Perusahaan JV Traveloka dan SCB di Thailand “Trex Ventures” Ditutup

Trex Ventures, perusahaan patungan antara Siam Commercial Bank Group melalui SCB 10X dan Traveloka, dikabarkan tutup operasional dan sedang dalam proses likuidasi. Mengutip dari Kaohoon, pengumuman yang disampaikan pada 20 Desember 2021 ini telah menyelesaikan pendaftaran pembubarannya di departemen pengembangan bisnis Kementerian Perdagangan setempat sesuai dengan keputusan RUPSLB.

Di Trex Ventures, SCB menguasai 51% saham, sementara Traveloka melalui Godwit Rock memegang 49% dari modal disetor perusahaan. Perusahaan patungan pertama dari Traveloka ini masih seumur jagung sejak pertama kali diumumkan operasionalnya pada Maret 2021. SCB merupakan salah satu jajaran investor di Traveloka.

Pernyataan resmi terkait kabar ini turut juga dikonfirmasi langsung oleh Traveloka melalui Head of Communications Traveloka Reza Juniarshah. Mengutip dari DealStreetAsia, dia bilang bahwa Traveloka dan SCB baru-baru ini memutuskan bahwa kemitraan langsung adalah struktur yang optimal untuk hubungan ke depan. Sayangnya ia tidak merinci maksud dari “kemitraan langsung” tersebut.

Reza melanjutkan, Thailand adalah salah satu negara penting bagi Traveloka. Oleh karenanya, perusahaan akan terus memperkuat basis penggunanya dan berkolaborasi dengan lebih banyak mitra lokal di negara tersebut. “

“Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan mitra kami untuk memperluas portofolio layanan kami untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup konsumen baik di Thailand maupun di seluruh wilayah.”

Saat peluncurannya, ambisi yang ingin ditawarkan adalah Trex Ventures dapat memanfaatkan platform perbankan terkemuka di pasar SCB dan kemampuan digital Traveloka untuk menawarkan produk keuangan yang inovatif kepada masing-masing penggunanya di Thailand.

“Menyadari potensi industri pariwisata dan perhotelan sebagai kunci untuk membantu menggerakkan perekonomian bangsa baik sebelum dan sesudah pandemi, SCB 10X menyambut baik kesempatan untuk bermitra dengan Traveloka, unicorn kelas dunia dan platform perjalanan dan gaya hidup terkemuka dengan sekitar 40 juta pengguna di seluruh wilayah,” ucap Kepala Pengembangan Bisnis dan Keuangan SCB 10X Pitiporn Phanaphat.

President of Traveloka Group Caesar Indra turut menyampaikan, “Kami percaya pasar konsumen Thailand menawarkan banyak peluang bagi Traveloka. Dengan hanya 30% pelanggan Thailand yang memiliki kartu kredit, kami melihat kebutuhan serupa dengan apa yang kami lihat di Indonesia. Memanfaatkan rekam jejak kami yang kuat di Indonesia, kami berharap dapat menghadirkan solusi keuangan yang disesuaikan dan dapat diakses yang memberdayakan masyarakat Thailand untuk menikmati pengalaman baru dan menjelajahi dunia di sekitar mereka.”

Potensi BNPL di Thailand

DailySocial.id sebelumnya pernah menuliskan potensi bila Traveloka mampu membawa solusi BNPL di Thailand akan sangat membantu perekonomian di negara tersebut. Pasalnya, di Thailand dan Vietnam masih minim pemain BNPL, dibandingkan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Di satu sisi, tantangan para pemain startup fintech di sana adalah mencari cara untuk memanfaatkan database lembaga keuangan mapan untuk skoring kredit. Otoritas Thailand secara hukum melarang startup menggunakan fasilitas berbagi data kredit.

Hal ini menghambat para pekerja lepas, wiraswasta, karyawan, yang belum pernah mendapat akses keuangan dari perbankan karena pendapatannya yang tidak konsisten. Karena alasan inilah sebagian besar perbankan memilih untuk menawarkan pinjaman kepada peminjam yang memiliki riwayat kredit yang baik atau klien baru yang berpenghasilan tetap dengan laporan bank yang diverifikasi.

Penghuni pasar ini dikuasai bank komersial karena punya basis data pelanggan yang besar. Persetujuan pinjaman pada dasarnya masih berdasarkan data konvensional. Dengan kata lain data pendapatan atau laporan bank yang mencerminkan kemampuan membayar utang pelanggan.

