Apple Umumkan MacBook Air dan Mac Mini Generasi Terbaru

MacBook Air boleh memulai tren laptop tipis nan premium, tapi penampakannya sudah tergolong usang setelah melihat laptop lain seperti Dell XPS 13 atau malah HP Spectre Folio. Lebih parah lagi, beberapa tahun terakhir Apple cuma sebatas menerapkan penyegaran spesifikasi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini berbeda. Apple baru saja mengumumkan MacBook Air generasi baru bersamaan dengan iPad Pro generasi ketiga. Gaya desainnya masih mirip, tapi semuanya berubah ketika Anda membukanya; bezel masif yang mengitari layarnya sudah tiada, digantikan oleh bezel tipis berwarna hitam ala MacBook Pro.

Retina MacBook Air

Bezel-nya memang bukan yang paling tipis, tapi setidaknya tidak sampai berdampak pada penempatan webcam di posisi yang kurang ideal. Dampak positifnya, volume MacBook Air menyusut 17 persen dibandingkan generasi sebelumnya meski ukuran layarnya masih sama di angka 13,3 inci.

Layarnya ini juga ikut dirombak. Resolusinya kini meningkat drastis menjadi 2560 x 1600 pixel. Sasisnya masih terbuat dari bahan aluminium utuh, tapi lebih tipis di angka 1,56 cm pada titik paling tebalnya, dan bobotnya juga lebih ringan di angka 1,25 kg. Terlepas dari itu, Apple mengklaim speaker MacBook Air baru dapat menghasilkan volume 25 persen lebih keras dan bass dua kali lebih mantap.

Retina MacBook Air

Penyegaran spesifikasi tentu tidak dilupakan. Apple menyematkan prosesor dual-core Intel Core i5 generasi kedelapan, ditemani oleh RAM 8 GB atau 16 GB, serta pilihan SSD berkapasitas 128 GB sampai 1,5 TB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 50,3 Wh, diklaim tahan untuk penggunaan selama 12 jam (browsing).

Satu hal yang saya sayangkan sebagai pengguna MacBook Air lama adalah, bodi yang semakin tipis berarti keyboard-nya juga ikut menipis. Apple membenamkan switch keyboard yang sama seperti pada MacBook Pro generasi terbaru, yang kalau berdasarkan pengalaman saya mencoba, lebih tidak nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard milik MacBook Air lawas.

Beruntung trackpad-nya kini jadi lebih besar dan telah mendukung Force Touch. Tidak ketinggalan juga adalah sensor sidik jari yang terintegrasi pada tombol power. Sistem Touch ID ini ditopang oleh chip khusus Apple T2 Security Chip yang ternyata juga bertugas memberikan proteksi digital ekstra pada komponen lainnya, seperti misalnya enkripsi data pada SSD-nya.

Retina MacBook Air

Juga sedikit disayangkan adalah hilangnya konektor MagSafe untuk charging, digantikan sepenuhnya oleh sepasang port USB-C. Untungnya port ini mendukung standar Thunderbolt 3, yang berarti kompatibilitasnya dengan berbagai aksesori seperti display dan GPU eksternal cukup terjamin.

Secara keseluruhan, MacBook Air generasi baru ini dapat disimpulkan sebagai MacBook Pro tanpa Touch Bar dan dengan desain yang agak berbeda. Apple berencana memasarkannya mulai 7 November dengan banderol mulai $1.199 untuk konfigurasi terendahnya.

Mac Mini generasi keempat

Mac Mini 4th Gen

Di samping MacBook Air, komputer usang lain yang juga Apple perbarui adalah Mac Mini. Pengumuman ini agak mengejutkan mengingat Mac Mini terakhir di-update pada tahun 2014, dan jarak sejauh itu berarti lompatan performa generasi terbarunya ini amat signifikan.

Pilihan prosesor yang ditawarkan mencakup Intel Core i3-8100 (4-core), Core i5-8500B (6-core) dan Core i7-8700B (6-core), lengkap dengan pilihan RAM DDR4 8 GB sampai 64 GB. Soal storage, SSD tipe PCIe yang terbenam bisa dikonfigurasikan dari kapasitas 128 GB sampai 2 TB.

Mac Mini 4th Gen

Sayang semua komponen tersebut duduk manis di dalam sasis aluminium yang tidak berubah. Dimensinya masih sama persis seperti generasi sebelumnya, dengan panjang sisi 19,7 cm dan ketebalan 3,6 cm, serta bobot 1,3 kg. Tidak bisa dibilang mini lagi untuk standar 2018.

Semua port-nya masih diposisikan di belakang, yang meliputi port Gigabit Ethernet, empat port USB-C (Thunderbolt 3), HDMI 2.0, dua port USB 3.0 biasa dan jack headphone. Apple tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Mac Mini generasi terbaru ini, dan Apple T2 Security Chip turut hadir sebagai pengaman digital ekstra.

Mac Mini 4th Gen

Jadwal perilisan yang ditunjuk untuk Mac Mini sama seperti MacBook Air tadi, sedangkan harganya dipatok mulai $799.

Sumber: Apple 1, 2.

