Insurtech Asal Thailand “Sunday” Akuisisi Penuh KSK Insurance Indonesia

Perusahaan insurtech asal Thailand Sunday Ins Holding mengumumkan telah merampungkan akuisisi atas PT KSK Insurance Indonesia pada Januari 2024 usai mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Sunday mengakuisisi 99% kepemilikan saham PT KSK Insurance Indonesia dengan nilai yang tidak disebutkan.

Dalam keterangan resminya, akuisisi ini disebutkan telah mempercepat pertumbuhan lini bisnis yang berfokus pada inovasi produk dan saluran distribusi alternatif dalam skala nasional. Lewat kolaborasinya dengan Sunday, KSK Insurance tercatat menghasilkan premi senilai $10 juta pada 2023 untuk asuransi kesehatan dan kendaraan bermotor.

Selain itu, akuisisi ini disebut berpotensi menjadikan Sunday sebagai salah satu grup insurtech terbesar yang memegang lisensi di dua negara, yakni Thailand dan Indonesia sebagai pasar asuransi umum terbesar di Asia Tenggara dengan pendapatan melampaui $100 juta.

Sekadar informasi, PT KSK Insurance Indonesia adalah perusahaan asuransi umum dengan perolehan premi bruto tertanggung mencapai $40 juta pada 2023, mencakup asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, dan asuransi kargo.

“Kemitraan ini menandakan komitmen kami yang mendalam di Indonesia dan misi kami untuk menjadi grup insurtech terdepan di wilayah ini. Fokus utama kami adalah memperluas solusi produk kepada klien korporat, mitra, agen, dan broker dalam ekosistem kami untuk melayani masyarakat kelas menengah yang jumlahnya terus tumbuh dengan layanan klaim, gaya hidup, dan pencegahan risiko yang lebih baik,” ucap Co-Founder & CEO Sunday Cindy Kua.

Sunday memiliki misi menjadi pemimpin grup asuransi digital pertama yang menerapkan kecerdasan buatan (AI) atau machine learning serta arsitektur layanan mikro di seluruh segmen asuransi, mulai dari asuransi kesehatan, asuransi kendaraan bermotor, produk komersial, serta produk retail lainnya di wilayah ini.

Klaimnya, Sunday telah tumbuh organik dua kali lipat secara regional mencapai lebih dari $70 juta premi di 2023. Adapun di Indonesia, Sunday pertama kali beroperasi sebagai insurtech terdaftar dan broker berlisensi pada 2022.

Digitalisasi produk asuransi diproyeksi masih akan terus berkembang di Indonesia. Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan, pasar insurtech diperkirakan tumbuh empat kali lipat selama 2021-2026 dengan ukuran premi bruto mencapai miliaran dolar AS. Per Oktober 2023, penetrasi asuransi di Indonesia baru menyentuh angka 2,75%.

Terlepas potensinya, industri insurtech masih berupaya untuk mendorong penetrasi layanannya di Indonesia. Menurut Startup Report 2023, beberapa pemain telah pivot dan menutup bisnisnya karena terhambat tantangan sulitnya berinovasi dan menjadi bisnis yang berkelanjutan. Futuready telah menghentikan operasionalnya tahun lalu, sedangkan Aigis beralih menjadi platform finansial dan manajemen proyek dengan brand baru Finnix.

Application Information Will Show Up Here

Platform Insurtech “Full-Stack” Sunday Gencarkan Ekspansi di Indonesia

Platform insurtech full-stack asal Thailand, Sunday ingin menjangkau lebih banyak pengguna, baik individual maupun korporasi, di pasar Indonesia.

Sedikit informasi, Sunday didirikan pada 2017 dan berada di bawah naungan holding company di bidang keuangan dan teknologi, Sunday Ins Holdings yang berbasis di Singapura.

“Alasan kami memilih nama Sunday karena kami ingin menjadi brand yang sederhana dan dapat relate dengan generasi masa depan,” ungkap Co-founder dan CEO Sunday Cindy Kua kepada DailySocial.id.

Cindy memaparkan lebih lanjut tentang pengembangan Sunday dan rencana bisnisnya di Indonesia untuk memperkaya ekosistem insurtech lebih luas.

Posisi Sunday

Resmi meluncur di Indonesia pada tahun ini, Sunday menawarkan sejumlah produk asuransi, mulai dari polis untuk kendaraan bermotor dan perjalanan, Sunday Health for Business, hingga program perlindungan kesehatan untuk pemberi kerja dengan pengajuan klaim asuransi nasabah lebih mudah. Selain itu, Sunday menawarkan paket smartphone berbasis langganan melalui mitra.

Sebagai insurtech full-stack, Sunday memiliki nilai pembeda dibandingkan pemain sejenis yang menerapkan konsep Managing General Agent (MGA) atau insurtech yang menyasar segmen B2B. Di Indonesia, model tersebut digunakan oleh beberapa startup, seperti PasarPolis, Qoala, dan Aman.

“Karena kami full-stack, kami beroperasi selayaknya perusahaan asuransi. Kami monetisasi melalui underwriting, kami kelola semua. Itu alasan kami berada dalam regulasi OJK. Kami harus memastikan dapat membayar klaim nasabah kami,” tutur Cindy.

Menurut Cindy, perusahaan asuransi konvensional memang memiliki lisensi untuk proses underwriting, tetapi mereka tidak punya fleksibilitas dalam bertransformasi digital. Saat ini, Sunday telah menyediakan lebih dari 1 juta polis dan aktif memproteksi lebih dari 100.000 nasabah asuransi kesehatan.

“Bank dan perusahaan asuransi konvensional butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa bertransformasi mengadopsi teknologi. Sundah, sebagai perusahaan teknologi, tidak bisa menunggu. Kami harus menyamakan kecepatan konsumen,” katanya.

Implementasi teknologi

Dengan mengadopsi AI dan machine learning, Sunday berupaya untuk memperkuat business process dan pengembangan produk yang lebih personalized, hingga memperkuat aspek data compliance dan keamanan.

Selain itu, data yang dimiliki Sunday tersimpan dalam microservices architecture sehingga memungkinkan pihaknya untuk mengadopsi teknologi yang berbeda di masa depan. Misalnya, blockchain dan turunannya. “Kami membangun arsitektur yang memungkinkan kami untuk menerapkan AI dan machine learning.”

Saat ini, Sunday telah menempatkan sejumlah SDM lokal di Indonesia untuk memperluas layanan dan menjangkau lebih banyak pengguna. Untuk tahap awal, Sunday baru bermitra dengan Pegadaian di Indonesia untuk program employee benefits. Sunday juga menggencarkan kerja sama strategis dengan perusahaan teknologi, seperti platform mobil bekas dan logistik.

Sebagai informasi, Sunday telah mengantongi pendanaan seri B senilai $75 juta dari KSK Ventures, Vertex Ventures, Quona Capital, Tencent, SCB10X, LINE Ventures, Z Venture Capital, Granite Oak, Aflac Ventures, dan OSK- SBI Venture Partners.