Apple Ungkap Generasi Baru iMac dan iPad Pro yang Dibekali Chip M1

November lalu, Apple menyingkap MacBook Air, MacBook Pro, dan Mac Mini yang dibekali prosesor bikinannya sendiri. Hampir setengah tahun berselang, giliran iMac yang menyusul membawa chip bernama M1 tersebut. Namun tidak seperti tiga perangkat sebelumnya yang sebatas mengusung jeroan baru, iMac versi M1 ini benar-benar didesain ulang dari nol.

Sebagai sebuah system-on-a-chip (SoC), premis yang ditawarkan M1 adalah bagaimana komponen-komponen seperti prosesor, GPU, maupun RAM dapat disatukan, sehingga pada akhirnya perangkat bisa dibuat jadi lebih ringkas. Demikianlah filosofi di balik desain baru iMac. Seperti yang bisa kita lihat, bagian belakangnya tidak lagi cembung seperti sebelumnya.

Tebalnya tercatat cuma 11,5 mm, dan secara keseluruhan volumenya menyusut hingga 50% dibanding generasi sebelumnya. Keseluruhan logic board-nya diposisikan di bawah layar, dan sistem pendinginnya disederhanakan menjadi sepasang kipas berukuran kecil saja. Alhasil, iMac versi baru ini jadi punya lebih banyak ruang untuk komponen-komponen lainnya, speaker contohnya.

Secara total, iMac generasi baru ini mengemas enam buah speaker. Empat di antaranya adalah woofer yang ditempatkan bersebelahan agar dapat menghasilkan dentuman bass yang mantap dan tanpa distorsi. Lalu seperti yang bisa kita lihat juga, ukuran layarnya pun ikut bertambah besar menjadi 24 inci meski secara keseluruhan dimensinya tidak banyak berubah dibanding iMac 21,5 inci. Resolusinya tidak main-main: 4480 x 2520 pixel.

Di atas layarnya, Apple menyematkan webcam 1080p, lengkap beserta tiga buah mikrofon untuk memenuhi kebutuhan konsumen bertatap muka secara virtual selagi pandemi masih berlanjut. Urusan konektivitas, iMac baru ini mengemas sepasang port Thunderbolt 3, plus dua port USB-C ekstra pada varian yang lebih mahal.

Headphone jack (untungnya) masih bisa kita temui di sisi kiri perangkat. iMac baru ini juga mengemas colokan daya baru yang magnetis (seperti MagSafe zaman lawas tapi dengan bentuk membulat). Yang cukup menarik, adaptor dayanya turut dilengkapi port Ethernet demi meminimalkan jumlah kabel yang terdapat di atas meja.

Untuk mendampingi iMac versi M1, Apple turut memperkenalkan sejumlah aksesori dengan tujuh pilihan warna yang selaras. Satu yang paling menarik adalah Magic Keyboard, yang di versi terbarunya dilengkapi tombol khusus Touch ID untuk membaca sidik jari, dan meneruskan informasinya ke iMac secara wireless.

Di Amerika Serikat, iMac generasi terbaru ini akan segera dijual dengan banderol mulai $1.299. Varian tersebut dibekali RAM 8 GB dan SSD 256 GB. Kalau budget bukan masalah, iMac versi M1 ini juga dapat dikonfigurasikan dengan RAM 16 GB dan SSD 2 TB.

iPad Pro versi M1

Namun iMac rupanya bukan satu-satunya perangkat baru yang ditenagai chip M1. Apple juga memperkenalkan iPad Pro generasi baru yang ditenagai oleh chip yang sama, menghadirkan lompatan performa yang benar-benar signifikan tanpa mengurangi portabilitas perangkat. Pada kenyataannya, Apple sama sekali tidak mengubah desainnya.

Perangkat masih ditawarkan dalam dua ukuran layar yang berbeda: 11 inci atau 12,9 inci. Namun sekarang ada alasan kuat untuk memilih model 12,9 inci di samping sebatas mendapatkan ‘kanvas digital’ yang lebih luas. Khusus pada versi 12,9 inci, layarnya sudah menggunakan teknologi Mini LED.

Mini LED memungkinkan layar iPad Pro 12,9 inci untuk menyala sangat terang, persisnya sampai 1.600 nit (peak brightness) dengan rasio kontras 1.000.000:1. Menurut Apple, keberadaan teknologi Mini LED memungkinkan iPad Pro untuk mencapai kualitas display yang mendekati level monitor Pro Display XDR yang super-mahal.

