Crypto: Pengertian, Fungsi, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya

Cryptocurrency mengubah cara kita berbisnis. Ini telah menciptakan pasar baru dan cara berpikir yang sama sekali baru tentang uang. Cryptocurrency dapat digunakan sebagai penyimpan nilai, dapat digunakan sebagai alat tukar, dan dapat bertindak sebagai sarana investasi.

Penting untuk diingat bahwa cryptocurrency bukan hanya satu hal; ada banyak jenis cryptocurrency di luar sana dengan kegunaan dan manfaat yang berbeda untuk masing-masingnya. Masa depan cryptocurrency terlihat cerah, tetapi hanya jika kamu tahu apa yang kamu lakukan.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai Crypto.

Definisi Crypto

Cryptocurrency, sering disingkat menjadi crypto, adalah mata uang digital atau virtual yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan dan memverifikasi transaksi serta untuk mengontrol pembuatan unit mata uang baru.

Cryptocurrency terdesentralisasi dan beroperasi secara independen dari bank sentral atau pemerintah. Sebaliknya, mereka menggunakan teknologi blockchain, buku besar publik terdesentralisasi, untuk mencatat dan memverifikasi transaksi.

Cryptocurrency pertama adalah Bitcoin, yang dibuat oleh individu atau kelompok anonim yang dikenal sebagai Satoshi Nakamoto.

Cryptocurrency dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa, dan juga dapat dibeli dan dijual di bursa seperti saham tradisional.

Fungsi Crypto

Fungsi utama mata uang kripto seperti Bitcoin, Litecoin, Ethereum, dan Ripple adalah:

Transaksi Terdesentralisasi

Cryptocurrency memungkinkan transaksi terdesentralisasi, artinya mereka tidak bergantung pada otoritas pusat seperti bank untuk memproses atau memverifikasi transaksi. Sebaliknya, transaksi diverifikasi oleh jaringan pengguna di blockchain, yang merupakan buku besar publik.

Transaksi Aman

Cryptocurrency menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi dan melindungi privasi pengguna. Transaksi tidak dapat diubah setelah dicatat di blockchain, dan pengguna memiliki kendali atas dompet cryptocurrency mereka sendiri.

Transfer Internasional Cepat dan Murah

Cryptocurrency dapat digunakan untuk mengirim uang secara internasional dengan cepat dan murah, tanpa memerlukan perantara seperti bank atau layanan pengiriman uang.

Investasi

Cryptocurrency dapat digunakan sebagai sarana investasi, dengan nilainya sering berfluktuasi berdasarkan permintaan pasar. Hal ini dapat memberikan investor dengan kesempatan untuk mendapatkan pengembalian investasi yang tinggi.

Transparansi

Cryptocurrency beroperasi pada blockchain publik, yang berarti bahwa semua transaksi dicatat dan dapat dilihat oleh siapa saja di jaringan. Ini memberikan transparansi dan akuntabilitas, yang dapat membantu mengurangi penipuan dan korupsi.

Secara keseluruhan, fungsi cryptocurrency adalah untuk menyediakan sistem transaksi dan investasi yang terdesentralisasi dan aman, dengan potensi untuk mengganggu sistem keuangan tradisional.

Jenis-Jenis Crypto

Ada ribuan cryptocurrency yang berbeda, tetapi beberapa jenis yang paling populer meliputi:

Bitcoin (BTC)

Cryptocurrency pertama dan paling terkenal, Bitcoin beroperasi pada jaringan terdesentralisasi dan dibuat pada tahun 2009 oleh orang atau kelompok yang tidak dikenal menggunakan nama Satoshi Nakamoto.

Ethereum (ETH)

Dibuat pada tahun 2015 oleh Vitalik Buterin, Ethereum adalah platform blockchain yang dapat diprogram yang memungkinkan pengembang membangun aplikasi terdesentralisasi (dapps) dan kontrak cerdas.

Litecoin (LTC)

Diluncurkan pada tahun 2011 oleh Charlie Lee, Litecoin adalah cryptocurrency peer-to-peer yang menggunakan algoritma hashing yang berbeda dari Bitcoin dan bertujuan untuk memproses transaksi lebih cepat.

Ripple (XRP)

Dikembangkan oleh Ripple Labs, XRP adalah mata uang kripto yang dirancang untuk digunakan dalam pembayaran lintas batas dan pengiriman uang.

Bitcoin Cash (BCH)

Dibuat pada tahun 2017 sebagai garpu Bitcoin, Bitcoin Cash bertujuan untuk meningkatkan batas ukuran blok agar memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan lebih murah.

Kekurangan Crypto

Cryptocurrency memiliki banyak keuntungan, namun ada juga beberapa kekurangan atau kerugian yang perlu dipertimbangkan, termasuk:

Penerimaan Terbatas

Meskipun cryptocurrency semakin diterima secara luas, mereka masih belum diterima seluas mata uang tradisional. Ini dapat membatasi kegunaannya dan membuatnya kurang dapat diakses untuk transaksi sehari-hari.

Kompleksitas Teknis

Cryptocurrency dan teknologi blockchain yang mendasarinya bisa rumit dan sulit dipahami, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan pemrograman komputer atau kriptografi.

Dampak Lingkungan

Penambangan Cryptocurrency membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan cryptocurrency dan dampaknya terhadap perubahan iklim.

Kesimpulannya, walaupun cryptocurrency menawarkan banyak keuntungan, mereka juga memiliki beberapa kerugian signifikan yang harus diperhitungkan saat mempertimbangkan penggunaan atau investasinya.

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai Crypto, semoga bermanfaat.

Cryptocurrency: Definisi, Karakteristik, Fungsi, Jenis, Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Sejak 2013, cryptocurrency telah menarik perhatian komunitas global. Ini karena banyak media yang mulai meliput mata uang digital ini. Keberadaan cryptocurrency tentunya menawarkan banyak keuntungan dan kerugian dari banyak sisi.

Cryptocurrency adalah istilah yang banyak didengar dalam beberapa tahun terakhir. Tapi tahukah kamu apa itu cryptocurrency? Mari cari tahu lebih lanjut.

Apa Itu Cryptocurrency?

Sederhananya, cryptocurrency adalah mata uang digital. Mata uang ini tidak tersedia dalam bentuk fisik seperti koin atau uang tunai yang digunakan di seluruh dunia.

Dalam cryptocurrency, semuanya benar-benar virtual. Namun, mata uang digital ini memiliki nilai yang cukup tinggi.

Itu juga dapat disimpan dalam dompet digital di smartphone atau perangkat komputasi lainnya. Selain itu, pemegang cryptocurrency juga dapat menggunakan mata uang digital untuk transaksi jual beli.

Karakteristik Cryptocurrency

Adapun, BitDegree menjelaskan pentingnya cryptocurrency dalam hal karakteristik dan kegunaannya sebagai berikut:

Digital, dimana cryptocurrency didefinisikan sebagai mata uang digital, artinya hanya berlaku di komputer. Cryptocurrency tidak ada dalam bentuk fisik yang biasa kita gunakan

Peer-to-peer, menjelaskan bahwa cryptocurrency digunakan untuk transaksi online orang-ke-orang

• Global, karena cryptocurrency serupa di setiap negara, transaksi dapat dilakukan secara bebas antar negara di seluruh dunia tanpa terpengaruh oleh nilai tukar.

Terenkripsi, setiap pengguna harus memiliki kodenya sendiri untuk memperdagangkan mata uang kripto. Saat transaksi sedang berlangsung, pengguna tidak dapat melihat siapa yang melakukan transaksi. Selain itu, nama asli tidak muncul di setiap toko cryptocurrency. Selain itu, tidak ada aturan tentang siapa yang dapat menggunakan cryptocurrency dan untuk apa ia dapat digunakan.

Terdesentralisasi, biasanya selalu melibatkan pihak yang menjadi perantara setiap transaksi, misalnya bank. Namun, tidak ada bank atau pihak seperti itu dalam cryptocurrency. Setiap orang bertanggung jawab atas uangnya sendiri.

