Daftar 10 Mobile Game yang Akan Hadir Tahun 2021

Tahun 2021 mungkin adalah tahun terbaik bagi para mobile gamers karena perkembangannya yang begitu pesat. Banyak game menarik dirilis, kualitas (grafis ataupun gameplay) dari game mobile pun berangsur meningkat. Artikel ini akan merangkum daftar 10 game mobile seru dan menarik yang akan datang di tahun 2021 ini. Ada apa saja? Berikut daftarnya.

PUBG: New State

Banyaknya iterasi game battle royale di mobile ataupun PC/konsol tidak menghentikan Krafton untuk merilis iterasi terbaru dari PUBG. Lewat game yang diberi judul PUBG: New State, Krafton mencoba menawarkan pengalaman battle royale orisinal layaknya PUBG yang selama ini sudah kita mainkan, namun dengan twist berupa tema futuristik.

Berbeda dengan PUBG Mobile yang dirilis oleh Tencent, PUBG: New State akan menjadi game yang dikembangkan dan dirilis oleh Krafton sendiri yang merupakan pengembang dari PUBG di PC. PUBG: New State sudah masuk fase pra-registrasi di laman Google Play dan dikabarkan akan masuk fase alpha-test pada Q2 2021.

Apex Legends Mobile

https://www.youtube.com/watch?v=Jych6oUB1eo

Masih bertemakan battle royale, Electronic Arts agaknya tidak mau kalah dan memutuskan untuk membuat Apex Legends Mobile. Game tersebut sudah santer terdengar informasinya sejak tahun 2020 lalu.

Tahun ini, Apex Legends Mobile akhirnya sudah menampakkan diri. Untuk sementara waktu, Apex Legends Mobile sedang membuka fase testing untuk para pemain di wilayah India dan Filipina. Terlepas dari itu, ada juga beberapa konten kreator yang sudah mendapatkan akses dan mencoba gamenya. Anda bisa melihat video di atas apabila Anda penasaran seperti apa wujud Apex Legends Mobile.

Pokemon Unite

Pada Juni tahun 2020 lalu, Pokemon Company mengumumkan satu hal yang cukup mengejutkan. Tsunekazu Ishihara selaku Presiden dan CEO The Pokemon Company mengumumkan iterasi game Pokemon terbaru, kali ini hadir dengan genre MOBA.

Dalam penyajiannya, Pokemon Company bekerja sama dengan Tencent dan TiMi Studios. Pokemon Unite terlihat menawarkan gameplay MOBA yang cukup unik. Selain evolusi Pokemon sebagai bagian dari mekanik permainan, Pokemon Unite juga terlihat tidak seperti MOBA biasanya yang memiliki objektif berupa menghancurkan bangunan inti.

Pokemon Unite dikabarkan akan memasuki fase public beta pada Maret 2021, namun terbatas hanya untuk pemain di wilayah Kanada dan hanya terbatas untuk platform Android saja.

Diablo Immortal

Ya… Saya tahu beberapa dari Anda yang melihat daftar artikel game mobile akan datang mungkin sudah bosan (bahkan mungkin muak) melihat Diablo Immortal di dalam daftarnya. Namun, Diablo Immortal akhirnya menemukan titik cerah di tahun 2021 ini setelah kurang lebih 2 tahun game ini hanya ada di fase pre-register tanpa ada informasi lebih lanjut.

Pada akhir April 2021 lalu, Diablo Immortal akhirnya sudah masuk fase Alpha Test tertutup yang sudah menyertakan sistem PvP, PvE, dan Paragon Tree. Beberapa konten kreator lokal juga mendapatkan akses terhadap fase Alpha Test tersebut. Apabila Anda penasaran, Anda bisa lihat impresi pertama dari The Lazy Monday pada video di atas.

