CES 2022; Jabra Elite 4 Active Hadirkan Active Noise Cancellation di Harga Kurang dari 2 Juta

Setiap orang pasti memiliki resolusi tahun barunya sendiri-sendiri, namun salah satu yang paling umum adalah “memulai gaya hidup yang lebih sehat”. Cara termudahnya tentu adalah dengan aktif berolahraga, tapi terkadang kita butuh dorongan ekstra untuk memulai suatu kebiasaan baru.

Dorongan ekstranya bisa dalam bentuk gadget baru, dan dalam konteks ini, TWS merupakan opsi yang masuk akal. Di pasaran sudah ada banyak TWS berdesain sporty yang ideal digunakan selagi berolahraga, dan salah satu yang terbaru datang dari Jabra.

Dijuluki Jabra Elite 4 Active, kehadirannya melengkapi lini TWS baru Jabra yang dirilis pada bulan September 2021 kemarin. Dari penamaannya, bisa ditebak bahwa posisi Elite 4 Active berada tepat di tengah-tengah Elite 3 dan Elite 7 Active. Ia lebih kapabel ketimbang Elite 3, tapi tidak sampai semahal Elite 7 Active.

Satu kelebihan utama Elite 4 Active yang tidak bisa kita jumpai pada Elite 3 adalah active noise cancellation (ANC), dan ini bisa didapat dengan selisih harga tidak lebih dari $40. Namun perlu dicatat, intensitas kinerja ANC di Elite 4 Active tidak bisa diubah-ubah. Fitur ini masih eksklusif untuk duo Elite 7 yang duduk di kategori premium.

Fitur transparency mode, atau HearThrough kalau dalam kamus Jabra, tentu juga tersedia di Elite 4 Active. Total ada empat buah mikrofon yang tertanam, lengkap beserta lapisan jaring-jaring untuk membantu meminimalkan suara angin yang tertangkap. Untuk kinerja audionya, Elite 4 Active mengandalkan sepasang driver berdiameter 6 mm. Sebagai pemanis, Jabra tak lupa menyematkan fitur-fitur pelengkap macam Google Fast Pair, Spotify Tap, dan integrasi Alexa.

Secara desain, Elite 4 Active tampak mirip seperti saudara-saudaranya. Ia tidak dilengkapi sirip seperti kebanyakan TWS sporty yang ada di pasaran, akan tetapi Jabra yakin ia masih bisa tetap stabil di telinga meski penggunanya sedang aktif berolahraga. Tanpa harus terkejut, bodinya secara keseluruhan tahan air dengan sertifikasi IP57.

Dalam sekali pengisian, Elite 4 Active mampu beroperasi hingga 7 jam nonstop, sementara charging case-nya sanggup mengisi ulang perangkat hingga sebanyak tiga kali, memberikan total daya tahan baterai selama 28 jam — sama persis seperti Elite 3.

Di Amerika Serikat, Jabra Elite 4 Active saat ini telah dipasarkan dengan harga $119, atau kurang lebih sekitar 1,7 jutaan rupiah. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia, namun kalau boleh menebak, harga jualnya di sini pasti masih di bawah 2 juta, sehingga masih terpaut cukup jauh dari Elite 7 Active yang dibanderol 2,5 jutaan.

Sumber: PR Newswire.

[Review] Jabra Evolve2 75, Unggulkan ANC & Boom Arm Mikrofon Untuk Kerja Hybrid

Bekerja dari jarak jauh di rumah maupun model hybrid, perlu didukung perangkat kerja dengan teknologi yang memadai. Hal ini penting agar dapat bekerja secara fleksibel dan tetap produktif di manapun berada.

Mulai dari laptop, tak hanya berkinerja kencang, laptop untuk pekerja hybrid juga mesti portabel, punya masa pakai seharian, dan kualitas webcam yang baik. Untuk memastikan segala bentuk komunikasi secara online berjalan lancar, headset menjadi perangkat wajib sebagai pendamping laptop.

DailySocial Gadget telah kedatangan headset terbaru dari Jabra yakni Evolve2 75. Headset ini hadir untuk mengakomodasi kebutuhan tren bekerja secara hybrid, terutama buat mereka yang punya jadwal rapat virtual atau online yang sangat padat.

Dijual dengan harga Rp6 juta, Evolve2 75 menawarkan fitur unggulan seperti Active Noise Cancellation (ANC) dan boom arm mikrofon yang tersembunyi dengan baik. Saya telah menggunakannya sekitar satu minggu untuk menunjang kegiatan bekerja dari rumah, berikut review Jabra Evolve2 75 selengkapnya.

Dual Connectivity

Ketika Jabra Evolve2 75 tiba di rumah, persiapan yang saya lakukan adalah menghubungkan headset ini ke smartphone dan laptop. Nah berkat fitur dual connectivity, Evolve2 75 dapat terhubung dengan keduanya sekaligus secara bersamaan. Sangat praktis.

