Jenius Rilis Fitur Keyboard, Permudah Akses Tanpa Buka Aplikasi

Jenius, produk perbankan digital dari BTPN, merilis fitur teranyar Jenius Keyboard yang memungkinkan nasabah tidak perlu membuka aplikasi saat bertransaksi. Fitur ini sudah digulirkan ke seluruh pengguna Jenius sejak akhir Januari 2019, namun baru tersedia untuk versi Android.

Belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak Jenius terhadap fitur tersebut. Namun di dalam blog-nya, Jenius Keyboard sengaja dihadirkan untuk memudahkan nasabah yang kerap kali keluar masuk aplikasi saat harus melakukan pembayaran. Apalagi dalam keadaan terburu-buru dan harus mengingat banyak angka.

Hampir semua fasilitas dalam aplikasi Jenius bisa dilakukan lewat Jenius Keyboard, termasuk melihat saldo aktif, Send It, Pay Me, dan In & Out tanpa harus membuka aplikasi Jenius; menggunakan fasilitas $Cashtag, nomor rekening, dan alamat e-mail/nomor handphone di daftar kontak untuk mengirim dan menagih uang.

Lalu menyalin nomor rekening dari perbincangan di aplikasi chatting dan langsung menggunakannya untuk mengirim uang; mengirim uang dengan metode SKN atau RTGS; mengirim data pribadi yang berisi informasi $Cashtag dan nomor rekening; dan mengunduh bukti transaksi dan mengirimnya ke aplikasi chatting.

Untuk mengaktifkan fitur ini, nasabah cukup membuka aplikasi Jenius dan mengklik menu di kiri atas layar, pilih Tampilkan Profil, Pengaturan, dan Aktifkan Jenius Keyboard. Nasabah perlu menekan tombol Jenius Keyboard pada menu pengaturan di smartphone dan memilih Ubah ke Jenius Keyboard.

Berikutnya, akan muncul pop up disclaimer yang memberitahukan Jenius mengumpulkan semua teks yang diketik pengguna, termasuk data pribadi seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. Seluruh data tersebut diklaim dijamin penuh kerahasiaannya oleh Jenius.

Berdasarkan cakupan layanannya, Jenius tidak hanya tersebar di Jabodetabek saja tapi telah merambah ke kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.

Dikutip dari Bisnis, hingga Oktober 2018 pengguna Jenius telah tembus ke angka 700 ribu sampai 800 ribu orang. Sekitar 60%-70% di antaranya berasal dari kalangan milenial.

 

Jenius will Replace Face-to-Face Authentication with Video Call

Jenius, a financial digital product from BTPN, plans to remove the face-to-face process in account activation from the app and replace it with a video call. Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN, said to DailySocial, they are now waiting for approval from the regulators, in this case, it’s OJK (Financial Service Authority)

“Face-to-face way is still the main process in Jenius account activation, however, we are currently in progress and to form a submission. It is expected to be finished soon.”

The face-to-face authentication has two options. It is to come directly to BTPN or make an appointment with KYC agent from Jenius. Later, once the submission is in, Jenius should be able to use the Video Call method that principally has been authorized in the digital banking industry.

Until the second quarter of 2018, Jenius is claimed to have more than half a million users registering. They still have plan to launch a new feature. It is expected to acquire the new and active users.

The launching of Moneymoji

(Ri-le) Anika Faisal, Director of BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN; and Michael Hartawan
(Ri-le) Anika Faisal, Director of BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN; and Michael Hartawan

Aimed to change the way of giving Lebaran “bonus” in Indonesia, Jenius has launched Moneymoji feature. It is capable of transferring money to family, friends, and the closest circle, comes with Jenius signature animation, replacing the old ways of holiday greetings or transfer confirmation in writing form.

“Moneymoji is the revolution of a new way in sending gift money or ‘angpao’ without losing the personal touch,” van Nieuwenhuizen, said.

Moneymoji Lebaran edition will be followed by many updates for other activity, such as birthday, new year, wedding, and so on.

“Therefore, Moneymoji will be further developed to complete the memorable moments with the special ones,” he added.

Jenius Pay

Another feature launched by Jenius in late 2017 is Jenius Pay. It is for payment using $Cashtag of the Jenius account holder, currently has four partners, among those, are Dinomarket and Oktagon.

“We are still recruiting to raise the number of Jenius Pay selected partners, every process has to go through the tight security check,” he said.