Karena wewenang ini, perbankan bermitra dengan sekutu bisnis dan penyedia layanan lainnya pada platform online terkemuka, seperti marketplace dan platform pengiriman makanan online besar dengan jaringan toko dan restoran yang luas.

President Traveloka Bercerita tentang Transformasi Layanan Menjadi “Lifestyle Superapp”

Traveloka didirikan tahun 2012 lalu oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert. Platform tersebut pada awalnya hanya fokus kepada pemesanan dan pembelian tiket pesawat dan hotel atau yang dikenal dengan online travel agent (OTA), saat ini telah bertransformasi menjadi lifestyle superapp.

Dalam acara Tech in Asia Conference 2021, President Traveloka Caesar Indra menyebutkan, meskipun sejak lama telah memosisikan perusahaan sebagai lifestyle superapp beberapa waktu lalu, namun saat ini Traveloka telah meresmikan aplikasi mereka lebih dari sekadar platform OTA.

“Transformasi ini saya lihat menjadi relevan dengan makin banyaknya ragam layanan dan produk yang kami hadirkan. Bukan hanya fokus kepada travel saja namun juga ke finansial hingga layanan dan produk gaya hidup.”

Berawal sebagai pemain yang mendominasi di sektor travel kemudian mulai merambah menjadi end to end solution untuk pengguna dan kebutuhan gaya hidup mereka, Traveloka hingga saat ini masih fokus kepada core bisnis mereka yaitu travel, layanan lokal, dan finansial.

Ke depannya perusahaan berencana untuk terus menambah layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Memanfaatkan data dan insight yang mereka miliki, kerja sama lebih luas dengan institusi finansial dan lainnya juga akan menjadi fokus dari Traveloka.

Adaptasi perusahaan saat pandemi

Secara khusus Traveloka saat ini memiliki tiga ekosistem layanan. Di antaranya adalah travel dan akomodasi, Xperience, dan fintech. Setelah diluncurkan tahun 2015 layanan paylater milik mereka yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna melakukan pembelian, menjadi salah satu unggulan produk fintech milik Traveloka.

Saat pandemi ketika perusahaan harus melakukan adaptasi terhadap perubahan gaya hidup dari pengguna, pilihan layanan buy now, stay later juga telah menjadi kekuatan perusahaan untuk tetap bisa menjalankan bisnis sekaligus membantu mitra hotel untuk bisa terus beroperasi.

Sementara untuk layanan Xperience yang di dalamnya terdapat Eats, Traveloka saat pandemi juga menghadirkan layanan baru yaitu Order Now serta referensi review dan direktori produk untuk restoran yang tergabung menjadi mitra. Tercatat saat ini ada sekitar 18 ribu restoran yang telah terdaftar dalam platform.

Inovasi lain yang diklaim telah berhasil dilakukan oleh Traveloka adalah, menjadikan platform sebagai pilihan bagi pengguna untuk melakukan Covid-19 testing. Bekerja sama dengan pemerintah Traveloka telah menangani pemesanan testing di sekitar 600 testing center di 130 kota melalui aplikasi.

Effort lain yang kami lakukan adalah untuk menemukan cara baru agar bisa memberikan layanan kepada pengguna menyesuaikan perubahan customer saat ini. Salah satunya adalah ekspansi layanan lokal dan layanan fintech,” kata Caesar.

Rencana bisnis dan IPO Traveloka

Meskipun pandemi belum usai, namun Traveloka optimis kegiatan traveling domestik hingga internasional secara perlahan akan pulih kembali. Dilihat dari mulai dilonggarkannya travel restriction di beberapa negara. Dalam hal ini Traveloka bersama dengan pemerintah Indonesia dan negara lainnya, mulai menggencarkan kegiatan awareness dan edukasi untuk mempermudah kegiatan traveling saat pandemi.

“Kami optimis Indonesia yang merupakan pasar travel terbesar dan didukung dengan pertumbuhan populasi middle class saat ini, masih banyak di antara mereka yang belum pernah melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Semoga dalam waktu dekat dengan mulai dilonggarkannya kegiatan tersebut bisa berjalan normal kembali,” kata Caesar.