Apple Ungkap iPad Pro Generasi Ketiga dengan Desain Baru Tanpa Tombol Home

Setelah trio iPhone berponi pada bulan September lalu, suguhan hardware terbaru dari Apple untuk tahun ini turut mencakup iPad Pro generasi ketiga. Tidak seperti sebelumnya yang sebatas mengusung spesifikasi baru, iPad Pro generasi ketiga mengemas desain baru yang sangat menarik.

Menarik karena wajahnya kini hanya dihuni oleh sebuah layar dari ujung ke ujung. Masih ada bezel yang mengitarinya, tapi ukurannya sangat tipis jika dibandingkan generasi sebelumnya. Saking tipisnya, tidak ada lagi ruang yang cukup untuk ditempati tombol Home.

Apple iPad Pro

Ya, iPhone sekarang bukan lagi satu-satunya perangkat iOS yang tak dilengkapi tombol usang tersebut. Semua pengoperasian berbasis gesture-nya telah diwariskan ke iPad Pro, demikian pula sistem Face ID untuk mengenali wajah pengguna. Yang sedikit berbeda, Face ID di iPad Pro dapat bekerja dalam orientasi portrait maupun landscape.

Penghapusan tombol Home demi memaksimalkan ukuran layar dalam dimensi yang lebih ringkas merupakan kabar baik. Yang menyebalkan adalah, jack headphone turut dieliminasi pada iPad Pro generasi baru ini. Beruntung kabar buruk ini masih bisa ditutupi oleh kehadiran port USB-C yang sepenuhnya menggantikan port Lightning.

Penggunaan USB-C berarti iPad Pro bisa kompatibel dengan lebih banyak aksesori. Menyambungkannya ke display eksternal kini semudah memasangkan satu kabel USB-C saja (tanpa dongle), dan display yang didukung bisa sampai yang beresolusi 5K. Bukan cuma itu, iPad Pro generasi baru ini ternyata juga bisa dijadikan power bank dadakan untuk iPhone.

Apple iPad Pro

Semua ini disajikan melalui dimensi yang lebih ringkas dari sebelumnya. Varian 12,9 inci misalnya, diklaim punya volume 25 persen lebih kecil berkat desain layar penuhnya, sedangkan varian 11 inci memiliki ukuran yang sama persis seperti varian 10,5 inci sebelumnya.

Tebal kedua varian sama-sama cuma 5,9 mm, tapi ini berarti tonjolan kamera belakangnya jadi semakin besar. Soal bobot, varian 11 inci berada di kisaran 468 gram, sedangkan varian 12,9 inci di kisaran 633 gram. Terlepas dari itu, kedua varian masih dibekali empat buah speaker dan baterai berkapasitas besar; 29,37 Wh pada varian 11 inci, 36,71 Wh pada varian 12,9 inci.

Kamera belakangnya sendiri terbentuk dari sensor 12 megapixel dan lensa f/1.8. Smart HDR menjadi salah satu fitur yang ditawarkan, tapi saya tidak melihat ada Portrait Mode tercantum. Untuk video, 4K 60 fps adalah resolusi maksimum yang didukung. Beralih ke depan, ada kamera 7 megapixel yang mendukung Portrait Mode seperti di iPhone.

Apple iPad Pro

Terkait layar, iPad Pro generasi ketiga masih menggunakan panel LCD seperti sebelumnya, dengan resolusi 2388 x 1668 pixel pada varian 11 inci, dan 2732 x 2048 pixel pada varian 12,9 inci. Teknologi ProMotion dengan refresh rate 120 Hz yang menjadi terobosan generasi sebelumnya juga masih digunakan di sini.

Di balik layar tersebut, bernaung spesifikasi yang luar biasa mumpuni. Chipset A12X Bionic yang digunakan mengemas prosesor 8-core dan GPU 7-core, dan untuk pertama kalinya di iPad, ada Neural Engine yang didedikasikan untuk menangani fitur berbasis machine learning. Menurut klaim Apple, performa grafis iPad Pro bisa disetarakan dengan Xbox One S, dan ini krusial demi realisasi Adobe Photoshop CC untuk iPad tahun depan.

Seperti biasa, Apple tidak mengungkap kapasitas RAM yang tersedia pada iPad Pro. Namun yang cukup sinting adalah kapasitas penyimpanannya, yang berkisar antara 64 GB sampai 1 TB. Dengan bekal port USB-C dan storage 1 TB, tidak berlebihan apabila iPad Pro diperlakukan sebagai pengganti laptop.

Apple iPad Pro

Lalu sampailah kita pada bagian yang menjadikan iPad Pro itu pro, yakni aksesori. Apple telah merancang Apple Pencil generasi baru yang dapat di-charge secara wireless dengan ditempelkan secara magnetik ke sisi samping iPad Pro. Bukan cuma itu, Pencil baru ini juga mengemas sensor sentuh sehingga pengguna dapat mengaktifkan sejumlah fungsi dengan menyentuh bagian sampingnya.

Untuk keyboard, Apple menyediakan Smart Keyboard Folio yang memproteksi bagian depan sekaligus belakang iPad Pro. Selagi terpasang, aksesori ini juga bisa menjadi dudukan dua posisi buat iPad Pro. Charging sama sekali tidak diperlukan, sebab aksesori ini menyambung melalui konektor khusus pada sisi samping iPad Pro.