Final Fantasy VII: Ever Crisis

Tahun 2021 ini juga bisa dibilang jadi tahun penuh kejutan bagi developer asal Jepang. Selain Pokemon Unite, ada juga Square Enix yang mengumumkan membuat Final Fantasy VII di mobile pada Februari 2021 kemarin.

Square Enix mengumumkan dua titel game mobile Final Fantasy VII. Salah satunya adalah Final Fantasy VII: Ever Crisis. Melihat dari yang disajikan pada trailer, Final Fantasy VII: Ever Crisis sepertinya tidak akan menjadi spin-off, melainkan akan tetap menceritakan cerita utama Final Fantasy VII.

Walaupun begitu, Final Fantasy VII: Ever Crisis terlihat menampilkan sistem bertarung yang berbeda dengan grafis yang cukup mengagumkan. Menurut kabar, FF VII: Ever Crisis sendiri akan rilis tahun 2022 mendatang.

Final Fantasy VII: The First Soldier

Lagi dan lagi, battle royale menjadi genre pilihan untuk sebuah game mobile. Salah satu dari dua game FF VII untuk mobile yang diumumkan Square Enix adalah Final Fantasy VII: The First Soldier.

The First Soldier merupakan game battle royale yang mengambil latar cerita Final Fantasy VII, tepatnya 30 tahun sebelum kejadian Cloud dan kawan-kawan terjadi. Melihat dari trailer, The First Soldier menawarkan gameplay yang kurang lebih mirip dengan kebanyakan battle royale.

Namun demikian ada juga sedikit keunikan yang ditampilkan seperti pertarungan melee yang terlihat lebih bisa diandalkan dan penggunaan magic sebagai salah satu persenjataan untuk bertahan hidup.

Metal Slug Code J

Di antara daftar ini, mungkin hanya Metal Slug Code J ini saja yang punya genre tidak mainstream. Walaupun begitu, Anda yang ingin bernostalgia dengan keseruan bermain Metal Slug di tempat Arcade mungkin akan tidak sabar dengan kehadiran game yang satu ini.

Metal Slug Code J masih mempertahankan gameplay seperti Metal Slug lama. Bedanya Metal Slug Code J menawarkan grafis yang lebih modern, sembari tetap mempertahankan gaya gambar kartun yang unik ala Metal Slug.

Metal Slug Code J pertama kali diumumkan pada Tencent Games Annual Conference tahun 2020 lalu dan masih dikembangkan oleh TiMi Studios. Untuk sementara waktu ini, Tencent masih belum memberikan informasi apapun terkait tanggal rilis dari Metal Slug Code J.

Castlevania: Moonlight Rhapsody

Selain Metal Slug, game retro lain yang dikabarkan juga akan muncul iterasinya di mobile adalah Castlevania. Diberi judul Castlevania: Moonlight Rhapsody, game tersebut akan mempertahankan mode action side-scrolling layaknya pada Castlevania orisinal.

Dalam proses pengerjaannya, developer game asal Tiongkok bernama Shenqu Games bertugas sebagai developer serta publisher di pasar Tiongkok, namun tetap di bawah pengawasan dari lisensi Konami Digital Entertainment.

Belum ada informasi lebih lanjut soal kapan game tersebut akan dirilis secara global. Namun mengutip dari twit Daniel Ahmad selaku senior analyst Niko Partners, dikatakan bahwa game tersebut sebenarnya sudah dijadwalkan rilis tahun 2020 lalu di Tiongkok.

The Witcher: Monster Slayer

Setelah Pokemon GO sukses besar menyajikan game Pokemon melalui metode AR, banyak developer game lain mencoba mengincar kesuksesan serupa dengan membawa kekayaan intelektualnya masing-masing.

CD Projekt Red menjadi salah satunya yang mencoba menyajikan game serupa Pokemon GO, namun dengan tema The Witcher.

Dalam video singkat yang menunjukkan gameplay trailer, terlihat bahwa Anda bisa melakukan pertarungan yang imersif dengan monster-monster yang akan Anda temui di dalam perjalanan. Pemain bisa menyerang dengan pedang, memanah, ataupun menembak bola api dengan sihir.

