Di Balik Pelepasan Roster CS:GO Brazil BOOM Esports

Tanggal 15 Januari 2020 lalu, BOOM Esports mengumumkan bahwa mereka telah melepas roster CS:GO. Roster yang dilepas bukanlah para pemain Indonesia yang berisikan Sixfingers dan kawan-kawan, melainkan roster CS:GO BOOM Esports berisikan Boltz, Chelo, Shz, Yel, dan coach Apoka yang berbasis di Brazil. Pengumuman tersebut sedikit banyak membuat fans kecewa, walaupun fans CS:GO Brazil sebenarnya masih tetap bisa melihat perjuangan pemain-pemain tersebut ketika membela bersama tim MiBR nantinya.

Lalu apakah usaha BOOM Esports untuk ekspansi ke barat lewat CS:GO akan kandas begitu saja? Lewat sebuah sesi podcast yang dipandu oleh Dimas Dejet, Gary Ongko selaku Founder dan CEO BOOM Esports pun menjawab beberapa informasi penting yang sebelumnya mungkin masih mengganjal. Berikut beberapa poin penting yang perlu diketahui.

 

Terpaksa Melewatkan Banyak Kesempatan Karena Pandemi 

Apabila Anda hanya melihat pengumuman saja, Anda mungkin akan kebingungan dengan nasib pemain-pemain tersebut. Apakah mereka dilepas begitu saja? dipecat? Atau malah mungkin di-poaching? Kabar baiknya adalah tidak ada konflik apapun antara pemain dengan manajemen BOOM Esports dalam proses pelepasan tersebut.

Dalam podcast, Gary Ongko menceritakan alasan dia mengambil roster tersebut dan kembali menegaskan bagaimana pandemi berdampak sangat besar terhadap rencana-rencana besar yang tadinya akan dicapai manajemen BOOM Esports dan roster tersebut.

“Kami mengambil tim adalah pada Februari 2020. Waktu itu rencananya adalah to play at the biggest stage in the world. Kebetulan juga, mereka (para pemain yang akhirnya direkrut BOOM Esports) sudah mendapat undangan di tiga turnamen, ESL Pro League, WESG Final Brazil, satu turnamen lagi gue lupa apa tapi turnamen tersebut adalah turnamen besar. Gue lalu berpikir dan juga sadar bahwa tim tersebut akan mahal biayanya apabila gue ambil. Tapi gue merasa akan worth it dengan exposure dan berbagai hal lain yang akan gue dapat. Namun setelah itu musibah pun datang dalam bentuk pandemi COVID-19.” Gary Ongko bercerita awal rencana perekrutan roster tersebut.

Sumber Gambar - MiBR Official
Sumber Gambar – MiBR Official

Apa yang terjadi setelahnya adalah apa yang ditulis oleh manajemen BOOM Esports di dalam rilis. Rencana para pemain Brazil tersebut untuk bertanding di Amerika Serikat pun gagal.

“Kebetulan pada tahun tersebut Valve pun mengubah sistem kompetisi CS:GO jadi semacam Dota 2 DPC, kami pun jadi enggak bisa ke mana-mana. Kami sudah dapat poin di Brazil. Apabila memaksakan pindah ke NA maka kami harus kembali ke Brazil untuk kembali mendapatkan poin tersebut. Lalu setelah menang Tribo to Major, mendadak semua qualifier di NA dan Eropa berjalan berbarengan. Dengan waktu yang sempit, kami jadi enggak bisa ke NA ataupun Eropa. Kenapa? Karena harus karantina 14 hari apabila ingin masuk Amerika Serikat. Padahal ketika itu kami mendapat undangan untuk bertanding di Dreamhack dan BLAST. Timing-nya sangat tidak pas, jadi kita pada akhirnya pun menggeser rencana ke 2021. Tadinya sudah mau perpanjang kontrak dan rencana kami adalah ke Eropa di Januari 2021 ini, tapi ternyata the call came dari MiBR.” Gary Ongko meneruskan ceritanya.

Ia lalu membeberkan bagaimana MiBR sangat menginginkan roster BOOM Esports tersebut. Pada awalnya Gary tidak terlalu ingin melepas roster-nya, tetapi ia juga memikirkan nasib sang pemain yang akan lebih baik apabila mereka bersama MiBR. “Kebetulan MiBR memang ada partnership juga dengan BLAST dan turnamen Flashpoint. Dari segi pemain, mereka sudah bisa dipastikan dapat 4 turnamen dan US$1 juta berkat partnership MiBR dengan turnamen Flashpoint. Selain itu dari sisi manajemen, gue juga merasa tawaran MiBR terhitung “balik modal” dari investasi gue terhadap tim tersebut sebelumnya. Karena tiga pihak yaitu si pemain, gue, dan MiBR sama-sama senang, maka keputusannya adalah seperti sekarang ini. Cuma yang disayangkan adalah BOOM Esports yang tadinya punya divisi di 2 game besar dunia, sekarang jadinya ya balik jadi cuma satu tim lagi yaitu Dota 2.” Tutur Gary.

 

Nasib Usaha Ekspansi Internasional BOOM Esports di Tahun 2021

Dalam beberapa interview, Gary Ongko kerap menekankan soal keinginannya untuk bisa membuat BOOM Esports menjadi tim internasional. Dalam pembahasan DPC 2021, Gary mengatakan bahwa keinginannya adalah untuk mengejar kesuksesan tim seperti Cloud9, Team Liquid, dan kawan-kawannya sampai akhir dunia sekalipun. Namun tanpa CS:GO, usaha tersebut tentunya jadi belum terasa lengkap.

Lalu bagaimana nasib usaha ekspansi internasional BOOM Esports pasca dari pelepasan roster tersebut ke tim MiBR? Apalagi Gary juga mengatakan bahwa nilai transfernya tergolong “balik modal” yang artinya memberi kesempatan BOOM Esports untuk memulai roster CS:GO kembali di barat sana. “Kebetulan kejadian tersebut baru banget terjadi seminggu yang lalu, jadi kami internal manajemen BOOM Esports juga masih terus diskusi mempertanyakan soal mau dibawa ke mana investasi dari CS:GO nantinya.” ucap Gary membuka jawaban.

“Jujur gue pribadi masih mau banget di CS:GO. Gue juga enggak mau investasi yang dilakukan manajemen BOOM Esports selama satu tahun terbuang sia-sia begitu saja. Tapi berhubung sekarang juga tahun yang baru, semua tim masih baru siap-siap, dan dari apa yang gue lihat belum ada tim atau roster yang membuat gue tertarik sampai sejauh ini. Jadi posisi gue sendiri saat ini masih wait and see terhadap tim-tim yang potensial.” Gary melanjutkan jawabannya.

Dalam skena yang terbilang sudah cukup matang seperti CS:GO, memang mencari pemain adalah perkara yang terbilang cukup sulit. Ditambah lagi, organisasi esports seperti BOOM Esports juga tidak punya waktu untuk mengambil pemain-pemain yang belum bisa berkompetisi di tingkat teratas dari suatu skena esports. “Manajemen BOOM Esports juga punya ketertarikan dengan Rainbow Six Siege, karena juga memang scene-nya besar di Brazil. Tapi balik lagi, belum ada tim papan atas yang available. Mungkin kelanjutan hal tersebut baru mulai terlihat di bulan depan.” Tutup Gary Ongko menjelaskan.

Sebagai pengamat dan penggemar esports, saya sendiri tentu sangat berharap BOOM Esports bisa meneruskan perjuangannya mencapai panggung dunia. Mungkin tidak selamanya menggunakan pemain lokal Indonesia, tapi melihat nama BOOM Esports bisa bertanding di liga-liga esports besar juga terbilang sudah menjadi suatu kebanggaan tersendiri.

Esports Point Blank 2021 Diumumkan, Army Geniuses Masuk DPC SEA 2021 Lower Division

Pekan ketiga bulan Januari 2021 diwarnai oleh beberapa hal menarik di ekosistem esports. Melihat ke belakang, kita punya pengumuman esports Point Blank 2021 dari Zepetto, Army Geniuses yang secara tiba-tiba diundang masuk DPC SEA 2021 Lower division, BOOM Esports yang lepas divisi CS:GO, dan lain sebagainya. Berikut rangkuman berita esports di pekan ke-2 Januari 2020 (12-18 Januari 2021).

Zepetto Umumkan Rencana Esports Point Blank 2021

Hadapi tahun yang baru, Zepetto pun turut mengumumkan rencana esports terhadap game besutan mereka yaitu Point Blank. Melalui sebuah rilis, Zepetto mengatakan bahwa rencana rangkaian turnamen mereka akan dimulai dari bulan Januari ini hingga bulan Agustus 2021 mendatang. Akan ada empat turnamen dari rangkaian tersebut. Empat turnamen tersebut adalah Point Blank Day & Night, PB Rising Star, PB Ladies League, dan PB Star League. 20 tim terbaik dari rangkaian turnamen tersebut nantinya akan mendapatkan hak untuk bertanding di salah satu turnamen terbesar di dalam rangkaian tersebut, yaitu Point Blank National Championship yang akan diselenggarakan bulan September 2021 mendatang.

Army Geniuses Gantikan Team Assault di Lower Division DPC SEA 2021

Army Geniuses dipastikan masuk Lower Divison DPC SEA 2021. Sebelumnya Army Geniuses sendiri dipastikan gagal masuk Lower Division DPC SEA 2021 setelah kalah terhadap tim ZeroTwo (IYD, Dreamocel, dkk) pada fase tiebreaker di babak closed qualification fase 2. Namun beberapa hari setelahnya, PGL selaku penyelenggara DPC SEA 2021 membuat sebuah pengumuman yang cukup mengagetkan. Tim Assault yang sudah lolos ke dalam Lower Division DPC SEA sebelumnya ternyata terbukti melakukan account sharing (menggunakan joki) di dalam sebuah pertandingan. Akhirnya Assault pun didiskualifikasi dan digantikan oleh Army Geniuses.

Whitemon dan Kuku Resmi Jadi Pemain T1 Divisi Dota 2

Beberapa waktu yang lalu, Whitemon dan Kuku sebenarnya sudah masuk ke dalam roster Dota 2 T1. Namun demikian, dua pemain tersebut mungkin memang masih dalam masa percobaan ketika itu. Namun T1 sepertinya tidak butuh waktu lama untuk meresmikan kedua pemain tersebut. Melalui akun media sosialnya, T1 pun mengumumkan tergabungnya Kuku dan Whitemon ke dalam tim. Dengan diumumkannya dua pemain tersebut, maka T1 pun akan bertanding di DPC 2021 Upper Division dengan Jackky, Karl, Kuku, Xepher, dan Whitemon.

BOOM Esports Lepas Divisi CS:GO

BOOM Esports CSGO Picture

Tanggal 15 Januari 2021 lalu, BOOM Esports mengumumkan bahwa mereka secara resmi telah melepas divisi CS:GO asal Brazil yang mereka miliki. Mengutip dari rilis, situasi pandemi COVID-19 mungkin terbilang jadi salah satu alasan. “2020 menjadi tahun yang tidak kami sangka. Kami berencanan bertanding pada ESL Pro League di Malta dan melanjutkan berkompetisi di Amerika Utara denga berlatih di Kanada. Namun demikian COVID-19 banyak mengubah rencana kami. Meski mengalami kesulitan pada awal hingga akhir tahun, namun kami berhasil menorehkan 100% kemenangan di turnamen-turnamen yang kami ikuti, meraih kualifikasi major, meraih kualifikasi IEM serta ESL Pro League, dan menjadi salah satu tim terbaik di Amerika Selatan. Terima kasih atas prestasi yang didapatkan bersama kami dan saya berharap yang terbaik untuk karir kalian ke depannya.” Ucap Gary Ongko CEO BOOM Esports lewat rilis yang juga diterbitkan di laman boomid.gg.

MORPH Team Putus Kontrak Herli “Jeixy” Juliansyah.

Jeixy MORPH_Instagram @morphteam

Berita mengejutkan datang dari skena PUBG Mobile pada tanggal 13 Januari 2021 kemarin. MORPH Team mengumumkan bahwa manajemen mereka telah memutus kontrak terhadap salah satu pemain andalannya yaitu Jeixy. Mengutip dari Revivaltv.id, alasan Jeixy diputus kontrak adalah karena perilaku tidak sportif yang dilakukan sang pemain terhadap manajemen MORPH Team. Selain diputus kontrak, media sosial MORPH Team juga memberikan pinalti kepada Jeixy berupa larangan untuk bergabung dengan tim mana pun selama durasi waktu tertentu.

Pakistan Resmikan Esports Sebagai Bagian Dari Olahraga

Sumber: Esports Observer.
Sumber Gambar – Esports Observer

Fawad Hussain, Menteri IPTEK Pakistan mengungkap sebuah memorandum yang telah ditandatangani oleh Pakistan Sports Board dan Pakistan Science Foundation. Memorandum tersebut menyatakan status resmi esports sebagai bagian dari olahraga di negara Pakistan. Lebih lanjut, Fawad Hussain juga mendorong anak-anak muda untuk tidak lagi ragu apabila melihat ada peluang karir di bidang esports. Seiringan dengan pengumuman tersebut, kementrian Fawad juga mengumumkan rencana untuk mengadakan turnamen esports serta memberikan sertifikasi di bidang animasi dan game development di negara Pakistan.

