Gigabyte Aero 15-Y9 Unggulkan GPU Nvidia RTX dan Optimalisasi AI

Gigabyte memanfaatkan ajang CES 2019 untuk memperkenalkan dua laptop gaming baru: Gigabyte Aero 15-Y9 dan Aero 15-X9. Keduanya meneruskan jejak edisi tahun lalu, namun seperti yang sudah bisa kita duga, pembaruan yang layak disorot kali ini adalah penggunaan GPU Nvidia RTX.

Kedua laptop ini memiliki fisik yang sama persis, dan perbedaannya hanya terletak pada konfigurasi spesifikasinya saja. Untuk Aero 15-Y9, Gigabyte menjejalkan prosesor 6-core Intel Core i9-8950HK, GPU RTX 2080 Max-Q, RAM 64 GB, dan sepasang SSD tipe PCIe. Layar 15,6 incinya bukan sebatas beresolusi 4K, tapi juga sudah mengantongi sertifikasi X-Rite dari Pantone perihal reproduksi warna.

Aero 15-X9 sebenarnya memiliki spesifikasi yang identik, akan tetapi model ini juga ditawarkan dalam konfigurasi yang lebih terjangkau: prosesor Core i7-8750H, GPU RTX 2070 Max-Q, dan layar 15,6 inci 1080p 144 Hz. Kedua model sama-sama dibekali baterai berkapasitas 4,4 Wh.

Gigabyte Aero 15-Y9

Dari segi estetika, saya tidak melihat banyak perubahan antara edisi tahun lalu dan tahun ini. Perangkat masih kelihatan sangat tipis di angka 1,8 cm, terlepas dari spesifikasinya yang perkasa, dan bobotnya pun hanya berkisar 2 kg.

Terkait konektivitas, kedua laptop ini juga tidak mengecewakan. Di samping port Thunderbolt 3 (USB-C), tiga port USB-A 3.1, HDMI 2.0, dan Mini DisplayPort 1.4, tubuh tipisnya masih bisa mengakomodasi slot SD card maupun port Ethernet.

Gigabyte Aero 15-Y9

Namun ternyata penyegaran spesifikasi saja belum cukup buat Gigabyte. Untuk Aero 15-Y9 dan Aero 15-X9, Gigabyte mencoba bereksperimen dengan AI, lebih tepatnya AI Microsoft Azure, guna mengoptimalkan pengaturan wattage CPU dan GPU berdasarkan skenario penggunaan.

Jadi ketika pengguna hanya browsing, wattage-nya bakal disetel rendah, dan sebaliknya ketika sedang bermain game, wattage-nya akan dinaikkan demi memastikan tidak ada penurunan performa. Teknik ini sejatinya tidak jauh berbeda dari overclocking, hanya saja di sini semuanya diautomasi oleh AI.

Sayangnya Gigabyte masih bungkam soal jadwal rilis maupun banderol harga dari kedua laptop gaming barunya. Semestinya tidak lebih murah dari edisi tahun lalu yang dibanderol mulai $2.000.

Sumber: Engadget.

Bukan Sembarang Penunjuk Waktu, Lenovo Smart Clock Dibekali Integrasi Google Assistant

Masih ingat dengan Lenovo Smart Display? Perangkat unik dengan sistem operasi Android Things itu baru saja kedatangan adik kecil bernama Lenovo Smart Clock. Sesuai namanya, ia bukan sekadar penunjuk waktu biasa, melainkan yang didukung oleh kecerdasan Google Assistant.

Integrasi Google Assistant memungkinkan Smart Clock untuk difungsikan sebagai pengendali perangkat smart home, dan ini pun dapat diautomasi berkat fitur Actions milik Assistant. Contoh yang paling gampang, Smart Clock dapat menginstruksikan smart coffee maker yang kompatibel untuk menyeduh kopi ketika alarm berbunyi sehingga Anda bisa langsung menikmatinya setelah beranjak dari kasur.

Lenovo Smart Clock

Perangkat dilengkapi layar sentuh IPS berukuran 4 inci, sehingga ia dapat menampilkan beragam informasi seperti agenda harian, reminder maupun penunjuk arah menuju tempat bekerja. Di samping itu, perangkat juga dapat digunakan sebagai pemutar musik, audiobook maupun podcast jika perlu.

