[Review] OPPO A9 2020: Quad Camera dengan Baterai, RAM, dan Internal yang Besar

OPPO mungkin juga memiliki strategi untuk memenuhi pasar Indonesia dengan smartphone keluarannya. Bagaimana tidak, setelah mengeluarkan OPPO Reno, Reno 10x Zoom, A1K, A5S, dan K3, belum lama ini OPPO kembali mengeluarkan seri A9 2020 dan A5 2020. Dan saat ini, OPPO A9 2020 sudah datang ke meja pengujian tim Dailysocial.

OPPO A9 2020

OPPO A9 2020 memang cukup membuat banyak orang kaget. Pasalnya, selama ini semua orang sangat tertarik dengan seri A dari OPPO karena memiliki harga yang sangat terjangkau dengan spesifikasi yang tidak jauh berbeda dari seri F. Kali ini, sepertinya OPPO A9 2020 ditempatkan untuk mengisi kekosongan pada seri F.

OPPO A9 2020 diumumkan memiliki harga nyaris empat juta rupiah. Tentunya hal tersebut juga disertai dengan peningkatan spesifikasi yang cukup jauh dari seri A sebelumnya. OPPO sendiri juga memiliki tagar #OPPOANewLevel yang menandakan bahwa memang OPPO menaikkan kelas dari seri A yang satu ini.

Spesifikasi dari OPPO A9 2020 adalah sebagai berikut

SoC Snapdragon 665
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 610
RAM 8 GB
Internal 128 GB UFS2.1
Layar 6,5 inci 1600×720 IPS
Dimensi 163.6 x 75.6 x 9.1 mm
Bobot 195 gram
Baterai 5000 mAh
OS Android Pie 9.0 – ColorOS 6

Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Di dalam paket penjualan dari OPPO A9 2020 dapat ditemukan perlengkapan sebagai berikut

OPPO A9 2020 - Unboxing

Desain

Sama seperti perangkat OPPO lainnya, A9 2020 juga menggunakan bahan plastik polikarbonat untuk bagian belakangnya. Dengan finishing gelas, OPPO membuat bagian belakangnya memiliki gradasi dua warna. Unit yang kami dapatkan memiliki warna gradasi biru kehijauan dan hitam. Build-nya sendiri terasa kokoh saat saya genggam dan tidak terasa licin.

OPPO A9 2020 - Kiri

Layar bagian depan dari OPPO A9 2020 menggunakan model poni Waterdrop. Dengan menggunakan layar IPS, tentu saja smartphone ini tidak memiliki in-display fingerprint dan meletakkan pemindainya pada bagian belakang dari A9 2020. Seperti biasa, layarnya sudah terlindungi dengan lapisan tahan gores langsung dari pabriknya.

OPPO A9 2020 menggunakan resolusi 1600 x 720, yang mungkin cukup rendah untuk rentang harga yang dimilikinya. Bahkan saudaranya, OPPO K3, memiliki resolusi yang lebih baik. Kami pun tidak mendapatkan informasi mengenai bahan kaca yang digunakan pada A9 2020.

OPPO A9 2020 - Bawah

Selain sensor sidik jari seperti yang telah disebut sebelumnya, bagian belakang dari OPPO A9 2020 empat buah kamera. Keempatnya adalah kamera wide angle 119 derajat, kamera utama, kamera mono, dan portrait. Dan sama seperti desain smartphone sebelumnya, bagian kameranya cukup menonjol sehingga bisa tergores saat ditaruh di atas meja. Gunakan saja rubber back case yang diberikan secara cuma-cuma.

Pada sisi kirinya, ditemukan slot SIM yang berisikan dua nano SIM dan microSD serta tombol volume naik dan turun. Pada sisi kanannya hanya ditemukan tombol power. pada sisi bawahnya terdapat slot audio 3.5mm, microphone, USB-C, dan speaker. Sebuah catatan untuk tombol power, tombol ini juga memiliki fungsi sebagai tombol Google Assistant. Untuk mematikan perangkat, tekan tombol selama 3 detik.

OPPO A9 2020 - Kanan

Audio juga menjadi bagian yang sangat menyenangkan pada OPPO A9 2020. Dengan menggunakan Dolby Atmos, membuat suara yang keluar dari lubang 3.5 mm tersebut terasa bagus untuk didengarkan. Hal ini tentu bisa menjadi bahan pertimbangan saat ingin membeli sebuah smartphone yang sekaligus menjadi perangkat untuk mendengarkan musik dan menonton video.

OPPO A9 2020 menggunakan Android Pie 9.0 sebagai sistem operasinya. Sistem operasi ini dibalut dengan antarmuka yang dinamakan ColorOS dengan versi 6. ColorOS 6 sudah menghilangkan app drawer sehingga semua icon aplikasi akan muncul pada homescreen.

Jaringan

OPPO selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. OPPO K3 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.

Kamera

Seperti biasa, OPPO selalu membanggakan hasil tangkapan gambar dari kameranya. Pada OPPO A9 2020 ini, sensor yang digunakan pada kamera utamanya adalah Samsung ISOCELL GM1 dengan resolusi 48 MP. Sedangkan pada kamera ultrawide 119, OPPO mempercayakannya kepada Omnivision. Pada kamera swafotonya, sensor yang digunakan adalah Samsung ISOCELL S5K3P8.

OPPO A9 2020 - Kamera

Kamera utama yang digunakan memang cukup baik dalam mengambil gambar pada cahaya yang cukup. Pada kondisi malam, OPPO juga sudah memiliki mode malam yang dapat diandalkan dalam mengambil momen. Akan tetapi, noise yang muncul masih sedikit terlihat walaupun masih dapat diabaikan.

Kamera wideangle yang dimiliki juga cukup baik. Masih banyak perangkat yang memiliki kamera yang sama namun tidak memiliki tingkat ketajaman yang cukup. OPPO A9 2020 mampu mengambil gambar wideangle dengan cukup baik.

