Sasar Pecinta Fashion, Jam Pintar Guess Connect Touch Resmi Tersedia di Indonesia

Upaya untuk membuat jam dengan kemampuan pintar sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, namun pasar ini baru mendapatkan perhatian penuh konsumen sejak para raksasa elektronik mulai berkecimpung di sana. Tidak mau kalah, perusahaan-perusahaan fashion seperti Fossil, Skagen, Kate Spade sampai Guess turut memperkenalkan smartwatch mereka.

Guess sendiri telah mulai menapaki ranah wearable pintar sejak 2015 melalui peluncuran Connect. Awalnya, brand pakaian dan aksesori asal Amerika ini memilih pendekatan tradisional, berkiblat pada desain Rigor. Namun Guess Connect generasi kedua memperoleh perombakan signifikan, mengusung konsep desain yang lebih menyerupai produk-produk smartwatch populer.

GC 20

Dan hampir setahun setelah diperkenalkan, Guess akhirnya resmi membawa Guess Connect Touch ke Indonesia, ditandai dengan acara pers serta pembukaan gerbang penjualan perdana akhir minggu lalu. Dalam berkompetisi dengan merek-merek yang sudah hadir lebih dulu di nusantara, saya melihat ada beberapa aspek jadi andalan Guess: penampilan atraktif serta opsi desain berbeda, serta dukungan Android Wear 2.0.

GC 4

 

Desain

Dalam perancangan Connect Touch, saya melihat bagaimana Guess mencoba mengombinasikan desain arloji fashion tradisional dengan elemen-elemen smartwatch modern, khususnya pada pemakaian layar sentuh bundar. Selain itu, produsen juga memperkenankan konsumen untuk memilih sendiri model yang serasi dengan gaya mereka.

GC 2

GC 19

Di tanah air, Guess menawarkan lima varian berbeda – tiga model buat wanita, dan dua tipe unisex. Tersedia empat opsi warna case: yakni emas, rose gold, hitam dan stainless steel polos; dengan pilihan bezel bertatahkan cubic zirconia, frame polos plus pinggir bergerigi, atau bezel ala jam tangan diver. Meski masing-masing produk telah dibekali strap sendiri, bagian ini bisa mudah digonta-ganti. Guess menjual strap secara terpisah, atau alternatifnya, Anda dapat memasangkan strap third-party.

GC 5

GC 7

Bagian tubuh Guess Connect Touch terbuat dari material stainless steel, terasa padat dan berbobot ketika saya coba kenakan. Sensasinya lebih menyerupai memakai jam tangan biasa dibanding produk fitness tracker. Konsumen dengan pergelangan tangan besar bisa memilih model ‘diver‘ berdiameter 44mm, sedangkan empat tipe lainnya mempunyai diameter 41mm.

GC 8

GC 18

Tapi meski mempunyai wujud ala jam tangan selam, perlu diketahui bahwa Guess Connect tidak disiapkan untuk menemani Anda bermain air. Smartwatch ini memang masih bisa menahan cipratan air sewaktu Anda mencuci tangan atau mungkin ketika tubuh keringat (karena tidak ada celah di sisi back case), namun kelima model tersebut belum memperoleh sertifikasi ingress protection dan harus diperlakukan secara halus layaknya jam tangan fashion biasa.

GC 14

GC 11

 

 

Layar, watch face dan baterai

Guess Connect Touch menyuguhkan layar sentuh AMOLED beresolusi 390x390p. Dan berkat dukungan platform Android Wear 2.0, Anda dapat memilih banyak sekali watch face serta mengustomisasi tiap-tiap bagian di sana (misalnya dial, sub-dial, serta warna), sehingga penampilannya bisa disesuaikan dengan mood, pakaian atau kondisi aktivitas Anda. Tentu saja, di sana Guess juga sudah menyiapkan watch face khas mereka.

GC 12

GC 9

Panel Connect Touch turut dilengkapi kemampuan always-on, memungkinkan kita melihat informasi waktu tanpa perlu mengktifkan layar, membuat konsumsi baterainya lebih irit.

