Kyocera Ciptakan Prototipe Earphone yang Dapat Memonitor Tekanan Darah dan Tingkat Dehidrasi

Bukan Kyocera namanya kalau tidak menelurkan gadget unik macam smartphone yang bisa dicuci. Kali ini perusahaan asal Jepang tersebut memamerkan prototipe earphone yang dapat memonitor tekanan darah penggunanya.

Kuncinya terletak pada sebuah sensor optik berukuran mini yang sanggup mengukur aliran darah di balik kulit, tepatnya di jaringan hipodermis menggunakan metode Laser Doppler velocimetry. Data yang dikumpulkan kemudian akan dianalisa hingga akhirnya perangkat bisa memonitor tekanan darah, gejala sengatan panas (heat stroke) atau tingkat dehidrasi.

Teknologi semacam ini memang bukanlah hal baru, tapi proses miniaturisasi yang diterapkan Kyocera-lah yang patut mendapat acungan jempol. Begitu mungilnya sensor ini dengan dimensi 3,2 x 1,6 x 0,9 mm, Kyocera dapat menanamkannya ke dalam earphone tanpa kesulitan dan tanpa mengurangi sensitivitasnya, sehingga pada akhirnya perangkat lebih terkesan seperti gadget untuk konsumen (fitness tracker) ketimbang peralatan medis.

Komersialisasi sensor ini rencananya bakal dilangsungkan pada tahun 2018 atau 2019. Selagi menunggu Kyocera juga akan memanfaatkan waktunya untuk melakukan riset lebih lanjut terkait kegunaan sensornya dalam memonitor pola tidur secara akurat maupun efektivitas pijatan pada tubuh.

Sumber: Wareable dan Nikkei.

RHA Ungkap Dua Earphone Wireless Perdananya

Sudah menjadi tren terbaru dalam industri headphone, dimana sebuah pabrikan menempuh rute wireless untuk pertama kalinya dengan mengambil produk terlarisnya, menyematkan konektivitas Bluetooth serta baterai rechargeable, lalu mengemasnya menjadi produk baru. RHA Audio pun juga demikian, dimana pabrikan asal Inggris ini baru saja memperkenalkan sepasang earphone wireless pertamanya, MA750 Wireless dan MA650 Wireless.

Baik desain maupun spesifikasi MA750 Wireless hampir identik dengan RHA MA750i yang tergolong cukup laris di pasaran. Konstruksi masing-masing earpiece-nya terbuat dari stainless steel guna menjamin ketahanannya, sedangkan bentuknya sendiri diyakini berpengaruh terhadap kualitas sekaligus isolasi suara.

Di dalam masing-masing earpiece, bernaung sebuah dynamic driver model 560.1 yang diberi tanggung jawab untuk mereproduksi suara secara seimbang sekaligus akurat. Sekali lagi, tidak ada yang baru terkecuali konektivitas wireless.

RHA MA750 Wireless / RHA
RHA MA750 Wireless / RHA

Kedua earphone Bluetooth ini sama-sama dibekali dengan neckband berkontur yang fleksibel guna menambah kenyamanan. RHA tak lupa menambahkan remote control tiga tombol untuk mempermudah pengoperasian, sedangkan masing-masing earpiece-nya berlapis magnet sehingga perangkat bisa ditempelkan dan dijadikan kalung saat sedang tidak digunakan.

Keduanya sama-sama mengusung baterai yang tahan hingga 12 jam pemakaian, dan secara keseluruhan tahan keringat sekaligus cipratan air dengan sertifikasi IPX4. NFC turut hadir untuk mempermudah proses pairing, dan transmisi Bluetooth-nya bisa mengakomodasi codec aptX.

RHA MA650 Wireless / RHA
RHA MA650 Wireless / RHA

Perbedaan utama keduanya terletak pada material sekaligus driver yang digunakan; MA650 Wireless memiliki konstruksi aluminium dan dynamic driver model 380.1. Khusus untuk MA750 Wireless, earpiece-nya telah dilengkapi pengait fleksibel guna semakin meningkatkan kenyamanan.

RHA MA750 Wireless dan MA650 Wireless rencananya bakal segera dipasarkan masing-masing seharga $170 dan $100.

