Versi Terbaru Opera untuk Android Hadirkan Fitur Dark Mode yang Komprehensif

Kalau bukan karena Android 10, hype fitur Dark Mode mungkin tidak akan setinggi sekarang. Tampilan serba gelap ini awalnya memang terkesan sepele, namun sekali mencoba, sulit rasanya untuk melupakannya, terutama buat konsumen yang mayoritas jam pemakaian ponselnya berlangsung menjelang tidur di malam hari seperti saya.

Dark Mode merupakan fitur bawaan sistem, yang artinya ia cuma bisa diterapkan di aplikasi-aplikasi bawaan saja, kecuali ada upaya ekstra dari developer aplikasi pihak ketiga untuk meng-update, maupun seperti yang dilakukan OPPO melalui ColorOS 7. Salah satu contoh upaya developer yang patut diapreasi adalah yang dilakukan Opera baru-baru ini.

Opera 55 Night Mode

Lewat Opera versi 55 yang baru saja diluncurkan, para pengguna Android diberi kebebasan untuk mengatur intensitas Dark Mode sesuai preferensinya masing-masing. Jadi yang disuguhkan di sini bukan sekadar tampilan cerah atau gelap, melainkan yang amat spesifik hingga mencakup temperatur warna.

Ya, seandainya tampilan gelap bawaan Opera masih terasa menyilaukan, Anda bisa menyempurnakannya lebih lanjut dengan menurunkan tingkat kecerahan (dimming), serta mengganti temperatur warnanya menjadi kekuningan (warm). Lebih menarik lagi, pengaturan ini berlaku untuk semua situs, termasuk yang belum dirancang untuk mendukung Dark Mode.

Opera 55 Night Mode

Opera juga memastikan tidak ada elemen menyilaukan yang tersisa, macam keyboard contohnya. Jadi saat keyboard-nya muncul di layar, Opera akan menumpukkan overlay di atasnya supaya ia tidak kelihatan terang sendiri. Tentu saja, seperti halnya fitur Dark Mode bawaan sistem, pengaturan di Opera ini dapat dijadwalkan sesuai jam matahari terbit dan terbenam.

Kalau dipikir-pikir, Opera mungkin terkesan terlalu serius menyikapi tren Dark Mode ini. Namun mereka sebenarnya punya alasan tersendiri: markas besar tim developer Opera berada di kota Oslo, Norwegia. Di sana, seperti di negara-negara Skandinavia lainnya, jam terbit matahari sangatlah pendek – hanya sekitar enam jam per hari – terutama di musim dingin seperti sekarang.

Sumber: Opera.

Application Information Will Show Up Here

Opera 64 Hadirkan Fitur Tracking Blocker Terintegrasi

Sejak merilis fitur VPN terintegrasi, Opera banyak dipandang sebagai browser yang memprioritaskan aspek privasi. Tidak puas dengan itu saja, Opera lanjut merilis fitur adblocker terintegrasi. Apakah upaya mereka memperjuangkan privasi konsumen sudah selesai? Rupanya belum.

Versi teranyar Opera 64 yang dirilis baru-baru ini memperkenalkan satu tambahan lagi, yakni tracker blocker. Jadi selain iklan, Opera sekarang juga bakal memblokir third-party tracker. Dampak positif yang bakal paling mudah kelihatan adalah, pengguna akan lebih jarang ‘dibuntuti’ dari situs ke situs oleh iklan produk tertentu.

Opera 64

Opera memang merancang fitur ini dengan tujuan utama untuk melindungi privasi konsumen. Namun mereka juga mengklaim bakal ada peningkatan dari sisi performa. Berkat tracker blocker, proses loading suatu halaman situs bisa dipercepat hingga 20 persen. Digabungkan dengan adblocker, peningkatan kecepatannya malah bisa mencapai angka 76 persen kata Opera.