Untuk kamera swafoto juga dapat mengambil gambar dengan cukup baik. Saat kondisi cahaya yang kurang, ternyata tidak membuat ketajamannya menurun. Walaupun begitu, jika ingin mengambil gambar pada ruangan yang cukup gelap, nyalakan saja screen flash nya, maka hasilnya akan menjadi lebih baik.

Pengujian

OPPO A9 2020 menggunakan chipset mainstream yang saat ini sudah cukup banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 665. Snapdragon 665 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 260 yang berbasis Cortex A73 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Akan tetapi, dengan layar yang lebar, pengguna harus melakukan setting ulang letak tombol virtual bagi yang memiliki jari-jari besar. Untuk CoD Mobile sendiri, saya dapat bermain dengan sangat nyaman dengan seting Very High Graphics dan Very High Frame Rate.

Sebagai pembanding, saya hadirkan dua SoC yang berada di atasnya dan di bawahnya. Snapdragon 712 dan 660 saat ini sepertinya sudah banyak digunakan oleh para vendor smartphone, sehingga menjadi pembanding yang cukup pas.

Uji Baterai dengan BatteryXPRT

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

OPPO A9 2020 - Benchmark BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 5000 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 32.2 jam lebih. Hal ini tentu membuat OPPO A9 2020 juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan lebih dari satu hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game, bisa saja smartphone ini tidak bertahan sehari.

Verdict

Sebuah smartphone kembali diluncurkan oleh OPPO, yang memang ingin mendominasi pasar Indonesia dengan perangkatnya. Kali ini, OPPO sedang menaikkan seri A dengan menyematkan berbagai feature serta kinerja yang tinggi, sama seperti seri F sebelumnya. Yang pertama diangkat derajatnya oleh OPPO adalah A9 2020.

Dengan menggunakan SoC Snapdragon 665, membuat kinerja smartphone yang satu ini patut diperhitungkan. Apalagi, dengan menggunakan resolusi HD, membuat kinerjanya semakin lebih baik dari sisi grafis dibandingkan dengan resolusi Full HD. Game yang ada dapat dimainkan dengan sangat baik tanpa lag, bahkan pada seting tertinggi.

Kamera yang dimiliki oleh OPPO A9 2020 memang menakjubkan. Hal ini membuat OPPO A9 2020 dapat dijadikan teman saat melakukan travelling. Dengan kamera yang ada, dapat menghasilkan gambar yang tajam serta minim noise. Bahkan di kondisi kurang cahaya sekali pun.

Harga yang memang cukup membuat orang kaget. OPPO memasarkan A9 2020 dengan harga Rp. 3.999.000. Hal ini memang membuat konsumen akan cukup bingung memilih antara A9 2020 atau K3 yang memiliki harga di bawahnya. Walaupun begitu, keduanya bisa diandalkan dalam pemakaian sehari-hari mau pun gaming.

Sparks

  • Kamera bagus
  • Kinerja tinggi
  • Daya tahan baterai bagus
  • Tombol Google Assistant bersamaan dengan power, lebih ringkas
  • Layar lebar
  • USB-C
  • Dolby Atmos

Slacks

  • Harga tinggi
  • Resolusi masih HD

 

Mengambil Gambar dengan Kamera 64 MP dari Realme

Pertarungan pada pasar perangkat smartphone Android sepertinya bakal lebih memanas lagi. Saat ini, smartphone dengan kamera resolusi 48 megapiksel sudah banyak di pasaran. Sebentar lagi, realme akan digadang sebagai vendor asal Tiongkok yang memperkenalkan sensor 64 megapiksel untuk pertama kalinya.

Realme 64 MP Launch

Pada tanggal 18 Agustus 2019, realme mengundang para jurnalis pada hotel Century Park untuk memperkenalkan teknologi terbaru mereka. Teknologi tersebut adalah sensor kamera dengan resolusi 64 megapiksel. Sensor kamera ini merupakan buatan Samsung, yaitu ISOCELL Bright GW1.

ISOCELL Bright W1 menggunakan piksel berukuran 0.8um yang meningkatkan sensivitas cahaya serta memproduksi foto yang lebih cerah. Teknologi Tetracell pada sensor ini juga membuat foto dengan resolusi 16 MP lebih baik pada kondisk rendah cahaya. Algoritmanya juga diklaim bakal membuat gambar dengan resolusi 64 megapiksel akan lebih baik jika cahayanya cukup.

Realme mengemas sensor 64 MP ini ke dalam sebuah smartphone yang memiliki empat buah kamera. Realme juga berjanji bahwa akan merilis perangkat dengan quad-camera 64 megapiksel sebelum akhir tahun di Indonesia, yang membuatnya menjadi pertama di Asia Tenggara.

Realme X 64 MP

Min, Manajer produk kamera realme, mengatakan GW1 hadir dengan ukuran 1/1.72” dan resolusi ultra 64MP, dan ukuran satu pikselnya adalah 0.8um. Yang mendukung teknologi piksel Tetracell 4-in-1. GW1 juga dilengkapi dengan ISOCELL Plus yang mampu meminimalisasi crosstalk antar piksel. Dan menghasilkan performa lebih baik di SNR, warna dan AF dengan piksel 0.8um.

Dailysocial juga sudah mengambil beberapa gambar saat mencoba menggunakan perangkat dengan kode RMX1921. Melihat dari kodenya, sepertinya ini akan menjadi perangkat realme X generasi kedua. Berikut adalah hasil gambarnya

Untuk resolusi penuh silahkan lihat pada tautan yang satu ini

Krisva Agnieszca, PR Manager realme Indonesia mengatakan bahwa mereka akan memboyong tiga perangkat quad-camera ke Indonesia. Dia juga berjanji bahwa harga yang ditawarkan juga bakal terjangkau. Tentunya, hal ini patut ditunggu mengingat kamera masih menjadi pilihan utama saat membeli sebuah smartphone.

64 MP = 16 MP x 4

Sebenarnya, teknologi 64 MP ini bukanlah hal yang baru. Teknologi ini sudah dipakai pada saat banyak smartphone mengeluarkan kamera dengan resolusi 48 megapiksel. Yup, Tetracell memiliki algoritma yang mirip dengan Quad Bayer yang dimiliki oleh sensor Sony.