GC 6

Dalam pemakaian normal, unit baterai dapat menjaga smartwatch tetap aktif selama kurang-lebih 24 jam. Untuk mengisi baterinya, Connect dibekali docking POGO magnetic charging. Proses pengisian ulang dari nol sampai 100 persen dijanjikan cuma memakan waktu kurang dari satu jam.

 

Spesifikasi dan fitur

Sebagai otak dari smartwatch ini, Guess membenamkan chip Qualcomm Snapdragon Wear 2100, berisi CPU quad-core ARM Cortex A7 1,2GHz dan GPU Adreno 304. Layaknya smartwatch lain, Connect Touch disiapkan untuk jadi ekstensi dari smartphone, dapat memberi notifikasi jika ada panggilan masuk serta memudahkan Anda membalas pesan tanpa mengeluarkan handset. Lalu berkat dukungan Google Assistant, ia bisa membantu Anda mengakses fungsi app – misalnya memesan Uber lewat perintah suara.

GC 15

Karena Connect Touch tidak ditunjang konektivitas selular mandiri, ia perlu tersambung ke smartphone agar bisa bekerja optimal. Perangkat juga tidak mempunyai GPS ataupun sensor detak jantung, hanya mengandalkan gyroscope, sehingga walaupun tersedia fungsi fitness, Connect Touch belum dapat menjabarkan data-data tubuh secara lebih spesifik ala activity tracker tulen semisal Garmin.

GC 3

Walaupun Connect masih bersandar pada smartphone, pemanfaatan Android Wear 2.0 memungkinkan kita mengakses Play Store dan mengunduh aplikasi langsung ke smartwatch – contohnya Uber, Spotify, Telegram hingga Evernote.

GC 10

 

Harga dan ketersediaan

Connect Touch sudah mulai dipasarkan di Indonesia, bisa Anda peroleh di gerai Guess, Watch Zone dan Watch Engine dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 5,5 juta. Harga tersebut diimplementasikan secara merata untuk lima varian smartwatch.

 

Siapa sasaran utama produk ini?

Berdasarkan sedikit riset di internet, kabarnya sekitar 70 persen konsumen Guess adalah kaum Hawa. Jadi jangan heran jika keberadaan Connect Touch di Indonesia lebih diprioritaskan untuk para wanita. Menariknya, di tanah air Connect Touch hanya diperkenalkan sebagai Guess Connect saja. Mungkin produsen ingin menjaga nama produk ini tetap sederhana dan mudah diingat.

GC 2

GC 16

Skagen dan Kate Spade Luncurkan Smartwatch Android Wear Perdananya

Skagen meluncurkan smartwatch pertamanya di pertengahan tahun 2016 lalu, akan tetapi perangkat tersebut sejatinya tak lebih dari jam tangan analog yang dibubuhi fitur activity tracking. Tahun ini, produsen arloji asal Denmark yang merupakan anak perusahaan Fossil Group itu sudah siap dengan smartwatch digital perdananya.

Dinamai Skagen Falster, desainnya tampak minimalis sekaligus atraktif, seperti yang sudah menjadi ciri khas produk-produk Skagen selama ini. Meski sepintas terkesan unisex, diameter 42 mm membuatnya lebih ideal di tangan yang besar, sehingga mungkin kaum hawa bakal kurang tertarik dengannya.

Nuansa minimalis terus dibawa sampai ke ranah software. Falster menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0, akan tetapi layar sentuh bulatnya juga siap menampilkan sejumlah watch face eksklusif yang tampak bersih sekaligus elegan. Skagen juga bilang bahwa tampilan serba hitam ini bisa membantu menghemat konsumsi baterai, mengindikasikan bahwa layarnya mengemas panel OLED.

Skagen Falster

Performanya ditopang oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100. Sayang fungsi fitness tracking-nya juga terbilang minim, mengingat perangkat sama sekali tak dibekali sensor laju jantung maupun GPS. NFC pun turut absen, yang berarti perangkat tak bisa dimanfaatkan sebagai metode pembayaran elektronik.