Tentu saja Opera memastikan kedua fitur ini dapat diaktifkan atau dinonaktifkan dengan mudah, apalagi mengingat belakangan ini semakin banyak situs media yang meminta pengunjungnya untuk mematikan fitur serupa agar dapat mengakses kontennya. Bagi yang rutin mengunjungi salah satu situs tersebut, mereka bisa menonaktifkan adblocker dan tracker blocker khusus untuk situs itu saja.

Opera 64

Selain tracker blocker, Opera 64 juga menghadirkan fitur Snapshot yang lebih komprehensif. Di samping sekadar mengambil screenshot, fitur ini sekarang juga bisa dipakai untuk menyimpan halaman situs ke format PDF secara langsung, atau mengambil screenshot satu halaman penuh (dari atas sampai ke bawah).

Fitur corat-coret hasil screenshot-nya juga ikut disempurnakan. Pengguna sekarang dapat menambahkan teks, mengubah hasil screenshot-nya menjadi meme jika perlu. Selain via toolbar, fitur Snapshot ini juga dapat diakses menggunakan shortcut Shift+Ctrl+5.

Sumber: Opera.

Cara Menghapus Kata Sandi yang Tersimpan di Mozilla Firefox (update 2019)

Pernah kan ditawari untuk menyimpan kata sandi ketika login ke layana email atau Facebook? Nah, semua peramban menawarkan fitur penyimpan tersebut. Gunanya untuk memudahkan pengguna mengakses akun yang sama dengan menghilangkan prosedur input kedua data secara manual.

Tapi data-data yang tersimpan di dalam peramban ini berpotensi dieksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu beberapa ahli menyarankan untuk menghapus data tersebut secara berkala atau ketika komputer dipergunakan oleh orang lain.

  • Jalankan peramban Firefox Anda kemudian kliktombol menu di kanan atas, kemudian temukan menu Logins and Passwords.

Cara Menghapus Kata Sandi yang Tersimpan di Peramban Mozilla Firefox

  • Kemudian akan muncul sebuah jendela popup seperti ini.
  • Untuk menghapus sandi, klik tombol Remove All dan berikan konfirmasi perintah. Setelah itu semua sandi tersimpan akan dihapus dari memori perangkat.

Cara Menghapus Kata Sandi yang Tersimpan di Peramban Mozilla Firefox_4

  •  Atau bisa dengan mengklik tombol Menu di sudut kanan atas kemudian klik Options. Di jendela baru klik menu Security – Saved Passwords.

Cara Menghapus Kata Sandi yang Tersimpan di Peramban Mozilla Firefox_2

  • Kembali lagi muncul sebuah jendela baru dengan tampilan seperti ini. Nah, ini adalah daftar layanan, username dan kata sandi yang tersimpan di dalam peramban Anda. Di bagian bawah ada tiga opsi untuk mengatur data-data tersebut. Antara lain Remove untuk menghapus data terpilih, Remove All untuk menghapus semua data dan Show Password untuk menampilkan karakter kata sandi.

Cara Menghapus Kata Sandi yang Tersimpan di Peramban Mozilla Firefox_3

Selamat mencoba dan semoga membantu ya.

Sumber gambar header Shutterstock.com.

Berkat Chromium, Microsoft Edge Kini Tersedia di Windows 7, 8 dan 8.1

Janji Microsoft untuk menghadirkan browser Edge di luar platform Windows 10 perlahan mulai ditepati. Belum lama ini, mereka merilis versi preview dari Microsoft Edge untuk macOS yang dari awal bahkan sudah membawa dukungan terhadap fungsi Touch Bar milik MacBook Pro.

Platform ‘lawan’ sudah, sekarang giliran platform sendiri, tapi yang sudah hampir ditinggalkan, yakni Windows 7, Windows 8 dan Windows 8.1. Ya, Microsoft Edge kini dapat dicoba oleh mereka yang masih menggunakan Windows versi lawas, entah itu secara terpaksa atau memang belum tergerak untuk upgrade.