Realme X Quad cam

Inti dari teknologi ini adalah membuat satu piksel yang berukuran 0,8 um menjadi 1,6 um yang menggabungkan empat piksel menjadi sebuah satu piksel besar. Hal ini tentu saja akan membuat gambar dan cahaya menjadi lebih baik saat diambil. Hal ini akan membuat gambar yang memiliki resolusi (pada kasus ISOCELL GW1) 16 MP.

Dalam mengambil gambar dengan resolusi di atas 16 MP itu pun juga tidak menggunakan teknologi lama. Sensor akan melakuan konversi dan interpolasi sehingga dapat menjaga gambar dan warna sebaik mungkin.

Sumber: Samsung
Sumber: Samsung

Oleh karena itu, teknologi ini akan memiliki perkalian 4 untuk menghasilkan gambar yang maksimal. Misalkan pada ISOCELL GM1 akan menghasilkan gambar maksimal 12 MP dan 48 MP. Pada kasus ISOCELL GW1, akan menghasilkan gambar yang maksimal 16 MP dan 64 MP. Nantinya, pada ISOCELL HWX akan menghasilkan gambar maksimal 27 MP dan 108 MP.

Smartphone Android Vivo S1 Siap Diluncurkan, Siapkan Kamera Selfie 32 MP

Seperti biasa, Vivo selalu melakukan sesi “teaser” pada saat setiap kali ingin meluncurkan sebuah smartphone Android baru. Seperti kabar yang sudah beredar sebelumnya, Vivo bakal mengeluarkan sebuah perangkat baru dengan seri S. Oleh karenanya, Vivo mengundang para jurnalis untuk berkumpul di Motomoto Museum pada tanggal 10 Juli 2019.

Vivo Motomoto - Launch

Tujuan dari diundangnya para jurnalis, yang salah satunya adalah DailySocial, adalah untuk memperkenalkan smartphone terbaru mereka, Vivo S1. Vivo pun membawa seri S ini pertama kali ke Indonesia. Perangkat yang satu ini dipasarkan untuk menggandeng anak muda yang dinamis, kreatif, serta enerjik.

Vivo S1 dilengkapi dengan 32 MP AI Selfie Camera, Screen Touch ID, AI Triple camera, 4 GB RAM, dan 128 GB penyimpanan internal. Selain itu, pengguna bakal dimanjakan dengan baterai berkapasitas besar, yaitu 4500 mAh. Warna yang tersedia nantinya adalah Cosmic Green dan Skyline Blue yang memiliki desain gradasi.

Vivo motomoto auf

Vivo S1 ini secara spesifikasi akan berada di antara seri Y dan seri V. Dan kabarnya, peluncuran smartphone yang satu ini akan diadakan pada tanggal 16 Juli 2019. Lalu bagaimana dengan spesifikasi lengkap serta harganya? Tentu saja hal tersebut harus menunggu tanggal peluncurannya.

Hasil Foto

Vivo mengajak kami ke Motomoto Museum tentunya bukan tanpa arti. Tentunya, hal tersebut dimaksudkan untuk mencoba kamera yang ada pada perangkat Vivo S1 tersebut. Motomoto Museum sendiri merupakan sebuah tempat yang sangat Instagrammable.

Hasil kamera yang ada pada Vivo S1 ini memang dapat dibilang cukup baik. Akan tetapi, perlu waktu yang lebih untuk mengujinya. Oleh karena itu, berikut adalah hasil tangkapan kamera kami pada Motomoto Museum

Untuk hasil kamera Selfie AI 32 MP adalah sebagai berikut

Kami pun sudah mendapatkan unit review untuk diuji lebih lanjut. Oleh karena itu, tunggu saja reviewnya di Dailysocial!

Menjajal Kamera Xiaomi Redmi Note 7 dan Bermain dengan Redmi 7 di Kota Tua

Xiaomi kembali mengadakan sesi experience dengan menggunakan dua perangkat terbarunya, Xiaomi Redmi Note 7 dan Redmi 7. Kali ini, Xiaomi mengambil tema sejarah dengan mengunjungi Museum Sejarah Jakarta di Kota Tua. Tempat wisata yang sudah sangat dikenal di Jakarta ini pas untuk menjadi sasaran kamera dari Xiaomi Redmi Note 7.

Acara pun dibuka oleh Andi Rengreng selaku PR Manager Xiaomi Indonesia. Acara yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Juni 2019 tersebut terbagi ke dalam dua sesi. Sesi Xiaomi Redmi Note 7 akan membuktikan bagaimana kamera yang dimiliki bisa mengambil gambar, baik dalam kondisi cukup cahaya mau pun kurang. Sesi Redmi 7 akan menguji bagaimana Snapdragon 632 untuk digunakan dalam bermain game.

Xiaomi Launch

Xiaomi Redmi Note 7 menggunakan sensor buatan Samsung dengan ISOCELL GM1 yang memiliki resolusi 48 MP. GM1 sendiri merupakan sebuah sensor 12 MP yang mampu menggunakan teknologi tertentu sehingga bisa menghasilkan gambar 48 MP. Resolusi tersebut pun juga bisa diperbaiki lagi dengan menggunakan AI yang ada pada aplikasi kameranya.

Kami berhasil mengambil beberapa gambar pada saat melakukan tur di Museum Sejarah Jakarta. Dan pada saat berada didalam ruangan, kami juga berkesempatan untuk menggunakan mode malam (Night Mode). Mode ini diciptakan untuk mengambil gambar pada saat cahaya berkurang yang kerap membuat hasil foto menjadi tidak tajam dan terang.

Beberapa contoh pengambilan gambar tersebut dapat dilihat pada galeri berikut ini

Setelah sesi Xiaomi Redmi Note 7 selesai, kami pun diajak ke sebuah restoran bernama Histeria. Di sana, sesi Redmi 7 pun dimulai. Xiaomi sendiri ingin agar Snapdragon 632 yang digunakan tidak dianggap remeh. Snapdragon 632 sendiri pernah kami bahas pada sebuah artikel sebelumnya dan bisa dilihat pada tautan ini.

