Kartu Muslim Optimalkan Teknologi “Augmented Reality” untuk Pembelajaran Agama

Banyak cara untuk memberikan pengajaran kepada anak, termasuk melalui cara yang atraktif dan kreatif. Seperti yang coba diusung dalam game permainan Kartu Muslim. Menggunakan basis teknologi Augmented Reality (AR), permainan kartu tersebut memberikan pengajaran agama kepada anak-anak.

Penggunaannya cukup sederhana, kartu berhologram khusus dipasarkan dalam satu set produk, misalnya dalam seri belajar Wudhu. Untuk menyajikan konten unik di dalamnya, kartu tersebut dapat disorot menggunakan kamera dan aplikasi khusus di ponsel Android.

Pada awalnya Kartu Muslim adalah sebuah karya kolaborasi antara Touchten dan Ustad Wijayanto. Saat ini Kartu Pintar masih terus dilanjutkan pengembangan bisnisnya, salah satunya oleh Nilwafa Praduta, Co-Founder Kartu Muslim sekaligus Art Director di Touchten Games. Beberapa rekannya di Touchten juga masih tetap membantu pengembangannya.

“Ide awalnya dari kebutuhan pribadi saya untuk mengajarkan anak tentang agama Islam, sebagai orang tua baru saya berpikir bagaimana bisa menyajikannya agar anak cepat tangkap dan mengerti tanpa ada pemaksaan, karena jika anak dipaksa belajar takut dia akan malah menjauh. Alhamdulillah Touchten sangat mendukung ide itu dan sebagian talent yang mengerjakan kartu muslim adalah dari dalam Touchten sendiri,” ujar Nilwafa.

Kartu Muslim dikembangkan dalam tiga bagian utama, yakni konten, fisik kartu, dan aplikasi. Untuk pengerjaan konten, tim pengembang masih bekerja sama dengan Ustad Wijayanto, dan direpresentasikan dalam animasi dan kartu oleh artist dan graphic desainer Kartu Muslim. Untuk aplikasinya sendiri dibuat oleh pengembang menggunakan teknologi AR dan program Unity yang biasa dipakai untuk pembuatan mobile games pada umumnya.

“Kami rasa aplikasi AR di masa depan akan terintegrasi dengan baik dan natural pada kehidupan sehari-hari, AR dapat membantu memberikan added value atau informasi tambahan pada masyarakat dan akan semakin banyak produk yang memakainya,” lanjut Nilwafa.

Terkait pengembangan produk Kartu Muslim, Nilwafa turut menerangkan ke depannya akan ada terus dikembangkan tema lain. Pihaknya juga mengaku tidak menutup diri akan inovasi selain bentuk kartu, karena akan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, terutama orang tua yang ingin mengajarkan anaknya.

“Kami sangat gembira atas sambutan masyarakat Indonesia yang sangat baik atas produk kami selama ini, dan kami ingin terus menyajikan produk yang lebih baik dan lebih menarik lagi, kami berharap Kartu Muslim dapat terus diterima dengan baik dan dapat menjadi bentuk kontribusi dan media dakwah kami terhadap generasi penerus bangsa ini,” pungkas Nilwafa.

Application Information Will Show Up Here

Kejora Ventures Suntik Pendanaan, Startup Edtech Hong Kong SnapAsk Segera Masuk Pasar Indonesia

Startup penyedia layanan pendidikan, atau edtech, asal Hong Kong SnapAsk mengumumkan raihan pendanaan sebesar $5 juta dalam putaran Pra-Seri A yang dipimpin Kejora Ventures. Dengan pendanaan ini SnapAsk mencoba melirik pasar baru, yakni Asia Tenggara, Australia, dan Inggris.

SnapAsk merupakan layanan yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan dengan layanan on-demand pendidikan. Layanan ini memberikan kemudahan bagi para penggunanya dalam belajar dan memecahkan persoalan dalam pelajaran. Sejak kuartal keempat tahun lalu, SnapAsk mengalami lonjakan pengguna. Disebutkan saat ini SnapAsk sudah bisa menjaring 300.000 pengguna di seluruh Hong Kong, Singapura, dan Taiwan.