Sumber: RHA.

Beyerdynamic Xelento Wireless Sajikan Performa Kelas Audiophile dengan Kenyamanan Wireless

Kualitas suara kelas audiophile dan konektivitas wireless kerap dianggap sebagai dua hal yang bertolak belakang. Namun Beyerdynamic menolak untuk beranggapan demikian. Ahli audio asal Jerman yang sudah sangat berpengalaman ini membuktikannya lewat Xelento Wireless.

Sesuai namanya, ia merupakan versi nirkabel dari earphone premium bernama Xelento Remote yang diperkenalkan pada event CES bulan Januari lalu. Beyerdynamic yakin superioritas di bidang kualitas suaranya tetap bisa dipertahankan walaupun harus mengadopsi teknologi wireless.

Untuk itu, Beyerdynamic telah menanamkan transducer Tesla pada masing-masing earpiece milik Xelento Wireless. Menyokong inovasi engineering ini adalah chipset Bluetooth yang telah mendukung codec aptX HD. Pun demikian, saat digunakan bersama iPhone maupun perangkat lain yang tidak mendukung codec tersebut, Xelento Wireless akan otomatis beralih ke aptX biasa atau AAC.

Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic
Desain premium dipadukan dengan kualitas suara kelas atas dan konektivitas wireless tentunya harus ditebus dengan harga yang tinggi / Beyerdynamic

Baik chip Bluetooth maupun baterainya disimpan dalam tabung aluminium yang ada pada ujung kabelnya. Silinder kecil ini bisa dijepitkan ke baju, sedangkan baterainya diperkirakan bisa bertahan selama lima setengah jam penggunaan, dengan charging yang mengandalkan sambungan micro USB – Anda tetap bisa menyambungkan kabel dengan jack 3,5 mm saat baterainya habis.

Sisanya, perangkat ini identik dengan Xelento Remote yang punya banderol harga abnormal di angka $999. Beyerdynamic Xelento Wireless sendiri sudah dilepas ke pasaran seharga $1.199. Kaum audiophile sebaiknya segera menyiapkan tabungan mereka.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Gandeng Leica, Master & Dynamic Luncurkan Koleksi Headphone Edisi Terbatas

Belum lama setelah meluncurkan speaker Bluetooth, Master & Dynamic sudah membuat gebrakan baru dengan menggandeng spesialis kamera asal Jerman, Leica. Kolaborasi ini membuahkan koleksi headphone dan earphone edisi terbatas dengan desain “serba Leica”.

Master & Dynamic for 0.95 Leica Signature Collection, demikian nama lengkapnya, mencakup empat produk: headphone wireless MW60, headphone over-ear MH40, earphone ME05 dan headphone stand MP1000. Keempatnya bukanlah produk baru dan spesifikasinya pun sama persis seperti versi standarnya, hanya saja penampilannya kini dibalut warna hitam legam dengan aksen merah khas Leica.

Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic
Serba hitam dengan sentuhan aksen merah sudah menjadi ciri khas Leica sejak lama, dan kini headphone MH40 mendapat perlakuan serupa / Master & Dynamic

Penamaan 0.95 sendiri diambil dari produk yang menginspirasi ini semua, yakni lensa Leica Noctilux-M 50mm f/0.95 ASPH. M&D tidak mau setengah-setengah dalam menyematkan elemen desain Leica pada produk-produknya, dimana kita bisa melihat bagian sisi earcup MW60 dan MH40 yang bergerigi dan sangat mirip seperti lensa Leica itu tadi.

M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic
M&D MW60 dan headphone stand MP1000 edisi Leica tampak begitu elegan / Master & Dynamic

Seperti yang saya bilang, selebihnya keempat produk ini sama persis seperti versi standarnya. Namun yang sangat menarik, M&D berencana memasarkannya dengan harga yang juga persis sama: $549 untuk MW60, $399 untuk MH40, $199 untuk ME05 dan $59 untuk MP1000.

Pemasarannya akan berlangsung mulai 11 Mei mendatang, dan konsumen bisa mendapatkannya di Leica Store secara global. Namun bagi yang sudah tidak sabar, mereka bisa melakukan pre-order di situs resmi M&D.