Truthless, saat kamu menggunakan cryptocurrency, kamu tidak perlu mempercayai siapa pun di sistem. Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa cryptocurrency adalah mata uang digital yang dapat digunakan untuk transaksi antar pengguna tanpa melibatkan pihak ketiga. Selain menggunakan cryptocurrency sebagai alat transaksi, banyak juga pengguna yang menggunakan cryptocurrency sebagai alat investasi.

Fungsi Cryptocurrency

1. Membeli barang atau jasa

Saat ini banyak toko yang mulai menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran, termasuk dua perusahaan terkenal seperti Overstock dan Newegg.

Kamu juga dapat menggunakan cryptocurrency di banyak restoran, penerbangan, hotel, aplikasi, dan bar. Mengutip Cointelegraph, ada juga universitas yang juga mengadopsi cryptocurrency. Namun, sebagian besar bisnis baru menerima bitcoin.

2. Investasi

Fungsi cryptocurrency lainnya adalah berinvestasi. Di awal popularitas cryptocurrency, harganya terus meningkat tajam. Tak heran jika banyak orang yang “mendadak kaya” setelah berinvestasi di cryptocurrency.

Cryptocurrency memiliki prinsip yang kurang lebih sama dengan prinsip ekonomi, yaitu. harga naik ketika ada banyak permintaan. Semakin banyak orang berinvestasi dalam cryptocurrency, semakin tinggi harganya. Namun belakangan ini, kenaikan harga mata uang digital ini tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya. Ini mungkin karena berinvestasi dalam cryptocurrency adalah kategori risiko tinggi.

3. Mining

Mining atau ekstraksi penting dalam cryptocurrency. Pada dasarnya, pengguna cryptocurrency mendapatkan validasi dengan memecahkan teka-teki kriptografi yang rumit dan menyimpannya di blockchain. Teka-teki ini dapat dipecahkan dengan cara mining. Semakin tinggi daya komputasi pengguna, semakin besar kemungkinan dia bisa menyelesaikannya. Jika kamu berhasil memecahkan teka-teki, kamu akan diberi hadiah berupa biaya transaksi.

Jenis-jenis Cryptocurrency

Diketahui ada lebih dari 2.200 jenis cryptocurrency yang diperdagangkan secara publik. Ini menunjukkan bahwa ada begitu banyak cryptocurrency yang mendapatkan kepercayaan publik. Jenis cryptocurrency berikut ini biasanya diperdagangkan:

1. Bitcoin

Bitcoin adalah jenis cryptocurrency pertama yang masih sangat populer hingga saat ini. Mata uang kripto jenis ini pertama kali muncul pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto. Tidak ada yang tahu asal usul penyebutan tersebut.

Pada November 2019, lebih dari 18 juta bitcoin diperdagangkan dengan total nilai pasar sekitar $146 miliar. Mengutip Investopedia, sejauh ini 68% cryptocurrency adalah bitcoin.

2. Litecoin

Litecoin adalah jenis cryptocurrency yang ada pada awal adopsi mata uang digital. Jenis cryptocurrency ini muncul pada tahun 2011 sebagai mata uang digital peer-to-peer (P2P) yang membuat blok baru untuk membentuk blockchain lebih cepat. Oleh karena itu, Litecoin memungkinkan pengguna melakukan transaksi lebih cepat tanpa memerlukan sistem komputasi yang kuat.

3. Dogecoin

Dogecoin adalah turunan dari Litecoin yang muncul pada Desember 2013. Seperti namanya, Dogecoin adalah mata uang kripto dengan maskot anjing Shiba Inu. Jenis ini dikenal sebagai cryptocurrency paling ramah karena komunitasnya selalu melakukan amal, donasi, dan kegiatan positif lainnya. Dogecoin memiliki nilai yang jauh lebih rendah daripada Bitcoin. Maka jangan heran jika cryptocurrency jenis ini biasa digunakan untuk hadiah, transaksi kecil dan tip.

4. BitcoinCash

Diluncurkan pada Agustus 2017, ini sudah menjadi salah satu dari lima cryptocurrency teratas. Jenis ini juga diperkenalkan karena beberapa pengguna Bitcoin tidak setuju dengan aturan yang diterapkan. Kelompok pengguna ini berpisah dan membentuk mata uang digital mereka sendiri yang disebut BitcoinCash. Kelompok tersebut juga melakukan berbagai improvisasi yang menurut mereka lebih baik daripada cryptocurrency pertama.

5. Feathercoin

Merupakan jenis cryptocurrency open source. Jenis ini dibuat pada April 2013 oleh Peter Bushnell, seorang petugas IT di Brasenose College, University of Oxford. Koin bulu ini mirip dengan Litecoin dan dilisensikan di bawah lisensi MIT/X11.

Kelebihan dan Kekurangan Cryptocurrency

Kelebihan

• Universal

Seluruh dunia dapat menggunakan cryptocurrency. Namun, tidak semua orang memenuhi persyaratan untuk mendaftar sebagai nasabah bank. Oleh karena itu, cryptocurrency dianggap universal karena tidak ada syarat untuk menjadi pengguna.

• Cepat

Transaksi pembayaran dengan cryptocurrency cukup cepat dibandingkan dengan transaksi bank. Transfer bank internasional biasanya dapat memakan waktu lebih dari satu hari.

Pada saat yang sama, perdagangan bitcoin hanya membutuhkan waktu beberapa menit hingga satu jam.

• Transparansi

Setiap pengguna cryptocurrency dapat melihat semua transaksi yang dilakukan. Namun tentunya kamu tidak tahu siapa yang melakukan transaksi tersebut, karena hanya berupa nomor tanpa identitas.

• Kontrol pribadi

Setiap pengguna bertanggung jawab atas uang mereka sendiri.

Kekurangan

• Celah bagi kejahatan

Tidak ada yang tahu siapa di balik sebuah kode cryptocurrency. Itulah sebabnya banyak orang menggunakan cryptocurrency untuk tujuan kriminal. Kamu dapat memperdagangkan barang legal atau ilegal dengan mata uang digital ini tanpa terlacak.

• Sekali lupa password, semua uang bisa hilang

Karena cryptocurrency menggunakan sistem kata sandi tanpa ada yang memeriksanya, jika kamu lupa kata sandinya, kamu berisiko kehilangan semua dana di akun Anda.

• Banyak yang masih menganggapnya ilegal

Banyak negara yang masih menganggap cryptocurrency ilegal dan tidak sah untuk transaksi jual beli di negaranya.

Demikian penjelasan kamu tentang apa itu cryptocurrency, mulai dari definisi, jenis-jenis, hingga kelebihan dan kekurangannya. Semoga jadi pertimbangan mu untuk memilih mata uang ini, ya.

Apa itu Ethereum, Salah Satu Trobosan Teknologi Keuangan Digital Masa Depan

Ethereum adalah platform blockchain terkemuka,,proyek kripto yang sukses yang telah mengembangkan berbagai fitur yang sangat mudah digunakan, menampung ribuan aplikasi terdesentralisasi (DApps), dan saat ini merupakan satu-satunya mata uang kripto yang bersaing dengan Bitcoin. Untuk pembahasan lebih detail tentang apa itu Ethereum, simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Etehereum

Ethereum adalah token Aset Kripto yang mirip dengan bitcoin karena dapat digunakan dalam transaksi peer-to-peer, atau dibeli dan dijual di bursa dengan nilai spekulatif. Ether memiliki banyak aplikasi di luar penggunaannya sebagai token atau mata uang virtual, dan ada banyak proyek menarik sedang dibangun di jaringan Ethereum.

Ethereum pertama kali diciptakan oleh Vitalik Buterin, yang sebelumnya bekerja di Bitcoin Magazine – sebuah media terkemuka di-antara pecinta cryptocurrency. Dana project Ethereum didapatkan dari sebuah crowdsale yang menjual saham berbentuk Ether. Proses ini juga disebut dengan nama ICO (Initial Coin Offering).