Mengutip IGN, The Witcher Monster Slayer diperkirakan akan rilis pada musim panas (sekitar Agustus) tahun 2021 ini.

NieR Reincarnation

Terakhir di dalam daftar ada seri NieR yang ternyata juga mendapatkan iterasinya untuk platform mobile. Diberi nama NieR Reincarnation, dikabarkan bahwa game tersebut cenderung ke arah story-heavy game yang lebih banyak melibatkan teks ketimbang aksi.

NieR Reincarnation sendiri sebenarnya sudah rilis 18 Februari 2021 kemarin untuk pasar lokal Jepang, walau perilisan globalnya masih jadi tanda tanya. Mengutip dari Siliconera, sang pengembang mengatakan bahwa translasi ke bahasa Inggris atas game tersebut sudah selesai dilakukan. Namun demikian, sang pengembang meminta para penggemar untuk sedikit bersabar lagi dan masih belum mengumumkan tanggal apapun.

7 Game Android Paling Ditunggu di Tahun 2020

Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perkembangan game mobile jadi salah satu hal yang turut diantisipasi. Mungkin Anda generasi 90an masih ingat ketika game mobile hanya ada Snake atau Fruit Ninja sebagai pengisi waktu luang. Sekarang? Anda bisa bermain MOBA, FPS, bahkan Battle Royale di mobile, yang juga berkembang menjadi esports. Tahun 2020, tentunya teknologi menjadi semakin maju, dan game android yang hadir juga akan semakin menarik. Kira-kira ada game android apa saja yang akan hadir di tahun 2020?

1. Apex Legends Mobile

Game yang satu ini sebenarnya sudah beberapa saat menjadi rumor di kalangan gamers. Banyak kabar burung yang mengatakan bahwa Apex Legends akan diterbitkan untuk mobile agar bisa dimainkan oleh siapapun. Berawal dari rumor, Electronic Arts sang pengembang akhirnya mengkonfirmasi kehadiran game android Apex Legends.

Namun demikian belum ada informasi lebih lanjut terkait tanggal rilis ataupun bentuk game yang akan dirilis nanti. Ada yang bilang, ini akan menjadi versi direct port. Ini artinya bisa jadi game android Apex Legends tidak akan seperti PUBG Mobile yang menjadi seperti game standalone di mobile. Jika benar game android Apex Legends bersifat direct-port, maka ia kurang lebih bentuknya akan seperti Fortnite Mobile, yang mana pemain bisa cross-play dengan pemain di PC ataupun konsol.

2. Diablo Immortal

Pada pembukaan BlizzCon 2018, Activision Blizzard mengumumkan game terbarunya yang akan rilis di mobile. Game tersebut adalah Diablo Immortal. Sontak, pengumuman ini membuat para fans mengamuk. Bukan, alasannya bukan karena Diablo Immortal yang diumumkan, tapi dari Blizzard mengumumkan hal tersebut yang segera merusak ekspektasi para penggemar yang sudah datang dengan penuh passion ke BlizzCon.

Tapi, bukan berarti game android ini tidak patut untuk ditunggu di tahun 2020 ini. Salah satu alasannya, karena sesederhana game ini terlihat sangat menjanjikan dengan grafis ciamik dan gameplay penuh aksi. Mengutip dari Gamespot, alpha test Diablo Immortal direncanakan akan hadir tahun 2020 ini. Digarap bersama NetEase dari Tiongkok, Diablo Immortal sampai saat ini masih belum memiliki tanggal rilis resminya.

3. Final Fantasy Crystal Chronicles: Remastered

Sebagai salah satu franchise game paling sukses milik Square Enix, tak heran jika seri game Final Fantasy terus hadir dengan cerita-cerita baru. Final Fantasy Crystal Chronicle sendiri sebenarnya adalah game yang rilis tahun 2003 lalu yang memiliki genre co-op RPG. Setelah 15 tahun berlalu, Square Enix akhirnya mengumumkan akan melakukan remake dari Final Fantasy Crystal Chronicle, dan akan merilisnya akhir 2019 lalu.