Pairing ke smartphone Android prosesnya sangat mudah karena sudah mendukung Google Fast Pair. Saya juga menginstal aplikasi Jabra Sound+ di smartphone untuk menyesuaikan level ANC dan mengakses fitur lanjutan lainnya.

Untuk terhubung ke laptop, tinggal colok dongle USB-A yang terdapat pada paket penjualan dengan jangkauan nirkabel mencapai 30 meter atau melalui Bluetooth tanpa adaptor tetapi dengan pengalaman terbatas. Kita memerlukan adaptor ini untuk menikmati fungsionalitas penuh dari software PC Jabra Direct .

Saya juga menginstal Jabra Direct di laptop, secara default menampilkan beberapa tab seperti device, Bluetooth, update, setting, feedback, dan help. Pada tab device, opsi ini menunjukkan status koneksi headset ke berbagai aplikasi video conference yang didukung. Di laptop saya, Microsoft Teams dan Zoom telah didukung penuh oleh Evolve2 75.

Desain

Review-Jabra-Evolve2-75-5

Dirancang untuk meningkatkan produktivitas bekerja secara hybrid, ukuran headset dengan desain on-ear ini terbilang ringkas dan ringan dengan bobot hanya sekitar 197 gram. Unit Evolve2 75 yang saya review merupakan varian Microsoft Teams dengan warna hitam yang tampak elegan, serta dilengkapi dongle USB-A dan charging stand.

Ia memiliki penutup telinga ergonomis dengan bahan kulit sintesis. Bantalan telinganya menggunakan teknologi dual-foam untuk meningkatkan sirkulasi udara dan mengurangi tekanan pada telinga sehingga nyaman dipakai selama berjam-jam.

Desainnya dioptimalkan dengan lengkungan dan lapisan ikat kepala yang membuat headset tetap berada di tempatnya dengan aman. Desain bantalan telinga pada Evolve2 75 juga ditujukan untuk meningkatkan kinerja ANC guna memaksimalkan kenyamanan tanpa harus berkompromi pada masalah suara.

Pada earcup sebelah kanan terdapat tombol khusus dengan logo Microsoft Teams di tengahnya. Boom arm mikrofon yang bisa ditarik, lampu indikator yang disebut busylight dengan visibilitas 360º, dan tiga tombol untuk menyesuaikan volume, beralih ke trek berikutnya/sebelumnya, dan putar/jeda.

Sementara, pada earcup sebelah kiri dapat ditemukan tombol ‘HearThrough‘ yang memungkinkan mendengarkan suara di sekitar tanpa harus melepas headset. Terus ada tuas daya on/off dan Bluetooth, port USB-C, dan lampu indikator. Earcup-nya dapat diputar sekitar 135 derajat dan Jabra melengkapinya dengan tas khusus sehingga mudah disimpan dan dibawa saat bepergian.

Active Noise Cancellation 

Evolve2 75 merupakan headset Jabra pertama dari lini Evolve yang menyematkan fitur Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan dengan leluasa. Kita bisa mengatur besar kecilnya noise dari lingkungan sekitar yang terdengar ketika menggunakan headset, tersedia empat level ANC yang bisa dipilih lewat aplikasi Jabra Sound+ dari smartphone.

Adanya fitur ANC ini secara drastis dapat meningkatkan pengalaman video conference yang lebih baik, karena memungkinkan mendengar lawan bicara dengan lebih jelas, bahkan dalam situasi yang berisik. Saya memanfaatkan ANC ini untuk meningkatkan konsentrasi dalam bekerja, putar playlist ‘focus’ dengan lirih di Spotify, sambil ANC memblokir kebisingan di sekitar.

Seperti ANC, fitur HearThrough juga dapat disesuaikan sebanyak empat level di Jabra Sound+. Aplikasi ini juga menyediakan personalisasi pengaturan suara yakni enam music preset seperti neutral, speech, bass boost, treble boost, smooth, dan energize, Anda juga dapat menyesuaikan sendiri equalizer-nya.

Kemampuan musik pada Evolve2 75 ditopang oleh speaker 40mm dan teknologi AAC codec. Untuk mendengarkan musik, masa pakai baterainya mencapai 36 jam atau 33 jam dengan ANC aktif dan waktu bicaranya mendukung hingga 25 jam atau 19 jam dengan ANC dan busylight aktif.

Boom Arm Mikrofon

Review-Jabra-Evolve2-75-8

ANC adalah fitur unggulan yang sudah semestinya ada pada headset kelas atas dan daya tarik pembeda pada Evolve2 75 adalah kualitas mikrofon premium dengan boom arm mikrofon yang dapat ditarik lebih dekat ke mulut.

Tangkai (arm) ini juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Microsoft Open Office. Ketika boom arm diputar ke posisi performance mode, maka dapat secara efektif mengeliminasi suara sekitar di ruang terbuka atau di dalam ruangan yang bising.

Boom arm pada Evolve2 75 ukurannya 33 persen lebih pendek dari pendahulunya, serta dilengkapi dengan fitur mute (saat dilipat) dan auto answer (saat dibuka). Ketika boom arm disembunyikan, headset akan beralih ke discreet mode.