Resmi diluncurkan pada 30 Juli 2015, Ethereum memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi online dan pembayaran global, mendapatkan bunga dari kepemilikan mereka melalui staking, mengeksekusi smart contact, dan menukar token standar ERC-20, menggunakan dan menyimpan non-fungible token (NFT).

Banyak yang melihat Ethereum sebagai langkah selanjutnya untuk Internet. Faktanya, platform ini mendukung banyak aplikasi terdesentralisasi terkemuka seperti Uniswap, MakerDAO, Aave, 1Inch, Curve Finance, The Sandbox, Decentraland, Chainlink, Axie Infinity, Chromia.

Mengutip data dari Ethereum.org, Ethereum dapat memiliki 2.970 proyek, akun dompet dengan 71 juta saldo ETH, dan 50,5 juta kontrak pintar.

Setelah membahas mengenai apa itu Ethereum, maka selanjutnya mari simak penjelasan mengenai apa itu Ether atau ETH.

Sama seperti Bitcoin, Ethereum juga memiliki native cryptocurrency yang disebut Ether (ETH). Aset ini dapat digunakan untuk beberapa hal-hal, seperti:

  • Biaya transaksi: Setiap tindakan di jaringan Ethereum, mulai dari pembayaran hingga penggunaan DApps, membutuhkan sejumlah biayai. Biaya ini dibayarkan dalam bentuk ETH.
  • Pembayaran: Seperti Bitcoin, Ether juga dapat digunakan untuk pembayaran. Pengguna dapat mengirim ether ke pengguna lain dan, seperti halnya uang tunai, pembayaran tidak memerlukan pihak ketiga untuk memproses atau menyetujuinya.
  • Mendukung DApps: Ether diperlukan untuk menggunakan decentralized application(dapps) yang dibangun di atas Ethereum, mulai dari staking token ERC-20 untuk yield farming hingga menyelesaikan fungsi seperti pemungutan suara pada tata kelola jaringan.

Selain itu, pasokan ETH  juga tidak dikendalikan oleh pemerintah atau perusahaan mana pun, aset terdesentralisasi dan sepenuhnya transparan. Ketika artikel ini ditulis, ETH memiliki pasokan beredar yang beredar mencapai 121.496.621.

Fungsi atau Kegunaan Ethereum

Lantas, apa yang bisa Ethereum lakukan? Berikut adalah detail penjelasan fungsi atau kegunaan Ethereum.

  • Perbankan untuk semua orang: Tidak semua orang memiliki akses langsung ke berbagai layanan keuangan. Tetapi dengan Ethereum, kamu bisa mengakses berbagai layanan keuangan yang platform milik, dari mulai staking, pembayaran global, investasi, dan masih banyak lagi.
  • Jaringan peer-to-peer: Ethereum memungkinkan kamu untuk memindahkan uang atau membuat perjanjian langsung dengan orang lain, tanpa melalui perusahaan perantara.
  • Smart contract : Smart contract adalah sebuah program yang berjalan di blockchain Ethereum. Mereka tidak dapat dikendalikan oleh penggunanya, dan dikembangkan menggunakan bahasa asli Ethereum, yakni Solidity.
  • Decentralized application (Dapps): Ethereum memungkinkan kamu untuk membuat aplikasi terkonsolidasi, yang disebut DApps.
  • Decentralized autonomous organization (DAO): Ethereum memungkinkan kamu untuk membuat DAO, dalam pengambilan keputusan yang demokratis.
  • Membuat aset kripto baru melalui penggunaan standar token ERC-20.
  • Blockchainnya juga memanfaatkan non-fungible token (NFT) melalui standar token ERC-721.

Cara Kerja Ethereum

Etehereum menggunakan konsep transaksi yang terdesentralisasi (decentralized application/DApps). Ethereum bekerja sebagai platform di mana semua orang dapat mengunggah kode yang disebut smart contacts.

Siapapun dapat menerbitkan smart contact  atau mengirim transaksi. Seluruh kode dapat berjalan di blockchain. Misalnya jika seseorang membuat sebuah aplikasi lalu orang lain juga membuat aplikasi, maka kedua aplikasi dapat berinteraksi.

Lingkungan Ethereum terinterkoneksi sehingga semakin banyak orang yang bergabung, semakin luas jaringannya.

Sederhananya, cara kerja Ethereum dengan smart contact serupa dengan program komputer yang berjalan otomatis sesuai dengan perintah di dalma kontrak. Karena di program, tidak ada pengawas yang dibutuhkan. Fitur smart contact lebih efisien untuk dieksekusi dan cenderung lebih aman.

Sebagaimana mata uang kripto lainnya, Ethereum menggunakna teknologi blockchain. Teknologi blockchain digunakan untuk memverifikasi seluruh transaksi. Aktivitas tersebut dicatta pada public ledger atau buku besar publik yang transparan dan aman serta langsung dikenali.

Agar dapat diperdagangkan, mata uang Ethereum yang disebut Ether harus melui proses mining, yaitu tindakan menambahkan transaksi ke blockchain sehingga semua orangd apat menyetujui rangkaian transaksi yang sama.

Ether dapat digunakan sebagai mata uang digital dalam transaksi keuangan atau sebagai investasi.

Referensi:

https://ethereum.org/en/what-is-ethereum/

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Web3 Developer Bootcamp Tarik Minat Developer Indonesia untuk Terjun ke Ekosistem Web3

Jakarta, 4 Agustus 2022. Web3 diyakini bakal memegang kunci dalam evolusi internet. Dengan visi mewujudkan ekosistem internet yang lebih terbuka, terdesentralisasi, dan aman, banyak raksasa teknologi dunia yang kini menaruh perhatiannya terhadap perkembangan teknologi Web3. Namun, saat hype seputar Web3 kian menguat, ada kesenjangan yang cukup dalam antara kebutuhan bisnis dan ketersediaan talenta yang mumpuni dan berkualitas dalam bidang Web3.

Menurut analisis Venture Capital yang berfokus pada crypto, Electric Capital, komunitas pengembang Web3 masih sangat kecil, dengan hanya ada 18.000 pengembang aktif bekerja pada proyek open source Web3 dan crypto hari ini, dan tumbuh sekitar 75% sejak awal 2021. Data ini juga didukung oleh penelitian dari Hired, job marketplace khusus teknologi yang mengatakan bahwa kandidat Web3 telah meningkat sekitar 67% sejak awal 2021.

Potensi cerah yang diusung oleh teknologi Web3 di masa depan tentu bukan tanpa alasan. Untuk itulah DailySocial.id dan Hybrid.co.id berkomitmen untuk berkontribusi pada perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di bidang teknologi Web3 dengan menyelenggarakan Web3 Developer Bootcamp, sebuah bootcamp yang disiapkan secara khusus bagi profesional di bidang teknologi untuk mempelajari lebih jauh seputar ekosistem Web3 yang terdiri dari teknologi blockchain, crypto, DAO, NFT, serta DeFi.

Web3 Developer Bootcamp diadakan selama 3 hari penuh di Green Office Park 9, yang berada di bilangan BSD Tangerang Selatan. Sebanyak 70 developer Indonesia ikut bergabung dalam bootcamp dengan berbagai latar belakang. Mulai dari tech enthusiast, komunitas, hingga developer profesional, yang hadir dari luar Jakarta, seperti Karawang, Bandung, hingga Jogjakarta. Perhelatan ini diisi oleh materi-materi eksklusif dari para trainer dengan berbagai fokus, mulai dari “The Development Guide to Web3 Stack”, hingga “How to Build Utility Token” yang dipraktikkan langsung oleh para peserta bersama dengan trainer.

