalu, saya sempat mengomentari soal Lokapala yang cenderung kurang Indonesia. Sebetulnya, komentar itu datang untuk menyoroti ketidakhadiran bahasa Indonesia pada saat Lokapala rilis versi beta. Namun, komentar tersebut juga terlontar setelah saya melihat beberapa Ksatriya (sebutan untuk Hero) di Lokapala.

Ketika itu saya berasumsi, walaupun Ksatriya datang dari sejarah dan mitologi Indonesia, namun alasan kenapa saya tidak mengenal beberapa mungkin karena beberapa karakter bersifat orisinil buatan Anantarupa Studio sendiri. Masih penasaran, saya pun menanyakan hal ini kepada Diana. Benar adanya bahwa basis cerita Lokapala ini datang dari sejarah dan mitologi Indonesia. Namun para Ksatriya disajikan setelah melalui proses reinterpretasi, agar karakter tersebut bisa menjadi IP original Lokapala.

Ilya, yang sebenarnya adalah reinterpretasi dari Gatot Kaca. Sumber: Lokapala
Ilya, yang sebenarnya adalah reinterpretasi dari Gatot Kaca. Sumber: Lokapala

“Salah satu contohnya itu Gatot Kaca. Kalau di Lokapala, namanya adalah Ilya. Ini karena ketika tim kami melihat kisah Gatot Kaca, ternyata ceritanya adalah dia menjadi kuat karena kekuatan yang diberikan oleh para dewa. Maka dari itu, untuk Lokapala, kami melakukan proses reinterpretasi. Kami gambarkan Gatot Kaca itu sebagai anak kecil perempuan, namun dia diberikan sebuah robot bersenjatakan penuh yang membuatnya jadi siap bertempur.” Diana menceritakan soal proses reinterpretasi Gatot Kaca menjadi Ksatriya bernama Ilya di dalam Lokapala.

“Jadi, walaupun berdasarkan dari sejarah serta mitologi lokal, namun tidak selalu karakter akan muncul dengan nama dan rupa yang sama. Seperti Gatot Kaca, tidak selamanya harus selalu berpenampilan sebagai laki-laki yang punya logo bintang di dadanya bukan? Terlebih tujuan lain kami dalam pembuatan game ini adalah, untuk pengembangan Intelectual Property (IP) atau Kekayaan Intelektual. Jadi Lokapala nantinya menjadi platform atas IP lokal yang berasal dari sejarah dan budaya Indonesia. Maka dari itu untuk beberapa Ksatriya, walau berasal dari sejarah dan budaya lokal, namun kami buat ulang, ceritakan ulang, dan dibungkus menjadi Ksatriya di Lokapala.” Diana menjelaskan soal Lokapala dan tujuannya untuk mengembangkan IP lokal.

Game online memang bisa dibilang menjadi ladang untuk menciptakan IP baru. Ini mungkin paling terlihat dari metode Blizzard dalam membesarkan Overwatch. Tidak sekadar menjadi game kompetitif saja, Overwatch berkembang menjadi sebuah cerita dengan dunianya sendiri, yang disajikan lewat serial Overwatch Animated Shorts.

Jadi, jika pengembangan IP menjadi tujuan lain dari Lokapala, akankah kita bisa menikmati konten seperti cerita latar belakang dari masing-masing Ksatriya dalam bentuk lain? Diana memberi tahu, bahwa semua itu sudah berada dalam rencana pengembangan mereka. “Tentu nggak bisa sekaligus, namun jika bicara karakter Lokapala dalam bentuk media lain, semua itu sudah dalam rencana dan masuk dalam linimasa pengembangan kami.” ucapnya.

Terlebih, pada saat proses pengembangannya, Lokapala sendiri memang sudah berkolaborasi dengan beberapa insan kreatif lokal. Ilustrasi karakter misalnya, dilakukan berkolaborasi dengan Caravan Studio. Musik untuk Lokapala disajikan berkolaborasi dengan InHarmonics. “Kami punya keinginan agar industri kreatif Indonesia bisa maju bersama-sama menjadi lebih baik.” Lanjut Diana membahas Lokapala sebagai sarana pengembangan kekayaan intelektual.

Esports dan Masa Depan Lokapala

Ketika membahas soal Lokapala, satu yang menarik adalah bagaimana Anantarupa Studios dan OOLEAN GAMES begitu ambisius soal esports. Hal ini salah satunya terlihat ketika Lokapala pertama kali diluncurkan pada 20 Mei 2020 Silam. Lewat gelaran konferensi persi, Lokapala ketika itu langsung mengumumkan beberapa inisiatif esports, dengan jumlah hadiah yang tidak main-main.

