Fokus Dekoruma Menghadirkan Layanan dan Produk “Home Living” Terpadu

Sebagai salah satu platform jasa desain interior dan konstruksi, Dekoruma mencoba untuk menghadirkan layanan hingga inovasi terkini. Salah satu yang diluncurkan adalah jasa desain ruangan kantor mengadopsi tren ruang kerja populer saat ini, yaitu “open concept”.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebutkan bahwa pertumbuhan bisnis perusahaan saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Kami juga berencana untuk meresmikan experience center baru, menjalin lebih banyak kemitraan dari desainer interior, kontraktor, dan pihak terkait guna memenuhi permintaan yang makin meningkat jumlahnya.”

Dikenal bukan hanya menjual produk furnitur, Dekoruma menyediakan layanan konsultasi desain. Perusahaan mencatat dari sisi ritel sudah mulai banyak pelanggan yang berani untuk membeli barang dengan harga premium. Hal ini membuktikan bahwa pasar sudah makin dewasa dan mengalami pertumbuhan positif.

“Pada akhirnya saat ini jasa desain interior tidak hanya dibutuhkan bagi mereka yang memiliki anggaran lebih saja, memanfaatkan teknologi dan supply chain yang makin baik, dana yang dikeluarkan bisa dipangkas jumlahnya menjadikan lebih banyak orang menikmati layanan ini” kata Dimas.

Mengedepankan penggunaan teknologi

Sebagai platform yang memanfaatkan teknologi, Dekoruma selalu berupaya menjadi platform yang mengakselerasi pengembangan dan pertumbuhan industri home living. Saat ini mereka telah menambah kategori untuk desain komersial yang bertujuan untuk memberikan peluang lebih banyak kepada mitra. Perusahaan juga memiliki rencana untuk meluncurkan Design & Project Management Software kepada publik.

“Kami juga mencatat penggunaan aplikasi saat melakukan transaksi masih mendominasi dan mendorong jumlah traffic. Namun berdasarkan informasi dari para pengembang dan desainer juga tercatat, penggunaan tablet dan desktop saat mengakses platform Dekoruma juga masih besar jumlahnya. Salah satu alasannya adalah monitor yang lebih besar,” kata Dimas.

Tahun 2020 masih banyak target yang ingin dicapai oleh Dekoruma, fokus utama mereka adalah menambah lebih banyak produk, menawarkan berbagai macam pilihan furnitur dan bekerja dengan supplier untuk menghadirkan produk dan harga yang tepat kepada pelanggan. Penggalangan dana juga menjadi salah satu rencana perusahaan, meskipun tidak dalam waktu dekat.

Mengklaim mengalami pertumbuhan yang positif, namun perusahaan masih mengalami tantangan saat menjalankan bisnis. Salah satunya adalah persoalan skill dan cara-cara konvensional yang masih diterapkan oleh mitra seperti mandor, tukang, hingga kontraktor.

“Saya melihat akan menjadi sulit bagi industri untuk bisa tumbuh dengan cepat jika masih menerapkan cara-cara lama, selain kurang efektif, cara tersebut juga terkadang menghabiskan anggaran yang cukup besar. Untuk itu kami ingin meningkatkan skill mereka dan mengubah mindset juga kultur yang sudah diterapkan sejak dulu. Kami ingin mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih dengan meningkatkan produktivitas,” tutup Dimas.

Application Information Will Show Up Here

Pasca Terima Pendanaan Seri B, Dekoruma Segera Ekspansi ke 10 Kota

Dekoruma, platform jasa desain interior dan konstruksi, memastikan akan berekspansi ke 10 kota hingga tiga tahun mendatang untuk meningkatkan penetrasi bisnisnya di Indonesia. Ekspansi ini adalah salah satu realisasi perusahaan pasca menerima pendanaan Seri B dari Global Digital Niaga (Blibli) dan AddVentures tahun lalu.

CEO dan Co-Founder Dekoruma Dimas Harry Priawan menyebut 10 kota tersebut di antaranya Bandung, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Semarang, Medan, Palembang, hingga Banjarmasin. Dia juga membuka wacana berekspansi ke luar negeri.

Langkah pertama adalah berekspansi ke Bandung dan Surabaya dengan membangun experience center di sana. Setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp500 juta sampai Rp1 miliar untuk pembangunan fasilitas ini, tergantung kebutuhan tiap wilayah.