Kit Kat Jadi Sponsor Vodafone Giants

https://twitter.com/GiantsGaming/status/1350035167742668802

Vodafone Giants baru saja mengumumkan kerja sama mereka dengan KitKat. Lewat kerja sama tersebut maka KitKat akan menjadi sponsor utama dari organisasi esports asal Spanyol tersebut. Sayangnya tidak ada informasi lebih lanjut terkait durasi ataupun nilai kontrak dari kerja sama tersebut. Apabila melihat dari informasi yang disiarkan di media sosial, maka kehadiran logo KitKat di bagian bahu jersey tim Vodafone Giants menjadi salah satu kesepakatannya. Vodafone Giants sendiri merupakan organisasi esports yang bertanding di beberapa cabang ternama internasional seperti League of Legends, Rocket League, FIFA 21, dan CS:GO.

Blizzard Umumkan Format dan Perubahan Overwatch League 2021

Memasuki musim baru, Blizzard pun mempersiapkan beberapa perubahan baru yang akan membuat Overwatch League menjadi semakin menarik untuk disaksikan. Salah satu perubahan terbesar adalah dengan membagi liga ke dalam dua grup, Barat dan Timur. Overwatch League grup Timur akan bertanding di Tiongkok dan Korea Selatan. Tim-tim yang mengisi grup timur adalah Chengdu Hunters, Guangzhou Charge, Hangzhou Spark, Los Angeles Valiant, New York Excelsior, Philadelphia Fusion, Shanghai Dragons, dan Seoul Dynasty. Grup Barat akan bertanding di Eropa dan Amerika Utara. Tim-tim yang mengisi grup barat adalah Atlanta Reign, Boston Uprising, Dallas Fuel, Florida Mayhem, Houston Outlaws, London Spitfire, Los Angeles Gladiators, Paris Eternal, San Francisco Shock, Vancouver Titans, Toronto Defiant, dan Washington Justice. Overwatch League 2021 akan dimulai bulan April dengan beberapa perubahan format lain yang bisa Anda saksikan pada video di atas.

Penyelenggara LPL Catatkan Total Pemasukan Sampai 155 juta dollar AS

TJ Sports_TheEsportsObservers
Sumber Gambar – TJ Sports

Tanggal 9 Januari 2021 kemarin, TJ Sports yang merupakan penyelenggara dari LPL mengungkap bahwa mereka telah berhasil mendapatkan US$155 juta pemasukan. Namun selain itu, TJ Sports juga mengumumkan bahwa liga LPL telah mengantongi 4 miliar total watch hour di berbagai platform yang menjadikan LPL sebagai salah satu most valuable esports intellectual properties. Esports Observer menjelaskan bahwa tiga pencapaian tersebut berhasil dicapai karena beberapa hal. Pertama adalah kerja sama LPL dengan platform stream terbesar di Tiongkok, Bilibili. Kerja sama tersebut dikabarkan memiliki nilai sebesar US$123 juta. Kedua adalah kerja sama senilai US$ 31 juta antara LPL dengan Nike . TJ Sports sendiri merupakan perusahaan hasil joint venture antara Tencent dengan Riot Games. Perusahaan tersebut ditemukan pada tahun 2019 lalu dan telah mencapai berbagai pencapaian tersebut hanya dalam kurang lebih 3 tahun saja.

DPC 2021 Dota 2 di Mata Tokoh-Tokoh Dota Indonesia, dari Melon sampai IYD

Musim baru DPC 2021 Dota 2 hadir dengan beberapa perubahan yang terbilang sudah cukup lama diinginkan oleh komunitas profesional Dota 2. Apakah perubahan tersebut berarti akan berdampak baik? Atau mungkin punya potensi menghadirkan masalah di masa depan? Dalam artikel ini saya menanyakan pendapat dari 3 sosok shoutcaster Dota ternama di Indonesia, ada Gisma “Melon”, Yudi “JustInCase”, dan Dimas “Dejet” seputar DPC 2021. Selain itu, saya juga bertanya kepada Gary Ongko Putera selaku owner dari BOOM Esports untuk mendapatkan opini dari sudut pandang praktisi, serta Muhammad “InYourDream” Rizky sebagai perwakilan pemain. Seperti apa jawaban-jawaban mereka? Mari kita simak.

 

Dota 2 Pro Circuit 2021: Kompetisi Dota Ala Liga Sepak Bola Inggris

DPC 2021 menampilkan perubahan format. Perubahan tersebut adalah kehadiran pertandingan liga yang terstruktur dan berdurasi lebih panjang. Liga Dota kini jadi layaknya liga sepak bola inggris. Ada divisi atas dan divisi bawah. Apabila tim divisi atas turun ke peringkat paling bawah, maka ia akan turun kasta ke divisi bawah dan sebaliknya (tim terbaik dari divisi bawah akan naik kasta ke divisi atas).

Selain itu, kesempatan masuk liga juga terbuka bagi siapapun yang mau berjuang lewat babak Open Qualifier. Bagaimana pendapat dari narasumber terkait hal tersebut? Apakah perubahan tersebut memberi angin segar kepada tim kelas amatir/semi-pro?

Dimas Surya Rizky yang dikenal dengan nama panggung "Dejet". Sumber Gambar - Instagram @papadejet
Dimas Surya Rizky yang dikenal dengan nama panggung “Dejet”. Sumber Gambar – Instagram @papadejet

Dejet: Menurut gue bagus banget, tim kecil akhirnya punya wadah untuk berpartisipasi di turnamen resmi Valve. Kalaupun tidak mendapat kemenangan, minimal banget tim-tim tersebut bisa mendapat experience. Jadwal kompetisi pun lebih jelas. Semisal tidak dapat kesempatan di Season 1 masih ada kesempatan di season berikutnya.

Melon: Dengan sistem Open Qualifier, tentunya kesempatan akan terbuka bagi tim-tim yang baru merintis. Walaupun demikian, semakin tinggi divisi maka kompetisi akan menjadi layaknya neraka. Terlepas dari hal tersebut, saya merasa kesempatan yang diberikan Valve sudah cukup bagus. Walau begitu, saya merasa Valve agak kurang mengedukasi seputar sistem kualifikasi tersebut karena saya melihat jumlah pendaftar Open Qualifier cenderung lebih sedikit.

JustInCase: DPC 2021 adalah langkah yang baik dari Valve. Mereka akhirnya sadar bahwa regenerasi pemain kompetitif Dota 2 sudah semakin menurun belakangan. Apalagi mereka juga telah menerima sumber daya finansial yang besar lewat Battle Pass. Karena itu gue rasa memang sudah semestinya Valve memutar otak untuk mengembangkan skena kompetitifnya.

Bicara soal format, gue merasa tim grassroot akan punya kesempatan sangat besar pada musim 2021 ini. Hal tersebut karena Valve menyediakan 4 kali Open Qualifier di dalam satu musim DPC. Karena itu, pemain papan bawah tentunya akan punya semangat lebih untuk berjuang mendaki ke tingkat selanjutnya.

Gary Ongko: Kalau dari sudut pandang manajemen BOOM Esports sebagai pelaku bisnis, jujur sih agak sedih karena prizepool di DPC 2021 cenderung menurun karena cuma ada 2 major saja. Tapi selain itu belum tahu kira-kira bagaimana dampak perubahan format DPC 2021 ini terhadap side-tournament seperti ESL One dan lainnya.

Kalau ditanya soal liga atau turnamen, saya juga belum bisa banyak bicara. Tapi dari apa yang saya lihat, salah satu kelebihan format liga ini adalah kemungkinan tim seperti BOOM Esports bertanding di panggung Major jadi lebih besar. Dari segi bisnis, hal tersebut jadi penting karena akan membuka peluang sponsor untuk bisa masuk. Kalau dari segi challenge, mungkin dari segi visa atau travel. Kalau diperhatikan, jeda tanggal dari akhir liga ke major terbilang cukup pendek. Namun ada info bahwa lokasi pertandingan major sudah dipastikan untuk mempermudah hal tersebut.

InYourDream: DPC 2021 ini bagus menurut gue. Supaya pemain jadi lebih berusaha, punya lebih banyak pertandingan, dan jadi konsisten selama liga berlangsung. Tim rintisan juga punya kesempatan lolos yang besar karena mereka bisa langsung bersaing dengan tim-tim yang lebih jago.

Kalau bicara jadwal pertandingannya, jujur memang padat. Tapi ya beginilah esports. If you want to be a successful player, if you want to win big tournament, then you gotta work for it.

 

Perbaikan Nasib Pemain di DPC 2021?

Muhammad "InYourDream" Rizky yang kini bermain bersama Dreamocel untuk DPC 2021.
Muhammad “InYourDream” Rizky yang kini bermain bersama Dreamocel untuk DPC 2021.

Anda yang sudah sejak lama mengikuti kancah kompetitif Dota 2 mungkin sudah tahu betapa mudahnya nasib pemain profesional jadi terombang-ambing. Satu kali kegagalan saja, maka pemain akan mendapat risiko dipecat oleh organisasi esports terkait. Salah satu perubahan di DPC 2021 adalah sebuah hukuman (berupa potongan poin yang didapat) bagi organisasi apabila mereka bertindak seenaknya kepada pemain. Bagaimana pendapat para narasumber terkait hal tersebut?

Gary Ongko: Bagaimana pengaruh peraturan ini terhadap tim? Menurut gue sih tergantung. Bagi BOOM Esports hal tersebut tidak pengaruh karena mindset manajemen adalah kerja dan komitmen bareng selama satu tahun. Tapi memang tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada organisasi lain yang menerapkan cara kerja “kalah ganti lineup”. Bagi manajemen hal tersebut bisa berdampak baik, terutama dari persaingan mendapatkan pemain yang terjadi antar manajemen tim. Dampaknya kami jadi lebih terlindungi dari tindakan poaching. Bisa mengurangi tawaran tiba-tiba dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang membuat pemain jadi tidak fokus.

Dejet: Gue setuju banget sama peraturan tersebut. Benar-benar menjadi usaha Valve untuk meminimalisir “cabut colok pemain”. Harapannya tentu adalah supaya pemain jadi lebih komitmen. Supaya scene internasional tidak seperti scene grassroot yang mana kalah satu turnamen langsung bubar.

JustInCase: Gue merasa peraturan tersebut adalah cara Valve untuk meyakinkan para organisasi untuk terjun. Valve hanya memberi jalan dan kesempatan bagi pemain. Namun pada intinya tetap organisasi esports yang membuat mereka (para pemain) bisa terus memiliki bahan bakar. Dari apa yang gue lihat, Valve memang berusaha memenuhi keinginan berbagai pihak di DPC 2021 ini.

Kebanyakan pemain diuntungkan dengan sistem liga yang baru. Valve juga membuat peraturan roster yang menguntungkan organisasi. Hal tersebut tentunya akan lebih diterima oleh komunitas Dota. Bagaimanapun kita harus sadar bahwa Valve juga berusaha melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan dunia kompetitif Dota. Kita sebagai komunitas, pemain, dan peaku bisnis harus menerima dan bersikap dinamis.

Melon: Gue setuju dengan peraturan dari Valve tersebut. Karena kita coba lihat saja kasus T1 kemarin. Pemain baru masuk beberapa bulan, lalu di-kick, diganti oleh pemain baru. Berkat peraturan tersebut, organisasi-organisasi jadi lebih perhatian dengan masalah tersebut. Jadi mereka setidaknya bisa komitmen mempertahankan kontrak, minimal sampai The International selesai.

InYourDream: Peraturan pemain ini juga salah satu yang bagus. Pemain juga bisa jadi lebih profesional. Contohnya begini misal ada tim menang Major, lalu ada pemain mau keluar karena masalah kecil. Karena peraturan tersebut, pemain jadi enggak bisa keluar dengan seenak hati.

 

Major Tetap Jadi Jalur Utama Menuju The International

Walaupun sudah menghadirkan liga yang terstruktur dengan durasi yang panjang, namun Valve sepertinya masih tetap mengutamakan Major sebagai jalan untuk menuju kompetisi Dota 2 terakbar di dunia, The International. Mengutip laman resmi DPC 2021, dikatakan bahwa Major memiliki total sebesar 2700 poin yang akan didistribusikan sementara Regional League hanya memiliki total sebesar 1150 poin untuk didistribusikan. Apakah pembagian tersebut sudah cukup adil?

Yudi Anggi yang lebih dikenal dengan nama panggung "JustInCase" sebagai shoutcasters Dota 2.
Yudi Anggi yang lebih dikenal dengan nama panggung “JustInCase” sebagai shoutcasters Dota 2.

JustInCase: Pembagian poin ini tujuannya adalah untuk menghibur tim-tim yang berada di papan atas. Kenapa? Karena posisi mereka cenderung jadi lebih sulit karena format liga ini. Mereka harus mempertahankan kursi Upper Division guna melaju ke Major. Apabila mereka gagal di Upper Division, maka mereka harus melangkah dari Lower Division yang bisa berarti kehancuran bagi karir mereka.

Dejet: Pembagian poin ini masih terasa wajar sih kalau menurut gue. Valve pasti sudah memiliki pertimbangannya tersendiri ketika merumuskan hal tersebut. Ibaratnya Regional League jadi seperti Minor di DPC terdahulu. Karena hal tersebut, wajar saja kalau pembagian poinnya adalah seperti demikian.

Melon: Bagus jika pembagian poinnya seperti itu. Pembagian poin tersebut berfungsi untuk menghindari tim-tim yang masuk The International dengan modal poin regional saja. Poin di major dibuat lebih besar supaya mereka yang menang bisa langsung berkesempatan masuk The International. Jadi ibaratnya mereka yang usaha lebih keras juga dapat kemungkinan masuk The International yang lebih besar.

Lalu apakah dengan format seperti ini membuat tim seperti BOOM Esports jadi lebih mudah lolos ke The International atau jadi lebih sulit?