Dalam gelaran kali ini, beberapa sosok ahli di dunia Web3 turut berkontribusi dan menyampaikan insight-nya melalui sesi coaching dengan sederetan trainer yang sudah terjun langsung dalam pembangunan ekosistem Web3. Para trainer yang hadir antara lain Muqorrobin Marufi (Founder & CTO Ansvia), Tata Tricipta (Co Founder Exclusor), Muhammad Mustadi (Lead Dev, Reimagined Finance), Reza Anwar (CTO Inamart), Gilang Bhagaskara (CEO Blocksphere) dan Sofian Hadiwijaya (Co Founder Warung Pintar).

Empat keynote speaker juga terlibat dalam kegiatan ini yaitu  On Lee (CEO & CTO, GDP Labs), Antonny Liem (Investment Partner, GDP Ventures), Intan Wibisono (Founder, Art Pop Up & Indonesia NFT Festiverse), dan Yohanes Adhi (CTO DailySocial.id).

Peluang Web3 di Indonesia

Web3 Developer Bootcamp 2022
Web3 Developer Bootcamp 2022

“Kebutuhan akan SDM Web3 di dunia sangatlah tinggi namun sayangnya Developer yang memiliki kualifikasi itu masih sangat sedikit,” menurut CTO Dailysocial.id, Yohanes Adi (27/07/2022).

Yohanes juga menambahkan. “Dengan diselenggarakannya bootcamp Web3 ini diharapkan akan muncul talenta teknologi lokal yang semakin terbuka dengan Web3 dan bisa semakin berkontribusi bagi perkembangan Web3 di tanah air,” tambahnya.

Jeffrey Budiman, Chief Innovation Officer  dan Co-Founder WIR Group mengatakan “Edukasi tentang teknologi web3 adalah langkah strategis dan kebutuhan yang tak terelakkan guna memastikan pengembangan kapasitas sektor bisnis dan industri dalam menghadapi persaingan global. Teknologi web3 ini akan memberi kesempatan bagi penggunanya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih immersive dengan penggunaan teknologi seperti AR, VR, dan AI yang terintegrasi dengan beragam teknologi lainnya sehingga bisa berdampak positif baik pada aspek komersial sebuah bisnis maupun loyalitas pelanggan. 

Platform Web3 adalah suatu keniscayaan, sebuah bentuk evolusi ekosistem teknologi yang akan mendorong terciptanya liveable digital world for everyone. Penggunaan teknologi yang tidak hanya canggih namun juga terintegrasi sungguh memungkinkan setiap pengguna untuk berkomunikasi, berinteraksi tanpa batas, dan personal, tutur Jeffrey.

Salah satu peserta Fahmil mengungkapkan antusiasmenya, Developer IT di Merah Cipta Media itu mengatakan, “buat saya yang masih berkutat di web2 jadi lebih mengerti fundamental awal dari web3, selain itu pengetahuan saya juga terbuka dengan manfaat web3 lain seperti storage datafile tidak hanya tentang crypto” ungkapnya. Fahmil yang merasakan manfaat dari event Web3 Developer Bootcamp juga berharap event ini berkelanjutan dengan pelatihan yang lebih jangka panjang. 

Dengan mengikuti event Web3 Developer Bootcamp, yang didukung oleh WIR Group dan Sinar Mas Land, peserta diharapkan semakin dapat meningkatkan skill serta pengetahun teknis para developer, tapi juga terbuka pada masa depan Web3 baik secara industri dan bisnis. 

Sejalan dengan itu VP of Ecosystem Acquisition & Partnership Sinar Mas Land, Yanto Suryawan mengungkapkan komitmennya, “Sinar Mas Land berupaya menjadi wadah bagi semua ekosistem teknologi dan kewirausahaan digital di Indonesia. Kami mendukung dan berharap acara ini bisa meningkatkan ekosistem Blockchain di Indonesia” tutupnya.

Mendalami Seluk Beluk Mata Uang Kripto untuk Pemula

Dimulai dengan Bitcoin, lalu diiringi dengan Ethereum dan Solana. Mata uang kripto mungkin bukan merupakan sesuatu yang mudah dicerna pada awal kemunculannya. Bagi seseorang yang awam dalam dunia blockchain dan crypto, mata uang ini akan semakin sulit dikenali karena keberadaannya yang hanya berbentuk virtual.

Apa saja mata uang kripto yang beredar pada masyarakat? Pada artikel ini, kita akan membahas di mana perbedaan dari mata uang kripto dan fiat serta mengenal Ethereum dan Solana sebagai inovator dalam decentralized finance.

Kripto vs Fiat

Ilustrasi mengenal mata uang kripto | Unsplash
Ilustrasi mengenal mata uang kripto | Unsplash

Bicara mengenai uang, rasanya tidak akan ada habisnya. Kita (hampir) selalu membutuhkan uang untuk mendapatkan hal yang kita inginkan. Oleh karena itu, uang menjadi salah satu solusi pertukaran nilai terbesar di dunia. Dewasa ini, inovasi teknologi terus menerus memudahkan seseorang dalam bertransaksi.

Dimulai dari uang kertas sebagai mata uang standar, sampai dengan aplikasi mobile banking yang tidak hanya memudahkan transaksi, akan tetapi juga aspek investasi masyarakat.  Salah satu inovasi radikal yang bisa kita temukan saat ini adalah mata uang yang bersirkulasi di dalam ekosistem blockchain yaitu cryptocurrency atau yang dapat kita sebut dengan “mata uang kripto”.

Fiat, mata uang yang diterbitkan oleh pemerintah (seperti Rupiah, Dolar, Yen, dan mata uang lainnya), memiliki perbedaan yang cukup mendasar dengan mata uang kripto. Salah satu perbedaan tersebut adalah mata uang kripto tidak dikelola oleh pemerintah atau terdesentralisasi (decentralized finance).

Lantas, apa saja contoh mata uang kripto yang tidak hanya menjadi pionir tetapi juga inovator di perkembangan blockchain ini? Berikut dua kategori dari koin kripto, Stablecoins dan Altcoins.

Stablecoins, Koin-koin Kripto Bernilai Stabil

Stablecoin adalah mata uang kripto yang nilainya sudah dipatok –atau diikat– dengan mata uang seperti Rupiah atau instrumen keuangan lain seperti emas. Mata uang kripto ini –Stablecoin– dapat dikatakan sebagai solusi bagi investor yang mencari alternatif dari mata uang kripto yang populer lain yakni Bitcoin.

Mata uang Bitcoin terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi, hingga mungkin tidak cocok dijadikan instrumen investasi untuk investor yang kurang suka akan risiko. Beberapa Stablecoins yang populer antara lain adalah Tether (USDT), USD Coin (USDC), Binance USD (BUSD). Ada juga mata uang kripto dengan kearifan lokal berdenominasi Rupiah yang dihadirkan oleh StraitsX, yaitu XIDR.

Kombinasi dari stabilitas aset tradisional dengan fleksibilitas aset digital ini akhirnya terbukti menjadi ide yang sangat populer dan digandrungi banyak kalangan. Kita dapat melihat dari valuasi masing-masing Stablecoin populer. Miliaran dolar US telah mengalir ke Stablecoin seperti USD Coin (USDC). Hal ini menjadi bukti bahwa Stablecoin menjadi alternatif sehat untuk menyimpan nilai dolar US dan memperdagangkan nilainya di dalam ekosistem kripto.

Altcoins, koin-koin kripto yang gemar berinovasi

Alternative coins, disingkat Altcoins, secara sederhana adalah koin kripto yang beredar selain Bitcoin. Salah satu mata uang Altcoin yang paling populer adalah Ethereum. Selain Ethereum yang kaya fungsi dan utility, ada juga koin kripto yang sensasional yakni Dogecoin.

Mata uang kripto lainnya lagi adalah Solana. Saat ini, Solana –secara diam-diam menghanyutkan– dengan segala potensinya merebut mahkota Altcoin dengan valuasi yang lebih tinggi dari Ethereum.

