Pemain Fortnite Kini Dapat Membantu Memberikan Insentif Ekstra Buat Kreator Konten Favoritnya

Fortnite saat ini merupakan game yang paling banyak ditonton di YouTube Gaming. Sulit rasanya membendung popularitas Fortnite, dan Epic Games selaku pengembangnya pun masih punya cara lain untuk memotivasi para kreator untuk terus menghasilkan konten bertema Fortnite.

Cara tersebut diwujudkan melalui program Support-A-Creator. Sesuai namanya, program ini bertujuan untuk memberikan insentif ekstra kepada konten kreator. Namun ketimbang melakukannya sendiri, Epic Games rupanya juga ingin melibatkan semua pemain Fortnite.

Mekanismenya seperti ini: pertama-tama, tentukan dulu kreator favorit yang hendak Anda dukung. Selanjutnya, setiap pembelian item menggunakan V-Bucks (mata uang virtual dalam Fortnite) bakal dikalkulasikan menjadi pendapatan ekstra buat sang kreator.

Fortnite

Jumlahnya memang tidak terlalu besar; kreator akan mendapat $5 setiap kali pemain yang mendukungnya menghabiskan 10.000 V-Bucks. V-Bucks-nya sendiri boleh yang dibeli menggunakan uang asli atau yang didapatkan dari progres permainan.

Kendati demikian, jumlahnya bakal lumayan terasa ketika dikalikan banyak pemain sekaligus. Juga penting untuk diingat adalah, program ini bakal dilangsungkan sampai 31 Desember mendatang.

Pemain tidak harus mendukung satu kreator yang sama sampai akhir program. Secara default, dukungan mereka untuk satu kreator akan berakhir usai 14 hari. Setelahnya, mereka bebas memilih kreator lain atau memilih kembali kreator yang sama.

Fortnite

Lalu apa saja syarat yang harus dipenuhi kreator untuk mengikuti program ini? Yang paling utama adalah, mereka harus mempunyai lebih dari 1.000 follower di paling tidak satu media sosial ternama, serta rutin membuat dan merilis konten Fortnite dalam 30 hari terakhir sebelum mengikuti program.

Epic Games tidak membatasi kategori kreator hanya untuk streamer di YouTube atau Twitch saja. Musisi, storyteller, cosplayer, maupun community builder juga boleh berpartisipasi dalam program ini selama karya mereka ada kaitannya dengan Fornite. Kreator yang tertarik mendaftar bisa langsung mengunjungi situs Support-A-Creator.

Sumber: Polygon dan Epic Games.

Epic Games Buka Fortnite Android dengan Sistem Undangan, Ini Device yang Didukung

Fortnite versi mobile di iOS memang dilaporkan sukses besar ya, baik dalam jumlah download dan juga segi pendapatan. Kini Epic Games juga telah merilis Fortnite untuk Android, meskipun masih eksklusif untuk Samsung Galaxy Note 9.

Bagi pengguna smartphone Android non-Samsung, sebetulnya Anda tak perlu bersedih hati. Karena Epic Games telah membuka pendaftaran untuk Fortnite Android versi beta.

Tapi, sebelum mendaftar pastikan memiliki device yang didukung. Ya, berbeda dengan PUBG Mobile yang tersedia secara luas di Android – Fortnite memiliki system requirement yang tinggi.

Epic Games mengatakan hanya 300 juta dari 2,5 miliar smartphone Android yang bisa memainkan Fortnite dengan baik. Berikut daftar perangkat yang didukung saat ini:

  • Samsung Galaxy S7
  • Samsung Galaxy S7 Edge
  • Samsung Galaxy S8
  • Samsung Galaxy S8+
  • Samsung Galaxy S9
  • Samsung Galaxy S9+
  • Samsung Galaxy Note 8
  • Samsung Galaxy Note 9
  • Samsung Galaxy Tab S3
  • Samsung Galaxy Tab S4
  • Google Pixel
  • Google Pixel XL
  • Google Pixel 2
  • Google Pixel 2 XL
  • Asus ROG Phone
  • Asus Zenfone 4 Pro
  • Asus Zenfone 5Z
  • Essential Phone PH-1
  • Huawei Honor 10
  • Huawei Honor Play
  • Huawei Mate 10
  • Huawei Mate 10 Pro
  • Huawei Mate RS
  • Huawei Nova 3
  • Huawei P20
  • Huawei P20 Pro
  • LG V10
  • LG G5
  • LG G6
  • LG G7 ThinQ
  • LG V20
  • LG V30
  • LG V30+
  • Nokia 8
  • OnePlus 5
  • OnePlus 5T
  • OnePlus 6
  • Razer Phone
  • Xiaomi Blackshark
  • Xiaomi Mi 5
  • Xiaomi Mi 5S
  • Xiaomi Mi 5S Plus
  • Xiaomi Mi 6
  • Xiaomi Mi 6 Plus
  • Xiaomi Mi 8
  • Xiaomi Mi 8 Explorer
  • Xiaomi Mi 8SE
  • Xiaomi Mi Mix
  • Xiaomi Mi Mix 2
  • Xiaomi Mi Mix 2S
  • Xiaomi Mi Note 2
  • ZTE Axon 7
  • ZTE Axon 7s
  • ZTE Axon M
  • ZTE Nubia Z17
  • ZTE Nubia Z17s
  • ZTE Nubia Z11