Jenius Pay is using $Cashtag as the payment identity. Through a couple step, Request and Pay, the transaction will be much easier and practical without having to input the debit/credit card information. The process is in real-time without a long wait.

“Everything is done in Jenius app. This feature should make it easier for shopping and payment from Jenius users,” he finished.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jenius Siap Gantikan Aktivasi Akun Secara Face-to-Face dengan Video Call

Masih menerapkan proses face-to-face saat melakukan aktivasi akun yang sudah didaftarkan pengguna melalui aplikasi, Jenius, produk keuangan digital dari BTPN, berencana untuk menghapus proses tersebut dan menggantikannya dengan memanfaatkan video call. Kepada DailySocial, Digital Banking Head BTPN Peterjan van Nieuwenhuizen mengungkapkan, saat ini masih menunggu persetujuan dari regulator dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Cara face-to-face memang masih kami lakukan untuk proses aktivasi akun Jenius, namun saat ini kami masih melakukan persiapan dan segera melakukan pengajuan. Diharapkan dalam waktu dekat bisa diselesaikan.”

Cara face-to-face yang diterapkan oleh Jenius terdiri dari dua pilihan. Yaitu datang langsung ke bank BTPN atau membuat janji dengan agen KYC dari Jenius. Nantinya jika pengajuan dari Jenius sudah dilakukan kepada OJK, diharapkan Jenius bisa memanfaatkan metode Video Call, yang secara prinsip sudah diakui keberadaan dalam kegiatan digital banking.

Hingga kuartal dua 2018 ini, Jenius mengklaim telah memiliki lebih dari setengah juta pengguna terdaftar. Masih memiliki rencana untuk meluncurkan fitur baru, diharapkan jumlah pengguna baru dan aktif Jenius bisa bertambah.

Meluncurkan fitur “Moneymoji”

(Ka-ki) Anika Faisal, Direktur BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head BTPN; dan Michael Hartawan
(Ka-ki) Anika Faisal, Direktur BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head BTPN; dan Michael Hartawan

Bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat Indonesia memberikan “salam tempel” saat hari raya idul fitri, Jenius meluncurkan fitur Moneymoji. Fitur yang bisa digunakan untuk mentransfer uang kepada keluarga, teman dan kerabat terdekat ini, dilengkapi dengan animasi khas Jenius, menggantikan cara lama yang hanya dalam format tulisan saja, untuk memberikan selamat atau informasi bahwa uang sudah di transfer.

“Moneymoji merevolusi cara baru dalam mengirim salam tempel atau angpao tanpa menghilangkan aspek personalnya,” kata Peter.

Membawa semangat kolaborasi dan kokreasi yang hadir sejak awal dibentuknya Jenius, inovasi akan terus dikembangkan bersama dengan kebutuhan dan gaya hidup para digital savvy yang sangat dinamis.

Proses penggunaan untuk fitur Moneymoji, hanya bisa dilakukan di aplikasi Jenius. Namun bagi penerima uang yang tidak memiliki akun Jenius, bisa menerima informasi transfer uang melalui SMS dengan tautan khusus yang bisa dibuka langsung di mobile browser.

“Dengan demikian kami berharap si penerima uang tersebut bisa langsung melakukan registrasi akun Jenius, setelah menerima SMS tersebut. Kami juga memberikan pilihan kepada pengguna untuk menerima uang di akun lain selain akun bank BTPN,” kata Peter.

Setelah Moneymoji edisi idul fitri, selanjutnya Jenius juga akan mengembangkan fitur ini untuk kegiatan lainnya, seperti ulang tahun, tahun baru, pernikahan dan masih banyak lagi.

“Untuk itu, Moneymoji akan terus hadir melengkapi berbagai momen istimewa bersama orang-orang bermakna,” tambah Peter.

Jenius Pay

Fitur lainnya yang telah diluncurkan oleh Jenius akhir tahun 2017 lalu adalah Jenius Pay. Fitur yang bisa digunakan untuk melakukan pembayaran hanya menggunakan $Cashtag dari pemilik akun Jenius ini, saat ini sudah memiliki empat mitra, di antaranya adalah Dinomarket dan Oktagon.

“Kami masih melakukan perekrutan untuk menambah jumlah mitra terpilih Jenius Pay, semuanya harus melalui proses pemeriksaan keamanan secara ketat,” kata Peter.