Gary Ongko: Menurut gue sih sama saja, intinya tim dari top 3 akan lolos ke major lewat regional SEA. Tapi kalau bicara dari sisi manajemen sendiri, gue merasa kesempatan BOOM Esports lolos di musim ini lebih besar karena kami konsisten dan tidak banyak berganti roster.

InYourDream: Soal poin enggak terlalu masalah sih. Sedari dulu turnamen Major memang menjadi tolak ukur pemain/tim di dalam DPC ini dan seberapa pantas mereka untuk bisa bertanding di The Internatinal.

 

Aspek Bisnis, Persaingan, dan Potensi Investasi di DPC 2021

Perubahan format tersebut mungkin bisa berdampak baik bagi tim maupun pemain. Namun bagaimana nasib ekosistem esports Dota secara keseluruhan? Dengan jadwal turnamen DPC 2021 yang cukup padat, apakah masih ada ladang bagi penyelenggara pihak ketiga? Apakah ekosistem Dota 2 lokal Indonesia masih bisa tumbuh dan bersemi kembali seperti dahulu?

Sumber Gambar - Acer Predator Official Website.
Sumber Gambar – Acer Predator Official Website.

Melon: Ladang bagi penyelenggara pihak ketiga akan jadi lebih sempit karena DPC 2021 ini. Sistem DPC 2021 membuat jasa EO cenderung akan lebih kesulitan untuk membuat turnamen tingkat regional APAC/SEA. Kenapa? Karena tentu saja tim-tim kelas semi-pro akan lebih memilih untuk bertanding di DPC. Jadwal pertandingan DPC 2021 juga tidak pandang bulu. Kadang-kadang bisa berada di weekdays dan di tengah hari bolong pukul 12 siang waktu Indonesia.

Tapi kalau bicara scene lokal Indonesia, menurut gue perkembangannya akan tetap melibatkan warnet-warnet daerah. Gue merasa cuma dari situ jalan yang paling memungkinkan untuk mengembangkan Dota 2 di Indonesia. Mau tidak mau, prasarana warnet tetaplah dibutuhkan (kesediaan PC dll) baik untuk event ataupun mengembangkan talenta pemain baru.

Dejet: Kalau ditanya menghidupkan scene kompetitif lokal, menurut gue sih pasti lah! Tapi kalau bicara aspek bisnis dari segi penyelenggara pihak ketiga, gue merasa masih ada lahan yang bisa diharap. Jumlah slot DPC kan sangat terbatas. Sementara tim masih amatlah banyak tetrutama dari sisi grassroot entah itu tim amatir, icafe, atau semi-pro. Jadi menurut gue penyelenggara pihak ketiga masih bisa menggarap lahan tersebut dan dapat berperan dalam ekosistem Dota 2 secara keseluruhan.

JustInCase: Menghidupkan scene lokal di Indonesia? Sepertinya cenderung tidak mungkin. Gue mengembangkan WxC Indonesia, memang bisa konstan mendapat pentonton sejumlah belasan sampai puluhan ribu di YouTube. Hal tersebut bisa terjadi karena kami selalu menyiarkan turnamen skala internasional, bukan nasional. Kalau turnamen lokal, viewership-nya jelas akan lebih sedikit. Mungkin maksimum 5 ribu penonton saja.

Jumlah tersebut tentu terhitung rendah apabila dibanding dengan penonton game mobile di scene lokal. Pada sisi lain, sponsor juga lebih tertarik berinvestasi ke game mobile karena melihat angka tersebut. Jadi kalau organizer lokal ingin mendapat jumlah viewership yang besar untuk Dota, mereka harus menyelenggarakan turnamen skala internasional seperti ONE Esports. Pokoknya go big or go home.

InYourDream: Bicara aspek ini sih gue enggak bisa ngomong banyak. Tapi harapan gue sih semoga bisa hidup lagi. Karena menurut gue sebenarnya masih banyak player dota 2 Indonesia yang punya potensi untuk menjadi seorang profesional.

Setelah bicara soal investasi pihak penyelenggara lokal, bagiamana dengan investasi bagi organisasi esports lokal terhadap ekosistem Dota 2? Apakah perubahan format membuat berinvestasi tim Dota 2 di DPC 2021 jadi memiliki potensi keuntungan?

Gary Ongko Putera, Owner dan CEO dari BOOM Esports. Sumber Gambar - YouTube Channel HybridIDN.
Gary Ongko Putera, Owner dan CEO dari BOOM Esports. Sumber Gambar – YouTube Channel HybridIDN.

Gary Ongko: Jujur saja, seperti yang gue bilang dari awal bahwa visi misi BOOM Esports sebagai sebuah tim adalah menembus kancah dunia. Kalau ditanya apakah kepingin ada tim lokal terjun lagi di Dota dan bertanding sama kita? It will be fun menurut gue. Mungkin seru juga kalau ada pertandingan derby lokal di DPC 2021 ini. Tapi balik lagi, organisasi lokal pasti ketinggalan kalau ibaratnya impian mereka cuma untuk kancah lokal saja. Karena apabilanya visi misinya beda, maka investasinya pun jadi berbeda.

Gue sampai akhir dunia akan berusaha mengejar kesuksesan tim-tim seperti Cloud 9, Team Secret, Team Liquid dan sebagainya. Bakal seru tentunya kalau ada kawan se-negara. Tapi jujur ya kita juga sudah biasa juga sih berjuang sendirian… Haha.

JustInCase: Liga yang diberikan Valve tidak seperti liga dari Riot Games atau Moonton yang punya sistem revenue sharing. Karena hal tersebut, sustainability mengikuti liga tersebut tentu menjadi tanda tanya tersendiri bagi organisasi esports. Kalau bicara organisasi lokal, kebanyakan mereka telah nyaman berada di dalam ekosistem Mobile Legends yang memang lebih menguntungkan secara finansial. Menurut gue mereka tidak akan berpikir untuk kembali terjun ke Dota 2 melihat kondisi liga yang disediakan oleh Valve, kecuali liga diubah untuk dapat lebih menguntungkan organisasi esports. Soalnya liga DPC sekarang cenderung lebih menguntungkan bagi pemain dibanding organisasi kalau menurut gue.

Dejet: Menurut gue tahun ini memang tahun yang tepat untuk kembali terjun ke Dota 2 bagi organisasi esports Indonesia. Tapi yang penting organisasi esports lebih jeli dalam mengambil tim dengan mengambil tim-tim yang jelas masuk DPC. Organisasi esports pasti ingin mendapat sorotan terbesar, jadi menurut gue ikut Regional League, Major, dan The International adalah tujuan besar yang perlu dikejar.

Melon: Balik lagi dari sisi edukasi informasinya sih. Kalau seandainya organisasi esports Indonesia tahu bahwa hadiah DPC 2021 ini cukup besar, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk investasi dan konsisten mengikuti Open Qualifier, Stage 1-2, Upper Division, dsb. Karena bagaimanapun hadiah kemenangan adalah salah satu sumber pemasukan bagi organisasi esports.

InYourDream: Yes, menurut gue tahun ini adalah tahun yang tepat. Beberapa alasannya adalah karena sistem DPC sekarang menjadi liga dan prizepool juga di-split dengan sedemikian rupa.

 

Mengharapkan Ekosistem Esports Dota 2 di Masa Depan

Menutup perbincangan ini, apa saja yang jadi harapan dari sosok-sosok tersebut terhadap ekosistem esports Dota 2?

Gary Ongko: Semoga pemain-pemain lokal yang berhasil lolos bisa diakuisisi sama organisasi. Semoga juga semakin banyak yang mau menghidupkan Dota di kancah lokal.

Menurut gue sayang sekali karena talenta Dota 2 Indonesia sebetulnya banyak, tapi malah jadi pemain untuk tim negara sebelah. Kalau secara internasional, semoga liga ini bisa berdampak baik bagi pemain dan tim. Again, format seperti ini sebetulnya perdana di DPC 2021, jadi ya kita lihat saja bakal bagaimana ke depannya. Harapan lain, semoga compendium The International ada lagi dan lebih banyak kosmetik lagi… Haha.

JustInCase: Gue berharap pemain Indonesia yang sebelumnya tidak bersinar bisa mendapatkan kesempatan mereka untuk bermain di kancah internasional lewat DPC 2021 ini. Bukan hanya di Open Qualifier saja, tapi semoga bisa lihat lebih banyak pemain/tim indonesia di Lower ataupun Upper Division. Harapan akhirnya tentu agar bisa melihat pemain Indonesia bermain di panggung The International tahun ini.

Melon: Dampak yang diharapkan tentunya livestream jadi makin meriah dan perhatian orang tentunya jadi tidak lagi hanya terpusat pada BOOM Esports saja. Harapan lainnya adalah semoga tim-tim Indonesia semoga semakin solid dan semakin tambah konsisten.

Dejet: Kalau gue harapannya sih semoga semakin banyak organisasi esports lokal mau terjun ke Dota 2 lagi. Ibaratnya seperti “nagih janji”. Dulu organisasi esports lokal enggak mau turun di Dota kan karena kompetisinya kurang jelas. Sekarang sudah jelas, jadi ayo dibikin timnya.

InYourDream: Kalau harapan gue buat scene Dota lokal indonesia adalah semoga pemain-pemain Indonesia lebih termotivasi lagi buat bersaing and play more Dota 2, that’s all. Buat scene internasional pun juga sama.

Guide Dota 2: Tips Offlaner Dari FBZ, Pemain Dota 2 BOOM Esports

Kita sudah mempelajari beberapa aspek permainan di Dota 2 dari BOOM Esports selama beberapa bulan belakangan ini. Jika Anda penggemar Dota 2 dan pembaca setia Hybrid.co.id, Anda mungkin sudah sempat membaca pembahasan tips warding dari Hyde dan tips bermain sebagai midlaner dari Mikoto.

Kembali menghadirkan tips bermain Dota 2, BOOM Esports kali ini mencoba memberi tips bermain offlane yang diberitahukan langsung oleh sang profesional yaitu FBZ. Kira-kira ada aspek apa saja yang penting untuk diketahui, diingat, dan dilakukan ketika bermain Offlaner? Berikut beberapa catatan dari FBZ.

Sadari Matchup yang Akan Dihadapi

Sumber Gambar - Instagram @boomesportsid
Sumber Gambar – Instagram @boomesportsid.

Berbeda dengan bermain midlaner, lawan Anda saat bermain offlaner adalah safe-laner musuh. Karena hal tersebut, maka artinya Anda akan bertemu dengan hero yang punya karakteristik agak berbeda dengan hero yang Anda mainkan. Berhubung dual-lane kembali menjadi tren saat ini (dan jadi contoh di dalam video), maka biasanya lawan Anda adalah seorang hard-carry yang ditemani oleh hard-support.

Anda mungkin akan lebih beruntung apabila carry yang Anda hadapi adalah hard-carry yang cenderung lebih lemah di awal. Tapi apabila lawan Anda adalah carry yang punya kemampuan bertarung di awal-awal, maka Anda harus lebih waspada. Maka dari itu matchup menentukan gaya main serta tips-tips berikutnya.

Dalam video guide yang diberikan BOOM Esports, matchup-nya adalah Tidehunter dan Leshrac sebagai offlaner bertemu dengan Morphling dan Elder Titan sebagai safe-laner. Dari matchup yang ada, dual lane offlaner cenderung lebih bisa agresif di awal-awal permainan. Maka dari itu, hal berikutnya yang perlu dilakukan oleh sang offlaner adalah menekan sang safe-laner agar jadi tidak bisa farming.

Ward Placement Untuk Memblokir Neutral Creep

Sumber Gambar - Instagram @boomesportsid
Sumber Gambar – Instagram @boomesportsid.

Dalam video yang dibagikan oleh BOOM Esports, Leshrac segera menempatkan sebuah Sentry Ward yang menjorok ke dalam teritori Radiant. Sentry Ward tersebut mungkin terlihat janggal pada awalnya. Tapi apabila diperhatikan secara seksama, ward tersebut berperan penting dalam membawa sang offlaner memenangkan fase laning.

Sentry Ward tersebut membuat neutral camp di dekatnya jadi tidak spawn karena diletakkan di area spawning box dari camp tersebut. Sekadar memblokir neutral camp mungkin terdengar biasa. Namun aksi pemblokiran tersebut jadi penting karena neutral camp tersebut adalah pull camp bagi safe-laner Radiant. Mungkin perlu satu artikel berbeda lagi untuk menjelaskan soal teknik pull camp. Tapi intinya adalah, tanpa neutral camp tersebut, titik temu creep dipaksa jadi lebih dekat ke arah teritori Dire. Karena hal tersebut, posisi safe-lane Radiant pun jadi dalam bahaya.

Tentukan Game Plan dan Positioning Hero

Sumber Gambar - Instagram @boomesportsid
Sumber Gambar – Instagram @boomesportsid.

Apabila Anda bermain dengan kawan, hal ini bisa dilakukan dengan cara komunikasi yang intensif. Dalam video yang disajikan, kita bisa mendengar penjelasan dari FBZ bahwa strategi offlaner Dire adalah untuk mendapatkan double-wave creep demi mendesak Morphling. Untuk itu, support dari sisi Dire pun sengaja berada di posisi yang berlawanan dengan support dari sisi Radiant.

Supaya apa? Supaya Leshrac bisa lebih leluasa untuk mendesak Morphling dari ataupun melakukan deny. Kenapa Leshrac harus berada di kanan? Hal tersebut kembali mengingat dari matchup hero di lane tersebut. Leshrac tentunya tidak akan merasa nyaman apabila harus trading HP dengan Elder Titan karena dirinya yang cenderung lebih squishy.