Bagian lain yang juga ikut dirombak pada iPad Pro generasi terbaru ini adalah kamera depannya. Kini dengan sensor 12 megapixel dan lensa ultra-wide 122°, kamera depannya ini turut dilengkapi fitur auto-panning yang akan memastikan subjek tetap berada di tengah frame selagi sesi video call berlangsung.

Namun tidak bisa dipungkiri, peningkatan performa bakal menjadi alasan utama konsumen menggaet iPad Pro generasi baru ini. Keberadaan chip M1 pada dasarnya membuat performanya jadi setara MacBook Air, sehingga tidak heran apabila Apple juga menyematkan RAM dan storage yang melimpah.

Pada varian dengan RAM 8 GB, iPad Pro dapat dikonfigurasikan dengan storage 128 GB, 256 GB, atau 512 GB. Pada varian dengan RAM 16 GB, pilihan storage yang tersedia malah 1 TB atau 2 TB. Ya, penyimpanan sebesar 2 TB pada tablet dengan tebal tidak lebih dari 6,4 mm. Juga sangat menarik adalah port USB-C yang telah berevolusi menjadi Thunderbolt 3 di iPad Pro generasi baru ini.

Untuk harganya, iPad Pro 11 inci akan dijual dengan harga mulai $799, sedangkan iPad Pro 12,9 inci mulai $1.099 (gap-nya semakin jauh karena teknologi Mini LED tadi). Pada varian Wi-Fi + Cellular, semua model iPad Pro generasi baru ini telah mendukung jaringan 5G.

Apple TV 4K generasi baru

Dalam kesempatan yang sama, Apple turut memperkenalkan Apple TV 4K generasi baru yang mendapatkan sejumlah upgrade menarik. Utamanya, perangkat kini ditenagai chipset A12 Bionic seperti yang terdapat pada seri iPhone XS, sehingga kinerjanya pun jadi semakin bisa diandalkan.

Video HDR dengan frame rate tinggi kini dapat diputar dengan lancar di Apple TV 4K, demikian pula yang menggunakan format Dolby Vision. Kalau perlu, pengguna iPhone 12 Pro bahkan juga bisa meneruskan video Dolby Vision yang direkamnya ke Apple TV 4K via AirPlay.

Satu hal yang sangat menarik adalah fitur Color Balance, di mana pengguna bisa memanfaatkan iPhone-nya sebagai alat bantu kalibrasi warna layar TV. Prosesnya berjalan otomatis; pengguna hanya perlu mengaktifkan fiturnya, lalu mendekatkan layar iPhone ke layar TV dan menunggu hingga prosesnya selesai.

Di Amerika Serikat, Apple TV 4K baru ini dijual dengan harga $179. Apple juga bakal memasarkan Siri Remote baru yang keseluruhan rangkanya terbuat dari aluminium seharga $59.

AirTag

Terakhir, Apple juga mengungkap Bluetooth tracker bernama AirTag. Seperti halnya Bluetooth tracker lain, AirTag dirancang untuk disandingkan bersama benda-benda penting seperti kunci, tas, dompet, dan lain sebagainya, memancarkan informasi lokasinya di saat benda-benda tersebut sirna dari pandangan pengguna.

Cara menggunakannya terkesan mudah. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi Find My di iPhone, maka semua unit AirTag yang dimilikinya dapat langsung dilacak dengan membunyikan suara. Khusus untuk iPhone 11 ke atas, keberadaan chip U1 dan teknologi Ultra Wideband juga memungkinkan pencarian AirTag yang lebih presisi, lengkap dengan petunjuk arah menuju ke masing-masing unit AirTag.

Tanpa harus terkejut, dimensi AirTag sangatlah mungil, dengan diameter hanya 31,9 mm, tebal 8 mm, dan berat 11 gram. Ia tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, dan baterai kancingnya dapat diganti dengan mudah ketika dayanya habis setelah sekitar satu tahun pemakaian.

Perangkat akan dijual seharga $29 per unit, atau dalam bentuk bundel berisi 4 unit seharga $99. Apple juga akan menjual sejumlah aksesori gantungan untuk AirTag, termasuk yang dibuat oleh brand fashion Hermes.