Jenius Pay memanfaatkan $Cashtag sebagai identitas pembayaran. Melalui dua langkah sederhana, yaitu Request atau mengirim permintaan uang dan Pay atau membayar permintaan uang, transaksi yang dilakukan akan lebih praktis dan cepat tanpa perlu memasukkan informasi kartu debit atau kredit. Proses yang dilakukan juga bersifat real-time, sehingga tidak perlu menunggu lama.

“Semua dilakukan secara langsung di aplikasi Jenius. Dengan fitur ini diharapkan bisa mempermudah kegiatan belanja dan pembayaran dari pengguna Jenius,” tutup Peter.

Application Information Will Show Up Here

DStour #43: “Work and Play” di Kantor Jenius

Bila kita membayangkan sebuah kantor bank, akan tergambar bayangan ruangan-ruangan yang rigid, busana yang formal, suasana yang konservatif. Bayangan tersebut buyar jika kita melihat kantor Jenius, divisi digital Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).

Jenius adalah pengejawantahan startup di dalam lingkup perbankan. Hampir tidak ada sekat-sekat antar meja, tidak ada busana formal, dan hampir tidak ada birokrasi.

Kantor Jenius terdiri dari dua lantai yang diisi working space, ruang santai, dan kantin. Kantor didesain dengan gaya kasual, warna warni cerah, dan slogan berbau agile di mana-mana. Tersedia white board di setiap meja untuk mempermudah diskusi.

Berikut ini adalah liputan DStour di kantor Jenius bersama Head of Digital Banking BTPN Peterjan Van Nieuwenhuizen.

EV Hive dan BTPN Dirikan Coworking Space Sasar Startup Fintech

Bertujuan memberikan ruangan kerja untuk penggiat startup yang menyasar sektor fintech, EV Hive membuka coworking space baru bersama Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan PT Bahanasemesta Citranusantara bernama Jenius x EV Hive yang berlokasi di Menara BTPN lantai 47, Mega Kuningan. Jenius adalah brand tabungan digital kini menjadi unggulan BTPN. Coworking space ini merupakan cabang yang ke-17 yang dikelola EV Hive.

Dipilihnya EV Hive sebagai mitra strategis coworking space ini diungkapkan Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung karena adanya kesamaan visi dan model bisnis.

“Ini merupakan pilot project dari BTPN. Akan dilihat seperti apa hasil dari kerja sama ini. Kami juga berharap melalui coworking space ini bisa membuka peluang kemitraan dengan startup yang menyasar sektor fintech.”

Ditambahkan CEO EV Hive Carlson Lau, didirikannya coworking space Jenius x EV Hive ini diharapkan bisa menjadi basis startup baru yang ingin menyasar sektor fintech.

“Kami juga akan menggelar berbagai kegiatan yang bertemakan financial technology dengan menghadirkan para pakar dan bisa dinikmati semua startup fintech di indonesia,” kata Carlson.

Coworking space yang dikelola EV Hive ini memiliki 40 ruang kantor yang dilengkapi ruang pertemuan dan lounge. Saat ini sudah ada enam startup yang bergabung, kebanyakan didominasi startup binaan East Ventures. East Ventures sendiri memiliki ruangan khusus di coworking space ini.

“Untuk BTPN kami tidak sekedar fokus kepada profit dan tidak ingin dikenal secara eksklusif. Dengan kerja sama strategis ini diharapkan BTPN bisa ambil bagian di gerakan financial technology saat ini. Kami percaya sektor perbankan harus bisa berubah dan dalam waktu 3-4 tahun terakhir kita sudah mulai melakukan inisiatif tersebut,” kata President Director BTPN Jerry Ng.

Selain kolaborasi EV Hive dan BTPN tersebut, awal tahun ini UnionSpace juga meresmikan FintechSpace sebagai coworking space khusus startup fintech.

Unicorn selanjutnya dari sektor fintech

Turut hadir dalam acara peresmian ini Menkominfo Rudiantara yang memberikan apresiasi pendirian coworking space Jenius x EV Hive ini. Rudiantara menyampaikan harapannya kepada pelaku startup fintech di Indonesia agar bisa tampil sebagai startup unicorn selanjutnya di Indonesia.

“Saat ini kita sudah punya empat startup unicorn dari Indonesia namun belum ada satupun dari layanan fintech. Untuk startup unicorn keempat atau kelima saya harapkan berasal dari layanan fintech.”

