8 Cara Branding Produk di Sosial Media

Untuk membangun sebuah bisnis kamu perlu tahu cara branding produk karena sekeren apapun produk bisnis yang kamu miliki, jika tidak diperkenalkan secara luas akan sulit terjual dan menambah keuntungan.

Apalagi di zaman serba teknologi ini, cara branding produk di media menjadi satu hal wajib yang kamu ketahui, karena media sosial menjadi salah satu channel pemasaran yang sering digunakan selain karena memiliki massa yang banyak, biaya pemasaran di media sosial juga akan jauh lebih mudah.

Nah, bagi kamu yang memiliki sebuah bisnis berikut ringkasan cara branding di sosial media yang bisa membuat produk kamu cepat terkenal.

Apa itu branding?

Sebelum masuk ke cara branding produk di sosial media, kamu harus tahu apa yang dimaksud dengan branding.

Branding adalah cara menyampaikan sesuatu segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, produk, atau layanan sebuah bisnis maupun perusahaan.

Sementara branding produk adalah cara perusahaan mengidentifikasikan produknya kepada khalayak. Ada banyak cara untuk melakukan branding produk, hal ini dibedakan sesuai dengan produk dan channel pemasaran yang digunakan.

Cara branding produk di media sosial

Dikutip dari Orbelo, berikut adalah cara branding produk yang benar:

1. Identifikasi Audience

Cara branding produk yang pertama adalah menentukan audience dari produk yang akan dipasarkan. Contoh branding produk snack diet, maka kamu harus menetapkan audience atau calon konsumen yang ingin melakukan diet sebagai target audience

Menentukan audience bisa membantu kamu untuk membuat kamu menemukan dengan mudah brand voice, desain hingga strategi pemasaran yang menghubungkan dengan pembeli yang potensial.

2. Mengembangkan brand positioning

Ketika akan membuat produk baru, coba tentukan brand positioning yang tepat yang tentunya bisa membedakan produk kamu dengan produk perusahaan kompetitif. Brand positioning akan berguna untuk menciptakan persepsi pelanggan terhadap brand kamu.

Contoh branding produk makanan minuman susu steril seperti Bear Brand memiliki citra positioning sebagai produk yang dapat diminum saat sedang sakit , hal ini membuat konsumen memilih Bear Brand sebagai produk susu yang berhubungan dengan kesehatan.

3. Memilih nama bisnis yang tepat

Untuk melakukan branding produk dengan sukses adalah menggunakan nama bisnis yang lebih mudah diingat dan diucapkan oleh konsumen. Sehingga, ketika konsumen melihat produk dari bisnis kamu, mereka akan dengan mudah mengingat nama bisnis kamu.

4. Cerita dibalik brand

Terkadang konsumen tidak hanya mengingat bentuk dari brand saja, tetapi mereka akan bisa tersentuh dengan cerita di balik pembuatan sebuah brand. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah brand bisa memberikan impact yang positif dalam kehidupan konsumen.

5. Konsisten dalam tampilan brand

Dengan mengidentifikasi tampilan brand kamu di media sosial membuat audience bisa dengan mudah mengidentifikasi perusahaan kamu secara sekilas. Contohnya dalam pembuatan kemasan, cara branding produk makanan adalah dengan menggunakan kemasan yang berbeda dari merek lain. Misalnya, kamu membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau menggunakan warna yang cukup mencolok. Jadi, warna, font, dan citra brand harus konsisten dalam tampilan brand di media sosial.

6. Logo

Tentunya logo menjadi hal yang penting ketika melakukan branding produk di media sosial karena disamping nama perusahaan, logo juga menjadi hal pertama yang dikenali oleh konsumen. Kamu juga harus membuat logo yang cukup ikonik dan mudah dikenali oleh konsumen, contoh logo yang menarik dan mudah dikenali oleh konsumen adalah lagu dari merek Apple.

7. Membuat iklan

Cara branding produk di media sosial yang cukup penting adalah memasang iklan atau ads, karena dengan memasang ads, produk kamu bisa dikenali oleh banyak orang yang sesuai dengan target audience produk yang akan kamu branding.

Iklan digital juga termasuk jenis pemasaran yang cukup murah dan bisa disesuaikan dengan budget pemasaran yang kamu miliki.

