Stockbit dan Fullerton Resmikan Perusahaan Manajer Investasi Grow Investments

PT Stockbit Investa Bersama (Stockbit) dan Fullerton Fund Management Company Ltd (Fullerton) meresmikan perusahaan patungan PT Grow Investments Indonesia (Grow Investments). Langkah ini merupakan tindak lanjut pasca aksi akuisisi perusahaan manajer investasi PT Ayers Asia Asset Management (Ayers Asia) yang diumumkan pada akhir Mei 2023 sampai akhirnya di-rebrand dengan nama baru.

Grow Investments dipimpin oleh Yewny Wongso selaku Presiden Direktur, yang berpengalaman di dunia manajer investasi selama lebih dari 20 tahun di Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat. Ia telah mengelola berbagai dana kelolaan, termasuk offshore fund terbesar di Indonesia saat dirinya bekerja di Fullerton. Pengalaman dan pemahamannya diyakini dapat memperkuat dalam menjalani perannya di Grow Investments.

Mengutip dari situs OJK, Stockbit menguasai saham mayoritas Grow Investments sebesar 51% dan sisanya dikuasai oleh Fullerton, dengan modal dasar Rp32 miliar.

“Dengan memaksimalkan pendekatan digital dari Stockbit, pemahaman mendalam mengenai market lokal, dan kapabilitas investasi di tingkat global dari Fullerton yang telah memenangkan berbagai penghargaan, Grow Investments akan berfokus pada penciptaan return investasi jangka panjang yang positif dan memperhitungkan risiko, sehingga bisa membantu investor menumbuhkan aset mereka,” ujar Yewny saat peresmian Grow Investments di Jakarta, Selasa (8/8).

Ia menambahkan, nama “Grow Investments” secara filosofis merefleksikan aspirasi perusahaan untuk membantu klien-kliennya mengembangkan investasi serta tumbuh bersama mereka.

Saat ini produk Grow Investments belum secara resmi dirilis dan bagaimana diferensiasinya antara Bibit dan Stockbit. Yewny hanya menyampaikan perusahaan berencana untuk menawarkan solusi investasi yang menguntungkan di tengah potensi pertumbuhan yang menjanjikan di berbagai tingkatan.

Dalam deskripsi perusahaan dijelaskan, bahwa Grow Investments akan menciptakan dan mendistribusikan solusi investasi berkualitas kepada beragam investor, seperti ritel, private wealth, dan institusi.

“Dengan pertumbuhan ekonomi yang Indonesia alami hari ini, kebutuhan investor individu dan institusi juga menjadi kian rumit. [..] Dalam melakukan ini, kami menawarkan solusi yang berbeda dan terdiversifikasi dengan mengombinasikan global expertise dan pemahaman akan market lokal untuk menjembatani gap yang ada di market.”

Dengan populasi penduduk usia produktif yang mencapai lebih dari 190 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu market paling dinamis di Asia Tenggara. Hal ini diyakini dapat mendorong permintaan akan produk dan layanan keuangan. Lanskap manajemen kekayaan (wealth management) di Indonesia juga telah berubah secara signifikan dalam empat tahun terakhir.

Di 2018, volume transaksi reksa dana hanya sekitar satu juta transaksi, sementara pada 2022 angkanya mencapai 29,4 juta transaksi. Pertumbuhan pesat ini salah satunya adalah berkat peran teknologi dalam membuat investasi kian mudah diakses, juga didorong oleh meningkatnya kesejahteraan dan permintaan dari para investor.

Kendati jumlah investor di Indonesia meningkat 38% secara year-on-year di 2022, hanya 4% dari total populasi yang telah berinvestasi di pasar modal, masih lebih rendah dari Singapura dan Malaysia, dengan angka mencapai lebih dari 25% dan 9%.

Application Information Will Show Up Here

Joint Venture: Definisi, Jenis, Contoh dan Manfaatnya

Apakah kamu pernah mendengar tentang joint venture? Joint venture memberikan banyak manfaat bagi pebisnis yang ingin mengurangi resiko untuk bisnis yang akan mereka kembangkan.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan mengenai joint venture dalam artikel berikut ini ya!

Definisi Joint Venture

Joint Venture (JV) adalah perjanjian bisnis di mana dua pihak atau lebih bergabung untuk mengumpulkan sumber daya, keahlian, dan modal untuk mencapai tujuan bersama. Dalam usaha patungan, setiap peserta berkontribusi pada usaha dan berbagi keuntungan dan kerugian.

Usaha patungan atau joint venture sering kali dibentuk ketika dua atau lebih perusahaan ingin berkolaborasi dalam sebuah proyek, memasuki pasar baru, atau berbagi pengetahuan dan teknologi.

Usaha patungan biasanya diatur oleh perjanjian formal yang menguraikan tanggung jawab masing-masing pihak, pembagian keuntungan dan kerugian, dan durasi usaha.

Usaha patungan dapat bersifat sementara atau jangka panjang dan dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk badan hukum yang terpisah, perjanjian kontrak, atau kemitraan.

Manfaat Joint Venture

Ada beberapa keuntungan dari usaha patungan, antara lain adalah sebagi berikut.

Sumber Daya Bersama

Usaha patungan memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Dengan bermitra dengan perusahaan lain, setiap pihak dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing dan mengurangi risiko yang terkait dengan pengejaran proyek baru atau memasuki pasar baru.

Mengurangi Biaya & Meningkatkan Efisiensi

Usaha patungan dapat menghasilkan penghematan biaya melalui skala ekonomi, sumber daya bersama, dan kemampuan untuk mengurangi risiko.