Disinggung apakah Rudiantara sudah bisa melihat startup fintech apa yang bakal menyandang status unicorn di Indonesia, Rudiantara menyebutkan startup layanan peer-to-peer lending (P2P) nampaknya menunjukkan prestasi yang baik dan memiliki potensi untuk menyandang status unicorn.

“Kita lihat saja saat ini layanan P2P sudah mampu memiliki pertumbuhan yang baik dan saya lihat ke depannya layanan seperti ini memiliki peluang untuk menjadi startup unicorn,” kata Rudiantara.

Sebagai perwakilan pemerintah yang mendukung keberadaan startup lokal, Kemenkominfo mengklaim selalu menerapkan pendekatan peraturan light touch kepada startup untuk menjalankan bisnis secara lebih leluasa.

“Dengan prinsip tersebut saya berharap akan muncul lebih banyak lagi entrepreneur baru yang bisa menghadirkan startup dengan berbagai layanan yang ada. Sementara untuk startup yang sudah mapan dan stabil, diharapkan bisa lanjut ke tahapan pendanaan lainnya seperti Seri B, C dan selanjutnya,” kata Rudiantara.

Application Information Will Show Up Here

BTPN Belanjakan Rp832 Miliar untuk Pengembangan Layanan Digital

Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) menggelontorkan dana sebesar Rp832 miliar untuk pengembangan layanan digital sepanjang tahun 2017, seiring komitmen untuk transformasi bisnis ke sektor baru tersebut yang dimulai sejak dua tahun lalu.

Realisasi belanja ini meningkat 36% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp611 miliar. Bila dirinci, perusahaan melakukan transformasi digital dalam lini bisnis intinya. Digitalisasi existing business ini mencakup pengembangan alternative channels, integrasi cabang, automasi proses, transformasi infrastruktur IT, dan pelatihan (retraining) karyawan.

Kemudian, biaya restrukturisasi organisasi perusahaan dan operasionalisasi kantor cabang mencapai Rp736 miliar dan menawarkan program pensiun sukarela lewat Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS). Hasilnya BTPN mengurangi 114 outlet dan 4.525 karyawan, sekaligus menambah jumlah ATM dan Teller Cash Recycler (TCR) sebanyak 53 unit, payment point (209 unit), dan kantor fungsional (67 unit).

Melalui transformasi digital ini, jaringan nasabah bertambah luas dan kualitas layanan nasabah tetap terjaga walaupun jumlah kantor cabang berkurang dan organisasi menjadi lebih ramping. Langkah transformasi ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini.

“Inovasi dan transformasi digital yang kami lakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018. Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang lebih siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” ucap Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.

Akibat dari konsekuensi yang dipilih perusahaan, lantas membuat perolehan laba tergerus hingga 30 persen senilai Rp1,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,75 triliun. Akan tetapi, menurut Jerry, ini hanya bersifat jangka pendek.

“Inovasi dan transformasi digital adalah bentuk investasi strategis yang berdampak pada profitabilitas jangka pendek. Tanpa dampak biaya dari investasi strategis ini, laba kami dari bisnis inti masih tumbuh 6% menjadi Rp2,4 triliun.”

Sejak dua tahun lalu, BTPN resmi memiliki dua platform digital banking untuk melayani dua segmen yang berbeda. BTPN Wow! diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan pedagang mikro. Diklaim produk tersebut telah memiliki 4,8 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 200 ribu agen.

Sedangkan produk lainnya, Jenius ditujukan bagi segmen consuming-class. Saat ini total nasabah yang terdaftar mencapai hampir 500 ribu orang. Adapun fitur yang ditawarkan Jenius tidak hanya menabung saja, tapi juga mengatur limit kartu, blokir dan buka blokir kartu, buka deposito, dan manajemen keuangan dalam smartphone.

Jenius Co.Create is Launched to Involve Customer in Product Development

Jenius, digital finance product from BTPN, introduces platform for idea collaboration with customer called Co.Create. This platform is initiated to catch new ideas related to Jenius development in following the digital lifestyle.

“Jenius was build of two pillars, life finance and co-creation. Every existing in-app feature are the results of co-creation with customers. We want Jenius to evolve following the dynamic lifestyle of those digital savvy. Therefore, we will continue this co-creation spirit to make Jenius stay relevant,” said Peterjan van Nieuwenhuizen, BTPN’s Digital Banking Head on Thursday (12/14).