“Saat ini kami fokus untuk ekspansi ke pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Kami harap untuk bisa memberikan layanan kami kepada empat juta siswa di wilayah Asia Tenggara di kuartal kedua dan untuk Australia dan Inggris di kuartal ketiga. Saat membangun pasar baru kami bersikeras untuk merekrut tim lokal karena mereka yang lebih baik memahami pasar lokal. Modal segar akan digunakan untuk mengakuisisi bakat lokal,” terang CEO SnapAsk Timothy Yu.

Nantinya di Indonesia SnapAsk akan berhadapan dengan layanan edtech lain seperti RuangGuru, HarukaEdu, Kelase, dan lain sebagainya. Pasar edtech sendiri diperkirakan cukup besar meski masih banyak tantangan di sana sini. Edtech pada tahun 2020 mendatang nilainya diperkirakan mencapai $252 miliar secara global. Nilai investasi di sektor edtech tiga tahun terakhir yang mencapai $55 miliar.

Manuver Ruangguru Tingkatkan Traksi di Tengah Pasar Teknologi Edukasi Indonesia yang Masih Sulit

Sejak diluncurkan pertama kalinya pada bulan April 2014 silam, Ruangguru menjadi salah satu dari startup edutech yang terus berinovasi melahirkan ragam produk untuk layanannya. Menarik untuk dibahas, karena kendati pasar teknologi di sektor pendidikan tampak menjanjikan, untuk saat ini adopsinya bisa dikatakan masih lambat.

Menurut data World Bank, Indonesia merupakan negara dengan peserta didik terbesar keempat di dunia, lebih dari 50 juta murid dan empat juta guru. Namun sangat menantang untuk para pemain bisnis teknologi dalam memproduksi traksi dan monetisasi di tengah dominasi konsumen konvensional.

“Saat ini pengguna Ruangguru sendiri kurang lebih ada 2,5 juta pelajar dari seluruh Indonesia. Secara demografis pengguna Ruangguru ada di kota-kota besar, namun kami juga terus melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan di 27 provinsi dan ratusan kota dan kabupaten, serta organisasi pendidikan,” ujar Co-Founder & CEO Ruangguru Belva Devara.

Kerja sama strategis menjadi salah satu kunci Ruangguru untuk mengeksplorasi jangkauan pasar. Selain dengan pihak pemerintahan, beberapa perusahaan swasta pun turut dirangkul, salah satunya bersama LINE. Keduanya berkolaborasi mengembangkan portal pendidikan berbasis media sosial yang dikenal dengan LINE Academy. Penggunanya pun cukup signifikan, saat ini sudah mencapai 3 juta pelajar.

[Baca juga: #DScussion Co-Founder Ruangguru Iman Usman Berbicara Tantangan Menjalankan Startup Pendidikan di Indonesia]

Inovasi layanan juga menjadi poin kunci untuk bertahan di pasar digital pendidikan Indonesia, Belva mengatakan, “Kami terus mengembangkan produk-produk untuk mendukung kegiatan belajar. Yang teranyar rencananya akan kamu luncurkan menjelang tahun ajaran baru mendatang.”

Ragam layanan di portal Ruangguru yang ada saat ini / Ruangguru
Ragam layanan di portal Ruangguru yang ada saat ini / Ruangguru

Terus memperkuat keberadaan di pasar yang masih tergolong sepi

Kabar teranyar, pada tanggal 8 Mei 2017 lalu Ruangguru baru saja mengumumkan perolehan hibah dari Ecosystem Accelerator Innovation Fund dari Groupe Speciale Mobile Association (GSMA). Ruangguru menjadi salah satu dari beberapa startup terpilih di wilayah Afrika dan Asia untuk penerimaan sejumlah dana hibah, bantuan teknis, dan kesempatan untuk bermitra dengan operator seluler rekanan GSMA.