8. Interaksi dengan konsumen di media sosial

Media sosial tidak hanya bisa dijadikan sebagai bentuk channel pemasaran atau penjualan produk saja, media sosial bisa digunakan untuk melakukan komunikasi dengan konsumen. Hal ini juga bisa menambah nilai dari brand kamu, karena perusahaan yang ramah dan dekat dengan konsumennya bisa meningkatkan loyalitas dari konsumen yang berujung dengan peningkatan penjualan.

Nah, itu adalah 8 cara branding produk di media sosial. Selain cara di atas, kamu juga perlu melakukannya secara konsisten agar audience tidak mudah lupa dengan brand atau perusahaan milik kamu.  

Brand Awareness: Pengertian, Indikator, Piramida dan Strategi Meningkatkannya

Brand awareness  merupakan istilah pemasaran yang menggambarkan tingkat pengenalan konsumen terhadap suatu produk dengan namanya. Terciptanya brand awareness menjadi langkah kunci dalam mempromosikan merek atau produk, sehingga dapat dicintai konsumen.

Pada dasarnya, brand awareness dimulai dari hal sederhana, seperti terdapat kualitas yang membedakan merek atau produk dari kompetitor di pasar. Maka dari itu, penting bagi pelaku bisnis untuk mengetahui lebih jauh tentang brand awareness.

Pada artikel ini akan dipaparkan penjelasan lengkap terkait brand awareness. Mulai dari pengertian, strategi meningkatkannya, indikator keberhasilan hingga jenis-jenisnya berdasarkan tingkatan piramida. Simak selengkapnya.

Apa Itu Brand Awareness?

Brand awareness atau kesadaran merek mengacu pada keakraban konsumen dengan produk atau layanan tertentu. Dalam bisnis, kesadaran merek dapat diciptakan melalui campaign, yang berupaya membiasakan masyarakat dengan produk atau layanan dari sebuah merek tertentu.

Semakin konsumen akrab terhadap produk atau layanan dari sebuah merek tersebut, maka semakin berdampak baik bagi perusahaan. Perusahaan akan menerima kredibilitas, sensitivitas harga yang lebih rendah, kepercayaan dan loyalitas  pelanggan, serta lebih banyak penjualan.

Cara kerjanya yakni ketika konsumen dihadapkan pada beberapa pilihan produk dari berbagai merek, konsumen akan cenderung membeli produk dengan merek yang lebih dikenalinya, ketimbang produk dengan merek tidak dikenal.

Misalnya, pada produk minuman ringan cenderung memiliki warna dan rasa yang hampir serupa, seperti Coca-cola dan Pepsi, akan mengandalkan kesadaran merek untuk membuat merek mereka dapat lebih unggul di hati konsumen.

Piramida Kesadaran Merek

Sebelum mulai membangun brand awareness, perlu dipahami juga berbagai tingkat kesadaran yang memengaruhi perjalanan pembeli. Ada empat tingkat kesadaran merek yang divisualisasikan dengan menggunakan piramida kesadaran merek.

Berikut ini adalah piramida brand awareness menurut David Aaker.

  • Level Satu: Kesadaran Nol

Pada tahapan dasar piramida ini, Anda baru memiliki sedikit bahkan tidak memiliki kesadaran pelanggan tentang bisnis Anda. Meski begitu, masih terdapat banyak kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan kesaradan tersebut.

  • Level Dua: Pengenalan Merek

Pengenalan merek memungkinkan target audiens untuk segera mengidentifikasi bisnis Anda. Misalnya, dapat melalui penanda visual seperti logo, slogan, skema warna, kemasan, atau kampanye pemasaran.

  • Level Tiga: Brand Recall

Brand recall terjadi ketika seseorang membutuhkan suatu produk atau layanan, maka yang terlintas di benaknya adalah milik brand Anda. Hal ini bisa terbentuk dari sebuah kebiasaan melihat, mendengar bahkan menggunakan brand tersebut.

  • Level Empat: Top of Mind

Kesadaran top of mind atau puncak pikiran mengacu pada merek pertama yang muncul di pikiran, setelah dikaitkan dengan produk, layanan, atau merek serupa. Misalnya, ketika membahas restoran cepat saji, brand yang pertama muncul di pikiran banyak orang adalah McDonald’s. Artinya, McDonald’s telah mencapai jenis kesadaran puncak.