Namun, karena berbagai kendala teknis, perilisan Final Fantasy Crystal Chronicles terus tertunda. Sempat ditunda jadi 23 Januari 2020, kini akhirnya Final Fantasy Crystal Chronicle dikabarkan baru akan rilis pada musim panas, atau kuartal 3 tahun 2020 nanti. Final Fantasy Crystal Chronicles merupakan game yang bersifat cross-platform yang dapat dimainkan di PlayStation 4, Nintendo Switch, iOS, dan Android.

4. Path of Exile Mobile

Walau mungkin kurang terkenal di Indonesia, namun Path of Exile menjadi fenomena tersendiri di luar negeri sana. Game besutan Grinding Gear Games ini berhasil memberikan pengalaman bermain layaknya Diablo namun dengan ciri khasnya tersendiri berupa pertarungan bertempo cepat. Pertama rilis di PC pada tahun 2013, game ini sendiri sudah berkembang sampai akhirnya juga rilis di PlayStation 4 dan Xbox One.

Kini, perkembangan selanjutnya adalah versi mobile. Isu soal Path of Exile Mobile pertama kali muncul pada November 2019 lalu, dalam acara bertajuk ExileCon. Namun demikian Chris Wilson CEO Grinding Gears mengatakan bahwa titel ini merupakan titel game “eksperimental”. Ia cenderung berhati-hati dan tidak mau salah langkah seperti Blizzard. Jadi tanggal rilis game ini sepenuhnya masih menjadi tanda tanya, karena pengembangannya bisa berlanjut bisa berhenti, tergantung komentar dari para fans.

5. Tom Clancy’s Elite Squad

Pertama kali diumumkan pada E3 2019 lalu, Tom Clancy’s Elite Squad merupakan game dengan genre Real-Time Strategy. Game yang dibesut Ubisoft ini masih melanjutkan seri Tom Clancy’s yang memunculkan karakter agen kepolisian dari berbagai belahan dunia dengan kemampuan khusus dari masing-masing mereka. Jadi pada game ini, Anda dapat melihat karakter dari Rainbow Six: Siege, seperti Caveira, Montagne, atau bahkan karakter legendaris yaitu Sam Fisher dari serial Splinter Cell.

Melihat dari trailer announcement, game ini sepertinya akan melibatkan hero collection, yang mana memungkinkan Anda mengumpulkan karakter dari berbagai seri Tom Clancy dan membuat pasukan terbaik untuk mengalahkan teror di dunia. Namun demikian tanggal rilis untuk game ini masih tentatif, walau sudah dipastikan akan rilis di Android terlebih dahulu.

6. Teamfight Tactics Mobile

Sejak tahun 2009 Riot Games pada awalnya hanya fokus mengembangkan League of Legends saja. Sampai akhirnya mereka menginjak ulang tahun kesepuluh dan memutuskan untuk mengembangkan berbagai game lain selain dari League of Legends. Lewat siaran streaming spesial bernama Riot Pls: 10th Anniversary Edition – League of Legends. Mereka mengumumkan rencana mereka di masa depan, termasuk salah satunya merilis iterasi Auto Battler League of Legends yang bernama Teamfight Tactics ke platform mobile.

Mengutip dari Dexerto TFT Mobile dikabarkan akan rilis untuk kebanyakan negara di dunia pada pertengahan Maret. Nantinya game ini akan dapat dimainkan secara cross-platform antara PC dengan mobile. Untuk saat ini, Anda sudah dapat melakukan pra-registrasi pada laman Play Store TFT Mobile berikut ini.