Setelah gameplan dan positioning awal direncanakan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah terus berkomunikasi untuk mencapai dominasi paripurna atas lane tersebut. Apa tandanya offlaner sudah mendominasi safe-laner musuh? Salah satunya adalah apabila safe-laner musuh sudah kesulitan untuk mendapatkan last-hit. Safe-laner musuh bisa jaid kesulitan mendapatkan last-hit karena beberapa hal. Bisa karena sang carry yang didesak habis-habisan oleh offlaner dan supportnya ataupun karena perkara lane equilibrium.

Buat Lane Equilibrium Menguntungkan Offlane

Istilah lane equilibrium mungkin terdengar sangat sulit dan janggal. Bahkan FBZ saja agak kesulitan menyebut kata “equilibrium” pada video penjelasan tersebut… Haha. Walau terdengar janggal, konsep tersebut sebenarnya punya arti sederhana yaitu titik temu Creep. Kalau Anda memperhatikan dengan seksama, titik temu Creep sebenarnya sudah ditentukan sejak awal. Sebagai offlaner, Apabila Anda tidak sediktipun menyentuh Creep, maka secara otomatis Creep Radiant dan Dire akan saling berjibaku di titik dekat tower Radiant.

Sumber: Instagram @boomesportsid
Lane equilibrium setelah 4 menit berjalan dengan segala usaha yang dilakukan sang offlaner. Sumber Gambar – Instagram @boomesportsid.

Namun titik temu Creep tersebut bisa dimanipulasi dengan beberapa tindakan. Tindakan yang saya maksud adalah creep blocking, denying, last-hitting, ataupun menyerang creep secara terus menerus. Dalam video, FBZ menjelaskan soal pentingnya membuat titik temu creep mundur ke wilayah Dire apabila Anda bermain sebagai offlaner. Kenapa membuat titik temu creep mundur menjadi penting? Apabila titik temu creep mundur, maka Anda jadi bisa farming dengan leluasa tanpa takut kena gank. Sementara pada sisi lain, safe-laner musuh jadi lebih waspada untuk farming yang membuat ia jadi ragu untuk melakukan last-hitting.

Itulah beberapa tips dalam bermain menjadi offlaner dari FBZ. Semoga beberapa tips tersebut bisa membantu Anda untuk terus meraih rank yang lebih tinggi dan menjadi pemain yang lebih baik di Dota 2.

Disclosure: Artikel ini merupakan hasil kolaborasi BOOM Esports dengan Hybrid.co.id.

BOOM Esports Diundang DPC SEA 2021, Tim Baru IYD dan Dreamocel.

Selamat tahun baru semuanya! Semoga tahun 2021 ini menjadi tahun yang lebih bagi kita semua dan tentunya bagi industri esports Indonesia. Mengawali tahun 2021 ini, ekosistem esports Indonesia harus menerima berita duka berupa meninggalnya sosok shoutcaster Frans Volva. Namun selain itu, ada juga beberapa kabar gembira yang akan membuat para penggemar esports lebih semangat mengahadapi tahun yang baru ini. Berikut rekap berita esports awal tahun 2021.

BOOM Esports diundang DPC SEA 2021 dan umumkan Drew Sebagai Pengganti Dreamocel

Sumber: BOOM Esports Official
Sumber: BOOM Esports Official

Seiring dengan pengumuman Dota 2 Pro Circuit 2021 pada tanggal 31 Desember 2020 kemarin, turut diumumkan juga bahwa BOOM Esports diundang langsung untuk mengisi Upper Division untuk region SEA. Selain itu, BOOM Esports juga mengumumkan pengganti Dreamocel untuk divisi Dota 2. Sosok tersebut adalah Drew, talenta muda yang sebelumnya bermain untuk Alter Ego dan juga Reality Rift.

Tim baru InYourDream dan Dreamocel

Sumber: Instagram @cingdoto
Sumber: Instagram @cingdoto

Pasca meninggalkan BOOM Esports, Dreamocel kini bermain bersama InYourDream untuk menghadapi open qualifier DPC 2021. Dalam tim yang diberinama sebagai Team Cow, Dreamocel bermain bersama sosok-sosok pemain Asia Tenggara seperti ChYuan, Poloson, dan Seri Peri. Mampukah tim ini bisa menembus Lower Division DPC SEA 2021 lewat open qualifier?

Kuku dan Whitemon Gabung Divisi Dota T1

Sumber: clutchpoints.com
Sumber: clutchpoints.com

Selain kabar Febby yang turun menjadi pemain, ada kabar lain dari tim T1 asal Korea Selatan. Baru-baru ini dikabarkan bahwa T1 merekrut Carlo “Kuku” Palad dan Matthew “Whitemon” Filemon untuk memenuhi roster mereka dalam menghadapi DPC SEA 2021. Untuk sementara waktu kabar tersebut baru bisa dikonfirmasi berdasarkan dari pendaftaran roster di laman resmi Dota 2. Melihat akun resmi T1 yang belum mengumumkan perekrutan tersebut, bisa jadi dua sosok tersebut masih dalam masa percobaan sampai pada masa waktu tertentu.

Frans Volva Meninggal Dunia

Komunitas esports Indonesia menerima kabar duka di akhir tahun 2020 kemarin. Frans Volva, sosok shoutcaster yang bertugas di MPL Indonesia Season 1 meninggal dunia pada 31 Desember 2020 kemarin. Kabar mengatakan penyebab meninggalnya Volva adalah karena virus COVID-19 yang memang sudah menjadi pandemi di Indonesia sejak sekitar bulan Maret 2020 lalu. Mari kita doakan agar Volva tenang di alam sana dan kita teruskan perjuangannya terhadap esports Indonesia.

Star8 Esports Vakum Sementara

Sumber: Star8 Official
Sumber: Star8 Official

Star8 Esports mengumumkan bahwa organisasi mereka akan vakum untuk sementara waktu sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Kabar tersebut bermula dari sebuah postingan sosial media akun resmi Star8 esports yang mengudara tanggal 28 Desember 2020 lalu. Postingan tersebut hanya berisikan gambar hitam dengan tulisan “Signing Out Star8 Esports”. Walau demikian, akun instagram Star8 Esports sendiri terlihat sedang mempersiapkan sesuatu yang mana dari salah satu postingan mengatakan bahwa Star8 Esports akan beralih menjadi esports organizer.

Liga LoL Korea Umumkan Branding baru

Seiring dengan perubahan model menjadi franchise, Liga LoL Korea juga menyambut musim baru dengan tampilan yang lebih segar. Akun twitter resmi LCK menunjukkan seperangkat penampilan dari LCK, termasuk logo baru dan aset-aset untuk tayangan langsung LCK yang juga diperbaharui.-

Febby Jadi Pemain Utama TNC

Sumber: clutchpoints.com
Sumber: clutchpoints.com

Selain BOOM Esports, tim lain juga terlihat sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi DPC 2021. Salah satunya ada tim asal Filipina yang baru saja mengumumkan sosok roster terbarunya, Kim “Febby” Yong-min. Febby merupakan pemain Dota 2 asal Korea Selatan yang membela Mineski pada 2019 lalu dan merupakan head coach untuk tim TNC sepanjang tahun 2020 lalu.

Newbee Terkena Banned Dari Valve dan Perfect World

Sumber Gambar - Liquidpedia Dota 2
Sumber Gambar – Liquidpedia Dota 2.

Kasus ini merupakan lanjutan dari bulan Mei 2020 lalu. Newbee sempat tersandung kasus matchfixing yang berakhir dengan banned dari Imba TV dan asosiasi Dota 2 Tiongkok (CDA). Kemarin, Valve pun menindaklanjuti hal tersebut sehingga kini Newbee terkena banned permanen dari Valve sendiri dan Perfect World. Karena banned tersebut, maka Newbee pun jadi tidak bisa mengikuti berbagai pertandingan Dota 2 yang resmi dari Valve dan Perfect World yang merupakan publisher resmi Dota 2 di Tiongkok.

Kolaborasi Free Fire dengan One Punch Man

Sumber Gambar - Garena Official
Sumber Gambar – Garena Official

Setelah kolaborasi dengan Christiano Ronaldo, kini Free Fire kembali memberi teaser untuk kolaborasi terbaru mereka. Sekarang giliran anime One-Punch Man yang akan menjadi bagian dari konten di dalam game Free Fire. Mengingat Saitama sang karakter utama yang begitu kuat, kira-kira akan bagaimana bentuk kolaborasi Free Fire dengan One-Punch Man nantinya?

Fall Guys Ungkap skin G2 Esports

Beberapa pekan lalu pengembang Fall Guys menunjukkan skin bertemakan sosok selebriti gamers, Ninja. Kini giliran skin G2 Esports yang diunjukkan oleh sang pengembang. Sekumpulan skin untuk sosok-sosok tersebut dibuat berdasarkan dari lelang yang dilakukan oleh Mediatonic sebelumnya. Dalam lelang tersebut, Mediatonic membuka kesempatan bagi penawar tertinggi untuk mendapatkan skin di dalam game Fall Guys.

Indonesia Runner-Up Wild Rift Pentaboom Showdown dan Rencana Esports Wild Rift Tingkat Universitas

Walaupun sudah jelang memasuki masa liburan, namun ekosistem esports terbilang masih berjalan dengan cukup aktif. Ada beberapa turnamen hadir dan juga beberapa pengumuman menarik sebagai rencana dari beberapa pihak terhadap ekosistem esports untuk tahun 2021 nanti. Berikut rekap berita esports tanggal 6-14 Desember 2020.

Wild Rift Pentaboom Usai, Indonesia Jadi Runner-Up

Pertandingan Wild Rift SEA Pentaboom telah berakhir tanggal 13 Desember 2020 kemarin. Tim Inspire yang merupakan perwakilan Indonesia berhasil dapatkan peringkat runner-up dalam pertandingan Wild Rift antar selebritas gaming tersebut. Tim Indonesia diwakili oleh JessNoLimit, DylandPros, Gogogoy, VYgaming, dan Cindy Gulla. Indonesia tumbang di babak final oleh Tim Volley yang merupakan perwakilan asal Vietnam dengan skor 3-0.

PUBG Mobile Campus Championship Dimenangkan Oleh Universitas Sam Ratulangi

Babak final PMCC juga diadakan pada tanggal 13 Desember 2020 kemarin. Universitas Sam Ratulangi keluar sebagai juara dengan persaingan poin yang sangat sengit dengan Universitas Kristen Petra. Universitas Sam Ratulangi sendiri berhasil menjadi juara dengan perolehan poin sebesar 117. Sementara pada sisi lain, Universitas Kristen Petra menempel tipis di belakangnya dengan 116 poin dan berhasil menjadi runner-up.

PUBG Mobile Global Championship 2020 Super Weekend 3

Pertandingan PMGC 2020 telah memasuki Super Weekend 3. Perwakilan Indonesia yaitu Bigetron RA sayangnya harus puas berada di peringkat 4 dengan perolehan 134 poin di akhir Super Weekend 3. Pekan ini Bigetron RA benar-benar tidak mendapatkan Chicken Dinner sama sekali, walau memang masih bisa konsisten di 5 besar. Konina Power asal region CIS sedang on-fire pekan ini sehingga mereka menjadi pemuncak Super Weekend 3 dengan skor 152 poin. Walau demikian Bigetron RA masih jadi pemuncak klasemen keseluruhan dengan total poin sebesar 476.

Turnamen Wild Rift Tingkat Universitas Segera Tiba di Indonesia

Sumber: Riot Games Official
Sumber: Riot Games Official

Mengutip dari rilis, kompetisi antar perguruan tinggi sendiri akan hadir pada tahun 2021 mendatang di berbagai penjuru Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Nantinya, ONE Up akan menjadi operator liga Wild Rift tingkat universitas di Indonesia. Chris Tran selaku Head of Esports Riot Games Asia Tenggara mengatakan bahwa fokus Riot Games di tahun 2021 adalah untuk membangun fondasi yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan esports Wild Rift di Asia tenggara yang berkepanjangan. Melihat pendapat tersebut, tidak heran kompetisi antar perguruan tinggi menjadi turnamen yang didahulukan oleh sang pengembang League of Legends tersebut.

Andika Rama Juara GT World Challenge Kelas Sim-Pro

Sumber: GT Sim Official
Sumber: GT Sim Official

Seri balap simuliasi GT World Challenge Asia akhirnya usai pada tanggal 8 Desember 2020 lalu. Sim Racer asal Indonesia yaitu Andika Rama akhirnya berhasil menjadi juara setelah kurang lebih 2 bulan seri balapan berlangsung. Andika Rama memang sudah memimpin klasemen sementara dengan 22 poin lebih banyak di banding kontestannya sebelum balap di sirkuit Suzuka. Walau demikian, Rama tetap melakukan balapannya dengan maksimal bahkan sempat hampir mengalami tabrakan pada balap seri terakhir di sirkuit Suzuka. Walaupun finish di posisi 6 di sirkuit Suzuka, Andika Rama tetap menjadi juara berdasarkan dari poin yang ia peroleh.

MotoGP Esports Indonesia Series Akan Hadir Tahun 2021 Mendatang

Sumber: MotoGP Esports Official
Sumber: MotoGP Esports Official

Mengutip dari laman resmi, MotoGP Esports Indonesian Series dikabarkan akan hadir 2021 mendatang dengan MP1 sebagai rekannya di Indonesia. MP1 nantinya akan bekerja sama dengan Dorna Sports selaku salah satu promotor dari MotoGP Esports series. Masih dari laman resmi MotoGP Esports, kerja sama antara Dorna Sports dengan MP1 dikabarkan akan berjalan selama 4 tahun untuk gelaran MotoGP Esports Indonesia Series.