Headset ini juga dibekali dengan teknologi 8-mikrofon yang bekerja dengan algoritma triple chipset yang mampu membedakan antara suara pengguna dengan kebisingan sekitar ketika headset sedang dipergunakan dengan presisi terbaik, sehingga suara yang dihasilkan ketika melakukan panggilan akan terdengar tajam.

Verdict

Hadir di tengah ramainya gempuran produk TWS yang saat ini sangat digemari, Jabra Evolve2 75 harus bersaing ekstra ketat dengan model TWS premium yang juga merupakan perangkat ideal untuk menunjang aktivitas kerja secara hybrid. Meski penggunaan TWS jauh lebih praktis, namun Evolve2 75 mengedepankan faktor kenyamanan dan kualitas mikrofon yang superior.

Ia punya desain on-ear yang ringkas dan ringan dengan teknologi dual-foam yang sangat nyaman bahkan setelah dipakai berjam-jam. Kombinasi fitur ANC dan boom arm mikrofon sangat membantu memperlancar komunikasi yang terjadi secara online, pengguna dapat mendengar dan didengar dengan sama jelasnya.

Sekali lagi, Jabra Evolve2 75 dirancang untuk pekerja hybrid dengan mobilitas tinggi dan punya jadwal meeting virtual yang sangat padat. Headset ini telah tersertifikasi pada seluruh platform UC utama termasuk Microsoft Teams dan Zoom.

Sparks

  • Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan lewat aplikasi Jabra Sound+
  • Boom arm mikrofon yang dapat ditarik
  • Dilengkapi tombol khusus untuk fitur HearThrough
  • Desain sangat nyaman dengan teknologi dual-foam

Slacks

  • Harga relatif cukup mahal Rp6 juta
  • Tanpa opsi kabel dan port 3,5mm

Jabra Hadirkan Headset Evolve2 75, Disiapkan Untuk Menunjang Sistem Kerja Hybrid

Sudah sekitar dua tahun sejak tren bekerja dari rumah dimulai. Kini setelah kondisi pandemi covid-19 terkendali, beberapa perusahaan mulai mengadopsi model kerja hybrid.

Berdasarkan survei McKinsey 2021. Diperkirakan 90% pekerja eksekutif memproyeksikan adanya adaptasi sistem bekerja secara hybrid untuk diimplementasikan secara lebih masif dalam waktu dekat.

Sementara, riset Jabra Hybrid Working Knowledge Worker Report 2021 menyebutkan bahwa 68% di antara karyawan menganggap bahwa kerja yang ideal terdiri atas perpaduan dari sistem bekerja secara remote di rumah dan juga di kantor.

Melonjaknya praktik model kerja baru ini perlu juga diimbangi dengan inovasi perangkat kerja yang mendukung. Untuk menjawab tantangan dan kebutuhan pasar Indonesia akan perangkat kerja profesional, Jabra meluncurkan headset terbaru dari lini Evolve, yang menyediakan berbagai jenis headset untuk segmen pengguna enterprise, yakni Evolve2 75 dan dibanderol Rp6 juta.

Riset Global Jabra 2021 tentang Hybrid Working juga menunjukkan bahwa 85% pekerja mengatakan bahwa mereka dapat lebih nyaman dalam bekerja ketika mereka merasa didukung dengan kualitas audio, video, dan konektivitas yang baik.

Evolve2 75 secara khusus dirancang untuk meningkatkan kemudahan bekerja secara fleksibel dan tersertifikasi pada seluruh platform UC utama. Ia mengedepankan faktor kenyamanan, kebutuhan konsentrasi, dan kolaborasi. Ketiga hal tersebut kerap menjadi tantangan terbesar dalam penerapan model kerja hybrid.

Untuk Evolve2 75, Jabra telah merancang penutup telinga secara ergonomis, dengan bahan kulit buatan, dan bantalan ganda untuk meningkatkan sirkulasi udara serta mengurangi tekanan pada telinga. Juga dioptimalkan dengan lengkungan dan lapisan ikat kepala yang membuat headset tetap berada di tempatnya dengan aman.

Desain Evolve2 75 juga ditujukan untuk meningkatkan performa fitur active noise cancellation, guna memaksimalkan kenyamanan tanpa harus berkompromi pada masalah suara. Ya, Evolve2 75 merupakan headset pertama dari lini headset Jabra Evolve yang menyematkan fitur Jabra Advanced Active Noise Cancellation (ANC) yang dapat disesuaikan.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur besar kecilnya noise dari lingkungan sekitar yang terdengar ketika menggunakan headset. Ada tombol ‘HearThrough’ yang memungkinkan pengguna mendengar suara di sekitar ketika dibutuhkan tanpa harus melepaskan headset.

Selain itu, fitur mute dan auto answer pada boom arm yang ada di perangkat baru ini 33 persen lebih pendek dari desain perangkat Evolve 75 terdahulu. Tangkai (arm) ini juga dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan Microsoft Open Office, ketika boom arm diputar ke posisi performance mode.

