ZPX Tawarkan Kemudahan Berinvestasi Kripto Lewat Proyek “108 Token”

Aset mata uang virtual alias crypto asset adalah satu dari sekian banyak jenis produk blockchain yang mulai diminati sejumlah pelaku bisnis di dunia. Investasi dalam bentuk crypto asset dapat dilakukan dengan menggelar Initial Coin Offering (ICO) atau trading.

Kedua hal ini menjadi lahan bisnis menggiurkan bagi Zenprivex (ZPX), startup asal Singapura, untuk masuk ke pasar Indonesia. Alasannya, investasi kripto dinilai sangat mudah karena tidak memerlukan pemahaman lebih dalam. Investasi ini dinilai cocok menyasar segmen anak muda di era digital.

ZPX, yang baru saja mendapat pendanaan $1,3 juta dari SeedPlus, menggeber rencana bisnisnya saat ini dengan menggarap token kripto dan bursa kripto berbasis blockchain. Dapat dikatakan, ZPX merupakan investor aset, pengembang, dan sekaligus inkubator bisnis berbasis blockchain.

Dalam lawatannya ke Jakarta beberapa waktu lalu, co-founder ZPX Gautam Shesdari membeberkan lebih dalam mengenai proyek token kripto bernama 108 Token dan bursa mata uang virtual Decentralized Crypto Exchange.

Seperti halnya Indodax, ZPX menggunakan jurisdiksi berbeda dalam mengembangkan Decentralized Crypto Exchange. Meski sama-sama terdesentralisasi, produk ini dibangun di atas protokol 0X, sebuah layer protokol dalam ekosistem kripto. Bursa kripto ini akan segera diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.

“Salah satu proyek yang membawa saya ke Indonesia adalah 108 Token yang dirancang sebagai index token dan akan membuka akses terhadap top 15 crypto network kepada investor,” kata Shesdari.

Shesdari menjelaskan, secara sederhana 108 Token menampilkan Index Token terhadap 15 mata uang kripto teratas. Index ini menjadi acuan terhadap nilai koin kripto. Setiap bulannya, posisi ke-15 koin dapat berubah menyesuaikan kenaikan harganya.

“Apabila nilai kripto naik, nilai token juga naik, dari $1 menjadi $5 misalnya. Posisinya juga bisa berubah, dari posisi 15 ke 8, atau mungkin terlempar dari Index. Nah, kita bisa jual ke ZPX dan dapat profit,” terangnya.

Begitu pengguna membeli koin dari 108 Token, pengguna akan mendapat akses terhadap 15 koin kripto teratas. Dana yang dikumpulkan dari 108 Token dapat digunakan untuk membeli koin tertentu dari index tersebut.

“Sebetulnya, tidak usah melakukan apa-apa untuk investasi. Hold the token dan Anda dapat market expossure ke asset class. Di Indonesia, ada banyak sekali modal, tetapi soal kripto masih early. Index Token [di dalam 108 Token] dapat mengatasi masalah akses kepada para investor,” ungkapnya.

Asset class yang dimaksud dalam hal ini adalah aset dalam bentuk ekuitas, saham, surat utang, dan lainnya.

ZPX optimistis produknya diminati Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar. Jumlah populasi anak muda di Indonesia juga tinggi dan awam dengan teknologi mobile, menjadikannya sasaran empuk untuk investasi aset kripto.

Terlebih Indonesia masih berada di tahap awal soal investasi kripto. Shesdari menyebut minat Indonesia terhadap aset kripto sangat tinggi, akan tetapi belum banyak yang berani melakukannya. Maka itu, lawatannya ke Indonesia dimanfaatkan untuk mencari investor dan partner distribusi potensial untuk proyek 108 Token.

Crypto network scale as a system memang dibuat untuk segmen pasar mobile. Kami sedang melihat dan menilik produk seperti apa yang cocok untuk pasar Indonesia. Kami punya harapan besar karena kami serius garap 108 Token ini. Tentu kami akan comply dengan regulasi setempat.”

Kripto sebagai investasi pasif

Shesdari sebelumnya menyebutkan investasi kripto lebih mudah dipahami segmen pasar anak muda karena tidak memerlukan pengetahuan mendalam mengenai aset atau cryptocurrency.

Make sense ini produk index yang pasif. Artinya investor tak perlu tahu soal crypto network, mereka tinggal investasi token pada kami dan dapat akses terhadap asset class yang bakal naik nilainya dan token juga demikian. Tapi mereka tak harus punya strong view tentang bitcoin atau ethereum,” paparnya.

Sebagian besar uang yang diinvestasikan di pasar modal menggunakan instrumen pasif. Dari perspektif biaya, produk pasif dinilai lebih efisien dan tak perlu pemahaman lebih dalam. Dengan hal ini lah, perusahaan ingin menekankan poin utama tentang mudahnya melakukan investasi.

“Sebanyak 90 persen tidak melakukan [investasi aset] karena tidak ada pengetahuan soal itu. Nah, [investasi kripto] sangat mudah aksesnya dan tidak memerlukan deep knowledge,” tutupnya.

Bappebti Tetapkan Cryptocurrency Masuk Kategori Komoditi Perdagangan Berjangka

Setelah melakukan kajian selama empat bulan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menetapkan cryptocurrency (kripto) sebagai subjek komoditi yang dapat diperdagangkan di bursa perdagangan berjangka. Seperti dilansir dari Kontan, selanjutnya kripto layak dikategorikan atau dikelompokkan sebagai komoditi.

Bappebti juga akan membuat peraturan lebih lanjut atas penetapan kripto sebagai komoditi, seperti soal perusahaan exchanger, wallet dan mining. Peraturan lebih lanjut ini akan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal lain yang akan dipertimbangkan adalah persoalan pajak yang akan diatur Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan permintaan pelaku bisnis.

Terkait penyimpanan uang nasabah, Bappebti juga akan mengatur proses tersebut. Nantinya dana nasabah atau investor tidak disimpan perusahaan exchanger, tetapi oleh Kliring Berjangka atau bank penyimpan dana nasabah yang sudah ada di Bappebti. Hal ini dilakukan untuk mencegah hilangnya dana nasabah, baik karena risiko penggelapan oleh pengelola maupun karena risiko peretasan (hacker).

Peraturan lainnya soal upaya mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme atau kejahatan lainnya melalui kripto. PPATK dan Mabes Polri akan dilibatkan untuk hal ini.

Mekanisme perdagangan

Bappebti akan melakukan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah dan meminta bursa kripto yang sudah eksis, seperti Indodax atau komunitas kripto lainnya, untuk membuat proposal yang berisi spesifikasi kontrak atau produk dan tata cara atau mekanisme perdagangan.

