Anti-Cheat Terbaru COD: Warzone Dikabarkan Efektif Menghalau Para Cheater

Permasalahan utama yang lumrah dihadapi oleh game-game free-to-play adalah para cheater yang membuat permainan menjadi tidak menyenangkan. Game battle-royale di universe Call of Duty yaitu Warzone juga tidak lepas dari hal tersebut.

Namun pengembang Raven Software sepertinya kini telah berhasil membuat sistem anti-cheat yang efektif untuk menghalau para hacker dan cheater untuk masuk ke dalam Warzone. Raven dan Activision memang telah berusaha keras mencari cara untuk memerangi para hacker yang jumlahnya terus bertambah dengan cepat.

Dan akhirnya kerja keras tersebut terbayar. Karena, menurut pengakuan dari beberapa orang yang mengaku sebagai hacker dari COD: Warzone, sistem anti-cheat yang baru mampu memblokir hardware dan menghalau para hacker untuk beraksi kembali menggunakan akun baru.

Sistem anti-cheat terbaru ini mulai diimplementasikan mulai 11 Agustus lalu. Hasilnya, ada lebih dari 50.000 akun yang berhasil di-ban. Raven Software juga mengatakan lewat cuitannya di Twitter bahwa mereka mendengarkan komplain para pemain tentang keberadaan para hacker ini dan berjanji akan mengabarkan perkembangan situasinya.

Pengembangan sistem ban-hardware terbaru ini kemungkinan besar adalah hasil dari para streamer besar yang memilih untuk memboikot Warzone karena banyaknya cheater yang berkeliaran. Begitu juga para fans yang ikut mengingatkan bahwa para cheater ini sebelumnya cukup mudah untuk kembali hanya dengan membuat akun baru.

Meskipun sistem anti cheat baru ini terbilang cukup sukses untuk menghalau para cheater, namun tidak sedikit fans yang menganggap bahwa Raven dan Activision terlambat untuk mengimplementasikan sistem ban hardware ini. Pasalnya, sudah terlalu banyak pemain yang beralih dari Warzone termasuk para streamer ternama seperti NICKMERCS, Courage, TimTheTatMan, dll.

Call of Duty Warzone memang dikabarkan telah berhasil tembus 100 juta orang pada bulan April lalu. Namun jumlah tersebut juga berbanding lurus dengan jumlah cheater yang semakin banyak. Semoga saja dengan sistem anti cheat terbaru yang diimplementasikan ini efektif untuk waktu yang lama sehingga para pemain lama bisa kembali ke Warzone dengan tenang.

Apalagi Warzone baru saja memasuki musim kelimanya pada pertengahan Agustus lalu yang akan membawa berbagai hal baru termasuk Battle Pass, senjata, Perks, dan Gulag baru.

Epic Kini Buat Anti-Cheat Gratis untuk Game Developer

Kedermawanan Epic Games kelihatannya tidak hanya sebatas kepada para gamer dengan memberikan game gratis setiap minggunya namun juga kepada para developer lewat program yang mereka namai “Online Services project”.

Layanan bernama Epic Online Services (EOS) yang dikembangkan oleh Epic Games ini digratiskan untuk semua pengembang, bahkan bila mereka merilis game yang mereka buat di Steam sekalipun. Awalnya layanan ini berupa sistem multiplayer lintas platform. Namun kini Epic menambahkan dua fitur baru yaitu voice chat dan anti-cheat.

Sistem anti-cheat yang digratiskan oleh Epic adalah Easy Anti-Cheat, yang telah mereka akusisi pada 2018 lalu. Easy Anti-Cheat memang bukan nama baru di dunia video game karena proteksinya sudah digunakan di berbagai game seperti Apex Legends, Fortnite, Dead by Daylight, hingga Halo: The Master Chief Collection.

Fitur lainnya adalah voice chat bernama EOS Voice yang sudah diimplementasikan ke dalam Fortnite dan berhasil digunakan lintas platform. Sistem voice chat ini akan diatur sepenuhnya oleh Epic mulai dari server, multi-region, hingga pemeliharaan.