Saat dimulai, kami pun diminta untuk menonton sebuah video dari Youtube dan melakukan chatting dengan menggunakan split screen. Tidak ada lag yang terasa pada saat pengoperasiannya. Redmi 7 pun dapat digunakan dengan semestinya. Sayangnya, dengan layar sebesar itupun, tampilannya akan terganggu saat mengetik dan menggunakan split screen.

Terakhir adalah sesi bermain dengan menggunakan game PUBG. Ternyata, masih banyak orang yang skeptis akan lancarnya PUBG yang dijalankan pada platform Snapdragon 632. Padahal, penggunaan teknologi CPU cepat dari ARM (Cortex A73) sudah diimplementasikan di sini.

Dengan GPU Adreno 506, PUBG pun langsung menetapkan bahwa grafis ada pada profile paling bawah. Tak apa, kami pun bisa melakukan seting agar grafis dapat berjalan lebih lancar lagi. Dan hasilnya, kami tidak menemukan masalah saat bermain PUBG. (Sayangnya, saya mati saat bertanding karena zona yang mengecil… huh!).

Setelah bermain, kami tidak menemukan adanya hawa panas yang muncul dari perangkat Redmi 7. Dengan harga satu jutaan saja, smartphone ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki dana pas-pasan untuk membeli sebuah perangkat Android.

OPPO Luncurkan Reno di Tiongkok: 10x Zoom Lensa!

Selama ini, OPPO selalu memperlihatkan teknologi terbaru mereka terkait kamera. Yup, apalagi kalau bukan lossless zoom atau lens zoom. Akan tetapi, kabar untuk masuknya teknologi tersebut ke Indonesia masih simpang siur, sampai tanggal 10 April 2019 kemarin.

Oppo Reno - Launch

Kami pun diundang oleh OPPO Indonesia untuk menonton bersama acara streaming peluncuran OPPO di Tiongkok. Acara tersebut diadakan pada Queens Head, Kemang Jakarta Selatan. Tentu saja, kami tidak akan ketinggalan dengan adanya acara yang cukup dekat dengan lokasi kantor DailySocial.

OPPO meluncurkan lini terbaru mereka yang dinamakan Reno. Reno sendiri ditempatkan di antara kelas Find dan F. Dan lini Find sendiri tidak selalu keluar setiap tahunnya, hanya pada saat adanya teknologi yang sophisticated yang dimiliki oleh OPPO dikeluarkan. Reno sendiri nantinya akan terbagi ke dalam beberapa kelas.

OPPO REno

Peluncuran kali ini menelurkan dua smartphone, yaitu Reno dan Reno 10x. Spesifikasi dari keduanya adalah sebagai berikut:

OPPO Reno Spec

Reno 10x merupakan smartphone pertama yang menggunakan kamera dengan kemampuan zoom lensa atau lossless zoom 10x. Semua smartphone yang beredar sampai hari ini masih menggunakan zoom lensa 5x. OPPO Reno 10x pun dapat melakukan zoom di atas 10x dengan menggunakan teknik digital sampai 20x.

OPPO Reno Belakang

Reno akan menggunakan chipset Snapdragon 710 dan Reno 10x menggunakan Snapdragon 855. Yang paling unik dari smartphone ini adalah kamera mekanik yang dinamakan Pivot Rising Camera. Dengan desainnya yang unik, membuat penampilan smartphone Reno menjadi lebih cantik saat melakukan selfie atau membutuhkan cahaya flash.

OPPO juga bekerja sama dengan Magnum Photos, yang merupakan sebuah agensi fotografi ternama yang sudah berdiri sejak 1947. Nantinya, foto-foto yang diambil dengan menggunakan OPPO Reno akan ditampilkan pada website Magnum Photos. Hal ini tentu saja untuk membuktikan seberapa baik hasil foto dari Reno.

OPPO Reno Pivot Rising

Desain OPPO Reno juga memperhatikan ketahanan sisi depan dan belakangnya. Pada sisi depan, layarnya sudah menggunakan Gorilla Glass 6. Dan pada sisi belakangnya, terdapat sebuah titik yang akan melindungi kamera dari goresan saat ditaruh di meja. Kameranya sendiri sudah tertanam didalam body smartphone ini.

Oppo Reno 10x Zoom 6GB/ 128GB dijual dengan harga 3.999 yuan (Rp 8,4 jutaan), 6GB/256GB seharga 4.499 yuan (Rp 9,5 jutaan), 8GB/256GB pada harga 4.799 yuan (Rp 10 jutaan). Untuk OPPO Reno 6GB/128GB dijual dengan harga 2.999 yuan (Rp 6,3 jutaan), 6GB/256GB diharga 3.299 yuan (Rp 6,9 jutaan), 8GB/256GB pada harga 3.599 yuan (Rp 7,6 jutaan). Reno akan dijual pada tanggal 19 April 2019 di Tiongkok, sementara Reno 10X akan dijual pada bulan Mei.

Masuk Indonesia?

Beberapa kali wartawan menanyakan mengenai Reno, apakah nasibnya akan sama dengan seri R yang tidak masuk ke Indonesia. Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia pun mengatakan bahwa dengan diadakannya nonton bareng bersama wartawan, sudah mengindikasikan bahwa Reno bakal masuk ke Indonesia. Walaupun begitu, harga resmi di Indonesia sendiri belum ada keputusan final.

Aryo juga tidak menepis bahwa nantinya Reno yang akan dikeluarkan di Indonesia bakal masuk ke beberapa segmen pasar. Hal ini pun bisa membuat Reno menjadi pengganti seri F di masa depan. Aryo sendiri mengatakan bahwa nantinya seri F dan R akan digabungkan pada seri Reno.