Disinggung seperti apa rencana IPO perusahaan ke depannya, Caesar enggan untuk menjelaskan lebih lanjut. Seperti yang diberitakan sebelumnya Co-Founder & CEO Traveloka Ferry Unardi mengatakan, setelah melewati masa tersulitnya di awal Covid-19, tahun ini menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan untuk go public. Ia meyakini kondisi perusahaan sudah siap dan pasar juga dinilai akan menyambut baik.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Perkuat Vertikal Bisnis, Fokus Hadirkan Layanan Transportasi Darat

Awal tahun ini Traveloka mulai mengembangkan vertikal bisnis mereka dengan fokus kepada masing-masing kategori dan ingin dikenal sebagai “discovery platform“. Masing-masing layanan tersebut adalah transportasi, akomodasi, dan experience.

PR Director Traveloka Sufintri Rahayu mengungkapkan, rencana ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 2018 lalu, namun mulai diresmikan pada awal tahun 2019.

“Kini masing-masing vertikal bisnis memiliki CEO yang bertanggung jawab untuk mengembangkan layanan unggulan discovery platform Traveloka. Mulai dari CEO Transport yang dipimpin oleh Caesar Indra dan CEO lainnya.”

Fokus Traveloka saat ini adalah mengembangkan masing-masing vertikal bisnis agar bisa mempercepat pertumbuhan bisnis dan terus menambah berbagai layanan bagi pelanggan Traveloka di Indonesia.

“Kami juga memiliki misi untuk terus menjangkau destinasi yang masih sulit untuk dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Dengan mengkombinasikan transportasi udara dan darat, semua proses tersebut bisa dinikmati hanya dengan melakukan pemesanan di aplikasi Traveloka,” kata Sufintri.

Transportasi darat

Dalam acara temu media, Head of Growth Management Transportation Product Traveloka Iko Putera menyebutkan, Traveloka menawarkan pilihan tiket pesawat dengan tujuan ke lebih dari 200 ribu pilihan rute, kereta api ke lebih dari 9 ribu kombinasi rute, bus dan travel dengan lebih dari 110 pilihan operator, rental mobil yang sudah tersedia di 36 kota di Indonesia, serta layanan antar jemput bandara yang telah tersedia di 149 bandara domestik dan luar negeri.

“Berdasarkan riset yang kami lakukan, animo masyarakat terhadap moda transportasi pesawat terbang masih cukup tinggi. Namun di tahun ini, permintaan terhadap moda transportasi darat meningkat secara signifikan, yaitu mencapai hingga 30 persen untuk kereta api dan 300 persen untuk bus antar kota dibandingkan dengan periode normal.”

Bukan hanya membantu pelanggan untuk mendapatkan informasi lengkap seputar transportasi bus yang dipilih, Traveloka juga membantu pemilik operator bus untuk meningkatkan layanan mereka memanfaatkan big data analytics dan feedback dari pelanggan. Layanan bus yang saat ini dinilai masih sangat fragmented, menyulitkan pihak operator hingga Traveloka untuk bisa membantu dan membenahi sistem yang ada.

“Secara khusus kami bisa menyediakan informasi waktu yang paling banyak dipilih oleh pelanggan untuk membeli tiket, tipe bus seperti apa yang mereka inginkan hingga destinasi dari pelanggan memanfaatkan data yang masuk dan tentunya masukan dari pelanggan,” kata Iko.

Disinggung apakah dengan fokus ke transportasi darat, jumlah penjualan tiket pesawat terbang menurun di platform Traveloka, Iko menegaskan tiket pesawat terbang masih menjadi dominasi di Traveloka, diikuti beberapa alternatif lain di transportasi darat, seperti kereta api, bus dan rental mobil.

“Di kuartal pertama terdapat pertumbuhan di pemesanan tiket pesawat, meskipun terjadi kelesuan industri dikarenakan peningkatan harga pesawat terbang dan disusul dengan moda transportasi darat lainnya. Hal ini sejalan dengan perkembangan infrastruktur di Indonesia yang semakin menunjang,” kata Iko.

Hingga saat ini penggunaan aplikasi masih mendominasi pilihan pelanggan untuk melakukan pemesanan dan pembelian tiket. Aplikasi Traveloka sendiri saat ini telah diunduh lebih dari 40 juta kali.

Traveloka mengklaim telah memiliki inventori dengan lebih dari 450 ribu hotel di 100 negara dan 100 mitra maskapai.