Sumber: Apple 1, 2, 3, 4.

Fitbit Inspire 2 Kedatangan Integrasi Fitur Bluetooth Tracking Milik Tile

Kabar gembira bagi para pemilik Fitbit Inspire 2. Fitness tracker tersebut telah mendapat pembaruan yang mendatangkan integrasi fitur Bluetooth tracking milik Tile. Tile, bagi yang tidak tahu, merupakan produsen Bluetooth tracker yang cukup populer. Produknya yang berwujud ringkas dapat disandingkan dengan berbagai macam objek, dan setelahnya objek tersebut bisa dilacak lokasinya dengan mudah selama masih dalam jangkauan koneksi Bluetooth.

Bagaimana seandainya objek tersebut tertinggal di tempat umum dan kita sudah berada jauh dari radius Bluetooth? Tidak masalah, sebab kita dapat memanfaatkan semacam jaringan crowdsourced untuk mencarinya. Tile sendiri cukup percaya diri dengan efektivitas fitur ini, sebab mereka siap memberikan kompensasi sebesar $1.000 bagi para pelanggan layanan Premium Protect-nya apabila barangnya tidak berhasil ditemukan dalam kurun waktu tujuh hari.

Semua itu sekarang bisa dilakukan dengan Fitbit Inspire 2 tanpa harus membeli tracker Tile secara terpisah. Cukup unduh pembaruan perangkat lunak yang tersedia, lalu aktifkan fitur Bluetooth tracking tersebut. Selain bisa dilacak lokasinya lewat aplikasi Tile di smartphone, Inspire 2 juga dapat digunakan untuk membuat ponsel Anda berdering meski ponsel sedang dalam posisi silent (asalkan masih dalam terhubung via Bluetooth). Berguna saat Anda lupa di mana Anda menaruh smartphone terakhir kali.

Ini bukan pertama kalinya Tile mengintegrasikan teknologi Bluetooth tracking-nya ke produk milik brand lain. Sebelum ini, mereka sempat menerapkan hal yang sama pada laptop HP Elite Dragonfly. Kemungkinan tujuan Tile adalah memperkenalkan teknologinya ke lebih banyak konsumen, sehingga mereka kemudian juga punya lebih banyak kesempatan untuk menawarkan layanan premiumnya (subscription).

Namanya layanan premium, sudah pasti ada sejumlah keuntungan yang ditawarkan. Salah satunya adalah fitur Smart Alert, yang akan secara proaktif memberikan peringatan ketika Anda meninggalkan sesuatu (yang sudah dipasangi Tile tracker tentu saja). Fitbit sendiri tidak menutup kemungkinan buat produk mereka yang lain untuk ikut mengemas integrasi Tile ke depannya.

Sumber: Engadget dan Fitbit.

Samsung Galaxy S21 Series 5G Sebagai Bagian dari Ekosistem Pendukung Gaya Hidup

Dewasa ini, tidak sedikit pabrikan smartphone yang memasarkan produknya sebagai bagian dari sebuah ekosistem. Meski pastinya ada tujuan dari sisi marketing, pada akhirnya yang hendak dicapai adalah bagaimana konsumen bisa mendapatkan pengalaman yang lebih optimal ketimbang hanya sebatas menggunakan smartphone-nya saja.

Sebagai produsen yang portofolio produknya begitu luas, Samsung tentu tidak luput dari tren ini. Trio Samsung Galaxy S21 Series 5G yang diperkenalkan pekan lalu hadir bersama dua perangkat lain yang tak kalah menarik, yakni Samsung Galaxy SmartTag dan Samsung Galaxy Buds Pro.

Buat yang pernah memiliki Bluetooth tracker, Anda pasti tidak asing dengan konsep yang ditawarkan Galaxy SmartTag. Cukup kaitkan perangkat mungil ini ke kunci rumah, kunci mobil, tas ransel, dan lain sebagainya, maka objek-objek tersebut jadi bisa Anda lacak lokasinya menggunakan Galaxy S21 Series 5G.

Galaxy SmartTag memanfaatkan konektivitas Bluetooth Low Energy (BLE), dan jangkauannya sangatlah luas di angka 120 meter. Namun seandainya barang Anda berada di luar jangkauan koneksi, Anda masih bisa melacak lokasinya dengan bantuan pengguna perangkat Galaxy lain yang berada di area sekitar barang – dengan privasi yang tetap terjaga tentu saja.