7. League of Legends: Wild Rift

Terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu adalah League of Legends Wild Rift. Setelah pertarungan MOBA di mobile yang tiada henti sejak dari tahun 2018 lalu, akhirnya si “boss-nya MOBA” turun tangan. Sama-sama diumumkan saat Riot Pls: 10th Anniversary Edition – League of Legends, Wild Rift segera mendapat banyak perhatian karena menunjukkan trailer yang sangat menjanjikan.

Namun demikian, kehadirannya juga memunculkan tanda tanya. Akankah game ini bisa sama suksesnya dengan League of Legends? Akankah bisa menggeser Mobile Legends dalam persaingan MOBA mobile di Indonesia. Terkait tanggal rilis, Riot Games belum bisa memastikan apapun. Mereka hanya mengatakan bahwa Wild Rift akan rilis pada akhir tahun 2020 ini. Untuk sementara waktu, Anda bisa pra-registrasi terlebih dahulu di laman resmi Wild Rift berikut.

Walau ada banyak game android menarik yang akan rilis di tahun 2020 ini, sayang kebanyakan tanggal rilisnya masih belum bisa dipastikan. Kita pemain mobile games sepertinya memang harus ekstra sabar menunggu game-game tersebut rilis, terutama League of Legends: Wild Rift.

Mantan Karyawan Blizzard Ungkap Alasan Kegagalan Esports Heroes of the Storm

Nama Heroes of the Storm di tahun 2019 ini boleh jadi sudah seperti lenyap ditelan bumi. Tapi satu tahun yang lalu, Heroes of the Storm alias HotS masih menyandang posisi sebagai cabang esports prestisius yang didukung oleh perusahaan raksasa, Activision Blizzard. BlizzCon 2018 yang digelar di Anaheim Convention Center menghadirkan kompetisi Heroes Global Championship (HGC), dengan partisipasi tim-tim ternama seperti Gen.G, Team Liquid, dan Dignitas, serta hadiah senilai US$1.000.000.

Ekosistem esports Heroes of the Storm kala itu terlihat hidup dan sehat-sehat saja, tapi satu bulan kemudian, hal mengejutkan terjadi. Blizzard mengumumkan bahwa sebagian developer HotS akan dipindahkan ke tim lain, dan bahwa sirkuit esports resminya—Heroes Global Championship dan Heroes of the Dorm—tidak akan digelar lagi di tahun 2019. Ekosistem HotS kompetitif otomatis mati, sesuatu yang membuat sejumlah pemain profesional HotS sedih dan marah.

Meski demikian, penutupan esports HotS secara umum tidak disertai dengan terlalu banyak drama. Pihak-pihak terkait jelas kecewa (atau kehilangan pekerjaan), tapi Blizzard adalah perusahaan, bukan badan amal. Perubahan strategi bisnis bukan hal aneh, dan para developer HotS yang tersisa masih terus memberi update konten baru. Yang lalu biarlah berlalu, tak ada pilihan selain hanya move on.

Tapi benarkah ceritanya sedamai itu? Mungkin tidak. Menurut informasi yang didapat oleh Inven Global dari sejumlah mantan karyawan Blizzard, penutupan esports HotS adalah keputusan yang mengejutkan, bahkan bagi pegawai Blizzard sendiri. Hanya sedikit yang tahu bahwa keputusan ini akan diambil, dan banyak karyawan merasa para pengambil keputusan itu bukanlah orang-orang yang terlibat dekat dengan HotS dan tidak paham pentingnya HotS bagi perusahaan maupun komunitas penggemar Blizzard.

Banyak karyawan yang saat itu mengira bahwa esports HotS masih akan berjalan seperti biasa, bahwa HGC akan digelar lagi setidaknya hingga 2019 atau 2020. Kemudian pengumuman penutupan tiba, dan mereka langsung dibanjiri oleh pesan dari komunitas yang bertanya sebenarnya ada apa. Mereka pun sama bingungnya, dan hanya bisa mengutarakan rasa frustrasinya kepada pihak manajemen.