“Dengan hibah dari GSMA, Ruangguru mendanai peluncuran Marketplace for Personalized Education, di mana guru dan tutor dapat menyediakan konten dan siswa dapat mengakses konten tersebut secara cuma-cuma ataupun berbayar untuk konsultasi pelajaran. Hal ini masih dalam tahap persiapan, semoga dapat kami luncurkan secepatnya,” terang Belva.

Beradaptasi dengan tren teknologi konsumer terkini juga menjadi tuntutan. Ini juga yang dijadikan Ruangguru sebagai strategi menggaet pengguna.

Fungsionalitas aplikasi mobile di layanan Ruangguru / Ruangguru
Fungsionalitas aplikasi mobile di layanan Ruangguru / Ruangguru

“Melihat jumlah pengguna Ruangguru yang terus bertambah, terlihat bahwa layanan mobile untuk pelajar sangat diminati. Salah satu layanan mobile untuk pembelajaran yang sangat diminati dari produk kami adalah RuangLesOnline, yang memberikan akses pelajar kepada guru tutor online yang dapat menjawab pertanyaan mereka via aplikasi kami, atau tutoring online on-demand,” lanjut Belva.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pendidikan]

Ruangguru melihat pangsa pasar edtech di Indonesia masih akan berkembang selama beberapa tahun ke depan. Pesatnya perkembangan teknologi dan minat pelajar akan teknologi terus bertumbuh memberikan peluang yang besar untuk bisnis edtech di Indonesia.

“Antusiasme tersebut juga dapat kita lihat dari kerja sama Ruangguru dan LINE Academy dalam Tryout UN yang diadakan pada Mei 2017 ini yang diikuti oleh 530.130 siswa, dari tingkatan SD, SMP, SMA, SMK, bahkan umum,” ujar Belva.

Terkait dengan rencana ekspansi, Ruangguru memilih untuk masih fokus di Indonesia saja. Menurutnya problematika pendidikan di Indonesia sangat beragam dan market size-nya sudah besar. Seiring dengan visi Ruangguru untuk menjadi penyedia layanan pendidikan berbasis teknologi nomor satu di Indonesia.

Dari sini dapat dipelajari, apa yang membuat Ruangguru tetap bertahan dan cenderung bertumbuh ada dua hal: inovasi berkelanjutan dan penguatan jalinan kerja sama.

Application Information Will Show Up Here

Hacktiv8 dan Solusi Menjawab Kebutuhan Tenaga Pengembang di Indonesia

Hari Jumat lalu (19/05), DailySocial mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara kelulusan batch kelima siswa Hacktiv8 Indonesia, program pendidikan atau pelatihan intensif selama 12 Minggu untuk mendidik siapa pun untuk mahir sebagai full-stack Javascript programmer.

Dalam kesempatan tersebut, 14 orang siswa yang dibagi menjadi beberapa tim, diminta memberikan presentasi di hadapan tamu undangan, yang berasal dari kalangan startup dan korporasi di Indonesia. Yang menarik dari kegiatan ini adalah kesempatan para siswa untuk secara langsung untuk memperlihatkan kemampuannya.

Kebanyakan siswa yang mendaftarkan diri di program Hacktiv8 adalah mereka yang telah menguasai pemrograman dan hal terkait. Meskipun demikian, ada juga di antara mereka yang berasal dari latar belakang pemasaran dan berniat untuk mempelajari lebih mendalam pair programming, HTML/CSS, JavaScript ES2016, Version Control, Database, Node JS & Express JS, React & Reduct, Test-Driven Development, Deployment & Scaling dan Engineering Empathy, yang menjadi topik yang diajarkan di Hacktiv8

Kepada DailySocial, Managing Director Hacktiv8 Ronald Ishak mengungkapkan acara kelulusan menjadi menarik untuk disimak, karena bisa dilihat secara langsung sejauh mana kemampuan dari masing-masing siswa terkait dengan kurikulum dan topik yang telah mereka pelajari, dibantu oleh mentor atau pengajar yang ada.