Isinya mencakup informasi jenis kripto apa saja yang diperdagangkan dan fraksi harga atau tick size. Sedangkan tata tertib perdagangan antara lain mencakup jam perdagangan dan mekanisme penyelesaian perselisihan bila ada persoalan antara pengelola dan investor atau nasabah.

Komoditas mata uang kripto di Indonesia saat ini mulai diminati kalangan luas. Komunitas trader juga makin mudah dijumpai. Umumnya mereka melakukan jual-beli mata uang kripto untuk investasi, mengingat harganya sangat fluktuatif.

Di Indonesia sendiri setidaknya sudah ada tiga bisnis yang mencoba memfasilitasi kegiatan ICO, yaitu Tokenomy, Pundi X, dan Vexanium.

Sisi Lain Menambang Bitcoin

Mata uang kripto atau cryptocurrency sejauh ini terlihat berhasil mencuri pandangan masyarakat. Menurut laporan Cryptocurrency Survey 2017 dari DailySocial, lebih dari 54% responden punya pemahaman mengenai cryptocurrency, dan 78.71% dari mereka telah mengenali Bitcoin sebagai nilai tukar. Angka ini mewakili bagaimana pandangan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap cryptocurrency, yang disinyalir akan terus terjadi pengembangan karena adanya penambangan atau bitcoin mining.

Mining, sesuai namanya, pada dasarnya ialah proses penambangan untuk mendapatkan “koin” dari cryptocurrency. Secara prinsip serupa tambang emas ataupun tembaga, namun secara teknis tentu berbeda; cryptocurrency mining dilakukan dengan cara miner yang menjaga transaksi dari pengguna cryptocurrency. Penambang Bitcoin biasanya menggunakan perangkat lunak khusus untuk memecahkan algoritma matematika, dan mendapat Bitcoin sebagai imbalannya.

Menjadi Bitcoin miner terdengar banyak keuntungannya. Uniknya, masih merujuk pada hasil survei DailySocial, hampir setengah dari total responden (48.38%) ternyata sama sekali belum tahu mengenai Bitcoin mining maupun penambangan mata uang kripto lainnya.

Edukasi diperlukan di titik ini agar Bitcoin dan jenis cryptocurrency lainnya dapat terus berkembang dengan lahirnya koin-koin baru yang dihasilkan para miner. Tak hanya itu, kualitas perangkat keras juga butuh perhatian lebih untuk menjaga transaksi dari para pengguna cryptocurrency—dan lahan pekerjaan para miner pun terus terjaga.

Hardware yang Tepat untuk Tambang Uang

Banyak yang tidak mengetahui bahwa ada sejumlah besar energi yang diperlukan untuk mendukung algoritma dalam proses penambangan Bitcoin. Energi yang diperlukan untuk mengaktifkan Bitcoin—dan jenis aplikasi blockchain lainnya—adalah energi intensif.

Beberapa studi mengatakan bahwa konsumsi energi seluruh jaringan Bitcoin telah tumbuh pada tingkat 25 persen dalam satu bulan. Menurut Ilmuwan 3M, Laura Nereng, penambangan Bitcoin membutuhkan banyak energi pada 2020, seperti digunakan orang-orang di seluruh dunia pada tahun 2017. Studi lain menunjukkan, listrik yang digunakan dalam satu transaksi Bitcoin dapat menghasilkan listrik selama satu bulan.

Agar keberlanjutan bisnis tetap bertahan dan kelangkaan energi diminimalisasi dengan baik, penambangan Bitcoin memerlukan pemanfaatan teknologi yang dapat menjaga data center bertahan suhu terbaik.

“Teknologi pendingin termasuk hal yang penting dalam penambangan Bitcoin, karena seberapa besar energi yang ada berhubungan dengan bagaimana proses Bitcoin mining. Proses ini menggunakan jumlah energi yang tergolong besar, karena itu permintaan terhadap teknologi pendingin semakin banyak. Inovasi harus mengambil alih semua proses ini agar efisiensi meningkat,” tutur Laura.

Ilmuwan di 3M telah mengembangkan pendekatan baru dalam teknologi pendingin, yakni metode “open-bath immersion cooling” atau “passive two-phase immersion cooling”. Phil Tuma, Apps Development Specialist di 3M menjelaskan cara kerjanya. Pendekatan ini yang dapat dilihat di produk 3M™ Novec™ 1230 Fire Protection Fluid, yang memungkinkan para pengguna data center untuk menjaga asetnya dari risiko kecelakaan, termasuk satu di antaranya kebakaran.

bitcoin mining

“Proses pendinginan terjadi di sebuah bak yang dijaga dalam tekanan udara tertentu, menggunakan beberapa sistem kontrol,” terang Phil. “Karena menggunakan tekanan udara tertentu, maka mereka dapat membukanya kapanpun jika ada kebutuhan perbaikan atau pemeliharaan khusus; Anda dapat melepas satu server di saat server lain tengah beroperasi.”

Kolaborasi, Blockchain dan Sistem Pendingin

Solusi sistem pendingin data center telah terbukti menjadi ide inovatif. Ke depannya, teknologi liquid immersion cooling ini perlu diperhitungkan sebagai cara untuk memperbesar potensi data center. Menilik teknologi desentralisasi yang belakangan ramai—blockchain— diperbincangkan, kehadiran teknologi pendingin dapat membantu mendorong efisiensi energi dan optimalisasi kolaborasi teknologi blockchain.

Laura mengatakan penggunaan energi dari proses mining hanya akan terus meningkat seiring dengan terus berkembangnya teknologi Bitcoin. “Blockchain, teknologi yang memungkinkan penambangan Bitcoin, akan terus diterapkan di berbagai segmen industri dan komersial untuk manfaat yang akan dihasilkannya,” katanya. “Energi akan dibutuhkan untuk pemrosesan data.”

Kolaborasi lain diperlukan juga bila menyoal pengembangan teknologi pendingin ini. Sulit membayangkan jika inovasi pendingin semacam ini bekerja sendiri dan 3M akan senantiasa menjaga di saat perusahaan elektronik lainnya menyiapkan elemen-elemen lain yang memperkuat data center. Kolaborasilah yang memungkinkan semangat #DiscoverScience terwujud dalam pengembangan teknologi-teknologi yang membawa manfaat besar bagi masyarakat. Untuk semua itu, inovasi dan rasa ingin tahu adalah bahan bakar utamanya, seperti pengembangan-pengembangan yang ada di sini.

Disclosure: Artikel ini adalah sponsored content yang didukung oleh 3M.

Logo_3M

Mengenal Investasi Cryptocurrency

Di artikel sebelumnya, DailySocial telah mengulas konsep dasar cryptocurrency (mata uang kripto) sebagai alat transaksi dan varian yang ada saat ini beserta kelebihan dan kekurangannya.