Dengan bekerja sama, perusahaan juga dapat menyederhanakan operasi dan meningkatkan efisiensi.

Akses ke Pasar Baru

Usaha patungan dapat memberi perusahaan akses ke pasar, pelanggan, dan saluran distribusi baru.

Dengan bermitra dengan perusahaan lokal, misalnya, perusahaan asing dapat memperoleh akses ke pasar lokal dan mendapat manfaat dari pengetahuan mitra tentang peraturan lokal dan preferensi konsumen.

Berbagi Risiko

Joint venture memungkinkan perusahaan untuk berbagi risiko yang terkait dengan proyek atau investasi baru. Dengan membagi risiko di antara beberapa pihak, eksposur masing-masing perusahaan akan berkurang.

Peningkatan Daya Saing

Usaha patungan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dengan menggabungkan kekuatannya dengan perusahaan lain. Dengan bekerja sama, perusahaan dapat menciptakan produk atau layanan baru, meningkatkan produk atau layanan yang sudah ada, atau memasuki pasar baru.

Jenis Joint Venture

Ada beberapa jenis usaha patungan, berikut adalah contohnya.

Usaha Patungan Ekuitas

Dalam usaha patungan ekuitas, para mitra memberikan kontribusi modal dan sumber daya lainnya untuk membentuk badan hukum baru.

Usaha Patungan Kontraktual

Usaha patungan kontraktual melibatkan perjanjian kontrak antara dua pihak atau lebih untuk bekerja sama dalam suatu proyek atau tujuan tertentu. Para pihak tetap merupakan badan hukum yang terpisah dan tidak membentuk entitas baru.

Usaha Pengembangan Bersama

Dalam usaha pengembangan bersama, para mitra bekerja sama untuk mengembangkan produk atau teknologi baru, berbagi biaya dan risiko yang terkait dengan proyek tersebut.

Konsorsium

Konsorsium adalah usaha patungan yang dibentuk oleh beberapa perusahaan untuk berkolaborasi dalam proyek atau tujuan tertentu, yang sering kali melibatkan penelitian dan pengembangan, produksi, atau pemasaran.

Aliansi Strategis

Aliansi strategis adalah kemitraan jangka panjang antara dua atau lebih perusahaan untuk mengejar tujuan bersama. Perusahaan-perusahaan tersebut tetap merupakan badan hukum yang terpisah, tetapi bekerja sama secara erat untuk berbagi sumber daya dan keahlian. Jenis usaha patungan yang dipilih akan bergantung pada tujuan dan sasaran mitra, serta sifat proyek atau investasi.

Contoh Perusahaan Joint Venture di Indonesia

Ada beberapa contoh perusahaan joint venture yang terkenal di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perusahaan-perusahaan tersebut.

PT Astra International Tbk dan PT Toyota-Astra Motor

Salah satu contoh perusahaan patungan di Indonesia adalah kolaborasi antara PT Astra International Tbk, konglomerat Indonesia terkemuka, dan Toyota Motor Corporation, produsen mobil global. Mereka mendirikan perusahaan patungan yang dikenal sebagai PT Toyota-Astra Motor (TAM) untuk memproduksi dan mendistribusikan kendaraan Toyota di Indonesia.

Perusahaan patungan ini menggabungkan pengetahuan pasar lokal dan jaringan distribusi PT Astra International dengan keahlian otomotif dan kemajuan teknologi Toyota. TAM mengoperasikan pabrik-pabrik manufaktur di Indonesia dan memproduksi berbagai macam kendaraan Toyota yang disesuaikan dengan permintaan pasar lokal.

Usaha patungan ini memungkinkan Toyota untuk memanfaatkan jaringan distribusi Astra yang luas. Hal ini juga telah memfasilitasi transfer teknologi dan pengetahuan untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif lokal.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Nestlé S.A

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, salah satu perusahaan makanan terbesar di Indonesia, dan Nestlé S.A., sebuah konglomerat makanan dan minuman global. Mereka membentuk perusahaan patungan yang dikenal dengan nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI).

NICI beroperasi di segmen mie instan dan memproduksi merek-merek populer seperti Indomie Mi Goreng, merek mie instan terkenal di Indonesia, dan Sarimi, dan lain-lain. Perusahaan patungan ini menggabungkan pengetahuan Indofood yang luas mengenai pasar lokal, kemampuan distribusi, dan keahlian manufaktur dengan pengakuan merek global Nestlé, kemampuan pengembangan produk, dan standar kualitas.

Melalui kolaborasi ini, NICI dapat memanfaatkan keberadaan dan jaringan distribusi Indofood yang kuat di seluruh Indonesia untuk menjangkau basis pelanggan yang luas. Di sisi lain, Nestlé telah mendapatkan akses ke pasar Indonesia dan dapat memperkenalkan keahlian global dan praktik-praktik terbaiknya dalam pengembangan produk, kontrol kualitas, dan pemasaran.

PT Unilever Indonesia Tbk dan PT Sayap Mas Utama (Wings)

Contoh lain dari perusahaan patungan di Indonesia adalah kemitraan antara PT Unilever Indonesia Tbk, sebuah perusahaan barang konsumsi terkemuka, dan PT Sayap Mas Utama (Wings), produsen produk rumah tangga terkemuka di Indonesia. Mereka mendirikan perusahaan patungan yang dikenal sebagai PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI).

