Wearbuds Ialah Perpaduan Unik Antara Smartband dengan AirPods

Hadirnya teknologi wireless di perangkat penyaji musik membuat segalanya jadi mudah. Anda tidak perlu lagi berurusan dengan kabel kusut ketika ingin menggunakannya, dan absennya kabel berarti berkurang juga terjadinya insiden-insiden menyebalkan – contohnya seperti kabel yang tersangkut atau rusak. Namun solusi nirkabel masih punya kelemahan, terutama berkaitan dengan durasi penggunaan.

Untuk menyederhanakan proses charging, umumnya produsen menyediakan dock yang kadang berfungsi pula sebagai case. Sayangnya pendekatan ini belum bisa dikatakan benar-benar ideal. Kadang ketika terburu-buru, kita lupa membawa charging case. Lebih buruk lagi, desain earphone terpisah (seperti AirPods dan Galaxy Buds) membuka lebih banyak peluang bagi kita untuk menghilangkan salah satu earpiece-nya. Kondisi ini mendorong tim Aipower buat mengembangkan Wearbuds.

WearBuds 2

Wearbuds ialah perpaduan unik antara smartband dengan earphone wireless. Ia diklaim sebagai ‘earbud Hi-Fi wireless on-wrist charging‘ pertama di dunia. Sesuai deskripsi itu, Aipower mendesain bagian charging case sebagai perangkat wearable. Saat tak digunakan, earpiece bisa disimpan aman di dalam smartband. Lalu ketika ingin menikmati musik, Anda hanya perlu mengeluarkan keduanya dari slot.

Unit earpiece punya desain minimalis, masing-masing hanya berbobot 3,6-gram. Perangkat juga dirancang agar mendukung pemakaian harian dan Anda tidak perlu cemas jika bagian earphone terkena keringat atau percikan air karena Wearbuds sudah mengamankan sertifikasi IPX6. Dalam sekali charge, Wearbuds siap menghidangkan musik selama 5,5 jam – atau sampai 12 jam jika dikombinasikan bersama smartband/charging case-nya.

Bagian earphone ditunjang oleh fitur aptX, tersambung ke unit pemutar musik (smartphone) via Bluetooth 5.0. Aipower juga mencantumkan chip audio Qualcomm demi mastikan proses stream audio berjalan mulus tanpa ada data yang hilang atau penurunan kualitas. Selanjutnya, produsen memilih driver berjenis ‘graphene-augmented‘ sebagai jantung dari Wearbuds.

Menariknya, bagian band dari Wearbuds juga tak kalah istimewa. Komponen ini dibekali berbagai fitur pintar dan kapabiltas pelacakan, ditopang oleh prosesor ARM Cortex M4. Pada dasarnya, ia bekerja layaknya smartband: bisa mendeteksi detak jantung via sensor optik, menghitung pembakaran kalori, menakar kualitas tidur, juga mampu berperan jadi pedometer, alarm serta menyampaikan notifikasi ketika ada pesan masuk. Seluruh informasi tersebut dapat Anda akses lewat aplikasi mobile Wearbuds, tersedia buat Android serta iOS.

WearBuds 3

Aipower telah mempersilakan kita untuk memesan Wearbuds melalui situs Kickstarter. Selama kampanye crowdfunding berlangsung, produk dijajakan di harga sangat menggoda, yaitu US$ 100 saja. Setelah itu, Wearbuds akan dibanderol di harga retail US$ 200. Khusus para backer, hybrid earphone-smartband ini siap didistribusikan pada bulan Oktober 2019.