Komoditas mata uang kripto di Indonesia mulai diminati kalangan luas. Komunitas trader makin mudah dijumpai. Umumnya mereka melakukan jual-beli mata uang kripto untuk investasi, mengingat harganya saat ini cenderung sangat fluktuatif. Di lain sisi, blockchain sebagai fondasi dari mata uang kripto juga tengah menjadi teknologi yang disoroti sektor finansial.

Sementara blockchain sebagai platform digital masih terus dieksplorasi, mata uang kripto sebagai pengajawantahan blockchain, terus tumbuh subur di kalangan konsumen. Selain kaitannya dengan transaksi, ICO (Initial Coin Offerings) juga menjadi proses yang mulai bisa dijumpai di kalangan pebisnis. ICO adalah proses penggalangan dana untuk membangun aplikasi berbasis blockchain, bentuknya beragam mulai dari mata uang kripto baru, smart contract, hingga smart ledger.

Pundi X hadirkan platform Point of Sale yang terima transaksi Bitcoin / Pundi X
Pundi X hadirkan platform Point of Sale yang terima transaksi Bitcoin / Pundi X

Di Indonesia sendiri setidaknya sudah ada tiga bisnis yang mencoba melakukan ICO, di antaranya Tokenomy, Pundi X, dan Vexanium. Masing-masing menawarkan karakteristik yang berbeda, dengan proses bisnis yang berbeda pula.

Berinvestasi pada mata uang kripto

Popularitas investasi mata uang kripto didorong oleh kemudahan transaksi. Setiap orang kini bisa membuat “dompet mata uang kripto”, sebutan untuk rekening digital yang digunakan dalam menampung dan berjual-beli. Di Indonesia sudah ada beberapa platform yang melayani proses pembuatan dompet kripto tadi. Termasuk untuk mempermudah pengguna menghubungkan dompet tersebut dengan rekening bank seperti PayPal guna proses pembayaran atau penukaran.

Proses di atas dapat dikatakan sebagai mekanisme registrasi awal sebelum pengguna dapat melakukan transaksi pada mata uang kripto populer seperti Bitcoin. Dengan memberikan identitas yang detail, biasanya prosesnya hanya memakan waktu beberapa menit saja. Selanjutnya pengguna dapat dengan leluasa melakukan transaksi pembelian aset digital tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

Jika mengikuti tren Bitcoin atau mata uang kripto populer lainnya, maka terlihat jelas bagaimana fluktuasi nilai terjadi dengan sangat liar, tidak terprediksi. Di satu waktu bisa saja harga turun, di waktu lainnya harga meningkat derastis. Para investor mata uang kripto mencoba memanfaatkan gejolak nilai ini dengan harapan mendapatkan untung saat melakukan pembelian dengan nominal yang lebih sedikit. Sayangnya untuk mata uang kripto populer nilainya sudah sangat tinggi, sehingga untuk investasi membutuhkan banyak kejelian.

Disarankan untuk investor awal mulailah dari nilai yang kecil dan membeli mata uang kripto yang memiliki kredibilitas baik. Memantau harga dan perkembangan pasar mata uang kripto juga harus menjadi makanan sehari-hari para investor. Hal ini sekaligus membawa para investor untuk memahami target yang harus ditentukan, misalnya menargetkan nilai investasinya pada titik tertentu, untuk selanjutnya kembali ditarik atau menambah modal dengan melakukan pembelian aset baru.

Di banyak platform jual beli mata uang kripto, menyediakan layanan limit nominal pembelian. Pengguna bisa menyetel dompet digital untuk melakukan pembelian ataupun penjualan secara otomatis pada batas nilai tertentu. Otomasi ini juga membantu investor pemula dalam melakukan pengamatan terhadap gejolak pasar. Yang perlu dipahami sejak awal, proses penjualan aset digital jauh lebih sulit ketimbang proses membelinya. Namun dengan menjamurnya platform jual-beli aset digital, membuat transaksi tersebut jauh lebih mudah.

Cryptocurrency dari sudut pandang investasi / DailySocial
Cryptocurrency dari sudut pandang investasi / DailySocial

Tentang ICO dan investasi di dalamnya

Pada proses penggalangan dana, pengusung ICO biasanya menawarkan sejumlah token yang dihargai dengan satuan mata uang kripto. Kepada investor, pebisnis meyakinkan token ini akan bernilai tinggi seiring dengan keberhasilan proyek yang sedang dikerjakan. Secara regulasi di Indonesia belum ada aturan yang pasti terkait ICO, umumnya investor yang tertarik hanya berbekal spekulasi dan keyakinan terhadap proyek blockchain di masa mendatang. Ethereum adalah salah satu contoh keberhasilan proyek berbasis ICO, menawarkan implementasi blockchain untuk fitur smart contract.

Seperti layaknya investasi, tidak ada yang menjamin kesuksesan kampanye ICO sebuah bisnis. Bahkan untuk beberapa penawaran, justru terindikasi sebagai scam, karena produknya terlihat tidak jelas atau tidak mungkin diwujudkan. Tidak sedikit proyek ICO yang gagal memenuhi pendanaan sampai tahap waktu yang ditentukan. Namun demikian, melihat potensi blockchain banyak yang meyakini beberapa platform dapat menjadi penopang bisnis untuk masa mendatang.

Sehingga dapat disimpulkan beberapa tips sederhana jika ingin terlibat dalam investasi melalui ICO:

  • Pahami dan teliti secara detail produk yang akan dikembangkan. Baca referensi mengenai masa depan produk tersebut dari sisi pangsa pasar dan kemungkinan realisasi.
  • Pelajari tentang founder yang melakukan kampanye ICO, pastikan memiliki pengalaman dan track-record yang jelas. Diutamakan memang founder berpengalaman di bidang yang tengah digarap.

Masih berisiko

Mata uang kripto menghadirkan berbagai perspektif, baik yang menyiratkan pandangan positif atau negatif. Sebagai pandangan subjektif dari penulis, saat ini investasi berbasis kripto masih terlihat kurang stabil. Memang, adanya demand-supply besar mengindikasikan bahwa di dalamnya mengandung pergerakan ekonomi yang kuat. Kesimpulannya tetap layak dijadikan sebagai komoditas investasi, dengan nilai yang terbatas dan bersifat sekunder.

Cara paling relevan untuk meningkatkan skalabilitas mata uang kripto salah satunya adalah dukungan regulator, dalam hal ini Bank Indonesia. Sampai tahap ini, pihak regulator masih terus mendalami berbagai kemungkinan yang dapat dihasilkan oleh blockchain. Potensinya besar, pembuktiannya yang masih terus menjadi tantangan oleh para pelaku. Meyakini sesuatu investasi bukan hal yang salah, karena tiap investasi selalu mengandung risiko. Untuk saat ini, risiko investasi mata uang kripto cukup besar dengan berbagai kemungkinan di pangsa pasar.