Fitur ini secara efektif dapat mengeliminasi suara sekitar di ruang terbuka atau di dalam ruangan yang bising. Boom arm dapat dengan mudah dilipat ketika diperlukan, dan untuk panggilan dengan kualitas audio yang baik ketika boom arm ‘disembunyikan’, headset dilengkapi fitur discreet mode.

Headset ini juga dibekali dengan teknologi 8-mikrofon yang bekerja dengan algoritma triple chipset Jabra. Teknologi ini mampu membedakan antara suara pengguna dengan kebisingan sekitar, memastikan suara yang dihasilkan ketika melakukan panggilan terdengar tajam.

Terakhir, jangkauan nirkabelnya mencakup 30 meter dan dibekali konektivitas ganda yang memungkinkan terhubung baik ke laptop maupun smartphone. Masa pakai baterainya hingga 25 jam waktu bicara atau 36 jam untuk mendengarkan musik, serta dilengkapi teknologi charge-and-talk dan kemampuan pengisian cepat baru.

SteelSeries Diakuisisi Induk Perusahaan Jabra dengan Mahar $1,24 Miliar

Akuisisi produsen periferal gaming yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan besar seakan menjadi tren yang cukup populer dalam dua tahun terakhir ini. Yang terbaru, ada SteelSeries yang diakuisisi oleh GN.

Siapa itu GN? Well, mereka adalah perusahaan asal Denmark yang sudah berdiri ratusan tahun, namun sebagian dari kita mungkin lebih mengenalnya sebagai induk perusahaan Jabra. Tentu saja ini bukan suatu kebetulan; baik SteelSeries, GN, maupun Jabra sama-sama memiliki markas utama di Denmark.

Tidak tanggung-tanggung, GN menyiapkan mahar sebesar 8 miliar Danish Krone (DKK), atau setara 17,65 triliun rupiah, untuk mengakuisisi rival terdekat Razer tersebut. Dalam kurs dolar Amerika Serikat, nilainya setara $1,24 miliar. Angka tersebut cukup fantastis. Sebagai perbandingan, Februari lalu HP membayar $425 juta untuk mencaplok divisi periferal HyperX.

Pasca akuisisi, SteelSeries masih akan beroperasi secara mandiri, tanpa perubahan pada jajaran kepemimpinannya. Namun kalau melihat fokus bisnis GN dan Jabra di bidang audio, tentu tidak menutup kemungkinan SteelSeries bisa berbagi hasil R&D dengan Jabra dalam mengembangkan produk audio masing-masing.

“Kami sedang dalam misi untuk terus mendorong batasan di esport dan gaming dengan produk beserta software kelas dunia, dan sekarang, dengan dukungan dari GN, kami bakal dapat memaksimalkan upaya-upaya ini,” ucap CEO SteelSeries, Ehtisham Rabbani, dalam siaran persnya.

Tanpa diakuisisi GN pun sebenarnya bisnis SteelSeries terkesan baik-baik saja. Tahun lalu, SteelSeries sendiri sempat mengakuisisi produsen gamepad KontrolFreek, serta ahli teknologi 3D audio, Nahimic. Kemudian pada bulan Mei kemarin, SteelSeries meluncurkan seri periferal gaming baru yang ditujukan untuk kalangan gamer kompetitif sekaligus atlet esport.

Dengan prediksi pasar PC gaming yang bakal terus menguat dalam beberapa tahun ke depan, keputusan akuisisi yang dilakukan GN ini pun jadi terdengar sangat masuk akal. Ke depannya, brand periferal gaming mana lagi yang kira-kira bakal dibeli oleh sebuah perusahaan besar?

Sumber: GN via Engadget.

Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

Jabra Luncurkan Trio TWS Baru: Jabra Elite 7 Pro, Elite 7 Active, dan Elite 3

Portofolio TWS Jabra terus bertambah lengkap. Yang terbaru, pabrikan asal Denmark tersebut memperkenalkan tiga TWS sekaligus: Elite 7 Pro, Elite 7 Active, dan Elite 3. Ketiganya disiapkan sebagai pengganti seri Elite 65t dan Elite 75t (yang bakal stop dijual pada akhir 2021), sementara Elite 85t masih akan terus dipasarkan seperti biasa.

Di posisi teratas, ada Jabra Elite 7 Pro yang ditargetkan untuk konsumen yang rutin berkomunikasi via telepon. Keunggulan utamanya terletak pada teknologi yang Jabra sebut dengan istilah MultiSensor Voice, yang menandemkan empat buah mikrofon dengan sensor bone conduction dan algoritma cerdas untuk menangkap suara pengguna sejernih mungkin, bahkan di tempat yang paling sibuk sekalipun.

Jabra Elite 7 Pro / Jabra

Sebagai TWS premium, Elite 7 Pro tentu turut dibekali active noise cancellation (ANC) dan transparency mode, tidak ketinggalan pula fitur multipoint pairing. Daya tahan baterainya mampu mencapai angka 9 jam nonstop (dengan ANC), atau sampai 35 jam kalau digabung dengan total daya milik charging case-nya. Hebatnya lagi, semua itu dikemas dalam bodi yang 16% lebih ringkas ketimbang Elite 75.