Apple iPad Pro

7 November adalah tanggal yang ditetapkan Apple sebagai awal pemasaran iPad Pro generasi ketiga. Varian 11 incinya dibanderol mulai $799, sedangkan varian 12,9 inci mulai $999. Apple Pencil dijual terpisah seharga $129, sedangkan Smart Keyboard Folio seharga $179 untuk varian 11 inci dan $199 untuk varian 12,9 inci.

Sumber: Apple.

Waze Kini Dapat Digunakan di Apple CarPlay

Sebelum Apple Maps generasi baru dirilis (masih lama, sebab mereka mengerjakannya sendiri dari nol), saya sebagai pengguna iPhone masih akan bergantung sepenuhnya pada Google Maps (atau Waze sesekali, saat mengemudikan mobil). Sayang ini semua tidak dimungkinkan apabila saya menggunakan Apple CarPlay di dashboard mobil, sebab fitur itu cuma bisa menampilkan navigasi dari Apple Maps.

Berita baiknya, ‘penyakit’ ini sudah berhasil diobati oleh iOS 12 yang dirilis belum lama ini. iOS 12 memang tidak membawa pembaruan yang luar biasa banyak, tapi lebih ke peningkatan performa dan fitur ‘perintilan’ yang pengaruhnya cukup besar. Salah satunya adalah dukungan aplikasi navigasi pihak ketiga pada CarPlay.

Sekarang, Waze pun juga sudah merilis update versi baru (versi 4.43.4) yang menghadirkan kompatibilitas CarPlay. Jadi saat Anda menyambungkan iPhone ke head unit mobil yang mendukung CarPlay, Anda bisa langsung melihat tampilan navigasi Waze langsung di layar head unit.

Waze Apple CarPlay

Meninjau panduan navigasi di layar dashboard jelas lebih nyaman sekaligus aman ketimbang di layar iPhone yang lebih kecil. CarPlay juga akan otomatis memperbesar ukuran icon yang tampak, sehingga kalau harus mengoperasikannya selagi memegang setir pun tetap bisa dilakukan dengan lebih mudah.

Kompatibilitas Waze dengan CarPlay ini hadir beberapa hari setelah Google Maps meluncurkan update yang sama. Dengan begitu, Apple CarPlay sekarang setidaknya bisa disetarakan dengan Android Auto untuk urusan navigasi.

Sumber: MacWorld.

Apple Watch Series 4 Hadir Membawa Perubahan yang Paling Banyak Dibanding Sebelumnya

Tidak terasa sudah empat tahun sejak Apple Watch pertama diperkenalkan. Tahun 2016, Apple Watch Series 2 hadir membawa peningkatan performa dalam bodi yang sama tapi tahan air sepenuhnya. Tahun 2017, Apple Watch Series 3 kembali menghadirkan lonjakan performa dan konektivitas seluler, tapi lagi-lagi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini, Apple Watch Series 4 bisa dibilang membawa perubahan yang paling banyak. Saat mengungkapnya bersama trio iPhone X baru, Apple bilang bahwa mereka telah merancangnya ulang. Namun klaim ini tidak akan terbukti kalau kita hanya melihat Series 4 sepintas.

Apple Watch Series 4

Penampilannya secara keseluruhan masih sama, akan tetapi ukuran layarnya membesar sekitar 30 persen – bezel-nya menyusut cukup signifikan, dan bagian ujung layarnya dibuat melengkung seperti iPhone (case-nya pun juga lebih membulat ketimbang Series 3). Bukan cuma layarnya, dimensi fisiknya pun ikut membesar: Series 4 tersedia dalam dua varian ukuran, 40 mm atau 44 mm (sebelumnya 38 mm dan 42 mm).

Karena layarnya membesar, resolusi panel OLED-nya pun ikut meningkat. Varian 40 mm mengemas resolusi 324 x 394 pixel, sedangkan varian 44 mm mengemas 368 x 448 pixel. Tingkat kecerahan maksimumnya masih sama seperti Series 3 di angka 1.000 nit. Layar yang lebih besar juga berarti informasi yang ditampilkan bisa lebih banyak, dan komplikasinya pun lebih variatif.

Apple Watch Series 4

Material yang digunakan masih sama, aluminium atau stainless steel, tergantung variannya (tidak ada lagi varian mewah yang terbuat dari emas murni maupun keramik seperti sebelum-sebelumnya). Sisi belakang Series 4 diklaim sepenuhnya terbuat dari keramik dan dilapis kristal safir. Ketahanan airnya sama (hingga 50 meter), tapi bodinya sedikit lebih tipis (10,7 mm dibandingkan 11,4 mm pada Series 3).

Masih seputar fisik, Digital Crown milik Series 4 kini dilengkapi haptic feedback alias efek getaran saat diputar. Aksen merah untuk varian selulernya tak lagi norak seperti di Series 3, melainkan berbentuk cincin kecil layaknya lini lensa kamera premium Canon. Terakhir, volume speaker-nya diklaim 50% lebih keras.

