3 Proyek Inovatif Samsung C-Lab yang Akan Dipamerkan di CES 2018

Samsung C-Lab adalah program inkubator in-house yang dirintis oleh sang raksasa elektronik Korea Selatan itu demi mendorong terciptanya ide-ide serta beragam kesempatan bisnis baru. Program ini telah menghasilkan banyak solusi inovatif, dan hanya beberapa bulan lalu, C-Lab juga sukses melahirkan tidak kurang dari tujuh perusahaan spin-off.

Beberapa hari menjelang dimulainya CES 2018, divisi Creative Lab mengumumkan tiga proyek yang telah mereka siapkan demi memeriahkan pameran teknologi tahunan terbesar di dunia itu. Selain itu, Samsung juga punya agenda buat memamerkan produk-produk komersial anyar garapan startup-startup C-Lab – Linkflow, Kitten Planet, Lululap, Kidsoft, Mangoslab, Innomdle Lab, Analogue Plus.

“Sejak meluncur lima tahun lalu, program C-Lab kami memperoleh dorongan penuh dari Samsung, sangat membantu terciptanya budaya inovatif serta menyediakan wadah untuk menampung para staf yang bertalenta serta kreatif dalam mencari dan mengerjakan proyek-proyek baru,” tutur Jaiil Lee selaku vice president sekaligus Head of the Creative & Innovation Center di Samsung Electronics.”

Tiga proyek baru Samsung C-Lab meliputi:

 

Sound-Ray (S-Ray)

S-Ray ialah speaker portable directional personal. Speaker directional biasanya dirancang bukan untuk dipindah-pindahkan karena ukurannya tergolong besar, namun S-Ray mempunyai wujud yang kecil dan bobot ringan tanpa mengorbankan performa audio dan kualitas suara. Anda bisa menaruhnya di depan matras saat sedang ber-yoga, atau mencantumkannya di monitor buat menikmati musik dari komputer. Samsung meracik S-Ray sebagai alternatif earphone. Menurut mereka, penggunaan earphone secara terus-menerus berpotensi merusak telinga.

 

GoBreath

Merupakan solusi penyembuhan bagi mereka yang menderita kerusakan paru-paru atau komplikasi sistem pernapasan. Biasanya, pasien perlu melatih bernapas dalam, dibantu oleh inspirometer. Tapi kadang, metode ini cukup menyakitkan buat pasien yang baru menjalani operasi. Hal tersebut mendorong seorang dokter di Samsung Medical Center untuk menciptakan GoBreath. Memanfaatkan perangkat mobile dan app, GoBreath mengajarkan pasien sejumlah teknik dan panduan bernapas yang tepat. Selanjutnya, dokter dapat memantau proses penyembuhannya secara ekstensif.

 

Relúmĭno

Relúmĭno adalah kacamata pintar yang diperuntukkan bagi penderita masalah penglihatan. Disingkap pertama kali di MWC 2017, perangkat ini mengusung sejumlah teknologi berbeda sehingga pengguna bisa melihat lebih jelas, baik ketika beraktivitas sehari-hari ataupun saat membaca buku. Dalam pengoperasiannnya, Relúmĭno sepenuhnya menggunakan smartphone buat memproses gambar. Selanjutnya, objek atau teks akan dimunculkan di bagian display Relúmĭno.

Sumber: Samsung.

Yang Dinantikan di CES 2018

Consumer Electronics Show (CES) 2018 segera hadir minggu depan. DailySocial berkesempatan kembali meliput secara langsung jalannya perhelatan terbesar industri consumer electronics yang bertempat di Las Vegas, Amerika Serikat, setelah awal tahun yang lalu mendapatkan kesempatan yang sama. Apa yang dipamerkan di tempat ini bakal menjadi petunjuk ke mana arah industri teknologi global selama setahun ke depan.

Fokus kami akan bertumpu pada sejumlah produk smartphone, wearables, PC gaming, AR/VR, dan auto. Bagaimana prediksi kami tentang industri tersebut?

Smartphone

Tahun 2017 menjadi titik tolak tren layar 18:9 di segmen premium (high end). Tahun 2018 ini kami perkirakan vendor smartphone mulai semakin gigih menawarkan tren ini di segmen smartphone kelas menengah. Samsung misalnya dikabarkan akan merilis seri A terbaru yang mengusung konsep serupa.

Cukup prematur mengharapkan kehadiran smartphone premium di awal tahun, tapi siapa tahu ada kejutan pengumuman implementasi Snapdragon 845 yang baru saja diumumkan akhir tahun lalu.