Skagen Falster bakal tersedia dalam empat varian desain; dua dengan strap bergaya mesh, dan dua lagi dengan strap berbahan kulit. Harganya dipatok $275 – $295.

Kate Spade Scallop Touchscreen

Kate Spade Scallop Touchscreen

Selain Skagen, brand lain yang juga menyingkap smartwatch digital perdananya adalah Kate Spade, yang sebenarnya juga masih merupakan bagian dari Fossil Group tapi dengan sistem lisensi. Dijuluki Kate Spade Scallop Touchscreen, smartwatch yang satu ini benar-benar menonjolkan aura feminim dan ditargetkan untuk kalangan perempuan.

Namanya sendiri diambil dari motif pada bezel yang mengitari layar sentuh 1,19 incinya. Strap-nya hanya selebar 16 mm, sekali lagi menegaskan kaum hawa sebagai target pasarnya. Sama seperti Skagen Falster di atas, smartwatch ini juga dibekali OS Android Wear 2.0 dan sejumlah watch face eksklusif.

Yang agak unik, watch face ini bisa pengguna kustomisasi sendiri. Caranya juga tidak umum: ketimbang memilih bentuk dan warna dial, angka dan elemen lainnya sendiri, pengguna akan diberi pertanyaan seputar pakaiannya maupun warna-warna dominan pada perhiasaannya, baru setelahnya aplikasi akan meracikkan watch face yang sesuai.

Kate Spade berencana memasarkannya mulai awal Februari nanti. Varian dengan strap kulit dihargai $295, sedangkan varian dengan strap logam dibanderol $325.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Update Android Wear Versi 2.6 Hadirkan Sederet Fitur Baru yang Sangat Bermanfaat

Lini smartphone Google Pixel sudah melalui dua generasi, namun hingga kini Google masih belum mempunyai smartwatch-nya sendiri. Apakah ini berarti ketertarikan mereka terhadap ranah smartwatch sudah mulai menurun? Bisa jadi, tapi hal itu tetap tidak menghentikan mereka memperbarui platform Android Wear.

Update terbarunya, versi 2.6, membawa sejumlah fitur yang cukup menarik. Sepintas fitur-fitur ini mungkin terdengar sepele, akan tetapi manfaatnya tergolong cukup signifikan dalam aktivitas pengguna sehari-hari.

Yang pertama terkait notifikasi, di mana ukuran teks yang ditampilkan bakal beradaptasi dengan panjang-pendeknya pesan yang diterima. Kalau pesannya panjang, maka teksnya akan ditampilkan lebih kecil, demikian pula sebaliknya. Menurut Google, perubahan ini setidaknya bisa memunculkan satu baris teks ekstra, yang dampaknya cukup besar di layar semungil milik jam tangan.

Android Wear 2.6

Android Wear 2.6 juga mempermudah pengguna untuk membuka aplikasi terakhir yang digunakan lewat sebuah shortcut pada watch face. Cara kerjanya kurang lebih mirip seperti yang ditawarkan Apple Watch.

Panel Quick Settings, yang dapat dimunculkan dengan mengusap layar ke bawah, kini mengemas indikator konektivitas seluler, Wi-Fi sekaligus Bluetooth. Di samping itu, sebuah indikator baru juga akan muncul ketika pengguna sedang mengunduh aplikasi.

Versi baru ini turut menyempurnakan cara kerja gesture swipe ke samping dan long press. Tujuannya untuk mencegah penutupan notifikasi yang dilakukan tanpa sengaja. Sekali lagi semuanya terkesan sepele, tapi dimaksudkan demi pengalaman menggunakan yang lebih baik.

Untuk meng-update, pengguna tinggal memperbarui aplikasi Android Wear dari Google Play Store.

Sumber: PhoneArena.

Fossil Luncurkan Smartwatch Android Wear Berpenampilan Sporty

Fossil Group adalah salah satu pabrikan smartwatch yang paling produktif. Usai merilis sederet smartwatch digital dan analog berpenampilan elegan dalam dua tahun terakhir, Fossil kini memperkenalkan smartwatch berpenampilan sporty pertamanya, yaitu Q Control.