Sumber: The Verge dan Master & Dynamic.

Urbanears Luncurkan Headset Bluetooth Berdesain Cantik Sekaligus Fungsional

Produsen headphone asal Swedia, Urbanears, kembali memperkenalkan produk terbarunya. Kali ini berupa earphone untuk kategori sport dan berkonektivitas Bluetooth. Perangkat bernama Stadion ini sekaligus melengkapi lini Urbanears Active yang ditujukan buat para penggemar olahraga.

Stadion menganut gaya desain neckband yang memang populer untuk kategori sport, mirip seperti yang ditawarkan V-MODA baru-baru ini. Pun begitu, Urbanears telah menyematkan sejumlah aspek fungsional pada desain neckband yang tahan keringat ini.

Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears
Kabel berbentuk koilnya yang fleksibel dilengkapi garis-garis reflektif supaya pengguna tetap mudah dipantau di malam hari / Urbanears

Utamanya adalah kabel berwujud koil yang fleksibel yang dapat diadaptasikan dengan bentuk kepala pengguna; tidak terlalu kencang, tapi juga tidak terlalu longgar. Prinsip ergonomis ini turut didukung oleh earpiece yang dilengkapi semacam penjepit supaya tidak mudah terlepas meski pengguna sedang beraktivitas secara intensif.

Menarik juga untuk diperhatikan adalah garis-garis reflektif pada kabel koil itu tadi yang dimaksudkan supaya pengguna tetap mudah dipantau oleh pengguna jalan saat jogging di malam hari misalnya. Awalnya mungkin terlihat sebagai elemen kosmetik semata, tapi ternyata ada aspek fungsionalnya juga.

Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears
Tiga tombol pengoperasian di belakang neckband dapat dipakai untuk mengatur volume atau menerima panggilan telepon / Urbanears

Pengoperasiannya mengandalkan tiga tombol yang tertanam di belakang neckband, baik untuk membesar-kecilkan volume atau menerima panggilan telepon. Koneksinya sendiri mengandalkan Bluetooth 4.0, dengan daya tahan baterai hingga 7 jam nonstop.

Seperti produk Urbanears lainnya, Urbanears Stadion juga tersedia dalam berbagai pilihan warna: biru, peach, hitam dan putih. Ia sekarang sudah dipasarkan seharga $99.

Sumber: Digital Trends.

V-MODA Luncurkan Earphone Bluetooth Bergaya Neckband, Forza Metallo Wireless

V-MODA kembali hadir dengan produk baru, kali ini sebuah earphone Bluetooth bernama Forza Metallo Wireless. Secara desain, Forza Metallo mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone maupun Beats X.

Tipikal V-MODA, yang menjadi sorotan di sini adalah penggunaan material logam yang tidak hanya terkesan premium, tapi juga menjadi jaminan atas durabilitasnya. Di saat yang sama, V-MODA turut mengklaim bahwa mereka berhasil merancang desain neckband yang lebih ergonomis dari biasanya.

Masuk ke kategori sport, Forza Metallo Wireless telah dirancang supaya tahan keringat maupun cuaca yang tidak bersahabat. Paket penjualannya juga mencakup aksesori sejenis sirip yang dapat membantu mencegah earphone terlepas saat pengguna sedang beraktivitas secara intensif, mirip seperti yang sudah lama dibanggakan oleh brand Jaybird.

V-MODA Forza Metallo Wireless dapat dikustomisasi menggunakan bahan super-mewah seperti emas atau platinum asli / V-MODA
V-MODA Forza Metallo Wireless dapat dikustomisasi menggunakan bahan super-mewah seperti emas atau platinum asli / V-MODA

Kinerjanya ditopang oleh sepasang driver 5,8 mm, plus dukungan codec aptX berkat penggunaan chipset Qualcomm. Baterainya diyakini sanggup bertahan sampai 10 jam penggunaan, dan proses charging-nya diklaim sangat cepat – 15 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk penggunaan selama 2 jam lebih.

