[Review] ASUS ExpertBook P3540, Laptop Bisnis Branding Baru ASUSPro

Beberapa bulan lalu, ASUS merombak branding lini ASUSPro menjadi Expert Series dan produk laptopnya dinamai dengan ExpertBook. Sama seperti ASUSPro, Expert Series juga merupakan produk enterprise yang dirancang untuk memenuhi standar bisnis.

Kali ini, Dailysocial telah kedatangan salah satu laptop baru dari Expert Series yakni ExpertBook P3540. Laptop berlayar 15,6 inci ini menawarkan daya tahan baterai 16 jam, fitur-fitur apa lagi yang ditawarkan laptop bisnis ini? Berikut review ASUS ExpertBook P3540 selengkapnya.

Desain

Setelah beberapa waktu lalu me-review ZenBook Duo dengan inovasi dual-screen, melihat tampilan ExpertBook P3540 ini menjadi tampak sangat konvensional. Padahal Expert Series ini juga mengedepankan aspek desain dengan tema Business in Sytle. Meski begitu, balutan warna abu-abu klasiknya berhasil menyajikan kesan elegan dan profesional.

Hadir dengan dimensi 357x236x19,4 cm dan bobot 1,7 kg, volume body laptop ini memang tidak kecil. Meski sebetulnya untuk ukuran laptop 15,6 inci bisa dikatakan sangat padat.

Bagian terbaiknya, ASUS masih bisa menyematkan rangkaian konektivitas penting. Di sebelah kanan misalnya, terdapat slot pengaman untuk penggunaan kunci Kensington, port USB 3.1 Gen 1 Type-A, port USB 3.1 Gen 1 Type-C, SD card reader, dan COMBO audio jack 3,5mm.

Sementara di sebelah kiri, terdapat adapter AC untuk mengisi daya, VGA, HDMI, port USB 3.1 Gen 1 Type-A, LAN, dan port USB 3.1 Gen 1 Type-C. Opsi konektivitas yang sangat lengkap ini dapat dipergunakan untuk transfer data dan menghubungkan laptop dengan perangkat lain seperti monitor atau proyektor dengan mudah.

Selain itu, body yang tangguh dengan sertifikasi standar militer US MIL-STD810G juga menjadi keandalan ExpertBook P3540. Memastikan mampu bertahan dalam kerasnya kehidupan bisnis, baik itu terbentur dan terguncang, serta insiden-insiden tak sengaja lainnya.

Keyboard-nya sendiri bergaya chiclet dengan key travel 1,5mm, lengkap dengan keypad numerik untuk entri data dengan cepat, namun tanpa adanya penerangan keyboard (backlit).

Mekanisme engsel ErgoLift juga turut hadir, meski hanya sedikit mengangkat body utama. Tuts-nya empuk saat ditekan dan jarak antar tuts yang lebih besar membuat aktivitas mengetik cepat cukup memadai.

Layar

Belakangan ini saya menggunakan ZenBook Classic 13 sebagai daily driver dan begitu mencoba ExpertBook P3540, panel NanoEdge display 15,6 incinya terlihat sangat lapang – nyaman digunakan untuk bekerja harian.

Panel 60Hz miliknya didukung resolusi FHD (1920×1080 piksel), dibekali teknologi anti-glare dengan tingkat color gamut 45% NTSC, dan punya bezel samping yang tipis.

PSX_20191226_144653

Selain kelengkapan konektivitas, kelebihan ExpertBook P3540 ialah engsel lay-180°, di mana layarnya ini bisa dimiringkan hingga 180 derajat yang memudahkan kita untuk berbagi layar.

Sebagai laptop untuk keperluan bisnis, ExpertBook P3540 ini memiliki sistem keamanan berlapis. Dari slot pengaman untuk penggunaan kunci Kensington, pelindung privasi webcam – bisa ditutup webcamnya.

Lalu, chip keamanan TPM 2.0 yang secara aman menyimpan informasi otentikasi seperti password atau kunci enkripsi yang digunakan oleh software untuk melindungi data dan transaksi penting.

