Tjetak Ganti Nama Jadi “Manuva”, Perluas Cakupan Bisnis

Hampir dua tahun pasca-perolehan pendanaan seri A, startup Tjetak mengumumkan telah berganti nama menjadi Manuva. Langkah ini diambil untuk menandai ekspansi solusi yang tak hanya berfokus pada industri kemasan, tetapi juga elektrikal dan garmen di Indonesia.

Co-founder Manuva Anggara Pranaspati mengatakan, nama ‘Manuva’ menggambarkan manuver perusahaan untuk mengembangkan ekosistem manufaktur digital dari hulu ke hilir. Sejalan dengan perjalanan bisnisnya, Manuva meyakini pelaku manufaktur kecil dan menengah punya potensi untuk tumbuh. Apalagi, Indonesia masuk sepuluh besar negara manufaktur terbesar di dunia.

“Manuva fokus untuk berkolaborasi dengan perusahaan manufaktur skala kecil dan menengah yang belum mencapai utilisasi kapasitas maksimal atau rerata baru 60%. Kami bantu mengoptimalkan kapasitas mereka dengan memproduksi barang jadi untuk pasar retail atau menerima pesanan produksi dari brand lain,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Tawarkan tiga layanan utama

Sebagai informasi, Tjetak atau Manuva didirikan oleh Anggara Pranaspati, Raffisal Damanhuri, dan Hasandi Patriawan pada 2018. Manuva menawarkan solusi untuk membantu proses jual-beli barang jadi, kustom, dan bahan baku melalui tiga layanan utama, yakni Manuva Retail, Manuva Procure, dan Manuva Supply.

Manuva Retail membuka jaringan distribusi agar pelanggan toko ritel Manuva bisa menjual produk jadi dari para mitra manufaktur di toko masing-masing. Jaringan distribusi Manuva telah mencapai ribuan gerai ritel di lima provinsi dan 48 kota/kabupaten.

Kemudian, Manuva Procure adalah sistem e-procurement yang mempertemukan pelaku bisnis dengan manufaktur untuk pengadaan barang kustom. Manuva berupaya menjangkau pelanggan B2B di seluruh Indonesia dengan menawarkan kredibilitas lebih pada proses penawaran harga, produksi, dan kontrol kualitas akhir.

Sementara, Manuva Supply melayani pelaku manufaktur untuk menerima pesanan, mengatur produksi, dan melakukan pembelian bahan baku. Saat ini, Manuva telah bermitra dengan lebih dari 250 pabrik manufaktur skala kecil dan menengah yang tersebar di lima hub di Pulau Jawa.

Ekspansi bisnis

Pada tahun ini, Manuva membidik strategi ekspansi distribusi ke pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan sejumlah kota besar lainnya. Ekspansi ini juga sejalan dengan upaya masuk ke segmen industri baru, yakni manufaktur produk elektrikal dan garmen.

Untuk mendigitalkan ekosistem manufaktur serta rantai pasok di Indonesia, Manuva juga fokus untuk meningkatkan utilisasi kapasitas produksi melalui dua kanal penjualan mitra manufaktur, yakni toko ritel dan B2B. Menurutnya, mereka memberikan dukungan tak hanya pada peningkatan penjualan, tetapi juga efisiensi proses pembelian bahan baku mentah hingga akses kepada modal kerja dari mitra LJK (Lembaga Jasa Keuangan).

Menurut catatannya, mitra manufaktur Manuva dapat meningkatkan utilisasi mesin produksi hingga 25% lebih tinggi. Angka ini dinilai secara tidak langsung membuat harga jual produk mitra menjadi lebih kompetitif. Adapun, Manuva menyebut telah membukukan pertumbuhan bisnis dengan margin kontribusi positif di paruh 2022.

“Melihat potensi pertumbuhan bisnis manufaktur skala kecil dan menengah di Indonesia, kami optimistis dapat menghadirkan inovasi untuk meningkatkan produktivitas ekosistem manufaktur secara digital.” Tutup Anggara.

Manuva terakhir kali menerima pendanaan seri A dari Vertex Ventures dengan nominal yang dirahasiakan. Adapun, Vertex Ventures berinvestasi utamanya di Asia Tenggara dan India. Sejumlah portofolionya di Indonesia, termasuk Dailybox, HappyFresh, dan Payfazz.

Application Information Will Show Up Here

Tjetak Receives Series A Funding, to Expand Product Packaging Services

The packaging service startup Tjetak announced a series A funding with an undisclosed amount led by Vertex Ventures. The fresh money is to be used for regional expansion, talent acquisition, developing features, and increasing the capacity of labs and packaging facilities.

“It is important to increase the lab and packaging facilities to support the high market demand and to innovate the packages we produce,” Tjetak‘s Co-Founder, Anggara Pranaspati said in an official statement, Tuesday (8/25).

Angga said this round was closed at the right time, especially when Indonesian people started doing business and companies are experiencing an increase in online-based sales since the pandemic. It encourages the business industry to have good packaging as a way to increase brand value for customers.

This statement is supported by the data quoted from Tokopedia, that the number of sellers joining the marketplace platform has increased by up to 250%.

“Therefore, Tjetak as a packaging solution startup has great potential to grow and serve more companies in Indonesia.”