UOI berfokus pada produksi oleokimia, yang berasal dari minyak dan lemak alami dan digunakan sebagai bahan baku di berbagai industri seperti perawatan pribadi, produk pembersih, dan manufaktur makanan. Perusahaan patungan ini menggabungkan keahlian global Unilever di bidang consumer goods dan sumber bahan baku yang berkelanjutan dengan kemampuan manufaktur lokal dan pengetahuan Wings tentang pasar Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, UOI dapat memanfaatkan komitmen Unilever terhadap keberlanjutan dan jaringan rantai pasok globalnya. Perusahaan patungan ini memproduksi oleokimia berkualitas tinggi, seperti asam lemak dan gliserin, serta memastikan praktik-praktik pengadaan yang berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan.

Nah itu tadi penjelasan mengenai joint venture atau usaha patungan. Secara garis besar, usaha patungan dapat memberikan keuntungan strategis bagi perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan dan sumber daya mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Equinix dan Astra Bentuk Usaha Patungan untuk Percepat Transformasi Digital

Perusahaan infrastruktur digital Equinix (Nasdaq: EQIX) dan PT Astra International Tbk (IDX: ASII) mengumumkan pembentukan usaha patungan dengan tujuan mengembangkan infrastruktur digital demi mempercepat transformasi digital di Indonesia. Perusahaan patungan ini dibentuk dengan kepemilikan modal saham 75% Equinix dan 25% Astra.

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital berskala global milik Equinix dan pengalaman luas Astra di Indonesia, perusahaan patungan ini diharapkan bisa membantu baik perusahaan dalam negeri maupun multinasional di Indonesia untuk mengembangkan kapabilitas digital mereka. Hal ini dapat memanfaatkan teknologi baru seperti hybrid multicloud, 5G, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan lainnya.

Pada tahap awal, perusahaan anyar ini rencanannya akan mengembangkan dan mengoperasikan sebuah pusat data Internasional Business Exchange (IBX) di Jakarta bernama JK1, lalu dilanjutkan dengan ekspansi secara nasional. Pusat data IBX JK1 ini terdiri dari delapan lantai dan direncanakan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2024.

Rencananya, pusat data ini akan menyediakan lebih dari 1.600 kabinet dan ruang colocation seluas lebih dari 5.300 meter persegi setelah sepenuhnya terbangun. Berlokasi di pusat bisnis Jakarta dan dekat dengan internet exchange utama, JK1 akan membantu perusahaan di Indonesia untuk mencapai kinerja yang optimal melalui infrastruktur digital dan ekosistem yang dinamis.

Di samping itu, JK1 juga akan memasukkan konsep sustainability ke dalam desainnya dengan memanfaatkan teknologi inovatif seperti cooling array Equinix dalam mendukung target komersial dan lingkungan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Equinix sendiri merupakan perusahaan pertama di industri pusat data yang menetapkan target 100% energi terbarukan dan berkomitmen untuk mencapai netralitas iklim pada tahun 2030, didukung oleh short-term science-based targets yang telah disetujui. Hal ini juga sejalan dengan Astra 2030 Sustainability Aspirations.

Presiden Equinix Asia Pasific Jeremy Deutsch mengungkapkan bahwa, “perusahaan patungan ini memanfaatkan potensi digital yang terus meningkat dan mencerminkan keberlanjutan komitmen Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas skala besar untuk memenuhi kebutuhan komputasi, penyimpanan, dan edge data center.”

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro yang mengungkapkan bahwa kolaborasi ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan fokus Astra dalam mempercepat transformasi digitalnya.

“Dengan penyediaan layanan data center komprehensif, semakin terintegrasi, modern, mudah diakses, dan dijalankan dengan semangat dan prinsip keberlanjutan, kami berharap perusahaan patungan ini akan memperkuat infrastruktur pusat data dan membantu para pelaku bisnis di Indonesia,” ujarnya.

Pasar pusat data di Indonesia

Indonesia menjadi salah satu pasar layanan pusat data colocation yang menjanjikan di Asia Tenggara. Dengan ragam inisiatif terkait transformasi digital, kebijakan pemerintah yang mendukung adopsi teknologi digital, dan peningkatan konektivitas dan infrastruktur jaringan negara, pasar ini diperkirakan akan terus tumbuh.

Salah satunya adalah program pemerintah Indonesia yang menargetkan setidaknya 30 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk dapat go digital pada tahun 2024Selain itu, program transformasi digital nasional Indonesia juga telah menciptakan sebuah kerangka pembangunan ekonomi dan kebutuhan atas infrastruktur digital.

Berdasarkan laporan Uncover 2022: Southeast Asia Cloud Economy yang dipublikasi oleh Twimbit, pasar colocation Indonesia diperkirakan bernilai USD1,2 miliar pada tahun 2027. Dengan permintaan ritel yang signifikan untuk colocation, ditambah dengan meningkatnya aktivitas hyperscale, Indonesia diharapkan dapat menjadi pasar colocation ASEAN terbesar pada 2027.

Pertumbuhan pasar colocation di Asia Tenggara. Sumber: Twimbit

 

 

 

 

 

 

 

Tidak dapat dimungkiri bahwa Singapura menjadi negara yang memiliki pasar paling matang di Asia Tenggara, namun dari sisi CAGR, Indonesia hampir menggandakan CAGR Singapura dalam periode 2019-2022. Kematangan adopsi cloud di Singapura dapat berarti pasar akan segera mencapai puncaknya, tetapi negara-negara tetangga siap untuk pertumbuhan eksponensial.

Di Indonesia sendiri, setidaknya telah ada 62 pusat data di Indonesia pada 2020. Sebanyak 36% atau 22 pusat data tersebut dimiliki asing, dengan 11 pusat data dimiliki oleh Singapura. Singapura sendiri menjadi negara dengan jumlah pusat data terbanyak, yaitu 100 pusat data di periode yang sama.