Serta fingerprint sensor dengan teknologi Windows Hello yang letaknya persis di sebelah kanan touchpad. Jadi, setiap kali masuk tidak perlu mengetik password yang rumit – hanya perlu satu sentuhan jari.

Hardware

PSX_20191226_144740

Unit ExpertBook P3540 yang saya review ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-8565U generasi ke-8. Dengan kartu grafis discrete Nvidia GeForce MX110 dengan 2GB VRAM, penyimpanan berbasis hard drive SATA 1TB 5400RPM 2.5″, dan RAM 8GB.

Tiap karyawan tentunya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda tergantung dari tugas dan posisinya. Laptop ini pun hadir dalam opsi konfigurasi lain, seperti prosesor Intel Core i3-8145U dan Intel Core i5-8265U. Opsi penyimpanan SSD hingga 512GB dan RAM mencapai 24GB.

Seiring dengan terjadinya transformasi di lingkungan kantor, para profesional mulai dituntut untuk bisa bekerja secara fleksibel – termasuk di luar kantor. Laptop ini punya kapasitas baterai 70Wh yang diklaim mampu bertahan hingga 16 jam sekali pengisian daya – membuat Anda tetap produktif lebih lama saat jauh dari colokan listrik.

Verdict

Laptop ini memadukan antara kinerja dan mobilitas untuk pengguna bisnis. Layar 15,6 incinya sangat nyaman digunakan untuk bekerja, performanya memadai untuk menangani kehidupan bisnis saat ini yang serba cepat, dan daya tahan baterai panjang membuat Anda tetap produktif kapan pun di mana pun.

Unit ExpertBook P3540 yang saya review ini dibanderol Rp13.399.000 dengan garansi dua tahun. Jasa after-sales tak cuma mencakup hardware, tapi software serta solusi.

Sebagai produk bisnis, konsumen tidak bisa langsung menemukannya di toko atau e-commerce. Sebaliknya, bila perusahaan Anda tertarik dengan laptop ExpertBook Series, bisa memesannya melalui form berikut.

Sparks

  • Konektivitas terbilang sangat lengkap
  • Engsel layar bisa dimiringkan hingga 180 derajat
  • Daya tahan baterai lama

Slacks

  • Body bongsor, meski untuk ukuran 15,6 inci sangat padat
  • Spesifikasi nanggung, belum menggunakan SSD

Asus Luncurkan Deretan Laptop Kelas Bisnis Anyar di Bawah Nama ExpertBook

AsusPro ialah seri perangkat komersial yang Asus rancang untuk memenuhi standar bisnis. Jangkauan produknya sangat luas, mencakup PC desktop, all-in-one, komputer mini, laptop hingga periferal seperti proyektor. Ada tiga prinsip yang produsen asal Taiwan itu kedepankan dalam meracik AsusPro, yaitu kualitas, reliabilitas dan fleksibilitas demi mendukung produktivitas. Dan demi inovasi, mereka juga tak segan buat melakukan perombakan.

Minggu ini, Asus mengumumkan sebuah perubahan yang mereka terapkan pada lini AsusPro. Ke depannya, produk-produk tersebut diperkenalkan sebagai Expert Series – dan model laptopnya dinamai ExpertBook. Varian ini tampaknya dirancang sebagai ekspansi konsep AsusPro dengan mengedepankan aspek desain. Di acara peluncuran Expert Series, Asus mengangkat tema Business in Sytle.

EB 21

Asus menjelaskan, ketepatan dan kecepatan memang jadi bagian krusial dari perangkat penunjang kerja. Namun seiring dengan terjadinya transformasi di lingkungan kantor, para profesional mulai dituntut untuk bisa bekerja secara fleksibel – termasuk di tempat umum. Itu artinya mereka bukan cuma memerlukan PC-PC berperforma tinggi dan berdesain ringkas, penampilan yang atraktif juga jadi faktor pertimbangan penting.