Lalu apa motif di balik Epic yang menggratiskan sistem terpadu yang harusnya menghasilkan jutaan Dollar ini? Jawaban singkat dari sang CEO Tim Sweeney adalah “metaverse”.

“Epic bertujuan mendorong lebih banyak pengembang untuk membangun game lintas platform, menghubungkan komunitas pemain mereka, menumbuhkan industri game, dan mewujudkan visi metaverse bersama-sama,” ungkap Sweeney.

Metaverse yang disebutkan di sini dalam pengertiannya adalah dunia virtual yang berisi banyak pemain seperti halnya game MMO (Massive Multiplayer Online). Namun bagi Epic, metaverse adalah membangun ekosistem hiburan berbasis game online yang tidak memiliki batasan platform.

Bukan hanya sekadar crossplay, Epic juga ingin membawa semuanya mulai dari pemain, uang, dan juga aset game melintasi semua perangkat lewat Epic Online Services-nya.

Langkah dari Epic ini sebenarnya bukan hal baru karena sang saingan, Valve, juga mengembangkan teknologi yang kurang lebih sama terlebih dahulu. Steam memiliki Steamworks yang juga merupakan kumpulan alat dan layanan untuk para pengembang dan penerbit game membangun game-nya.

Namun satu kelebihan dari Epic Online Services ketimbang Steamworks adalah kemampuannya untuk digunakan lintas platform. Hal ini tentu akan membantu banyak pengembang kecil dan juga studio indie yang memiliki keterbatasan dana untuk mengimplementasikan sistem anti-cheat dan juga voice chat.

Riot Tantang Hacker Cari Celah Keamanan di Software Anti-Cheat Valorant

Belum lama ini, Riot Games meluncurkan versi closed beta dari Valorant. Bersamaan dengan itu, mereka juga memperkenalkan software anti-cheat Valorant, yaitu Vanguard. Sayangnya, software anti-cheat ini menuai kontroversi. Salah satu alasannya adalah karena Vanguard langsung aktif ketika komputer dinyalakan, walau Anda tidak memainkan Valorant. Selain itu, Vanguard juga memiliki akses level kernel dari komputer.

Dalam blog, Riot menjelaskan, jika software anti-cheat Valorant hanya bisa mendapatkan akses ke level user, maka ia tidak akan bisa mendeteksi cheat yang mendapatkan akses lebih tinggi. Riot juga menegaskan bahwa mereka tidak mengumpulkan informasi pribadi para pengguna. Mereka mengatakan, Vanguard memiliki akses ke level kernel hanya untuk melakukan validasi sistem dan memastikan pemain tidak menggunakan cheat.

“Riot tidak mengumpulkan data pribadi yang tidak digunakan untuk memastikan integritas dari game yang Anda mainkan,” kata Riot, menurut laporan Euro Gamer. Meskipun begitu, Riot mengambil langkah ekstra untuk memastikan bahwa Vanguard aman. Mereka menawarkan hadiah uang hingga US$100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar) bagi hacker yang dapat menemukan celah keamanan pada Vanguard. Mereka membuat tawaran ini di HackerOne, situs yang memungkinkan perusahaan menawarkan hadiah pada hacker yang melaporkan celah keamanan di softwawre mereka.

anti-cheat valorant
Software anti-cheat Valorant menimbulkan kontroversi. | Sumber: Riot Games

“Untuk menunjukkan komitmen kami dalam melindungi keamanan data para pemain, kami menawarkan hadiah uang hingga US$100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar) bagi orang yang bisa mendemonstrasikan celah keamanan pada Vanguard,” ujar Riot. “Jika Anda bisa membantu kami melindungi para pemain kami dan data mereka dengan melaporkan celah keamanan yang ada, itu berarti Anda adalah orang hebat dan kami ingin memberikan apresiasi.”

Ini bukan kali pertama Riot memanfaatkan HackerOne untuk mencari kelemahan pada game dan software mereka. Namun, ini adalah kali pertama mereka membuat bug bounty khusus untuk Vanguard. Selain itu, hadiah yang mereka tawarkan kali ini juga lebih tinggi dari sebelumnya. Tampaknya, Riot memang serius untuk meyakinkan para pengguna mereka bahwa mereka tidak mengumpulkan data pengguna.