SEA Managing Partner of Vertex Ventures Joo Hock Chua added, “Tjetak is in a strategic position to help MSMEs and large companies to meet their unique and innovative packaging needs. We are delighted to be an investor in Series A funding and support Tjetak’s growth from the beginning. ”

Tjetak business growth

In addition, Tjetak also has two other co-founders, Raffisal Damanhuri and Hasandi Patriawan in 2018. They see the packaging industry having several issues, for example, the pricing process may take a long time and complicated specifications. The wrong packaging design can cost much for the businessman, and the packaging process does not run transparently, which can interrupt production time.

In solving this issue, Tjetak combines sophisticated technology and expertise in packaging. For example, in the pricing process, there is a Tjetak Pricing Engine technology that can calculate prices up to 70% faster than conventional procedures.

In order to provide better transparency, clients can track the products on the Tjetak platform. They can monitor the stages of work in progress and get regular updates on the estimated production time.

Currently, Tjetak users come from various types of industries, such as packaging for FMCG toothpaste, F&B, e-commerce, logistics, pharmaceuticals with a business scale ranging from large to SMEs. The company offers four packaging categories, namely corrugated carton boxes, offset printing packaging, flexible packaging, and rigid boxes.

Angga said, furthermore, Tjetak plans to innovate in the category of sustainable packaging or environmentally friendly packaging. Thus, his clients can have a transition in that direction. “We also want to develop technology that can assist in structural and graphic design, therefore, it can meet various types of packaging desired by clients,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tjetak Peroleh Pendanaan Seri A, Perluas Layanan Pengemasan Produk

Startup pengembang kemasan produk Tjetak mengumumkan perolehan pendanaan seri A dengan nominal dirahasiakan, dipimpin Vertex Ventures. Dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi wilayah, penguatan talenta, pengembangan fitur, serta peningkatan kapasitas lab dan fasilitas pengemasan.

“Peningkatan lab dan fasilitas pengemasan ini penting dilakukan untuk menunjang tingginya permintaan pasar dan melakukan inovasi untuk kemasan-kemasan yang kami produksi,” terang Co-Founder Tjetak Anggara Pranaspati dalam keterangan resmi, Selasa (25/8).

Angga menyebutkan, putaran pendanaan ini ditutup di saat yang tepat, terutama banyak kalangan masyarakat Indonesia yang mulai berbisnis dan perusahaanyang mengalami peningkatan penjualan berbasis online sejak pandemi. Hal ini mendorong dunia usaha untuk memiliki kemasan yang baik sebagai cara meningkatkan brand value di mata pelanggan.

Pernyataan ini didukung oleh data yang dia kutip dari Tokopedia, bahwa di platform marketplace tersebut jumlah penjual yang bergabung mengalami kenaikan hingga 250%.

“Oleh karena itu, Tjetak sebagai startup solusi packaging yang memiliki spesialisasi di bidang kemasan memiliki potensi besar untuk bertumbuh dan melayani lebih banyak perusahaan di Indonesia.”

Managing Partner of Vertex Ventures SEA Joo Hock Chua menambahkan, “Tjetak berada di posisi strategis untuk membantu para UMKM dan perusahaan besar memenuhi kebutuhan kemasan yang unik dan inovatif. Kami senang bisa menjadi investor dalam pendanaan Seri A dan mendukung pertumbuhan Tjetak sedari awal.”

Perkembangan bisnis Tjetak

Selain Anggara, Tjetak juga didirikan oleh dua co-founder lainnya yakni Raffisal Damanhuri dan Hasandi Patriawan pada 2018. Mereka melihat industri kemasan memiliki sejumlah isu, misalnya proses untuk mendapatkan harga butuh waktu yang lama dan spesifikasi yang rumit. Apabila proses desain kemasan yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian materiil buat pebisnis, dan proses produksi kemasan tidak berjalan transparan, sehingga dapat mengganggu waktu produksi.

Dalam menyelesaikan isu tersebut, Tjetak mengombinasikan kecanggihan teknologi dan keahlian dalam kemasan. Misalnya, dalam proses permintaan harga, terdapat teknologi Tjetak Pricing Engine yang dapat mengalkulasi harga hingga 70% lebih cepat dibandingkan prosedur konvensional.

Untuk memberikan transparansi yang lebih baik, klien dapat melakukan tracking produk di platform Tjetak. Di sana mereka dapat mengetahui tahapan-tahapan pengerjaan yang sedang berlangsung dan mendapatkan pembaruan berkala mengenai estimasi waktu produksi.

Saat ini pengguna Tjetak datang dari beragam jenis industri, seperti di FMCG untuk kemasan produk pasta gigi, F&B, e-commerce, logistik, farmasi dengan skala bisnis mulai dari skala besar hingga UKM. Perusahaan menawarkan empat kategori pengemasan, yakni corrugated carton box/kardus, offset printing packaging, flexible packaging, dan rigid boxes.

Angga menuturkan, ke depannya Tjetak berencana untuk berinovasi di kategori sustainable packaging atau kemasan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, para kliennya dapat bertransisi ke arah sana. “Kami juga ingin mengembangkan teknologi yang bisa membantu desain struktur dan grafis, agar bisa memenuhi berbagai tipe kemasan yang diinginkan oleh klien,” tutupnya.