Ada lima model laptop bisnis yang Asus pamerkan kemarin, empat ialah varian ExpertBook (beberapa masih mengusung branding AsusPro) dan satu lagi merupakan Chromebook. Mereka adalah ExpertBook P3540, ExpertBook P5440, ExpertBook P1440, dan ExpertBook B9940.

EB 19

Produk-produk bisnis tersebut kabarnya telah lulus uji coba standar militer dengan sertifikasi MIL-STD 810G, demi memastikan notebook punya daya tahan tinggi terhadap benturan dan guncangan, serta insiden-insiden tak sengaja lainnya.

 

Akses dan keamanan

Bukan notebook profesional namanya jika tidak ditopang oleh fitur keamanan berlapis. Pertama, ExpertBook memiliki sistem proteksi yang berfungsi untuk menonaktifkan port-port fisik serta fasilitas I/O lain agar laptop terlindung dari upaya pencurian data atau infeksi virus akibat kelalaian saat transfer file. Kedua, produsen turut mencantumkan deretak teknologi esensial seperti Microsoft Trusted Platform Module dan Intel vPro.

EB 20

Di sana, Asus menyediakan fitur ‘pusat kendali’ yang memperkenankan admin IT memantau langsung seluruh perangkat Expert Series (bukan cuma ExpertBook) di perusahaannya. Selain itu, sang produsen tidak melupakan layanan purna jual. Mayoritas anggota keluarga Expert Series didukung oleh garansi ‘kelas bisnis’ yang durasinya melampaui periode garansi standar, mencapai tiga tahun. Jasa after-sales tak cuma mencakup hardware, tapi software serta solusi.

 

ExpertBook P3540

Laptop ini dideskripsikan sebagai tipe padat dan ‘berstamina tinggi’. Desainnya cukup konvensional, memanfaatkan struktur clamshell dengan bingkai layar yang cukup tipis di sisi kanan dan kirinya. Karena tvolume ubuhnya tidak terlalu kecils, Asus bisa membubuhkan rangkaian konektivitas penting, dari mulai USB, LAN, USB type-C, slot kartu SD, port VGA, serta tak lupa pemindai sidik cari di dekat touchpad buat memudahkan log-in.

ExPertBook P3540 menyajikan layar seluas 15,6-inci FHD anti-glare, dan di dalamnya, ia menyimpan prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada opsi i3-8146U, i5-8266U, dan i7-8666U), kartu grafis discrete Nvidia GeForce MX110, penyimpanan berbasis hard drive sampai 1TB, dan memori RAM DDR4 hingga 20GB.

 

ExpertBook P5540

Ada tiga hal yang jadi andalan ExpertBook P5440, yaitu sistem penyimpanan ganda, baterai tahan lama (sampai 10 jam) dan bobot yang ringan (hanya 1,23-kilogram). Notebook menyuguhkan layar 14-inci 1080p dengan tingkat kecerahan 300-nits dan engesel putar 180 derajat sehingga panel bisa disejajarkan chassis, lalu pengalaman bekerja di situasi temaram jadi lebih nyaman berkat adanya sistem backlight pada keyboard.

Pernak-pernik konektivitasnya hampir serupa P3540, termasuk sensor fingerprint, minus port VGA. Berbicara hardware, spesifikasi ExpertBook P5540 sedikit berada di bawah saudaranya itu. Asus hanya menyediakan model berprosesor Intel Core i5-8265U 1,65GHz, GPU terintegrasi Intel Graphics 630 dan memori RAM DDR4 4GB. Keunggulannya, laptop dilengkapi SSD PCIe M.2 ganda.

 

ExpertBook P1440

P1440 merupakan varian ExpertBook yang paling terjangkau, namun Asus tidak mengorbankan faktor fleksibilitasnya. Laptop dengan layar 14-inci 1366x768p ini tetap ditunjang port-port penting: tiga buah USB 3.0, satu USB 2.0, HDMI, LAN serta ada pula konektivitas nirkabel berupa Wi-Fi 802.11ac dan Bluetooth 4.1. P1440 juga mempunyai sensor sidik jari, tapi penyajiannya swipe – bukan touch. Laptop diotaki prosesor Intel Core i5-8250U, serta didukung RAM 4GB, penyimpanan HDD 1TB dan GPU integrated Intel UHD Graphics 620.