Di balik tubuh mungil berbalut kainnya, tersimpan speaker 6 W dan sepasang passive radiator, cukup untuk mengisi satu kamar tidur berukuran besar sekalipun. Kemudian di bagian belakangnya, ada port USB yang bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai smartphone.

Tidak seperti Lenovo Smart Display, Lenovo Smart Clock dibanderol cukup terjangkau: $80. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai musim semi mendatang di Amerika Serikat.

Sumber: Lenovo.

Lenovo Yoga A940 Siap Saingi Microsoft Surface Studio dalam Merebut Hati Kreator Konten

Lenovo punya banyak produk baru yang diumumkan pada ajang CES 2019 kali ini. Namun salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Lenovo Yoga A940, sebuah all-in-one PC yang pantas menjadi rival langsung Microsoft Surface Studio 2.

Seperti halnya besutan Microsoft, Yoga A940 dirancang untuk memenuhi kebutuhan kreator konten, terutama mereka yang rutin memerlukan kanvas digital. Yang saya maksud kanvas adalah layar sentuh IPS 27 inci beresolusi 4K dengan sertifikasi Dolby Vision, dan tentu saja layar ini dapat dimiringkan sudutnya hingga 25 derajat.

Lenovo Yoga A940

Kalau Surface Studio mengandalkan aksesori terpisah berupa Surface Dial sebagai input tambahannya, Yoga A940 dibekali dengan Precision Dial, kenop multi-fungsi yang dapat diposisikan di samping kiri atau kanan layar. Kehadiran aksesori ini memungkinkan pengguna untuk lebih berfokus dengan apa yang tengah dikerjakannya, selagi satu tangan lainnya melakukan penyesuaian secara presisi.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7 generasi kedelapan, GPU AMD Radeon RX 560, RAM 32 GB DDR4, dan SSD tipe PCIe 512 GB. Spesifikasi sekelas itu tentunya juga mumpuni untuk konsumsi multimedia, dan Lenovo pun tak lupa membekalinya dengan speaker bersertifikasi Dolby Atmos.

Lenovo Yoga A940

Kita pun juga tidak boleh mengabaikan desain cerdas yang diterapkan Lenovo, seperti contohnya bagian dudukan layar yang juga berfungsi sebagai tempat menyimpan keyboard sekaligus wireless charger untuk beragam perangkat. Fitur-fitur pemanis seperti webcam yang mendukung Windows Hello dan integrasi mikrofon turut tersedia, sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Cortana maupun Alexa dari jarak hingga sejauh 4 meter.

Rencananya, Lenovo bakal memasarkan Yoga A940 mulai bulan April mendatang. Banderol harganya dimulai dari $2.350.

Sumber: Lenovo dan MSPowerUser.

Sepenuhnya Upgradeable, Alienware Area 51m Bisa Diibaratkan PC Berwujud Laptop

Peluncuran GPU Nvidia RTX versi mobile memicu kehadiran banyak laptop gaming baru. Kita sudah melihat persembahan dari Razer, dan kini giliran Dell yang unjuk gigi lewat brand Alienware miliknya.

Di panggung CES 2019, Dell resmi memperkenalkan Alienware Area 51m. Namanya boleh meminjam nama laptop pertama Alienware, akan tetapi Dell benar-benar merancangnya sebagai laptop gaming pamungkas, dan itu bukan semata diwakili oleh spesifikasi kelas atas saja.

Alienware Area 51m

Seperti yang saya bilang, GPU Nvidia RTX merupakan salah satu fitur yang diunggulkannya, dengan varian termahal yang mengemas RTX 2080 versi desktop yang sudah diciutkan fisiknya oleh Dell sendiri. Lalu di bagian prosesor, ada Intel Core i9-9900K, salah satu chip desktop tercepat Intel saat ini.

Namun yang membuat Area 51m sangat istimewa adalah, komponen-komponen itu tadi bisa konsumen ganti dengan yang baru layaknya sebuah PC. Ini berbeda dari mayoritas laptop gaming yang mengaku bersifat upgradeable, tapi pada kenyataannya hanya bisa diganti RAM dan komponen storage-nya saja.