Selain untuk mencegah barang-barang penting Anda hilang, Galaxy SmartTag juga bisa merangkap peran sebagai remote control buat perangkat IoT (Internet of Things) maupun smart home yang kompatibel dengan ekosistem SmartThings. Yang paling sederhana, tombol milik Galaxy SmartTag bisa ditekan untuk menyala-matikan lampu pintar yang terpasang dalam ruangan.

Samsung Galaxy S21 Ultra dan Galaxy Buds Pro

Beralih ke Galaxy Buds Pro, di sini pengguna Galaxy S21 Series 5G dapat memanfaatkannya sebagai mikrofon eksternal ketika sedang merekam video. Fitur ini sangatlah berguna ketika melangsungkan sesi vlogging, di mana suara Anda jadi bisa tertangkap dengan baik oleh mikrofon yang tertanam di Galaxy Buds Pro.

TWS ini juga mengunggulkan pengalaman penggunaan yang seamless berkat fitur Auto Switch. Contoh penggunaannya yang paling gampang adalah, ketika Anda sedang memakainya bersama Galaxy Tab S7 untuk menonton video lalu ada panggilan telepon yang masuk ke Galaxy S21 Series 5G, maka video akan dihentikan secara otomatis sehingga Anda dapat menerima panggilan teleponnya.

Saat panggilan teleponnya sudah selesai, Galaxy Buds Pro pun akan kembali terhubung ke tablet secara otomatis, dan videonya juga akan diputar kembali dengan sendirinya. Semuanya berjalan secara seamless tanpa mengharuskan pengguna menyambungkan Galaxy Buds Pro ke tablet atau smartphone secara manual (kecuali untuk setup awalnya).

Dipadukan semuanya, ekosistem Galaxy ini tentu bisa mendukung gaya hidup pengguna secara optimal. Untuk kegiatan produktivitas pun kombinasi Galaxy S21 Series 5G dan Galaxy Buds Pro pasti sangat ideal, apalagi mengingat Buds Pro punya fitur ANC yang sangat efektif dalam hal memblokir suara di sekitar sehingga pengguna dapat tetap menjaga konsentrasinya. Belum lagi kalau ternyata yang dipilih adalah Galaxy S21 Ultra 5G, yang merupakan model satu-satunya yang mendukung S Pen.

Kabar baiknya, menikmati keunggulan yang ditawarkan ekosistem Galaxy ini tidak sulit mengingat Samsung telah membundelnya menjadi satu dalam program pre-order Galaxy S21 Series 5G sampai tanggal 27 Januari 2021 nanti. Untuk semua pemesanan Galaxy S21 Series 5G, konsumen berhak mendapatkan bonus Galaxy SmartTag (di samping sejumlah bonus lain). Khusus untuk Galaxy S21 Ultra, ada tambahan bonus Galaxy Buds Pro.

Selebihnya, jika memerlukan lebih banyak unit Galaxy SmartTag, ia juga dapat dibeli secara terpisah seharga Rp399.000, sedangkan Galaxy Buds Pro dihargai Rp2.749.000 kalau mau dibeli secara terpisah.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

Skullcandy Luncurkan 4 True Wireless Earphone dengan Integrasi Bluetooth Tracker Tile

Bluetooth tracker macam Tile sangatlah berguna untuk mencegah barang-barang seperti dompet atau kunci mobil hilang tak terlacak. Namun sekecil apapun suatu Bluetooth tracker, true wireless earphone hampir pasti selalu lebih kecil. Jadi daripada menggandengkan keduanya, kenapa tidak langsung mengintegrasikan teknologi tracker-nya ke earphone?

Itulah yang dilakukan Skullcandy. Mereka meluncurkan empat true wireless earphone baru, dan semuanya telah dibekali integrasi teknologi besutan Tile. Sebelum ini, sudah banyak brand teknologi yang mengintegrasikan Tile pada produk buatannya, namun ini merupakan pertama kalinya Tile ditanamkan ke produk sekecil true wireless earphone.

Skullcandy Push Ultra / Skullcandy
Skullcandy Push Ultra / Skullcandy

Memangnya seistimewa apa integrasi Tile di true wireless earphone? Well, yang pasti jauh lebih kapabel daripada fitur find device yang mulai banyak ditawarkan true wireless earphone. Yang paling utama, keempat earphone Skullcandy ini tetap bisa dilacak lokasinya walaupun sedang dalam posisi tidak menyala.