Pada saat peluncurannya, dikatakan bahwa setidaknya akan ada 5 turnamen untuk game Lokapala, yang punya total hadiah keseluruhan mencapai 1 miliar Rupiah. Lima turnamen yang direncanakan tersebut adalah: Piala Menpora 2020 dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp550 juta, Weekly Online Amateur Championship dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp56 juta, Melon Mini Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp70 juta, Melon Minor Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp150 juta, dan Melon Major Tournament dengan perkiraan total hadiah sebesar Rp250 juta.

Sumber: Lokapala Official
Sumber: Lokapala Official

Turnamen-turnamen tersebut direncanakan akan berjalan satu per satu mulai dari bulan Mei hingga Desember 2020, dengan Melon Minor Tournament yang kini sedang bersiap-siap menuju Season 2. Rencana ini tentu sangat positif karena game kompetitif seperti Lokapala memang butuh turnamen untuk menjadi wadah pembuktian para pemainnya. Tapi pertanyaannya, setelah jorjoran melimpahkan dana untuk hadiah turnamen di tahun ini, apakah inisiatif esports ini bisa terus berkelanjutan di masa depan?

Terkait soal ini, sayangnya Diana tidak bisa memberikan pandangannya secara lebih detil. Namun satu yang pasti tim Anantarupa Studios membagikan beban tugas ini dengan sang publisher, OOLEAN GAMES. “Pemain sebetulnya tidak perlu khawatir kalau bicara soal masa depan game Lokapala karena sudah ada pembagian tugas antara pengembangan game dengan pengembangan esports. Fokus tim Anantarupa adalah mengembangkan Lokapala agar game ini jadi lebih baik, lebih menarik, lebih bagus secara visual, dan lebih teroptimasi agar dapat dimainkan oleh lebih banyak orang lagi. Sementara itu, esports dan turnamen diurus oleh rekan publisher kami, yaitu OOLEAN GAMES.” jawab Diana.

Kekhawatiran ini sendiri sebenarnya muncul dari pengalaman saya pribadi, karena melihat salah satu MOBA di mobile favorit saya, Vainglory, semakin meredup seiring waktu. Terlalu fokus pada pengembangan esports, bisa dibilang jadi salah satu alasan. Vainglory pada awal masa kejayaannya memiliki turnamen esports dengan hadiah yang cukup besar.

Namun seiring waktu Super Evil Megacorp (SEMC) selaku developer/publisher mulai terlihat seperti kehabisan dana. Pasca Vainglory World Championship 2017, Vainglory mulai meredup, ternyata dampak dari mengeluarkan dana besar untuk esports tidak sebegitu positif. Sampai akhirnya SEMC melepas Vainglory dan memberikannya kepada komunitas pada 2 April 2020. Jadi, semoga saja sustainabilitas serta hype Lokapala bisa terjaga sampai bertahun-tahun ke depan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama seperti Vainglory.

Masih soal esports, hal kedua yang juga menjadi pertanyaan adalah soal Lokapala untuk pasar luar Indonesia. Hingga saat ini, Lokapala cuma memiliki server lokal Indonesia saja. Tetapi kembali lagi, sebagai game kompetitif, para pemainnya tentu berharap bisa membuktikan kemampuan dirinya di tingkat yang setinggi mungkin, sampai tingkat internasional.

“Memang tujuan akhir Lokapala bukan hanya untuk publish di Indonesia saja. Membuat game yang bisa dinikmati masyarakat global juga menjadi mimpi kami dari Anantarupa Studios. Namun, untuk saat ini fokus kami adalah untuk Indonesia terlebih dahulu. Kami lihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan di Indonesia, sambil juga melihat negara mana lagi yang menarik untuk menjadi target pasar selanjutnya bagi Lokapala.” Diana menjelaskan soal ini.

Sumber: Tangkapan Layar Pribadi
Penampilan Lokapala waktu rilis pertama kali di bulan Februari 2020 lalu. Sumber: Tangkapan Layar Pribadi

Terakhir yang mungkin juga jadi pertanyaan bagi para pemain adalah soal konten. Sebagai game multiplayer, sudah pasti update konten, dan berbagai perbaikan menjadi hal yang diharapkan. Tiara Evalda (Ravalda) juga menyatakan harapan ini pada saat saya tanyakan pendapatnya soal Lokapala dan Melon Minor Tournament beberapa waktu lalu.