Ganti Logo

Pada kesempatan kali ini pula, OPPO mengumumkan bahwa mereka telah mengganti logo. Sebelumnya, logo OPPO memiliki huruf yang cukup tebal. Logo terbarunya ini dibuat oleh Pentagram, sebuah firma konsultasi untuk desain.

oppo logo

Aryo mengatakan bahwa mereka menghapus elemen yang tidak perlu. Saat ini, menurut Aryo, logo Oppo tampil lebih bersih, modern, dan dinamis. Logo ini pun juga akan langsung diaplikasikan pada semua produk OPPO, termasuk kantor mereka di mana saja.

[Hands-on] Sony RX0 II; Ultra Camera Spesialis untuk Nge-Vlog

Pada acara bertajuk ‘Vlog With Sony‘ di Art Science Museum, Singapura – 26 Maret 2019, Sony telah mengumumkan premium ultra-compact camera RX0 II. Keunikannya ialah panel LCD RX0 II ini dapat dimiringkan hingga 180 derajat ke atas dan 90 derajat ke bawah.

Dimensinya sangat kecil seukuran action camera, 59×40.5×35 mm dengan bobot 132 gram. Namun, Sony tidak mau RX0 II disebut action camera melainkan ultra camera. Kenapa?

Satu hal yang ditekankan oleh Sony ialah kualitas. RX0 II dispesialisasikan sebagai equipment videography, baik untuk para videografer profesional sebagai solusi multi-camera maupun untuk para vlogger atau content creator yang ingin meningkatkan kualitas kontennya.

Sony-RX0-II

Satoshi Hatano, General Manager Digital Imaging Group, Sony Imaging Product & Solutions mengakui bahwa kamera ini mungkin bukan pilihan yang paling ekonomis. Akan tetapi, Sony mengembangkan sensor gambar sendiri dan semua pengembangan komponennya dilakukan secara mandiri. Sebab itu, Sony bisa mengemas teknologi terbaru ke dalam body sekecil ini.

Ia menambahkan bahwa Sony RX0 II memiliki fitur multi-camera shot, di mana kita bisa menggabungkan lima unit kamera untuk merekam suatu adegan. Hal ini yang membuatnya sangat berbeda dari action camera dan mungkin ini juga salah satu alasan mengapa Sony enggan mengkategorikannya sebagai action camera.

Spesifikasi Sony RX0 II

Bagian inti dari Sony RX0 II ialah image sensor 1.0-type stacked 15.3MP dan dan prosesor Sony BIONZ X. Hadir dengan lensa fix wide-angle ZEISS Tessar T* 24mm, aperture f4.0, jarak fokus minimum 20cm, dan rentang ISO 80-12800.

Untuk still photography, RX0 II mendukung shutter speed hingga 1/32000s, anti-distortion shutter hingga 16fps continuous shooting, dan Eye AF. Hasil fotonya, bisa disimpan di Jpeg dalam kualitas extra fine atau standar.

Produk ini bisa dibilang merupakan cara Sony dalam merespon naiknya penggunaan smartphone untuk membuat konten video. Meski begitu bagi Sony smartphone itu bukan kompetitor, tetapi sebagai pelengkap user experience.

Sebab itu, Sony melengkapi RX0 II dengan konektivitas yang lengkap agar bisa terhubung dengan smartphone. Baik itu untuk fungsi remote control maupun mengirim hasil foto dan videonya secara instan ke smartphone.

Dirancang untuk Videografer dan Vlogger

Sony-RX0-II

Saya berkesempatan menjajal Sony RX0 II pada acara ‘Vlog With Sony’ di Singapura. Unit RX0 II yang saya coba berpasangan dengan shooting grip model VCT-SGR1, mereka sangat serasi.

Shooting grip ini tak hanya memberikan pegangan yang mantap, tapi juga dibekali tombol untuk memotret, merekam video, dan melakukan zooming dengan mudah. Namun Anda harus menghubungkan shooting grip ini ke kamera melalui port multi atau microUSB.

Begitu panel layar RX0 II saya putar 180 derajat, saya dapat melihat dengan jelas apa yang saya rekam. Bagaimana soal audio? Ada port 3.5mm untuk menggunakan mikrofon eksternal. Jadi, kebutuhan dasar untuk aktivitas nge-vlog sudah terpenuhi.

Berikutnya, Sony RX0 II memiliki fitur internal recording 4K/30p full pixel readout tanpa pixel binning untuk mendapatkan footage yang berkualitas dalam format XAVC S dan bit rate 100 Mbps, serta XAVC S HD 1080p hingga 120 fps. Lengkap dengan dukungan picture profile yang menyuguhkan fleksibilitas dalam pengolahan pasca produksi seperti color grading.

Body Ringkas dan Solid

Sony-RX0-II

Bila shooting grip dilepas, saya benar-benar bisa menyisipkan Sony RX0 II ke saku celana – memang seringkas itu dimensinya. Walaupun mungil, RX0 II memiliki kontruksi yang terbilang tangguh, sehingga dapat digunakan di berbagai kondisi lingkungan yang sulit.

Sony-RX0-II

Body-nya waterproof (tahan air) yang bisa diajak menyelam 10 meter, shock resistant (tahan goncangan) hingga ketinggian 2 meter, crushproof (tahan benturan) hingga berat 200 kg, dan rustproof (anti karat).

Sony-RX0-II

Beralih ke menu kameranya, saya agak sedikit kaget karena antarmukanya sama persis dengan kamera mirrorless Sony. Menu dan ukuran font-nya pun sangat kecil, parahnya layarnya belum mendukung touchscreen. Di sektor UI, Sony jelas harus memperbaikinya di masa mendatang.

Sony-RX0-II

Jadi, untuk menjelajah menu Anda bisa menggunakan tombol navigasi kanan (juga untuk shortcut FN) dan kiri (juga untuk shortcut mode pengambilan gambar) yang ada di bawah layar bersama tombol menu.

Sony-RX0-II

Sementara, di sisi kanan ada tombol navigasi atas (sekaligus display) dan bawah (sekaligus play back), serta tombol tengah atau enter. Lalu, di sisi kanan layar ada port HDMI, port Multi, slot microSD, dan input mikrofon 3.5mm.