Fitur find device bawaan perangkat lain masih belum secanggih itu. Pada umumnya, perangkat hanya bisa dilacak lokasinya apabila dalam posisi menyala, di luar charging case-nya, dan tidak terlalu jauh dari lokasi pengguna. Integrasi Tile di sisi lain memungkinkan perangkat agar dapat dilacak meski tertinggal jauh sekalipun dengan memanfaatkan jaringan pengguna Tile yang tersebar luas.

Skullcandy Indy Evo / Skullcandy
Skullcandy Indy Evo / Skullcandy

Juga tidak kalah penting adalah fakta bahwa teknologi tracking Tile ini ditanamkan ke setiap unit, yang artinya kita dapat melacak lokasi masing-masing earphone secara terpisah – di aplikasi Tile, pengguna akan melihat dua unit yang berbeda.

Earphone-nya sendiri ditujukan untuk skenario penggunaan yang berbeda. Yang paling mahal, Skullcandy Push Ultra ($100), diprioritaskan untuk konsumen yang selalu aktif berkat ear hook yang fleksibel dan sertifikasi ketahanan air IP67. Baterainya bisa tahan sampai 6 jam penggunaan, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai 34 jam daya ekstra (total 40 jam).

Skullcandy Sesh Evo / Skullcandy
Skullcandy Sesh Evo / Skullcandy

Alternatifnya, ada Skullcandy Indy Fuel ($100) dan Indy Evo ($80) yang mengadopsi desain ala AirPods. Keduanya sama-sama mengusung sertifikasi IP55 dan daya tahan baterai 6 jam (total 30 jam bersama charging case-nya), tapi cuma Indy Fuel yang mendukung wireless charging seperti Push Ultra.

Terakhir, Skullcandy Sesh Evo ($60) menawarkan desain yang paling minimalis sekaligus ringkas, tapi tetap dengan sertifikasi IP55. Baterainya juga tahan sampai 6 jam, tapi ditotal cuma 24 jam bersama charging case-nya. Juga seperti Indy Evo, case-nya tidak mendukung wireless charging.



Sumber: Engadget dan The Verge.

Versi Baru Bluetooth Tracker Tile Kini Dibekali Baterai yang Replaceable

Salah satu produsen Bluetooth tracker paling populer, Tile, baru saja memperkenalkan produk generasi terbarunya. Melalui produk baru ini, Tile ingin menawarkan solusi atas keluhan terbesar dari konsumennya selama ini: baterai yang tidak bisa dilepas-pasang dan keharusan membeli unit tracker baru setiap kali dayanya habis.

Daya tahan baterai tracker besutan Tile memang tergolong awet, dan konsumen lama dapat membeli unit tracker baru disertai potongan harga. Kendati demikian, membeli unit baru berarti mereka harus mengaitkannya ulang pada objek yang hendak dilacak dan mengaktifkannya kembali, dan skenario serba ribet ini sebenarnya bisa diatasi apabila cukup baterainya saja yang diganti baru.

Maka dari itu, Tile pun harus melupakan visi awalnya, yang menjanjikan tracker berbodi lebih tipis daripada kompetitor karena tidak mengemas baterai yang replaceable. Meski begitu, ini juga bukan berarti tracker Tile generasi baru jadi luar biasa gemuk karena harus membawa baterai kancing standar.

Tile Mate / Tile
Tile Mate / Tile

Untuk Tile Mate alias Tile orisinal, generasi barunya memiliki dimensi 34,7 x 34,7 x 6,2 mm dan bobot 7,5 gram. Selisihnya tidak begitu banyak dibanding generasi sebelumnya yang berdimensi 34 x 34 x 4,65 mm dan berbobot 6,1 gram.

Untuk Tile Pro, generasi barunya berdimensi 41,6 x 41,6 x 6,5 mm dan berbobot 12,8 gram. Sekali lagi, bedanya tipis ketimbang generasi sebelumnya dengan dimensi 37,5 x 37,5 x 5,9 mm dan bobot 11 gram.