Dua hal perlu digarisbawahi: Tampaknya tersedia opsi model dengan kartu grafis discrete Nvidia, lalu (mungkin karena diprioritaskan pada keterjangkauan harga) P1440 hanya dilindungi garansi selama dua tahun.

 

ExpertBook B9440

Secara personal, B9440 ialah laptop ExpertBook paling atraktif. Tubuhnya sangat ramping, dan karena penggunaan bezel yang tipis, Asus bisa memampatkan layar 14-inci 1920x1080p 300-nits di tubuh dengan form-factor 13-inci. Yang unik dari desain B9440 adalah, saat panel dibuka, area bawah layar akan mengangkat bagian belakang chassis – membuatnya miring. Hal ini dimaksudkan agar posisi tangan dan jari lebih nyaman ketika Anda mengetik.

ExpertBook B9440 memiliki susunan hardware yang cukup mumpuni, walaupun sejauh ini tidak ada pilihan prosesor Intel i7. Di dalam, Anda akan menemukan CPU Intel Core i5-8265U, GPU UHD Graphics 620, RAM DDR4 16GB, serta medium penyimpanan berbasis SSD M.2 PCIe NVMe seluas 512GB. Untuk konektivitas fisik, Asus mencantumkan port USB type-C Gen-1 dan type-C Gen-2 di sisi pinggirnya.

EB 18

Mengingat mereka semua adalah produk enterprise/komersial, pihak Asus tidak menyingkap detail harga dari masing-masing laptop, namun mereka telah mengonfirmasi bahwa semua ExpertBook sudah tersedia di Indonesia.

Dibekali Konektivitas Lengkap, PC AiO Asuspro A4110 Siap Bantu Ranah Bisnis di Indonesia

Dengan menyatukan bagian panel dan body, PC jenis all-in-one membutuhkan lebih sedikit ruang dibandingkan varian desktop biasa. Ini alasan utama mengapa AiO mulai banyak diadopsi di lingkungan rumahan serta populer di ranah perkantoran. Selain itu, umumnya perangkat AiO juga lebih mudah dioperasikan karena mayoritas telah dilengkapi layar sentuh.

Di akhir minggu lalu, Asus mengumumkan ketersediaan Asuspro A4110, sebuah PC all-in-one yang ditujukan buat memenuhi kebutuhan olah data di sektor usaha. Selain faktor spesifikasi hardware, sang produsen asal Taiwan tersebut bilang bahwa mereka tak melupakan aspek fungsi dan desain dalam menggarap produk. Asus percaya, arahan yang mereka ambil itu dapat memberikan nilai tambah bagi pekerja dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

Asuspro A4110 1

Dari penjelasan country business group leader Juliana Cen secara tertulis, Asuspro A4110 disiapkan sebagai PC all-in-one entry-level di segmen bisnis Asus, cocok untuk para pengusaha yang baru ingin mencoba mengadopsi perangkat jenis ini buat membantu pekerjaannya.

Asuspro A4110 2

Device menghidangkan layar backlight LED 1366×768 seluas 15,6-inci, dibekali teknologi anti-glare serta mampu beroperasi dengan konsumsi listrik yang rendah. Display tersebut berjenis touchscreen, dapat membaca 10 titik sentuhan secara responsif dan presisi, dibingkai oleh area berwarna hitam. Kabarnya, Asuspro A4110 telah lulus berbagai uji coba (seperti vibrasi, drop, sampai tes di ruang bertemperatur dan kelembapan tinggi) sehingga siap dipakai secara intensif.

Asuspro A4110 3

Karena dirancang untuk menunjang kebutuhan kerja (serta edukasi), segi konektivitasnya turut jadi perhatian utama. Asuspro A4110 mempunyai portport ‘wajib’ sampai tipe legacy. Anda bisa menemukan card reader 6-in-1, sepasang port USB 3.1 dan dua slot audio di samping kanan; serta sepasang port COM, VGA, HDMI, dua port USB 2.0, dan port LAN di sisi belakang.