Strategi Meningkatkan Kesadaran Merek

Tingkat brand awareness yang lebih tinggi pada suatu merek dapat berfungsi sebagai parit ekonomi, yang dapat menjadikan merek tersebut unggul di pasar dan mencegah kompetitor mendapatkan pangsa pasar tambahan.

Maka dari itu, banyak perusahaan yang menerapkan berbagai strategi meningkatkan brand awareness. Ada pun beberapa strategi yang dapat diterapkan sebuah perusahaan dalam meningkatkan kesadaran merek secara efektif, antara lain sebagai berikut:

  • Ciptakan Brand Personality

Dalam mencapai tingkat kesadaran merek yang tinggi, brand perlu memiliki pesona yang kuat. Ciptakan kepribadian dan suara sesuai dengan karakter brand, yang mudah diingat dan dikenal masyarakat secara konsisten.

  • Gunakan Influencer Marketing

Di semua platfom media sosial saat ini terdapat para influencer yang memiliki banyak audiensnya tersendiri. Pemanfaatkan influencer yang sesuai dengan industri brand untuk mempromosikannya, dapat menarik audiens tersebut mengenal produk atau layanan Anda.

  • Lakukan Pemasaran Konten

Melalui media sosial, Anda dapat menunggah konten berkualitas yang sesuai dengan target pasar yang dituju. Saat audiens menikmati unggahan tersebut, mereka cenderung melakukan interaksi yang dapat meningkatkan engagement, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kesadaran merek bisnis Anda.

  • Buat Program Referral

Program referral adalah memberikan insentif kepada pelanggan yang memberikan rekomendasi produk kepada relasi dan kerabatnya. Strategi ini dapat digunakan untuk mengubah jaringan konsumen yang ada menjadi bagian dari basis pelanggan. Cara ini tergolong ampuh untuk meningkatkan kesadaran merek bisnis.

  • Campaign Lapangan

Selain melakukan berbagai stategi meningkatkan kesadaran merek secara online melalui berbagai platform media sosial. Penting juga untuk menjalankan strategi kampanye lapangan secara offline. Misalnya, dengan memasang billboard di daerah strategis, bekerja sama dengan transportasi umum untuk memasang poster brand, dan lain-lain.

Indikator Keberhasilan Brand Awareness

Setelah menjalankan berbagai jenis strategi dalam meningkatkan kesadaran merek bagi bisnis Anda, ada beberapa indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan berupa tingkat brand awareness yang tercipta. Ada pun indikatornya antara lain sebagai berikut.

  • Brand Impressions

Metrik paling umum yang dapat digunakan untuk mengukur tingginya kesadaran merek yang tercipta yakni dari jumlah tayangan konten kampanye yang diunggah. Dari brand impressions, Anda dapat mengetahui jumlah keterlibatan, klik, dan lalu lintas situs web untuk lebih memahami bagaimana audiens menerima konten kampanye tersebut.

  • Engagement Media Sosial

Platform media sosial menawarkan banyak metrik dan alat analitik yang kuat, terutama pada iklan dan postingan bersponsor. Saat membangun kesadaran merek secara organik atau melalui opsi berbayar, penting untuk mengukur metrik sosial, mencakup: jumlah jangkauan, tayangan, suka, bagikan, komentar, klik, ikuti, mention, dan penggunaan hashtag.

  • Website Traffic

Dengan melihat traffic pada situs web, Anda dapat mengetahui seberapa besar audiens yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut terkait sebuah brand. Anda juga dapat memeriksa sumber rujukan, berasal dari platform mana audiens tersebut. Sederhananya, ketika traffic meningkat ketika tengah meluncurkan kampanye, maka itu pertanda bahwa brand awareness sedang dibangun.

  • Volume Penelusuran di Mesin Pencari

Data volume penulusuran seputar keyword bisnis dan industri brand dapat berguna untuk meluncurkan campaign kesadaran merek yang lebih terinformasi dan tertarget. Ada pun tools yang dapat digunakan untuk mengukur data tersebut yakni Google Trends, Google Keyword Planner, Moz Keyword Explorer, dan SEMrush.

  • Survei Kesadaran Merek

Selain indikator kuantitatif, Anda juga bisa memperoleh umpan balik kualitatif terkait kesadaran merek, melalui survei. Cara ini juga dapat mempererat hubungan brand dengan audiens ke depannya.

Demikian penjelasan lengkap terkait brand awareness. Semoga bermanfaat.