Apple Watch Series 4

Series 4 ditenagai oleh chipset Apple S4 dengan prosesor dual-core beraksitektur 64-bit. Performanya diyakini dua kali lebih gegas dibanding Series 3. Bukan cuma prosesornya yang baru, bahkan accelerometer dan gyroscope-nya pun baru; lebih efektif sampai-sampai Series 4 dapat mendeteksi apabila penggunanya terjatuh (fitur yang Apple sebut dengan istilah Fall Detection).

Fall Detection ini bekerja secara otomatis. Ketika perangkat mendeteksi pengguna terjatuh, layarnya akan langsung menampilkan notifikasi, menanyakan apakah penggunanya baik-baik saja. Seumpama pengguna tidak merespon sampai satu menit, perangkat bakal langsung menghubungi layanan darurat (SOS).

Apple Watch Series 4

Sensor optik untuk memonitor laju jantung masih ada di belakang, tapi kini didampingi sensor elektrik berupa elektroda yang mengitari sensor optik tersebut. Perpaduan dua sensor ini memungkinkan Series 4 untuk bekerja layaknya alat electrocardiogram, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ECG.

Proses pemeriksaan ECG pada Apple Watch hanya memerlukan waktu 30 detik saja. Setelahnya, layar akan langsung menampilkan klasifikasi dari ritme jantung pengguna. Semua datanya akan disimpan dalam aplikasi Health di perangkat iOS, dan bisa dibagikan ke dokter spesialis dalam bentuk PDF. ECG on-demand ini sejatinya bisa menjadi nilai jual utama Series 4 kalau menurut saya.

Apple Watch Series 4

Terkait konektivitas, Apple mengklaim bahwa desain baru Series 4 juga berujung pada penerimaan sinyal LTE yang lebih baik daripada sebelumnya. Sepele namun tidak kalah penting adalah Bluetooth 5.0 yang menggantikan Bluetooth 4.2 milik generasi sebelumnya.

Mungkin satu-satunya hal yang mengecewakan dari Series 4 adalah daya tahan baterainya yang cuma 18 jam pemakaian. Meski begitu, setidaknya angka ini sama persis dan tidak lebih buruk daripada Series 3, padahal kita tahu Series 4 memiliki bodi yang lebih tipis.

Apple Watch Hermes Series 4 / Apple
Apple Watch Hermes Series 4 / Apple

Apple Watch Series 4 akan dipasarkan di berbagai negara mulai 21 September. Harganya dimulai di angka $399, atau $499 untuk varian LTE-nya. Beragam variasi desain tentu masih menjadi salah satu nilai jual Series 4, dan varian stainless steel-nya kini juga tersedia dalam warna emas seperti iPhone XS dan XS Max.

Kabar baiknya, Series 4 kompatibel dengan semua strap Apple Watch generasi sebelumnya. Varian eksklusif Apple Watch Nike+ maupun Apple Watch Hermes juga masih menjadi bagian dari lineup Series 4. Apple juga masih akan menjual Series 3, tapi harga awalnya turun menjadi $279.

Sumber: Apple.

Apple Resmi Luncurkan iPhone XS, iPhone XS Max dan iPhone XR

Tahun lalu tidak ada iPhone 9, tahun ini rupanya juga sama. Saya kira Apple bakal merilisnya bersama dengan penerus iPhone X, tapi saya salah. Yang ada justru trio iPhone X baru, lebih tepatnya iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR.

Kabar baiknya, lewat ketiga iPhone baru ini, Apple sudah resmi meninggalkan gaya desain iPhone lama dengan ‘dahi’ dan ‘dagu’ yang kelewat lebar. 2018 adalah tahunnya smartphone ‘berponi’ tanpa tombol apa-apa di bagian wajah, dan itu masih dijunjung tinggi oleh trio iPhone baru ini.

iPhone XS dan iPhone XS Max

iPhone XS dan iPhone XS Max

Desain iPhone XS dan iPhone XS Max sama persis seperti iPhone X yang digantikannya, masih melibatkan rangka stainless steel yang diapit oleh kaca di depan dan belakang. Yang membedakan hanyalah adanya varian warna emas di samping hitam dan silver, dan ketahanan airnya sedikit lebih baik dengan sertifikasi IP68 (bisa direndam sampai 2 meter selama 30 menit).

Perbedaan iPhone XS dan XS Max sendiri murni hanya terletak pada ukuran layar dan kapasitas baterainya saja. Mungkin itulah mengapa Apple tak lagi memakai nama “Plus”, sebab sebelumnya seri Plus memang menawarkan lebih dari sebatas layar yang lebih besar (kamera ganda adalah contoh paling gampangnya).

iPhone XS masih menggunakan panel OLED 5,8 inci seperti pendahulunya, dengan resolusi yang sama pula, 2436 x 1125 pixel (458 ppi), akan tetapi Apple mengklaim layar iPhone XS punya dynamic range 60% lebih luas (reproduksi warnanya lebih baik, kira-kira begitu gampangnya). iPhone XS Max di sisi lain mengusung panel OLED dengan kualitas yang sama persis, tapi dimensinya membengkak menjadi 6,5 inci, dengan resolusi 2688 x 1242 pixel (458 ppi).