Untuk mengunduhnya, pengguna cukup membuka situs Microsoft Edge Insider melalui perangkat Windows 7, 8, atau 8.1 miliknya. Meski statusnya masih preview, Microsoft menegaskan bahwa sebagian besar fitur yang ditawarkan sama seperti Edge di Windows 10. Untuk kalangan enterprise yang membutuhkan mode Internet Explorer pada Edge, fitur ini dipastikan bakal hadir dalam waktu dekat.

Kehadiran Edge di versi-versi lama Windows ini menunjukkan betapa besar pengaruh pengadopsian teknologi Chromium yang telah Microsoft lancarkan sejak mengumumkan rencananya di bulan Desember lalu. Tujuannya tentu adalah untuk memberikan pengalaman browsing yang lebih baik, terlepas dari versi Windows apa yang konsumen gunakan.

Di saat yang sama, kalangan developer pun juga ikut diuntungkan. Mereka dapat berkreasi tanpa harus terhambat isu fragmentasi. Andai mereka membuat sebuah web app yang sangat keren untuk Chrome, web app tersebut dipastikan juga bakal memberikan pengalaman yang sama di browser Edge pada perangkat yang masih menjalankan Windows 7.

Sumber: Microsoft.

Lewat Acara ‘Hari Developer’, Oppo Undang Pengembang Lokal Untuk Berpartisipasi di Ekosistemnya

Bagi khalayak awam, Oppo merupakan nama yang sulit dipisahkan dari kegiatan swafoto berbekal kamera smartphone, meski belakangan sang perusahaan Guangdong itu pelan-pelan berupaya mengubah citra produknya. Yang tak banyak orang ketahui ialah, Oppo sudah cukup lama melakukan pengembangan di beragam ranah teknologi, contohnya seperti kecerdasan buatan, imaging, cloud, hingga persiapan 5G.

Di segmen mobile sendiri, Anda mungkin pernah mendengar soal Oppo App Market, yaituplatform penyedia konten dan aplikasi untuk perangkat bergerak. Sang produsen meramunya agar jadi ‘pasar app‘ yang menyajikan pengalaman pemakaian terpadu, cerdas serta menyeluruh. Oppo juga mendesain pasar aplikasinya secara terbuka dan mempersilakan para developer dari berbagai negara buat mendistribusikan kreasi mereka.

Oppo Developer Day 1

Tepat tanggal 20 Juni 2019 kemarin, Oppo menggelar acara Oppo Developer Day pertama di kota Jakarta. Di sana, sang produsen menyambut kedatangan kurang lebih 200 developer app dari Indonesia dalam sesi presentasi dan sharing. Oppo kabarnya telah menginvestasikan sumber daya dalam jumlah besar di tanah air demi mendukung para pengembang lokal. Program utamanya mereka namai Golden Seed Plan, bertujuan buat ‘menawarkan developer pendekatan operasional yang beragam secara personal’.

Berdasarkan penjelasan Oppo, Golden Seed Plan dieksekusi berdasarkan kemajemukan pengguna di Oppo Open Platform. Ekosistemnya meliputi browser, app market, game center dan lain-lain (akan dibahas lebih jauh di bawah). Anda mungkin penasaran soal seberapa banyak penggunanya.

Oppo Developer Day 3

 

Pontensi di Indonesia

Oppo melihat Indonesia sebagai pasar berpotensi tinggi. Di presentasinya, General Manager Oppo International Internet Business Centre Liu Xiaobo menyampaikan bahwa saat ini Indonesia menempati urutan ketiga pengguna terbesar layanan internet Oppo. Hanya dalam waktu satu tahun, pengguna aktif melonjak dari 10 juta (Mei 2018) ke 20 juta (Mei 2019). Di periode yang sama, angka pengguna App Market dan Browser juga meroket, masing-masing 50 dan 8 kali. Perusahaan menyampaikan pula bahwa distribusi game sudah mencapai 10 juta per bulan, dengan pemain aktif 10 juta orang selama periode 30 hari.

Masih terkait gaming, Xu Sheng selaku senior international business development manager di Oppo Interactive Entertainment Department sempat bilang, “Oppo Game Center menyediakan solusi pengembangan aplikasi untuk distribusi dan monetisasi. Berbekal kemampuan kami, kami dapat menyediakan 16,8 ribu sampai 31,5 ribu unduhan per hari untuk satu judul teratas di Indonesia.”