Bila memiliki salah satu perangkat dari daftar tersebut, maka Anda bisa mencantumkan alamat email dengan mendaftar langsung dari halaman web resmi Epic Games. Berapa lama waktu yang dibutuhkan saya tidak tahu pasti dan nantinya pre-install Fortnite akan dikirimkan melalui email.

Harap dicatat, Fortnite Android tidak tersedia di Google Play Store. Jadi Anda harus menginstal APK Fortnite secara manual, Anda perlu mencentang unknown source di pengaturan.

Agak repot dan kurang aman ya? Ya, Epic Games dilaporkan keberatan dengan potongan pendapatan 30 persen oleh Google. Porsi tersebut memang cukup tinggi, tapi saya rasa fair saja – itu peraturan dan semua game atau aplikasi yang masuk ke Google Play Store juga mendapat potongan yang sama.

Sumber: PhoneArena

[Rumor] Fortnite Android Dirilis Bulan Agustus, Eksklusif untuk Samsung Galaxy Note 9

Para pengguna smartphone Android yang bermain PUBG Mobile, tentunya amat penasaran dengan Fortnite. Game bergenre battle royale garapan Epic Games itu diberitakan sudah menghasilkan banyak uang dengan Fortnite untuk iOS yang dirilis sejak empat bulan lalu.

Kalau dipikir-pikir, harusnya ketika nanti Fortnite tiba di Android – penghasilan Epic Games akan berkali-kali lipat. Tapi ya, entah apa yang membuat Epic Games menahan Fortnite Android terlalu lama.

Sebelumnya, dikabarkan kalau Epic Games bekerja sama dengan Tencent untuk membawa Fortnite Android – terutama mungkin di pasar Tiongkok.

Kabar terbaru, Fortnite Android akan dirilis secara eksklusif bersama flagship Samsung Galaxy Note 9 pada bulan Agustus. Hak ekslusif yang dimiliki Samsung mungkin selama jangka waktu tertentu (terbatas), misalnya 30 hari.

Kemampuan mobile gaming sepertinya akan menjadi salah satu fitur yang diunggulkan. Bisa jadi, Samsung akan mengintegrasikan kelebihan S Pen ke dalam game-game tertentu. Kita lihat saja nanti ya, event unpacked Samsung Galaxy Note 9 diadakan pada tanggal 9 Agustus 2018.

Sumber: PhoneArena

Epic Games Gelontorkan Dana $ 100 Juta Untuk Siapkan Fortnite Sebagai eSport

Menurut analis, Fortnite Battle Royale menjadi sensasi global dalam waktu singkat karena keberhasilannya menarik perhatian khalayak di luar kalangan ‘gamer rata-rata’. Penyebabnya merupakan kombinasi dari beberapa hal: ia tersaji sebagai judul free-to-play, tersedia di console dan mobile, bersahabat bagi semua kalangan umur, lalu game dirilis ketika PUBG dirundung masalah cheater dan komunitas yang tak sehat.

Setelah berhasil menghimpun 10 juta pemain hanya dalam waktu dua minggu selepas perilisannya, di bulan Maret kemarin Fortnite Battle Royale sukses merangkul lebih dari 45 juta gamer. Dan sebagai apresiasi developer Epic Games atas respons positif dari para pemain, mereka memutuskan untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 100 juta buat dijadikan hadiah turnamen Fortnite Battle Royale di periode 2018 sampai 2019.