6,5 inci berarti ukuran layarnya bahkan lebih bongsor ketimbang Samsung Galaxy Note 9. Kendati demikian, fisik iPhone XS Max rupanya tidak lebih besar ketimbang iPhone 8 Plus. Fitur-fitur macam True Tone maupun 3D Touch tentunya masih ada pada layar iPhone XS maupun XS Max.

iPhone XS

Keduanya sama-sama ditenagai oleh chipset A12 Bionic yang dibuat dengan proses fabrikasi 7 nm, dengan prosesor 6-core dan GPU 4-core yang diklaim mampu memberikan peningkatan performa keseluruhan sebesar 15%, performa GPU sebesar 50%, tapi di saat yang sama konsumsi dayanya lebih rendah 50%.

Lonjakan performa yang lebih drastis justru ada pada komponen Neural Engine yang bertugas mewujudkan fitur-fitur berbasis AI serta machine learning. Chip kecil ini sekarang bukan lagi berinti dua, tapi delapan, dan sanggup mengatasi 5 triliun pengoperasian setiap detiknya.

iPhone XS Max

Beralih ke kamera, baik iPhone XS maupun XS Max masih dibekali sepasang kamera belakang 12 megapixel (f/1.8 dan f/2.4), tapi dengan sedikit penyempurnaan: sensornya mengemas ukuran fisik pixel yang lebih besar sehingga lebih bisa diandalkan dalam kondisi low-light. Opsi perekaman video tertingginya tetap di resolusi 4K 60 fps, tapi kini dengan dukungan audio stereo – speaker stereo iPhone XS dan XS Max sendiri juga diklaim punya volume lebih keras daripada iPhone X.

Fitur Portrait Mode dan Portrait Lighting tentu masih ada. Yang baru buat iPhone adalah intensitas blur atau bokeh yang dapat disesuaikan pasca pemotretan, mengikuti tren yang dipelopori oleh pabrikan-pabrikan lain. Juga baru adalah fitur Smart HDR, yang diklaim lebih bagus lagi hasilnya ketimbang HDR biasa.

Kamera depannya masih sama, 7 megapixel dengan lensa f/2.2 dan kemampuan merekam video 1080p 60 fps. Di sebelah kamera tersebut masih ada sederet sensor untuk mewujudkan fitur pengenal wajah Face ID serta Memoji (varian baru Animoji yang akan hadir bersama iOS 12). Face ID di iPhone XS dan XS Max sendiri diklaim lebih gegas daripada di iPhone X.

iPhone XS

Soal baterai, seperti biasa Apple enggan menyebutkan kapasitas persisnya. Mereka cuma bilang iPhone XS bisa tahan 30 menit lebih lama daripada iPhone X, sedangkan XS Max 90 menit lebih lama. iPhone XS dan XS Max juga menjadi iPhone pertama yang mendukung pemakaian dua kartu SIM sekaligus (satu via teknologi eSIM pada negara dengan operator yang mendukung).

Oke, jadi seberapa mahal harganya? $999 untuk varian termurah iPhone XS dengan storage 64 GB ($1.099 untuk XS Max). Di atasnya ada varian dengan storage 256 GB, lalu yang paling mahal dengan 512 GB. Untuk varian termahal ini (XS Max 512 GB), konsumen harus menebus $1.449 – mungkin harganya di Indonesia nanti bisa menembus angka Rp 25 juta mengingat varian iPhone X termahal sebelumnya sudah menembus Rp 20 juta (semoga saya salah).

Apple bakal memasarkannya mulai 21 September di banyak negara sekaligus. Indonesia tentu saja tidak termasuk sebagai yang pertama, dan mungkin konsumen harus menunggu sampai tahun berikutnya seperti biasanya.

iPhone XR

iPhone XR

Pengganti iPhone 8 dan iPhone 8 Plus adalah iPhone XR. Ia bisa dianggap sebagai hasil perkawinan antara iPhone XS dan iPhone 8 Plus. Rangka bodinya bukan stainless steel, melainkan aluminium, tapi tetap diapit kaca di bagian depan dan belakang, dan masih mendukung wireless charging layaknya XS dan XS Max – baterainya pun diyakini juga tahan 90 menit lebih lama daripada iPhone 8 Plus.

Ketahanan airnya tidak sebaik XS dan XS Max dengan sertifikasi IP67 (sampai sedalam 1 meter selama 30 menit), akan tetapi pilihan warnanya jauh lebih banyak: selain hitam dan putih, juga ada biru, kuning, Coral (perpaduan oranye dan pink), serta merah (bagian dari seri Product RED). iPhone XR juga sedikit lebih tebal ketimbang XS dan XS Max, 8,3 mm dibanding 7,7 mm.

iPhone XR

Dari depan, iPhone XR tampak mirip seperti XS dan XS Max, akan tetapi panel layar yang digunakan bukanlah OLED, melainkan IPS LCD, dengan bentang diagonal 6,1 inci dan resolusi 1792 x 828 pixel (326 ppi). Fitur True Tone masih ada, tapi 3D Touch absen, digantikan oleh sistem haptic touch macam yang terdapat pada touchpad MacBook Pro. Menarik juga untuk diperhatikan adalah, dimensi fisik iPhone XR ternyata lebih ringkas ketimbang iPhone 8 Plus.