WearBuds 1

Qualcomm Luncurkan Codec aptX Adaptive untuk Perangkat Audio Nirkabel

Tren hilangnya headphone jack dari smartphone belakangan ini secara frontal memaksa konsumen untuk beralih ke headphone atau earphone wireless. Masalahnya, sebagian konsumen menilai kualitas suara headphone wireless masih kalah dibanding yang memakai kabel. Di situlah codec aptX datang menawarkan solusi.

aptX sejatinya sudah dikembangkan sejak lama, namun di tahun 2015, Qualcomm memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan yang mengerjakannya (CSR alias Cambridge Silicon Radio). Tak lama setelahnya, tepatnya di awal tahun 2016, Qualcomm merilis codec aptX HD yang menjanjikan kualitas suara “lebih baik dari CD” via koneksi Bluetooth.

Selain aptX HD, ada pula aptX Low Latency yang fungsi utamanya memastikan audio tersinkronisasi dengan baik dalam skenario menonton video atau bermain game – audionya tidak terlambat dibandingkan videonya, demikian penjelasan sederhananya. Sekarang, Qualcomm memutuskan untuk mengawinkan kedua varian aptX itu.

Qualcomm aptX Adaptive

Hasilnya adalah aptX Adaptive. Label “Adaptive” merujuk pada kemampuannya memprioritaskan antara kualitas audio yang paling maksimal dan sinkronisasi yang optimal yang minim latency. Semua ini dilakukan secara otomatis tergantung pada jenis konten yang dikonsumsi serta kondisi frekuensi radio (RF) di sekitar perangkat yang digunakan.

Ilustrasinya seperti ini: kalau sedang bersantai menikmati musik di rumah, yang diprioritaskan adalah kualitas audio, sebab sinyal Bluetooth yang terpancar tidak mengalami banyak interferensi (gangguan) dari perangkat-perangkat lain.

Sebaliknya, ketika berada di dalam kabin pesawat di mana umumnya ada banyak penumpang yang membawa bekal headphone atau earphone Bluetooth (banyak gangguan), yang diprioritaskan adalah sinkronisasi dan latency rendah, sehingga seumpama Anda sedang memakai headphone Bluetooth untuk menonton video, audionya tidak akan terdengar terlambat.

Qualcomm aptX Adaptive

Qualcomm memastikan bahwa aptX Adaptive bisa bekerja secara mulus tanpa campur tangan dari konsumen. Harapannya, kehadiran aptX Adaptive dapat membantu headphone dan earphone wireless benar-benar menggantikan saudara tuanya yang masih mengandalkan kabel.

Rencananya, aptX Adaptive akan hadir bersama chip Bluetooth 5.0 bikinan Qualcomm mulai akhir September, termasuk QCC5100 yang dirancang secara spesifik untuk true wireless earphone. Artinya, konsumen baru akan berjumpa dengan headphone atau earphone yang mendukung codec ini setelah bulan September.

Membeli headphone atau earphone wireless yang mendukung aptX Adaptive saja tidak cukup, sebab ponsel atau tablet yang kita gunakan juga harus mendukungnya pula. Kabar baiknya, Qualcomm bilang bahwa smartphone dan tablet dengan OS Android Pie bakal kebagian jatahnya di akhir tahun nanti. Bagaimana dengan pengguna iPhone? Saya cuma bisa bilang maaf Anda kurang beruntung.

Sumber: Qualcomm.

Libratone Luncurkan Generasi Kedua dari Speaker Nirkabel Andalannya

Ini mungkin pertama kalinya Anda mendengar nama Libratone. Padahal, perusahaan asal Denmark ini sudah beberapa tahun menjajakan speaker nirkabel yang berkualitas. Di Indonesia sendiri, sejumlah produknya sempat dipasarkan melalui reseller produk-produk Apple. Continue reading Libratone Luncurkan Generasi Kedua dari Speaker Nirkabel Andalannya

Sisipkan Fungsi Wireless ke Earphone Apapun dengan Noble BTS

Pada kategori produk apapun, manfaat teknologi wireless amatlah jelas, yakni menambah kepraktisan penggunaan. Di dunia perangkat audio, nilai praktis yang disuguhkan teknologi wireless ini sangat terasa manfaatnya. Continue reading Sisipkan Fungsi Wireless ke Earphone Apapun dengan Noble BTS