We just want to share the world kalau orang yang sebelumnya ‘buta’ programming bisa jadi programmer dalam waktu 12 minggu,” kata Ronald.

Makin besarnya kebutuhan startup dan perusahaan teknologi akan tenaga pengembang di Indonesia, menjadi sasaran utama lulusan program ini.

Aplikasi menarik yang telah tervalidasi

Lulusan batch 5 Hactiv8
Lulusan batch 5 Hacktiv8

Salah satu aplikasi yang dipresentasikan adalah aplikasi travel itinerary yang bernama “Plan it now”. Selama kurang lebih 5-7 hari, masing-masing tim diminta untuk membuat aplikasi yang menarik dan berpotensi diminati target pengguna. Hal tersebut merupakan komitmen Hacktiv8 yang menugaskan pembuatan aplikasi yang baik dan memiliki impact kepada publik.

Sekilas aplikasi Plan it now yang dibuat siswa lulusan Hacktiv8 batch kelima serupa dengan Trip Advisor, namun memiliki tambahan agenda, peta, dan minat yang dikustomisasi untuk pengguna.

Startup Pendidikan Squline Fokus Tambah Pengguna Korporasi

Salah satu hal yang bisa dioptimalkan dari majunya teknologi digital dan internet dalam sepuluh tahun terakhir adalah pendidikan. Selain pendidikan formal yang bisa dilengkapi dengan pembelajaran jarak jauh banyak kursus-kursus online bermunculan. Salah satu kursus yang memanfaatkan teknologi digital dan internet dan terus tumbuh di Indonesia adalah Squline. Berdiri sejak tahun 2013 lalu Squline terus berbenah dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah pengguna bisa jadi satu alasan yang kuat untuk Squline memberikan inovasi di tahun ini.

Disampaikan salah satu pendiri Squline Tommy Yunus, pihaknya mengalami penambahan cukup signifikan untuk pengguna atau siswa di rentang usia di bawah 20 tahun di Q1 tahun ini. Angka ini meningkat dua kali lipat di banding periode sebelumnya. Ini menjadi sebuah tanda bahwa Squline mulai dilirik oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Sebelumnya pengguna Squline di dominasi oleh para profesional dengan rentang usia 20 – 30 tahun yang mencapai 70%.

Selain itu, masih dari penuturan Tommy, pengguna berbayar Squline yang menggunakan perangkat mobile meningkat menjadi 60% di Q1 2017. Ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa Squline menargetkan meluncurkan aplikasi mobile di tahun ini.

“Dalam tahun 2017 ini kami akan meluncurkan mobile apps agar pengguna aktif kami dapat semakin mudah mengatur jadwal belajar, membuka materi belajar dan berinteraksi dengan pengajar Squline dari smartphone mereka,” ujar Tommy.

Ketika disinggung mengenai fokus Squline di tahun ini, Tommy memaparkan pihaknya akan tetap fokus pada tiga jenis kursus yang sudah ada, yakni Bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Belum ada rencana untuk menambah produk baru. Hanya saja salah satu yang menjadi fokus Squline ada pada akuisisi pelanggan korporasi dan institusi pendidikan. Tercatat saat ini lembaga pendidikan POLTEKIP yang berada di bawah kementrian hukum dan HAM memanfaatkan Squline untuk para taruna. Dari penuturan Tommy saat ini Squline memiliki kurang lebih ada 20 klien B2B.

Selain pembelajaran online saat ini Squline juga memberikan program beasiswa bagi pengguna mereka untuk belajar ke luar negeri. Salah satu contohnya saat ini Squline sedang memberikan program beasiswa ke Beijing, Tiongkok, bekerja sama dengan BLCC (Beijing Language and Culture College).