Wajar bila mereka frustrasi, karena tim developer HotS di dalam Blizzard adalah tim yang terbilang cukup spesial. Mereka adalah tim yang sangat erat dan passionate terhadap proyeknya, serta berkomitmen tinggi untuk menjadikan HotS game terbaik. Tapi menurut pengakuan para mantan karyawan Blizzard, sebenarnya tim HotS punya masalah yang sudah cukup lama berjalan: beban kerja mereka terlalu berat.

HotS adalah salah satu dari sedikit proyek di Blizzard yang menuntut pengembangan terus-menerus dalam waktu cepat. Game ini harus terus mendapat patch dan perbaikan balance, juga terus mendapatkan konten baru. Tuntutan dari komunitas penggemar begitu besar, dan ini akhirnya menciptakan kultur kerja yang “extremely unsustainable”.

“Orang yang mengerjakan game itu (HotS) berada di bawah tekanan sepanjang waktu dan super stres. Kalau di franchise lain, mereka punya patch besar tiap tiga bulan sekali sehingga mereka punya waktu untuk bersantai dan bermain video game di kantor. Tapi semua yang mengerjakan Heroes (of the Storm) terus-menerus bekerja, terus-menerus lembur untuk mewujudkan semuanya,” ujar salah satu sumber yang dihubungi Inven Global. Bagi sebagian anggota tim HotS, keputusan Blizzard adalah sebuah kabar gembira.

Ada satu faktor lain yang berperan besar terhadap pemindahan SDM dari tim HotS, yaitu sebuah game bernama Diablo IV. Atau lebih tepatnya, tuntutan para penggemar agar Blizzard cepat-cepat mengumumkan/merilis Diablo IV. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Bila Anda ingat, BlizzCon 2018 telah menjadi catatan buruk dalam sejarah Blizzard gara-gara pengumuman game mobile baru mereka, Diablo Immortal. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan Diablo Immortal itu sendiri. Hanya saja, para penggemar tidak menyangka bahwa ajang sebesar BlizzCon ternyata “cuma” jadi ajang pengumuman game mobile.

Para fans kecewa dan marah, desainer Diablo Immortal dicemooh di atas panggung, bahkan salah satu penggemar terang-terangan bertanya, “Apakah ini lelucon April Mop?” Seluruh kanal media sosial panas oleh cacian, dan hasilnya, manajemen Blizzard panik. Mereka tahu bahwa hanya ada satu solusi untuk mengembalikan kepercayaan fans, mengumumkan Diablo IV secepat mungkin.

Dan dimulailah reshuffle tim besar-besaran di Blizzard. Karyawan-karyawan paling senior di tim HotS pindah mengerjakan Diablo IV, sementara sisanya pindah mengerjakan World of Warcraft. Diablo IV harus muncul di BlizzCon 2019. Lagi pula, potensi keuntungan jangka panjang yang akan didapat oleh Diablo IV dirasa lebih besar daripada HotS.

“Mereka perlu mengumumkan Diablo IV di BlizzCon (2019), kan? Itulah rencananya dan mereka harus memastikan rencana itu terwujud. Sejujurnya, sebagian besar talenta dari tim developer Heroes yang pecah pindah ke tim Diablo IV. Sebagian mereka pindah ke [World of Warcraft] karena game itu masih hidup dan bernafas dan juga membutuhkan banyak dukungan. Menarik orang-orang yang pernah mengerjakan live game seperti Heroes adalah hal yang masuk akal,” ujar sumber lainnya.

Dua hal besar di atas adalah penyebab utama HotS mengalami nasib mengenaskan di akhir 2018. Saat ini HotS masih terus berjalan, namun dengan tim developer yang lebih kecil dan update konten yang lebih lambat. Di usianya yang sudah hampir lima tahun, HotS masih menghadirkan hiburan bagi kalangan tertentu, namun perjalanannya di dunia esports telah tutup buku.