Layanan Crypto Exchange Asal Korea Coinone Siap Masuk Ke Indonesia

Banyaknya masyarakat Indonesia yang tertarik cryptocurrency berhasil menarik minat Coinone, salah satu penyedia layanan cryptocurrency exchange asal Korea Selatan, untuk masuk ke pasar Indonesia. Berencana memulai debutnya di Indonesia Mei mendatang, Coinone siap membawa pengalaman dan layanan terbaik mereka masuk ke Indonesia, kemdahan dan keamanan transaksi.

Coinone awalnya fokus pada pasar Korea, dan mulai di tahun 2018 mereka mencoba menembus pasar internasonal dan masuk ke pasar Eropa, AS, Jepang, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut penuturan Head of Business Strategy Coinone Indonesia Sheila Suekto, pihak Coinone melihat Indonesia sebagai salah satu pasar yang penting untuk pertumbuhan bisnis Coinone. Menurut mereka masyarakat Indonesia tidak menolak teknologi dan inovasi baru, serta termasuk dalam masyarakat yang terbuka dalam menerima tren global. Oleh karena itu Coinone mencoba membantu agar industri blockchain dan cryptocurrency untuk bisa tumbuh di Indonesia.

“Dibanding negara lain, Indonesia merupakan negara yang menerima dan memanfaatkan dengan baik inovasi baru yang ada. Sebagai contohnya, walaupun Indonesia cenderung lama dalam menerima teknologi internet (desktop), namun, Indonesia berhasil menjadi negara yang menyerap teknologi mobile network dengan baik, bahkan dibanding negara lainnya pengguna mobile network di Indonesia sangatlah aktif. Sehingga, kami percaya bahwa teknologi blockchain yang saat ini mendapat perhatian dari seluruh dunia dan dianggap sebagai sebuah teknologi barupun akan diterima dengan baik di Indonesia dan juga dengan cepat akan diserap dan banyak digunakan sebagai teknologi yang memiliki potensial tinggi,” terang Sheila.

Coinone juga percaya bahwa teknologi blockchain memiliki potensi untuk bisa berkembang menjadi industri yang lebih besar daripada perkembangan mobile internet network. Dengan mengusung harapan untuk menjadi gerbang bagi masyarakat memahami teknologi blockchain, Coinone di awal kehadirannya menyajikan layanan crypto exchange untuk Bitcoin, Bitcoin Cash, LiteCoin, dan Qtum (jenis cryptocurrency yang baru dibawa masuk ke Indonesia).

Soal persaingan dan regulasi

Coinone bukan layanan crypto exhange yang pertama di Indonesia. Meskipun demikian, dengan bekal pengalaman mereka di Korea, mereka optimis masuk ke Indonesia. Kehadiran mereka di Indonesia diharapkan membawa efek positif bagi industri blockchain dan cryptocurrency tanah air. Mereka menganggap ini bukan persaingan, tetapi bagaimana para pemain bisa saling menyatukan kekuatan mengangkat industri blockchain tanah air.

Sebagai pemain global yang masuk ke Indonesia, selain mempertimbangkan pemain lokal Coinone juga harus melihat bagaimana regulasi dan sikap pemerintah. Untuk yang satu ini pihak Coinone menyebutkan akan tetap mematuhi regulasi yang ada.

“Beberapa institusi pemerintah di Indonesia, seperti BI, OJK, sudah sejak lama telah mempersiapkan beberapa aturan mengenai ini (blockchain dan cryptocurrency). Pemerintah di negara-negara lain memberikan respon yang berbeda-beda terhadap inovasi ini sehingga menimbulkan kebingungan. Kami rasa pemerintah Indonesia sudah melakukan langkah yang tepat dalam mempertimbangkan situasi dan potensi masa depan teknologi ini, di mana pemerintah tidak terlalu cepat, ataupun terlalu lambat, serta tidak terlalu ekstrem dalam mempersiapkan regulasi,” jelas Sheila.

Ia juga menambahkan bahwa posisi Coinone untuk saat ini adalah tetap berencana mengembangkan layanan dan industri blockchain yang diambil, sambil tetap mengikuti langkah yang diambil pemerintah, industri teknologi finansial, dan industri IT di Indonesia.

Peluncuran dan target

Menurut penuturan Sheila, Coinone telah menyiapkan acara khusus untuk memungkinkan pengguna mereka mendapatkan kupon trading gratis dan airdrop QTUM coin. Melalui masa pre-registrasi yang berlangsung mulai 16 April, pihaknya menawarkan bagi 10 ribu pengguna pertama untuk mendapatkan airdrop QTUM senilai maksimal Rp10 juta.

Sheila juga menjelaskan dua target mereka di Indonesia tahun ini. Yang pertama yaitu membangun kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap layanan Coinone dan segala jenis layanan yang diberikan dan yang kedua adalah terus menambah daftar koin baru atau blockchain baru yang reliable setiap bulannya.

“Untuk me-listing koin jenis baru mungkin bisa dilakukan oleh semua orang. Akan tetapi, untuk memilih koin mana yang terbukti aman secara teknikal, dan memiliki nilai investasi untuk jangka panjang, hanya bisa dilakukan dengan informasi dan know how yang tepat. Kedua hal inilah yang menjadi target kami di tahun pertama,” tutup Sheila.

Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan Kekurangannya

Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal oleh banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Ini adalah salah satu dari representasi blockchain yang dampaknya dinikmati langsung oleh kalangan masyarakat (consumer), potensi lain masih terus banyak dieksplorasi. Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak. Persisnya setelah WannaCry menghebohkan jagat digital. Penyerang meminta tebusan pembebasan komputer yang terserang WannaCry dengan Bitcoin.

Nlai Bitcoin kemudian melonjak kencang. Di lain sisi Alt-coin (mata uang kripto non-Bitcoin) terus bermunculan, umumnya dengan misi memperbaiki celah Bitcoin atau menawarkan cara baru untuk proses mining dan transaksi. Saat tulisan ini dibuat, melansir pada situs CoinMarketCap, terdapat 1568 jenis mata uang kripto di dunia. Jumlahnya masih terpantau terus bertambah, seiring terus adanya ICO (Initial Coin Offering) yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak semua mata uang kripto tersebut populer, khususnya di Indonesia. Jika melihat kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, berikut rangking perolehannya –dengan Bitcoin masih terus memimpin pasar kripto:

10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap
10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap

Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang kami temui menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin. Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang coba ditawarkan. DailySocial mencoba merangkum masing-masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di Indonesia.