Pentingnya Personal Branding untuk Membangun Karir

Akhir-akhir ini istilah personal branding cukup terdengar nyaring di berbagai media sosial. Sebenarnya apa, sih, personal branding itu dan apakah semua orang perlu memiliki personal branding? Lalu, apa pentingnya personal branding?

Mengutip dari Forbes, personal branding atau pemasaran diri adalah sebuah cara menentukan persepsi orang lain terhadap diri kamu yang dapat membantu untuk mencapai tujuan yang ingin kamu tuju.

Secara umum pentingnya personal branding untuk pribadi adalah untuk membentuk siapa sebenarnya diri kita dan apa yang dapat kamu lakukan.

Masih banyak lagi, poin penting terkait personal branding. Cari tahu manfaat atau pentingnya personal di artikel berikut.

5 Poin Pentingnya Personal Branding

Apa pentingnya personal branding di tahun 2022? Personal branding sangat penting untuk kamu yang mengejar karir atau sebagai karyawan. Dikutip dari Dummies, ada tujuh keuntungan memiliki personal branding.

1. Memiliki Kepercayaan Diri

Saat kamu sedang mengembangkan personal branding diri kamu, dengan itu juga kamu membentuk kepercayaan diri. Hal ini karena diri kamu percaya jika ada sebuah kualitas yang kamu miliki dan siap untuk dibagikan ke orang lain.

Contoh kamu memiliki skill desain yang cukup baik, dengan ini juga kamu mencoba menawarkan skill yang kamu miliki ke klien. Maka, personal branding akan berperan untuk membantu menjadi sebuah kepercayaan diri dan juga memberikan arahan yang tepat. Dengan memiliki personal branding yang baik, kamu juga akan meminimalkan kelemahan yang selama ini menjadi ketakutan.

2. Bisa Mendapatkan Dukungan yang Kamu Butuhkan

Jika, kamu sudah memiliki personal branding, orang-orang juga akan mengetahui diri kamu dan mencari tahu kehidupan kamu lebih jauh. Dengan ini, tidak segan juga orang-orang akan memberikan dukungan yang kamu butuhkan.

Personal branding juga bisa menentukan apa kebutuhan kamu dan siapa saja yang bisa memenuhinya.

3. Memiliki Fokus Terhadap Diri Kamu

Pentingnya memiliki personal branding adalah kamu bisa lebih paham tentang siapa sebenarnya diri kamu, apa yang terbaik untuk diri kamu, dan bagaimana kamu bisa menggunakan kelebihan yang kamu miliki.

Sehingga, tidak ada waktu lagi untuk mencampuri urusan yang memang tidak penting. Fokus ke diri sendiri juga sangat berguna untuk pertumbuhan karir. Namun, bukan berarti kamu tidak peka terhadap sosial yang terjadi di sekitar kamu, karena kamu juga perlu tahu apa yang terjadi di sekitar agar tidak mengganggu pekerjaan atau kehidupan yang ingin kamu capai.

4. Kamu Berbeda dalam Sebuah Kompetisi

Tidak dipungkiri jika dalam dunia kerja bahkan hidup sekalipun seperti sebuah kompetisi. Akan tetapi, memiliki personal branding juga bisa membantu kamu untuk memiliki nilai lebih dibandingkan rekan kerja lainnya.

Apalagi jika kamu bekerja sebagai freelance, tentunya personal branding ini sangat penting. Dengan memiliki personal branding, kamu akan terlihat lebih istimewa di mata klien atau pelanggan. Sehingga, mereka juga tidak segan untuk membiarkan kamu menjalankan project-nya.

5. Memiliki Peluang Besar untuk Dikenal Orang Lain

Membentuk personal branding juga bisa membuat kamu dikenal dengan banyak orang. Apalagi, jika kamu membuat personal branding di media sosial seperti Linkedin, Instagram, Twitter, atau Facebook yang siapa saja dapat mengaksesnya.

Peluang dikenal orang lain ini akan membantu kamu mendapatkan relasi atau pengalaman baru, kamu bisa diundang atau diajak bekerja sama dengan organisasi atau pihak tertentu. Bahkan, bisa jadi kamu yang langsung direkrut oleh perusahaan secara langsung. Kamu juga bisa menjangkau karir dengan luas.