Berbekal chipset A12 Bionic, iPhone XR pun menjanjikan performa yang sama persis seperti kedua kakaknya yang lebih mahal. Beralih ke belakang, Anda bakal menjumpai satu kamera saja, tapi untungnya kamera 12 megapixel f/1.8 ini identik dengan yang tertanam pada XS dan XS Max. Portrait Mode pun turut didukung berkat bantuan software (layaknya duo Google Pixel 2).

Kamera depan 7 megapixel beserta sederet sensor menghuni notch di atas layarnya. Apple menjanjikan kinerja Face ID yang sama cepatnya pada iPhone XR, menjadikannya lebih superior dibanding iPhone X soal ini. Dengan begitu, bisa disimpulkan pembeda utama iPhone XR dibanding XS dan XS Max hanyalah layar dan kamera belakangnya.

iPhone XR

Kehadiran iPhone XR secara langsung berdampak pada ‘kepunahan’ iPhone X. Apple tak lagi menjualnya, digantikan sepenuhnya oleh iPhone XS dan XS Max tadi. iPhone XR sendiri dibanderol mulai $749 untuk varian temrurah dengan storage 64 GB (tersedia pula varian 128 GB dan 256 GB), akan tetapi pemasarannya baru akan berlangsung mulai 26 Oktober mendatang.

Tidak bisa dipungkiri, $749 masih sangat mahal bagi sebagian besar konsumen (apalagi ketika masuk ke Indonesia secara resmi nanti), tapi setidaknya lebih manusiawi. Saya pribadi masih bingung dengan penamaannya; apakah Apple memilih “R” hanya karena satu huruf lebih dulu ketimbang “S”, atau ada maksud lain. Entahlah, tapi yang pasti, nasib iPhone 9 sama seperti Windows 9: masih misteri.

Sumber: Apple 1, 2.

Apple Tunda Perilisan Fitur Group FaceTime pada iOS 12

Pengguna iPhone dan iPad, bersiaplah sedikit kecewa saat update resmi iOS 12 dirilis di bulan September atau Oktober nanti. Pasalnya, salah satu fitur unggulannya, yakni Group FaceTime, tidak akan tersedia di versi perdana iOS 12 seperti yang Apple janjikan sebelumnya.

Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Apple melalui release note pada versi terbaru iOS 12 beta yang belum lama ini dirilis. Sebagai gantinya, Group FaceTime baru akan menyusul ke depannya bersama pembaruan untuk iOS 12. Mengecewakan, tapi Apple pasti punya pertimbangan tersendiri.

Salah satu kemungkinannya, fitur ini belum bisa berjalan semulus yang didemonstrasikan di event WWDC 2018 lalu. Seperti yang kita tahu, Group FaceTime bisa menampung 32 orang sekaligus dalam satu sesi panggilan video, dan ini sudah pasti bisa berdampak buruk pada stabilitas atau performa apabila kinerjanya tidak benar-benar dioptimalkan.

iOS 12 Group FaceTime

Di samping itu, partisipan Group FaceTime juga dapat menyematkan berbagai special effect pada percakapan, mulai dari sticker, sampai Animoji maupun Memoji (custom Animoji) yang menggantikan wajahnya masing-masing. Semakin banyak fitur, jelas semakin banyak pula tantangannya.

Maka dari itu, Apple pun memutuskan untuk mengundur perilisan Group FaceTime. Mereka sepertinya tidak mau tergesa-gesa dan merilis Group FaceTime dalam kondisi yang masih buggy alias bermasalah. Lebih baik disiapkan dulu dengan benar-benar matang supaya ketika dirilis tidak ada banyak keluhan dari pengguna.

Ini juga bukan pertama kalinya Apple menunda perilisan salah satu fitur andalan iOS versi baru. Sebelumnya, fitur Messages in iCloud baru hadir bersama iOS 11.4, padahal fitur ini sudah diumumkan jauh-jauh hari ketika Apple memperkenalkan iOS 11 di event WWDC di tahun sebelumnya.

Sumber: SlashGear.

Apple Music Hadirkan Playlist Terkurasi Baru, Friends Mix

Spotify membuktikan bahwa untuk bisa sukses di industri streaming musik, katalog yang masif saja tidak cukup. Aspek personalisasi juga tidak kalah penting, seperti yang bisa kita lihat dari deretan playlist terkurasi (Discover Weekly, Daily Mix, Release Radar, Time Capsule) untuk masing-masing pengguna.

Inisiatif-inisiatif Spotify ini banyak menginspirasi layanan kompetitor, termasuk halnya Apple Music, yang baru-baru ini menghadirkan playlist terkurasi baru bernama Friends Mix. Sesuai namanya, playlist ini berisi 25 lagu pilihan yang belakangan dinikmati oleh rekan sesama pelanggan Apple Music kita.