Alienware Area 51m

Bicara soal RAM dan storage, Area 51m dapat dikonfigurasikan hingga mengemas RAM 64 GB DDR4 dan kombinasi storage 2 TB SSD + 1 TB hybrid drive. Beralih ke layar, pengguna akan disambut oleh layar 17,3 inci beresolusi 1080p, dengan pilihan refresh rate 60 atau 144 Hz, serta dukungan G-Sync dan Tobii eye tracking yang opsional.

Perihal konektivitas, Area 51m mengemas port Thunderbolt 3 (USB-C), 3x USB-A 3.1, HDMI 2.0, Mini DisplayPort, Ethernet 2,5 Gbps, dan port untuk menyambungkan Alienware Graphics Amplifier alias GPU eksternal.

Alienware Area 51m

Begitu perkasanya Area 51m, ia memerlukan dua adaptor sekaligus. Kendati demikian, kalau hanya digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan yang tidak membutuhkan kinerja CPU maksimal, pengguna cukup memasangkan satu adaptor saja. Baterainya sendiri memiliki kapasitas 90 Wh, tapi kita jelas tak boleh berharap banyak jika melihat spesifikasinya.

Semua ini tentunya harus ditebus dengan harga yang mahal ketika Dell mulai memasarkannya pada 29 Januari nanti. Varian termurahnya dibanderol $2.549, harga yang pantas untuk perangkat yang bisa diibaratkan sebagai PC berwujud laptop.

Sumber: The Next Web dan Engadget.

Razer Blade 15 Kini Hadir dalam Varian yang Ditenagai GPU Nvidia RTX

Tahun lalu, Razer Blade dirombak desainnya secara drastis hingga akhirnya pantas menyandang gelar sebagai laptop gaming 15,6 inci terkecil berkat bezel layarnya yang tipis. Untuk tahun ini, temanya adalah performa, dan Razer rupanya bergerak cepat memanfaatkan momentum peluncuran GPU Nvidia RTX versi mobile.

Ya, Razer Blade 15 bakal segera ditawarkan dalam varian baru yang mengemas GPU beraksitektur Turing tersebut. Pilihan yang tersedia ada tiga: RTX 2060 (6 GB GDDR6), RTX 2070 Max-Q (8 GB GDDR6), dan RTX 2080 Max-Q (8 GB GDDR6). Semuanya tanpa menambah tebal bodi aluminiumnya yang kurang dari 18 mm.

Razer Blade 15 Advanced Models

Untuk prosesor, Razer masih memercayakan Intel Core i7-8750H yang berinti enam, lengkap beserta RAM 16 GB dan SSD dengan kapasitas hingga 512 GB. Layarnya sendiri tersedia dalam konfigurasi 1080p 144 Hz atau yang dilengkapi panel sentuh dan beresolusi 4K, serta mendukung 100% spektrum warna Adobe RGB.

Tepat di atas layar tersebut bernaung webcam beresolusi HD yang kini telah mendukung fitur Windows Hello. Razer pun tak lupa melengkapinya dengan setup mikrofon dual-array buat kebutuhan streaming, video call maupun voice command.

Razer Blade 15 Advanced Models

Varian baru Razer Blade 15 dengan GPU RTX ini rencananya akan dipasarkan mulai 29 Januari, dengan banderol $2.299 – $2.999, tergantung konfigurasi layar dan storage-nya. Dalam kesempatan yang sama di CES 2019, Razer rupanya juga memamerkan dua teknologi display inovatif yang disiapkan untuk generasi mendatang Razer Blade 15.

Yang pertama adalah Blade 15 dengan layar full-HD yang sanggup menyuguhkan refresh rate 240 Hz, sedangkan yang kedua adalah Blade 15 dengan layar sentuh OLED beresolusi 4K, siap menyajikan warna dan kontras yang sangat baik selagi membantu memaksimalkan efisiensi baterai.

Sumber: Razer.

Di CES 2019, MSI Ungkap Strategi Mereka Buat ‘Membahagiakan’ Gamer dan Kreator Konten

Berhasil menyandang predikat produk terbaik, terutama dianugerahkan oleh penyelenggara acara pameran teknologi terbesar di dunia, merupakan hal yang sangat membanggakan. Belum lama ini, perangkat-perangkat MSI berhasil menyabet tak kurang dari 12 penghargaan CES 2019. Pencapaian besar ini kemungkinan berhubungan dengan strategi baru yang diterapkan sang produsen hardware Taiwan itu.