League of Legends Menangkan Beberapa Kategori di The Game Awards 2020

The Game Awards dilaksanakan tanggal 10 Desmber 2020 kemarin. Beberapa aspek dari ekosistem League of Legends berhasil mendapatkan penghargaan yang memiliki banyak kategori tersebut. Sosok dari ekosistem League of Legends yang berhasil menjadi pemenang awards sendiri adalah Heo Su “Showmaker” yang memenangkan kategori Best Esports Athlete dan Eefje Depoortere “Sjokz” yang memenangkan kategori Best Esports Host. Selain itu, League of Legends dan Worlds 2020 sendiri berhasil memenangkan kategori Best Esports Event dan Best Esports Game.

BOOM Esports Umumkan Sosok Pelatih Divisi Wild Rift

Lewat sebuah video yang terbit tanggal 6 Desember 2020 lalu, BOOM Esports umumkan sosok Leonard “OMO” sebagai pelatih divisi Wild Rift. Nama Leonard OMO sudah cukup malang melintang di dunia kompetitif League of Legends sejak lama. Terakhir kali dirinya menjabat sebagai pelatih tim Resurgence yang berlaga di liga LoL Asia Pasifik (PCS). Sosok OMO juga pernah menjadi pelatih untuk beberapa tim, termasuk salah satunya adalah tim Gravitas yang berlaga di liga LoL kawasan Oseania.

Clash Royale League Musim 2021 Diumumkan Oleh Supercell

Rekap Berita Esports Desember #3

Salah satu perubahan terbesar dari pengumuman tersebut adalah perubahan format kompetisi dari sebelumnya adalah kompetisi tim menjadi kompetisi individual. Format kompetisi juga kembali menjadi turnamen terbuka, setelah sebelumnya dijalankan dalam bentuk turnamen franchise. CRL World Finals yang jadi gelaran puncaknya akan mempertandingkan 32 pemain untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$1 juta.

Razer Komitmen Untuk Sokong Kelancaran Cabang Esports SEA Games 2021.

Sumber: Razer Official
Sumber: Razer Official

Mengutip dari Esports Insider, Razer dikatakan masih sedang berusaha untuk menjadi bagian dari cabang esports SEA Games 2021. Razer sendiri merupakan salah satu sponsor utama di dalam cabang esports SEA Games 2019 lalu. Jelang tahun 2021, Razer berkomitmen untuk dapat kembali menjadi bagian dari kompetisi tersebut dengan menyelenggarakan beberapa inisiatif. Bentuk inisiatif tersebut adalah dukungan ataupun kesempatan untuk berlatih bagi para atlet esports, terutama yang berasal dari negara Vietnam yang merupakan tuan rumah SEA Games 2021.

5 Pemain Paling Bersinar di VALORANT First Strike Indonesia Menurut Para Shoutcaster

Pertandingan VALORANT First Strike Indonesia telah rampung dilaksanakan pekan lalu, 6 Desember 2020. NXL Ligagame bisa dibilang sebagai tim VALORANT terbaik Indonesia saat ini mengingat turnamen tersebut adalah kejuaraan nasional Indonesia perdana yang resmi dari sang pengembang, Riot Games. Terlepas dari gelar NXL Ligagame, VALORANT First Strike telah menunjukkan berbagai kejutan serta dinamika kompetisi yang sangat tidak terduga sepanjang pertandingan berjalan.

RRQ Endeavour dan ONIC Esports ternyata terbukti masih belum bisa melampaui MORPH Team dan Alter Ego. Pada sisi lain, MORPH Team dan BOOM Esports yang tidak berhasil melaju ke babak final jadi beberapa hal yang mungkin tidak terduga oleh para penikmat skena kompetitif VALORANT Indonesia. Lewat turnamen ini kita bisa melihat ada pergeseran kekuatan di kancah VALORANT Indonesia. Selain dari sisi tim, bagaimana dengan para pemainnya?

Para shoutcaster VALORANT First Strike Indonesia berkesempatan memberikan pendapat mereka soal siapa-siapa saja yang bermain paling bersinar sepanjang gelaran turnamen. Berikut pendapat para shoutcaster terhadap 5 pemain paling bersinar di VALORANT First Strike Indonesia.

 

Bella “Heartfire”

Bella Heartfire - Sumber: Dokumentasi Pribadi Bella
Bella Heartfire, sosok shoutcaster yang menghiasi layar kaca di sepanjang rangkaian babak playoff VALORANT First Strike Indonesia – Sumber: Dokumentasi Pribadi Bella.

Apabila Anda mengikuti keseluruhan rangkaian babak playoff, Anda tentu ingat dengan sosok satu ini yang menemani Anda sebagai shoutcaster VALORANT First Strike sejak dari hari pertama hingga hari terakhir. Menurutnya, 5 pemain paling bersinar tersebut adalah Frostmind (Alter Ego), NcSlasher (BOOM Esports), Fl1pzjder (NXL Ligagame), Famouz (MORPH Team), dan Severine (ONIC Esports). Berikut penjelasan Bella.

Frostmind: Menurut gue Frostmind adalah jangkar yang sangat kuat bagi tim Alter Ego. Berbekal aim yang tajam, sosok ini selalu menunjukkan permainan tenang dengan tingkat awareness yang tinggi. Berkat hal tersebut, Frostmind bahkan sempat mendapat Ace serta Clutch di babak Grand Final. Pokoknya musuh akan kesulitan apabila ingin menembus site yang sudah dijaga oleh dirinya. Frostmind juga terbilang salah satu pemain Alter Ego yang paling stabil performanya dibanding pemain lain.

NcSlasher: Tak bisa dipungkiri bahwa perfroma BOOM Esports memang sedang tidak seperti biasanya. Namun begitu, sosok yang biasa dipanggil “Takel” ini punya gaya main yang enggak bisa tertebak dan dibarengi dengan kemampuan aim yang tajam. Berkat hal tersebut, Takel kerap kali membuat space yang membuat rekan satu timnya jadi bisa mengatur strategi serta mengeksekusi planting spike dengan lebih matang.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Fl1pzjder: Entry fragger dan in-game leader, kombinasi yang enggak biasa. Dia sering sekali mengambil initial peek yang berujung kepada kill. Manuver Fl1pz juga enggak main-main. Beberapa kali gue melihat dia masih bisa tenang walaupun digrebek 1 vs 3. Menurut gue juga, individual skill dari seorang Fl1pz memang semenakutkan itu.

Famouz: Aim-star dari MORPH Team, pokoknya jago lah… Hahaha. Menurut gue sosok Famouz juga terlihat memiliki kemampuan raw aim yang sangat kuat. Dengan modal tersebut dia kerap kali membongkar sebuah site dan bahkan bisa dapet double sampai triple kill di setiap ronde.

Severine: Dia adalah in-game leader dari ONIC Esports. Menurut gue sosok ini punya 1001 cara untuk eksekusi strategi timnya. Sosok leader yang baik juga karena kerap kali membangkitkan mental kawan satu timnya. Sebagai in-game leader, Severine juga punya performa yang hebat bahkan mendapat top frag ketika melawan Alter Ego. Severine juga terbilang sosok in-game leader yang cermat. Dia punya strategi  “Anti Alter Ego” dengan cara menjaga satu lane dengan 3 sampai 4 orang. Menurut gue strategi tersebut menjadi salah satu yang membuat ONIC Esports hampir menang lawan Alter Ego di map Bind walau sayang nasib berkata lain.

 

Daffa Muhammad Rizky “Dave”

Dave, sosok shoutcaster yang mengisi meja VALORANT First Strike Indonesia di hari pertama hingga hari ke-3. Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Dave, sosok shoutcaster yang mengisi meja VALORANT First Strike Indonesia di hari pertama hingga hari ke-3. Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Sosok yang cukup punya nama di komunitas game FPS Indonesia ini mengisi bangku shoutcaster pada hari pertama hingga ke-3 dari babak playoff VALORANT First Strike Indonesia. Ketika ditanya soal 5 pemain paling bersinar selama gelaran turnamen, Dave mengisi daftarnya dengan Eeyore (BOOM Esports), Budimeister (NXL Ligagame), 3nable (Alter Ego), dan Tehbotol (Alter Ego), dan Fl1pzjder (NXL Ligagame). Berikut penjelasan dari Dave.

Eeyore: Pemain support yang menurut gue paling bersinar di dalam gelaran VALORANT First Strike Indonesia. Alasannya adalah dia selalu bisa jaga sudut mati dari kawan-kawannya ketika akan commit ke dalam suatu site. Lalu juga walaupun dia berperan sebagai support, tapi dia juga bisa entry site sendirian ketika kawan satu timnya menentukan waktu untuk melakukan rotasi.

Budimeister: Kalau ini sudah sulit ditampik. Menurut gue dia adalah Clutch King dan penyelamat dari NXL Ligagame. Selain itu juga gue merasa bahwa dia adalah salah satu best controller untuk saat ini.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

3nable: Duelist dari tim Alter Ego yang pedes banget ketika main Reyna. Dia beberapa kali menjadi game changer di tengah permainan dengan menggunakan duelist miliknya. Bukan hanya Reyna, 3nable juga bisa bermain sebagai Breach serta Brimstone dan tetap memberi dampak yang besar kepada perjalanan Alter Ego selama VALORANT First Strike Indonesia.

TehBotol: In-Game leader dengan insting yang sangat tajam. Hampir selalu bisa memprediksi pergerakan serta site yang tujuan strategi setup musuh yang dihadapi. Sebagai in-game leader, menurut gue TehBotol betul-betul sangat mahir menemukan startegi yang tepat untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Fl1pzjder: Menurut gue performa pemain ini meningkat dengan sangat pesat kalau dibandingkan dengan beberapa turnamen sebelumnya. Sepanjang pengamatan gue, dia selalu bisa menjalankan tugasnya dengan sangat maksimal. Menjadi entry dengan menggunakan Jett, dia hampir selalu bisa mendapatkan first blood di setiap ronde.

 

Antonius Wilson “Son”

Sumber: Dokumentasi Pribadi Antonius Wilson
Sumber: Dokumentasi Pribadi Antonius Wilson

Bertugas sebagai shoutcaster pada saat Grand Final, Antonius Wilson banyak memilih pemain-pemain terbaiknya dari tim yang lolos ke babak empat besar. Ketika ditanya soal 5 pemain paling tajam selama VALORANT First Strike Indonesia, Wilson menjawab: Adrnking (BOOM Esports), Fl1pzjder (NXL Ligagame), TehBotol (Alter Ego), Vascalizz (NXL Ligagame), dan Frostmind (Alter Ego). Berikut penjelasan dari Wilson

Adrnking: Walaupun BOOM Esports harus puas di posisi ke-4 namun Adrnking sudah membuktikan bahwa dia adalah pemain dengan kemampuan aim paling keras. Tak hanya itu, Adrnking juga menunjukkan positioning yang baik ditambah ketenangan dalam keadaan clutch yang tak perlu diragukan lagi. Menurut gue, salah satu alasan kenapa BOOM Esports sampai di empat besar adalah karena Adrnking.

Fl1pzjder: Alasannya sederhana, Flip adalah pemain yang bisa membuat keadaan mustahil jadi mudah untuk dimenangkan. Gue bahkan berpikir, tanpa kemampuan entry dan leadership seorang Flip, NXL Ligagame mungkin tidak akan bisa sampai ke empat besar.

TehBotol: Sosok In-game leader serba bisa dari tim Alter Ego. Punya Agent pool yang luas, lebih luas dari kebanyakan pemain pada umumnya. Dia bisa bermain sebagai Controller dengan Omen, Initiator dengan Breach, ataupun Duelists dengan Reyna. Berkat hal tersebut, musuh jadi sulit menebak TehBotol akan bermain di posisi apa. Agent pool tersebut tentunya dilengkapi dengan aim yang di atas pemain rata-rata. Alhasil, Tehbotol menjadi sosok pemain yang sangat lengkap dan mengerikan untuk dihadapi.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Vascalizz: Kebanyakan pemain FPS kompetitif mungkin mengandalkan kemampuan aim saja untuk mendapatkan kill. Vascalizz beda. Ia adalah pemain cerdas yang mampu memanfaatkan utility skill yang dimiliki untuk situasi yang tepat. Ditambah ia juga punya positioning dan kemampuan untuk menahan site yang luar biasa. Karena hal tersebut, kebanyakan musuh kelimpungan menghadapi dirinya berkat reposition yang beberapa kali di luar dugaan. Agent pool pemain ini juga luas. Ia kadang bisa main Duelist dengan Raze dan Jett ataupun Initiator dengan Sova. Menurut gue Vascalizz adalah pemain kunci lain di NXL Ligagame yang kadang dilupakan oleh penonton.

Frostmind: Menurut gue dia adalah pemain paling disipilin menjadi jangkar dalam menjaga sebuah site. Pemain ini mungkin tidak banyak perhatian. Namun jika ditilik lebih seksama, Frostmind adalah pemain yang bisa mendapat 1-2 kill, bahkan ketika ia harus menghadapi 5-man rush dari musuh. Dia masuk daftar gue karena menurut gue, apa yang dia lakukan adalah sebuah tugas yang sangat mulia di dalam sebuah tim. Berkat tindakannya, Frostmind berhasil menciptakan ruang dan waktu bagi kawan-kawannya untuk rotasi lalu retake site yang diserang.