Squline Optimalkan Strategi B2B untuk Pasarkan Layanannya

Startup pengembang layanan kursus online bahasa asing Squline terus berupaya mematangkan strategi ekspansi bisnisnya dengan menyasar sektor B2B (Business-to-Business). Kerja sama terbaru dijalin bersama Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) untuk mematangkan kualitas pemahaman bahasa asing para Taruna di tempat tersebut. Pendekatan seperti ini dinilai efektif memicu penggunaan platform Squline secara lebih intensif.

“Kami melihat bahwa kebutuhan kemampuan bahasa asing di sisi swasta, institusi, dan pemerintahan terjadi peningkatan sangat besar setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka memilih belajar dengan cara yang kurang efektif karena terbentur oleh pekerjaan, atau tugas sehari-hari mereka,” ungkap CEO Squline Tomy Yunus.

Kerja sama berbasis B2B sendiri sudah dimulai hampir 4 tahun belakangan ini oleh Squline. Upaya ini telah berhasil membawakan  Squline lebih dari 1000 siswa yang belajar bahasa asing setiap harinya. Improvisasi juga terus dilakukan, salah satunya dengan dukungan guru asing profesional di bidang bahasa.

Tomy melanjutkan, “Menurut kami, ini merupakan peluang bagi Squline sebagai solusi belajar bahasa asing seara online dengan menawarkan kemudahan akses belajar dan felksibilitas jadwal belajar, tentunya dengan didukung oleh tenaga pengajar asing profesional. Oleh karena itu, mulai tahun ini kami aktif untuk melakukan ekspansi bisnis kami dengan menyasar segmen B2B.”

Menindaklanjuti kerja sama dengan Squline ini, Direktur Poltekip Dr. Suprapto menyampaikan, “Ke depannya seluruh taruna Poltekip akan dibekali dengan pelatihan bahasa asing terutama Bahasa Inggris. Pelatihan Bahasa Inggris berbasis online akan menjadi pilihan yang efektif mengingat jadwal kegiatan taruna yang cukup padat. Karena dengan pelatihan bahasa inggris berbasis online yang dipandu oleh guru profesional kegiatan akan berjalan lebih efektif dan efisien.”

Proses penandatanganan kerja sama Squline - Poltekip
Proses penandatanganan kerja sama Squline – Poltekip

Squline sendiri bisa dikatakan sebagai startup perintis kursus online belajar bahasa asing pertama di Indonesia, didirikan oleh Tomy Yunus dan Yohan Limerta pada tahun 2013. Saat ini ada tiga varian bahasa yang dapat dipelajari, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Layanan yang diberikan mengombinasikan kelas interaktif tatap muka via video call dan konten pembelajaran multimedia.

Kelase Mobile Lab Dihadirkan untuk Bantu Sekolah di Pelosok Belajar TIK

Sebagai lanjutan dari kegiatan Microsoft Affordable Access Initiative Grant, Kelase mengadakan serangkaian kegiatan untuk mengoptimalkan implementasi teknologi digital dalam pendidikan. Sebelumnya dalam program Microsoft tersebut, Kelase mendapatkan pendanaan dan dukungan infrastruktur komputasi awan Microsoft Azure untuk mengembangkan layanan end-to-end solusi pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) agar dapat dinikmati oleh sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Kelase bekerja sama dengan Microsoft Indonesia dan PT Trakindo Utama memberikan akses pembelajaran digital kepada sekolah di Merauke. Salah satu hasil inovasi yang diberikan berupa Kelase Mobile Lab, yakni sebuah paket perangkat TIK yang didesain untuk mudah dipindahkan dan digunakan di area yang tergolong sulit dijangkau.

“Kelase Mobile Lab dihadirkan untuk memberi akses kepada sekolah-sekolah di pelosok Indonesia untuk dapat menerapkan pembelajaran digital dengan lebih terjangkau dan mudah. Paket piranti TIK ini didesain untuk bisa berpindah dari satu kelas ke kelas lain, selain itu dengan adanya server kelas berikut aplikasi dan konten edukasi digital yang disertakan akan memudahkan siswa dan guru melakukan kolaborasi dan pembelajaran digital dengan koneksi internet yang minim,” ujar Winastwan Gora, Chief Operating Officer PT Edukasi Satu Nol Satu (Kelase).