Buat mengolah data, Asuspro A4110 dipersenjatai prosesor Intel Celeron N3150 (kecepatan maksimal 2,08GHz), menyimpan kartu grafis Intel HD Graphics, RAM DDR 3 (bisa diperluas sampai 8GB) dan menggunakan hard drive 500GB sebagai medium storage utama. Bundel pembelian sudah termasuk garansi selama tiga tahun, serta akesori berupa keyboard dan mouse sehingga perangkat bisa langsung digunakan begitu dikeluarkan dari bungkusnya (khusus varian ber-OS Microsoft Windows 10, ada pula pilihan DOS).

Asuspro A4110 kabarnya sudah tersedia di Indonesia, dijajakan di harga mulai dari Rp 6,1 juta atau Rp 6,5 juta untuk versi dengan Microsoft Windows 10 Pro.

[Review] Notebook Asus BU201LA

Hingga sekarang, perbincangan mengenai akhir era PC masih jadi perdebatan. Dari data analis, penjualan masih terlihat menurun. Namun pertanyaannya, apa saja variabel perhitungan mereka? Mengapa sampai kini produsen tidak ragu mengenalkan komponen, notebook gaming, mini PC, serta komputer spesialis profesional baru ketika ranah ini dinyatakan ‘sekarat’?

Asus BU201LA-DT021G ialah salah satu dari banyak ultrabook yang diperkenalkan paska periode peralihan besar tersebut. Ia mengambil wujud layaknya sebuah laptop, namun BU201LA mempunyai fungsi serta misi lebih jelas dibanding varian hiburan multimedia. Ia diracik khusus luar dan dalam untuk kebutuhan bisnis serta aktivitas produktif, turut ditandai dengan kehadiran brand Asuspro.

Selama tiga minggu saya mendapatkan kesempatan untuk menguji unit review Asus BU201LA, dan akhirnya siap sharing pengalamannya ke Anda semua. Asus selalu menuliskan moto sekaligus mantra mereka di hampir semua produk: in search of incredible. Ulasan ini diharapkan bisa menjadi jawaban soal apakah Asus berhasil menemukan ‘faktor luar biasa’ itu, atau malah tersesat dalam pencariannya.

Design, build quality, connectivity

Ingatkah Anda pada wujud konservatif notebook-notebook bisnis yang dilepas kurang-lebih satu dekade silam? Asus BU201LA tampaknya memegang setia rancangan lawas tersebut, ditambah sedikit bumbu ultra-thin ala ultrabook. Penilaian terharap penampilannya kembali pada minat dan preferensi Anda. BU201LA tidak istimewa, tapi saya pribadi menyukai presentasi ini. Ia simpel, seolah-olah memberikan kesan serius dan to-the-point.

Review Asus BU201LA 14

Review Asus BU201LA 13

Tubuh Asus BU201LA-DT021G merupakan perpaduan material aluminium dan plastik berwarna hitam. Sisi punggunggnya doff, dengan logo Asus berada di tengah. Ketika layar dibuka, komposisi hitam turut mengisi bingkai, papan ketik serta palm rest. Perbedaan hanya terdapat pada tekstur. Frame tersebut terbuat dari plastik – begitu pula panel bawah, tapi area keyboard sendiri memanfaatkan logam.

Review Asus BU201LA 01

Kualitas build-nya cukup baik. Sambungan antara bagian panel dan engsel di tubuhnya kokoh, dan terkadang Anda harus menggunakan kedua tangan saat menyesuaikan sudut layar – dapat terbuka seluas 180 derajat. Keseluruhan desain BU201LA sangat ringkas, dipadu bobot ringan di 1,3-kilogram dan ketebalan 2,1-sentimeter, mudah bagi saya untuk menyelipkan notebook di tas. Kekurangannya terletak pada ketiadaan akses langsung ke bagian dalam. Anda harus melepas baut serta mencongkel panel dengan obeng kecil secara hati-hati.