Sehingga, bisa dibilang apa pentingnya personal branding adalah untuk membentuk diri agar bisa menentukan tujuan hidup atau karir. Apa pun personal branding yang kamu miliki, itu tetap menjadi diri kamu sendiri. 

Saat ini melakukan personal branding bisa dilakukan secara digital, seperti blog atau media sosial.

Mendalami Peran “Brand” sebagai Kreator Konten

Makin meningkatnya transaksi online menandakan bahwa media digital adalah channel iklan yang perlu diseriusi meski brand menjual produk secara offline. Strateginya tidak bisa disamakan ketika beriklan di televisi atau media cetak sebab channel digital tersebut memiliki karakteristik pengguna yang berbeda.

Hanya saja, membuat konten itu bukan perkara yang mudah. Ketersediaan data di dunia maya akan berguna sebagai bekal untuk membuat konten. Mendalami soal ini, edisi #SelasaStartup kali ini menghadirkan CEO The F People Rachel Octavia. Rachel banyak bercerita bagaimana tantangan dan peluang brand sebagai kreator konten di media digital.

Berikut rangkumannya:

1. Konsumsi informasi saat ini

Sebelum era digital dimulai, komunikasi antara brand dengan konsumen tergolong statis karena informasi hanya bisa didapat sangat terbatas. Konsumen umumnya hanya didikte iklan televisi, radio, dan koran.

Beda halnya dengan sekarang, informasi begitu mudahnya didapat. Menurut Rachel, kondisi ini pada akhirnya membuat brand harus pintar dalam menata konten bagaimana bisa menangkap dan engage dengan konsumen yang sesuai dengan target brand.

“Dalam tipe komunikasi saat ini brand harus membuat konten yang menyampaikan kejujuran, punya tujuan, dan otentik,” kata dia.

Sebagai tambahan, menurut dari statistik Google, secara rerata kini orang melakukan delapan hal lewat internet, membuka delapan aplikasi dalam seharinya, dan menghabiskan waktu paling tidak delapan detik saat melihat konten.

2. Sesuaikan konten dengan platform digital

Berangkat dari fakta di atas, brand punya pekerjaan rumah bagaimana ketatnya seleksi informasi yang ingin diterima oleh konsumen. Untuk itu, brand perlu tahu distribusi channel apa saja yang tepat untuk menyasar konsumen yang ingin dituju agar tidak salah kirim target.

Rachel menggambarkan Facebook seperti majalah, di mana konsumen mencerna konten dengan minim interaksi hanya memencet tombol like. Di sini konsumen cenderung kurang menyukai engage dengan video atau konten bermerek.

Sementara Twitter dianggap seperti koran yang juga memiliki minim interaksi. Instagram, di sisi lain, dianggap seperti tempat bermain, konsumen dapat memberi tanda “like“, komentar, berbagi ke pengguna lain, dan “follow” akun yang mereka suka.

“Line lebih ke arah konten yang ringan, menyenangkan, karena banyak dipakai anak milenial. Sementara YouTube seperti TV digital yang minim interaksi dan situs itu seperti one time stop outlet, jadi akan bergantung pada pengalaman konsumen apakah loading-nya lama atau tidak dan sebagainya.”

3. Pelajari karakteristik konsumen

Berkaitan dengan poin sebelumnya, Rachel menjelaskan konsumen digital saat ini cenderung mudah bosan karena akses terhadap informasi kini begitu mudah. Oleh karena itu, mereka sekarang sangat selektif dalam mendapatkan info, umumnya mencari sesuatu yang memikat mata.

Ketika ada konten yang menarik, konsumen akan lebih reaktif dengan secara otomatis langsung meninggalkan jejak memencet tombok “like” dan berkomentar. Komentar ini merupakan tanda butuh pengakuan di dunia maya, entah ingin terlihat pintar atau sekadar berbagi info yang menandakan dia ingin dikenali orang.

Di tambah, saat bertransaksi online konsumen digital itu ada tiga ciri khas. Yakni mereka mudah penasaran, namun di saat yang bersamaan juga sering menuntut dan tidak sabar.

4. Menyesuaikan konten

Ketika tiga poin sudah dikuasai, maka saatnya brand memosisikan diri sebagai kreator konten. Konten itu harus sesuai dengan kepribadian suatu brand, harus terasa nyata dan tidak dibuat-buat, dan juga ringan.