There will be four components in Jenius Co.Create fulfilling each others, it is the Co.Create, shared spaces, articles and workshops. Co.Create is in charge for collecting workshop information to be held by Jenius and partners.

However, the shared spaces can be used for customers or community to gather and conduct meeting. From website or workshop, every customer will be asked for opinion regarding their experience in using Jenius and idea for kinds of financial services they prefer.

All opinions will be displayed in Co.Create forum. Customer can vote every idea as additional consideration for Jenius further development.

At one point, Co.Create presence will help team to decide faster regarding which feature to be developed first. Jenius team will provide application updates every two weeks.

Co.Create shared spaces are currently available in three locations around Jakarta. Two of which are collaboration with casual restaurants The Goods Cafe (affiliate with The Goods Dept) in Pondok Indah Mall 3 and Mal Kelapa Gading. The other is located at BTPN office in Kuningan, Jakarta.

It is possible for Co.Create to reach Bandung next year following Jenius debut earlier.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jenius Co.Create Diluncurkan untuk Libatkan Nasabah dalam Pengembangan Produk

Jenius, produk keuangan digital dari BTPN, menghadirkan platform kolaborasi ide dengan nasabah dinamai Co.Create. Wadah ini jadi inisiatif untuk memancing ide baru dalam mengembangkan fungsi Jenius sehingga makin selaras dengan prinsip gaya hidup digital.

“Jenius itu dibangun dengan dua pilar, life finance dan co-creation. Jadi setiap fitur yang ada di aplikasi merupakan hasil kokreasi dengan para nasabah. Kami ingin Jenius terus berevolusi untuk menyesuaikan gaya hidup para digital savvy yang begitu dinamis. Maka semangat kokreasi terus kami lakukan agar Jenius tetap relevan,” ucap Digital Banking Head BTPN Peterjan van Nieuwenhuizen, Kamis (14/12).

Untuk konsepnya, di dalam Jenius Co.Create ada empat komponen yang saling mengisi satu sama lain, yaitu situs Co.Create itu sendiri, ruang berbagi, artikel, dan workshop. Situs Co.Create bertugas untuk menampung seluruh informasi workshop yang akan diadakan Jenius dan mitranya.

Sementara, untuk ruang berbagi dapat digunakan nasabah atau komunitas berkumpul dan mengadakan workshop. Dari situs maupun workshop, setiap nasabah akan dimintai masukan tentang pengalamannya dari menggunakan Jenius dan ide layanan finansial seperti apa yang mereka inginkan.

Seluruh masukan akan dipajang di forum Co.Create, setiap ide bisa di-vote oleh nasabah sebagai tambahan pertimbangan pihak Jenius untuk mengembangkan lebih lanjut.

Di saat yang sama, kehadiran Co.Create akan membantu tim memutuskan pertimbangan lebih cepat fitur mana yang bisa dikembangkan terlebih dulu. Secara berkala, tim Jenius rutin memberikan pembaruan aplikasi setiap dua minggu sekali.

Saat ini ruang berbagi Co.Create baru tersedia di tiga lokasi di sekitar Jakarta. Dua lokasi berkolaborasi dengan restoran kasual The Goods Cafe (terafiliasi dengan The Goods Dept) di Pondok Indah Mall 3 dan Mal Kelapa Gading. Satu lagi berlokasi di kantor BTPN berlokasi di Kuningan, Jakarta.

Kemungkinan besar, Co.Create akan merambah ke Bandung pada tahun depan seiring Jenius telah hadir di kota tersebut baru-baru ini.

Application Information Will Show Up Here

Salim Group Siap Rambah Perbankan Digital di Indonesia

Besarnya peluang sektor perbankan digital saat ini menjadi salah satu alasan mengapa akhirnya Salim Group mengakuisisi 51 persen saham Bank Ina Perdana dengan nilai yang diperkirakan mencapai 42 juta dolar AS atau setara Rp570 miliar. Akuisisi ini dilakukan sebagai upaya Salim Group memperkuat layanan e-payment untuk bisnis online.

“Menjadi masuk akal bagi kami untuk kembali fokus ke perbankan karena transaksi yang dilakukan bank saat ini cukup besar,” kata salah seorang eksekutif Salim Group kepada Nikkei.