LG, Huawei (dan Honor), Sony, Xiaomi, dan BlackBerry diperkirakan bakal memanfaatkan CES 2018 untuk memperkenalkan seri smartphone kelas menengah mereka.

Wearables

Sejak kehadiran Apple Watch, praktis tidak banyak produk wearables yang mencoba mendobrak di lini ini. Samsung masih memiliki Gear, tetapi vendor lain sudah mengibarkan bendera putih.

Meskipun demikian, kami tidak patah arang dengan harapan sensasi. Beberapa produk independen yang mengusung kampanye melalui Kickstarter bisa memberi angin segar bagi perkembangan teknologi wearables tahun ini.

Secara umum, CES 2018 memberikan gambaran banyaknya vendor Tiongkok dan pembahasan dari sisi fesyen dan gaya hidup yang menunjukkan arah industri ini.

PC gaming

PC gaming adalah segmen kelas atas yang terus mencuri perhatian. Dengan beralihnya konsumen produktivitas ke perangkat laptop, pengguna PC gaming menjadi target utama vendor-vendor PC. Nama-nama seperti Alienware, MSI, dan berbagai produsen chipset grafis diperkirakan akan merilis pembaruan terhadap lini-lini produknya.

AR/VR

Showcase perangkat AR/VR kembali menjadi highlight CES. Dengan kehadiran ARKit di iOS dan ARCore di Android, perangkat AR/VR mendapatkan dukungan yang semakin signifikan di ranah mobile. Kami mengekspektasikan kehadiran sejumlah perangkat baru dari Samsung, HTC, dan pengembang produk AR/VR lainnya.

Auto

Di CES 2018, segmen auto yang menjadi pengejawantahan bagaimana mobil semakin pintar untuk bersinergi dengan teknologi. Tidak hanya sekedar integrasi dasbor digital dan teknologi self-driving, akan muncul topik-topik baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, misalnya konsep cybersecurity di mobil dan bagaimana realitas teknologi yang benar-benar bisa diimplementasikan di mobil saat ini.

LG Pamerkan TV OLED Raksasa Beresolusi 8K

Sepertinya sudah menjadi tradisi bagi LG untuk memamerkan sebuah TV yang sanggup membuat rahang kita menganga lebar di awal tahun. Tahun lalu, mereka meramaikan panggung CES dengan sebuah TV OLED 4K yang tebalnya tidak lebih dari 3 milimeter. Tahun ini, rival sekampung Samsung itu rupanya sudah siap dengan yang lebih fenomenal lagi.

Mereka memamerkan TV OLED berukuran 88 inci dengan resolusi 8K, atau yang Engadget sebut dengan istilah keren “Triple 8”. Ini merupakan sebuah gebrakan mengingat TV 4K (non-OLED) saja baru mulai menyandang status mainstream belakangan ini.

Bagi yang masih asing dengan istilah OLED, TV yang menggunakan panel ini sederhananya sanggup menampilkan warna dan kontras yang jauh lebih baik ketimbang TV LED biasa. Contoh perbandingan yang paling gampang adalah, warna hitam akan tampak sangat pekat di TV OLED, sedangkan di TV biasa hanya kelihatan seperti warna abu-abu yang sangat gelap.

LG 88 inch 8K OLED TV

TV 8K yang berukuran lebih besar lagi sebenarnya sudah eksis, tapi baru kali ini ada yang mengusung panel OLED. Sebelum ini, TV OLED terbesar juga datang dari LG, dengan bentang diagonal layar 77 inci, namun ‘hanya’ mengemas resolusi 4K. TV tersebut dibanderol $20.000, jadi bisa Anda bayangkan sendiri betapa mahalnya TV “Triple 8” ini saat resmi dipasarkan nantinya.

Pencapaian ini sekaligus memantapkan posisi LG sebagai salah satu produsen panel OLED terbesar di dunia. Selain memproduksi TV OLED sendiri, LG juga memasok panel OLED untuk TV besutan Sony dan Panasonic.

Sumber: Engadget.

Rinspeed Snap Adalah Mobil Konsep Modular dari Masa Depan

Rinspeed bukanlah nama asing dalam bidang pengembangan mobil konsep. Dari tahun ke tahun, pakar modifikasi asal Swiss itu dikenal berani menggagaskan berbagai imajinasi liarnya, mulai dari mobil berjiwa kapal selam sampai mobil hybrid berteknologi autopilot yang dilengkapi drone sebagai asistennya.