Bagian muka ada lensa Zeiss tessar T* 4/24, lengkap dengan keterangan RX0 II. Kemudian, sebelah kanan ada logo Zeiss dan sebelah kiri slot baterai tipe NP-BJ1 700 mah. Bagian atas ada tombol power dan tombol recording video. Soket untuk tripod ada di bagian bawah.

Verdict

Sony-RX0-II

Meski secara langsung ditujukan sebagai equipment for vlogging, Sony RX0 II adalah ultra camera yang bisa digunakan oleh videografer untuk produksi konten yang lebih serius. Misalnya, sebagai solusi multi camera yang praktis dan dapat menjakau di tempat yang sulit.

Harus diakui, capability Sony RX0 II memang luar biasa. Tapi menurut saya, Anda harus memiliki gear utama terlebih dahulu sebelum melirik RX0 II. Bagi vlogger atau content creator, RX0 II menawarkan kualiatas dan portability, serta tidak mencolok ketika vlogging di depan umum.

Belum diketahui kapan Sony RX0 II masuk Indonesia, mungkin bulan April ini? Di global Sony RX0 II dibanderol US$699 atau sekitar Rp9,9 juta. Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Vivo Belum Mau Masukkan NEX ke Indonesia

Pada tanggal 9 Januari 2019, Vivo mengundang para jurnalis untuk menghadiri sebuah acara. Acara yang bertajuk Vivo Gathering ini diselenggarakan di Vila Air Lembang. Pada acara tersebut, Vivo kembali mengingatkan para jurnalis mengenai Vivo NEX yang memiliki kamera yang muncul saat diperlukan.

Vivo Lembang - Launch

Pada acara yang dihadiri oleh sekitar 20-an orang ini, Vivo melalui manajer produk globalnya, Charles Ding, kembali mengingatkan teknologi kamera yang ia canangkan dengan teman-temannya. Charles mengatakan bahwa teknologi ini harus dibuat tahan debu sehingga tidak mudah rusak. Teknologi ini sendiri dinamakan dengan Elevating Camera. 

“Pengembangan fitur kamera membuat pengguna smartphone di seluruh dunia, semakin eksploratif memaksimalkan smartphone mereka. Sejak awal pengembangan efek bokeh untuk hasil foto layaknya kamera professional, hingga kini dengan night-photography atau low-light photography, serta wide-angle photography; membuka lebih banyak kemungkinan bagi kami dalam pengembangan software maupun hardware kamera pada tahun ini hingga kedepan”, pungkas Charles.

Vivo Lembang - Nex Camera

Charles memaparkan bahwa saat ini Vivo sudah memiliki teknologi Super HDR yang mampu membuat sebuah gambar menjadi lebih baik. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Vivo berkomitmen untuk meningkatkan kualitas gambar dari kamera smartphone-nya.

Vivo sudah memiliki dua smartphone pada lini NEX. Yang kedua merupakan NEX Dual Display yang menghadirkan layar pada sisi belakang smartphone tersebut. Uniknya, teknologi elevating camera tidak digunakan pada Nex Dual Display. Padahal, Vivo sendiri selalu terlihat bangga terhadap teknologi yang satu ini.

Vivo Lembang - NEX

Charles mengatakan bahwa NEX Dual Display bukanlah sang penerus dari Vivo NEX. Keduanya merupakan dua lini smartphone yang berbeda. Pada NEX Dual Display, Vivo menginginkan agar para penggemar selfie langsung menggunakan kamera utama untuk mengambil swafoto. Hal ini yang membuat teknologi elevating camera absen pada Dual Display.

Lalu apakah seri NEX bakal dijual di Indonesia? Jawaban Vivo pun masih sama pada saat purwarupanya diperkenalkan di Indonesia. Vivo belum akan memasukkan smartphone terbaru mereka tersebut di Indonesia.

Vivo Lembang - Elevating Camera

Tyas K Rarasmurti selaku Public Relations Manager PT Vivo Mobile Indonesia mengatakan bahwa untuk memasukkan NEX ke Indonesia butuh banyak persiapan khusus, seperti kesiapan pabrik dan ijin TKDN. Oleh karena semua itu masih dikaji, Tyas mengatakan NEX belum akan masuk ke Indonesia.

Jadi, pengguna di Indonesia belum bisa merasakan teknologi yang disematkan pada lini NEX dalam waktu dekat ini.

Kamera melulu, Audio?

Secara terpisah, Saya melakukan wawancara dengan Charles Ding. Vivo selalu mengedepankan kamera dan audio. Akan tetapi, sampai saat ini sepertinya bagian audio tidak lagi menjadi pembicaraan Vivo pada setiap peluncurannya. Apakah Vivo mulai melupakan Audio yang mereka kedepankan tersebut?

Vivo Lembang - Charles Ding

Charles mengatakan bahwa Audio masih menjadi bagian yang paling penting dalam penjualan mereka, selain dari kamera. Vivo merupakan merek pertama yang menggunakan chipset Hi-Fi pada smartphone-nya, yaitu X11. Chipset Hi-Fi sendiri dikembangkan terus menerus.

Pada NEX, Vivo menggunakan teknologi SiP (System In Chip). Pada SiP terdapat coding dan komponen yang dapat menghasilkan suara yang baik. Apalagi pada NEX chipsetnya lebih baik dari semua smartphone Vivo yang pernah diluncurkan.

Lalu Vivo sendiri tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan produsen Audio lainnya, namun sampai saat ini belum ada yang cocok. Sebelumnya, Vivo pernah bekerjasama dengan Beyer Dynamic, namun saat ini sepertinya kerja sama tersebut tidak berlanjut.

[Review] SanDisk Extreme Pro 128 GB: Kencang, Luas, Kecil

Semakin lama, penggunaan kartu memori untuk menampung data pun semakin banyak. Saat ini, kartu memori sering digunakan pada smartphone dan juga kamera. Data yang ditempatkan pada kartu memori pun kebanyakan adalah gambar dan video.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Paket PenjualanDalam membuat sebuah video dengan resolusi tinggi, sebuah memori yang cepat memang sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, sebuah kartu memori yang memiliki kecepatan tinggi juga dibutuhkan agar tidak ada lag yang terjadi saat perekaman.