Oppo Developer Day 4

Untuk developer aplikasi mobile, Oppo menjamin komitmen mereka pada asas ‘keterbukaan, berbagi dan kebersamaan dalam kreasi’. Mereka mempunyai beragam layanan yang didesain khusus buat pengembang, dan bisa diakses dari situs developers.oppomobile.com. Di sana, pengembang dipersilakan mendaftarkan akun secara gratis, mengunggah serta mengelola aplikasi, dan mendistribusikan karya digital mereka ke negara-negara seperti Indonesia, India, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand via Oppo App Market.

Dari keterangan Oppo, partisipasi developer di Oppo Open Platform akan membawa lebih dari tiga miliar eksposur dengan valuasi lebih dari Rp 61 miliar.

Oppo Developer Day 5

Ini dia beberapa elemen krusial di Oppo Open Platform yang jadi penawaran utama perusahaan:

Browser: App selancar internet ini disiapkan agar terintegrasi dengan smartphone. Di sini, Oppo mencoba menggabungkan fungsi penelusuran dan update berita (news feed) terlokalisasi.

Oppo Game Center: Sama seperti App Market, namun sesuai namanya, bagian ini dikhususkan untuk developer game mobile. Dengan Oppo Game Center, perusahaan menjanjikan eksposur dan komersialisasi yang luas serta kemudahan proses distribusi update.

Theme Store: Juga dihadirkan secara native, developer bisa mempersilakan pengguna untuk mempersonalisasi tampilan perangkatnya melalui tema khusus, wallpaper, font dan lain-lain. Dari perspektif user, saya menduga ‘tema-tema’ tersebut ada yang tersaji gratis ataupun premium.

LockScreen: Fungsi ini bekerja untuk menampilkan gambar-gambar unik berkualitas tinggi ketika smartphone berada dalam kondisi terkunci. Menurut Oppo, LockScreen merupakan ‘portal paparan konten yang paling dekat dengan pengguna di antara seluruh sistem ponsel’. Kabarnya di luar negeri, bisnis lockscreen magazine Oppo cukup menguntungkan.

App Reviews: Adalah fitur rekomendasi di Oppo App Market. Setiap minggu, App Reviews akan menunjuk aplikasi-aplikasi pilihan, ditakar dari mutu, fitur dan pengalaman penggunaan, untuk disarankan ke user. Cara ini diharapkan mampu memperpendek jarak antara app berkualitas dengan pengguna.

App Premiere: Sebuah kampanye terbuka bagi developer yang mengungguh versi baru lebih awal dari situs resmi atau channel lain (12 jam lebih dini) di Oppo App Market.

Oppo Developer Day 6

Pihak Oppo masih belum bisa memastikan apakah mereka akan melangsungkan acara Developer Day secara berkala di Indonesia. Mereka sendiri berkeinginan untuk menggelarnya di rentang waktu lebih cepat, misalnya beberapa kali dalam setahun. Menjawab pertanyaan saya, Oppo tampaknya juga masih belum punya agenda pasti mengenai apakah mereka akan mengadakan event sejenis hackathon atau workshop di waktu ke depan.

Oppo Developer Day 7

Cara Menghapus Cookies Secara Otomatis di Mozilla Firefox

Cookies, terdengar enak kah? Tapi, cookies yang saya maksudkan bukan kue camilan seperti yang ada dalam bayangan Anda. Cookies yang saya maksud adalah Cookies peramban di Mozilla Firefox, Chrome, Opera atau Microsoft Edge.

Cookies berperan penting dalam memberikan pengalaman yang lebih mudah lagi menyenangkan bagi pengguna peramban, apapun perambannnya. Cookies inilah yang berfungsi mengingat nama pengguna dan sandi ketika Anda login ke Facebook, Twitter atau situs lainnya. Ia juga membantu menyimpan informasi sebuah website, kemudian memungkinkan sebuah layanan menghadirkan informasi baik konten ataupun iklan yang lebih personal.