Di dalam experience center, konsumen dapat melihat display dan menyentuh material secara langsung berdasarkan tipe yang diinginkan. Setiap harinya akan ada mitra desainer interior yang bertugas membantu konsumen berkonsultasi.

Dekoruma baru saja meresmikan experience center yang berlokasi di Jakarta Selatan.

Salah satu display dalam Dekoruma Experience Center / Dekoruma
Salah satu display dalam Dekoruma Experience Center / Dekoruma

Selain ekspansi, perusahaan akan menggunakan dana segar yang diperoleh untuk memperbaiki sistem back end dengan penyuplai barang agar saling terintegrasi. Tidak lagi harus manual.

Supplier kami untuk material flooring misalnya, itu proses ordernya masih konvensional. Nanti enggak perlu kirim via WhatsApp lagi karena sistem back end-nya sedang kita perbaiki,” terang Dimas, Selasa (30/4).

Dekoruma juga berencana berkolaborasi dengan Blibli. Meskipun demikian, Dimas menyebut keduanya masih mencari model yang tepat, sehingga belum dapat dipastikan bentuknya seperti apa.

Dari segi layanan, perusahaan segera merilis paket template desain interior yang bisa dipilih konsumen. Dengan template ini, dia menjamin proses akan selesai hingga satu bulan saja.

Perkembangan Dekoruma

Menurut Dimas, sejak berdiri bulan November 2015, Dekoruma fokus untuk menyasar hunian kelas menengah yang selama ini tidak dijangkau kebanyakan interior designer. Ada 2.500 proyek desain telah rampung di kawasan Jadetabek.

Kebanyakan datang dari pengerjaan untuk apartemen tipe dua kamar seluas 30-40 meter persegi dan rumah seluas 70 meter persegi. Nilai per proyeknya sekitar Rp40 juta sampai Rp60 juta. Per bulannya Dekoruma mampu menyelesaikan sekitar 100 proyek.

“Mereka [orang yang tinggal di apartemen dan rumah kecil] memiliki income yang membaik dan ingin bangun rumah impiannya. Tapi dari segi pemain desain interior profesional susah masuk ke sana karena sulit mendesainnya dan kerumitan yang sama.”

Di dalam platform Dekoruma, konsumen mensurvei desain template rumah disertai harga spesifik per item-nya. Nanti dashboard akan mencocokkan kebutuhan konsumen dengan desainer berdasarkan lokasi terdekat dan spesifikasi keahliannya.

Desainer akan mendapat gambaran besar dari calon konsumen untuk membuat proposal saat pertemuan pertama. Terdapat sketch up yang dilengkapi dengan berbagai plugin untuk memvisualkan permintaan konsumen baik dari produk dan warna.

Stok produk sudah terintegrasi dengan dashboard, sehingga saat divisualkan terlihat daftar harga secara runut. Dashboard juga menunjukkan progres dari tiap proyek untuk minimalisir kesalahan, dari kunjungan pertama hingga instalasi.

“Di proses akhir sebelum instalasi, konsumen bisa lihat perkiraan biayanya secara rinci dan transparan. Bisa menyesuaikan dengan budget mereka. Lalu ada pilihan bayar dengan mencicil atau tunai, kami kerja sama dengan berbagai pihak.”

Secara total ada 250 interior desainer yang terdaftar di Dekoruma. Mereka ini bersifat freelance, sehingga tidak terikat dengan perusahaan. Komisi yang didapat berkisar antara 3%-6% dari total proyek. Dimas menjelaskan untuk bergabung, para desainer ini harus mengikuti pelatihan selama tiga bulan baik dari segi teknis maupun non teknis.

Terhitung ada lebih dari 80 ribu produk home and living yang bisa dipilih konsumen untuk mendesain interior mereka. Dekoruma bekerja sama dengan para penyuplai lokal, tidak membuat produk sendiri.

Situs Dekoruma per bulannya dikunjungi 2,5 juta kali dan memiliki lebih dari 520 ribu follower untuk akun Instagram-nya. Pencapaian tersebut diklaim masih dilakukan secara organik dengan budget pemasaran yang minim. Diharapkan per bulannya Dekoruma dapat menyelesaikan 200 proyek dari strategi tersebut.

“Kami mau kebut jadi pemain nomor satu di Indonesia. Mau kebut marketing-nya karena selama ini masih organik. Pengunjung yang datang ke situs itu karena memang sedang cari [jasa interior],” pungkas dia.