Application Information Will Show Up Here

Blue Bird and Traveloka Launch Airport Transportation Service

Today (12/19), Traveloka and Blue Bird Group announces strategic partnership for airport transportation in 10 cities in Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, and Manado). The partnership to provide Traveloka and Blue Bird customer with easy access in getting a ride to the airport and from the airport to home or other destinations.

Traveloka’s Senior Vice President Business Development Caesar Indra said, this partnership is held based on the mutual vision and mission of Blue Bird and Traveloka.

“In Traveloka, we did not choose just any partner to expand business and develop a new service. Beyond the reason, this partnership is expected to be a new option for Traveloka users.

It is now available in mobile app for Android, with availability in iOS  is soon to be announced. User may choose the airport transportation feature. They will be directed to the pick-up options to match the flight arrival time, total passenger and flight number. By calculating All-in (toll & gas) fare, user is claimed to get convenient and flat fares.

“We categorized this as premium service with car selection in vary and easy in-app reservation,” said Indra.

Obtaining specific license from airport

Unlike other online transportation which still in “hiding” from airport security while picking up passenger, Traveloka and Blue Bird’s airport transportation has obtained official license of Blue Bird Group. It provides safe and guaranteed reservation from and to the airport.

Regarding the reason behind Traveloka selection as partner, unlike Go-Jek which already added Blue Bird reservation in its app, Blue Bird’s Director Sigit Priawan Djokosoetono explained, it is done intentionally to provide variety of service.

“Even though already partnered with Go-Jek, we intentionally choose Traveloka for airport transportation service to provide different options. For those who want to make taxi reservation can use Go-Jek app while those who need private car for airport transportation can use Traveloka app.”

Through this partnership, Blue Bird provides two transportation service options namely airport transfer by Golden Bird with many car types such as Avanza, Innova, Camry and Alphard.

“Users in group may order a service to take them from one point to the next destination,” said Djokosoetono.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Blue Bird dan Traveloka Luncurkan Layanan Transportasi Bandara

Hari ini, (19/12), Traveloka dan Blue Bird Group mengumumkan kerja sama strategisnya dalam hal pemesanan langsung transportasi bandara di 10 kota di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Lombok, Solo, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Manado). Kerja sama ini dijalin untuk memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna Traveloka dan Blue Bird mendapatkan transportasi menuju ke bandara dan dari bandara menuju rumah atau tujuan lainnya.

Kepada media, Senior Vice President Business Development Traveloka Caesar Indra mengungkapkan, kerja sama ini dijalin berdasarkan adanya kesamaan visi dan misi Blue Bird dan Traveloka.

“Kita di Traveloka tidak sembarangan memilih mitra untuk memperluas bisnis dan menciptakan layanan baru. Karena alasan itulah kemitraan dengan Blue Bird Group ini diharapkan bisa menjadi pilihan baru bagi pengguna Traveloka.”

Sudah tersedia di aplikasi mobile untuk versi Android dan menyusul di iOS, pengguna bisa memilih fitur Transportasi bandara. Pengguna akan diarahkan kepada pilihan untuk penjemputan menyesuaikan dengan waktu tiba pesawat, jumlah penumpang dan nomor pesawat. Dengan perhitungan tarif All-In (tol, bahan bakar) pengguna diklaim bakal mendapatkan harga yang sesuai dan flat (tetap).

“Kami mengkategorikan layanan ini sebagai layanan premium dengan pilihan mobil yang beragam dan kemudahan pemesanan langsung dari aplikasi,” kata Ceesar.

Mengantongi ijin khusus dari bandara

Berbeda dengan transportasi online lainnya yang hingga kini masih harus “bersembunyi” dari pihak keamanan bandara saat menjemput penumpang di bandara, layanan transportasi bandara Traveloka dan Blue Bird ini telah mengantongi ijin resmi untuk beroperasi di bandara, memanfaatkan ijin yang sudah dimiliki oleh Blue Bird Group. Hal tersebut memberikan kepastian dan keamanan lebih saat melakukan pemesanan menuju bandara dan arah pulang dari bandara.

Disinggung tentang alasan mengapa memilih Traveloka sebagai mitra, bukan Go-Jek yang saat ini sudah menyediakan pemesanan taksi Blue Bird melalui aplikasinya, Direktur PT Blue Bird Sigit Priawan Djokosoetono menyebutkan, hal tersebut sengaja dilakukan untuk memberikan layanan yang beragam.