Gora menuturkan, selain menyediakan Kelase Mobile Lab sebagai sarana belajar, pihaknya juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan siswa untuk mampu belajar secara efektif memanfaatkan TIK sebagai perangkat produktivitas belajar.

“Kami sangat senang dapat kembali mendukung kegiatan Kelase dengan memberikan akses pembelajaran digital. Bantuan piranti TIK ini kami harapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih kreatif dan kolaboratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung misi Microsoft untuk memberdayakan masyarakat dan organisasi, terutama di sektor pendidikan, sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di era transformasi digital saat ini,” sambut Corporate Affairs Director Microsoft Indonesia Ruben Hattari.

SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo yang mendapatkan kesempatan untuk menerima suguhan tersebut dari Kelase.

“SDN Inpres Polder Merauke merupakan salah satu dari 40 Sekolah Dasar Negeri binaan Trakindo. Dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek sebagai bagian dari pelaksanaan program pendidikan berbasis karakter yang kami selenggarakan, SDN Inpres Polder ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar terpilihnya SDN Inpres Polder sebagai sekolah percontohan berbasis TIK oleh mitra kerja kami,” ungkap Chief Administration Officer PT Trakindo Utama Maria T. Kurniawati.

Application Information Will Show Up Here

Supertor Usung Konsep Pertemukan Pengguna dan Para Mentor

Bisnis digital membawa sejumlah kesempatan ide bisnis baru untuk direalisasikan. Dari sekian banyak ide konsep “penghubung” menjadi paling sering dijumpai. Menghubungkan penjual dan pembeli, murid dengan guru, pelanggan dengan pengguna jasa dan lainnya. Konsep ini juga yang dibawa oleh Supertor. Sebuah bisnis yang baru dirintis ini mengusung konsep menghubungkan penggunanya dengan para mentor untuk berbagai keperluan. Mulai dari tentang kegiatan perkuliahan, programming, dan permasalahan-permasalahan lain.

Saat ini Supertor masih dalam tahap beta, masih ada beberapa fitur yang tengah dimatangkan dan mungkin akan ada beberapa fitur tambahan ke depannya. Sejauh ini Supertor memiliki beberapa fitur untuk menyelaraskan dengan konsep yang diusung. Yakni komunikasi langsung dengan mentor dengan media yang bisa disesuaikan, apakah itu online atau ketemuan langsung.

Supertor juga memungkinkan pengguna mengunggah pertanyaan mereka untuk bisa dijawab oleh mentor atau pengguna lain. Pengguna yang jawabannya mendapatkan approve dari pengguna lain maka akan mendapat reward berupa saldo Supertor yang nantinya bisa digunakan sebagai pembayaran konsultasi lain di Supertor.

“Untuk tahap beta ini persyaratan untuk menjadi mentor tidak terlalu rumit, cukup dengan melengkapi aplikasi pendaftaran di Supertor, dan mencantumkan CV atau profil Linkedin-nya, sudah dapat menjadi mentor di Supertor,” terang CEO Supertor Moch Lutfi Fauzi.

Diakui Lutfi, saat ini Supertor yang masih dalam tahap beta masih belum memiliki banyak mentor dan pengguna. Mentor dan pengguna yang terdaftar masih seputar teman-teman komunitas dan alumni dari YLI (Young Leaders for Indonesia). Untuk itu Lutfi menepatkan menambah jumlah mentor dan pengguna menjadi salah satu targetnya di tahun ini bersama dengan peningkatan kualitas layanan dan fitur-fitur yang ada.