Review Asus BU201LA 09

Review Asus BU201LA 10

Ciri khas tema bisnis Asus BU201LA ditambah lagi melalui ketersediaan trackpoint tradisional di tengah-tengah tombol G, H dan B; serta pemindai sidik jari di sebelah kanan touchpad. Konektivitas fisiknya bisa Anda temukan di sisi samping, meliputi tiga port USB 3.0, VGA, Mini DisplayPort, jack audio 3,5-milimeter, port Gigabit Ethernet (LAN), beserta microSD. Ia siap menemani Anda bekerja di mana saja.

Review Asus BU201LA 11

Display

Layar IPS non-glossy seluas 12,5-inci beresolusi 1920×1080 di BU201LA ialah salah satu elemen unggulan pada laptop. Ia lebih cerah dibanding sejumlah notebook gaming (rata-rata di 396-nit berdasarkan riset di internet), fleksibel dalam pemakaian sehari-hari. Level warna hitam di panel lebih pekat, dan kontras juga tergolong tinggi. Walaupun laptop bukan diprioritaskan untuk hiburan, tidak ada yang dapat dikeluhkan sewaktu BU201LA digunakan menonton video.

Review Asus BU201LA 12

Suatu ketika, saya terpaksa membelakangi jendela saat mengetik, untungnya kombinasi lapisan non-glossy dan kecerahan BU201LA tidak menyebabkan mata cepat lelah atau tulisan jadi tak terlihat akibat pantulan. Tapi mungkin di era device touchscreen, ada kalanya kita menginginkan input sederhana, cukup dengan menyentuhkan ujung jari di display. Asus BU201LA tidak memilikinya.

Review Asus BU201LA 17

Keyboard, touchpad & SensePoint

Keyboard sendiri merupakan kejutan menyenangkan. Sekilas, papan ketik tampil standar, hingga saya perintahkan jari untuk mulai mengetik. Periferal utama ini lebih enak dipakai mengetik jika dikomparasi dengan notebook Asus RoG, namun sangat responsif terhadap sedikit tekanan. Saya menyukai suara yang keyboard keluarkan ketika ditekan, dan LED backlight putihnya akan menolong Anda saat hari mulai gelap.

Review Asus BU201LA 04

Penempatan trackpoint (dinamai SensePoint oleh Asus), touchpad dan ketiga tombol mouse didesain sedemikian rupa demi menyajikan keleluasaan apapun pose favorit Anda: jari tengah di trackpoint dan menggunakan jempol buat menekan tombol; atau secara umum melalui touchpad. Untuk sistem input terakhir ini, ukurannya cukup luas, dengan panjang diagonal 11-sentimeter.

Review Asus BU201LA 06

Touchpad ditaruh sejajar tombol spasi, hampir di tengah-tengah tubuh (sedikit ke kiri). Kursor mouse hampir tidak tergeser seandainya pangkal jempol Anda menempel di area touch, sehingga meminimalisir gangguan. Efek trackpoint sendiri lebih kuat dari touchpad, menghindari konflik input, dan kita bisa menggonta ganti posisi tangan sesuai keinginan.

Review Asus BU201LA 07

Fingerprint scanner

Kemampuan pemindai sidik jari merupakan komponen dari fitur keamanan Asus BU201LA lewat software Asus FingerPrint. Proteksinya sangat menyeluruh, tak cuma mengamankan log-in Windows, namun sampai pre-boot. Proses setup-nya sangat gampang, kurang dari lima menit. Saat aktif, ultrabook akan meminta kita swipe jari agar dapat masuk ke sistem operasi. Kekurangannya, Asus FingerPrint tidak bisa menyalakan PC.