Beralih ke Jabra Elite 7 Active, dari namanya sudah jelas kalau model ini ditujukan untuk mereka yang rajin berolahraga. Yang unik dari Elite 7 Active adalah coating khusus bertajuk ShakeGrip, yang dirancang agar ia bisa stabil dan tidak mudah terlepas dari telinga tanpa perlu mengandalkan komponen sirip ekstra yang kerap kita jumpai pada mayoritas TWS sporty lain.

Jabra Elite 7 Active / Jabra

Terkait kinerja dan fiturnya, Elite 7 Active menjanjikan pengalaman yang hampir setara dengan Elite 7 Pro. Kecuali sistem MultiSensor Voice itu tadi, semua keunggulan yang Elite 7 Pro tawarkan — mulai dari ANC, multipoint pairing, sampai baterai yang begitu awet — juga dapat konsumen jumpai di Elite 7 Active.

Itulah mengapa banderol harga kedua TWS ini tidak terpaut terlalu jauh: Elite 7 Pro dibanderol $199, sedangkan Elite 7 Active dibanderol $179. Keduanya dijadwalkan masuk ke pasaran mulai 1 Oktober 2021.

Jabra Elite 3 / Jabra

Kalau duo Elite 7 itu dirasa kemahalan, maka konsumen bisa melirik Jabra Elite 3. Dengan harga jual resmi $79, Elite 3 adalah TWS paling murah yang pernah Jabra rilis selama ini. Perangkat mengandalkan sepasang driver 6 mm dan empat buah mikrofon, lengkap beserta dukungan atas codec aptX HD.

Elite 3 tidak dibekali ANC maupun multipoint pairing, tapi uniknya ia masih dilengkapi transparency mode. Dalam sekali pengisian, baterai Elite 3 kuat sampai 7 jam pemakaian, sementara charging case-nya sanggup mengisi ulang perangkat sampai sebanyak tiga kali (total daya tahan 28 jam). Dengan sertifikasi IP55, Elite 3 siap digunakan di tengah hujan deras.

Jabra Elite 3 sudah bisa dibeli mulai sekarang. Namun yang menarik, Jabra ternyata masih punya niatan untuk merilis TWS yang lebih terjangkau lagi, yakni Elite 2, di sejumlah negara terpilih. Seberapa murah harganya masih belum diketahui, tapi yang pasti perbedaannya mencakup jumlah mikrofon (cuma dua) dan kapasitas charging case-nya (cuma bisa mengisi sebanyak dua kali).

Sumber: CNET dan Jabra.

TWS Jabra Enhance Plus Dirancang untuk Penderita Gangguan Pendengaran Tingkat Ringan Sampai Sedang

Hampir semua TWS yang dibekali fitur active noise cancellation (ANC) turut menawarkan fitur transparency mode, atau biasa juga dikenal dengan nama ambient mode. Cara kerjanya justru berkebalikan dengan ANC, sehingga memungkinkan pengguna untuk mendengar suara-suara di sekitarnya tanpa perlu melepas perangkat dari telinga.

Di titik itu, transparency mode pada dasarnya telah menambah fungsi TWS sebagai alat bantu dengar (hearing aid). Memang bukan yang memenuhi standar medis, tapi setidaknya sudah bisa membantu mereka yang menderita gangguan pendengaran tingkat ringan sampai sedang.

Inilah premis utama yang ditawarkan oleh Jabra Enhance Plus. Kalau kita lihat bentuknya, ia memang tampak lebih mirip seperti TWS pada umumnya ketimbang alat bantu dengar konvensional. Dimensinya pun ringkas, sekitar 50 persen lebih kecil daripada Jabra Elite 75t, yang sendirinya sudah termasuk cukup compact.

Terlepas dari wujudnya yang menipu, ia mengemas empat buah mikrofon sekaligus algoritma noise reduction untuk menangkap suara obrolan secara jernih. Caranya menangkap suara pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan; apakah pengguna ingin mic-nya fokus menangkap suara-suara di dekatnya, semisal ketika sedang mengobrol bersama seseorang; atau malah menangkap lebih banyak suara di sekitar, seperti ketika sedang berada di bandara misalnya.

Selebihnya, Enhance Plus tentu dapat berfungsi layaknya TWS biasa, baik itu untuk mendengarkan musik ataupun menelepon. Sisi luarnya mengemas tombol kontrol seperti mayoritas TWS lain, dan fisiknya secara keseluruhan diklaim tahan air dan debu dengan sertifikasi IP52. Paket penjualannya pun turut mencakup eartip cadangan dengan ukuran yang berbeda-beda.

Dalam posisi baterai terisi penuh, Enhance Plus diyakini mampu beroperasi selama 10 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya sanggup mengisi ulang sampai penuh sebanyak dua kali.