Dari keseluruhan sosok yang disebut oleh para Shoutcaster, Fl1pzjder sepertinya memang tidak bisa luput untuk disebutkan. Berdasarkan statistik, Fl1pzjder memang merupakan sosok yang performanya paling bersinar sepanjang VALORANT First Strike Indonesia kemarin. Fl1pzjder telah membukukan 173 kill 26 assist dengan total death sebanyak 149. Berkat torehan tersebut, Flipzjder pun mendapat gelar sebagai sang pemusnah dari turnamen VALORANT First Strike Indonesia.

Sumber: ONE Up Official
Sumber: ONE Up Official

Selain itu, sejauh dari pengamatan saya, beberapa sosok pemain yang disebut oleh para caster juga memang menunjukkan performa yang ciamik walaupun tim mereka belum berhasil mendapatkan hasil yang terbaik. Severine dari ONIC Esports yang disebut oleh Bella misalnya. Pengalamannya bertanding di kancah game FPS kompetitif lain memang membuat sosok in-game leader dari ONIC Esports jadi mudah adaptasi di VALORANT. Seperti yang disebut Bella, sosok Severine memang adalah sosok pemain dengan aim yang tajam dengan penguasaan mekanik permainan yang solid. Walaupun begitu, inkonsistensi terbilang masih jadi hantu bagi Severine ataupun ONIC Esports secara keseluruhan.

Lalu selain itu sosok seperti Adrnking dan NcSlasher misalnya. Dua pemain tersebut terbilang jadi dua ujung tombak bagi tim BOOM Esports. Mereka berdua kerap kali menunjukkan permainan yang luar biasa meski dalam tekanan sekalipun. Dalam pertandingan melawan MORPH Team kemarin, BOOM Esports terbilang sudah menantang keras mereka walau sayang nasib harus berkata lain di akhir pertandingan.

Sumber: ONE Up Official
Sumber: ONE Up Official

Terakhir sosok dari TehBotol dan Budimeister juga terbilang jadi dua sosok yang tak boleh dilupakan. Mengawali perjalanan di skena VALORANT Indonesia lewat tim SOMNIUM, TehBotol memang terbilang sudah menunjukkan permainan yang luar biasa ketika itu. Ketika bersama Alter Ego, performanya juga tidak menurun. Sayang TehBotol dan kawan-kawan harus puas mendapat runner-up dalam turnamen VALORANT First Strike. Terlepas dari itu, kekalahan TehBotol dan kawan-kawan Alter Ego sendiri terbilang bukan karena permainan mereka yang kurang baik.

Terakhir Budimeister. Sosok yang bisa dibilang sebagai Clutch King atau Clutch Minister ini sudah pasti tidak bisa diremehkan. Selain di VALORANT First Strike Indonesia, saya juga sempat beberapa kali menjadi saksi atas pola permainannya yang bisa mengamankan beberapa situasi clutch sekaligus di dalam satu pertandingan. Mungkin dirinya tidak sebegitu bersinar saat babak Grand Final. Namun alasan hal tersebut terjadi mungkin juga karena NXL Ligagame bermain dengan kerja sama yang jauh lebih solid. Alhasil, Budimeister jadi tak perlu lagi mempersiapkan mentalnya untuk situasi clutch karena NXL Ligagame bermain sebagai tim dan berhasil menjadi juara dari VALORANT First Strike Indonesia.

*Disclosure: Hybrid.co.id adalah media partner dari turnamen VALORANT First Strike Indonesia.

VALORANT First Strike Indonesia Dimenangkan NXL Ligagame, Alter Ego Juara MPL Invitational

Walaupun sudah menjelang akhir tahun 2020, namun masih ada beberapa pertandingan esports yang belum merampungkan kalender kompetisinya. Pada pekan pertama bulan Desember ini (1-6 Desember 2020) ada beberapa turnamen menarik yang sudah memunculkan sosok juaranya. Berikut rekap berita esports di pekan pertama bulan Desember 2020.

Grand Final VALORANT First Strike: Pertarungan Sengit NXL Ligagame vs Alter Ego

Akhir pekan lalu adalah puncak dari pertandingan VALORANT First Strike Indonesia. Pertandingan tersebut menjadi penentuan atas tim VALORANT terbaik di Indonesia. Ada banyak kejutan terjadi selama empat hari babak playoff berjalan. MORPH Team dan BOOM Esports, dua tim yang terbilang jagoan awal-awal skena kompetitif VALORANT Indonesia justru runtuh di babak semi-final.

Sementara itu babak final akhirnya mempertemukan NXL Ligagame dengan Alter Ego. Pertandingan berjalan teramat sengit, bahkan hingga mencapai game ke-5 dari seri best-of-5. Dua game awal dimenangkan oleh NXL Ligagame, dua game berikutnya jadi kebangkitan bagi Alter Ego, sampai akhirnya NXL Ligagame menutup kemenangan di map Split dengan skor 13-11 pada game ke-5. Kemenangan ini menjadi kemenangan turnamen official perdana bagi roster Elecbossa yang telah diakuisisi NXL Ligagame. Akankah NXL Ligagame dapat menunjukkan taringnya pada turnamen tingkat selanjutnya nanti?

Alter Ego Juara ONE Esports MPL Invitational

Akhir pekan lalu juga menjadi gelaran puncak dari MLBB Professional League Invitational. Alter Ego akhirnya berhasil merengkuh kemenangan setelah mengalahkan Bren Esports dari Filipina dengan skor 3-0. Namun demikian, pertandingan MPL Invitational sendiri banyak menunjukkan kejutan. Salah satunya seperti Geek Fam ID yang berhasil menumbangkan nama-nama besar seperti Bigetron Alpha ataupun Team Todak dari Malaysia. Ataupun tim-tim ternama Indonesia lain seperti ONIC Esports ataupun EVOS Esports yang harus tumbang di awal-awal.

PUBG Mobile Global Championship Super Weekend 2

Bigetron RA masih tampil konsisten pada pertandingan PUBG Mobile Global Championship Super Weekend ke-2. Pada akhir pekan ini, Bigetron RA berhasil mendapatkan peringkat ke-2 dengan perolehan poin sebesar 121 poin. Penjegal utama mereka di pekan ini adalah tim 4AM. Tim asal Tiongkok tersebut berhasil memuncaki Super Weekend ke-2 dengan perolehan 144 poin. PMGC 2020 memasuki pekan ke-3 minggu ini. Pertandingan Weekdays akan diselenggarakan tanggal 8-9 Desember 2020 dan Super Weekend pada 11-13 Desember 2020.

Dreamocel Meninggalkan divisi Dota 2 BOOM Esports

Berita mengejutkan tersebut diungkap oleh organisasi dengan jargon #HungryBeast pada 5 November 2020 kemarin. Berita kepergian ini menjadi sesuatu yang mengejutkan mengingat posisi Dreamocel sebagai pemain yang bertahan paling lama di dalam roster Dota 2 BOOM Esports. Sayangnya Dreamocel tidak menyebutkan apapun terkait alasan kepergiannya ataupun tim yang jadi tujuan berlabuh berikutnya. BOOM Esports pun belum memberikan informasi apapun terkait pengganti Dreamocel untuk roster Dota 2.

Riot Games Ungkap Rencana Wild Rift untuk 2021

Setelah Regional Beta di wilayah Asia untuk beberapa saat, Riot Games mengumumkan beberapa rencana mereka terhadap pengembangan Wild Rift jelang 2021. Diumumkan oleh Christina Wun selaku Product Lead, Wild Rift direncanakan akan merilis dua Champion khas dari regional Noxus yaitu Darius dan Draven. Selain itu Wukong dan Teemo juga direncanakan hadir ke depannya. Selain champion baru, Riot Games juga menjanjikan akan ada lebih banyak skin serta aktivitas baru yang akan membuat pengalaman bermain Wild Rift menjadi semakin menarik di masa depan.

Kolaborasi Riot Games dengan Barracks untuk VALORANT First Strike

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Barracks merupakan perusahaan teknologi asal Chili, Amerika Latin, yangf fokusnya adalah menyediakan statistik di dalam tayangan esports. Dalam kerja sama ini, Riot Games akan menggunakan jasa milik Barracks untuk menyajikan berbagai data statistik pada seri kompetisi VALORANT First Strike.

“Kami senang sekali bisa memperluas kolaborasi kami dengan salah satu penyelenggara turnamen esports terbesar dan berkomntribusi untuk membuat tayangan esports yang lebih menghibur kepada jutaan fans yang ada di dunia.” Ucap Pablo Diaz Munoz selaku CEO Barracks yang kami kutip dari Esports Insider.

Clash Royale League World Finals dimenangkan Oleh Team Queso

Selain tiga kompetisi di atas, pertandingan Clash Royale League World Finals 2020 juga terjadi di belahan dunia lainnya pada 6 Desember 2020 lalu. Team Queso asal Spanyol berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan SK Gaming di babak Grand Final. Perjalanan Team Queso mencapai babak final sendiri cukup berat. Mereka harus menghadapi PONOS dan paiN Gaming pada pertandingan sebelumnya, dua tim yang terbilang cukup tangguh di skena Clash Royale internasional.

Supercell Ungkap Rencana Esports Brawl Stars

https://twitter.com/Brawl_esports/status/1335252224809857024

Mengutip dari DotEsports, dikatakan bahwa Supercell akan menambahkan beberapa regional baru untuk musim kompetisi Brawl Stars di tahun 2021. Regional baru tersebut adalah SESA/ANZ dan East Asia sebagai pengganti regional APAC pada musim kompetisi lalu. Nantinya akan ada babak final bulanan yang mempertandingkan 8 tim terbaik dari masing-masing regional. Supercell belum menjelaskan format serta jalur menuju kompetisi tersebut. Melihat dari pembagiannya, mungkin Indonesia akan punya kesempatan bertanding lewat regional SESA/ANZ.

TOP Esports Raup Pemasukan US$5,9 juta

Sumber: Esports Observer
Sumber: Esports Observer

Dikutip dari Esports Observer yang mengutip dari laporan keuangan TOP Sports (perusahaan induk TOP Esports) mengatakan bahwa TOP Esports asal Tiongkok raup US$5,9 juta selama tahun 2020. Menariknya, TOP Esports adalah satu-satunya divisi bisnis dari TOP Sports yang mengalami peningkatan pemasukan. Pada sisi lain, perusahaan TOP Sports secara keseluruhan justru sedang mengalami penurunan dengan angka sebesar 7%. Walaupun angkanya sudah jelas, sayangnya laporan tersebut tidak menjabarkan dari mana saja asal pemasukan sebesar US$5,9 juta tersebut.

Boca Juniors Akan Terjun ke Esports Tahun 2021

https://twitter.com/BocaJrsOficial/status/1334937384589389824?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1334937384589389824%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=https%3A%2F%2Fdotesports.com%2Fbusiness%2Fnews%2Fboca-juniors-to-enter-esports-in-2021

Klub sepak bola Amerika Latin ternama tersebut mengumumkannya tanggal 4 Desember 2020 lalu. Boca Juniors merupakan klub sepak bola tersukses di Argentina karena telah berhasil memenangkan liga sebanyak 34 kali. Mencari peruntungan di esports, Boca Juniors dikabarkan akan terjun ke esports lewat dua cabang: League of Legends dan CS:GO. Sudah banyak klub sepak bola Amerika Latin terjun ke esports. Untuk negara Argentina, rival Boca Juniors yaitu River Plate sudah lebih dulu terjun lewat cabang game CS:GO pada beberapa waktu yang lalu.

Kebangkitan Geek Fam ID di MPL Invitational, PUBG Mobile Global Championship Super Weekend #1

Berbagai macam hal terjadi di dalam ekosistem esports Indonesia selama satu pekan kemarin. Mulai dari panasnya pertandingan hingga beberapa kolaborasi apik dari organisasi esports lokal, berikut rekap berita esports di penghujung bulan November 2020.

MPL Invitational Week 1, Balas Dendam Alter Ego dan Dobrakan Performa Geek Fam

Sumber: ONE Esports
Sumber: ONE Esports

Pertandingan MPL Invitational sudah dimulai sejak tanggal 27 November 2020 lalu. Dari keseluruhan bracket, dua yang paling menarik mungkin bisa dibilang ada di bracket A dan B. Tiga tim Indonesia berkumpul pada bracket A, yaitu EVOS Legends, Genflix Aerowolf, dan RRQ Hoshi yang menunggu di babak perdelapan final. Alter Ego tampil konsisten dan munculke permukaan setelah melibas EVOS Legends dan Genflix Aerowolf. Alter Ego pun berhasil mencapai perdelapan final dan bertemu RRQ Hoshi.

Sementara pada sisi lain ada juga Geek Fam yang performanya terlihat mendobrak di bracket B. Schwann dan kawan-kawan berhasil melibas lawan pertama mereka yaitu Bigetron Alpha dengan skor 2-0. Momentum kemenangan tersebut berlanjut dengan skor 2-0 juga saat menghadapi Blacklist International. Geek Fam ID pun berhasil lolos ke babak perdelapan final bertemu tim Todak.

RRQ dan EVOS raih peringkat 3 & 4 di Gelaran Free Fire Continental Series 2020: Asia

Babak utama Free Fire Continental Series 2020: Asia digelar pada 29 November 2020 kemarin. Dua wakil Indonesia yaitu EVOS dan RRQ berhasil memperoleh peringkat 3 & 4 setelah melalui pertarungan yang sengit. Selama 6 ronde pertandingan, RRQ Hades berhasil mendapatkan 2 kali Booyah sementara EVOS hanya mendapatkan satu saja. Pada akhirnya EXP Esports dari Thailand berhasil keluar menjadi juara berkat perolehan konsisten di peringkat top 4 di beberapa ronde.