Desainnya tergolong minimalis, dan sepintas mengingatkan saya akan Misfit Vapor, yang baru saja mulai dipasarkan akhir Oktober lalu. Pada kenyataannya, cukup banyak kemiripan antara Fossil Q Control dan Misfit Vapor, mulai dari fitur sampai sistem operasi Android Wear 2.0 yang dijalankannya.

Fossil Q Control

Hal ini wajar mengingat Fossil sendiri telah mengakuisisi Misfit sejak dua tahun silam. Q Control mengemas case berdiameter 45 mm, dengan ketebalan 14 mm dan strap 20 mm berbahan silikon yang mudah digonta-ganti. Menurut Fossil, desainnya banyak terinspirasi oleh pakaian olahraga dari era 90-an.

Layar sentuhnya dikitari oleh bezel yang juga dilengkapi panel sentuh, sehingga pengguna dapat mengoperasikannya tanpa harus menutupi layar dengan jarinya, sama seperti di Misfit Vapor. Kemiripannya pun terus berlanjut sampai ke sensor laju jantung dan GPS terintegrasi.

Fossil Q Control

Spesifikasinya sendiri meliputi chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, kapasitas penyimpanan 4 GB dan baterai yang diperkirakan bisa bertahan selama 24 jam penggunaan. Secara keseluruhan, bodi Q Control tahan air sampai kedalaman 50 meter.

Semua fitur Android Wear 2.0 tersedia di sini, termasuk halnya integrasi Google Assistant. Konsumen pada dasarnya bakal mendapat pengalaman yang sama seperti Misfit Vapor, hanya saja dengan sejumlah watch face unik yang Fossil racik khusus untuk Q Control. Perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga $275.

Sumber: Wareable dan Fossil.

Asus ZenWatch 3 Akhirnya Kebagian Jatah Update Android Wear 2.0

Setelah berbulan-bulan dibiarkan tanpa kejelasan, pengguna ZenWatch 3 akhirnya bisa tersenyum lebar mengetahui update Android Wear 2.0 sudah mulai datang menghampiri smartwatch kesayangan mereka. Asus memang tergolong sangat terlambat, tapi setidaknya mereka bisa menepati janjinya meski dirumorkan bakal memensiunkan lini smartwatch-nya.

Memangnya sesignifikan apa perubahan yang dibawa Android Wear 2.0 pada ZenWatch 3? Cukup signifikan. Contoh yang paling sederhana tapi begitu besar dampaknya adalah akses langsung ke Google Play Store, sehingga aplikasi bisa langsung diunduh lewat smartwatch, bukan lagi melalui smartphone yang di-pair.

Fitur andalan lain Android Wear 2.0 tentu saja adalah integrasi Google Assistant. Di samping itu, aspek personalisasi turut mendapat perhatian khusus, dimana pengguna ZenWatch 3 kini dapat mengutak-atik watch face-nya guna menampilkan informasi dari sejumlah aplikasi.

Tidak kalah menarik adalah fitur terjemahan instan. Kemudian ada pula opsi yang lebih lengkap ketika hendak merespon pesan yang masuk, termasuk halnya opsi Smart Reply yang akan memberikan rekomendasi balasan berdasarkan konteks pada pesan yang diterima.

Terakhir, Asus tidak lupa memperbarui aplikasi ZenFit-nya agar dapat melakukan penghitungan repetisi – fitur yang kemungkinan besar sudah dinanti-nanti para gym freak. Kendati demikian, latihan sederhana macam push-up atau sit-up pun juga bisa dimonitor berkat pembaruan ZenFit ini.

Sumber: Wareable dan Hexus.

Dua Smartwatch Ticwatch Baru Tawarkan Kecanggihan Android Wear 2.0 di Harga Kompetitif

Invasi perusahaan Tiongkok di segmen mobile dan wearable membawa angin segar bagi konsumen yang menginginkan produk mutakhir tanpa perlu mengeluarkan seluruh isi kantong. Ambil contohnya Mobvoi. Tahun lalu, tim Beijing yang disokong oleh Google dan Volkswagen itu memperkenalkan Ticwatch 2, smartwatch unik yang dilengkapi kemampuan membaca gesture.