Di Amerika Serikat, Jabra Enhance Plus rencananya akan dijual mulai akhir tahun ini, akan tetapi sejauh ini belum ada informasi terkait harganya. Yang pasti lebih murah dari Jabra Enhance Pro ($1.800), yang memang masuk kategori hearing aid yang memenuhi standar medis.

Sumber: Engadget.

Headset Jabra Evolve2 30 Dirancang untuk Mengakomodasi Praktik Kerja Hybrid di Era New Normal

Periode new normal yang sudah berjalan selama lebih dari satu tahun belakangan menciptakan cara kerja baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Kini banyak perkantoran yang mulai menerapkan pendekatan hybrid, atau kombinasi bekerja jarak jauh dan di kantor secara bersamaan.

Namun praktik kolaborasi semacam ini pun tidak bebas dari risiko begitu saja, apalagi jika melihat kompleksitas pekerjaan yang terus meningkat. Alhasil, ketika memilih perangkat pendukung komunikasi seperti headset, perangkat harus bisa mendukung kebutuhan yang sesuai dengan kejadian di lapangan. Ini penting karena tidak semua orang memiliki kondisi area kerja yang sama.

Sebagai perusahaan penyedia solusi audio dan video profesional, Jabra melihat ini sebagai peluang untuk memperkenalkan headset terbarunya, Evolve2 30. Perangkat ini sudah memenuhi sertifikasi UC (Unified Communication), yang artinya fitur-fitur seperti kontrol panggilan atau pengaturan volumenya dipastikan bisa bekerja dengan baik di berbagai software komunikasi bisnis di PC.

Tidak kalah penting adalah fitur supaya pengguna dapat mendengar suaranya sendiri ketika menerima panggilan, sehingga mereka bisa menghindari bicara terlalu keras. Jabra bilang ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh headset bersertifikasi UC, yang tentunya sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Brodjo Koesworo Hadiputro, Country Manager Jabra Indonesia, mengatakan Evolve2 30 sangat cocok bagi pekerja modern dengan berbagai kondisi kerja, mulai dari pekerja profesional hingga freelancer yang bekerja di kantor atau di rumah, tanpa harus memikirkan ramai atau tidaknya tempat tersebut. Berkat keberadaan dua mikrofon, headset ini bisa mengenali suara pengguna secara akurat dan meredam suara-suara dari luar. Kualitas audionya pun bisa diandalkan berkat driver berukuran 28 mm yang didukung oleh chipset digital mutakhir.

Jabra Evolve2 30 juga tersedia dalam varian yang tersertifikasi Microsoft Teams. Varian ini dilengkapi tombol khusus untuk Teams, sehingga pengguna bisa mengikuti dan mengakhiri pertemuan virtual hanya dengan satu sentuhan. Keberadaan boom arm berarti mute atau unmute bisa dilakukan secara instan, sehingga pengguna tak perlu khawatir suaranya bocor ketika belum waktunya untuk berbicara.

Secara fisik, Evolve2 30 mengemas konstruksi stainless steel dengan tingkat ketahanan dan fleksibilitas yang lebih tinggi dibanding pendahulunya, tapi di saat yang sama bobotnya sekitar 27 persen lebih ringan (125 gram). Perangkat menggunakan sambungan USB-A atau USB-C, serta dibekali indikator lampu berwarna merah di salah satu sisinya, yang akan menyala secara otomatis ketika pengguna sedang menerima panggilan, atau bisa juga dinyalakan secara manual untuk menandakan bahwa mereka sedang tidak ingin diganggu.

Saat ini Jabra Evolve2 30 sudah tersedia di sejumlah mitra resmi Jabra. Harganya dibanderol Rp1.939.999 sebelum dikenai pajak.

Jabra Elite 85t Ialah True Wireless Earbuds Terbaru dengan Fitur Advanced ANC

Jabra telah mengumumkan true wireless earbuds seri Elite terbarunya, bernama Jabra Elite 85t. Dengan fitur utama Jabra Advanced Active Noise Cancellation (ANC) dan memiliki chipset ganda untuk menghadirkan kemampuan tingkat noise-cancelling selangkah lebih maju dari yang ditawarkan ANC standar Jabra, tanpa kompromi pada desain dan kenyamanan penggunaan.

Jabra mengklaim Elite 85t ialah earbuds terkecil yang menawarkan ANC premium yang dapat menciptakan ruang pribadi Anda dengan tenang. Lengkap dengan fitur HearThrough agar Anda tetap dapat mendengar sekeliling, kedua fitur ini dapat disesuaikan sepenuhnya dengan fokus ekstra pada kinerja suara alami dan limited occlusion (penyumbatan/penutupan) melalui desain semi-terbuka dan beberapa mikrofon ANC.

Untuk meningkatkan kualitas panggilan telepon, Elite 85t dilengkapi 6 mikrofon. Perlindungan terhadap suara bising angin telah ditingkatkan sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan dengan baik di mana saja. Mikrofon di bagian dalam dan luar earbuds digunakan untuk melengkapi Jabra Advanced ANC, yang mampu meredam bising dengan lebih baik, menyaring lebih banyak kebisingan di semua frekuensi.

