Laporan DS/Innovate: Fintech Report 2022 – H1 2023

Teknologi finansial (fintech) masih menjadi sektor teknologi yang paling populer dari sisi adopsi maupun pengembangannya di Indonesia. Dari tahun ke tahun inovasinya terus bergulir, mendemokratisasi berbagai aspek dalam model bisnis keuangan.

Menurut catatan DailySocial.id, selama 5 tahun terakhir secara terus-menerus sektor fintech menempati peringkat pertama sebagai vertikal bisnis yang paling diminati investor.

Di sisi lain, sektor finansial dikenal dengan kompleksitasnya mengingat industri ini diregulasi ketat otoritas. Setiap pemain harus memenuhi standar kepatuhan yang tinggi agar bisa beroperasi. Dengan perkembangan bisnis yang ada, fintech masih menjadi bahasan menarik bagi pelaku industri teknologi.

Untuk itu, DS/Innovate sebagai unit riset DailySocial.id menginisiasi “Fintech Report 2022-H12023”.

Secara garis besar, laporan tersebut mencoba menangkap dinamika industri fintech tanah air, merangkum data-data penting dan berbagai perspektif dari para stakeholder. Ada 3 bahasan utama yang disajikan dalam laporan ini, sebagai berikut:

  1. Gambaran bisnis fintech di tahun 2022 dan H1 2023; menggambarkan segmentasi, performa bisnis, tren, pendanaan, dan regulasi yang menarik untuk disorot dalam periode tersebut.
  2. Dinamika fintech di tahun 2022 dan H1 2023; menyorot sejumlah aksi penting para pelaku fintech, termasuk tren efisiensi, perubahan fokus bisnis keberlanjutan, dan berbagai tantangan yang dihadapi industri.
  3. Aksi strategis fintech; mencatat berbagai rencana penting seperti ekspansi, IPO, dan konsolidasi dalam aksi M&A.

Terdapat sejumlah data menarik, salah satunya terkait konsolidasi. Tercatat sepanjang tahun 2022 ada 13 aksi merger/akuisisi yang melibatkan startup fintech di Indonesia. Sebagian besar dilakukan untuk perluasan model bisnis. Misalnya yang dilakukan GoPay ke Kripto Maksima untuk memperkuat lini wealthtech. Sementara sampai paruh pertama 2023, sudah ada 4 aksi serupa yang dilakukan oleh pemain fintech di area ini. Teranyar Stockbit melakukan akuisisi ke Ayers Asia untuk memperluas produk investasinya.

Selain itu, masih ada sejumlah data yang ditampilkan dalam laporan, termasuk pendanaan startup fintech, capaian bisnis fintech lending, dan lainnya.

Informasi lebih lanjut terkait Fintech Report 2022 – H1 2023 bisa diperoleh di sini.

Report: Dampak Program Inkubator dan Akselerator untuk Startup Indonesia

Ada sejumlah cara yang dapat dipilih founder untuk memvalidasi dan membesarkan bisnis startup yang didirikan. Salah satu medium yang secara signifikan dapat membantu startup bertumbuh adalah program inkubator dan akselerator. Airbnb, Stripe, Ajaib, eFishery, Fazz, Privy, Xendit adalah sedikit dari ratusan startup tahap akhir yang dulunya merupakan lulusan program inkubator dan akselerator.

Melalui laporan bertajuk “Tinc Impact Report 2023”, Tinc selaku program akselerator startup milik Telkomsel bersama dengan DS/Innovate merangkum tren perkembangan program inkubator dan akselerator di Indonesia. Laporan ini turut melibatkan survei dan wawancara ke stakeholder terkait –termasuk founders, mentors, dan organizers—guna mendapatkan gambaran menyeluruh terkait sejauh mana program tersebut memberikan dampak terhadap founder dan bisnisnya.

Laporan ini terdiri dari 5 pembahasan utama, sebagai berikut:

  1. Tren digitalisasi dan startup di dunia dan Indonesia; mendalami tentang perjalanan penetrasi teknologi digital dalam satu dekade terakhir. Salah satu data yang diungkapkan, bahwa fintech masih menjadi salah satu sektor yang paling menarik dieksplorasi, dibuktikan dengan gelontoran investasi yang cukup besar di sini. Ada lebih dari 250 startup fintech yang sudah menjadi unicorn di dunia, mengumpulkan total pendanaan hampir $40 miliar dalam kurun 2021-2022.
  2. Memahami ekosistem startup builder, program inkubator dan akselerator; mendefinisikan konsep dasar dari program inkubator dan akselerator, juga manfaat dan kurikulum yang diberikan masing-masing sesuai dengan stage-nya.
  3. Perkembangan program inkubator dan akselerator di Indonesia; menjabarkan tentang aneka program inkubator dan askelerator yang telah berjalan di Indonesia, juga dikategorikan berdasarkan sejumlah variabel pembeda, digambarkan pada grafik berikut ini:
  4. Perspektif stakeholder terhadap program inkubator dan akselerator; hasil survei dan wawancara terhadap berbagai pihak yang terlibat langsung dalam program tersebut di Indonesia. Salah satu temuan menariknya adalah 90% founder peserta survei telah memiliki pemahaman terkait program inkubator dan akselerator; 82% di antaranya memiliki rencana untuk bergabung ke salah satu programnya. Kemudian dari sejumlah responden yang pernah mengikuti inkubator/akselerator mengatakan ada tiga hal yang paling dirasakan dampaknya setelah lulus dari program terkait; pertama mendapatkan peningkatan kompetensi (85%), kedua mendapatkan perluasan jaringan (85%), dan ketiga meningkatkan kepercayaan diri (65%).
  5. Proposisi nilai Tinc sebagai program akselerator startup berdampak di Indonesia; membedah tentang program, fasilitas, hingga pembeda yang ditawarkan Tinc kepada para founder. Hingga kini Tinc telah mengakselerasi 34 startup dari 19 vertikal bisnis yang berbeda. Menariknya sudah ada 28 use cases kolaborasi antara startup binaan dengan perusahaan induk, yakni Telkomsel yang tentunya membuka peluang pertumbuhan besar, mengingat perusahaan telekomunikasi ini sudah memiliki basis pengguna dan sub-bisnis yang sangat luas.