Review Asus BU201LA 05

Review Asus BU201LA 19

OS, hardware & performance

Asus telah merilis beberapa varian BU201LA, dan sepertinya, unit review yang saya dapatkan adalah tipe lebih lama. Laptop berjalan di platform Windows 7 64-bit, dengan Windows Experience Index di 5.2. Lewat CPU-Z, diketahui bahwa laptop ini mengusung prosesor dual-core Intel Haswell Core i5-4210U 1,7Ghz, kartu grafis Intel HD Graphics 4400, dibantu RAM DDR3 4GB, serta penyimpanan berbasis hard drive 500GB.

Review Asus BU201LA 08

Anda mungkin dapat menebak, susunan hardware itu memang ditujukan untuk keperluan olah data ‘kantoran’, bukan gaming. Tapi seberapa jauh performanya? Selama beberapa hari terhitung sejak BU201LA dikeluarkan dari packaging, notebook ini mengalami masalah kinerja akut: respons sangat lambat ketika pindah tab Chrome, membuka aplikasi, serta menyimpan file. Saya berasumsi, hal ini disebabkan oleh update Windows otomatis (saat menggunakan pertama kali, OS belum ter-update), ditambah tidak adanya SSD.

Setelah proses update Windows rampung, BU201LA-DT021G beroperasi lebih lancar. Saya tidak menginstal banyak software, karena bagi saya laptop tersebut dioptimalkan buat mengetik dan mengolah dokumen Office. Maxon Cinebench R15, Unigine Valley dan Heaven ialah sedikit software yang saya manfaatkan untuk memperoleh data angka. Skornya adalah sebagai berikut:

Review Asus BU201LA 18

Lewat Cinebench, tes CPU memunculkan poin 242. i5-4210 berada tipis di atas i5-33170U (214), kurang dari separuh i7-3840QM. Buat OpenGL, GPU HD Graphics 4400-nya cuma bisa menyuguhkan 22,05fps.

Review Asus BU201LA 21

Kinerja gaming serta DirectX 11 tergolong rendah, diwakilkan oleh nilai dua software Unigine. Di Valley 1.0, skor terpantau di 244, rata-rata hanya 5,8fps (maksimal 9,2, minimal 3,6). Lalu via Heaven 4.0, ia menghasilkan poin 164 dengan rata-rata 6,5fps (maksimal 10,8, minimal 4,1).

Review Asus BU201LA 20

Ketika tidak bekerja, laptop mengonsumsi daya antara 3,7 sampai 9-Watt. Dan sewaktu tidak tersambung ke sumber listrik (dengan Wi-Fi aktif dan penyesuaian brightness layar), BU201LA-DT021G sanggup bertahan kira-kira tiga setengah jam – cukup buat menonton satu sampai dua film. Kabar baiknya, baterai sangat mudah dilepas dan diganti tanpa perlu mengoprek cover bawah.

Review Asus BU201LA 16

Review Asus BU201LA 15

Verdict

Hal yang paling saya sayangkan adalah, kendala rendahnya performa terasa menutupi deretan aspek positif di Asus BU201LA-DT021G: papan ketik nyaman, rancangan ringkas dan ringan, build quality handal (minus desain yang sedikit kaku) dan panel display bermutu. Jangan harap Anda dapat bermain Dota 2/CS:GO secara optimal di sela-sela waktu istirahat kerja.

Ketiadaan SSD sangat memengaruhi faktor tersebut, dan meng-upgrade RAM ke 8GB sangat direkomendasikan. Anda boleh mempertimbangkan membeli baterai tambahan, tentu saja sesudah mengeluarkan uang Rp 17,5 juta untuk satu unit Asus BU201LA-DT021G.

Asus Kembalikan Fungsi Sejati Desktop PC Bisnis Dengan D510MT

Pergeseran minat dan perspektif konsumen terhadap device komputasi yang mengakibatkan revolusi di pasar tidak berarti mengubah hal-hal fundamental. Beberapa lini seperti bisnis tetap membutuhkan produk olah data konvensional agar aktivitas berjalan lancar. Dan ini hanyalah satu dari banyak argumen Asus dalam acara media workshop bertajuk ‘Tool-less, Think-Less’. Continue reading Asus Kembalikan Fungsi Sejati Desktop PC Bisnis Dengan D510MT