V-MODA tidak lupa menyematkan sepasang mikrofon noise-cancelling dan remote control tiga tombol, yang juga bisa dimanfaatkan untuk memanggil Siri atau Google Assistant pada smartphone.

V-MODA Forza Metallo Wireless saat ini sudah dipasarkan seharga $170. Konsumen dengan budget tak terbatas juga bebas membeli aksesori kosmetik dengan desain custom dan bahan super-premium seperti emas 14 karat atau platinum, yang masing-masing dihargai $2.500 dan $7.500.

Sumber: Engadget.

JVC Umumkan Lima Headphone dan Earphone Bluetooth Berharga Terjangkau

Tidak ada headphone yang sempurna. Nyaman di telinga saya belum tentu nyaman di telinga Anda. Anda suka earphone, saya lebih suka headphone jenis over-ear. Namun selama harganya terjangkau, semua jadi ikut senang.

JVC baru-baru ini memperkenalkan total lima headphone dan earphone baru yang semuanya mengemas konektivitas Bluetooth. Masing-masing mengadopsi gaya desain yang berbeda, sekali lagi menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang beragam.

JVC HA-FX39BT / JVC
JVC HA-FX39BT / JVC

Yang pertama adalah Marshmallow HA-FX39BT yang mengadopsi gaya neckband seperti lini LG Tone. JVC tidak mengungkapkan detailnya lebih lanjut terkecuali banderol harga senilai $50.

Kedua dan ketiga adalah HA-ET50BT dan HA-EC30BT yang sama-sama merupakan earphone sport. Masuk kategori sport, keduanya sama-sama mengemas bodi tahan air, plus earpiece berlapis magnet sehingga pengguna bisa menancapkan keduanya saat sedang tidak digunakan dan perangkat pun otomatis beralih fungsi menjadi kalung.

Perbedaan keduanya ada pada desainnya: ET50BT bergaya in-ear, sedangkan EC30BT mengadopsi model ear clip. Banderol yang ditawarkan untuk keduanya adalah $80 dan $60.

JVC HA-S190BT / JVC
JVC HA-S190BT / JVC

Selanjutnya, ada HA-S190BT yang merupakan headphone berjenis on-ear, dijual seharga $50 saja dan tersedia dalam lima pilihan warna. Terakhir adalah HA-S90BN (gambar paling atas) yang menduduki kasta tertinggi dengan banderol $150. Model ini mengusung desain over-ear yang akan membungkus telinga pengguna secara menyeluruh, serta satu-satunya yang mengemas teknologi noise cancelling.

Fisiknya yang lebih besar ketimbang empat model lainnya merupakan indikasi kalau baterainya juga besar. Dalam satu kali charge, S90BN bisa bertahan selama 20 jam nonstop meski noise cancelling-nya aktif, atau 24 jam tanpa fitur tersebut. Lucunya, baterainya masih bisa habis setelah sekitar 40 jam digunakan dengan kabel.

Sumber: The Verge.

Earphone Wireless Jabra Elite Sport Tersedia Resmi di Indonesia

Apple AirPods bukanlah satu-satunyanya headphone wireless sejati yang siap menemani Anda beraktivitas. Samsung Galaxy Gear IconX, Bragi dan Motorola VerveOnes bisa jadi alternatif. Namun persaingan di segmen ini belum lama menjadi lebih menarik setelah akhirnya Jabra memutuskan untuk turut berpartisipasi dengan mengenalkan Elite Sport di triwulan ketiga 2016.

Dan di penghujung bulan Februari ini, Jabra Elite Sport secara resmi hadir di Indonesia, didistribusikan oleh PT. Axindo Infotama. Elite Sport merupakan earphone wireless yang diklaim mampu menghidangkan suara berkualitas tinggi, baik untuk menikmati musik maupun menerima atau melakukan panggilan. Bagian microphone-nya juga cerdas dalam menyaring gangguan eksternal sehingga lawan bicara dapat mendengar suara Anda dengan jernih.