Ethereum

Ilustrasi Ethereum | Unsplash
Ilustrasi Ethereum | Unsplash

Ada alasan khusus mengapa kita sering mendengar Ethereum, walaupun kamu mungkin tidak terus menerus catch-up dengan dunia cryptocurrency. Selain nilainya yang cukup stabil (di luar bear market) dan perkembangan yang konsisten dalam finansialnya, Ethereum berkembang dengan sangat cepat di sisi inovasinya. Jaringan Ethereum mempunyai koin dengan kode mata uang terdaftar ETH, atau sering dipanggil ‘ether’, singkatan dari Ethereum.

OpenSea sebagai marketplace NFT terbesar di dunia merupakan marketplace eksklusif yang memperdagangkan token menggunakan mata uang Ethereum. Mekanisme tersebut telah lama ada sebelum koin kripto Solana masuk menjadi pesaing di platform tersebut beberapa bulan silam.

Ethereum lahir pada tahun 2013 oleh programmer bernama Vitalik Buterin. Jaringan Ethereum ini kemudian melakukan penggalangan dana dan memulai pengembangannya sebelum akhirnya mulai beroperasi pada 30 Juli 2015. Ethereum terus menjadi pionir dalam pembuatan smart contract dan penentuan standar paling mutakhir dalam pembuatan dan perdagangan NFT. Salah satu standar yang paling populer, memperbolehkan pengguna Ethereum untuk memberikan dan membuat token voting, fitur staking atau mata uang virtual, adalah ERC-20.

Baru baru ini, Ethereum bahkan sempat menyetujui permintaan dari ERC-4907 menjadi EIP-4907. Token standar ini memperbolehkan pengguna untuk merentalkan aset digital mereka dalam waktu tertentu kepada pengguna lainnya. Final standard Ethereum ini sangat menjanjikan dalam bidang DeFi, Gaming, dan banyak ranah lainnya yang sangat membutuhkan inovasi pada aspek rental. Untuk ulasan lengkap token standard ini, kamu dapat membaca ulasan dari Artpedia di sini.

Solana

Seperti Ethereum, Solana adalah mata uang kripto dan platform yang fleksibel untuk menjalankan aplikasi terdesentralisasi (dapps) lain. Solana dapat digunakan untuk mulai dari perdagangan NFT hingga exchange Serum (DEX). Inovasi paripurna dari Solana, yang menjadi pembeda dengan Ethereum, misalnya adalah kecepatan transaksi yang mata uang ini tawarkan.

Solana menawarkan kecepatan transaksi melalui teknologi baru dan mutakhir yang disebut Proof of History (PoH). Solana mampu memproses kurang lebih 50.000 transaksi per detik, perbedaan kecepatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan Ethereum yang membutuhkan 15 detik atau kurang. Ethereum Merge –jenis Ethereum yang akan datang– dilansir akan menambah kecepatan secara besar daripada sekarang.

Karena Solana sangat cepat, kemacetan pada transaksi dan gas fees dari mata uang ini ada pada angka yang cenderung rendah. Fitur kecepatan transaksi ini lah yang menjadi kunci kepercayaan para pengguna jaringan Solana dan koin SOL. Tidak heran Solana mampu menyalip ekosistem jaringan dan koin seperti Ethereum dalam segi porsi pasar.

Dalam perdagangan dan penukaran NFT, Solana banyak bermain di Magic Eden, marketplace NFT eksklusif pengguna ekosistem Solana; jaringan Solana dan koin SOL. Salah satu proyek NFT yang populer, telah diliput banyak media mainstream adalah Okay Bears.

Proyek NFT Okay Bears | okaybears com
Proyek NFT Okay Bears | okaybears com

Kemunculan dan popularitas dari proyek ini pun menjadi bahan gunjingan pengguna ekosistem Ethereum di marketplace OpenSea. Alih-alih memunculkan proyek sukses lagi seperti Cool Cats atau Azuki, beberapa programmer/pengembang Ethereum membuat jiplakan yang sangat mirip bernama Not Okay Bears yang dijual di OpenSea.

Pengembang Okay Bears pun tentunya tidak terima hingga drama dimulai. Kamu dapat membaca cerita lengkap dari polemik dua ekosistem NFT ini di sini. OpenSea akhir akhir ini telah membuka pintu untuk mengintegrasikan ekosistem Solana, termasuk berdagang NFT menggunakan mata uang SOL ke dalam platformnya. Dengan keputusan ini, akankah perkubuan antar kedua ekosistem Ethereum dan Solana berakhir? We’ll just have to wait and see.

Membahas terkait kripto, blockchain, NFT, serta istilah-istilah mutakhir lainnya mungkin adalah hal yang cukup rumit bagi kamu yang kurang familier dengan adopsi Web3. Web3 adalah suatu ekosistem internet yang terdesentralisasi dan akan sangat terhubung dengan konsep blockchain serta token-based economics.

Jika kamu tertarik dengan pembahasan seputar Web3, kripto, blockchain, metaverse dan topik terkait ekosistem digital terkini lainnya, kamu dapat mengikuti Web3 Developer Bootcamp yang diselenggarakan oleh DailySocial.id dan didukung oleh Sinar Mas Land dan WIR nih!

Dengan mengusung tema “Building Builder of the Future”, Web3 Developer Bootcamp akan diisi oleh keynotes yang sudah ahli dalam bidangnya seperti Antonny Liem (GDP Venture), Intan Wibisono (ArtPop Up, Indo NFT Festiverse), On Lee (GDP Labs), Yohanes Adhi (DailySocial.id), dan para trainers serta expertise seperti Muqorrobin Marufi (Ansvia), Tata Tricipta (Exclusor), Reza Anwar (Inamart).

Selengkapya kamu dapat mendaftarkan diri pada Web3 Developer Bootcamp pada tautan ini. Selain itu, kamu juga dapat bergabung bersama Artpedia NFT Marketplace untuk berdiskusi seputar ekosistem teknologi Web2 serta Web3 melalui tautan berikut ini.

Penulis: Faisal Mujaddid dari Artpedia – L2 Ethereum NFT Marketplace 

Editor: Nandang Ary Pangesti

3 Project Blockchain yang Wajib Kamu Tahu

Dengan semakin globalnya adopsi Web3, semakin banyak juga bermunculan proyek-proyek blockchain yang menarik. Web3 memungkinkan masyarakat untuk mengakses ekosistem internet yang terdesentralisasi dan akan sangat terhubung dengan konsep blockchain serta token-based economics.

Proyek besar blockchain di antaranya adalah DeFi yang melakukan optimalisasi finansial dari penggunanya, sampai ke metaverse yang sarat akan hiburan dan inovasi bagi media sosial. Demi menyongsong ekosistem internet yang kedepannya akan semakin berporos pada Web3, kamu tentunya harus lebih mengetahui aspek seputar Web3 ini.

Ada beberapa proyek blockchain yang layak untuk kamu ketahui untuk menambah pengetahuan kamu seputar Web3. Berikut ini adalah 3 proyek blockchain yang setidaknya harus kamu ketahui dari sekarang.

Jagoan dari DeFi, Uniswap

Uniswap sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
Uniswap sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | uniswap.org

Salah satu leader dari ranah Decentralized Finance atau DeFi adalah Uniswap. Bekerja di atas Ethereum blockchain, Uniswap memegang peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan banyaknya transaksi mata uang kripto.

Uniswap adalah exchange atau platform penukaran mata uang dalam blockchain. Lantas, apa yang membuat Uniswap lebih unggul dibandingkan dengan exchange serupa seperti Coinbase, Binance, atau Tokocrypto? Keunggulan dari Uniswap dibanding platform lainnya tentu saja adalah siapa yang memegang kendali atas operasi atau transaksi yang dilakukan.

Memegang teguh filosofi kepemilikan data dan privasi, Uniswap beroperasi secara  desentralisasi. Uniswap tidak dikendalikan oleh suatu perusahaan atau entitas tertentu. Platform Uniswap berdiri pada tahun 2018 dan bekerja dalam blockchain Ethereum, menjadikannya salah satu dari sekian banyak proyek cryptocurrency yang berharga.