Mobvoi sudah menyiapkan penerusnya, dan di pertengahan tahun 2017 ini, mereka resmi memperkenalkan Ticwatch S dan Ticwatch E. Seperti pendahulunya, Ticwatch S dan E merupakan smartwatch yang ditawarkan di harga terjangkau, kembali disuguhkan lewat Kickstarter. Namun kini, mereka telah dipersenjatai sistem operasi wearable Google terbaru, Android Wear 2.0.

Ticwatch S & E 2

Ticwatch E dan S mengusung arahan desain serupa varian Ticwatch 2. E dan S adalah singkatan dari kata Express dan Sport. Keduanya menyajikan layar sentuh OLED beresolusi 400×400 seluas 1,4-inci dengan ukuran tubuh yang kurang lebih sama. Mereka juga telah memperoleh sertifikasi IP67, yang berarti tahan dari debu-debu halus serta tumpahan air.

Ticwatch S & E 1

Ticwatch Sport tentu saja tampil lebih sporty, memiliki bezel count-up/countdown berskala 60 dengan diameter 45mm. Absennya frame berangka di Ticwatch Express membuat penampilannya lebih minimalis, dengan lebar 44mm. Lewat rancangan yang menarik sekaligus sederhana Mobvoi Ticwatch E dan Ticwatc S berhasil memenangkan IF Good Design Award.

Seperti layaknya smartwatch modern, dua perangkat wearable Mobvoi tersebut disiapkan sebagai ekstensi dari smartphone Anda. Mereka dapat menampilkan notifikasi app, panggilan serta pesan masuk; lalu dengan bantuan Google, dan bisa menulis dan mengirim pesan teks via suara. Kemudian Anda juga bisa mengubah-ubah penampilan watch face-nya sesuka hati.

Ticwatch S & E 3

Mobvoi juga tak lupa membekali Ticwatch S dan Ticwatch E dengan kapabilitas analisis tubuh secara akurat. Ia bisa menghitung intensitas detak jantung, jumlah langkah, serta mengkalkulasi pembakaran kalori dan asupan nutrisi. Berkat kehadiran GPS build-in, Ticwatch E dan S dapat tetap bekerja sebagai alat penunjang olahraga mandiri ketika Anda meninggalkan smartphone di rumah.

Ticwatch E dan S memanfaatkan chip Mediatek MT2601 berisi prosesor dual-core 1,2GHz, menyimpan RAM 512GB dan ROM 4GB, dibekali konektivitas Bluetooth 4.1 dan Wi-Fi, lalu baterainya bisa menjaga device tetap aktif hingga 48 jam.

Kedua smartwatch sudah bisa Anda pesan di situs crowdfunding Kickstarter. Selama versi early bird-nya masih tersedia, Ticwatch E dan S dapat dimiliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 120 dan US$ 140.

Asus Dirumorkan Bakal Pensiunkan Lini ZenWatch

LG, Huawei, Casio, semuanya sudah merilis smartwatch Android Wear 2.0 mereka. Bahkan ZTE yang sebelumnya belum pernah bermain di segmen smartwatch pun akhirnya memperkenalkan smartwatch Android Wear 2.0 besutannya. Kalau Anda teliti, mungkin Anda bertanya-tanya kenapa Asus belum.

Pabrikan asal Taiwan tersebut terakhir merilis ZenWatch 3 pada bulan September tahun lalu. Namun karena Google sendiri menunda perilisan Android Wear 2.0, ZenWatch 3 sampai detik ini masih menjalankan OS versi lawas dan belum juga menerima update.

Asus sendiri sebelumnya pernah mengatakan bahwa update Android Wear 2.0 bakal tersedia pada awal kuartal kedua tahun ini – Asus masih punya waktu sampai 30 Juni untuk menepati janjinya. Namun seandainya rumor yang baru-baru ini berhembus benar, tampaknya update tersebut tidak akan pernah datang.