Tapi, ada kalanya Cookies juga tidak bersahabat bagi pengguna. Misalnya, ketika perangkat yang digunakan sifatnya publik. Resikonya, informasi pribadi Anda bisa terekspos ke orang lain. Bahkan, di laptop pribadi pun Anda tetap disarankan untuk menghapus cookies secara berkala demi melindungi privasi Anda.

Tetapi, jika menghapus secara manual justru merepotkan, ada satu cara yang lebih mudah lagi menyenangkan. Bagaimana caranya, akan dibahas selanjutnya.

Menghapus cookies bisa dilakukan secara otomatis, dengan menggunakan bantuan addon pihak ketiga. Cara buka laman Firefox Extension, kemudian ketik di kolom pencarian menggunakan kata kunci “cookies”.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_1

  • Selanjutnya klik tombol Add to Firefox.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_2

  • Ekstensi berhasil terinstal, Anda akan melihat notifikasi seperti ini sekaligus sebuah tombol ikon baru di toolbar Firefox.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_3

  • Jika ikon tersebut diklik, Anda akan menemukan beberapa tombol lanjutan di antaranya tombol untuk mengaktifkan fitur penghapusan cookies secara otomatis, menghidupkan atau mematikan notifikasi, tombol Clean untuk menghapus cookies secara manual dan tombol Settings.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_4

  • Tombol Settings berisikan beberapa opsi lanjutan seperti yang terpampang di screenshot ini. Anda bisa mencoba mengaktifkan beberapa atau seluruh fitur di dalamnya kemudian melihat sendiri bagaimana perubahan yang terjadi. Tapi, saya hanya merekemondasikan Anda untuk memberi tanda centang di opsi paling atas.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_5

  • Sedangkan tombol Clean memuat tiga fungsi berbeda, antara menghapus cookies di semua tab yang terbuka, kemudian menghapus cookies hanya di domain yang sedang Anda lihat dan terakhir menghapus data lokal yang disimpan juga di domain yang sedang diakses.

cara menghapus cookie secara otomatis di Mozilla Firefox_6

Kendati menghapus cookies bukan sebuah tugas yang sulit, tetapi dengan bantuan ekstensi ini, Anda bisa menghemat waktu beberapa menit yang bisa dialokasikan untuk hal lain yang lebih penting.

Gambar header ilustrasi via Komando.

Browser Opera GX Didedikasikan untuk Para Gamer

Opera memang bukan browser nomor satu perihal popularitas, akan tetapi untuk urusan kemauan bereksperimen, posisi Opera berada cukup di atas. Fakta ini kembali mereka buktikan lewat browser anyar yang mereka luncurkan, yakni Opera GX.

Bukan kebetulan peluncurannya bertepatan dengan perhelatan event E3, sebab Opera GX memang didefinisikan sebagai browser-nya para gamer. Sederhananya, Opera GX merupakan varian Opera standar yang telah dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan para gamer.

Opera GX

Kebutuhan primer gamer tentu saja adalah performa, dan Opera GX mewujudkannya lewat fitur unggulan berupa CPU dan RAM Limiter. Sesuai namanya, kedua fitur ini dirancang untuk membatasi seberapa besar tenaga CPU dan RAM yang dipakai oleh Opera GX, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu jalannya sesi gaming.

Kalau Anda sehari-harinya browsing menggunakan Chrome, Anda pasti tahu bagaimana rakusnya browser itu menyedot tenaga CPU dan RAM. Ini kerap menjadi masalah bagi gamer yang menikmati permainan favoritnya sembari melangsungkan sesi live streaming, dan di sinilah Opera GX mencoba menawarkan solusi.

Opera GX

Fitur gaming lain yang ditawarkan Opera GX adalah integrasi Twitch. Usai menyambungkan akunnya, pengguna dapat mengakses Twitch kapan saja lewat sidebar di sebelah kiri. Mereka bahkan bakal menerima notifikasi ketika streamer yang mereka follow sedang memulai sesi live.