Selain terdesentralisasi, Uniswap adalah proyek yang open source secara penuh, artinya siapapun baik pengguna maupun pihak pengembang di luar sistem dapat menyalin kodenya untuk membuat platform exchange mereka sendiri. Bahkan, pengguna dapat mendaftarkan token mereka di platform secara gratis.

Uniswap menggunakan dua smart contract untuk beroperasi; kontrak “Exchange” dan kontrak “Factory”. Kedua Smart contract itu didesain untuk secara otomatis bergerak dan melakukan fungsi-fungsi tertentu. Contohnya, Factory berfungsi untuk menambahkan token-token baru ke dalam platform dan Exchange berfungsi untuk memfasilitasi perdagangan dan transaksi di dalam platform.

Game Metaverse Unggulan, The Sandbox

The Sandbox sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
The Sandbox sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | sandbox.game

Jika kita hitung dari market cap-nya, The Sandbox adalah metaverse terbesar kedua di dunia dengan total market cap $1.51B, tidak jauh dengan posisi pertama yang diraih oleh Decentraland.

The Sandbox adalah metaverse unik yang bergerak di dalam blockchain Ethereum. Metaverse The Sandbox memberikan akses bagi penggunanya untuk berkreasi dengan penuh untuk membuat, membagikan, dan melakukan monetisasi atas aset-mereka.

Pixowl adalah perusahaan developer –penemu dan pengembang– dari The Sandbox. Walaupun tampil dengan format metaverse, game virtual bukanlah sesuatu yang tidak lazim kita temukan sekarang. Pixowl pun sudah memulai kancahnya dalam pengembangan game dari tahun 2011 dan tahun 2016 dengan judul game yang sama “The Sandbox”.

The Sandbox memanfaatkan potensi dari NFT demi memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk menikmati dunia metaverse secara utuh. NFT pun memungkinkan pengembang The Sandbox untuk membangun ekonomi dalam metaverse tersebut.

Pada game konvensional yang banyak temukan sekarang, hak-hak yang dimiliki oleh pemain sangatlah terbatas. Hal ini terjadi karena game tersebut dimiliki oleh entitas, perusahaan, atau bahkan individu yang sentral. Banyak sekali sebenarnya aktivitas yang cenderung lebih kreatif, terutama di bidang ekonomi –seperti hal-hal transaksional– semacam trading item, sistem penghargaan (reward), dan berbagai konsekuensi dari aturan permainan.

Platform terdesentralisasi dan interoperability menjadi keunikan yang ditawarkan oleh The Sandbox. Desentralisasi memungkinkan pengguna untuk membeli atau mengakuisisi real estat yang ada pada platform dan melakukan modifikasi sesuai dengan keinginan mereka.

Selanjutnya ada opsi monetisasi, di mana pengguna bisa memperjualbelikan aset buatannya kepada pengguna lainnya, bahkan sampai sewa-menyewa aset dan real estat pun diperbolehkan. Semuanya dikelola oleh smart contract milik The Sandbox. Selain The Sandbox, ada banyak lagi metaverse yang menarik dan asyik untuk dimainkan. 

Kamu dapat melihat ulasan Artpedia seputar game metaverse pada link berikut ini

Salah Satu Proyek NFT Terkeren, Azuki

Azuki sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui
Azuki sebagai salah satu dari 3 project blockchain yang wajib kamu ketahui | azuki.com

Sepertinya sudah menjadi ciri khas proyek NFT sukses, brand yang memiliki nama biasanya akan memiliki keunikan –baik dari segi kualitas maupun gaya seni– tertentu. Jika berbicara mengenai NFT, mungkin sudah sangat biasa apabila kita membahas mengenai proyek NFT mainstream seperti Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks. Keduanya memiliki keunikan masing-masing. 

Pada awal tahun 2022 Azuki terlahir dari ide brilian Vagabond, pendiri dan mastermind proyek yang unik ini. Azuki menuai kesan yang berbeda dari banyak brand NFT profile picture dan sejenisnya, seperti BAYC dan CryptoPunks. Banyak dari penggemar dan analis crypto menyukai Azuki karena gaya seninya yang terinspirasi dari anime, suatu fenomena kultural yang mendarah daging dari negeri sakura.

Sebagai tim pengembang Azuki, Chiru Labs bertanggung jawab atas pengembangan lebih lanjut dari koleksi genesis dan manfaat yang akan didapatkan oleh pemegang aset Azuki (holders). Chiru Labs merilis 8700 token ke pasar dan hanya dalam tiga menit, koleksi tersebut ludes terbeli dan membuahkan hasil jual yang menawan; sebesar $31 juta, ditambah dengan hasil penjualan privat sebesar $2 juta dollar.

Pada bulan setelahnya di Februari, Azuki mencetak tidak kurang dari $300 juta total volume perdagangan. Satu token Azuki dapat diperoleh seharga $36,000 atau sekitar Rp 539 juta. Belum lagi di luar dari penjualan tersebut, tim pengembang Azuki secara rutin mendapatkan royalti 5% dari setiap penjualan pada pasar sekunder yang dilakukan holder-nya.

Azuki pun sempat merilis merchandise eksklusif untuk para holder-nya berupa jaket Twin Tigers yang mendapatkan banyak apresiasi lewat Twitter dan acara NFT LA yang diselenggarakan di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa bulan lalu.

Akan tetapi, proyek masif seperti Azuki pun tetap menjadi bahan analisis bagi para ahli crypto. Tahukah Anda bahwa founder Azuki, Zagabond sempat menjadi topik panas di dunia kripto karena terindikasi berbuat curang dalam mendirikan beberapa proyek NFT? Kamu dapat membaca lebih lanjut terkait kasus tersebut melalui artikel oleh Artpedia berikut ini

Musim Dingin Kripto

Dengan Azuki semakin meroket, tanggung jawab yang diemban oleh Chiru Labs semakin berat apalagi dengan munculnya “Crypto Winter”. “Crypto Winter” adalah istilah dari musim dingin bagi hampir keseluruhan produk dan proyek crypto dunia. Fenomena ini ditandai dengan inflasi yang terjadi di beberapa negara adidaya dan negara berkembang, serta menurunnya daya beli masyarakat secara umum.

Banyak analis kripto yang percaya bahwa bear market, atau kondisi pasar yang volatil ini akan berfungsi sebagai sistem filtrasi –penyaringan– bagi proyek-proyek yang tidak tahan banting. Hasilnya, hanya dalam kurang dari satu kuartal banyak proyek yang dulu dipercaya memiliki masa depan yang cerah dan panjang, akhirnya terpaksa memilih untuk menghentikan operasinya dan gulung tikar.

Kebanyakan dari proyek-proyek ini adalah jenis proyek hedge fund, atau reksadana dalam crypto seperti Three Arrows. Bahkan, kabarnya sekitar kurang dari lima hari yang lalu, co-founders dari perusahaan pailit tersebut dikabarkan hilang.

Banyak yang berasumsi bahwa hilangnya para eksekutif tersebut tidak lain adalah karena menghindari utang yang menumpuk. Situasi yang datang tiba-tiba ini tentu hadir sebagai tantangan yang luar biasa bagi Uniswap, The Sandbox, dan Azuki. Namun demikian, karena kondisi proyek mereka masih ada dalam kondisi yang stabil, besar kemungkinan mereka dapat bertahan dalam masa bear market ini.

DailySocial.id mengajak Anda untuk mengikuti kegiatan Web3 Developer Bootcamp yang didukung oleh Sinar Mas Land dan WIR.  Perhelatan Web3 Developer Bootcamp ini akan menambah pengetahuan Anda seputar Web3 bersama para trainers yang ahli pada bidangnya. Selengkapya Anda bisa simak dan mendaftarkan diri di sini. Selain itu, Anda juga bisa bergabung bersama Artpedia NFT Marketplace untuk diskusi terkait ekosistem teknologi Web2 atau Web3 lebih lanjut melalui tautan ini.

Penulis: Faisal Mujaddid dari Artpedia – L2 Ethereum NFT Marketplace 

Editor: Nandang Ary Pangesti

Cara Menghasilkan Uang dari NFT, Begini Syaratnya!