PUBG Mobile Global Championship Super Weekend #1 Diwarnai Kendala Teknis

PUBG Mobile Global Championship sudah dimulai. Tanggal 29 November 2020 kemarin adalah pertandingan Super Weekend yang pertama dari turnamen PMGC 2020. Dua wakil Indonesia yaitu Bigetron RA dan Aerowolf Limax berhasil mendapat torehan yang cukup positif di pertandingan tersebut. Bigetron RA mendobrak awal-awal ronde dengan finish di posisi top 3. Walaupun sempat satu dua kali terkena Too Soon, namun mereka berhasil bangkit lagi dan bahkan mendapat Chicken Dinner dua kali. Berkat hal tersebut mereka kini ada di peringkat ke 2 dengan perolehan poin sebesar 114.

Pada sisi lain Aerowolf Limax sepertinya masih belum menemukan pola permainan terbaik di Super Weekend #1. Mereka berkali-kali mendapat Too Soon pada banyak ronde. Mereka juga sempat mendapat peringkat top 3, namun 71 poin yang mereka kumpulkan masih belum cukup untuk mendobrak klasemen sementara. Aerowolf Limax pun kini bertengger di peringkat 9 klasemen Super Weekend. Setelah pertandingan sengit, terjadi satu masalah teknis dari sisi kelistrikan di hari pertandingan Super Weekend #1 yang terakhir. Alhasil pertandingan pun ditunda dan dijadwalkan bertanding hari ini (30 November 2020).

The Prime Jadi Juara Piala KONI

29 November kemarin juga menjadi puncak bagi Piala KONI yang mempertandingkan Free Fire. The Prime muncul sebagai juara setelah dua hari dan 10 total ronde pertandingan. Memang tim tersebut terbilang tampil konsisten di sepanjang pertandingan. Mereka berhasil bertahan menghadapi First Raiders Bravo dan Red Bull Rebellion yang terbilang jadi pesaing terkuat mereka di dalam turnamen tersebut. Akhirnya First Raiders Bravo dan Red Bull Rebellion sendiri harus puas menempel The Prime saja di peringkat 2 & 3 dengan perolehan poin yang tipis-tipis.

Street Fighter League: Pro-JP Week 9 dan 10

Tanggal 20 dan 27 November 2020 kemarin adalah pertandingan pekan ke-9 dan 10 dari Street Fighter League Pro-JP. Seluruh pertandingan berakhir dengan skor 3-1 di pekan ke-9 kemairn. Tokido Flame berhasil melibas Fuudo Gaia 3-1. Umehara Gold harus rela ditekuk Mago Scarlet 1-3 pada pekan tersebut. Terakhir ada Momochi Splash yang menekuk Nemo Aurora 3-1.

Pertandingan Week 10 adalah pertandingan Season Finale pada SF League: Pro-JP. Fuudo Gaia berhasil melibas Momochi Splash 4-0 ketika itu. Sementara Mago Scarlet berhasil menekuk Nemo Aurora 3-1 berkat kemenangan dari Moke. Menutup pertandingan, ada hidangan utama berupa pertandingan antara Tokido Flame melawan Umehara Gold. Pertandingan terakhir dari kedua tim tersebut adalah pertandingan antara Tokido dengan Daigo. Tokido dengan Akuma sempat terdesak oleh Guile dari Daigo untuk beberapa saat. Namun pada akhirnya Tokido bangkit kembali di momen-momen penentuan. Tokido Flame berhhasil menekuk Umehara Gold dengan skor 3-2. Maka dari itu top 3 di akhir musim SF League Pro-JP ini adalah Tokido Flame di peringkat 1, Umehara Gold di peringkat 2, dan Nemo Aurora di peringkat 3.

Kolaborasi MORPH Team dengan Machine56 Untuk Merchandise Bergaya Cyberpunk

Sumber: MORPH Team Official
Sumber: MORPH Team Official

MORPH Team sepertinya benar-benar meresapi jargon mereka sebagai “the 1st beyond esports team“. Tanggal 25 November 2020 lalu, MORPH Team mengumumkan kolaborasi mereka dengan Machine56 dalam hal merchandising. Machine56 sendiri merupakan salah satu fashion label lokal asal Bandung yang terkenal memiliki desain progresif nan futuristik. Maka dari itu, kolaborasi ini menjadi sesuatu yang sejalan karena posisi brand MORPH Team yang menampilkan gaya Streetwear ala Cyberpunk. Nantinya berbagai merchandise hasil kolaborasi tersebut akan diluncurkan pada tanggal 1-2 Desember 2020 mendatang dalam acara HYPECLUB Tokopedia.

BOOM Esports Lakukan Kampanye Galang Dana Dengan Yayasan Kanker

Sumber: BOOM Esports Official
Sumber: BOOM Esports Official

BOOM Esports mengumumkan kolaborasi mereka dengan The Princess Margaret Cancer Foundation untuk kampanye bertajuk Quest to Conquer Cancer. Lewat kolaborasi ini, BOOM Esports akan melakukan sebuah galang dana lewat sebuah leivestreaming yang dilakukan oleh seluruh divisi pemain BOOM Esports. BOOM Esports tidak sendiri dalam kampanye ini. Kampanye dilakukan bersama dengan beberapa sosok ternama dari ekosistem gaming/esports negara barat seperti Stonemountain64 dan tim Chaos EC. Nantinya kegiatan livestream Quest to Conquer Cancer akan dilakukan pada tanggal 5-12 Desember 2020 mendatang.

Perombakan Roster Dota 2 T1

Perombakan tersebut dimulai pada tanggal 24 November 2020 lalu. Ketika itu akun Twitter resmi T1 mengumumkan bahwa mereka melepaskan InYourDream, Jhocam, dan MP. Pelepasan roster tersebut terbilang tidak diduga karena sebelumnya InYourDream sempat mengatakan bahwa dirinya masih akan bermain bersama T1 sampai dengan tahun depan. Tak lama pasca pelepasan ketiga pemain tersebut, T1 pun segera mengumumkan dua pemain penggantinya yaitu Jackky dan Xepher.

Ubisoft Umumkan Jalan Menuju Kompetisi Esports Rainbow Six Sampai Tahun 2021

https://twitter.com/R6esports/status/1330924908638040067

Tanggal 24 November 2020 lalu, Ubisoft mengumumkan beberapa update dari ekosistem esports Rainbow Six Siege. Lewat pengumuman tersebut, Ubisoft mengungkap beberapa hal. Salah satunya adalah kehadiran Six Invitational di bulan Februari tahun 2021. Dalam pengumuman tersebut, Ubisoft mengumumkan kepastian penyelenggaraan Six Invitational secara offline, namun tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu Ubisoft juga mengumumkan mundurnya tahun penyelenggaraan Rainbow Six World Cup. Awalnya direncanakan hadir tahun 2021, piala dunia Rainbow Six tersebut akhirnya mundur ke tahun 2022 karena adanya situasi pandemi.

OGN Korea Dikabarkan Akan Tutup Akhir Tahun Ini

Sumber: Esports Observer
Sumber: Esports Observer

Salah satu saluran esports tertua dan terpopuler di Korea Selatan dikabarkan akan menghentikan operasionalnya pada akhir tahun ini. Rumor tersebut muncul pertama kali dari media lokal Korea Selatan FOMOS. Kim Yong-woo reporter FOMOS mendapatkan kabar tersebut dari beberapa sumber internal terpercaya yang mengatakan bahwa operasional OGN akan diberhentikan pada 31 Desmeber 2020. Kim juga mengabarkan bahwa salah satu alasan penutupan tersebut adalah karena penurunan pemasukan yang didapatkan oleh OGN dari sisi iklan. Terlepas dari semua itu, informasi ini terbilang masih rumor belaka. Lebih lanjut dikatakan juga bahwa ada kemungkinan bahwa OGN nantinya akan dilebur dengan channel lain.

Guide Dota 2: Tips Mid Laner dari MIKOTO BOOM Esports

Dalam Dota 2, posisi mid laner mungkin bisa dibilang menjadi posisi yang paling sulit. Maka dari itu tidak heran apabila pemain-pemain mid lane kawakan seperti Miracle, Sumail, atau MidOne jadi bintang yang dipuja-puja. Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda juga punya cita-cita untuk bisa jadi mid laner bintang seperti mereka?

Jangan khawatir kalau Anda belum juga berhasil mencapainya. Tetap tenang, tetap belajar, dan fokus pada proses. Seperti saya katakan di awal, role tersebut memang tergolong sulit untuk dipelajari. Jadi apabila Anda bercita-cita bisa seperti Miracle atau Sumail, jangan terlalu khawatir dengan rank. Ubah pola pikir Anda jadi lebih fokus pada proses, terus lapar dengan ilmu, dan lapar dengan pelajaran.

Pada kesempatan ini Hybrid.co.id kembali berkolaborasi dengan BOOM Esports untuk memberi sedikit ilmu atau tips Dota 2 untuk Anda yang ingin belajar bermain dan menjadi seorang mid laner yang lebih baik. Dipandu oleh Rafli Fathur Rahman atau MIKOTO, simak guide mid laner Dota 2 berikut ini.

 

Dasar-Dasar Menjadi Mid Laner

Apabila Anda adalah followers setia Instagram @boomesportsid, Anda tentu sudah melihat konten BOOMCLASS terbaru yang bertajuk How to be MIKOTO in 5 minutes. Dalam video tersebut, MIKOTO memberi sedikit panduan soal cara bermain sebagai mid laner apabila sedang apes bertemu dengan hero counter sebagai musuh. Guide dari MIKOTO terbilang masuk tingkat lanjut. Maka dari itu sebelum membahas guide dari MIKOTO, mari kita mundur sejenak dan mengingat-ingat kembali dasar-dasar menjadi mid laner.

Saya sendiri sudah lama sekali tidak bermain dan mengikuti perkembangan update Dota 2. Ketika masih aktif bermain, saya pun bukanlah pemain mid laner. Terlepas dari itu, saya sebenarnya cukup mengerti konsep dan gambaran umum peran mid laner. Hanya saja saya tidak berani untuk mencoba peran tersebut, karena terlalu sadar diri dengan skill saya yang masih masuk rata-rata pemain Archon… Hehe.

Maka dari itu saya juga mengutip konten video milik ProGuide untuk menyegarkan kembali ingatan saya soal apa apa saja yang perlu disadar saat memainkan role mid laner.

Ada 3 hal dasar yang penting untuk dipahami dari peran mid laner. Pertama adalah bentuk terrain dari area mid lane dan sekitarnya. Kedua adalah objektif atau tujuan dari bermain mid lane. Ketiga adalah memahami apa dan kenapa suatu hero cocok di mid lane.

Pertama soal bentuk terrain atau kontur tanah. Satu hal yang paling penting untuk dipahami dan disadari adalah kehadiran high ground dan low ground di area mid lane. Jalan tanah lurus sepanjang area tengah map tersebut adalah area mid lane dan merupakan area high ground. Setelah berjalan beberapa saat, Anda akan menemukan sebuah sungai. Jika Anda sadar, posisi tanah area sungai lebih rendah dibanding area tanah dekat tower. Karena itu area sungai mid lane disebut juga sebagai area low ground.

Kenapa area high ground dan low ground perlu diwaspadai? Jawabannya adalah karena area low ground akan sangat merugikan Anda saat bermain di mid lane. Low ground memberi Anda dua kerugian. Pertama, Anda tidak bisa melihat ke arah high ground ketika hero Anda sedang berada di low ground.  Area high ground akan terlihat gelap terselimuti oleh mekanik yang bernama fog of war.

Anda hanya bisa melihat area high ground musuh bila terjadi dua hal. Pertama adalah jika Anda memiliki ward di area high ground musuh. Kedua adalah jika titik pertemuan creep berada di area high ground musuh. Alaminya creep akan bertemu tepat di sungai. Karena hal tersebut, Anda harus bisa menghabisi creep musuh lebih cepat daripada musuh menghabisi creep Anda agar titik temu-nya jadi lebih maju. Ada satu konsep lagi bernama creep equilibrium, namun konsep tersebut terbilang sebagai konsep tingkat lanjut yang mungkin bisa Anda pelajari sendiri lewat guide-guide lain yang bertebaran di internet.

Kerugian kedua adalah serangan Anda akan meleset apabila menyerang dari low ground ke high ground. Kesempatan (chance) serangan meleset adalah sebesar 25% dan hanya bisa terjadi apabila Anda menggunakan hero tipe jarak jauh. Angka kesempatan meleset yang sangat besar jadi alasan kedua kenapa low ground sangat merugikan mid laner. Apalagi mid laner umumnya juga memainkan hero jarak jauh.

Kedua soal objektif atau tujuan dari bermain mid laner. Anda dituntut untuk memiliki kemampuan micro (memainkan hero) dan macro (memahami keadaan sekitar) yang baik apabila bermain sebagai mid laner. Kenapa demikian? Karena tugas pengisi peran mid laner adalah untuk bisa mendapatkan exp serta gold dan melakukan rotasi ganking ke area lain secara efisien.

Agar bisa mendapatkan exp/gold secara efisien, maka Anda harus mahir melakukan last-hit. Apakah last-hit susah? Tanpa gangguan dari pihak musuh, last-hit terbilang cukup mudah untuk dipelajari. Namun kehadiran hero musuh di mid lane akan membuat tingkat kesulitan melakukan last-hit naik dua kali lipat jadi susah minta ampun.