Lutfi juga menjelaskan saat ini ada beberapa kategori yang diincar untuk bisa menjadi mentor di Supertor. Yang pertama adalah Diaspora Indonesia yang tinggal di luar negeri, founder startup yang sudah established, dan expert yang biasa mengadakan workshop dan seminar secara offline.

“Fokus kami dalam 3 bulan ke depan adalah mengajak orang-orang pintar untuk bergabung menjadi mentor atau expert di Supertor, dengan kategori (financial management, business and marketing, leadership, web and mobile development, education consultant), dengan target 1000 mentor. Selain itu, menyempurnakan fitur dan layanan yang ada di Supertor,” jelas Lutfi.

Dari segi konsep, apa yang diusung Supertor tidak jauh berbeda dengan RuangGuru dan KelasKita. Keduanya sama-sama menjembatani masyarakat yang ingin mendapatkan akses informasi. Hanya saja Supertor cakupannya sedikit lebih luas, tidak hanya soal pendidikan tetapi juga bidang lain dan banyak keahlian di dalamnya. Salah satu tantangan Supertor adalah mendapatkan mentor yang berkualitas dan kompeten.

Ruangguru Luncurkan Platform Pembelajaran RuangVideo

Melengkapi layanan yang telah dimiliki, platform edukasi Ruangguru meluncurkan sebuah platform video pembelajaran bernama RuangVideo. Dengan konsep video pengajaran seperti yang dimiliki Quipper, saat ini RuangVideo sudah dilengkapi lebih dari 1500 video pembelajaran. Pembaruan aplikasi mobile di Android dan iOS juga sudah bisa menikmati layanan ini.

Layanan video pembelajaran yang dikemas dalam bentuk berlangganan bulanan ini menekankan pada kualitas konten dengan melakukan sortir ketat guru pengajar yang masuk dalam video. Latar belakang pendidikan si pengajar tersebut menjadi salah satu pertimbangan utama Ruangguru dalam memilih tutor yang terekam di video. Untuk memudahkan pemahaman, animasi sebagai alat peraga turut disematkan.

Dengan menyusun kurikulum berdasarkan silabus dan standar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, RuangVideo meyakini dapat menjadi sumber belajar komprehensif bagi para siswa, sebagai suplemen pembelajaran di luar kelas.

Tampilan fitur RuangVideo di aplikasi Ruangguru / Ruangguru
Tampilan fitur RuangVideo di aplikasi Ruangguru / Ruangguru

“Kami menyadari bahwa siswa-siswi masih membutuhkan tambahan belajar di luar sekolah. RuangVideo menyediakan konten yang bisa di akses kapan saja dan di mana saja. Lebih dari itu, harapan kami RuangVideo dapat dijangkau oleh siswa dari semua kalangan sebagai alternatif dari tambahan belajar konvensional yang harganya kian mahal,” ujar Co-Founder & CEO Ruangguru Belva Devara dalam rilis yang kami terima.

Selain RuangVideo, sebelumnya Ruangguru juga menyediakan telah layanan belajar lainnya, yaitu jasa pencarian guru privat yang bernama RuangLes, jasa konsultasi belajar privat online yang bernama RuangLesOnline, fasilitas tryout ujian yang bernama RuangUji, dan ribuan latihan soal yang dikemas dalam bentuk game petualangan yang bernama RuangLatihan.

Saat ini, Ruangguru pun tengah melakukan kerja sama dengan 16 pemerintah provinsi dan 200 pemerintah kota/kabupaten di seluruh Indonesia dalam menggunakan sistem tata kelola pembelajaran (learning management system).