Fleksibilitas Jabra Advanced ANC lebih dari sekedar solusi on/off karena dapat disesuaikan lebih jauh, mulai dari full ANC hingga full transparency dengan mode HearThrough. Artinya Elite 85t ini menawarkan pengalaman yang lebih dipersonalisasi sehingga pengguna dapat memegang kendali terhadap lingkungan sekitar mereka.

Jabra Elite 85 Angle 9 Titanium Black1

Di Jabra, kami menciptakan produk dengan tujuan tertentu dan hari ini kami bangga dapat menunjukkan bahwa komitmen kami terhadap ANC adalah tanpa pengecualian. Pengguna headset saat ini menantikan hal-hal hebat dalam suatu kemasan kecil, kami senang sekali dapat menghadirkan ANC terbaik di kelasnya, melalui desain yang sangat compact dan ramping,” Louis Sudarso, Country Sales Manager, Consumer, Jabra Indonesia.

Kami bangga dapat membawa pengguna ke dalam perjalanan ANC bersama kami dengan memberikan peningkatan secara gratis pada Elite 75t yang telah mereka miliki – kami memimpin inisiatif ini sebagai merek global pertama yang menjalankan pembaruan over-the-air. Bagi kami, ANC saat ini sama artinya dengan ‘Accept No Compromise’,” tambahnya.

Jabra Elite 85 Exploded View1

Elite 85t dibekali speaker 12mm yang memungkinkan menghasilkan suara yang besar dengan bass yang kuat, sekaligus meningkatkan kenyamanan dan mengurangi tekanan telinga dengan desain semi-terbuka. Jabra telah mengadaptasi gel telinga (ear gel) menjadi bentuk oval supaya lekat dengan lebih baik di telinga. Ini berarti posisi tower earbuds tidak terlalu masuk di dalam di telinga, sehingga lebih nyaman tetapi tidak mudah lepas.

Bodinya tahan terhadap air dan debu dengan peringkat IPX4 dan bergaransi 2 tahun. Bersertifikasi Qi untuk pengisian daya nirkabel (wireless charging) dan kompatibel dengan semua pengisi daya bersertifikasi Qi. Ketahanan baterainya mencapai 5,5 jam dengan ANC aktif dan bisa diperpanjang hingga 25 jam melalui casing pengisi daya dengan ANC aktif dan 31 jam dengan ANC non-aktif.

Untuk harga dan ketersediaannya, Jabra Elite 85t akan tersedia di mitra retail mulai Desember 2020 dengan harga retail yang disarankan Rp3.290.000. Informasi lebih lanjut kunjungi webiste resmi Jabra.

Dibanderol $229, TWS Jabra Elite 85t Hadir Membawa Chip ANC Khusus

Sesuai namanya, Jabra Elite 75t duduk di jajaran TWS elit yang ada di pasaran berkat sederet keunggulannya. Namun terlepas dari desainya yang benar-benar fit dan kemampuannya mengisolasi suara dengan baik, Elite 75t masih punya satu kekurangan dibanding produk sekelas: ia tidak dilengkapi fitur active noise cancellation (ANC).

Kabar baiknya, Jabra sudah punya solusinya. Tidak, Anda tidak harus membeli TWS baru, sebab Jabra bakal merilis firmware update untuk semua unit Elite 75t dan Elite Active 75t, dan setelah diperbarui, Anda bisa langsung menikmati fitur ANC di kedua TWS tersebut tanpa mengeluarkan biaya satu sen pun.

Namun kalau Anda tidak keberatan mengeluarkan uang, Jabra juga punya TWS baru yang lebih menarik, yaitu Elite 85t. Model anyar ini datang membawa chip ANC khusus sehingga kemampuannya mengeliminasi suara-suara yang mengganggu di sekitar bisa lebih baik lagi daripada yang ditawarkan oleh Elite 75t pasca update.

Total ada enam mikrofon yang tertanam pada Elite 85t – tiga di kiri dan tiga di kanan – dan empat di antaranya dipakai khusus untuk mewujudkan fitur ANC-nya. Hal lain yang membedakan fitur ANC milik Elite 85t adalah, pengguna bisa mengatur intensitasnya dari 11 tingkatan yang berbeda – dari yang paling kuat sampai yang paling transparan, sehingga suara dari luar bisa terdengar semua ketika diperlukan.

Terkait kualitas suara, Elite 85t mengemas driver berdiameter 12 mm, dua kali lebih besar daripada yang tertanam pada pendahulunya. Elite 85t turut mengadopsi desain semi-open dan eartip berbentuk oval yang dipercaya dapat meningkatkan kenyamanan. Tebakan saya, desain semi-open ini juga bisa berujung pada soundstage yang lebih baik daripada sebelumnya.

Dalam sekali pengisian, Elite 85t mampu bertahan sampai 5,5 jam pemakaian, atau sampai 25 jam kalau dipadukan dengan charging case-nya. Itu dengan ANC menyala terus. Kalau dimatikan, baterainya diestimasikan bisa tahan sampai 7 jam, atau 31 jam bersama charging case-nya. Kebetulan charging case-nya juga sudah mendukung Qi wireless charging.