Berbicara mengenai kartu memori, kartu SD dan microSD merupakan media yang paling umum digunakan saat ini. Oleh karena itu, sang pelopor kartu Secure Digital, SanDisk selalu mengeluarkan media yang lebih cepat dari sebelumnya. Kami pun mendapatkan sampel kartu microSD terbaru mereka, SanDisk Extreme Pro 128 GB.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Camera

Saat mencoba kartu memori ini, kami pun cukup dibuat repot. Pasalnya, SanDisk menjanjikan kinerja yang sangat tinggi pada kartu ini, yaitu hingga 170 MB/s. Sayangnya, belum banyak card reader yang mendukung kinerja tinggi tersebut. Bahkan beberapa perangkat Android dan laptop juga belum dapat menggunakan kinerjanya secara menyeluruh.

Kartu ini pun memiliki standar baru, yaitu A2. Standar A2 merupakan standar dimana kartu ini dapat digunakan pada perangkat Android sehingga dapat diinstalasikan aplikasi. Dengan begitu, aplikasi yang ada bakal dapat berjalan lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan Sandisk telah meningkatkan kinerja IOPS sampai dengan 4500.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Smartphone

Standar ini memang bagus, namun sayang sampai saat ini belum ada daftar mengenai perangkat mana yang dapat menggunakannya. Selain itu, Google juga menginginkan aplikasi di Android ditaruh pada internal sehingga kinerjanya lebih kencang.

Sandisk Extreme Pro 128 GB dijual dengan harga Rp. 799.000. Harganya memang cukup tinggi, namun kinerja yang dijanjikan pun juga tidak serendah kartu dengan harga yang ada dibawahnya.

Unboxing

Saat dibuka, hanya dua kartu inilah yang tersedia

Sandisk Extreme Pro 128 GB - With Adapter

Pengujian

Untuk menguji kartu memori yang satu ini, memang harus digunakan perangkat pembaca yang memang bisa membaca dengan kecepatan tinggi. Saat menggunakan pembaca biasa, kinerja baca hanya bisa sampai 80 MB/s saja. Tentunya, hal tersebut cukup jauh dengan apa yang bisa dicapai oleh kartu memori tersebut.

Kami pun menggunakan sebuah card reader yang mampu membaca dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi, ternyata kartu ini seperti menolak untuk diajak “berlari” pada kecepatan 100 MB/s. Namun setidaknya, kami mendapatkan nilai yang memang cukup fantastis untuk sebuah kartu microSD.

Dengan kecepatan tersebut, tentu saja sebuah video 4K dengan bitrate standar akan dapat direkam tanpa cela. Dengan frame rate 45 Mbps saja, kartu ini sudah mampu untuk merekam secara sequential. Oleh karenanya, untuk kebutuhan fotografi saja, kartu ini sudah lebih dari cukup.

Kesimpulan

Kebutuhan akan penyimpanan portabel memang semakin lama semakin besar. Tidak hanya untuk foto dan video saja, data pekerjaan pun juga kadang tidak akan muat ditaruh pada sebuah tablet atau smartphone. Oleh karena itu, Sandisk mengeluarkan Extreme Pro dengan kapasitas 128 GB.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - PC

Kinerja yang ditawarkan memang sangat menawan. Di saat kebanyakan kartu dapat berjalan pada kecepatan 30 MB/s, kartu yang satu ini bisa mencapai kecepatan 96 MB/s! Tentunya menuliskan data foto dan video pada kartu ini bakal lebih cepat dan tanpa cacat.

Dengan harga Rp. 799.000, memang kartu ini lebih cocok untuk dimiliki oleh para fotografer dan videografer. Untuk para pengguna Android, kemungkinan besar tidak akan memerlukan kartu ini untuk meletakkan aplikasi. Dan perangkat Android yang butuh instalasi aplikasi pada kartu memori kebanyakan memiliki harga yang murah. Tentunya, hal ini bertolak belakang.

Sparks

  • Kapasitas besar
  • Kencang
  • Adapter
  • Standarisasi terbaru

Slacks

  • Mahal
  • Kinerja tidak stabil

 

Xiaomi Adakan Peluncuran Perangkat Terakhir di 2018: Redmi Note 6 dan Mi 8 Lite

Setelah selama tahun 2018 mengeluarkan banyak perangkat, Xiaomi akhirnya menutup tahun ini dengan meluncurkan empat buah perangkat yang cukup dinanti oleh para fansnya. Seperti biasa, Xiaomi mengundang media dan para suporternya ke acara peluncuran mereka. Kali ini, acara peluncuran diadakan pada Ballroom hotel Raffles Jakarta pada tanggal 6 November 2018.

Xiaomi 2018 - Launch

Perangkat pertama yang diperkenalkan adalah smartphone Xiaomi Redmi Note 6 Pro. Perangkat ini merupakan smartphone pertama dari Xiaomi yang menggunakan konfigurasi dua kamera di bagian depan dan dua kamera di bagian belakang. Selain itu, Xiaomi juga mengembangkan AI pada sisi kameranya, sehingga mereka yakin akan hasil foto dari kameranya.

Xiaomi 2018 - Redmi Note 6 Mi 8 Lite

Perangkat kedua adalah smartphone yang selama ini ditunggu-tunggu oleh para Mi Fans. Smartphone tersebut adalah Xiaomi Mi 8 Lite. Perangkat ini menggunakan sebuah kamera 24 MP dengan sensor Sony IMX 576 pada bagian depannya. Pada bagian belakangnya, sensor Sony IMX 363 dengan resolusi 12 MP digunakan.