Meskipun masih belum diluncurkan secara resmi, Valorant memiliki hype yang sangat tinggi. Buktinya, game ini berhasil memecahkan rekor jumlah penonton conccurrent di Twitch. Selain itu, sudah muncul diskusi tentang ekosistem esports dari game tersebut. Salah satu organisasi esports ternama asal Korea Selatan, T1, bahkan telah mengadakan turnamen Valorant. Meskipun begitu, Riot mengungkap bahwa mereka tidak akan turun tangan langsung dalam pengembangan scene esports dari Valorant.

Sistem Anti-Cheat Baru Overwatch Akan Hentikan Pertandingan Ketika Mendeteksi Cheater

Single-player merupakan wadah penyajian aspek sinematik dan cerita utama dalam game, tapi multiplayer-lah yang memastikan permainan dinikmati hingga bertahun-tahun ke depan. Sejak tersedia untuk publik, bermain bersama memang tak bisa dipisahkan dari aktivitas gaming. Tingginya minat konsumen terhadap jenis mode tersebut mendorong digarapnya judul-judul eksklusif multiplayer.

Overwatch merupakan salah satu game multiplayer yang hingga kini terus dinikmati jutaan pemain tanpa perlu ikut-ikutan menyajikan battle royale. Namun seperti judul kompetitif lain, pertempuran melawan eksploitasi dan cara-cara curang ialah perjuangan tanpa akhir sejak permainan dirilis. Untuk menanggulangi masalah cheater, Blizzard telah mengambil langkah sangat tegas berupa pemblokiran permanen pada para pelaku.

Via video update developer bulan Juli 2019, director Jeff Kaplan mengungkapkan rencana pembaruan fungsi anti-cheat di Overwatch. Di waktu dekat, Blizzard akan mengimplementasikan sistem deteksi cheat yang lebih mutakhir. Developer tidak menjelaskan cara kerjanya secara detail, namun sistem ini dirancang buat mengentikan pertandingan ketika seseorang terdeteksi bermain curang.

Meski belum diketahui kapan sistem anyar ini diterapkan di server umum, Blizzard sudah mulai mengujinya di Public Test Server. Begitu mengetahui adanya aktivitas cheating, permaian segera disetop. Menariknya, hal ini tidak banyak memengaruhi mereka yang bertanding secara jujur (baik yang jadi lawan ataupun rekan satu tim si cheater) dan skill rating (SR) para gamer sama sekali tidak terpengaruh – tak sama seperti saat mereka kabur dari match.

Lalu buat para pemain curang, Kaplan menyampaikan bahwa ‘hukuman berat telah menanti mereka’. Sekali lagi, Blizzard tidak memaparkannya secara spesifik, tapi melihat reputasi sang developer, mereka sama sekali tak segan menjatuhkan ban. Jika pengembangannya berjalan lancar, pemblokiran ini akan menyebabkan cheater sama sekali tidak bisa menyelesaikan pertandingan.

Mungkin Anda sudah tahu, pemblokiran bukanlah satu-satunya strategi yang diambil Blizzard untuk membuat ekosistem permainan jadi lebih sehat. Sistem Looking For Group dan Endorsement, diluncurkan tepat tahun lalu, juga terbukti efektif mendorong gamer berinteraksi secara positif.

Masih berkaitan dengan developer update Overwatch, Jeff Kaplan sempat mambahas agenda peluncuran hero baru. Fans pasti tahu, pengenalan karakter anyar kali ini sedikit lebih terlambat dibanding sebelum-sebelumnya. Blizzard paham kondisi tersebut , dan meminta kita untuk bersabar menunggu sedikit lebih lama.

Hero [Overwatch] ke-31 akan mengagumkan. Dia akan segera tiba, jangan cemas. Kami membutuhkan sedikit lebih banyak waktu demi membuatnya lebih keren,” tutur Kaplan. Dalam pernyataannya, sang game director menggunakan kata ganti ‘he‘ saat menyebut si karakter.

Via DigitalTrends.