Ketiga, ada fitur yang dinamai GX Corner. Fitur ini sejatinya merupakan agregator berbagai macam berita maupun deal menarik seputar dunia gaming. Semua ini memang bisa kita temukan di belantara internet, tapi tentunya akan lebih mudah apabila dijadikan satu dan dikemas secara menarik.

Opera GX juga mengunggulkan desain tampilan yang sarat dengan nuansa gaming, semisal aksen warna yang dapat diubah-ubah, dan yang dapat tersinkronisasi dengan sistem pencahayaan Razer Chroma. Ini menurut saya tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah bagaimana Opera GX juga menawarkan fitur-fitur andalan Opera versi standar.

Opera GX

Fitur-fitur tersebut mencakup VPN dan pemblokir iklan terintegrasi, tidak ketinggalan pula fungsi video pop-out. Juga tersedia secara default adalah integrasi layanan seperti Facebook, WhatsApp dan Telegram, sehingga pengguna dapat melangsungkan percakapannya lewat sidebar browser.

Opera GX saat ini masih berstatus early access. Kita dibebaskan mengunduhnya dan berpartisipasi dalam proses penyempurnaannya selagi menanti versi finalnya dirilis ke depannya.

Sumber: Opera.

Browser Microsoft Edge Kini Tersedia di macOS

Menjelang akhir tahun lalu, Microsoft membuat kejutan dengan mengumumkan rencana mereka untuk merombak browser Microsoft Edge dengan berdasar pada prinsip open-source. Spesifiknya, browser bawaan Windows 10 itu bakal mengadopsi Chromium, yang tidak lain merupakan fondasi teknologi di balik browser Google Chrome.

Keputusan ini secara tak langsung menunjukkan bahwa Microsoft telah mengakui status Chrome sebagai browser terpopuler. Dengan mengadopsi Chromium, berarti semua yang kompatibel dengan Chrome juga bakal berjalan dengan baik di Edge, dan kompatiblitas selama ini memang selalu menjadi momok untuk browser bikinan Microsoft pasca kelahiran Firefox.

Di samping itu, Edge berbasis Chromium ini juga membuka peluangnya untuk eksis di platform lain, dan itu sudah Microsoft buktikan baru-baru ini lewat peluncuran versi preview dari Edge untuk macOS. Menariknya, Microsoft tidak sekadar membuatkan port standar begitu saja, akan tetapi mereka juga banyak menyesuaikan Edge dengan elemen-elemen platform pesaingnya ini.

Microsoft Edge for macOS

Di luar tampilan, yang paling mengejutkan adalah bagaimana Microsoft Edge untuk macOS telah mendukung Touch Bar milik MacBook Pro. Sejalan dengan visi Apple terkait Touch Bar, dukungan ini berarti Edge di macOS bisa memberikan fungsi-fungsi yang kontekstual melalui Touch Bar, semisal menampilkan panel kontrol video maupun deretan tab yang sedang dibuka.

Berhubung ini masih preview, Microsoft berjanji akan terus membenahi Edge untuk macOS sampai siap dirilis dalam status final. Untuk sekarang, versi preview-nya ini sudah bisa dicoba di perangkat dengan versi macOS 10.12 atau yang lebih baru.

Sumber: Microsoft.

Versi Baru Firefox for iPad Semakin Kaya Fitur

Bagi sebagian besar orang, iPad kerap dianggap sebagai iPhone versi besar. Namun iPad Pro generasi ketiga membuktikan bahwa fungsinya sudah semakin mendekati sebuah laptop, dan itu memicu developer untuk menciptakan aplikasi yang bisa memaksimalkan layar masif sekaligus performa perkasanya.

Salah satu developer yang dimaksud adalah Mozilla. Mereka baru saja meluncurkan Firefox for iPad, dan dari namanya bisa kita lihat bahwa ini bukan sebatas versi besar dari browser-nya untuk platform iOS selama ini.