(1) Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi) yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan laju inflasi.

Kekurangan:

Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai). Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik, tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan koin melayang.

(2) Ethereum (ETH)

Kelebihan:

Sangat mirip dengan Bitcoin, namun didesain khusus untuk menjadi smart contract yang terbuka. Transaksi yang dilakukan di blockchain dapat mengeksekusi suatu smart contract melalui berbagai cara, misalnya dengan mengirimkan mata uang digital atau data ke alamat kontrak. Jika berhasil dieksekusi, smart contract tersebut dapat memproses lebih banyak transaksi atau mengeksekusi smart contracts lainnya. Ethereum Virtual Machine (EVM), merupakan software yang dapat digunakan pengembang untuk membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi berbasis transaksi kripto. Dengan konsep yang ditawarkan, pengembang tidak perlu membuat dan mengurus blockchain mereka sendiri.

Kekurangan:

Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi. Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di bawahnya juga tidak berfungsi. Apesnya, pengembang pun tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.

(3) Ripple (XRP)

Kelebihan:

Kegelisahan pengguna Bitcoin tampaknya didengar baik oleh pengembang Ripple, lantaran salah satu keunggulan yang ditawarkan ialah proses yang mudah untuk penukaran ke mata uang lokal. Teknologi Ripple memfasilitasi penukaran XRP dengan berbagai mata uang di dunia, bahkan termasuk ke Bitcoin. Hal tersebut dikarenakan Ripple telah terintegrasi dengan layanan perbankan di dunia. Saat ini menjadi salah satu landasan revolusi remittance atau pengiriman uang antar negara.

Kekurangan:

Sebuah hasil riset yang dirilis Purdue University mengungkapkan sebuah celah dari Ripple. Celah tersebut dikarenakan adanya keterbukaan jaringan. Node yang ada pada struktur jaringan dimungkinkan menerima serangan yang dapat berdampak pada kelumpuhan akses pengguna terhadap dana yang ditransfer.

(4) Bitcoin Cash (BCH)

Kelebihan:

Versi upgrade dari Bitcoin dengan memperbaiki beberapa prosedur yang dimiliki, salah satu keandalannya mampu membuat kenaikan nilainya lebih konsisten. Dalam hal kecepatan transaksi, Bitcoin Cash juga tergolong lebih cepat, sehingga menguntungkan pengguna. Tingkat keamanan dan proteksi pun ditingkatkan, dengan turut mempertimbangkan dari segi tampilan dan fitur agar lebih menarik.

Kekurangan:

Risiko kerusakan perangkat keras menjadi salah satu tantangan. Namun justru kelemahan yang mendasar tercipta karena adopsi yang masih belum masif. Hal tersebut menjadikan Bitcoin Cash belum mencapai “Critical Mass”, masa kritis minimum yang diperlukan agar blok berukuran lebih dari 1 Mb dapat selalu tercipta dengan baik, ini faktor utama untuk membuat jaringan lebih stabil. Sedikit demi sedikit mulai mendekati ke sana. Adopsi yang belum masif juga berdampak pada sifat spekulatif yang dimiliki.

(5) Litecoin (LTC)

Kelebihan:

Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan komputer berspesifikasi super tinggi. Litecoin juga mengaktifkan Segregated Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform khusus.

Kekurangan:

Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan. Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi akan pecah “bubble“-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.

EOS, Cardano (ADA), Stellar (XLM), dan NEO

Selain lima mata uang kripto di atas, ada beberapa jenis lainnya. Sementara ini memang belum begitu tenar di Indonesia, sehingga akan dibahas sekilas saja tentang fungsionalitas yang coba diunggulkan masing-masing. EOS adalah platform blockchain yang coba didesain untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi komersial, baik untuk web-based maupun mobile-based. Sistem keanggotaan, otentikasi, basis data, komunikasi asinkron dan penjadwalan disediakan melalui core dan cluster. Arsitektur sistem didesain untuk memungkinkan dilakukan skalabilitas, memastikan jutaan transaksi dapat dilakukan setiap detiknya.

Cardano adalah sebuah representasi blockchain yang menggunakan bahasa pemrograman Haskell. Konsep yang ditawarkan seperti Ethereum, yakni dipersonalisasi untuk teknologi smart contract. Cardano juga menjadi satu-satunya mata uang kripto yang mengimplementasikan protokol konsensus proof-of-stake secara menyeluruh. Ada juga Stellar, fungsinya juga mirip dengan Ethereum, dengan keunggulan biaya transaksi yang kecil, yakni 0.00001. Terakhir ada NEO, menjadi naik daun juga karena pembaruan teknologi smart contract yang mampu melacak dan mengotomasi proses perjanjian dalam blockchain.

Platform lokal transaksi cryptocurrency

Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial
Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial

Pengguna di Indonesia yang tertarik berinvestasi atau melakukan transaksi dengan mata uang kripto bisa mengunjungi beberapa layanan penyedia yang melayani pasar lokal. Mereka adalah:

INDODAX (dulu Bitcoin.co.id)

INDODAX atau dulu dikenal sebagai Bitcoin.co.id merupakan salah satu inisiator platform jual-beli mata uang kripto di Indonesia. Saat ini, INDODAX melayani transaksi Bitcoin dan berbagai Altcoin. Jenis mata uang kripto yang dilayani: BTC, ETH, XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD, WAVES, XLM, XEM, DASH, BTS, dan ADA. INDODAX dapat diakses melalui tautan https://indodax.com/.

Luno (dulu BitX)

Luno atau dulu dikenal sebagai BitX merupakan perusahaan asal London yang menyediakan layanan jual-beli mata uang kripto berbasis web dan aplikasi mobile untuk pangsa pasar di Indonesia. Untuk saat ini jenis mata uang yang dirangkum baru meliputi BTC dan ETH. Luno dapat diakses melalui tautan https://www.luno.com/.

Triv

Triv adalah portal finansial digital lokal yang juga menerima jasa jual-beli mata uang kripto. Saat ini sudah mendukung transaksi BTC dan ETH. Triv dapat diakses melalui tautan https://triv.co.id/.

Tokocrypto

Salah satu layanan yang baru saja meluncur, saat ini baru berada di tahap Beta Tester. Ditargetkan baru akan meluncur ke publik akhir April 2018. Tokocrypto melayani transaksi mata uang kripto BTC dan ETH. Tokocrypto dapat diakses melalui tautan https://tokocrypto.com/.