Konsep terbarunya tidak kalah ‘gila’. Dijuluki Rinspeed Snap, mobil ini sejatinya ingin menunjukkan kira-kira seperti apa mobilitas urban di generasi mendatang, tepatnya ketika teknologi kemudi otomatis sudah benar-benar matang dan mobil tak lagi membutuhkan setir maupun pedal rem dan gas.

Rinspeed Snap

Secara mendasar, Snap merupakan mobil modular yang terbagi menjadi dua komponen, yang bisa dilepas-pasang demi menyesuaikan kebutuhan penumpang. Kabin milik Snap sejatinya duduk di atas skateboard elektrik raksasa yang mengemas sistem kemudi otomatis.

Ketika skateboard-nya ini sudah mulai berumur, konsumen tinggal membeli yang baru dan memasangnya kembali. Jadi teorinya, konsumen bisa memperpanjang siklus hidup Snap tanpa harus membeli satu unit baru secara utuh.

Di saat yang sama, bagian kabinnya juga bisa diganti sesuai keperluan, entah untuk mengangkut penumpang atau barang, atau ketika konsumen sekadar bosan dengan desain interiornya yang sudah mulai termakan usia – meski untuk sekarang penampakan kabinnya serasa berasal dari film-film sci-fi.

Rinspeed Snap

Rinspeed juga membayangkan skenario di mana konsumen hanya perlu memiliki bagian kabinnya. Lalu saat hendak pergi, mereka tinggal memesan bagian skateboard-nya melalui layanan macam Uber. Sekali lagi secara teori dapat menghemat pengeluaran konsumen karena tidak diharuskan membeli unit mobil secara utuh.

Semua ini memang terkesan sangat jauh dari kemungkinan untuk merealisasikannya dalam waktu dekat. Namun setidaknya Rinspeed berencana memamerkan Snap pada ajang CES 2018 bulan depan, dan untuk sekarang mereka sudah punya video yang menjelaskan ide gilanya yang satu ini.

Sumber: Engadget dan Rinspeed.

Bragi Dash Pro Bakal Bisa Mendeteksi Suara di Sekitar dan Merespon Secara Otomatis

Posisikan Anda sebagai pionir suatu teknologi baru. Apa yang akan Anda lakukan ketika pemain-pemain besar seperti Apple dan Samsung menggempur Anda dengan produk yang duduk di kategori yang sama seperti gebrakan teknologi yang Anda buat? Kalau Anda punya jiwa pionir sejati, Anda bakal ‘menyerang’ balik dengan terobosan lain.

Itulah yang tengah diupayakan oleh Bragi. Bagi yang tidak tahu, di tahun 2014 Bragi memulai tren truly wireless earphone lewat perangkat bernama Dash. Dash memang tidak bisa dibilang berhasil, tapi setidaknya Bragi sukses membuat pabrikan-pabrikan teknologi dan audio ternama jadi latah dan ikut meramaikan kategori baru yang mereka mulai.

Bulan Mei lalu, Bragi memperkenalkan produk baru bernama Dash Pro yang diklaim telah telah menyelesaikan hampir semua kendala yang dialami pendahulunya. Sayangnya konsumen sudah terekspos oleh banyak penawaran lain dari pabrikan yang punya pengalaman jauh lebih panjang ketimbang Bragi, utamanya Apple dengan AirPods. Singkat cerita, Bragi perlu membuat gebrakan lain demi kelangsungan hidup Dash Pro.

Bragi Dash Pro

Untuk itu, Bragi memutuskan untuk menggandeng startup yang bergerak di bidang AI dan audio bernama Audio Analytic. Keduanya mengembangkan teknologi pengenal suara untuk disematkan ke Bragi Dash Pro. Premisnya sederhana: berkat teknologi ini, Dash Pro bisa mendeteksi berbagai macam suara di sekitarnya, lalu merespon dengan menyesuaikan reproduksi suaranya secara otomatis.

Seperti apa pengaplikasiannya? Anggap Anda sedang bersantai di kafe sembari menikmati alunan musik menggunakan Bragi Dash Pro. Lalu ketika seseorang mendekati Anda dan mengajak bercakap-cakap, Dash Pro bisa tahu dan dengan sendirinya mengecilkan volume sekaligus memperkuat isolasi suara lain di sekitar.