Makin meningkatnya penetrasi smartphone membuktikan layanan e-payment semakin dibutuhkan, dalam hal ini sektor perbankan di Indonesia masih memiliki posisi krusial untuk pengembangan layanan e-payment. Keputusan Salim Group untuk mengoperasikan bank milik sendiri karena sangat penting untuk menjalankan bisnis digital end-to-end.

Mengembangkan layanan bank digital di Indonesia

Setelah mengakuisisi Bank Ina Perdana, Salim Group memiliki kesempatan untuk mengembangkan layanan e-payment menargetkan pemain skala kecil dengan menghadirkan layanan keuangan seperti pembayaran elektronik dan pinjaman peer-to-peer, yang saat ini makin marak bermunculan di tanah air. Untuk melancarkan rencana tersebut, melalui Indomaret, yang saat ini telah memiliki jaringan di seluruh Indonesia berjumlah 14 ribu gerai, bakal diterapkan teknologi pengenalan sidik jari yang dikembangkan oleh perusahaan patungan antara Salim Group dengan Liquid yang berbasis di Tokyo.

Untuk uji coba, Salim Group akan mulai menguji layanan baru secara internal untuk 500 ribu karyawannya pada paruh kedua tahun 2017. Nantinya karyawan Salim akan membuka rekening bank di Bank Ina dan membayar barang di Indomaret menggunakan pembaca sidik jari yang terhubung dengan rekening mereka.

Salim Group juga berencana untuk mengembangkan layanan peer-to-peer transfer uang dan pinjaman melalui gerai indomaret yang berfungsi sebagai cabang dari bank. Hal tersebut diungkapkan oleh  Presiden bank Ina Edy Kuntardjo. Kegiatan tersebut akan mulai diimplementasikan pada tahun 2018 mendatang. Saat ini Bank Ina masih terus berbenah terkait sistem utama dari perbankan, untuk meningkatkan proses transaksi yang nantinya akan dilakukan melalui Indomaret.

Langkah Salim Group ini menambah daftar panjang usahanya memasuki bisnis berbasis teknologi di Indonesia. Salim dan Lotte saat ini sedang membangun layanan e-commerce Indo Lotte. Mereka juga membawa co-working space Block 71 ke Indonesia.

Maraknya layanan perbankan digital lokal hingga asing di Indonesia

Bukan hanya Salim Group dengan Bank Ina Perdana yang membidik layanan perbankan digital di Indonesia, bank lokal dan bank asing lainnya juga sudah mempersiapkan perbankan digital.

Salah satu bank asing yang mulai serius merambah layanan pembayaran digital, adalah Digibank milik bank DBS (Singapura) diperkenalkan ke publik India April 2016 silam. Digibank disebut-sebut menjadi satu-satunya layanan mobile-only bank yang ada saat ini. Dengan dilengkapi teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk membantu para penggunanya, Digibank mencoba menghadirkan pengalaman baru dalam dunia perbankan.

Bank lokal lainnya yang saat ini sudah menunjukkan niatnya untuk menjadi bukan sekedar bank biasa adalah bank BTPN, yang menawarkan terobosan baru dalam dunia perbankan berbentuk aplikasi yang dirancang dapat membantu masyarakat dalam mengatur finansial pribadi lebih mudah lewat perangkat smartphone, dinamai Jenius.

Produk terkini yang sempat dipuji oleh Menkominfo Rudiantara, dibuat untuk menyasar segmen orang dengan mobilitas tinggi dan akses ke konektivitas internet.

Meskipun masih dalam pengembangan, besarnya peluang dan faktor pendukung yang ada bisa menjadi kunci utama Salim Group memasuki perbankan digital di Indonesia.

BTPN Jenius Tawarkan Layanan Finansial Pribadi Lewat Smartphone

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menawarkan terobosan baru dalam dunia perbankan berbentuk aplikasi yang dirancang dapat membantu masyarakat dalam mengatur finansial pribadi lebih mudah lewat perangkat smartphone, dinamai Jenius. Pengembangan aplikasi ini dibutuhkan waktu selama 18 bulan dan memakan biaya investasi hingga 500 miliar Rupiah.

Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, menjelaskan Jenius sudah diformulasikan sejak Januari 2015 berdasarkan penelitian yang komprehensif tentang kebutuhan masyarkat digital savvy di Indonesia, perkembangan teknologi digital, dan digital banking di Indonesia. Menurutnya, beberapa keputusan penting dalam kehidupan memiliki konsekuensi digital, mulai dari membayar kebutuhan sehari-hari sampai hal-hal yang berkaitan dengan rencana masa depan.