Pasca Perolehan Pendanaan, Dekoruma Berambisi Jadi Platform Menyeluruh untuk Kebutuhan Desain Interior

Platform e-commerce khusus home and living (interior) Dekoruma kemarin (11/10) mengumumkan perolehan pendanaan Seri B yang dipimpin oleh Global Digital Niaga (perusahaan di balik Blibli) dan corporate venture asal Thailand AddVentures. Nominal pendanaan tidak disebutkan detail, namun Dekoruma mengatakan nilainya mencapai jutaan dolar.

Sebelumnya Dekoruma telah mendapatkan pendanaan Seri A dengan nilai yang tidak disebutkan. Investor di tahap tersebut termasuk Skystar Capital, Beenext, dan Convergence Ventures. Ketiga investor lamanya tersebut juga turut terlibat dalam pendanaan Seri B kali ini.

Perolehan pendanaan ini membuat startup yang didirikan tahun 2016 tersebut percaya diri menghadapi persaingan industri, baik dengan pesaing langsung seperti Fabelio atau Livaza, dan pesaing di ritel tradisional seperti Informa.

Menjadi platform end-to-end

Sejak awal berdiri, Dekoruma dikenal sebagai layanan e-commerce yang menjual berbagai kebutuhan interior rumah. Visi mereka dengan layanan e-commerce menyajikan produk interior dengan harga terjangkau, menyasar kalangan menengah ke atas. Startup ini didirikan oleh dua orang co-founder, yakni Dimas Harry Priawan dan Aruna Harsa.

Pasca pendanaan ini Dimas menceritakan visi produknya ke depan. Tidak hanya ingin menjual produk interior, Dekoruma juga ingin mengakomodasi proses bisnis para desainer interior. Sebelumnya sebagian besar desainer interior harus mengerjakan pekerjaan dari ujung ke ujung, mulai dari pemasaran, desain pengadaan, manajemen proyek, hingga pembayaran. Kadang kesibukan operasional membuat para desainer menjadi kurang fokus dan maksimal dalam mengerjakan desain-desainnya.

“Melihat hal itu, kami berniat membangun platform desain, memungkinkan para desainer untuk mengurangi proses manual. Pada akhirnya akan membuat mereka fokus memberikan desain pelanggan secara lebih baik dan lebih cepat,” ujar Dimas.

Dekoruma juga sudah menyajikan vertikal layanan baru, yakni pemesanan jasa desain interior dan layanan renovasi rumah. Selain itu perusahaan juga menjalankan model bisnis B2B, bekerja sama dengan toko pemasok material/mekanik dan menghubungkan mereka dengan pelanggan atau desainer untuk menyuplai kebutuhan renovasi rumah.

Pertumbuhan bisnis positif

Dekoruma
Anggota tim Dekoruma / Dekoruma

Dalam 18 bulan terakhir, Dimas mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis Dekoruma telah bertumbuh lima kali lipat. Ada lebih dari 500 proyek desain dan pembangunan telah dikerjakan, dengan rata-rata pembiayaan antara 70-100 juta. Pekerjaan tersebut dikerjakan bersama 100 mitra desainer interior yang berbasis di Jakarta, terhubung secara online melalui platformnya.

Dimas menceritakan, dari pengalaman yang sudah ada, rata-rata desainer interior yang tergabung ke platformnya dapat meningkatkan pendapatan hingga 300%. Hal tersebut karena kompensasi yang diberikan cukup bersaing. Jika biasanya sebuah proyek memakan waktu 20 minggu, di Dekoruma rata-rata bisa selesai antara 8-12 minggu.

Bersama dengan perolehan pendanaan ini, tim Dekoruma akan melakukan penyempurnaan platform sehingga proses bisnis dapat terakomodasi secara end-to-end dengan baik. Selain itu mereka juga akan memperluas kemitraan B2B dengan rekanan untuk rantai pasokan, serta melakukan ekspansi layanan ke kota-kota lain di luar Jakarta.

“Dekoruma memastikan semua pesanan dan transaksi online bisa berjalan mulus melalui layanan yang terotomasi. Itu berlaku bagi pelanggan akhir maupun penyedia layanan, termasuk untuk transparansi harga dan proses yang lebih akurat,” terang Dimas.

Application Information Will Show Up Here