Sebelum ini, pelanggan sebenarnya sudah bisa mengetahui lagu-lagu yang didengarkan teman-temannya, tapi harus dengan membuka profilnya satu per satu. Friends Mix jelas menawarkan cara yang lebih mudah, dan pelanggan juga dapat meminta bantuan Siri untuk memutar playlist ini jika perlu.

Sumber gambar: 9to5Mac
Sumber gambar: 9to5Mac

Friends Mix akan diperbarui setiap hari Senin, dan bakal muncul di tab “For You” bersama dengan playlist lain seperti Favorites Mix, Chill Mix dan New Music Mix, yang semuanya juga diperbarui pada hari tertentu setiap minggunya. Sejauh ini, Apple Music masih punya tiga slot hari yang kosong untuk diisi dengan playlist terkurasi baru.

Berdasarkan pantauan 9to5Mac, Friends Mix sedang diluncurkan secara bertahap dan belum merambah seluruh pelanggan. Apple juga tidak membatasinya untuk versi iOS tertentu.

Sumber: 9to5Mac.

Apple Luncurkan Blackmagic eGPU untuk MacBook Pro

MacBook Pro versi baru dihargai $6.699 untuk varian yang paling mahal dan paling perkasa. Namun seandainya itu masih kurang dan Anda masih punya budget lebih, Anda bisa mendongkrak performanya lebih lanjut – khususnya di sektor grafis – dengan bantuan external GPU (eGPU).

Salah satu opsi yang tersedia di pasaran adalah Razer Core X, yang dihargai $299 hanya untuk enclosure-nya saja, alias belum termasuk kartu grafisnya. Opsi lain datang langsung dari Apple, yang bekerja sama dengan produsen kamera Blackmagic guna mengembangkan Blackmagic eGPU.

Blackmagic eGPU

Di balik sasis aluminium unibody-nya tersimpan kartu grafis AMD Radeon Pro 580 (sama seperti yang digunakan varian termahal iMac 5K (27 inci), yang mengemas memory GDDR5 sebesar 8 GB, memory bandwith 256-bit dan total 36 compute unit. Secara keseluruhan, GPU ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 5,5 teraflop, cukup untuk keperluan kalangan profesional dalam menyunting video maupun mengerjakan proyek 3D dan VR.

Apple bilang eGPU ini dapat memberikan dorongan performa sebesar 2,8 kali lipat untuk MacBook Pro 15 inci, atau malah 8 kali lipat untuk model 13 inci. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin yang dirancang untuk bekerja secara efektif sekaligus hening, sehingga tidak akan mengganggu konsumen yang bekerja di bidang produksi video dan audio.

Blackmagic eGPU

Seperti Razer Core, Blackmagic eGPU menyambung ke MacBook via satu kabel USB-C (Thunderbolt 3), sehingga baterai laptop pun juga akan terisi selama terhubung. Dari situ pengguna masih bisa menyambungkan peripheral lain, sebab perangkat ini juga dibekali satu port USB-C lain, empat port USB 3.1, dan satu port HDMI 2.0.

Soal harga, Blackmagic eGPU saat ini sudah dipasarkan seharga $699, tapi hanya melalui Apple Store saja. Dibandingkan Razer Core, konsumen pada dasarnya membayar ekstra $300 untuk GPU Radeon Pro 580 plus sejumlah port tambahan – meski tentu saja Razer Core jauh lebih fleksibel karena Anda yang memilih sendiri kartu grafisnya.

Sumber: The Verge dan Blackmagic.

MacBook Pro Dapat Penyegaran Spesifikasi dan Tiga Fitur Baru

Apple baru saja mengumumkan versi baru MacBook Pro dengan spesifikasi yang lebih gres. Yang diperbarui secara spesifik adalah model yang mengemas Touch Bar, sedangkan yang dilengkapi tombol function fisik masih sama seperti sebelumnya.

Berhubung ini cuma penyegaran spesifikasi, desain fisik perangkat pun masih sama persis, dan yang berharap Apple menyematkan slot SD card masih akan dibuat kecewa, sebab formasi colokannya tidak berubah sama sekali; masih USB-C semua, plus sebuah jack headphone.

2018 MacBook Pro with Touch Bar

Untuk model yang berlayar 15 inci, konsumen sekarang dapat memilih antara prosesor 6-core Intel Core i7 atau Core i9, semuanya generasi terbaru. Konfigurasi termahalnya juga datang dengan kartu grafis Radeon Pro 4 GB, RAM DDR4 32 GB, dan SSD berkapasitas 4 TB. Harganya? $6.699 untuk konfigurasi tertingginya, atau $2.399 untuk yang terendah.

Model yang berlayar 13 inci di sisi lain menawarkan pilihan prosesor quad-core Intel Core i5 atau Core i7, ditemani oleh kartu grafis terintegrasi Intel Iris Plus 655 dan SSD sebesar 2 TB. Banderolnya dimulai di angka $1.799, sama seperti versi sebelumnya.

Apple mengklaim peningkatan spesifikasi ini dapat mendongkrak performa MacBook Pro 15 inci hingga 70 persen, atau dua kali lebih cepat untuk model 13 inci. Daya tahan baterainya diyakini sama, sebab Apple juga menambah sedikit kapasitas baterainya sebagai kompensasi atas spesifikasi yang lebih perkasa sekaligus lebih haus daya.