Jabra Elite Sport 3

Jabra Elite Sport terdiri dari dua bagian untuk dikenakan di daun telinga Anda; masing-masing memiliki, modul driver, ear tip dan tangkai silikon agar earphone bisa terpasang dengan mantap serta nyaman. Dua tombol di bagian kiri berfungsi buat mengatur volume dan navigasi musik; lalu lewat tombol-tombol di earbud sebelah kanan, Anda dapat mengatur play/pause, mengakses app, serta menerima/menutup panggilan.

Jabra Elite Sport 2

Elite Sport memiliki wujud mungil dan bobot yang ringan. Saat tidak digunakan, Anda bisa menyimpannya dalam unit case sekaligus charging dock (baterainya dapat bertahan sampai 9 jam). Device dari awal dirancang untuk digunakan sehari-hari dan telah memperoleh sertifikasi IP67 – artinya terproteksi dari debu-debu halus serta tetap dapat bekerja normal setelah tercemplung ke air, maksimal sedalam satu meter selama setengah jam. Produk ini juga didukung garansi kerusakan akibat keringat selama tiga tahun.

Jabra Elite Sport 1

Di sisi penyajian suara, Elite Sport memiliki jangkauan frekuensi dari 20Hz sampai 20.000Hz, dibantu oleh sistem noise cancelation pasif. Di sana juga ada fitur HearThrough, memungkinkan kita mendengarkan bunyi-bunyian di sekitar sehingga earphone tidak perlu dilepas saat pengguna ingin berbincang-bincang. Elite Sport juga menyimpan sensor detak jantung dan TrackFit Motion Counting, membuatnya sanggup menghitung jarak, jumlah kalori yang terbakar, hingga memberikan latihan via suara – dapat diakses lewat app Jabra Sport Life.

“Jabra Elite Sport merupakan earbud nirkabel sport yang memanfaatkan teknologi tercanggih.” tutur marketing manager Axindo Yuyun Muljadi di rilis pers. “Produk memiliki kualitas audio yang superior baik untuk menelepon dan mendengarkan musik, serta sangat nyaman [dipakai]. Elite Sport bakal memanjakan pecinta olahraga dengan fitur analisis fitness pribadi dan in-ear audio coaching.”

Jabra Elite Sport sudah bisa di-pre-order di Lazada, Blibli, Bhinneka, JD.id, dan Dinomarket, dijajakan seharga Rp 3,3 juta.

Berkat Earphone Ini, iPhone 7 Anda Bisa Di-charge Sambil Dipakai Mendengarkan Musik

Apple banyak dicecar karena tidak membekali iPhone 7 dengan jack headphone. Sebagai gantinya, mereka membundel EarPod berkonektor Lightning serta sebuah adapter agar pengguna bisa menggunakan headphone atau earphone lain. Sayang masih ada problem lain: iPhone tidak bisa di-charge selagi pengguna mendengarkan musik dengan headphone, demikian pula sebaliknya.

Sejumlah pabrikan aksesori mencoba menawarkan solusi melalui casing yang dilengkapi jack headphone, tapi tentunya ada konsumen yang keberatan memakai casing hanya supaya bisa mendengarkan musik selagi iPhone di-charge. Kalau Anda termasuk salah satunya, penawaran Pioneer ini bisa menjadi alternatif yang lebih menarik.

Dijuluki Pioneer Rayz Plus, ia merupakan sebuah earphone berkonektor Lightning yang istimewa. Istimewa karena di dekat konektornya terdapat port Lightning yang bisa Anda tancapi kabel charger standar iPhone, yang pada akhirnya berarti Anda bisa mendengarkan musik selagi ponsel di-charge.

Keistimewaan Pioneer Rayz Plus terletak pada port Lightning di dekat konektornya / Pioneer
Keistimewaan Pioneer Rayz Plus terletak pada port Lightning di dekat konektornya / Pioneer

Tidak cuma itu, Rayz juga mengusung sejumlah fitur lain yang tak kalah menarik, seperti misalnya noise cancellation dan play/pause otomatis ketika pengguna memasang atau melepas earphone dari telinganya. Ketika dilepas, Rayz juga akan mengaktifkan mode low-power dengan sendirinya supaya tidak terus menguras baterai iPhone.