Arahan tersebut pelan-pelan diinisasi di awal kuartal kedua tahun lalu, tepatnya ketika GS65 Stealth Thin diperkenalkan. Kontras dari para pendahulunya yang glamor, laptop ultra-thin ini dirancang menyuguhkan penampilan elegan, simpel dan netral. MSI seolah-olah membuat sebuah pernyataan: laptop kami bukan hanya ideal untuk gamer, tapi juga para pencipta konten. Lalu di Computex 2018, pendekatan baru itu diaplikasikan pada laptop gaming ekonomis serta lini Prestige current-gen.

MSI 1 1

Respons positif konsumen tampaknya membuat Micro-Star International semakin yakin dengan langkahnya. Di Consumer Electronics Show 2019 Las Vegas, mereka mengumumkan sejumlah laptop baru baik dari keluarga gaming maupun kelas profesional, serta varian refresh dari model yang sudah ada. MSI merupakan salah satu vendor hardware pertama yang mengusung kartu grafis Nvidia GeForce RTX seri 20 di jajaran notebook-nya.

MSI 1 12

Di antara perangkat-perangkat ini, tiga model menjadi primadona (meski tipe lainnya tak kalah menarik), dan dua di antaranya adalah varian anyar. Sebagai hidangan pembuka, MSI memperbarui seri pemenang CES 2019 Innovation Award GS65 Stealth Thin dengan kartu grafis Nvidia berteknologi real-time ray tracing RTX, kali ini memberinya callsign lebih sederhana, ‘Stealth’. Tak lama setelah pengumuman itu, produsen menyingkap GS75 Stealth, laptop tipis dan ringan 17-inci bersenjata GPU GeForce RTX pertama yang tersedia di pasar.

MSI 1 4

Di lini profesional, MSI memperkenalkan edisi 15-inci dari seri Prestige, menamainya PS63 Modern. Ia memang belum dilengkapi GeForce RTX, tetapi produsen membekalinya bersama banyak fitur esensial yang membuat pengalaman pemakaian jadi lebih baik. Seperti PS42, desain merupakan faktor esensial dalam peracikan laptop, dan MSI memastikannya ditangani dengan optimal sehingga PS63 Modern tak cuma menarik dipandang, namun turut memudahkan aktivitas produktif pengguna.

 

Kerja sama dengan Discovery Channel dan kreator konten

Hal paling tak terduga di acara konfrensi pers yang dilangsungkan di The Venetian Las Vegas kemarin adalah pengumuman kolaborasi antara MSI dengan Discovery Channel. Kedua brand memang fokus pada bidang berbeda, namun sang perusahaan Taiwan melihat ada sebuah kesamaan di antara mereka: keduanya menjunjung tinggi inovasi dan eksplorasi. MSI percaya, produk-produk Prestige baru mereka dapat membantu mendongkrak kreativitas kita.

MSI 1 2

Dalam presentasinya, Andy Fei (kiri) dan Fei Wang (kanan) dari MSI MSI menyampaikan bahwa ada banyak talenta kreatif yang terbantu oleh Prestige. Individu-individu ini bukan cuma dari golongan desainer, ilustrator dan fotografer saja; namun juga sinematografer otomotif (Chris Petruccio), blogger terkemuka (Doris Blanc Pin), DJ (Frequency X), chef sekaligus blogger makanan (Priyanka Naik), hingga kreator konten Instagram (Lana Vermegen).

MSI 1 7

 

Segmentasi kian membaur

Karakteristik konsumen selama beberapa tahun ke belakang memperlihatkan bahwa laptop gaming tak cuma populer di kalangan gamer nomaden, tapi dimanfaatkan pula sebagai alat kerja portable berperforma tinggi. GS65 Stealth merupakan anggukan MSI terhadap tren baru ini. Dalam prakteknya, meski MSI sendiri telah lama menyediakan platform mobile workstation, tak jarang pelanggannya malah memilih laptop gaming seri GT.