2018 MacBook Pro with Touch Bar

Di samping spesifikasi yang lebih segar, kedua model MacBook Pro ini juga hadir mengusung tiga fitur baru. Yang pertama adalah layar berteknologi True Tone, macam yang terdapat pada iPhone X maupun iPad Pro. Resolusinya masih sama persis, akan tetapi temperatur warna yang ditampilkan bisa berubah-ubah secara otomatis, menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan di sekitar.

Yang kedua adalah chip Apple T2 yang menjadi otak atas Touch Bar beserta fitur-fitur keamanan MacBook Pro, sekaligus memungkinkan pengguna untuk mengucapkan mantra “Hey Siri”. Ketiga, keyboard-nya telah disempurnakan dengan switch tipe butterfly generasi ketiga, yang diklaim lebih senyap meski menawarkan key travel yang sama persis.

Kalau Anda mengikuti berita dari media-media teknologi luar belakangan ini, Anda harusnya tahu mengenai kabar soal keyboard MacBook Pro yang bermasalah dan sangat mahal biaya reparasinya. Sayang sekali keyboard baru ini bukanlah solusi atas problem tersebut, dan untuk sekarang Apple hanya bisa memberikan tidak lebih dari sebatas program reparasi berdurasi empat tahun.

MacBook Pro leather sleeve

Terakhir, Apple juga memperkenalkan aksesori baru untuk MacBook Pro berupa leather sleeve dalam tiga pilihan warna: cokelat, biru dan hitam. Aksesori ini pertama muncul tahun lalu bersama MacBook 12 inci.

Sumber: Apple dan The Verge.

Akankah Apple Menggunakan Kamera Mekanis?

Dengan kemunculan Vivo NEX dan OPPO Find X, membuat dunia terbelalak dengan keunggulannya dalam memakai layar yang memenuhi badan depan sebuah smartphone. Dengan penggunaan layar penuh tanpa “poni”, tentu saja membuat kedua smartphone tersebut tidak dapat menaruh kamera pada sisi depannya.

iPhone X

Solusi yang dimiliki oleh kedua vendor smartphone ini adalah dengan menggunakan kamera mekanis yang bakal keluar saat dibutuhkan. Pada Vivo, penggunaan bagian mekanis yang akan secara otomatis muncul saat digunakan adalah untuk kamera depannya.

Sedangkan pada OPPO, bagian atasnya akan memunculkan tidak hanya kamera depan, tetapi juga kamera utama dan beberapa sensor lainnya. Hal ini akan membuat bagian atas dari Find X akan lebih banyak bergerak saat pengguna membutuhkan kamera seperti saat mengambil gambar atau membuka perangkat dengan menggunakan face unlock.

Lalu apakah Apple akan menggunakan teknologi tersebut pada perangkat mereka di masa depan?

Horace Dediu: Mungkin Tidak

Horace Dediu, seorang analis industri terkemuka yang berfokus pada produk Apple, mengatakan bahwa perusahaan Cupertino tersebut harus menjauhi pikiran-pikiran untuk menggunakan bagian-bagian yang dapat bergerak ke perangkatnya.

OPPO Find X featured

Horace mengatakan bahwa bagian mekanis tersebut lama kelamaan akan lebih cepat aus dan rusak dibandingkan dengan saat menggunakan material yang biasa digunakan. Daripada menggunakan bagian yang dapat bergerak, Apple lebih baik memfokuskan pada penggantian port lightning dan tempat SIM pada perangkat berikutnya.

Horace juga mengatakan bahwa perangkat iPhone berikutnya bakal memiliki bezel yang lebih kecil dari yang ada sekarang.

Akan tetapi, apakah bagian mekanis tersebut akan cepat rusak?

OPPO dan Vivo memang mengeluarkan perangkat mereka masing-masing dengan bagian mekanis. OPPO mengklaim bahwa bagian mekanis yang ada pada Find X mampu bergerak naik dan turun sebanyak 300.000 kali. Sedangkan Vivo sendiri mengklaim smartphone-nya mampu bergerak sekitar 60.000 kali.

Penggunaan kamera pada OPPO tentu bakal lebih banyak dibandingkan dengan Vivo karena akan memunculkan lebih banyak sensor. Jadi, seharusnya dengan pengujian yang dilakukan oleh kedua vendor tersebut, motor pada bagian mekanis bakal bisa bertahan untuk beberapa tahun dalam pemakaian biasa.

Walaupun begitu, yang perlu diperhatikan adalah motor pada bagian mekanis tersebut mungkin bisa lebih cepat rusak pada saat terjadi benturan, atau lebih parahnya, jatuh dari tangan saat membuka atau menutup kamera.

Vivo-NEX-5

Sebagian orang akan berkata bahwa “Saat jatuh, tidak hanya bagian mekanis yang rusak, kaca layar juga akan pecah”. Betul, tetapi apakah penggantian mekanis karena benturan akan masuk ke dalam garansi? Jika tidak, apakah biaya penggantiannya akan mahal?

Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Sumber: Express.co.uk. Gambar: Apple, OPPO, Vivo.