Tokocrypto Sajikan Layanan Pembelian dan Penjualan Cryptocurrency

Seiring terus meningkatnya peminat cryptocurrency di Indonesia –umumnya sebagai aset investasi digital, berbagai jenis bisnis yang menyajikan layanan tersebut makin bertambah. Yang terbaru adalah Tokocrypto, sesuai namanya layanan ini diperuntukkan untuk jual-beli cryptocurrency. Saat ini baru tersedia untuk transaksi Bitcoin dan Ethereum. Pengguna hanya cukup menyetorkan sejumlah uang saldo di Tokocrypto, untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan pembelian.

Kepada DailySocial CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, menjelaskan ada beberapa keunggulan yang ingin coba ditawarkan. Pertama ialah biaya transaksi yang diklaim lebih rendah, termasuk biaya penarikan yang dibebankan kepada pengguna. Kedua ialah terkait dengan transparansi. Guna memberikan keyakinan kepada pelanggan, Tokocrypto menekankan unsur keterbukaan informasi terkait dana pelanggan agar tidak disalahgunakan.

[Baca juga: Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya]

“Tokocrypto juga terbuka untuk bekerja sama dengan otoritas pemerintah guna membangun lingkungan yang kuat untuk bisnis cryptocurrency agar memastikan kepentingan pengguna dapat terlindungi,” ujar Xue Kai.

Saat ini layanan Tokocrypto juga tengah menyiapkan dukungan untuk varian crypto lain, yakni Ripple, Neo, Litecoin dan Cardano. Direncanakan pada akhir kuartal kedua tahun ini sudah bisa dinikmati pengguna. Inisiatif pengembangan “Swipe Crypto” juga akan menjadi salah satu roadmap untuk perluasan platform. Tokocrypto sendiri sudah didirikan sejak Juni 2017, awal April ini meluncurkan uji beta untuk pengguna. Direncanakan akan meluncur penuh pada akhir April nanti.

“Sejauh ini kami merasakan antusiasme yang besar oleh penguji beta dan anggota komunitas tentang prospek adanya pilihan alternatif bagi mereka untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Ada juga diskusi berkelanjutan tentang potensi teknologi blockchain dan bagaimana hal itu dapat membantu pertumbuhan digital, sosial dan ekonomi Indonesia,” sambung Xue Kai.

[Baca juga: Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan Blockchain di Indonesia]

Lebih lanjut Xue Kai turut memberikan komentar tentang potensi cryptocurrency di Indonesia. Bitcoin membentuk tren yang baik, lebih banyak orang sekarang mengetahui tentang cryptocurrency atau konsep blockchain. Potensinya tentu sangat besar, namun hal fundamental yang masih menjadi tantangan bersama ialah mendidik masyarakat Indonesia tentang teknologi tersebut. Termasuk menumbuhkan sinergi antara para pemain bisnis dan otoritas pemerintah dalam menyediakan kerangka aturan.

Bitcoin.co.id Ubah Nama Menjadi INDODAX

Bitcoin Indonesia atau dikenal dengan Bitcoin.co.id kini resmi berganti nama sebagai INDODAX (Indonesia Digital Asset Exchange). Dengan wajah baru ini INDODAX berharap bisa tetap menjawab tingginya minat dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap layanan pengelolaan aset digital.

INDODAX akan tetap bisa melayani jual dan beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, dan beberapa cryptocurrency lainnya. Dalam keterangan resminya, INDODAX menyampaikan bahwa pihaknya berusaha mengedepankan keamanan, kemudahan, kecepatan, dan pelayanan yang memuaskan dalam setiap transaksinya. Dengan wujud terbarunya ini memungkinkan pengguna untuk membeli atau menjual aset digital setiap saat, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, termasuk juga pada saat hari libur.

“Kami percaya bahwa teknologi digital asset dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap ekonomi. Kini peranan digital asset di Indonesia sebagai salah satu media spekulasi pun semakin berkembang, khususnya dengan makin berkembangnya teknologi blockchain. INDODAX hadir untuk membantu pelanggan dalam memberikan tempat untuk membeli dan menjual digital asset dengan cara yang mudah, aman dan cepat,” terang CEO INDODAX Oscar Darmawan.

Keamanan dan transparansi dalam bertransaksi digital asset menjadi fokus utama INDODAX. Salah satu perwujudannya adalah dengan peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di mana setiap orang yang ingin membeli atau menjual digital asset melalui INDODAX harus mendaftarkan diri sesuai dengan data pribadi yang sah untuk menghindari munculnya tidak kriminal.

Selain itu pihak INDODAX mengklaim bahwa mereka didukung dengan teknologi blockchain yang membuat semua aset digital dan perpindahannya dapat dilacak dengan lebih mudah. Karena semua transaksi yang terjadi tercatat secara elektronik di dalamnya.

Saat ini INDODAX mencatat sudah memiliki 1,1 juta anggota terdaftar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan baru pun mencapai angka 3000 per hari dengan rata-rata volume transaksi yang sekarang terjadi mencapai 100 miliar rupiah.

“Hingga saat ini, terdapat berbagai pilihan digital asset yang dapat dibeli dan dijual seperti Bitcoin, Bitcoin Cash, Bitcoin Gold, Ethereum, Ripple, Dogecoin, Litecoin, Bitshares, NXT dan NEM, serta DASH. Kami akan terus melengkapi produk yang kami tawarkan agar dapat terus memenuhi kebutuhan pengguna,” terang Oscar.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya

Istilah cryptocurrency makin diperbincangkan pasca meningkatnya berbagai jenis uang virtual seperti Bitcoin mulai banyak diminati sebagai investasi karena nilainya yang terus meningkat secara fluktuatif. Artikel ini akan mengulas tentang konsep dasar cryptocurrency, bagaimana sistem di dalamnya bekerja, fakta-fakta berkaitan dengan sistem tersebut, dan apa yang coba ditawarkan sebagai sebuah disrupsi dalam tatanan bisnis finansial.

Pengertian cryptocurrency

Secara etimologis, cryptocurrency tersusun dari dua kata, yakni crypto yang merujuk pada cryptography atau bahasa persandian dalam dunia komputer dan currency yang merujuk pada nilai mata uang. Dapat ditarik definisi bahwa cryptocurrency adalah sebuah mekanisme mata uang digital yang dapat digunakan untuk bertransaksi secara virtual (melalui jaringan internet) yang dilindungi sebuah persandian komputer yang rumit.

Lantas apa yang membedakan dengan mata uang yang saat ini umum digunakan, seperti mata uang Rupiah, yang juga sudah banyak digunakan untuk transaksi secara digital? Cryptocurrency memiliki sifat terdesentralisasi, sedangkan model transaksi yang selama ini sering digunakan dalam masyarakat sifatnya tersentralisasi.

Berikut penjelasan tentang perbedaan dua sifat tersebut dalam sebuah studi kasus.