Pada November 2022 lalu, pemerintah juga sudah memulai pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) di kawasan Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Kapasitas pusat data yang akan dibangun memiliki prosesor 25.000 core, dengan penyimpanan 40petabyte dan memori 200terabyte.

Anak usaha Astra Internasional, Astra Graphia pada November lalu juga telah mengumumkan rencananya untuk memperkuat bisnis pusat data di Indonesia. Perusahaan juga telah memiliki data center sendiri. Namun, saat ini masih digunakan untuk kebutuhan komersil yang diprioritaskan guna mendukung kinerja perusahaan seperti memberikan solusi cloud bagi pelanggan.

Indika Energy, Alpha JWC, and Horizons Ventures to Pour 218 Billion Rupiah for EV Company Development

PT Indika Energy Tbk (IDX: INDY) along with Alpha JWC Ventures and Horizons Ventures established a joint venture named Ilectra Motor Group (IMG). The three also invested a total of $15 million or around 218 billion Rupiah in IMG to develop two-wheeled electric vehicles (E2W).

This strategic act was announced in Indika Energy’s public expose last week, Friday (5/20). Of IMG’s total investment, $7.5 million came from Alpha JWC Ventures and Horizons Ventures, and the remaining $7.5 million is equity investment from Indika Energy. Meanwhile, IMG is Alpha JWC Ventures and Horizons Ventures’ first portfolio in the electric vehicle sector.

In his official statement, Indika Energy’s Director and Group Chief Investment Officer Purbaja Pantja said, IMG will execute the development of a two-wheeled electric vehicle that has been ongoing for more than a year. In addition, IMG will also develop a supporting ecosystem that is still relatively new through external partnerships.

“We also want to support the government’s objective to reach 3.2 million units of electric two-wheeled vehicles by 2035. From a business perspective, this business diversification can boost our non-coal revenue by 50 percent by 2025,” Purbaja said.

Chandra Tjan, Alpha JWC Ventures’ Co-Founder and General Partner also said that the E2W sector has a lot of potential, however, players in this sector are quite low in numbers, resulting in its lack of adoption. “We intend to bring the best two-wheelers with a holistic ecosystem and experience that can serve millions of riders. Together, we can build a greener and more sustainable world,” he added.

On the general note, PT Indika Energi Tbk. (Indika Energy) is a diversified investment company in Indonesia with a main focus on developing sustainable new businesses in several sectors, such as energy, logistics, digital, to green business.

Electric Vehicle

Currently, the electric vehicle market is very promising, considering that Indonesia is a country with the highest penetration of two-wheeled vehicles in the world at 42% based on vehicle ownership per 100 population, and is also the third-largest with 6 million motorcycles sold annually.

Therefore, the market for two-wheeled electric vehicles is projected to grow rapidly, especially since the price is equivalent to that of non-electric two-wheeled vehicles. In addition to lower operating costs, the government is also promoting the use of renewable energy.

In order to top the current market in Indonesia, IMG will introduce its first two-wheeled electric vehicle by the end of 2022. The company to present a fleet that is designed with advanced design and performance, equipped with technology and a supporting ecosystem.

Meanwhile, Horizons Ventures’ Portfolio Curator, Frances Kang believes that IMG’s holistic approach can create an enjoyable electric vehicle experience while transforming the mobility ecosystem into a greener one. “E2W adoption could offer a cleaner option for millions of two-wheeler drivers in Indonesia. As the car penetration grows and global climate change accelerates, reducing vehicle emissions significantly becomes an urgent mission,” he said.

Digital company initiative

A number of technology and investment companies have started to speak up their concerns about the use of electric vehicles in Indonesia. Ride-hailing giants GoTo and Grab are the two which have tested and implemented electric vehicles in its services.

Their commitment to tackling climate change and a green environment has also continued through a number of initiatives. For example, GoTo through Gojek and integrated energy company TBS Energi Utama established a joint venture with PT Karya Baru TBS to develop two-wheeled electric vehicles, battery packaging technology, and battery exchange infrastructure, and electric vehicle financing.

Meanwhile, Grab cooperates with PLN to develop an electric vehicle ecosystem in a few steps starting from the Greater Jakarta area. In Singapore, Grab has partnered with Hyundai to operate a fleet of electric vehicles.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Indika Energy, Alpha JWC, dan Horizons Ventures Gelontorkan 218 Miliar Rupiah Bangun Perusahaan Kendaraan Listrik

PT Indika Energy Tbk (IDX: INDY) bersama Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures mendirikan perusahaan patungan (joint venture) bernama Ilectra Motor Group (IMG). Ketiganya juga mengguyur investasi ke IMG dengan total sebesar $15 juta atau sekitar 218 miliar Rupiah untuk mengembangkan kendaraan listrik roda dua (E2W).

Kolaborasi ini telah diumumkan dalam paparan publik Indika Energy pada pekan lalu, Jumat (20/5). Dari total investasi yang diperoleh IMG, sebesar $7,5 juta berasal dari Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures, dan sisanya $7,5 juta equity investment dari Indika Energy. Adapun, IMG menjadi portofolio pertama Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures di sektor kendaraan listrik.

Dalam keterangan resminya, Director dan Group Chief Investment Officer Indika Energy Purbaja Pantja mengatakan, IMG akan mengeksekusi pengembangan kendaraan listrik roda dua yang sudah berjalan lebih dari satu tahun yang lalu. Selain itu, IMG juga akan mengembangkan ekosistem pendukung yang saat ini masih terbilang baru melalui kemitraan eksternal.

“Kami juga ingin mendukung target pemerintah untuk mencapai 3,2 juta unit kendaraan listrik roda dua pada 2035. Dari sisi bisnis, diversifikasi bisnis ini dapat mendongkrak pendapatan nonbatubara kami naik hingga 50% pada 2025,” ungkap Purbaja.