MSI 1 3

Menjawab pertanyaan saya, senior marketing director MSI Sam Chern menjelaskan bahwa di tahun ini, mereka punya keinginan untuk ‘membahagiakan dan memanjakan’ gamer dan kreator. Semangat bereksperimen juga terus dibudidayakan oleh MSI. Salah satu wujudnya adalah P65 Creator, yaitu laptop kelas pro yang ditopang layar beresolusi 4K dengan high-dynamic range. HDR memang bukan hal baru, tetapi kehadirannya di notebook adalah pemandangan tak biasa (apalagi Nvidia telah gencar mempromosikannya sejak awal tahun 2018) – dan saya akan mencoba menguliknya di artikel berikutnya.

MSI 1 10

Tentu saja beberapa hal tidak berubah. MSI tetap terus menyediakan desktop replacement monster hingga laptop RGB berdesain radikal yang bisa membuat seluruh mata tertuju padanya. Upgrade kartu grafis GeForce RTX sendiri diterapkan pada tiga keluarga laptop gaming, yakni GT (GT75 Titan dan GT63 Titan), GS (GS75 Stealth serta GS65 Stealth), dan GE (GE75 Raider serta GE63 Raider RGB).

MSI 1 6

 

Satu hal lagi…

Penamaan produk mungkin bisa jadi masalah, terutama bagi calon konsumen awam yang belum familier dengan laptop MSI. Khusus di kategori Prestige, mulai saat ini seri PS (misalnya PS63 dan PS42) membawa kata Modern di belakangnya, lalu model P dilanjutkan dengan nickname Creator – mengindikasikan dukungan software Creator Center buatan MSI yang diracik untuk mengoptimalkan sistem ketika menjalankan aplikasi-aplikasi desain.

MSI 1 9

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

HP Luncurkan Chromebook Premium Sekaligus Chromebook dengan Prosesor AMD

Selain meluncurkan Spectre x360 15 berlayar AMOLED, HP juga memanfaatkan ajang CES 2019 untuk memperkaya portofolio Chromebook-nya lewat HP Chromebook x360 14 G1. Tidak seperti laptop Chrome OS pada umumnya yang terkesan murahan, perangkat ini lebih menyerupai seri HP Elitebook berkat sasis serba logamnya.

Kita jelas tidak boleh membandingkannya dengan seri HP Spectre, tapi setidaknya tebal bodi yang cuma 16 mm semakin memperkuat aura premium yang dibawa perangkat ini. Bobotnya yang berkisar 1,68 kg juga masih bisa masuk kategori ringkas.

Sesuai namanya, Chromebook x360 14 G1 mengemas layar sentuh berukuran 14 inci dan beresolusi full-HD yang dapat dilipat 360 derajat. Bezel layarnya cukup tipis untuk standar 2019, dan HP tak lupa melengkapinya dengan sebuah webcam sekaligus keyboard dengan backlight LED.

HP Chromebook x360 14 G1

Perangkat ini juga tak mengecewakan perihal performa. Konsumen bebas memilih varian dengan prosesor Intel Pentium, Core i3, Core i5, atau bahkan Core i7. Varian termahalnya turut dibekali RAM 16 GB dan storage sebesar 64 GB guna semakin memaksimalkan kinerjanya, sedangkan daya tahan baterainya diestimasikan mencapai angka 13 jam dalam satu kali pengisian.

Terkait konektivitas, ada sepasang port USB-C 3.1, satu port USB-A 3.1 Gen 1, slot kartu microSD dan audio combo jack. Semuanya terdengar menjanjikan, sayangnya HP masih enggan menyinggung soal harganya meski perangkat dijadwalkan rilis mulai bulan ini juga.

HP Chromebook 14 AMD

Di samping itu, HP turut menyingkap varian baru Chromebook 14 yang ditenagai oleh prosesor AMD. Secara umum, prosesor AMD dikenal menawarkan keseimbangan yang baik antara harga dan performa, dan lagi kinerja grafis perangkat juga bisa lebih maksimal berkat adanya GPU Radeon terintegrasi.

HP berencana memasarkan Chromebook 14 dengan prosesor AMD ini mulai bulan ini juga, dengan harga mulai $269. Produk ini bakal bersaing langsung dengan Acer Chromebook 315 yang diperkenalkan hampir bersamaan.