Sifat tersentralisasi dicontohkan pada model transaksi yang selama ini sering digunakan oleh masyarakat. Misalnya dalam kasus ini dicontohkan orang tua yang ingin mengirimkan uang kepada anaknya di perantauan, maka yang ia lakukan ialah menggunakan layanan perbankan (ATM, Mobile Banking, atau datang langsung ke bank terkait) lalu mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening anaknya tersebut. Transaksi tersebut pada dasarnya dilakukan melalui perantara bank dan layanan yang dipercaya.

Jadi prosesnya uang yang ditransfer sebenarnya masuk ke bank terlebih dulu, lalu diteruskan ke penerima. Prosesnya real time sehingga perpindahan tersebut tidak terasa. Namun yang cukup dirasakan justru karena prosesnya melalui perantara, maka ada imbalan yang harus dibayarkan, yakni berupa biaya administrasi, baik yang dikeluarkan saat itu juga (jika mengirimkan ke rekening bank yang berbeda) atau dalam biaya administrasi yang dikenakan setiap bulan.

Ilustrasi proses transaksi keuangan yang tersentralisasi
Ilustrasi proses transaksi keuangan yang tersentralisasi

Sedangkan sifat terdesentralisasi artinya tidak ada yang menjadi penengah atau pihak khusus yang menjadi perantara. Transaksi dilakukan secara peer-to-peer dari pengirim ke penerima. Seluruh transaksi dicatat dalam komputer yang berada di jaringan tersebut, di seluruh dunia, atau disebut dengan miner (penambang yang ikut membantu mengamankan dan mencatat transaksi di jaringan). Miner sendiri akan mendapatkan komisi dengan uang virtual yang digunakan, namun tidak semua orang bisa menjadi miner, karena dibutuhkan keahlian khusus dengan pemrosesan komputasi yang rumit untuk memecahkan kriptografi yang digunakan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa para penambang cryptocurrency umumnya menggunakan komputer berspesifikasi tinggi dan khusus.

Ilustrasi proses transaksi keuangan yang terdesentralisasi
Ilustrasi proses transaksi keuangan yang terdesentralisasi

Sifat desentralisasi ini yang menjadi DNA sistem Blockchain. Pada dasarnya Blockchain menjadi platform yang memungkinkan mata uang digital cryptocurrency dapat digunakan untuk bertransaksi.

Pengertian Blockchain

Blockchain adalah sistem pencatatan atau basis data yang tersebar luas di internet, sering disebut juga sebagai distributed ledger. Setiap transaksi yang dicatat juga dapat dilihat oleh seluruh pengguna internet. Jadi Blockhain juga bisa didefinisikan sebagai sebuah buku besar yang bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak melakukan transaksi. Blockchain juga memiliki beberapa ciri khas dalam melakukan transaksi dan pencatatan, yakni sebagai berikut:

  1. Memiliki perhitungan yang lebih logis

Pada dasarnya Blockhain adalah sesuatu yang dapat dihitung secara matematis, karena blok-blok yang ada di dalamnya berbentuk kode yang dapat diterjemahkan dan diverifikasi developer. Algoritma di dalamnya membuat nilainya bisa lebih terukur, berbeda dengan mata uang yang sehari-hari digunakan saat ini. Misalnya USD, nilainya biasanya dikontrol oleh Bank Sentral di Amerika Serikat. Mereka bebas untuk mencetak seberapa banyak yang dalam masa tertentu, termasuk implikasi suku bunga.

Berbeda dengan cryptocurrency, karena berbasis perhitungan matematis yang terstruktur, bahkan jumlah sebaran mata uangnya pun dapat diprediksikan. Sehingga semua orang bisa tahu, tiga tahun lagi akan ada berapa banyak uang digital yang ada di dunia. Bahkan nilai inflasinya pun dapat dikalkulasi dengan baik. Salah satu gambaran pertumbuhannya dapat diakses dalam grafik berikut: https://bashco.github.io/Bitcoin_Monetary_Inflation.

Proyeksi jumlah dan inflasi Bitcoin
Proyeksi jumlah dan inflasi Bitcoin
  1. Memiliki keamanan yang mumpuni

Manfaat sifat terdesentralisasi Blockchain adalah tidak ada data yang dipusatkan di satu tempat. Semua tersebar ke server para miner, alias para penambang yang ikut membantu mengamankan jaringan Blockchain. Untuk menjadi miner pun mereka harus secara akurat memecahkan algoritma perhitungan yang ada, sehingga tercipta blok baru (dengan komisi berupa nominal uang digital). Karena informasinya tersebar, jika ada hacker yang mencoba membobol sistem pun mereka harus bisa minimal mengontrol 50% dari komputer miner yang ada di jaringan.

Cryptocurrency yang ada saat ini

Ada beberapa jenis cryptocurrency yang saat ini sudah banyak digunakan, misalnya Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Monero, atau Ripple. Bitcoin menjadi uang digital yang pertama kali diluncurkan, dan saat ini menjadi yang paling bernilai. Salah satu keunikannya, Bitcoin ini hanya diciptakan sampai 21 juta koin saja (diprediksikan baru akan habis ditambang pada tahun 2140 mendatang), ini merupakan protokol yang tidak dapat diganggu gugat karena sudah menjadi kesepakatan sejak awal.

Adanya batas sebaran yang sudah pasti, membuat Bitcoin tidak bisa dipalsukan ataupun mengalami inflasi. Bitcoin turut menjadi awal baru dari transformasi finansial. Dengan Bitcoin memungkinkan orang untuk melakukan transaksi secara global dengan perangkat komputasi, tanpa perlu adanya perantara seperti bank atau layanan lainnya.

Yang saat ini tak kalah populer adalah Ethereum, yang diciptakan Vitalik Buterin pada tahun 2015. Konsepnya hampir sama dengan Bitcoin, karena sama-sama dibangun pada jaringan Blockchain. Di sini para miner bekerja untuk mendapatkan Ether, mata uang cryptocurrency yang membantu menjalankan jaringan Ethereum.

Untuk konsep transaksi yang terdesentralisasi, Ethereum dapat memanfaatkan Decentralized Autonomous Organization, sebuah badan kepengurusan transaksi yang dijalankan sepenuhnya oleh kode pemrograman dan smart contract yang tidak ada pusat otoritas dan kontrol. Tidak ada pihak ketiga yang bisa mengubah data yang telah tersimpan ke dalam jaringan Blockchain.

Selain dua jenis koin di atas, masih sangat banyak koin alternatif dengan karakteristiknya masing-masing. Menurut Coinmarketcap.com, saat ini sudah lebih 1560 jenis mata uang digital berbasis cryptocurrency yang tersebar di seluruh dunia.