Co-Founder dan General Partner di Alpha JWC Ventures Chandra Tjan menambahkan, sektor E2W punya potensi melimpah, tetapi pemain di bidang ini terbatas saat ini sehingga adopsinya belum luas. “Kami ingin menghadirkan kendaraan roda dua terbaik dengan ekosistem dan pengalaman menyeluruh yang dapat melayani jutaan pengendara. Bersama-sama, kita dapat membangun dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tambahnya.

Sebagai informasi, PT Indika Energi Tbk. (Indika Energy) adalah perusahaan investasi terdiversifikasi di Indonesia dengan fokus utama pada pengembangan bisnis baru yang berkelanjutan di sejumlah sektor, seperti energi, logistik, digital, hingga green business.

Kendaraan listrik

Saat ini pasar kendaraan listrik masih menjadi ladang subur mengingat Indonesia merupakan negara dengan penetrasi kendaraan roda dua tertinggi di dunia sebesar 42% berdasarkan kepemilikan jumlah kendaraan per 100 populasi penduduk, dan juga ketiga terbesar dengan 6 juta motor terjual tiap tahunnya.

Dengan potensi ini, pasar kendaraan listrik roda dua diproyeksi tumbuh cepat, terlebih harganya juga setara dengan kendaraan non-listrik roda dua. Selain biaya operasional lebih rendah, pemerintah juga tengah menggalakkan penggunaan energi terbarukan.

Untuk membidik posisi pemain terkemuka di Indonesia, IMG akan memperkenalkan kendaraan listrik roda dua pertamanya pada akhir 2022. IMG akan menghadirkan armada yang dirancang dengan desain dan performa canggih, dilengkapi juga dengan teknologi dan ekosistem pendukung.

Sementara, Portfolio Curator di Horizons Ventures Frances Kang meyakini pendekatan holistik IMG dapat menciptakan pengalaman penggunaan kendaraan listrik yang menyenangkan sekaligus dapat mengubah ekosistem mobilitas menjadi lebih hijau. “Adopsi E2W dapat menawarkan opsi yang lebih bersih bagi jutaan pengendara di Indonesia. Seiring berkembangnya penggunaan mobil dan percepatan perubahan iklim global, pengurangan emisi kendaraan yang signifikan menjadi misi yang mendesak.” Tutupnya.

Inisiasi perusahaan digital

Sejumlah perusahaan teknologi dan investasi juga mulai menyuarakan concern mereka terhadap penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Raksasa ride-hailing GoTo dan Grab termasuk di antaranya yang telah melakukan uji coba dan mengimplementasi kendaraan listrik dalam layanan mereka.

Komitmen mereka terhadap penanggulangan perubahan iklim dan lingkungan yang hijau juga berlanjut lewat sejumlah inisiasi. Misalnya, GoTo melalui Gojek dan perusahaan energi terintegrasi TBS Energi Utama mendirikan joint venture PT Karya Baru TBS untuk mengembangkan kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kendaraan listrik.

Sementara, Grab menggandeng PLN untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara bertahap yang dimulai dari kawasan Jabodetabek. Di Singapura, Grab menggaet Hyundai untuk mengoperasikan armada kendaraan listrik.

Platform “Online Grocery” AlloFresh Meluncur, Dimulai dari 7 Gerai Transmart

Perusahaan patungan antara CT Corp, Bukalapak, dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) meresmikan platform online grocery AlloFresh setelah proses uji coba  singkat sejak 24 Februari 2022. Saat ini 7 dari 138 gerai di jaringan CT Corp sudah masuk ke dalam aplikasi AlloFresh.

Tujuh gerai tersebut berlokasi di Jakarta, tepatnya Transmart Lebak Bulus, Cempaka Putih, Taman Mini, Pluit, Ambassador, Central Park, dan Cibubur. Secara bertahap kehadiran gerai Transmart di lokasi lainnya terus ditambah di AlloFresh agar semakin banyak konsumen yang dapat memanfaatkan solusi online grocery ini.

Dalam peresmian yang diselenggarakan virtual pada hari ini (2/3), President Director & CEO PT Trans Retail Indonesia Bouzeneth Benaouda mengatakan, menyediakan fasilitas belanja online dan offline untuk konsumen adalah kunci di masa depan.

Meski kesenjangan antara belanja online terhadap total belanja ritel nasional masih luas, pihaknya tidak mau menampik pilihan belanja online atau offline. Mereka memilih mengambil kedua segmen tersebut.

“Kita tidak mau underestimate customer yang masih mau experience belanjanya datang langsung ke gerai. Di luar Jakarta, kebiasaan belanja seperti itu masih ada dan porsinya besar. Makanya di masa depan, keduanya harus jalan bersama. Hal tersebut berkaitan erat dengan apa yang kami lakukan bersama Bukalapak,” ucapnya.

Presiden Bukalapak Teddy Oetomo melanjutkan, AlloFresh hadir karena semangat kolaborasi yang bila dilakukan oleh satu pihak saja akan memakan ongkos yang jauh lebih besar. “Mungkin bisa lebih dari Rp1 triliun untuk sampai ke titik ini,” ucapnya.

Rp1 triliun yang dimaksud Teddy ini adalah investasi awal yang digelontorkan untuk pengembangan AlloFresh. Pemegang saham mayoritas di AlloFresh adalah Trans Retail (55%), Bukalapak (35%), dan Growtheum (10%).