Brand harus memperhatikan bagian pembuka karena delapan detik pertama itu sangat penting dan berhubungan dengan target konsumen. Konsumen digital tidak akan mengacuhkan konten apabila tidak relevan dengan mereka.

“Brand juga harus membuat konten yang kekinian, berhubungan dengan isu yang terjadi sekarang. Yang terpenting, bahasa yang dipakai harus tepat sesuai dengan target konsumen.”

Dari segi visual, gambar yang dipakai harus eye catching, pemilihan warna dan jenis huruf yang tepat, dan trendi. Ditambah lagi, penggunaan caption entah qoute, candaan, dan emoji yang menarik apabila ingin meningkatkan engagement di media sosial.

Tak lupa, setelah konten dipublikasi, brand harus rajin melakukan evaluasi. Pertama dimulai dari tahap awareness-nya, bagaimana impresi, reach, awareness, dan view. Berikutnya masuk ke tahap evaluasi, lihat bagaimana berapa banyak yang mengklik, view, memberi komentar, engagement, like, love, dan Retweet.

Terakhir, di tahap purchasing, berapa banyak yang akhirnya membeli produk dari suatu brand setelah beriklan. Keseluruhan tahap evaluasi ini bisa menggunakan tools yang disediakan Google Analytics, Google Keyword Planner, Google Trend, YouTube Analytics, Instagram Analytics, Facebook Analytics, Twitter Analytics, dan Keyhole.io

Strategi Menguatkan Branding untuk Startup

Branding merupakan usaha yang perlu dilakukan secara terus-menerus. Keberlanjutan dan konsistensi akan mengantarkan menuju tujuan. Dalam perjalanannya strategi branding butuh penguatan, kadang butuh diubah sesuai dengan kebutuhan (rebranding). Banyak aspek yang mengharuskan hal itu terjadi.

Berikut beberapa hal yang sekiranya bisa dilakukan untuk menguatkan strategi branding dalam perjalanan membangun startup.

Pengalaman sempurna saat mengakses web

Branding tidak hanya soal bagaimana pengguna mengenal produk atau layanan Anda, tetapi juga pengalaman terhadap apa yang Anda berikan. Salah satu yang merusak dari usaha branding adalah ketidakmampuan pengguna mendapatkan ekspektasi mereka terhadap produk atau layanan Anda. Sesederhana soal akses terhadap web.

Dalam hal menjaga kualitas, jika bisnis Anda menghadirkan solusi berbasis teknologi pastikan mereka dengan mudah menjangkau melalui akses web. Tidak hanya soal nama yang mudah dieja, tetap juga situs yang mudah diakses dan informasi yang cukup untuk mereka. Cukup untuk mengidentifikasi apa sebenarnya produk Anda dan apa yang bisa Anda tawarkan untuk membantu permasalahan mereka.

Pengalaman dalam mengakses web inilah yang seharusnya diberikan untuk pengguna Anda. Dengan pengalaman terbaik ini Anda bisa mengantarkan nilai-nilai yang ingin Anda perkenalkan ke pengguna Anda. Untuk hal satu ini memperhatikan UI / UX sebagai salah satu poin, di samping pemilihan infrastruktur server.

[Baca juga : Branding Autentik Dibangun Secara Perlahan]

Riset dan strategi

Di era sekarang kanal pemasaran semakin banyak, salah satunya melalui peran media sosial. Ada tiga platform besar yang ada sekarang yakni Facebook, Instagram dan Twitter. Ketiganya adalah sumber yang bisa dipelajari dalam membangun strategi branding yang berkelanjutan. Bisa untuk mempelajari kemauan pengguna, respons pengguna atau bahkan sentimen pengguna terhadap sesuatu hal. Ini berarti media sosial adalah “ladang” data yang bisa dimanfaatkan dalam proses membangun strategi selanjutnya.

Kebiasaan meneliti kanal-kanal pemasaran ini sangat bermanfaat bagi perkembangan branding di startup. Tidak hanya media sosial, studi di kanal lain seperti SEO, email marketing, dan lain sebagainya bisa jadi bahan dasar untuk penyusunan strategi.

Data-data yang didapatkan dapat membantu untuk menentukan arah dan peluang potensi pengguna. Sekaligus bisa digunakan untuk menguatkan pesan atau nilai yang coba dibawa. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan momen yang sedang ramai dibicarakan. Kuncinya ada di analisis.

