Kerja Sama dengan Kadin, Investree Perkuat Kehadirannya di Jawa Tengah

Setelah ekspansi ke Vietnam dengan meluncurkan pembiayaan syariah pasca mendapat surat dari OJK, perusahaan peer-to-peer lending Investree mulai memantapkan kehadirannya di Jawa Tengah dengan menjalin kerja sama khusus dengan Kadin setempat.

Bentuk kolaborasi ini bertujuan untuk prospek pelayanan pengguna pinjam meminjam uang berbasis teknologi atau peer-to-peer lending yang disediakan Investree, khususnya untuk kalangan UMKM. Melalui kerja sama ini pula nantinya para anggota, mitra atau afiliasi Kadin Jateng dapat menjadi bagian dari Investree sebagai business borrower atau personal borrower.

Isu yang ada kaitannya dengan pinjaman UMKM di Jawa Tengah, tiap kali membutuhkan modal tambahan para pengusaha harus memberikan jaminan terlebih dulu untuk mendapatkan akses keuangan dengan mudah di institusi keuangan konvensional.

Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan adanya kerja sama strategis ini Investree semakin terdorong untuk menggencarkan jangkauan layanan di Jawa Tengah, agar dapat memperbaiki arus kas serta meraih tujuan finansial yang diinginkan bersama.

‘’Dari sisi kami, sangat berterima kasih karena keberadaan kami sebagai peer-to-peer lending bisa diterima secara positif, Investree merasa terhormat setelah dipercayai Kadin Jateng untuk mendapat tujuan bersama, sekaligus pemberdayaan UMKM di Jawa Tengah demi terciptanya inklusi keuangan,’’ imbuhnya.

Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Maka dari itu ketua umum Kadin Jateng, Suryo Wicaksono mengutarakan rasa optimis dengan inovasi terbaru milik Investree dalam menghadirkan permodalan untuk UMKM yang dinilai lebih fleksibel.

Hingga akhir bulan Agustus 2017, Investree telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp222 miliar untuk UMKM dengan 17 persen rata-rata tingkat pengembalian dan 0 persen untuk kredit macet diklaim tidak ada.

Dengan demikian target kerja sama ini dapat terbilang sesuai rencana atau memiliki visi misi yang sama. Investree dapat mencapai target lebih dari tahun lalu untuk mencapai lebih dari 626 UKM. Begitu pula dengan UKM yang mendapat pelayanan mudah, aman dan cepat tanpa prosedur yang rumit.

Visi Awan Tunai Bantu Sejahterakan Masyarkat Indonesia dengan Akses Peminjaman (UPDATED)

Layanan teknologi finansial di Indonesia memasuki tahap baru, utamanya setelah OJK mengeluarkan peraturan yang mengatur mengenai layanan teknologi finansial mengenai peminjaman atau lending. Banyak layanan yang akhirnya terdaftar di OJK. Kondisi positif ini juga yang akhirnya memunculkan banyak layanan peminjaman sejenis, seperti Awan Tunai. Sebuah layanan platform keuangan digital yang beroperasi setelah OJK mengeluarkan aturan pinjaman oleh layanan teknologi finansial.

Awan Tunai merupakan sebuah platform yang memungkinkan individu mengajukan pinjaman secara digital dan memungkinkan perusahaan untuk memberikan pinjaman bagi karyawannya atau penjual untuk memberikan fasilitas kredit bagi pelanggan mereka.

Pengalaman tim Awan Tunai yang sejak tahun 2015 mengembangkan dan berkecimpung dalam industri fintech Amerika membuat mereka percaya diri dengan layanan yang dikembangkan. Brand Manager Awan Tunai Mutia Imro Atussoleha optimis layanan yang mereka berikan lebih baik dibanding dengan penawaran pinjaman non formal lainnya.

Dari penuturan Mutia, Awan Tunai pun menyadari bahwa Awan Tunai bukan satu-satunya pemain di sektor peminjaman digital. Banyak layanan yang sudah dulu ada dan beroperasi. Namun, menurut Mutia, pihak Awan Tunai memandang mereka tidak sebagai saingan. Awan Tunai percaya solusi yang mereka berikan akan mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat Indonesia.

“Awan Tunai bersama dengan layanan teknologi finansial lainnya akan memberikan solusi yang sangat dibutuhkan bagi semua orang Indonesia dengan bekerja sama dengan sektor perbankan tradisional. Kami tidak melihat diri kita bersaing dengan bank, tapi berkolaborasi untuk melayani sebagian masyarakat yang kesulitan dilayani oleh pihak perbankan,” tutur Mutia.

Sistem yang dirancang Awan Tunai memungkinkan masyarakat atau siapa pun yang mengajukan pinjaman mendapat kemudahan. Semua proses peminjaman diproses secara digital. Hal ini disebutkan mampu memberikan efektivitas dari segi waktu dan biaya.  Sementara ini aplikasi Awan Tunai masih belum tersedia karena masih dalam pengembangan, meskipun demikian Awan Tunai sudah membuka pendaftaran untuk peminjam atau perusahaan yang ingin bekerja sama.

“Visi kami adalah membuat layanan finansial yang terjangkau dan mampu mengubah kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Bayangkan apa yang bisa didapat oleh seorang Ibu yang tinggal di rumah. Dia dapat menawarkan barang dagangannya sendiri di platform marketplace seperti Tokopedia secara nasional. Bayangkan apa yang didapatkan seorang pengangguran jika mampu membeli sepeda motor dan mulai menawarkan layanan on demand seperti Go-Jek,” tutup Mutia.

Updated : Perubahan penulisan Awan Tunai