Pasalnya, Digitimes melaporkan bahwa Asus berniat untuk memensiunkan lini ZenWatch dikarenakan penjualannya tidak memenuhi target yang diharapkan. Berdasarkan data yang diterima dari jaringan suplai Asus, setiap bulannya lini ZenWatch hanya terjual sekitar 5.000 sampai 6.000 unit.

Memang tidak ada konfirmasi dari pihak Asus terkait hal ini, tapi andai saja benar, sepertinya kita tidak akan berjumpa dengan ZenWatch 4 atau apapun nama suksesor yang telah Asus siapkan. Andai saja benar, Asus berarti akan menyusul jejak Motorola yang bisa dibilang sudah menyerah dan move on dari ranah smartwatch Android Wear.

Sumber: Android Authority dan Digitimes.

Huawei Watch Akhirnya Ikut Kebagian Jatah Update Android Wear 2.0

Anda baru membeli Huawei Watch sesaat sebelum suksesornya diumumkan? Tak usah berkecil hati atau malah marah besar. Meskipun secara hardware keduanya sedikit berbeda, letak perbedaan utamanya justru adalah software atau sistem operasi yang dijalankan.

Kabar baiknya, Huawei sudah mulai meluncurkan update Android Wear 2.0 secara resmi ke seluruh pengguna Huawei Watch orisinil. OS baru ini setidaknya bisa sedikit menyegarkan perangkat yang dirilis pada tahun 2015 tersebut.

Berdasarkan pengamatan Android Central, Android Wear 2.0 bahkan bisa meningkatkan performa Huawei Watch secara cukup signifikan, dan pembaruan interface-nya jauh lebih cocok untuk wajah membulat smartwatch tersebut.

Fitur-fitur unggulan lain, seperti kemampuan untuk meng-install aplikasi langsung di smartwatch serta membalas pesan secara langsung turut hadir. Dua hal yang tidak bisa dihadirkan hanyalah konektivitas LTE dan dukungan Android Pay, mengingat keduanya bergantung pada hardware.

Untuk meng-update, silakan buka menu Settings > System > About > System Updates. Kalau notifikasi update-nya ternyata belum muncul, Anda bisa coba matikan Bluetooth di ponsel, lalu sambungkan smartwatch ke Wi-Fi dan klik icon centang biru berkali-kali sampai notifikasinya keluar.

Sumber: Android Central.

ZTE Quartz Ialah Smartwatch Android Wear Pertama ZTE, Harganya Sangat Kompetitif

Pesatnya penetrasi smartphone dan makin sadarnya orang terhadap kesehatan tubuh adalah dua dari banyak faktor yang mendorong meningkatnya adopsi smartwatch. User biasa mengguna-kannya sebagai ekstensi smartphone serta alat buat menakar kegiatan olah fisik. Dan di bulan Februari kemarin, satu brand telekomunikasi ternama kabarnya berniat untuk masuk ke ranah itu.

Bocoran informasi dari Bluetooth SIG terbukti akurat. Di tanggal 10 April kemarin, ZTE resmi mengumumkan ZTE Quartz, smartwatch Android Wear pertama racikan sang perusahaan Tiongkok itu. Lewat Quartz, ZTE menawarkan beberapa hal menarik: fitur dan konektivitas lengkap, desain timeless, daya tahan baterai mumpuni, ketahanan terhadap air, dan yang terpenting ialah harga yang terjangkau.

ZTE Quartz 1

ZTE Quartz merupakan smartwatch dengan wujud ala arloji klasik. Tubuhnya bundar berwarna perak, dengan diameter 45,72mm dan memiliki ketebalan 14,5mm. Device menyajikan layar AMOLED 1,4-inci berlapis Corning Gorilla Glass 3 untuk mengamankannya dari baretan. Quartz juga mempunyai sertifikasi IP67 – artinya ia sudah terproteksi dari debu halus dan dapat bekernya normal setelah tercemplung ke air sedalam maksimal 1-meter selama setengah jam.