Rencananya, Jabra Elite 85t akan dijual mulai bulan November dengan harga $229. Kombinasi warna yang tersedia ada lima, namun yang akan hadir lebih dulu cuma warna Titanium/Black, sedangkan sisanya baru akan menyusul pada awal tahun 2021.

Sumber: Jabra via The Verge.

TWS Jabra Elite 75t Diluncurkan, Dibuat untuk Pas di Lubang Kuping

Tren mendengar musik dengan menggunakan perangkat True Wireless Stereo memang meningkat akhir-akhir ini. Hal tersebut juga ditandai dengan munculnya berbagai merek yang menawarkan TWS, baik dari pemain musik mau pun dari vendor IoT. Semua itu bakal memudahkan pengguna untuk mendengarkan musik pada kegiatan apa pun.

Salah satu yang mengeluarkan TWS adalah Jabra. Jabra selama ini dikenal dengan perangkat bluetooth handsfree untuk menerima dan melakukan panggilan suara. Ternyata, selama ini Jabra juga mengeluarkan TWS yang selain bisa untuk menjadi sebuah hands free, bisa juga untuk mendengarkan musik.

Jabra 75T - Launch

Jabra pun mengadakan acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 5 Februari 2020 dan bertempat di M Bloc Jakarta. TWS yang diluncurkan kali ini memiliki nama Jabra Elite 75t. Lalu apa keunggulannya?

Jabra mengatakan bahwa masalah dari semua perangkat TWS adalah fit. Bentuk TWS yang pas akan membuat suara tidak akan keluar. Hal ini pun juga sering saya alami pada saat menggunakan TWS, selalu saja perangkatnya sedikit tergeser keluar sehingga suara bas akan menghilang.

Jabra Elite 75t menggunakan earbuds yang pas di telinga serta dapat menutupi keseluruhan lubangnya. Hal tersebut, menurut  Louis Sudarso, Country Sales Manager, Consumer Jabra Indonesia sudah menjadi penelitian dari Jabra yang memiliki pengalaman selama 150 tahun ini. Selain itu, Jabra Elite 75t juga memiliki empat buat microphone sehingga mampu membuat suara lebih jernih saat melakukan panggilan.

Jabra 75T - Buds

Microphone tersebut juga memiliki fungsi sebagai feature voice pass through. Hal ini akan membuat suara di sekitar akan masuk di speaker TWS ini. Hal tersebut tentu akan membuat lebih aware terhadap lingkungan sekitar.

Jabra Elite 75t juga memiliki daya tahan baterai yang lebih lama. Baterai pada earbuds tersebut mampu bertahan sampai 7,5 jam dan bahkan bisa sampai 28 jam dengan melakukan isi ulang melalui casing-nya. Untuk mengisi ulang casing-nya, Jabra Elite 75t menggunakan interface USB-C.

Jabra Elite 75T

Jabra Elite 75t dijual dengan harga Rp. 2,59 juta. Untuk pre-order dapat dilakukan pada toko online Blibli. Perangkat ini tersedia dalam dua pilihan warna, yaitu Gold Beige dan Titanium Black.

 

Memang benar-benar Fit!

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, masalah pada saat pengujian sebuah TWS memang terletak pada kenyamanannya. Sebuah TWS yang tidak pas menutupi kuping, memang akan kehilangan kualitas suaranya, terutama pada sisi bas. Jabra Elite 75t ternyata tidak memiliki masalah ini.

Jabra Elite 75t memang menggunakan karet pada earbuds yang menutupi lubang kuping. Hasilnya, seluruh suara yang dihasilkan oleh driver tidak akan keluar dan masuk ke gendang telinga kita. Hal ini tentu saja tidak akan membuat suaranya menjadi lebih buruk.

Jabra 75T - Experience

Lalu bagaimana dengan kualitas suaranya? Saat mendengarkan musik-musik kesukaan saya, suara yang dihasilkan memang bukan yang terbaik pada kelas harga tersebut. Entah apakah perangkat ini membutuhkan sesi burn-in  yang lebih lama lagi atau hal lainnya, suaranya tidak terlalu jernih.

Bas yang dihasilkan juga kurang “nendang”. Selain itu, suara penyanyi juga terdengar lebih dominan dari musiknya. Sayang memang, waktu yang diberikan tidak terlalu lama sehingga belum bisa mendengarkan beberapa lagu lainnya.

Hal lain yang sering digunakan oleh orang Indonesia saat memakai TWS adalah bermain game. Tentunya, game FPS seperti Call of Duty Mobile saya coba pada saat sesi experience. Dan tepat seperti dugaan saya, TWS yang menggunakan cip dari Qualcomm ini masih memiliki delay. Jadi, TWS ini kurang cocok untuk game-game first person shooter.

Saya berharap Jabra segera mengirimkan TWS ini ke meja pengujian DailySocial. Jadi, saya bisa melakukan pengujian lebih lanjut pada Elite 75t ini.