Sumber: Ars Technica.

Dibanderol Mulai $999, Huawei MateBook 13 Siap Tantang MacBook Air Generasi Terbaru

Setahun yang lalu, Huawei memperkenalkan laptop istimewa bernama MateBook X Pro. Tahun ini, tepatnya di ajang CES 2019, Huawei kembali menyingkap laptop baru yang tak kalah menarik, yaitu MateBook 13.

Hal pertama yang membuatnya layak menerima sorotan adalah dimensinya. Ukurannya tidak jauh berbeda dari MacBook 12 inci besutan Apple, akan tetapi berkat bezel layar yang tipis, MateBook 13 mampu mengemas layar berukuran lebih besar.

Bezel-nya memang belum setipis MateBook X Pro, akan tetapi ini justru membuahkan hal yang positif: webcam milik MateBook 13 diposisikan sebagaimana mestinya di atas layar, bukan disembunyikan di balik keyboard dan dalam posisi yang jauh dari kata ideal.

Huawei MateBook 13

Layar sentuhnya sendiri mengemas resolusi 2160 x 1440 pixel; sama-sama memakai aspect ratio 3:2 seperti MateBook X Pro meski resolusinya lebih rendah. Bekal semacam ini sejatinya sudah cukup untuk bersaing langsung dengan MacBook Air generasi terbaru. Meski MateBook 13 kalah perihal resolusi, bodinya ternyata lebih tipis ketimbang MacBook Air di angka 14,9 mm.

Urusan performa, varian termahalnya dibekali prosesor Intel Core i7-8565U, GPU Nvidia GeForce MX150, RAM 8 GB dan SSD 512 GB. Kombinasi ini dipercaya mampu menyajikan daya tahan baterai hingga 10 jam.

Huawei MateBook 13

Seperti halnya MacBook Air, MateBook 13 juga hanya memiliki sepasang port USB-C saja, tapi setidaknya Huawei masih berbaik hati menyertakan unit docking dengan sejumlah port ekstra pada paket penjualannya. MateBook 13 pun tidak lupa meminjam salah satu fitur unggulan kakaknya, yakni sensor sidik jari yang terintegrasi ke tombol power di ujung kanan atas, dan speaker-nya pun sudah mendukung Dolby Atmos.

Rencananya, Huawei MateBook 13 akan dipasarkan mulai akhir bulan ini juga di Amerika Serikat, dengan banderol harga mulai $999 untuk varian termurahnya.

Sumber: Mashable.

HTC Luncurkan Dua VR Headset Baru: Vive Pro Eye dan Cosmos

Event CES 2019 baru saja resmi dimulai, dan kita sudah langsung kedatangan berita besar di ranah virtual reality: HTC menyingkap bukan cuma satu, melainkan dua VR headset anyar sekaligus, yakni HTC Vive Pro Eye dan HTC Cosmos.

Vive Pro Eye, seperti yang bisa kita lihat dari namanya, adalah headset Vive Pro tapi yang sudah diimbuhi dengan fitur eye tracking terintegrasi. Ini berarti perangkat mampu memonitor pergerakan mata sekaligus arah pandangan pengguna, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan performa VR.

HTC Vive Pro Eye

Penjelasan lebih spesifiknya, perbaikan performa ini diwujudkan berkat teknologi foveated rendering. Teknologi ini memungkinkan perangkat untuk me-render lebih sedikit pixel (hanya pada bagian yang terlihat oleh pengguna saja), dan foveated rendering sendiri tidak mungkin tercapai tanpa ada campur tangan sistem eye tracking.

Sejauh ini HTC masih belum membeberkan spesifikasi lengkap Vive Pro Eye, akan tetapi semestinya tidak berbeda jauh dari Vive Pro, apalagi jika melihat wujud keduanya yang identik. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua 2019, tapi estimasi harganya belum diketahui.

HTC Cosmos / HTC
HTC Cosmos / HTC

Untuk HTC Cosmos, produk ini sejatinya merupakan rival langsung dari Oculus Quest. Keduanya sama-sama merupakan VR headset tipe standalone yang dapat beroperasi secara mandiri. Yang sedikit berbeda, Cosmos rupanya juga bisa ‘meminjam’ tenaga dari PC maupun smartphone ketika diperlukan.