Bagi mereka yang berada di Blizzard, momen “matinya HotS” itu menyisakan sebuah ketakutan yang sesekali datang menghantui. “Jika esports Heroes tidak menghasilkan (keuntungan) sebanyak yang mereka inginkan, apa gunanya melanjutkannya, iya kan? Melihat ke belakang, hal yang sama bisa dikatakan untuk pekerjaan saya. Oh, kita punya 800 karyawan, bisakah kita mengontrakkan pekerjaan mereka ke pihak luar dengan setengah harga dan menghemat uang di sejumlah tempat? Ya, mereka (Blizzard) bisa melakukannya, jadi itulah yang terjadi,” kata seorang sumber.

Sebuah tim yang solid, franchise game yang populer, serta ekosistem esports yang melibatkan uang berjuta-juta dolar, ternyata bisa mati hanya dalam semalam. Kalau keputusan sebesar itu saja bisa muncul sedemikian mendadak, mungkin sekali nasib para karyawan bisa berubah 180 derajat dalam waktu yang sama singkatnya.

Ini Activision Blizzard. Kalau perusahaan lain, bagaimana?

Sumber: Inven Global

Blizzard Akan Mengumumkan Beberapa Game Diablo Tahun Depan?

Blizzard mungkin tak menduga pengungkapan Diablo Immortal disambut dengan begitu negatif, tetapi melakukan pengumuman permainan mobile di acara berbayar yang didominasi oleh gamer PC memang bukanlah langkah pintar. Kekecewaan fans kian menjadi setelah sebelumnya beredar rumor yang menyatakan akan ada penyingkapan sekuel sejati Diablo di sana.

Developer sempat menampik desas-desus melalui blog resminya, namun mereka juga bilang bahwa beberapa tim berbeda memang tengah menggarap sejumlah proyek Diablo dan akan menginformasikannya ‘di waktu yang tepat’. Dengan begitu, yang bisa kita kerjakan sekarang adalah menunggu. Kali ini lewat forum Battle.net, Blizzard akhirnya memberikan petunjuk mengenai kapan mereka akan melangsungkan pengumuman game Diablo baru.

Tim menjelaskan bagaimana mereka terus-menerus mengumpulkan masukan dan melakukan diskusi internal. Khusus buat franchise Diablo, Blizzard sedang menggodok beberapa proyek sekaligus. Rencananya, sebagian atau mungkin seluruh kreasi baru tersebut akan diungkap di tahun depan. Blizzard bilang mereka tak mau ‘sekadar menyampaikan informasi, tapi ingin menunjukkannya’.

“Memang membutuhkan waktu agar pengerjaannya sesuai dengan standar kami, tapi saat ini, lebih dari sebelumnya, kami berkomitmen untuk menghidangkan pengalaman Diablo yang bisa dibanggakan pada seisi komunitas,” tulis tim pengembang.

Penuturan tersebut sekali lagi mengonfirmasi bahwa ada lebih dari satu proyek Diablo yang sedang jadi fokus Blizzard Entertainment. Dari kabar yang beradar, sudah ada dua pejelmaan purwarupa Diablo 4, dan pengerjaannya diarahkan oleh dua sutradara berbeda. Di inkarnasi awal, game punya kesamaan formula dengan seri Dark Souls, disajikan dalam perspektif orang ketiga ‘over-the-shoulder‘ (premisnya menarik, apalagi saya sangat menyukai Dark Souls), namun developer mengembalikannya lagi menjadi tampilan isometrik tradisional khas Diablo.

Untuk temanya sendiri, Diablo 4 katanya akan mengusung latar belakang yang lebih gelap dan menakutkan dibanding Diablo 3, lebih menyerupai Diablo II. Dari info yang beredar, tadinya Blizzard punya agenda untuk mengungkap permainan keempat seri Diablo itu di BlizzCon 2018, namun karena alasan tertentu, tim memutuskan buat menunda pengumuman ke lain waktu sehingga hanya menyisakan Diablo Immortal.