Akhir-akhir ini, NFT atau non-fungible token menarik perhatian masyarakat luas. NFT adalah adalah aset digital di jaringan blockchain merepresentasikan beragam barang unik, mulai dari yang berwujud hingga tak berwujud.

NFT menjadi platform baru untuk media koleksi digital, yang dapat jadi sarana pendukung seniman dalam memasarkan karyanya sebagai aset NFT, dengan tawaran imbalan yang besar. Imbalan besar itu berasal dari investor yang bersedia untuk membayar aset NFT tersebut.

Sebelumnya, jagat dunia maya sempat dihebohkan oleh Ghozali, pria asal Indonesia yang berhasil meraup keuntungan miliaran rupiah dari hasil menjual foto selfienya, yang dijadikan aset NFT.

Apakah Anda berminat mengikuti jejak Ghozali dalam meraup keuntungan dari menjual NFT? Jika tertarik, ada ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menghasilkan uang dari menjual NFT. Berikut penjelasannya!

Syarat Agar Bisa Meraup Keuntungan dari NFT (Non-Fungible Token)

Tak hanya bermodal perangkat seperti PC atau ponsel saja, dalam upaya meraup keuntungan dari NFT atau non-fungible token dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

  • Buat Akun di Marketplace NFT

Marketplace NFT merupakan tempat pemain melakukan jual beli aset NFT. Ada pun beberapa marketplace NFT yang dapat menjadi pilihan, di antaranya adalah Rarible atau Axie Infinity, atau yang paling besar di pasar internasional seperti OpenSea.

Perlu diketahui, setiap marketplace NFT akan menawarkan spesialisasi jenis aset digital yang bisa dijual dengan NFT. Sehingga, pemain dapat memilih marketplace mana yang paling tepat. Setelahnya, pastikan sudah memiliki akun di marketplace itu, sebelum mulai bertansaksi.

  • Miliki Dompel Digital Kripto

Setelah menentukan marketplace NFT mana yang akan digunakan, lanjut dengan menautkan dompet digital kripto atau cryptocurrency yang mendukung marketplace tersebut. Salah satu platform yang dapat digunakan untuk membuat dompet digital ini adalah MetaMask.

Dompet digital kripto berfungsi untuk menukarkan uang resmi dengan uang kripto agar bisa melakukan transaksi NFT. Caranya, seperti dengan menggunakan dompet MetaMask sebagai dompet kripto untuk disambungkan dengan marketplace OpenSea.

  • Punya Karya Unik

Syarat paling utama dalam menjual aset NFT, tentu dengan memiliki karya yang dapat dijadikan aset. Karyanya dapat berupa apa saja, misalnya gambar, video, foto, dan lain sebagainya.

Kurang lebih, langkah menjual aset NFT ini sama dengan menjual barang di marketplace pada umumnya, seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan semacamnya. Hal yang membedakan adalah dari segi transaksi, NFT menggunakan mata uang kripto dan hanya tersedia di marketplace khusus.

  • Unggah Karya

Langkah terakhir, yakni dengan mengunggah karya digital yang telah dibuat ke marketplace NFT. Berilah informasi detail terkait nama aset, batas waktu lelang, hingga mata uang kripto yang dapat digunakan untuk membayar. Paling penting, sematkan tarif untuk karya tersebut.

Setelah selesai, marketplace NFT itu akan menghitung biaya jaringan blockchain ethereum atau gas fees, saat mencatat proses transaksi. Ada pun biaya jaringan itu jumlahnya terbilang variatif, tergantung seberapa sibuk jaringan saat itu.

Demikian, serangkaian langkah dalam menghasilkan uang dari NFT atau non-fungible token. Jika tertarik, silahkan mencoba!

Video: Tutorial Membuat dan Menjual NFT di Marketplace

Tokocrypto dan BRI Ventures Resmikan Program Akselerator Blockchain

Setelah peluncuran TokoLaunchpad versi 2.0 di akhir 2021 lalu, Tokocrypto kini berkolaborasi dengan BRI Ventures melalui inisiatif Sembrani Wira Akselerator mengembangkan Tokocrypto Sembrani Blockchain Accelerator (TSBA). Program ini bertujuan untuk memberdayakan proyek startup dengan teknologi blockchain dan tokenisasi di Indonesia.

CEO Tokocrypto Pang Xue Kai menyebut kolaborasi ini sebagai pencapaian karena berhasil mendapatkan kepercayaan dari salah satu CVC di bawah naungan bank pelat merah Indonesia, BRI Ventures. Harapannya untuk program akselerator ini dapat mengembangkan ekosistem dan memberi dampak bagi industri startup dan blockchain di Indonesia.

“Kami berharap, kolaborasi ini dapat menjadi akselerator dari berbagai inisiatif Web3 dan perkembangan ekosistem metaverse. Terlebih kami memiliki dua dana ventura yang tengah berkembang yaitu Sembrani Nusantara dan Sembrani Kiqani yang berfokus pada pendanaan di sektor-sektor non-fintech,” ungkap CEO BRI Ventures Nicko Widjadja dalam pernyataan resmi.

Program akselerator dan kriteria pesertanya

Melalui TSBA, kedua perusahaan membentuk program akselerator yang menyediakan modul ekstensif khusus dirancang demi membawa proyek dan startup blockchain untuk muncul ke panggung dunia. Program ini meliputi berbagai aspek seperti pengembangan teknologi blockchain itu sendiri, nilai ekonomi atau tokenomics, pembentukan budaya tim, pendampingan untuk listing, serta fundraising.

Adapun kriteria proyek blockchain untuk program ini adalah startup yang sudah memiliki validasi dari sisi kapital atau pendanaan tahap awal. Lalu, perusahaan juga diwajibkan untuk memiliki teknologi blockchain sendiri serta rencana pengembangan secara smart contract. Lalu, perusahaan harus sudah memiliki working products atau white paper secara tokenomics. 

Markus Liman Rahardja, VP of Investment dan Business Development BRI Ventures yang turut hadir dalam acara penandatanganan MoU di Seminyak, Bali (20/1) menyoroti bahwa dua sisi aspek penggalangan dana yaitu crypto fundraising dan venture fundraising akan menjadi fokus dari partisipasi BRI Ventures.

BRI Ventures sendiri telah melakukan investasi ke lebih dari 18 startup baik fintech maupun non-fintech dan meluncurkan dua dana ventura yang diikuti oleh Grab Ventures, Celebes Capital, Mahanusa Capital, Buana Investment, Pulau Intan, dan beberapa bisnis keluarga.

Dana Ventura Sembrani Nusantara yang diluncurkan pada awal 2021 telah melakukan investasi di bidang agritech seperti Sayurbox, sektor new retail seperti Haus!, Brodo, Yummy Corp, dan sektor logistik seperti Andalin. Sedangkan, Dana Ventura Sembrani Kiqani yang baru diluncurkan awal tahun 2022 dengan fokus di sektor D2C atau consumer brands serta metaverse.

Menyediakan hub bagi para penggiat kripto

Selama tahun 2021, Tokocrypto dengan gerilya meluncurkan berbagai inisiatif untuk mengembangkan ekosistem aset kripto di Indonesia. Mulai dari meluncurkan token sendiri (TKO) di bulan April lalu, meresmikan platform marketplace NFT (TokoMall) di bulan Agustus, hingga menggandeng Bekind untuk mengembangkan berbagai CSR program melalui TokoCare.

Bersamaan dengan peluncuran TSBA, Tokocrypto resmi mengenalkan T-Hub yang berlokasi di Batubelig, Bali. Ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi dan berkumpulnya komunitas untuk berdiskusi dan mengembangkan berbagai ide guna mendorong perkembangan investasi kripto di Bali. Sebelumnya, Tokocrypto telah lebih dulu mengoperasikan T-hub yang berlokasi di Senayan, Jakarta.