Berbekal sepasang kamera pada bagian depan, kemudian masing-masing satu di sisi kiri dan kanan, Cosmos mampu menawarkan inside-out tracking, yang artinya ia sama sekali tak perlu didampingi kamera maupun sensor eksternal untuk bisa beroperasi sepenuhnya.

Sayangnya, tidak seperti Vive Pro Eye, Cosmos masih belum memiliki jadwal rilis sama sekali. Kalau melihat Oculus Quest yang dijadwalkan dirilis di musim semi nanti, semestinya Cosmos juga tidak jauh-jauh dari itu.

Sumber: Ars Technica.

Acer Swift 7 Edisi 2019 Masih Sangat Tipis dan Kini Nyaris Tanpa Bezel

Seakan sudah menjadi tradisi di ajang CES, Acer memamerkan generasi terbaru dari laptop tertipisnya, Swift 7. Tahun ini pun juga demikian, meski ada yang sedikit berbeda: Acer tidak lagi berusaha memecahkan rekor baru, melainkan membenahi kekurangan yang ada sebelumnya.

Kekurangan yang pertama adalah bezel. Pada Swift 7 edisi tahun lalu, kita masih bisa melihat bezel yang mengitari layarnya dari jauh. Kali ini berbeda. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, bezel-nya luar biasa tipis, dan Acer mengklaim rasio layar-ke-bodi Swift 7 2019 mencapai angka 92%, yang berarti bezel-nya cuma memakan ruang sebesar 8% saja.

Penyusutan bezel ini memungkinkan Acer untuk turut menyusutkan dimensi laptop secara keseluruhan. Dengan panjang 317,9 mm dan lebar 191,5 mm, ia merupakan salah satu laptop 14 inci teringkas yang ada saat ini, dan itu turut didukung oleh tebal bodi yang tidak lebih dari 9,95 mm.

Acer Swift 7 2019

Ya, Acer Swift 7 2019 memang sedikit lebih tebal ketimbang pendahulunya, tapi toh dia masih jauh lebih tipis dibanding laptop lain di kelasnya. Tebal yang bertambah justru memungkinkan Acer untuk membenahi kekurangan yang kedua pada pendahulunya, yakni trackpad yang tidak bisa diklik.

Untuk generasi baru ini, trackpad berlapis kaca Gorilla Glass-nya bisa diklik seperti trackpad pada umumnya. Sasisnya masih terbuat dari bahan utama magnesium, dan ini memungkinkan bobotnya agar tidak melebihi angka 890 gram – ya, tidak sampai 1 kg, dan ini bukanlah sebuah tablet.

Kembali menyinggung soal layar, Swift 7 mengemas panel sentuh IPS berukuran 14 inci dan beresolusi 1080p. Tingkat kecerahan maksimumnya berada di angka 300 nit, sedangkan reproduksi warnanya bisa memenuhi 100% spektrum sRGB. Sebagai proteksi, Acer tak lupa melapisi bagian terluarnya dengan kaca Gorilla Glass 6.

Yang menjadi pertanyaan, di mana Acer menyematkan webcam kalau bezel layarnya setipis itu? Dengan terpaksa kamera harus ditambatkan ke area keyboard, dan pengguna cukup mengaktifkannya dengan sebuah klik.

Acer Swift 7 2019

Urusan performa, ada prosesor Intel Core i7-8500Y yang menjadi otak segalanya, ditemani oleh RAM 16 GB dan SSD tipe PCIe sebesar 512 GB. Dalam satu kali pengisian, Swift 7 diklaim mampu beroperasi sampai 10 jam nonstop.

Di sektor konektivitas, ada sepasang port USB-C yang mendukung Thunderbolt 3, demikian pula port USB 3.1 Gen 2 dengan colokan standar. DisplayPort 1.2 turut tersedia, demikian pula Bluetooth 5.0.

Rencananya, Acer Swift 7 edisi 2019 ini bakal dipasarkan mulai bulan April nanti. Di AS, harganya dipatok mulai $1.699 untuk varian dengan RAM 8 GB dan SSD 256 GB.

Sumber: Digital Trends dan PR Newswire.