Untuk seri permainan berumur lebih dari dua dekade dengan jumlah fans sangat banyak, saya bisa membayangkan dilema yang dihadapi developer: Apakah sebaiknya mereka mempertahankan elemen gameplay tradisional yang berarti mempersempit ruang buat berinovasi, atau malah bereksperimen dengan formula baru, yang beresiko membuat para pemain veteran merasa terasingkan?

Via Digital Trends.

Betulkah Tadinya Blizzard Berencana Mengumumkan Diablo 4 di BlizzCon 2018?

Kejadian paling canggung di BlizzCon 2018 minggu lalu adalah respons Blizzard terhadap pertanyaan seorang gamer: Jadi apakah Diablo Immortal akan tersedia di PC? Developer menjelaskan bahwa permainan ini dari awal digarap untuk perangkat bergerak. Wyatt Cheng dari Blizaard malah bertanya kembali pada penonton, “Bukankah kalian semua punya smartphone?”

Kekecewaan fans terhadap pengumuman Diablo Immortal tentu bukan dikarenakan mereka tidak punya smartphone – atau tidak suka bermain game di smartphone namun karena para penggemar berat ini mengetahui jelas sejarah Diablo yang terlahir di PC. Tidak menyertakan PC sebagai platform peluncuran game Diablo anyar memberikan kesan yang salah. Menariknya, berdasarkan laporan sejumlah narasumber terpercaya pada Kotaku, Blizzard Entertainment sebetulnya memiliki rencana untuk mengumumkan sekuel sejati Diablo III di BlizzCon 2018.

Dua informan anonim itu menginformasikan bahwa Blizzard telah menyiapkan sebuah video berisi singkat dari co-founder Allen Adham, berisi update mengenai proyek Diablo baru. Kejutan yang disinyalir berupa Diablo 4 itu awalnya akan diungkap sesudah pengumuman Diablo Immortal. Namun entah mengapa, Blizzard memutuskan buat tidak melakukannya.

Kotaku sendiri berani mengonfirmasi bahwa memang betul Diablo 4 sedang dikembangkan, tapi salah satu narasumbernya bilang Blizzard belum siap ‘berkomitmen’. Kabarnya, Diablo 4 telah dikerjakan selama empat tahun, namun sudah beberapa kali arahan pengembangannya berubah secara drastis. Kotaku menuturkan, setidaknya sudah terlahir dua iterasi Diablo 4, yang pengerjaannya dipimpin sutradara berbeda.

Tak lama setelah berita dari Kotaku ini dipublikasikan, Blizzard Entertainment segera mengeluarkan pernyataan:

“Pertama-tama, kami ingin menyatakan bahwa kami tentu saja mendengar permintaan komunias. Biasanya kami tidak memberikan komentar terhadap rumor atau spekulasi, tapi di sini kami ingin menggarisbawahi: Blizzard tidak menarik rencana pengumuman apapun dari BlizzCon tahun ini atau punya agenda untuk melakukan pengumuman lain. Walau demikian, kami memiliki beberapa tim yang sedang menggarap sejumlah proyek Diablo, dan akan menyingkapnya di waktu yang tepat.”

Eksistensi dari Diablo 4 memang sudah lama dirumorkan. Beberapa waktu lalu, komunitas gamer sempat merasa yakin sekuel permainan action role-playing itu akan diumumkan di BlizzCon 2018. Melihat tingginya antusiasme fans, lewat blog resminya Blizzard mengingatkan dengan gamblang: mereka belum siap buat mengungkap semua proyek game di acara tahunan fans tersebut.

Sejujurnya, Diablo Immortal tidak terlalu menarik bagi saya. Tapi kemungkinan besar saya tak akan melewatkan Diablo 4 jika akhirnya permainan dirilis di PC.

Tambahan: Polygon.