Teddy melanjutkan, selama ini banyak pemain online grocery yang membangun infrastrukturnya dari titik nol. Mereka punya teknologi, tapi membutuhkan biaya dan waktu untuk mereplikasi infrastruktur yang ada. Kondisi tersebut berbeda dengan AlloFresh, sebab Trans Retail sudah hadir lebih dari dua dekade untuk membangun jaringan gerai supermarket di seluruh Indonesia.

Kelebihan tersebut diklaim menjadi kekuatan utama AlloFresh yang selama ini belum ditawarkan kebanyakan startup. “Jadi kami melakukan leapfrog 20 tahun lebih untuk mempercepat penetrasi e-grocery yang mungkin butuh 20 tahun kalau dilakukan sendirian.”

Secara solusi, apa yang ditawarkan AlloFresh tidak jauh berbeda dengan kebanyakan pemain online grocery lainnya. Mereka menyajikan pilihan lebih dari 150 ribu SKU yang berasal dari 10 ribu pemasok, terdiri dari berbagai kategori, mulai dari produk daging, sayur dan buah segar, hingga peralatan memasak. Platform ini menawarkan pengiriman cepat dalam waktu tiga jam dengan jarak pengantaran maksimal 10 km dari toko.

“Hampir semua produk Transmart tersedia di AlloFresh,” tambah VP Product Marketplace & O2O Bukalapak Fanny Limasa.

Ke depannya, AlloFresh tidak hanya melayani seluruh konsumen akhir dari seluruh penjuru Indonesia, namun juga digunakan Mitra Bukalapak dalam memenuhi stok barang jualannya di warung. Teddy menuturkan, sebelumnya SKU yang dapat dibeli Mitra Bukalapak lewat kemitraan bersama prinsipal di Bukalapak sekitar ratusan hingga ribuan SKU saja.

Kini, Mitra Bukalapak di daerah-daerah dapat memiliki lebih banyak pilihan produk dari berbagai prinsipal untuk menawarkan lebih banyak produk dagangan di warungnya. “Ini akan jadi kekuatan yang luar biasa untuk bantu fulfillment FMCG yang dibutuhkan warung,” ungkapnya.

Kompetisi pasar

Hadirnya AlloFresh menambah sengit persaingan layanan online grocery di Indonesia. Sebelumnya sejumlah startup mulai unjuk gigi awal tahun ini, menawarkan konsep quick commerce, di antaranya Astro, Bananas, JaPang, hingga Radius. Sementara pemain lain, seperti HappyFresh, juga mengencangkan strategi ekspansi produk dan pasar mereka

Di segmen e-commerce, para platform juga memiliki strategi khusus di bidang grocery. Misalnya, Blibli dengan Blibli Mart – tahun lalu mereka mengakuisisi saham mayoritas induk Ranch Market untuk menguatkan supply chain produk segar yang dimiliki.

Shopee juga sudah operasikan Shopee Supermarket di Indonesia, memfasilitasi pembelian berbagai kebutuhan harian secara cepat. Berbeda dengan pemain lain yang mengambil barang dari mitra grocery, mereka membangun gudang-gudang persediaan di berbagai tempat untuk mengakomodasi kebutuhan pengiriman cepat.

Application Information Will Show Up Here

AlloFresh Resmi Didirikan CT Corp, Bukalapak, dan Growtheum [UPDATED]

PT Trans Retail Indonesia (bagian dari CT Corp), PT Bukalapak.com Tbk, dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) segera resmikan platform grocery “AlloFresh”. Rencana ini sudah diumumkan oleh Chairul Tanjung pada Januari 2022 lalu — kala itu CT hanya menyebutkan akan membuat sebuah joint venture di bidang online grocery, belum membeberkan brand yang akan digunakan.

Nilai investasi yang digelontorkan perusahaan untuk pengembangan platform ini senilai Rp1 triliun (setara $70 juta). Menurut sumber Bloomberg, Trans Retail memiliki kepemilikan 55%, Bukalapak 35%, dan Growtheum 10%.

Saat ini situs AlloFresh (PT Allo Fresh Indonesia) sudah bisa mulai diakses, menyajikan sekitar 50 ribu SKU produk di 144 kategori. Kebanyakan adalah produk segar dan keperluan sehari-hari. Dijelaskan juga bahwa proses pengiriman di layanan tersebut akan memakan waktu 3 jam atau lebih cepat, seperti layaknya quick commerce. Di fase awalnya, AlloFresh telah melayani pengguna di kawasan Jabodetabek.

Di LinkedIn kami juga memantau adanya sharing resources untuk tim pengembang, baik dari sisi Trans Retail maupun Bukalapak untuk difokuskan ke AlloFresh.

Ekosistem brand Allo

Kerja sama CT Corp dan Bukalapak tidak terhenti di sini. Pasalnya Bukalapak dan sejumlah startup digital lain telah melakukan aksi korporasi membeli sebagian saham AlloBank (IDX: “BBHI”). Bukalapak sendiri mengakuisisi jumlah persentase saham terbanyak dalam aksi tersebut, yakni setara 11,49%.

Tepatnya sejak Juni 2021, ini Bank Harda Internasional melakukan perubahan nama menjadi Allo Bank Indonesia. Semangatnya adalah memberikan solusi aplikasi terpadu lewat Allo Apps, untuk memenuhi kebutuhan pengguna mulai dari segi finansial, pemenuhan kebutuhan, hingga hiburan.

Misi tersebut tampaknya kini mulai terealisasi, dengan membentuk ekosistem aplikasi di bawah brand Allo, dimulai dari platform grocery.