“Hubungan yang tidak terpisahkankan antara hidup dan keuangan kami sebut sebagai life finance. Kami memiliki visi mengubah hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah dan menjawabnya dengan menghadirkan Jenius,” ujarnya, Kamis (11/8).

Menurut Jerry, selama ini sudah banyak pemain perbankan yang sudah berkecimpung di dunia perbankan digital. Namun belum ada yang seluruhnya benar-benar lepas tanpa bantuan dari kantor cabang, bila ada kondisi kartu ATM hilang atau terblokir. Hal inilah yang membuat pergerakan perbankan terhadap perkembangan dunia digital terasa lambat.

Padahal, lanjutnya, teknologi digital bisa membantu semua kerumitan tersebut. “Persoalannya adalah bagaimana bank pakai teknologi digital untuk permudah kebutuhan nasabah tanpa kompromi baik dari segi keamanannya.”

Adapun target pengguna Jenius yang akan disasar perusahaan adalah seluruh orang dari berbagai usia dengan mobilitas tinggi yang menggunakan smartphone dan memiliki paket data internet. Segmentasi ini dibuat untuk menyesuaikan jenis konsumen yang akan disasar BTPN, mengingat belum seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki koneksi internet yang stabil.

BTPN juga memiliki produk serupa Jenius, khusus menyasar nasabah dengan koneksi 2G. Produk itu dinamai BTPN Wow. Sementara ini, Jenius bisa dinikmati oleh pengguna yang berada di kawasan Jabodetabek. Pada tahap awal pengembangan, Jenius akan lebih menyasar sejumlah kota di Pulau Jawa. Kota Bandung jadi sasaran menjadi berikutnya setelah Jabodetabek.

Fitur Jenius

Aplikasi ini cukup berbeda dengan produk financial technology (fintech) lainnya yang sudah beredar di publik, baik yang dikeluarkan oleh perbankan atau startup. Sebut saja, DOKU, elektronik money berbasis server seperti DOKU, T-Cash, e-money, atau rekening ponsel milik CIMB Niaga.

Jenius bisa dikatakan sebagai rekening bank biasa yang dilengkapi dengan kartu debit Visa untuk mengatur life finance dengan mudah dan aman. Semuanya menjadi satu di smartphone tanpa memiliki rekening koran.

Setelah calon pengguna mengunggah aplikasi ini dalam smartphone Android atau iOS, ada pilihan registrasi yang harus ditempuh sebelum menggunakan Jenius. Seluruh proses pendaftaran rekening baru, hanya ditempuh dengan menggunakan ponsel saja. Pengguna hanya dipersyaratkan untuk menyiapkan kartu identitas diri (KTP) dan NPWP untuk diinput dalam server.

Setelah proses selesai, dalam kurun waktu dua jam, pengguna akan dihubungi kurir Jenius untuk pengiriman kartu debit Visa.

Jenius memiliki tujuh fitur yang bisa dinikmati. Pertama, Send It, untuk mengirim uang baik ke rekening bank, nomor ponsel, atau alamat email. Kedua, Pay Me, untuk mengirim permintaan uang. Ketiga, $Cashtag, menjadikan nama nasabah sebagai nomor rekening.

Split Bill, untuk berbagi tagihan dengan teman atau keluarga. Dream Saver, untuk membantu mewujudkan mimpi dengan menabung harian secara otomatis. One Touch, untuk verifikasi transaksi bisa dilakukan dengan fingerprint. Terakhir, Card Center, untuk menentukan sendiri batas nilai belanja, melakukan block atau unblock kartu baik secara permanen atau sementara.

Untuk mendukung pengembangan Jenius, BTPN sudah melakukan sejumlah kerja sama dengan beberapa partner, misalnya, Go-Jek, Spotify, BrightSpot, The Goods Dept, Indosat, XL, Telkomsel, Elevania, DinoMarket, dan Traffique Coffee.

Ke depannya, BTPN akan menambah beberapa fitur baru yang bisa dinikmati, seperti sub card berupa kartu tambahan untuk orang lain dan bisa dikontrol dengan aplikasi Jenius dan fitur personal financial management.

Application Information Will Show Up Here