Yang mempengaruhi nilai cryptocurrency

Mata uang cryptocurrency fluktuasi nilainya didasarkan pada beberapa kondisi, salah satunya karena ketersediaan/kelangkaan. Namun kadang nilainya juga meningkat atau turun karena kepercayaan dan penggunaan di kalangan komunitas penggunanya. Secara umum naik turunnya nilai cryptocurrency dipengaruhi oleh mekanisme pasar.

Fluktuasi niai tukar Bitcoin satu tahun terakhir
Fluktuasi niai tukar Bitcoin satu tahun terakhir

Sayangnya pasar cryptocurrency memiliki volatilitas atau tingkat perubahan yang cukup tinggi, sehingga sangat fluktuatif. Jika banyak orang menginginkan mata uang tersebut dan nilainya tidak terlalu banyak, maka nilainya juga akan meningkat. Faktor lain kadang turut mempengaruhi. Serangan WannaCry beberapa waktu lalu secara tidak langsung turut meningkatkan gejolak nilai, karena memaksa pengguna untuk melakukan pembayaran melalui cryptocurrency.

Mekanisme transaksi

Konsep dasarnya dalam setiap transaksi cryptocurrency, seluruh jaringan akan mencatat histori yang berjalan, termasuk besaran transaksi dan saldo yang dimiliki. Misalnya seseorang telah berhasil melakukan transaksi dan dikonfirmasi oleh penerima, maka seluruh jaringan yang terhubung ke Blockchain tersebut akan langsung mengetahui informasi yang berisi penjelasan bahwa telah terjadi transaksi sejumlah tertentu dan telah ditandatangani secara digital dengan memberikan private key ke dalam sistem.

Konfirmasi penerima menjadi hal yang sangat krusial dari sebuah transaksi cryptocurrency. Transaksi yang terkonfirmasi tersebut disimpan ke dalam wadah yang disebut Blocks. Catatan transaksi sifatnya permanen, tidak dapat diubah, dibajak, atau dipalsukan dan menjadi bagian dalam sebuah rantai blok atau Blockchain. Sifat permanen tersebut yang membuat cryptocurrency transaksinya immutable alias tidak bisa dibatalkan saat sudah dikirim.

Cryptocurrency di Indonesia

Bank Indonesia secara eksplisit sudah menyatakan larangan terhadap cryptocurrency untuk kegiatan transaksi atau tidak diakui menjadi alat pembayaran yang sah. Pernyataan tersebut didasarkan pada undang-undang yang menyatakan bahwa alat pembayaran yang diterima di Indonesia hanya menggunakan Rupiah. Yang perlu digarisbawahi adalah uang virtual cryptocurrency tidak dianggap ilegal, hanya transaksinya yang tidak diperbolehkan.

Sejauh ini kebanyakan orang di Indonesia masih memanfaatkan cryptocurrency untuk sekedar dimiliki (investasi), karena untuk transaksinya pun masih cukup terbatas. Tidak banyak merchant yang menerima pembayaran dengan cryptocurrency.

Pelarangan tersebut salah satunya didasari kekhawatiran akan potensi kejahatan cryptocurrency. Internet Development Institute (ID Institute) mengungkapkan setidaknya ada tiga hal yang mungkin terjadi, yakni private key, ransomware, dan ancaman fisik ke pemilik dompet. ID Institute mencontohkan, aspek kerentanan pada sistem Blockchain yang digunakan  Bitcoin ada potensi penyisipan malware yang sangat besar. Miner butuh sumber daya besar untuk mengelola block, aspek tersebut berisiko penyebaran ransomware ke komputer yang ada di bawah kendalinya.

Pandangan berbeda disampaikan Country Blockchain Leader IBM Indonesia Juliandri Jenie. Dalam sebuah sesi #SelasaStartup ia mengatakan bahwa sifat ledger dalam Blockchain itu dapat dilihat ke orang lain namun pada saat yang sama tetap aman karena tidak bisa diubah oleh sembarang orang. Ini menjadi keuntungan, karena bisa membuat integrasi bisnis antar perusahaan jadi lebih efisien. Semua orang bisa saling percaya karena seluruh data dapat terekam dengan baik, dapat dilihat oleh orang lain meski perlu ada akses khusus terlebih dulu.

Saat ini beberapa perbankan dan instansi besar di Indonesia mulai mengeksplorasi potensi Blockchain sebagai platform yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas, meskipun tidak mengikutsertakan cryptocurrency di dalamnya.

SikurPhone Ialah Smartphone dengan Dompet Digital untuk Menyimpan Bitcoin Secara Aman

MWC 2018 telah berakhir, banyak smartphone yang terlahir di sana. Salah satunya dari perusahaan asal Brazil yang berfokus pada keamanan yakni Sikur (baca: secure).

Mereka telah memperkenalkan SikurPhone, sebuah telepon pintar yang memiliki tingkat ‘keamanan yang tidak dapat ditembus’ dan dirancang khusus untuk memberikan keamanan dalam menyimpan cryptocurrency atau mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan Ripple misalnya.

dims

SikurPhone itu sendiri tak lain merupakan penerus dari GranitePhone yang dirilis pada tahun 2015. Sikur mengklaim bahwa headset ini terenkripsi sepenuhnya, baik itu email, kontak, pesan, percakapan telepon, hingga browser yang super aman.

Fitur unggulan yang ditawarkan ialah SikurWallet yaitu dompet mata uang digital yang memungkinkan Anda menyimpan cryptocurrency dengan aman di dalam layanan cloud miliknya.

Tingkat keamanan tersebut dicapai dengan menggunakan sistem operasi Android 7.0 Nougat yang telah dimodifikasi. Sebagai bukti keamanannya, Sikur menantang HackerOne untuk membobol SikurPhone. Dalam uji coba yang mereka lakukan selama dua bulan, HackerOne mengaku gagal mencari celah keamanan SikurPhone.

Jika ingin mendapat mengunduh aplikasi pihak ketiga di Google Play Store, maka harus diperiksa dan dikonfirmasi oleh Sikur terlebih dahulu sebagai bagian dari usaha mereka dalam menjaga keamanan.

Di luar kemampuannya yang istimewa SikurPhone tampil sederhana dengan layar 5,5 inci Full HD, menggunakan chipset besutan MediaTek (tipe belum diketahui), RAM 4GB, penyimpanan 64GB, dan baterai 2.800 mAh dengan port USB type-c.

Dengan dompet digital yang super aman ini, SikurPhone dibanderol US$799 atau sekitar Rp10 jutaan. SikurPhone sudah bisa dipesan dan hanya tersedia dalam 20.000 unit dengan jadwwal pengiriman pada bulan Agustus 2018.

Sumber: PhoneArena