Kompetisi pasar

Hadirnya AlloFresh menambah sengit persaingan layanan online grocery di Indonesia. Sebelumnya sejumlah startup mulai unjuk gigi awal tahun ini, menawarkan konsep quick commerce, di antaranya Astro, Bananas, JaPang, hingga Radius. Sementara pemain lain seperti HappyFresh juga kencangkan strategi ekspansi produk dan pasar mereka – sebagian lagi menambah pundi-pundi pendanaan, salah satunya KedaiSayur.

Di segmen e-commerce, para platform juga memiliki strategi khusus di bidang grocery. Misalnya Blibli dengan Blibli Mart – tahun lalu mereka juga mengakuisisi saham mayoritas induk Ranch Market dengan tujuan untuk menguatkan supply chain produk segar yang dimiliki.

Shopee juga sudah operasikan Shopee Supermarket di Indonesia, fasilitasi pembelian berbagai kebutuhan harian secara cepat. Berbeda dengan pemain lain yang mengambil barang dari mitra grocery, mereka membangun gudang-gudang persediaan di berbagai tempat untuk mengakomodasi kebutuhan pengiriman cepat.

Application Information Will Show Up Here

CT Corp and Bukalapak to Form Joint Venture in Online Grocery Sector

The conglomerate company owner, Chairul Tanjung, through PT Trans Retail Indonesia, announced an online grocery joint venture with PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

“The e-commerce will be focused on providing fresh products and food (grocery). The ownership of Trans Retail [will be] at 55% and Bukalapak at 45%,” Chairul Tanjung said after a press conference at the Indonesia Stock Exchange.

CT, he often called, is reluctant to elaborate further on the joint venture. However, this corporate action shows a signal from CT Corp to seriously work on selling fresh products and food ingredients on an offline-to-online (O2O) basis.

On a general note, Trans Retail Indonesia is a subsidiary of CT Corp, which oversees modern retail network companies Transmart, Carrefour, and Groserindo. Currently, Trans Retail Indonesia has operated nearly 100 multi-format concept outlets in 28 cities in Indonesia, offering 40,000 products to its 70 million customers.

e-grocery market competition

Prior to this, several top-tier tech companies have taken similar corporate actions. Unlike this one, they take an inorganic strategy by acquiring modern retail chain companies.

Blibli and GoTo have announced corporate actions to take over retail companies in 2021. Blibli with 51% shares owned by PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) managed by Ranch Market.

Meanwhile, GoTo acquired a 6.74% stake in PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) through PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Meanwhile, Matahari Putra Prima is a Lippo Group’s subsidiary, which has a giant modern retail network in Indonesia. Some of its outlets are Hypermart, Foodmart Supermarket, and Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 outlets in 72 cities in Indonesia, 103 gerai integrated with Hypermart Online  Acquisition
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, and Day 2 Day by Farmers Markets Acquisition
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Source: Reorganized by DailySocial

Previously, the Minister of Trade Muhammad Lutfi projected the sales value of fresh food products through the marketplace to reach more than Rp180 trillion in the next five years. Meanwhile, the sales value in 2021 is estimated at IDR 21 trillion.

Lutfi said the contribution of selling fresh food products through the marketplace was still small, but the growth was significant. Moreover, he saw the trend of many synergies between modern retailers and technology companies.

The retail network has started to drive sales with an online-to-offline (O2O) concept by partnering with technology companies with strengths in innovation, product ecosystem, and logistics.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CT Corp dan Bukalapak akan Bentuk Perusahaan Patungan di Bidang “Online Grocery”

Pemilik perusahaan konglomerasi Chairul Tanjung melalui PT Trans Retail Indonesia, mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) bersama PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA).

E-commerce ini akan dikhususkan untuk produk segar dan bahan pangan (grocery). Komposisi kepemilikan Trans Retail [akan] sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,” ungkap Chairul Tanjung ditemui usai jumpa pers di Bursa Efek Indonesia.

Pria yang karib disapa CT ini enggan menguraikan lebih lanjut mengenai pembentukan usaha patungan tersebut. Namun, aksi korporasi ini menjadi sinyal besar dari CT Corp untuk serius menggarap penjualan produk segar dan bahan makanan berbasis offline-to-online (O2O).

Sebagai informasi, Trans Retail Indonesia merupakan anak usaha CT Corp yang menaungi perusahaan jaringan ritel modern Transmart, Carrefour, dan Groserindo. Saat ini, Trans Retail Indonesia sudah mengoperasikan hampir 100 gerai berkonsep multiformat di 28 kota di Indonesia yang menawarkan 40.000 produk ke 70 juta pelanggannya.

Persaingan pasar e-grocery

Sebelum ini, aksi korporasi serupa sudah mulai diseriusi oleh sejumlah perusahaan teknologi besar. Bedanya, mereka mengambil strategi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan jaringan peritel modern.

Blibli dan GoTo sama-sama mengumumkan aksi korporasinya untuk mengambil alih perusahaan ritel di 2021. Blibli memilih untuk mencaplok 51% saham milik PT Supra Boga Lestari Tbk (IDX: RANC) yang mengelola Ranch Market.

Sementara, GoTo mengakuisisi 6,74% saham PT Matahari Putra Prima Tbk (IDX: MPPA) melalui PT Multipolar Tbk (IDX: MPLPL). Adapun, Matahari Putra Prima merupakan anak usaha Lippo Group yang memiliki jaringan peritel modern raksasa di Indonesia. Beberapa gerai yang dimilikinya adalah Hypermart, Foodmart Supermarket, dan Primo Supermarket.