Semuanya berjalan secara otomatis dan tanpa input dari pengguna. Istimewanya, teknologi pengenal suara yang mengandalkan peran AI ini bisa bekerja tanpa tersambung internet sama sekali. Dengan demikian, konsumen setidaknya bisa lega mengetahui fitur ini bakal aktif dan bekerja secara efektif setiap saat.

Bragi Dash Pro

Selain mendeteksi percakapan itu tadi, skenario lain mencakup seseorang yang sedang berlari di trotoar di kawasan tengah kota. Ketika ada ambulans atau mobil pemadam kebakaran yang melintas di dekatnya, Dash Pro bakal mendeteksinya dan lagi-lagi mengecilkan volume supaya sang pengguna bisa menyadari akan apa yang sedang terjadi di sekitarnya.

Sejauh ini belum ada kepastian kapan fitur ini bakal merambah Dash Pro via sebuah firmware update. Namun demikian, Bragi dan Audio Analytic sudah berencana untuk mendemonstrasikannya pada ajang CES 2018 bulan depan.

Sumber: Audio Analytic.

Samsung Umumkan Notebook 9 Pen dan Notebook 9 Versi 2018

Tidak mau kalah dari rival sebangsanya, LG, yang mengumumkan laptop Gram generasi baru untuk tahun 2018, Samsung turut mengumumkan dua laptop baru yang bakal menjadi andalannya tahun depan. Keduanya adalah Notebook 9 Pen yang bertipe 2-in-1 dan Notebook 9 (2018) yang bertipe standar.

Notebook 9 Pen menggantikan Notebook 9 Pro yang diperkenalkan pada pertengahan tahun ini. Seperti yang bisa kita tebak dari namanya, model ini mengemas stylus terintegrasi, spesifiknya S Pen dengan ujung setipis 0,7 mm dan 4.096 tingkat sensitivitas terhadap tekanan, yang bisa beroperasi tanpa baterai.

Samsung Notebook 9 Pen

Seperti Notebook 9 Pro, layar 13,3 inci beresolusi full-HD miliknya dilengkapi engsel yang bisa diputar 360 derajat, sehingga perangkat dapat digunakan seperti tablet. Pada konfigurasi termahalnya, spesifikasinya mencakup prosesor quad-core Intel Core i7 generasi ke-8, RAM DDR4 16 GB, SSD tipe PCIe 512 GB. Baterainya berkapasitas 39 Wh, sayang tidak ada estimasi daya tahannya.

Rangkanya terbuat dari perpaduan magnesium dan aluminium, yang diklaim lebih ringan ketimbang aluminium itu sendiri, dan hal ini dibuktikan oleh Notebook 9 Pen yang hanya berbobot 995 gram. Selain mengemas sensor sidik jari, Notebook 9 Pen juga unik karena mengusung kamera inframerah yang dapat mengenali wajah penggunanya.

Samsung Notebook 9 (2018) / Samsung
Samsung Notebook 9 (2018) / Samsung

Untuk Notebook 9 (2018), akan ada beberapa varian yang Samsung luncurkan. Sama seperti Notebook 9 Pen, model ini juga mengadopsi konstruksi magnesium-aluminium, akan tetapi teknologi biometriknya hanya mengandalkan sensor sidik jari, dan yang pasti penggunaannya seperti laptop biasa.

Notebook 9 (2018) bakal hadir dalam dua ukuran: 13,3 inci dan 15 inci. Semuanya mengemas resolusi layar full-HD – dengan ukuran bezel yang terus menyusut menjadi 6,2 mm – prosesor Intel Core i7 generasi ke-8, RAM DDR4 hingga 16 GB dan SSD tipe PCIe hingga 1 TB, namun khusus varian 15 incinya juga bisa dikonfigurasikan dengan GPU terpisah Nvidia GeForce MX150 dengan GDDR5 2 GB.

Samsung Notebook 9 (2018)

Soal konektivitas, varian 15 incinya unggul sendiri dengan adanya port Thunderbolt 3. Yang cukup istimewa, semua model Notebook 9 (2018) mengemas baterai Hexacell berkapasitas 75 Wh, dan ini disimpan dalam sasis yang tebalnya tidak lebih dari 15,4 mm (untuk varian 15 inci).

Baik Samsung Notebook 9 Pen dan Notebook 9 (2018) dijadwalkan untuk manggung pada event CES yang bakal dihelat pada awal tahun depan. Banderol harga dan jadwal pemasaran masing-masing model sepertinya juga bakal diungkap dalam event tersebut.

Sumber: Samsung.