Dari segi tampilan, Firefox for iPad cukup mirip dengan versi desktop-nya. Kalau di desktop kita sudah terbiasa membuka Firefox bersebelahan dengan jendela aplikasi lain, di sini pun juga bisa, sebab Firefox for iPad sudah mendukung fitur Split Screen bawaan iOS.

Firefox for iPad

Manajemen tab pada Firefox for iPad juga dapat dilakukan dengan mudah, sehingga pengguna tak perlu bingung ketika jumlah tab yang dibuka terus melipat ganda. Dari tampilan manajemen tab, pengguna juga dapat mengakses fitur Private Browsing dengan satu kali klik pada icon-nya di ujung kiri bawah.

Buat pengguna yang kerap memakai keyboard eksternal, Firefox for iPad telah mendukung fitur keyboard shortcut. Juga menarik adalah fitur Send Tab; memanfaatkan akun Firefox, pengguna dapat mengirim tautan ke berbagai perangkatnya tanpa perlu dipusingkan dengan proses copypaste.

Terakhir, Firefox for iPad rupanya juga dapat dijadikan sebagai default browser pada aplikasi email Outlook for iOS. Tentunya semua fitur yang sudah tersedia di versi mobile Firefox selama ini juga ada. Kalau Anda merupakan pengguna setia Firefox dan memiliki iPad, silakan langsung unduh versi terbaru Firefox for iPad di App Store.

Sumber: Engadget dan Mozilla.

Kerja Sama dengan Scroll, Mozilla Ingin Lebih Memahami Reaksi Konsumen Terhadap Layanan Berlangganan Bebas Iklan

Pernah merasa dibuntuti oleh suatu iklan tertentu selagi berpindah dari satu situs ke lainnya? Itu dikarenakan banyak perusahaan periklanan digital yang menerapkan ‘taktik kotor’ dengan melacak pengunjung situs secara agresif.

Yang dibuat frustrasi rupanya bukan cuma konsumen, tapi juga Mozilla, yang selama ini banyak berkontribusi terhadap perkembangan teknologi internet terlepas dari statusnya sebagai organisasi nirlaba. Berbagai upaya telah mereka lancarkan, termasuk mengintegrasikan fitur pemblokir iklan pada browser bikinannya.

Merasa itu belum cukup, Mozilla memutuskan untuk bekerja sama dengan Scroll. Bagi yang tidak tahu, Scroll adalah startup yang selama setahun terakhir ini bekerja keras membangun layanan berlangganan dengan tujuan utama menciptakan pengalaman browsing yang menyenangkan (bebas iklan), selagi masih memberikan kesempatan bagi perusahaan media digital untuk tetap memperoleh keuntungan.

Scroll sejauh ini masih belum meluncurkan layanannya secara resmi. Mereka masih sibuk menggandeng banyak mitra media sehingga layanannya bisa bekerja secara maksimal saat sudah diresmikan nanti. Siapa yang menyangka ternyata Scroll bisa mendapat mitra sebesar dan seberpengaruh Mozilla.

Kerja sama ini sejatinya memungkinkan Mozilla untuk menguji fitur dan gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh Scroll. Nantinya sejumlah pengguna Firefox akan diberi kesempatan secara acak untuk menguji fiturnya sekaligus memberikan masukan.

Tujuan akhir yang hendak dicapai Mozilla pada dasarnya adalah supaya mereka bisa lebih memahami bagaimana reaksi konsumen terhadap pengalaman browsing bebas iklan dan model bisnis berlangganan (yang disediakan oleh Scroll). Scroll sendiri berniat mematok biaya berlangganan sebesar $5 per bulan, namun jadwal peluncurannya masih belum diketahui.

Kalau menurut pemahaman saya pribadi, kemitraan ini merupakan kesempatan buat Scroll untuk semacam melakukan tahap beta testing atas layanan besutannya. Lebih lanjut, ini boleh saja kita artikan bahwa realisasi layanan Scroll sudah semakin dekat dengan kenyataan.

Sumber: VentureBeat dan Scroll.