GoTo Hypermart; 200 gerai di 72 kota di Indonesia, dengan 103 gerai terhubung dengan Hypermart Online  Akuisisi
Blibli Ranch Market; 16 Ranch Markets, 29 Farmers Markets, 1 The Gourmet by Ranch Market, dan Day 2 Day by Farmers Markets Akuisisi
Trans Retail-Bukalapak N/A Joint Venture (JV

Sumber: Diolah kembali oleh DailySocial

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksi nilai penjualan produk pangan segar melalui marketplace tembus ke lebih dari Rp180 triliun dalam lima tahun ke depan. Adapun, nilai penjualan di 2021 diperkirakan sebesar Rp21 triliun.

Lutfi menilai kontribusi penjualan produk pangan segar melalui marketplace masih kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan. Apalagi, ia melihat tren banyaknya sinergi antara pelaku ritel modern dan perusahaan teknologi.

Jaringan peritel mulai mendorong penjualan dengan konsep online-to-offline (O2O) dengan menggandeng perusahaan teknologi yang memiliki kekuatan pada inovasi, ekosistem produk, hingga logistik.

Perusahaan JV Traveloka dan SCB di Thailand “Trex Ventures” Ditutup

Trex Ventures, perusahaan patungan antara Siam Commercial Bank Group melalui SCB 10X dan Traveloka, dikabarkan tutup operasional dan sedang dalam proses likuidasi. Mengutip dari Kaohoon, pengumuman yang disampaikan pada 20 Desember 2021 ini telah menyelesaikan pendaftaran pembubarannya di departemen pengembangan bisnis Kementerian Perdagangan setempat sesuai dengan keputusan RUPSLB.

Di Trex Ventures, SCB menguasai 51% saham, sementara Traveloka melalui Godwit Rock memegang 49% dari modal disetor perusahaan. Perusahaan patungan pertama dari Traveloka ini masih seumur jagung sejak pertama kali diumumkan operasionalnya pada Maret 2021. SCB merupakan salah satu jajaran investor di Traveloka.

Pernyataan resmi terkait kabar ini turut juga dikonfirmasi langsung oleh Traveloka melalui Head of Communications Traveloka Reza Juniarshah. Mengutip dari DealStreetAsia, dia bilang bahwa Traveloka dan SCB baru-baru ini memutuskan bahwa kemitraan langsung adalah struktur yang optimal untuk hubungan ke depan. Sayangnya ia tidak merinci maksud dari “kemitraan langsung” tersebut.

Reza melanjutkan, Thailand adalah salah satu negara penting bagi Traveloka. Oleh karenanya, perusahaan akan terus memperkuat basis penggunanya dan berkolaborasi dengan lebih banyak mitra lokal di negara tersebut. “

“Kami berharap dapat terus bekerja sama dengan mitra kami untuk memperluas portofolio layanan kami untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup konsumen baik di Thailand maupun di seluruh wilayah.”

Saat peluncurannya, ambisi yang ingin ditawarkan adalah Trex Ventures dapat memanfaatkan platform perbankan terkemuka di pasar SCB dan kemampuan digital Traveloka untuk menawarkan produk keuangan yang inovatif kepada masing-masing penggunanya di Thailand.

“Menyadari potensi industri pariwisata dan perhotelan sebagai kunci untuk membantu menggerakkan perekonomian bangsa baik sebelum dan sesudah pandemi, SCB 10X menyambut baik kesempatan untuk bermitra dengan Traveloka, unicorn kelas dunia dan platform perjalanan dan gaya hidup terkemuka dengan sekitar 40 juta pengguna di seluruh wilayah,” ucap Kepala Pengembangan Bisnis dan Keuangan SCB 10X Pitiporn Phanaphat.

President of Traveloka Group Caesar Indra turut menyampaikan, “Kami percaya pasar konsumen Thailand menawarkan banyak peluang bagi Traveloka. Dengan hanya 30% pelanggan Thailand yang memiliki kartu kredit, kami melihat kebutuhan serupa dengan apa yang kami lihat di Indonesia. Memanfaatkan rekam jejak kami yang kuat di Indonesia, kami berharap dapat menghadirkan solusi keuangan yang disesuaikan dan dapat diakses yang memberdayakan masyarakat Thailand untuk menikmati pengalaman baru dan menjelajahi dunia di sekitar mereka.”

Potensi BNPL di Thailand

DailySocial.id sebelumnya pernah menuliskan potensi bila Traveloka mampu membawa solusi BNPL di Thailand akan sangat membantu perekonomian di negara tersebut. Pasalnya, di Thailand dan Vietnam masih minim pemain BNPL, dibandingkan di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Di satu sisi, tantangan para pemain startup fintech di sana adalah mencari cara untuk memanfaatkan database lembaga keuangan mapan untuk skoring kredit. Otoritas Thailand secara hukum melarang startup menggunakan fasilitas berbagi data kredit.

Hal ini menghambat para pekerja lepas, wiraswasta, karyawan, yang belum pernah mendapat akses keuangan dari perbankan karena pendapatannya yang tidak konsisten. Karena alasan inilah sebagian besar perbankan memilih untuk menawarkan pinjaman kepada peminjam yang memiliki riwayat kredit yang baik atau klien baru yang berpenghasilan tetap dengan laporan bank yang diverifikasi.

Penghuni pasar ini dikuasai bank komersial karena punya basis data pelanggan yang besar. Persetujuan pinjaman pada dasarnya masih berdasarkan data konvensional. Dengan kata lain data pendapatan atau laporan bank yang mencerminkan kemampuan membayar utang pelanggan.

Karena wewenang ini, perbankan bermitra dengan sekutu bisnis dan penyedia layanan lainnya pada platform online terkemuka, seperti marketplace dan platform pengiriman makanan online besar dengan jaringan toko dan restoran yang luas.