Penyebabnya adalah karena mekanik creep aggro dan kehadiran low ground di area mid. Soal creep aggro dibahas oleh MIKOTO, jadi akan kita bahas di bagian lanjutan dari guide ini. Apalagi pertarungan mid laner biasanya bersifat 1vs1 yang akan memberi tekanan mental kepada pemain apabila lawan yang dihadapi lebih jago.

Jika sudah berhasil farming secara efisien, tugas berikutnya seorang mid laner adalah melakukan ganking. Dalam melakukan ganking, pemain mid laner harus bisa menjawab pertanyaan kapan, ke mana, dan bagaimana.

Kapan waktu yang tepat untuk ganking bagi mid laner? Umumnya adalah ketika hero Anda sudah mencapai level 6.

Ke mana Anda harus melakukan ganking? Umumnya ke area safe lane karena ada hard carry dengan prioritas farming nomor satu yang wajib untuk dibantu.

Bagaimana Anda melakukan ganking? Dalam skenario solo ranked, melakukan smoke gank sendirian bisa jadi ide yang bagus. Tujuan smoke gank adalah agar Anda lebih mudah menangkap musuh karena posisi Anda tidak terdeteksi di area minimap.

Saya menggunakan kata “umumnya” karena masih banyak skenario ganking lain bagi seorang mid laner. Contohnya begini. Ketika bertanya kapan? Anda bisa menjawab “sekarang juga” apabila mendapat rune haste atau double damage walaupun masih belum level 6.

Ketika bertanya ke mana? Jawabannya bisa jadi ke area hard lane apabila offlaner Anda adalah kunci memenangkan peperangan namun sedang ditekan habis-habisan oleh musuh.

Ketika bertanya bagaimana? Jawabannya juga bisa polos lurus saja apabila Anda punya rune haste dan musuh yang Anda hadapi tergolong cupu. Terlepas dari itu, kapan, ke mana, dan bagaimana adalah pertanyaan yang harus selalu Anda pertanyakan ketika ingin melakukan gank.

Ketiga soal memilih hero. Tadi saya sudah menyebut bahwa hero pengisi mid laner umumnya adalah hero dengan tipe serangan jarak jauh. Kenapa harus hero ranged? Karena hero jarak dekat (melee) membuat hero Anda terjebak di low ground yang memberi dua kerugian tersebut. Namun demikian, tidak semua hero ranged cocok atau efisien dimainkan di mid lane. Untuk memastikan apakah suatu hero ranged cocok untuk dimainkan mid lane, hero tersebut harus bisa memenuhi kriteria berdasarkan dari tujuan bermain mid laner tersebut di atas.

Hero ranged tersebut harus bisa melakukan farming secara efisien. Karena ada low ground, maka hero ranged untuk mid lane biasanya punya skill dengan damage dan jarak yang lumayan sejak level satu. Fungsi dari skill tersebut adalah agar mid laner bisa farming dari jarak yang aman dan memenangkan pertarungan last-hit/deny. Hal tersebut jadi salah satu alasan kenapa hero seperti Viper, Queen of Pain, atau Storm Spirit masih relevan digunakan sebagai mid laner walaupun setelah berabad-abad Dota 2 ada.

Kedua, hero ranged tersebut juga harus efisien ketika melakukan ganking. Efisien yang bagaimana? Efisien secara damage dan juga mobilitas hero tersebut. Dengan damage yang tinggi, Anda bisa membungkam hero di bagian lane lain dengan cepat ketika melakukan gank di awal-awal permainan. Dengan mobilitas yang tinggi, kedatangan Anda jadi tidak diduga yang membuat musuh jadi tidak siap dan lebih mudah dibunuh. Queen of Pain lagi-lagi jadi contoh relevan yang paling umum. 340 pure damage di level 6 dari skill ultimate skill Sonic Wave terbilang jadi damage burst yang bisa dengan mudah membungkam muush yang lengah. Queen of Pain juga bermobilitas tinggi berkat skill Blink yang bisa membuat dia jadi mudah inisiasi ataupun kabur dari kejaran musuh.

Contoh yang saya berikan terbilang sebagai salah satu contoh yang paling umum saja. Tentu saja masih banyak hero serta cara main lain yang juga cocok dan efisien dimainkan di mid lane. Saya juga memberikan contoh dengan asumsi Anda sedang bermain Solo Ranked. Pemilihan hero serta taktik yang dilakukan tentu akan lebih fleksibel dan mungkin berbeda jauh dengan apa yang saya sebut, apabila Anda bermain sebagai tim untuk sebuah turnamen.

 

Guide Bermain Mid Laner di Dota 2 Dari MIKOTO


Dalam episode terbaru dari BOOM CLASS, MIKOTO memberi panduan bagaimana agar Anda bisa menjadi pemain mid laner seperti dirinya. Guide tersebut fokus kepada hal-hal yang harus dilakukan pada 5 menit awal ketika Anda bermain sebagai mid laner dan menghadapi hero matchup yang lebih kuat. Sebagai sarana belajar, MIKOTO menggunakan salah satu replay pertandingan yang menunjukkan pertemuan antara Sumail yang menggunakan Death Prophet dengan VP.gpk yang menggunakan Kunkka.

VP.gpk sebenarnya sudah kalah secara hero dibandingkan dengan Sumail. Salah satu alasan matchup tersebut kalah adalah karena Kunkka merupakan hero melee sementara Death Prophet adalah hero ranged. Dalam keadaan tersebut, MIKOTO mengingatkan kembali soal objektif apa yang harus dikejar oleh pemain. Ia pun mengatakan bahwa ada 2 tujuan yang harus dicapai oleh Kunkka dalam menghadapi Death Prophet.

Tujuan pertama adalah bertahan hidup selama mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka Kunkka harus sebisa mungkin menghindari serangan harass atau nyicil dari Death Prohpet. Selain dari basic attack, Death Prophet juga punya skill berjarak jauh yaitu Crypt Swarm yang bersifat area dan Spirit Siphon yang bersifat single-target. Selain itu Death Prophet juga punya kemampuan disable berupa efek silence dari skill Silence dan efek slow dari skill Spirit Siphon. Sebagai seorang Kunkka, maka Anda harus waspada dengan skill-skill milik Death Prophet tersebut.

Tujuan kedua adalah untuk mengambil farming semaksimal mungkin dalam keadaan tersebut. Karena kalah hero, MIKOTO mengatakan bahwa farming maksimal sebagai Kunkka dalam skenario tersebut bukanlah mendapatkan exp/gold sebanyak mungkin. “Kalau Anda jadi Kunkka di game tersebut, Anda tidak perlu mengincar menang laning (secara level dan gold). Di sini, Kunkka cukup mengincar seri saja. Bisa punya level yang sama dengan Death Prophet sudah terhitung sebagai kemenangan bagi Kunkka di fase laning.” Ucap MIKOTO dalam video.

Lalu bagaimana caranya untuk bisa mendapat hasil seri jika Anda sebagai Kunkka sudah terlalu sibuk menghindari agresi dari seorang Death Prophet. MIKOTO mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk membuat keadaan tetap menguntungkan bagi Kunkka adalah dengan melakukan creep aggro.

Sumber: Instagram @boomesportsid
Titik pertemuan creep secara normal. Sumber: Instagram @boomesportsid
Sumber: Instagram @boomesportsid
Titik pertemuan creep setelah melakukan aggro. Sumber: Instagram @boomesportsidT

Apa maksud creep aggro? Secara normalnya, creep hanya akan menyerang apapun yang ada di hadapannya. Tindakan creep aggro sendiri dilakukan sebagai cara untuk menarik perhatian creep untuk menyerang Anda? Bagaimana cara menarik perhatian sang creep? Anda cukup berdiri di dekat creep melee. Setelah itu Anda klik hero musuh lalu cancel serangan dengan cara tekan hotkey “S” untuk Stop. Setelah melakukan hal tersebut, maka creep akan secara otomatis menyerang Anda.

Apa tujuan menarik creep aggro? Tujuannya adalah agar creep musuh berada di sisi dekat hero kita dan jadi lebih mudah untuk diambil last-hit. Normalnya creep akan berada di sisinya masing-masing ketika bertemu dengan creep musuh.

Creep Radiant akan berada di tanah sisi Radiant yang berwarna hijau, creep Dire akan berada di tanah sisi Dire yang berwarna hitam. Umumnya tindakan creep aggro dilakukan untuk membalik posisi tersebut agar Creep Radiant jadi ada di sisi tanah Dire dan sebaliknya. Sebagai seorang Kunkka, membalik posisi creep memberi keuntungan yang sangat besar. Apabila posisi creep terbalik, maka Kunka dari sisi Dire tidak perlu bergerak menyebrang ke sisi Radiant yang mana tindakan tersebut adalah tindakan yang berbahaya untuk dilakukan.

Sumber: Instagram @boomesportsid
Sumber: Instagram @boomesportsid

“Gue juga suka sama pemilihan item-nya (Kunkka) karena dia tahu bahwa mid-nya akan kalah jadi dia rush beli botol.” MIKOTO menjelaskan seraya memberi tips selanjutnya. Dalam pertemuan matchup yang tidak menguntungkan, Anda juga harus sadar terhadap item apa yang harus Anda beli di awal-awal. Dalam video BOOM CLASS, MIKOTO menyoroti pembelian item Bottle yang dibeli VP.gpk jelang menit ke-4.

Dalam matchup tersebut, sudah pasti VP.gpk akan terkena harrass habis-habisan oleh sang Death Prophet. Bottle menjadi item defensif yang penting bagi Kunkka agar dapat bertahan hidup walau berkali-kali terkena harrass oleh Death Prophet. Bottle memberi regen 125 HP dan 75 Mana selama 2,5 detik dalam satu kali penggunaan. Apabila terisi penuh, fungsi healing tersebut bisa digunakan sebanyak 3 kali.

Untuk mengisi Bottle, Anda bisa pulang ke base sambil melakukan regenerasi di Fountain. Tetapi sebagai mid laner, Bottle akan lebih mudah untuk diisi karena Anda memiliki akses terhadap Rune yang ada di tepi atas dan bawah mid lane. Kenapa demikian? Bottle bisa menyimpan efek power up milik Rune.

Setelah Rune di-klik, hero pembawa Bottle akan menyimpan power up tersebut ke dalamnya. Bottle jadi berisi efek power up rune dan akan terisi penuh (3 charges) setelah efek power up tersebut digunakan. Kunkka juga memiliki keuntungan tersendiri dengan memiliki Bottle. Ia bisa menggunakan X Marks the Spot kepada diri sendiri, TP ke base untuk mengisi botol, dan kembali lagi ke lane setelah efek skill tersebut habis atau diaktifkan kembali.

Sumber: Instagram @boomesportsid
Dalam kondisi matchup mid laner yang buruk, memaksakan ambil last-hit di area tersebut adalah hal yang berbahaya untuk dilakukan. Sumber: Instagram @boomesportsid

“Dia juga coba stack creep di sini (jelang menit 4) tapi gagal. Tapi tindakan tersebut tergolong bagus, karena dia (VP.gpk) tidak bisa melakukan apa-apa dalam keadaan creep yang begini (berada di high ground musuh). Lu harus main sabar di mid lane apabila hero lu di-counter.” MIKOTO kembali menjelaskan apa yang dilakukan VP.gpk.

Dalam keadaan kalah matchup, bermain secara sabar adalah hal penting lain untuk dilakukan. Seperti yang dikatakan MIKOTO pada awal video, tujuan Anda di 5 menit awal game tersebut adalah untuk bertahan hidup selama mungkin sembari mendapatkan farm sebanyak yang Anda bisa.

Penjelasan di atas dilakukan MIKOTO pada saat video replay menunjukkan posisi creep yang berada di area high ground musuh. Karena tujuan pertamanya adalah bertahan hidup, maka Kunkka harus lebih waspada dengan keadaan dan mengangggap tindakan last-hit creep di teritori musuh sebagai tindakan yang sangat berbahaya.

Sebagai gantinya, Kunkka mencoba melakukan stack creep jungle. Stack creep bisa menjadi tabungan bagi Kunkka apabila momen serupa terjadi lagi di masa depan. Setelah gagal melakukan stack creep, VP.gpk lalu kembali ke lane dan tetap fokus terhadap tujuan. Sebagai gantinya, ia melakukan block creep agar titik temu creep bisa lebih dekat ke tanah sisi Dire.

Menutup pembahasan tersebut, MIKOTO juga menyoroti apa yang berhasil dicapai oleh VP.gpk dari 5 menit usaha yang ia lakukan. “Walaupun sudah expected kalah, tapi menurut gue dengan beda net-worth sekitar 300-200 sih fine banget. Lu cuma perlu main sabar. Dengan beda net-worth tersebut, satu kali gank juga seharusnya sudah bisa kembali menyamakan kedudukan net-worth.”

Kurang lebih itu saja penjelasan dari saya terkait guide memainkan peran mid laner di Dota 2 berdasarkan dari apa yang dijelaskan MIKOTO. Sebetulnya masih ada beberapa teknik yang tidak terjelaskan di dalam artikel ini. Tetapi saya yakin, Anda yang membaca artikel ini tentu sudah mengerti apa maksud dari teknik-teknik yang saya sebutkan di atas.

Pastikan Anda mengikuti akun Instagram official milik BOOM Esports yaitu @boomesportsid dan akun Instagram tim redaksi Hybrid.co.id yaitu @hybrid.dojo agar tidak ketinggalan guide Dota 2 ataupun game lain yang akan kami bagikan di lain kesempatan.

Disclosure: Artikel ini merupakan hasil kolaborasi BOOM Esports dengan Hybrid.co.id.