Tentu masih banyak data-data dan temuan menarik yang diungkap ke dalam laporan – termasuk hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dari inkubator/akselerator hingga program populer yang saat ini banyak diminati oleh founder di Indonesia. Selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut ini: klik di sini.

Harapannya laporan ini dapat memperluas perspektif para pelaku di ekosistem startup Indonesia tentang program inkubator dan akselerator, sekaligus menjadi bahan untuk mengimprovisasi program-program yang ada sebelumnya sehingga dapat memberikan dampak yang lebih baik dan lebih luas.

Disclosure: DS/Innovate bersama Tinc dari Telkomsel memproduksi laporan ini

DS/innovate Rilis Laporan Singkat Tentang Esports

Dalam perkembangan ekosistem esports yang terus tumbuh, terutama di Indonesia, menjadi menarik untuk melihat dan menganalisa, potensi apa saja yang bisa baik dari sisi model bisnis atau dari sisi pelakunya sendiri.

Ekosistem esports cukup luas, mulai dari publisher game, event organizer, organisasi esports, wasit, broadcast company, brand, media dan masih banyak lagi turunan dari masing-masing elemen.

DS/innovate sebagai sebuah firma riset baru-baru ini merilis laporan singkat terkait esports berjudul Esports Report: Market Overview 2021. Dalam laporan singkat ini ditampilkan berbagai data global, regional dan lokal untuk memberikan perspektif akan ekosistem esports yang kini masih terus berkembang.

Laporan bersifat singkat dan merangkum data dari berbagai sumber, data yang dihadirkan meliputi paparan sejarah singkat perkembangan esports, informasi singkat tentang ekosistem yang ada di esports sampai dengan data tentang pangsa pasar dan tren di esports. Data juga mencakup data global dan regional.

Untuk pasar Indonesia, laporan ini juga mengumpulkan data-data menarik, termasuk game yang paling sering ditonton, pertumbuhan pasar di Indonesia untuk gaming dan esports, platform populer untuk menonton esports sampai dengan data singkat tentang key player untuk esports di Indonesia.

Beberapa data menarik

Dari laporan singkat ini ada beberapa data menarik antara lain tentang layanan populer untuk streaming di Indonesia dan perangkat apa yang populer untuk menonton serta topik terkait item di game.

Tiga layanan untuk streaming yang paling populer di Indonesia menurut data bulan Januari 2021 adalah Youtube, Nimo TV dan Gox. Youtube memang menjadi salah satu channel atau saluran utama pagi penikmat esports di Indonesia dalam menikmati konten, baik itu live streaming turnamen atau konten lain dari para konten kreator termasuk organisasi esports. Popularitas Youtube di ranah game juga terbantu oleh penggunaan platform ini sebagai layanan utama untuk menikmati konten di luar gaming seperti musik, teknologi dan lainnya.

Dua layanan lain, Nimo TV dan Gox sering menjalankan program termasuk kerja sama dengan turnamen esports untuk mengajak audiense menikmati konten live streaming di layanan mereka. Nimo TV juga bekerja sama dengan organisasi esports untuk menghadirkan koten di platform mereka. Sedangkan GOX merupakan pendatang baru yang di awal kehadirannya cukup agresif dalam mengajak penikmat game untuk beraktivitas di platform mereka.

Untuk 3 perangkat smartphone yang paling populer digunakan dalam menonton tayangan terkait esports adalah Samsung, Xiaomi dan OPPO. Tiga perangkat ini merupakan brand yang populer di Indonesia. Samsung dan OPPO juga aktif mendukung kegiatan esports. Sedangkan Xiaomi merupakan perangkat yang cukup populer dengan harga terjangkau tetapi spesifikasi cukup tinggi.

Selain data tentang platform streaming ada pula data tentang item apa yang paling sering dibeli oleh gamers tanah air. Dari data yang tersedia item yang paling sering dibeli antara lain diamond atau currency di game, character items dan characer skin.

Sedangkan alat bayar yang paling pupuler di gunakan adalah Gopay, OVO dan DANA. Tiga layanan bayar ini memang telah menjadi alat pembayaran digital di tanah air, digunakan pula untuk berbagai keperluan seperti membeli makanan atau alat transportasi, integrasi dengan berbagai layanan voucher atau game juga menjadikannya semakin populer untuk membeli item di game.

Esports Report: Market Overview 2021 merupakan laporan singkat terbaru yang dirilis DS/innovate dan bisa Anda dapatkan secara gratis. Dua informasi singkat di atas hanya sebagian kecil dari keseluruhan laporan.

Anda bisa mengunduh Esports Report: Market Overview 2021 lewat tautan ini.
Esports Report: Market Overview 2021.