Diluncurkan sejak bulan April 2014, startup yang digawangi oleh Belva Devera dan Iman Usman ini didukung East Ventures dan Venturra Capital. Belum lama ini Ruangguru juga terpilih menjadi bagian dari Launchpad Accelerator yang diinisiasi oleh Google. Manuvernya saat ini telah mampu merangkul lebih dari 80.000 guru privat untuk tergabung dalam jaringan les online yang disediakan sebagai basis layanan dari portal Ruangguru.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Hadirkan Smart School, Penerapan Teknologi Pendidikan Berbasis Data

Tidak ingin sekedar dikenal sebagai platform tutoring antara siswa dan guru privat, Ruangguru kembali menghadirkan inovasi terbaru dan kali ini melibatkan pemerintah daerah. Smart School, sebuah konsep belajar online yang dilancarkan Ruangguru, memberikan fasilitas lebih kepada siswa SMA dan SMK memanfaatkan teknologi. Provinsi Sumatera Selatan menjadi pilot project untuk Smart School dan diklaim mendapat sambutan baik dari pemerintah, sekolah, guru dan siswa.

“Dari awal kami memang melihat bahwa salah satu tantangan pendidikan di Indonesia adalah minimnya ketersediaan data. Tidak cuma sebatas data statistik jumlah siswa, guru, maupun sekolah, tetapi juga data pencapaian dan perkembangan capaian siswa dan kualitas guru, kata CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara.

Smart School merupakan penerapan teknologi pendidikan yang berbasiskan data yang merangkul semua stakeholder pendidikan, mulai dari guru, siswa, sekolah, pemerintah, dan orang tua murid. Melalui sistem ini siswa dan guru yang telah terdaftar dalam Smart School dapat mengikuti program ujian pemetaan kemampuan, yang berupa Tryout UN, UTS, UAS bagi siswa dan Tryout Uji Kompetensi Guru bagi guru.

“Setelah mengerjakan tryout tersebut, guru dan siswa tidak hanya mendapatkan hasil nilai keseluruhan, tetapi juga analisis kemampuan berdasarkan manajemen waktu dan ketepatan pengerjaan topik-topik, sehingga mempermudah perencanaan pemantapan materi ke depannya,” kata Co-Founder & CPO Ruangguru Iman Usman.

Hasil ujian siswa dan guru ini nantinya juga akan dimonitor oleh sekolah dan aparatur pemerintah terkait melalui dasbor pemerintah. Sementara untuk orang tua siswa melalui Aplikasi Ruangguru – Orang Tua.

“Kami berharap inisiatif Smart School ini dapat menjadi masa depan pengembangan pendidikan di Indonesia yang lebih berbasiskan data, sehingga setiap kebijakan yang diambil memiliki dasar yang kuat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan riil di lapangan. Selain itu, ini juga menjadi bukti bahwa sektor swasta juga memiliki peranan penting di bidang pendidikan, khususnya pada penerapan teknologi. Ruangguru dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Belva.

Rencana Ruangguru di tahun 2017

Selama ini Ruangguru telah menghadirkan sebuah platform terpadu yang bisa dimanfaatkan oleh siswa, guru privat sekaligus orang tua siswa untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa sekolah di Indonesia. Langkah terbaru yang diambil oleh Ruangguru tentunya diharapkan bisa merangkul lebih banyak lagi siswa di tanah air, sekaligus peningkatan kualitas para guru, dengan memanfaatkan teknologi terkini dalam hal penerapan Sistem Manajemen Belajar online.

Meskipun masih terbilang baru proyek yang dilancarkan oleh Ruangguru, jika diterapkan dengan benar dan konsisten, bisa membantu siswa SMA dan SMK melakukan kegiatan yang biasanya dilakukan secara konvensional dengan mengadopsi teknologi. Hal ini ternyata senada dengan rencana dari Ruangguru untuk tahun 2017, yaitu untuk menciptakan ekosistem teknologi pendidikan yang mendukung kebutuhan semua stakeholder yang terlibat.

“Dalam waktu dekat, akan hadir produk terbaru dari Ruangguru.com yang dapat melengkapi kebutuhan murid dan guru akan konten pendidikan yang menarik sebagai sarana pendukung pembelajaran. Selain itu, kami juga terus meningkatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan produk dan layanan Ruangguru, baik pada situs atau pun aplikasi mobile,” pungkas Belva.

Application Information Will Show Up Here