Xiaomi 2018 - Redmi Note 6

Untuk spesifikasinya, kedua smartphone tersebut menggunakan:

Xiaomi Redmi Note 6 Pro Xiaomi Mi 8 Lite
SoC Snapdragon 636 Snapdragon 660
Prosesor 4×2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 4×2.2 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260
GPU Adreno 509 Adreno 512
RAM 3 GB atau 4 GB 4 GB
Penyimpanan 32 GB atau 64 GB + microSD 64 GB
Layar 6.26 inci 19:9 FHD+ 6.26 inci 19:9 FHD+
Baterai 4000 mAh 3350 mAh Quick Charge 3.0
OS Android Oreo 8.1 MIUI 9 Android Oreo 8.1 MIUI 9
Kamera Depan 20 MP + 2 MP 24 MP Sony IMX 576
Kamera Utama 12 MP + 5 MP Samsung ISOCELL 12 MP + 5 MP Sony IMX 363
Harga 3/32 GB: Rp. 2.899.000

4/64 GB: Rp. 3.299.000

Rp. 3.699.000

Perangkat ketiga yang diperkenalkan adalah Xiaomi Mi Band 3. Peningkatan yang paling dapat dilihat adalah kali ini layar dari Mi Band 3 dapat memperlihatkan pesan, penggilan, dan cuaca. Selain itu, Mi Band 3 sudah memiliki sertifikasi 5 ATM yang tahan terhadap air asin. Baterainya sendiri dapat bertahan sampai dengan 20 hari. Xiaomi melabel Rp. 499.000 untuk gelang pintar yang satu ini.

Xiaomi 2018 - Mi Band 3

Terakhir, Xiaomi memperkenalkan Mi Home Surveillance Camera. Kamera untuk keamanan di rumah ini dapat berputar hingga 360 derajat. Selain itu, Mi Home Camera dioperasikan dengan menggunakan koneksi internet. Sayangnya, kami tidak bisa mencoba pada saat peluncurannya karena koneksi internet yang lambat. Harga jual dari kamera ini adalah Rp. 599.000.

Xiaomi 2018 - Mi Home Camera

Terlalu murah?

Harga jual dari Xiaomi Redmi Note 6 Pro memang terlihat cukup terjangkau, yaitu Rp. 3.299.000. Akan tetapi, dengan spesifikasi yang lebih baik, Xiaomi Mi A2 ternyata terlihat lebih menggiurkan hanya dengan menambah Rp. 400.000 saja, yaitu Rp. 3.699.000. Di samping itu, ternyata pada harga yang sama, konsumen juga bisa mendapatkan Xiaomi Mi 8 Lite yang berdesain lebih cantik.

Xiaomi 2018 - QnA

Saat ditanyakan pada sesi wawancara eksklusif, Steven Shi selaku Head of Xiaomi Southeast Asia and Oceania, mengatakan bahwa mereka menjual Redmi Note 6, Mi A2, serta Mi 8 Lite ke pangsa pasar yang berbeda.

Redmi Note 6 dijual kepada mereka yang ingin baterai lebih besar. Sedangkan Mi 8 Lite dijual ke mereka yang menginginkan hasil kamera terbaik yang Xiaomi tawarkan. Mi A2 ditawarkan untuk mereka yang menginginkan perangkat dengan pure Android.

Xiaomi 2018 - Gradasi

Nah, sekarang tinggal para konsumen yang memilih, mana yang lebih cocok untuk digunakan. Sepertinya, Mi 8 Lite memang sangat menarik karena memiliki desain warna gradasi biru dan ungu yang menawan. Namun, dukungan baterai pada Redmi Note 6 memang lebih cocok untuk digunakan saat bermain game.

Honor Perkenalkan Smartphone Android Honor 8x: Kedepankan Low Light

Dalam waktu dekat, Honor bakal kembali meluncurkan smartphone terakhir mereka di Indonesia pada tahun 2018. Sesuai dengan janji sang pemimpin di Indonesia, James Yang, mereka bakal mengeluarkan perangkat baru yang bisa digunakan untuk bermain game.

Honor 8x - Launch

Yang diluncurkan bukanlah Honor Play, akan tetapi Honor 8x. Smartphone yang satu ini sudah menggunakan SoC mainstream terbaru dari HiSilicon, yaitu Kirin 710. Meski bisa digunakan untuk bermain game, yang paling dikedepankan oleh Honor pada perangkat terbarunya ini adalah kameranya.

Pada sebuah acara gathering yang diadakan di Jakarta, Honor memamerkan bahwa kamera yang digunakan pada Honor 8x mampu menangkap gambar dengan bagus pada kondisi rendah cahaya. Hal tersebut dikarenakan Honor 8x memiliki Intelligent Anti-Shaking dan AI Scene Recognition.

Honor 8x - Auf

Kami pun langsung mencoba feature ini pada acara gathering tersebut. Untuk mengambil gambar pada saat kondisi cahaya yang rendah, pengguna harus memilih terlebih dahulu fungsi Night Mode. Dengan begitu, AI yang ada akan berjalan dengan baik.

Fungsi tersebut akan membuka shutter kamera selama lima detik. Pengguna harus menahan kamera selama lima detik dan Honor 8x akan mengambil gambar dengan baik walaupun tangan bergoyang.

Honor 8x - Depan

Hasil dari kamera memang tidak akan blur saat obyek yang diambil tidak bergerak. Hal ini juga berarti bahwa jika ingin mengambil gambar dari rekan kita, mau tidak mau mereka harus berpose tanpa gerak selama lima detik pula. Jika tidak, tentu saja akan membuahkan gambar blur.

Berikut adalah hasil dari kamera tersebut:

Lalu bagaimana dengan smartphone-nya sendiri? Honor 8x yang memiliki rasio layar dan badannya 91 persen tersebut cukup kokoh saat digenggam. Layarnya pun juga cukup responsif pada saat kami gunakan.

Bezel-nya pun juga terlihat sedikit lebih tipis dibandingkan smartphone Honor lainnya. Hal tersebut diklaim karena menggunakan teknologi Chip-On-Film (COF).

Honor 8x - Bleakang

Honor 8x sendiri bakal diluncurkan di Indonesia pada tanggal 7 November 2018.  Jonathan Wong selaku Project Manager Honor Indonesia sendiri menjanjikan bahwa harga dari Honor 8x yang bakal diumumkan pada hari peluncurannya tersebut akan terjangkau dan menarik. Jadi, kita tunggu saja kehadirannya di Indonesia secara resmi.