ZTE Quartz 2

Smartwatch ini memungkinkan Anda melakukan panggilan, serta membaca dan membalas pesan teks. Quartz bisa disambungkan ke smartphone atau dipakai secara mandiri. Bahkan tanpa terkoneksi ke handset sekalipun, Anda bisa menggunakannya buat menelepon. Bagian strap (wristband) bisa mudah digonta-ganti, dan Anda dipersilakan memilih dan mengustomisasi watch face.

ZTE Quartz 3

Di dalam, ZTE menyematkan system-on-chip Qualcomm Snapdragon Wear 2100 dengan prosesor quad-core 1,1GHz sebagai otaknya. Quartz juga menyimpan RAM sebesar 768GB, memori internal 4GB; sensor accelerometer, gyroscope dan barometer; dipadu konektivitas Wi-Fi, GPS, dan Bluetooth 4.1; serta ditenagai baterai non-removable 500mAh. Di sisi sistem operasi, Quartz dibekali platform wearable Google terbaru, Android Wear 2.0.

“Peluncuran ZTE Quartz menandai langkah resmi ZTE memasuki bidang penyediaan wearable,” tutur CEO ZTE USA Lixin Cheng via rilis pers. “Dahulu, kami dikenal berkat upaya mendorong batasan smartphone premium dengan harga ekonomis. Lewat smartwatch ini, kami memperluas jangkauan ke segmen wearable, dan menawarkan konsumen sebuah perangkat wearable yang kaya fitur serta terjangkau.”

Harga ZTE Quartz memang sangat kompetitif, dijajakan kurang dari US$ 200 (tepatnya US$ 192). Produk rencananya dibundel eksklusif bersama T-Mobile, akan tersedia secara online di tanggal 14 April besok, dan baru setelahnya dijual offline mulai tanggal 21 April 2017.

Sumber: ZTE.

Hugo Boss dan Tommy Hilfiger Ramaikan Pasar Smartwatch Android Wear 2.0

Android Wear 2.0 mencuri sorotan publik pada ajang Baselworld tahun ini, utamanya berkat diungkapnya Movado Connect. Namun smartwatch itu ternyata bukan satu-satunya amunisi yang disiapkan Movado, pabrikan jam tangan asal Swiss tersebut turut mengumumkan dua smartwatch yang dibuatnya untuk dua brand fesyen ternama: Hugo Boss dan Tommy Hilfiger.

Ini juga merupakan upaya kedua dari Hugo Boss dan Tommy Hilfiger di pasar smartwatch. Sebelumnya, mereka sudah memperkenalkan smartwatch hybrid yang juga digarap oleh Movado, namun dengan bantuan HP. Sekarang, smartwatch terbarunya mengikuti jejak Movado Connect yang mengusung Android Wear 2.0.

Tidak banyak detail yang diungkap, baik untuk Hugo Boss Touch maupun Tommy Hilfiger TH24/7You, demikian nama lengkap kedua perangkat ini. Keduanya sama-sama tampak minimalis nan elegan, masing-masing tentunya dengan sederet watch face uniknya tersendiri.

Untuk Hugo Boss Touch, material yang digunakan adalah stainless steel, dan tentunya tersedia pilihan strap yang dapat dilepas-pasang dengan mudah. Tidak ada heart-rate monitor di belakangnya, akan tetapi ia kompatibel dengan Android Pay berkat kehadiran chip NFC.

Tommy Hilfiger TH24/7You / @AndroidWear (Twitter)
Tommy Hilfiger TH24/7You / @AndroidWear (Twitter)

TH24/7You di sisi lain sedikit lebih inferior karena tidak mengusung chip NFC, demikian juga untuk heart-rate monitor. Selain strap kulit, terdapat pula pilihan strap berbahan stainless steel yang semakin memperkuat aura elegan perangkat.

Hugo Boss Touch kabarnya bakal dipasarkan mulai bulan Agustus seharga $395, sedangkan Tommy Hilfiger TH24/7You seharga $299, kemungkinan juga pada waktu yang berdekatan.

Sumber: Wareable 1, 2.