Tile Pro / Tile
Tile Pro / Tile

Di samping baterai yang dapat dilepas-pasang, Tile Mate dan Tile Pro versi baru turut membawa dua peningkatan lain: volumenya lebih keras saat berdering, dan jangkauannya lebih jauh. Tile Mate kini punya jangkauan hingga sejauh 45 meter, sedangkan Tile Pro sampai 90 meter.

Satu-satunya yang tidak menerima pembaruan adalah Tile Slim yang setipis kartu kredit. Tebal perangkat tersebut yang cuma 2,4 mm jelas tidak memungkinkan untuk dijejali baterai kancing yang replaceable.

Saat ini Tile Mate dan Tile Pro sudah dipasarkan masing-masing seharga $25 dan $35. Tile juga menawarkan layanan berlangganan bernama Tile Premium yang menawarkan penggantian baterai secara cuma-cuma dan sejumlah fitur eksklusif.

Sumber: TechCrunch.

Lebih Kecil dari Kartu Kredit, Tracker Bluetooth Chipolo Card Memiliki Radius Seluas 60 Meter

Kunci dan dompet adalah dua objek yang paling sering hilang entah ke mana – ketlisut, kalau kata orang Jawa. Itulah mengapa tracker Bluetooth eksis. Awalnya didesain sebagai gantungan kunci, belakangan muncul tracker berdimensi sangat tipis yang bisa diselipkan ke dalam dompet.

Startup asal Slovenia, Chipolo, baru-baru ini juga memperkenalkan tracker terbarunya yang menganut konsep serupa. Dijuluki Chipolo Card, dimensinya bahkan lebih kecil ketimbang kartu kredit di angka 68 x 37 mm. Namun yang terpenting, tebalnya cuma 2,15 milimeter, yang berarti ia bisa menyelinap dengan mudah ke dalam berbagai bentuk dompet.

Lebih istimewa lagi, Chipolo Card ternyata memiliki radius Bluetooth yang sangat luas: Anda masih bisa mengetahui posisinya dari jarak sejauh 60 meter – sama seperti tracker terbaru Tile. Ia pun juga sanggup ‘berteriak’ sekeras 95 desibel ketika diperlukan guna mempermudah pencarian, plus tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5.

Chipolo Card

Kecil, tipis sekaligus berisik, Chipolo Card juga bisa beroperasi selama 1 tahun sebelum ia perlu diganti dengan yang baru. Bukan cuma baterainya yang perlu diganti, tapi perangkatnya secara menyeluruh. Namun jangan khawatir, sebab konsumen bisa mendapatkan unit barunya dengan potongan harga 50%.

Chipolo Card dijadwalkan tersedia di pasaran mulai September mendatang. Harganya dipatok $35, atau $60 untuk bundel dua unit sekaligus – cukup bersaing jika dibandingkan dengan Tile Slim.

Sumber: Mobile Syrup.

Tile Luncurkan Bluetooth Tracker Baru dengan Jangkauan 2x Lebih Jauh dan Desain Anti-air

Pengembang Bluetooth tracker pilihan Land Rover, Tile, baru-baru ini memperkenalkan lini produk baru bernama Tile Pro. Seperti yang bisa kita tebak dari namanya, lini baru ini menawarkan sejumlah fitur yang absen pada versi standar maupun versi Slim-nya.

Yang paling utama adalah jangkauan yang lebih jauh. Tile Pro menjanjikan cakupan koneksi Bluetooth dua kali lipat lebih luas dari versi standarnya. Ini berarti Tile Pro bisa merespon dari jarak sejauh 60 meter. Tidak hanya itu, Tile Pro ternyata juga bisa bersuara dua kali lebih keras – volumenya bisa diatur melalui aplikasi pendamping Tile di ponsel (Android atau iOS), dan pilihan ringtone-nya kini ada delapan.

Pembaruan lain yang tak kalah signifikan adalah bodi perangkat yang tahan air dengan sertifikasi IP68 (sampai sedalam 1,5 meter selama 60 menit). Ini berarti Anda tidak perlu cemas ketika perangkat tanpa sengaja ikut terbawa ke dalam mesin cuci.

Tile Style

Itu semua ditawarkan dalam kemasan yang tidak jauh lebih besar ketimbang Tile standar. Tile Pro bahkan datang membawa desain yang jauh lebih stylish, yang terdiri dari dua model: Tile Style dan Tile Sport. Keduanya mengemas spesifikasi yang identik dan sama-sama bisa dijadikan gantungan kunci, dan konsumen hanya tinggal memilih mana gaya desain yang sesuai dengannya.