[Baca juga : Pentingnya Branding Bagi Startup]

Copywriting dan cara berkomunikasi yang baik

Hal selanjutnya yang bisa membantu strategi branding Anda adalah komunikasi. Karena kebanyakan media sekarang didominasi media online salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah copywriting yang bagus dan kemampuan memilih image atau gambar pelengkap yang sesuai. Cara terbaik berkomunikasi di era digital.

Pemilihan kata, maksud dan kalimat harus disusun rapi dan sesuai. Hindari kata-kata yang bertolak belakangan dengan penggambaran bisnis Anda. Hindari juga memuat gambar yang memiliki kesan negatif di masyarakat. Jika memungkinkan hire mereka yang berpengalaman di bidang media sosial untuk mengelola akun Anda. Dan selalu ingat, konsistensi. Apa yang coba Anda gambarkan di akun Facebook haruslah senada dengan apa yang coba Anda gambarkan di Twitter. Demikian sebaliknya dan untuk kanal media sosial lainnya.

Cari keunggulan dan kelemahan

Proses membangun branding tidak bisa lepas dari bagaimana Anda melihat persaingan di sekitar. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari pesaing atau kompetitor Anda. Bagaimana mereka mencoba membangun branding dan melihat strategi mereka.

Kemudian Anda bisa mengamati apa yang sedang coba mereka gambarkan. Tulis itu dan kemudian bandingkan dengan rencana-rencana Anda. Jika Anda baru memulai dan merasa kesulitan dalam bersaing Anda bisa mencari perbedaan. Temukan sesuatu yang unik dari produk atau layanan Anda, ubah itu menjadi sesuatu kekuatan dan tonjolkan itu sebagai identitas.

Sumber : Forbes, Entreprenuer, Inc

Beberapa Strategi Menguatkan “Branding”

Membangun sebuah bisnis selalu dimulai dari membangun citra produk atau perusahaan. Berusaha membuat citra yang baik merupakan keharusan yang tidak mudah. Usaha branding selalu memiliki kasus yang berbada untuk setiap produk atau layanan. Pada intinya, usaha branding ditekankan pada bagaimana membuat masyarakat beranggapan positif terhadap sebuah produk atau layanan.

Berikut ini beberapa kiat melakukan branding yang layak dicoba untuk menumbuhkan kesan positif.

Memposisikan diri

Untuk membentuk citra yang baik di mata masyarakat, penting untuk bisa memposisikan diri. Mengenai siapa dan alasan mengapa ada. Deskripsikan dengan jelas siapa dan apa yang dikerjakan. Ini membantu masyarakat memilih dan memilah. Ketahui dengan pasti seperti apa produk dikenal di masyarakat. Apakah sebagai produk dengan solusi yang baik atau bahkan produk baru yang tidak membawa hal baru.

Berarti untuk seseorang, bukan semua orang

Produk atau layanan didesain untuk menyelesaikan masalah. Untuk bisa fokus mengembangkan produk pastikan untuk memberikan perhatian lebih kepada mereka yang benar-benar terwakili dengan produk atau layanan Anda. Begitu juga untuk branding. Anda tidak bisa menyenangkan semua orang, fokuslah pada mereka yang merasa produk Anda merupakan solusi mereka. Selalu berorientasi kepada apa yang mereka butuhkan.

Jelaskan bagaimana Anda melakukannya

Untuk membangun citra yang baik, pastikan masyarakat mengenal produk dengan baik. Selain solusi yang ditawarkan, mengenalkan bagaimana produk Anda bekerja tidak ada salahnya dicoba. Semakin jelas Anda mendefinisikan dan menggambarkan produk Anda, bisa membuat masyarakat semakin dekat dengan produk Anda. Bangun kenyamanan dan hubungan harmonis dengan pelayanan maksimal di bagian pelayanan pelanggan. Hal tersebut manjur untuk menjaga keterikatan pengguna.

Jika ada kisah di balik produk, ceritakanlah

Untuk membuat masyarakat terwakili dan dekat dengan sebuah produk, perlu untuk mengajak mereka mengenal lebih dalam. Anda bisa menggunakan kisah-kisah di balik pengembangan atau kisah yang menginspirasi dibuatnya produk tersebut. Cerita-cerita semacam itu bisa membantu masyarakat mengenal lebih dalam produk Anda.