“Meskipun kami sudah bermitra dengan Go-Jek namun untuk layanan transportasi bandara ini sengaja kami lakukan dengan Traveloka demi memberikan pilihan layanan yang berbeda. Untuk pengguna yang ingin memesan taksi bisa memanfaatkan aplikasi Go-Jek sementara untuk transportasi bandara jenis mobil pribadi bisa memanfaatkan aplikasi Traveloka.”

Melalui kerja sama ini Blue Bird menyediakan dua opsi layanan transportasi, yaitu layanan airport transfer dengan Golden Bird dan berbagai tipe mobil seperti Avanza, Inova, Camry, Alphard.

“Untuk pengguna dalam group bisa memesan layanan yang akan mengantar dari satu poin ke poin selanjutnya,” kata Sigit.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng PT KAI, Traveloka Hadirkan Pembelian Tiket Kereta Api

Setelah berhasil menjadi market leader untuk penjualan tiket pesawat hingga hotel, startup lokal Traveloka awal tahun ini kembali meluncurkan layanan terbaru untuk pembelian tiket kereta api. Dengan menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI), saat ini pengguna Traveloka sudah bisa memesan, membeli dan mendapatkan boarding pass secara langsung hanya melalui Traveloka.

“Mulai akhir tahun 2016 lalu Traveloka mulai mengembangkan layanan tiket kereta api, setelah menerima banyak permintaan dari pengguna kami. Setelah kami luncurkan ternyata disambut baik oleh pengguna dari Traveloka,” kata Senior VP Business Development Traveloka Caesar Indra.

Tiket kereta api yang bisa di pesan melalui Traveloka bisa dilakukan dalam waktu 90 hari hingga 6 jam sebelum waktu keberangkatan. Tujuan yang bisa dipilih mulai dari pulau Jawa hingga Sumatera. Menyambut mudik 2017 mendatang, mulai pertengahan bulan Maret pembelian untuk tiket kereta api sudah bisa dimanfaatkan oleh pengguna.

“Fokus kami adalah menjaga stabilitas dan user experience dari pengguna, agar bisa lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan tiket kereta api sesuai tujuan,” kata Caesar.

Saat ini layanan pembelian tiket kereta api melalui Traveloka sudah bisa dilakukan di aplikasi mobile platform Android dan iOS dan mobile site. Sementara untuk desktop akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.

Peningkatan jumlah pembeli secara online di PT KAI

Selama ini PT Kai tidak pernah memberikan kuota tiket kereta api secara khusus kepada Traveloka atau agen atau perusahaan lainnya yang bermitra dengan PT KAI dalam hal penyediaan tiket. Hal tersebut dilakukan agar proses bisa berjalan secara adil, sesuai dengan kemampuan dan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan tersebut.

“Meskipun masih sekitar 1 bulan lebih Traveloka menjadi salah satu mitra kami yang turut menjual tiket kereta api secara online, namun kami mencatat Traveloka telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan untuk PT KAI,” kata EVP Passenger and Ticketing Sales PT Kereta Api Indonesia (KAI).

PT KAI juga mencatat sepanjang tahun 2016 pembelian tiket kereta api secara external sebanyak 60%, sementara pembelian tiket langsung di loket hanya berkisar 40% saja dari total keseluruhan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat saat ini sudah mulai terbiasa melakukan pembelian tiket kereta api secara online.

“Bukan hanya di pulau Jawa, namun kita juga berharap masyarakat Indonesia lainnya bisa menerapkan kebiasaan cashless untuk pembelian tiket kereta api, sehingga memudahkan kami untuk mengumpulkan data yang akurat dan tentunya memberikan kemudahan untuk pengguna,” kata Mukti

Terkait dengan perubahan jadwal dan pembatalan tiket kereta api oleh pengguna yang membeli tiket melalui Traveloka, Mukti menegaskan semua perubahan tersebut sepenuhnya tanggung jawab dari PT KAI. Dalam arti pengguna tidak bisa melakukan perubahan atau pengembalian uang (refund) melalui Traveloka.

“Semua permintaan refund, pembatalan hingga perubahan jadwal masih berada dibawah naungan PT KAI, untuk itu pengguna Traveloka bisa langsung datang ke loket resmi PT KAI untuk memproses semua permintaan yang ada bukan ke Traveloka,” kata Mukti.

Application Information Will Show Up Here