Kedua model Tile Pro ini sekarang sudah dipasarkan dengan banderol $35 per unit, atau $60 untuk bundel isi dua.

Sumber: Engadget.

Tile Slim Adalah Bluetooth Tracker yang Bisa Diselipkan di Dompet

Dunia tidak kekurangan Bluetooth tracker, jenis perangkat yang biasanya berukuran mungil dan berfungsi untuk membantu pengguna mencari barang yang hilang. Dari sekian banyak Bluetooth tracker, Tile merupakan salah satu yang paling populer.

Pabrikan yang menjalani debutnya sekitar tiga tahun lalu lewat Kickstarter tersebut baru-baru ini memperkenalkan tracker model terbarunya, Tile Slim. Seperti yang bisa ditebak dari namanya, model ini punya ukuran yang sangat tipis. Saking tipisnya, ia bisa diselipkan ke dalam dompet dengan mudah.

Dibandingkan Tile versi pertama, dimensi Tile Slim sedikit lebih besar di angka 54 x 54 mm. Pun demikian, ketebalannya menurun drastis menjadi 2,4 mm, atau setara dengan dua kartu kredit yang ditumpuk. Tepat di tengahnya, tampak logo Tile yang sekaligus merangkap menjadi tombol.

Tile Slim juga tidak dilengkapi lubang untuk dijadikan gantungan kunci seperti Tile orisinil. Desainnya sengaja dibuat demikian, mengingat Tile orisinil juga masih akan dijual bersama Tile Slim. Kalau Anda perlu mengamankan kunci, gunakan Tile orisinil, sedangkan Slim untuk dompet Anda.

Dengan ketebalan hanya 2,4 mm, Tile Slim setara dua kartu kredit yang ditumpuk / Tile
Dengan ketebalan hanya 2,4 mm, Tile Slim setara dua kartu kredit yang ditumpuk / Tile

Fitur lain yang membedakan Tile Slim adalah pilihan empat ringtone yang berbeda. Fitur ini cukup bermanfaat ketika pengguna punya lebih dari satu Tile dan ingin memisahkan satu sama lain dengan ringtone yang berbeda-beda tersebut.

Cara kerja Tile Slim sama sekali tidak berbeda. Selipkan ia ke dalam dompet misalnya, lalu gunakan aplikasi pendampingnya di smartphone untuk melacak lokasinya. Kalau berada dalam jangkauan Bluetooth, pengguna bisa membunyikan alarm pada Tile; kalau tidak, aplikasi akan menunjukkan lokasi terakhir Tile berada di peta.

Satu unit Tile Slim dihargai $30, atau $100 untuk bundel isi 4 unit. Baterainya diklaim bisa bertahan selama satu tahun penuh sebelum perlu diganti dengan unit yang baru.

Sumber: Engadget.

SUV Terbaru Land Rover Dibekali Integrasi Teknologi Pelacak Barang Berbasis Bluetooth

Berangkat terburu-buru umumnya bisa berakibat pada sejumlah barang penting yang tertinggal. Untuk itulah perangkat Bluetooth tracker eksis. Sederhananya, perangkat semacam ini dirancang agar pengguna bisa melacak lokasi benda-benda penting seperti kunci, dompet, paspor dan lain sebagainya menggunakan smartphone.

Salah satu Bluetooth tracker yang cukup populer adalah Tile. Begitu populernya, pabrikan mobil Land Rover tidak segan mengintegrasikan teknologinya ke dalam dashboard salah satu SUV andalannya, Discovery Sport.

Integrasi ini hadir dalam wujud aplikasi Tile yang tertanam di sistem InControl besutan Land Rover. Saat pengguna mengakses lewat layar sentuh di dashboard, semua objek yang telah di-tag dengan Tile akan ditampilkan. Dan ketika salah satu benda itu tidak ada di dalam mobil, pengguna akan langsung mendapat peringatan sekaligus petunjuk terkait di mana lokasi terakhirnya.

Kunci yang di-tag dengan Tile seperti ini bisa dipastikan tidak akan tertinggal berkat integrasi pada dashboard / JLR
Kunci yang di-tag dengan Tile seperti ini bisa dipastikan tidak akan tertinggal berkat integrasi pada dashboard / JLR

Lebih lanjut, pengguna juga bisa membuat daftar barang-barang yang wajib dibawa pada aplikasi. Dengan begitu, keberadaan barang-barang itu akan langsung dicek setiap kali aplikasi dibuka, memastikan pengguna tidak meninggalkannya di dalam rumah.