Sebagai marketplace aset kripto yang legitimate, Tokocrypto merasa adalah sebuah keharusan untuk bisa mewadahi setiap kegiatan yang berpotensi untuk mengembangkan ekosistem aset kripto, “Karena salah satu cara agar blockchain dan aset kripto bisa mengakar dan bertumbuh dalam industri ini adalah dengan koneksi. Maka dari itu, Tokocrypto ingin menjembatani semua kebutuhan terkait pengembangan aset kripto di tengah sistem finansial tradisional yang ada,” tutup Kai.

Di luar TSBA, hingga saat ini, sudah ada berbagai startup maupun proyek yang berpartisipasi program inkubator TokoLaunchpad yang sudah berjalan. Beberapa di antaranya termasuk Play it Forward DAO, Avarik Saga dan Nanovest. Kai juga menyebutkan terdapat lebih dari 15 startup maupun proyek yang masih dalam tahap penjajakan.

Sebagai informasi, proses registrasi program akselerator TSBA akan ditutup pada 10 Februari 2022, lalu peserta yang lolos seleksi akan diumumkan pada 14 Februari 2022, sementara kick-off akselerator akan dimulai pada 21 Februari 2022.

Application Information Will Show Up Here

Bos Square Enix Beri Sinyal Perusahaannya Bakal Seriusi Tren NFT dan Blockchain Gaming

Desember kemarin, Ubisoft meluncurkan platform NFT bernama Quartz sekaligus koleksi aset NFT untuk game Ghost Recon Breakpoint. Langkah tersebut menuai cukup banyak kritik, akan tetapi itu rupanya tidak mencegah nama besar lain di industri video game untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap tren NFT dan metaverse.

Adalah Square Enix yang baru-baru ini memberi sinyal bahwa mereka bakal mendalami tren blockchain gaming. Lewat sebuah surat terbuka untuk karyawan, Yosuke Matsuda selaku bos besar Square Enix mengatakan bahwa salah satu langkah strategis yang bakal mereka jalankan mulai tahun ini adalah “menambahkan decentralized game ke portofolionya.”

Menurutnya, fondasi teknologi yang memungkinkan game blockchain sudah eksis, dan aset crypto juga semakin dikenal dan semakin diterima dalam beberapa tahun terakhir. Tidak menutup kemungkinan ke depannya Square Enix bakal memiliki mata uang crypto-nya sendiri, sebab menurut Yosuke ini punya potensi untuk mewujudkan pertumbuhan game yang bisa berjalan dengan sendirinya (self-sustaining).

Square Enix sejauh ini memang belum punya rencana yang betul-betul spesifik, dan Yosuke pun sama sekali belum bicara soal bagaimana mereka bakal mengimplementasikan teknologi blockchain ke portofolionya. Mereka mungkin tidak akan merilis aset NFT buat Final Fantasy XIV dalam waktu dekat, tapi kita juga tidak bisa bilang itu mustahil bakal terjadi.

Yosuke pun menyadari bahwa tidak semua gamer setuju dengan pergeseran tren ini, khususnya mereka yang “bermain game untuk bersenang-senang”. Kendati demikian, ia percaya ke depannya bakal ada banyak orang yang motivasi bermainnya adalah untuk berkontribusi dan membuat game yang dimainkannya jadi lebih menyenangkan lagi, dengan NFT dan cryptocurrency sebagai insentifnya.

Pasar NFT dan game blockchain memang terlalu besar untuk diabaikan, terutama oleh perusahaan sebesar Square Enix. Namun seperti halnya banyak tren baru lain, NFT dan game blockchain juga punya tantangan-tantangannya sendiri, dan Square Enix pun akan terus memantau perkembangan di ranah ini sebelum mengambil langkah konkret.

Via: Video Games Chronicle.

Apa Sebenarnya yang Dimaksud dengan Game Play-to-Earn?

Belakangan ini, game play-to-earn terus membombardir media dan dunia gaming dengan seluruh hype dan keterkaitannya dengan cryptocurrency. Tentu saja, Anda mungkin bertanya-tanya apa sebenarnya jenis game baru ini dan mengapa ia tiba-tiba menjadi begitu populer.

Kalau mau disederhanakan, play-to-earn tidak lebih dari sebuah model bisnis gaming. Anda mungkin pernah mendengar game free-to-play atau pay-to-play sebelumnya. Nah, play-to-earn hanyalah iterasi lain dari model-model tersebut. Definisi dari model bisnis ini juga terkandung dalam namanya — para pemain memainkan game-nya dengan harapan memperoleh sejumlah uang dalam bentuk cryptocurrency.

Anda mungkin menyadari kalau hampir semua game yang memiliki fitur perdagangan (trading) secara tak langsung mengimplementasikan sejumlah elemen play-to-earn. Di CS:GO, Anda bisa mendapatkan dan menjual skin di Steam Market. Apabila skin-nya luar biasa langka, biasanya Anda juga bisa menjual (menukarnya) dengan mata uang asli. Sejumlah skin bahkan bisa mencapai $100.000 atau lebih dalam beberapa kasus.

Skin “Howl” untuk senjata M4A4 ini berharga lebih dari $100.000 / Sumber: esports.net

Di World of Warcraft, Anda bisa menjual akun dengan uang asli dan menaikkan harganya berdasarkan level dari barang-barang (item) yang dimiliki. DotA dan game-game kompetitif serupa juga dibanjiri kasus pembeli akun, dengan pemain-pemain amatiran yang membeli akun-akun berperingkat tinggi dan bermain di luar jangkauan peringkat Elo mereka. Jadi ya, disengaja atau tidak, hampir semua game sebenarnya memiliki sejumlah elemen play-to-earn.

Kendati demikian, game play-to-earn sepenuhnya mengimplementasikan elemen ini sebagai fitur dan mendorong pemain untuk meningkatkan item atau karakter mereka guna menaikkan daya tarik pasarnya. Semakin banyak waktu yang pemain habiskan di game, semakin besar hadiah yang didapatnya dari karakter atau aset bernilai tinggi; main lebih banyak untuk dapat lebih banyak. Game-nya juga akan menyediakan alat dan ruang yang diperlukan bagi pemain untuk memperdagangkan aset-aset ini. Tentu saja, alat-alat ini tidak ada pada game-game sebelumnya, dan situs pihak ketiga biasanya diperlukan untuk merampungkan transaksi. Seperti yang bisa Anda lihat, game play-to-earn pada dasarnya memanfaatkan NFT untuk menjalankan model bisnis baru ini.

Market di Axie Infinity, salah satu game play-to-earn paling populer saat ini / Sumber: rappler.com

Korelasi NFT dan crypto dengan game P2E

Memahami NFT sangatlah penting ketika Anda ingin memahami semua tentang game play-to-earn. Jika Anda sudah tahu apa itu NFT, Anda bisa langsung lompat ke seksi berikutnya dari artikel ini. Jika belum, NFT, atau non-fungible token, pada dasarnya adalah bentuk modern dari menukar cryptocurrency dan ditunjang oleh teknologi blockchain. NFT biasanya diasosiasikan dengan benda-benda “internet” seperti foto, video, GIF, atau dalam kasus ini, aset dalam game. Tentu saja, tidak butuh banyak untuk membuat salinan dari benda-benda ini di internet, dan itulah kenapa NFT juga menyertakan bukti kepemilikan yang dijamin oleh teknologi blockchain.

Di titik ini, Anda semestinya sudah bisa cukup memahami koneksi antara NFT crypto dengan game play-to-earn. Jadi Anda memainkan game-nya untuk memperoleh barang-barang langka. Barang-barang ini direpresentasikan sebagai NFT, yang memverifikasi kepemilikan Anda atas aset tertentu dalam game. Anda kemudian bisa menjual atau menukarkan barang-barang ini ke pemain lain dengan cryptocurrency. Siklusnya berulang dan pada akhirnya menciptakan ekosistem atau ekonomi crypto-nya sendiri dalam game tersebut.

Gambar header: Freepik. Diterjemahkan oleh: Glenn Kaonang