Terkait hal itu, Pioneer juga mengklaim konsumsi energinya cukup minimal berkat penggunaan platform LightX besutan Avnera. Sesignifikan apa dampaknya belum ada yang berani memastikan, tapi yang pasti pengguna bisa sedikit lega berkat fitur standby otomatis itu tadi.

Rayz datang bersama sebuah aplikasi pendamping yang tak kalah cerdik. Selain untuk menyesuaikan equalizer, aplikasi ini dapat dipakai untuk mengatur fungsi tombol remote milik Rayz; untuk membuka aplikasi tertentu misalnya, sehingga pengguna tidak perlu repot-repot merogoh ponsel dari dalam saku celananya.

Pioneer belum mengungkapkan tanggal rilis Rayz Plus, tapi harganya dipatok $150, dengan pilihan warna graphite atau bronze. Tersedia pula model Rayz standar (tanpa embel-embel “Plus”) yang dijual lebih murah di angka $100, tapi tanpa menyediakan opsi charging selagi iPhone dipakai mendengarkan musik.

Sumber: Digital Trends dan Pioneer.

Earphone Night Rhythm Punya Kabel yang Bisa Menyala Mengikuti Irama Musik

Desain merupakan elemen penting sebuah produk audio. Sebagai buktinya, para produsen saat ini tak hanya fokus pada segi penyajian suara, mereka juga ingin agar device itu terlihat keren, mendukung fashion, dan merepresentasikan kepribadian penggunanya. Dan jika penampilan menjadi aspek pertimbangan utama sewaktu Anda membeli headphone, maka kreasi David Surber ini bisa jadi pilihan.

Desainer asal Los Angeles itu memperkenalkan Night Rhythm, sepasang earphone dengan kabel yang dapat menyala mengikuti irama musik. Berkat kemampuannya tersebut, Night Rhytm mendukung aktivitas menikmati musik di berbagai skenario, misalnya untuk menemani Anda berolahraga di malam hari, bersepeda, di tempat kerja, saat pesta, yoga, dan bisa juga dikenakan ketika mengikuti festival musik.

Night Rhythm disuguhkan dalam wujud in-ear headphone. Bagian earpiece-nya tersambung ke kabel sepanjang satu-meter dengan modul baterai di tengahnya. Dan seperti earphone biasa, device tersambung ke pemutar musik lewat colokan stereo 3,5-milimeter. Unit baterai di sana bertugas menjadi sumber tenaga cahaya kabel, bisa Anda isi ulang via port USB dan mampu menyala hingga tiga jam.

Night Rhythm 1

Rahasia dari kapabilitas Night Rhytm terletak pada penggunaan kabel electroluminescent. Kabel ini memanfaatkan bahan tembaga tipis yang dilapisi fosfor, akan menyala begitu dialiri arus listrik. Teknik electroluminescent menghasilkan garis terang tak terputus, dan hebatnya lagi, hanya membutuhkan sedikit asupan listrik. Menurut Surber, keunggulan-keunggulan tersebut membuatnya ideal untuk diterapkan di ranah fashion.

Night Rhythm punya dua mode lighting. Pertama, earphone ini bisa mengikuti dentuman musik; lalu Anda juga dapat mengaktifkan mode steady agar kabel menyala terus-menerus.

Night Rhythm

Tak hanya dititikberatkan pada aspek penampilan saja, developer tak melupakan performa audionya. Night Rhythm diklaim mampu menghidangkan suara sebaik headphone-headphone mahal racikan brand ternama. Ia mampu merespons frekuensi dari 20Hz sampai 20KHz dan mempunyai sensitivitas 110±3dB di 1KHz, 1mW. Komponen earpiece dan earbud-nya dirancang dengan berkiblat pada prinsip ergonomis, tersemat mantap di telinga sehingga Anda dapat beraktivitas tanpa khawatir.

Di periode pengumpulan dana via situs Kickstarter  ini, Night Rhythm baru tersedia dalam satu warna, yakni ‘Kickstarter green’. Namun produsen berjanji akan menambah pilihan warnanya begitu target stretch terpenuhi, antara lain ada merah ungu, putih, biru, dan oranye. Di platform crowdfunding tersebut, Night Rhythm dijajakan mulai dari harga US$ 48.