Integrasi Tile ini juga memungkinkan pengguna untuk mencari benda yang telah di-tag seandainya hilang di dalam mobil. Perangkat Tile yang terpasang akan membunyikan alarm dengan volume 90 dB untuk membantu pengguna menemukannya.

Sumber: Jaguar Land Rover via Engadget.

Sensor-1 Ibarat Satpam Pribadi untuk Segala Barang Kesayangan Anda

Dewasa ini, cukup mudah mencari perangkat Bluetooth tracker yang berfungsi membantu kita menemukan barang yang hilang. Namun bagaimana kalau misalnya dari awal kita tidak mau barang tersebut hilang? Kalau itu yang Anda cari, perangkat bernama Sensor-1 ini bisa menjadi solusi.

Sensor-1 ibarat satpam pribadi untuk semua barang yang miliki. Bentuknya segi enam pipih, dengan dimensi lebih kecil dari biskuit Oreo. Perangkat ini bisa Anda lekatkan ke berbagai objek, mulai dari tablet, laptop, sepeda sampai pintu garasi rumah sekalipun.

Tidak seperti Bluetooth tracker, Sensor-1 dapat mendeteksi pergerakan secara real-time, lalu memberikan peringatan setiap kali barang Anda berubah posisi. Bahkan pergerakan sekecil membuka layar laptop saja bisa ia deteksi, sehingga Anda tak perlu khawatir dengan rekan Anda yang jahil yang berusaha mengintip isi laptop tanpa sepengetahuan Anda.

Sensor-1

Di setiap Sensor-1 tertanam tiga macam sensor yang berbeda: accelerometer, gyroscope dan magnetometer, masing-masing sanggup membaca tiga poros yang berbeda. Bentuk peringatan yang bisa diberikan ada tiga: lampu LED yang dapat berpijar terang, sirene dengan volume yang keras, atau kombinasi keduanya.

Potensi penggunaan Sensor-1 pada dasarnya hampir tak terbatas. Di dalam rumah misalnya, Anda bisa menempelkannya pada pintu depan atau pintu garasi, lalu mengaktifkannya setiap malam. Kalau ada yang iseng membuka, sirenenya akan berbunyi dan Anda bisa segera mengambil tindakan.

Tentunya Anda bisa mengatur sensitivitas Sensor-1 melalui aplikasi pendampingnya. Dari aplikasi ini Anda juga bisa mengaktifkan opsi “Left-Behind Notification”, dimana sensor akan memberi peringatan setiap kali Anda lupa dan meninggalkan barang tanpa sengaja, misalnya di kafe atau tempat umum lainnya.

Ketika Anda sedang tidak di tempat saat Sensor-1 memberikan peringatan, ia akan menyimpan data tersebut supaya bisa Anda pantau kembali nantinya, baik lewat aplikasi di smartphone, smartwatch, atau melalui sebuah web app di browser komputer. Dengan demikian, Anda mungkin bisa lebih berhati-hati menyimpan barang tersebut supaya kejadian tersebut tak terulang lagi.

Sensor-1

Yang tak kalah menarik adalah, pihak pengembang Sensor-1 telah merancang produknya menggunakan API bersifat terbuka. Hal ini berarti Sensor-1 dapat berkomunikasi dengan berbagai perangkat IoT lainnya. Misalnya, saat ada yang berusaha membuka pintu garasi tadi, Sensor-1 dapat menginstruksikan kamera pengawas di dekatnya untuk mulai merekam, lalu memastikan agar perangkat smart lock yang ada di pintu rumah untuk mengunci diri seketika itu juga.

Tentunya hal ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut bersama developer dari hardware terkait. Namun kemampuan Sensor-1 mendeteksi pergerakan barang secara real-time saja sudah sangat pantas mendapat acungan jempol.

Untuk sekarang, Sensor-1 masih perlu menjalani sederet ujicoba sebelum akhirnya siap dipasarkan. Tim pengembangnya tengah membuka kampanye crowdfunding di Indiegogo, dimana ia bisa dipesan seharga $79 per unit, atau $199 per tiga unit.