Diana lalu sedikit menjelaskan, bagaimana rencana masa depan Anantarupa Studios dalam mengambangkan Lokapala. “Untuk ke depan, setiap bulannya kita pasti akan ada update terkait karakter atau skin baru. Untuk soal fitur, sayangnya saya belum bisa bicara pasti soal apa saja yang akan rilis nantinya. Tapi yang pasti kami sudah memiliki timeline yang mengatur kapan konten baru rilis, baik itu fitur ataupun karakter baru.”

Setelah beberapa bulan pengembangan saya merasa bahwa Lokapala mendapat penerimaan yang cukup hangat dari komunitas gamers Indonesia. Beberapa pemain merasa memiliki kepentingan mendukung perkembangan game ini, sebagai bentuk rasa bangganya atas produk buatan lokal. Semoga saja Lokapala bisa menjadi lebih baik dan semakin besar di masa depan.

Siapa yang tahu, mungkin beberapa tahun ke depan Lokapala akan mendunia, dan memiliki turnamen internasionalnya tersendiri? Mari kita doakan yang terbaik bagi Anantarupa Studio dan game Lokapala!

MORPH Team Adalah Juara Lokapala Melon Minor Tournament Season 1

Gelaran Lokapala Melon Minor Tournament telah usai digelar pada 26 – 28 Juni 2020 lalu. Gelaran ini berhasil menarik antusiasme yang cukup baik bagi para gamers lokal terhadap MOBA besutan pengembang lokal ini. Kompetisi 64 tim yang menjadi peserta berjalan dengan sangat keras. Setelah dua hari pertandingan berjalan MORPH Team akhirnya keluar sebagai pemenang turnamen.

Pada babak final, MORPH Team bertemu dengan tim Nirvana ft Siam. Pertandingan berlangsung dengan format best-of-5. MORPH Team memang sudah terlihat dominan sejak dari game pertama. Pada game pertama mereka berhasil memegang kendali tempo permainan, mendesak Nirvana ft Siam. Namun, walau unggul secara skor kill, namun mereka kesulitan menyelesaikan permainan, sampai akhirnya baru pada menit 25 MORPH Team bisa mendapatkan kemenangannya.

Game kedua, keadaan kembali terulang lagi. MORPH Team mendapat keunggulan sejak awal game, dan bisa terus mereka pertahankan hingga masuk fase pertengahan, namun entah kenapa mereka kesulitan menjebol pertahanan tim Nirvana ft Siam. Kejadian ini akhirnya kembali memaksa permainan hingga menit 25 dan Golem muncul. Kemunculan Golem memudahkan MORPH Team melibas tim Nirvana untuk mendapatkan game kedua.

Game ketiga, Nirvana mencoba memberikan perlawanan terbaiknya. Tapi apa mau mereka kembali tertinggal lagi, dengan skor kill 2-11 di menit 10. MORPH Team di sisi lain tinggal mencari celah untuk dapat menjebol pertahanan tim Nirvana. Bermodalkan Raksasa, MORPH Team membuat pertahanan luluh lantah, sampai akhirnya base mereka hancur di menit 19.

Dengan kemenangan ini, maka bisa dibilang MORPH Team menjadi tim pertama yang memenangkan kompetisi resmi Lokapala. Berikut daftar peringkat di Melon Minor Tournament Season 1.

Sumber: Lokapala Official
Sumber: Lokapala Official
  • Sang Juara – MORPH TEAM – Rp5.000.000,-
  • Runner-up – NIRVANA FT SIAM – Rp3.750.000,-
  • Peringkat 3 – OXYGEN – Rp2.500.000,-
  • Peringkat 4 – STRAY RISING ZET – Rp1.250.000,-

Gelaran Lokapala Melon Minor Tournament masih akan berlanjut di Season 2. Fase pendaftaran dibuka mulai dari 6 hingga 20 Juli 2020 mendatang. Pertandingan sendiri akan dimulai pada tanggal 24 – 26 Juli 2020 mendatang. Anda dapat mendaftarkan diri pada tautan berikut ini: bit.ly/lokapalaminor.

Kira-kira, akan ada kejutan apa lagi pada gelaran Melon Minor Tournament Season 2 nantinya? Apalagi Melon Minor Tournament Season 2 sudah menyertakan dua Ksatriya baru, Rajapatni dan Kanta, ke dalam turnamen. Tentunya ini akan memberikan dinamika baru ke dalam kompetisi.