Bulan Februari lalu adalah momen penting buat Fortnite. SuperData melaporkan bahwa pemasukan permainan last man standing Epic Games ini jauh mengalahkan PlayerUnknown’s Battlegrounds, dengan nilai US$ 126 juta. Investasi sebesar US$ 100 merupakan komitmen jangka panjang Epic Games demi mendukung Fortnite dan menandai mereka tak hanya fokus pada mencari keuntungan semata.

Fortnite saat ini bisa dibilang permainan terbesar di Bumi dan merupakan fenomena pop-culture. Penyumbang kesuksesan game yang cukup signifikan adalah platform sosial media dan video streaming. Di bulan Maret silam, Fornite Battle Royale mencetak rekor sebagai permainan dengan jumlah penonton terbanyak di Twitch, melampaui pencapaian League of Legends dan PUBG.

Meroketnya kepopularitasan Fortnite Battle Royale juga disebabkan oleh banyaknya selebriti dan atlet terkenal yang menikmati permainan itu; di antaranya Chance the Rapper, Joe Jonas, Travis Scott hingga Drake. Kakak-beradik sutradara Avengers: Infinity War juga merupakan penggemar berat permainan battle royale ini, dan kolaborasi antara Marvel Studios dan Epic Games menghasilkan sebuah mode unik bernama Infinity Gauntlet Limited Time Mashup.

Untuk mudah memahami apa yang bisa dilakukan uang US$ 100 juta bagi pengembangan eSport, pakar olahraga elektronik Scott Smith menjelaskan bahwa total dana yang dikeluarkan oleh sepuluh permainan eSport populer di tahun 2017 baru mencapai US$ 91,2 juta. US$ 100 juta buat satu game adalah angka menakjubkan, mengangkat Fornite jadi judul olahraga elektronik terbesar di dunia.

Epic Games belum mengungkap detail terkait turnamen Fornite Battle Royale, namun sang developer bilang, pendekatan mereka akan berbeda serta lebih terbuka. Tim akan fokus pada dua faktor: peningkatan kualitas bermain serta memastikan game lebih asik buat ditonton.

Via VentureBeat.

Thanos Siap Menyerbu Fortnite Battle Royale, Karena Kenapa Tidak?

Ketika kita mengira PlayerUnknown’s Battleground merupakan kejadian bersejarah di era platform game current-gen, Fortnite Battle Royale ternyata menjadi fenomena yang lebih besar lagi. Berbeda dari sang rival, mode ‘last man standing‘ di Fortnite tersaji terpisah dari permainan utamanya, dihidangkan sebagai game free-to-play yang ditopang oleh sistem microtransaction.

Mungkin kita sulit membayangkan hal apa yang bisa membuat permainan battle royale itu lebih besar dan menghebohkan lagi. Namun Epic Games sudah memikirkannya. Perusahaan game legendaris asal North Carolina itu melangsungkan kolaborasi eksklusif dengan Marvel Studios untuk menghadirkan Thanos di Fortnite Battle Royale – tak lama setelah sang super-villain mengobrak-abrik The Avengers dalam Infinity War.

Sensasi Marvel di Fortnite itu bisa Anda nikmati melalui mode ‘terbatas’ bertajuk Infinity Gauntlet Limited Time Mashup. Di sana, Thanos tidak serta-merta datang dan mencoba melumat para pemain. Mode tersebut kembali menghidangkan gameplay last man standing masif, di mana Anda akan berlomba-lomba untuk menjadi pemain terakhir yang bertahan hidup, ditambah satu twist menarik.

Thanos

Dalam Infinity Gauntlet Limited Time Mashup, game akan menempatkan Infinity Gauntlet serta keenam batu Infinity Stone secara acak di peta. Gamer yang menemukan dan menggunakannya segera berubah jadi sang alien dari Titan itu dan memperoleh seluruh kekuatannya. Apakah gagasan ini terdengar terlalu liar? Tidak juga. Di Infinity War, Thanos berhasil merebut Reality Stone, sehingga memungkinkannya masuk ke jagat lain.

Menariknya, ide kolaborasi Epic Games dan Marvel Studios ini tidak datang dari satu pihak saja. Infinity War saat ini memang menjadi film box office nomor satu, berhasil meraup US$ 144,8 juta, dan siapapun yang menggandeng franchise ini berpeluang mendapatkan untung besar. Meski begitu, ternyata sutradara kakak-beradik Anthony dan Joe Russo adalah penggemar berat Fortnite. Mereka sering menikmati permainan shooter itu di waktu senggang.

Creative director Epic Games Donald Mustard kaget ketika menerima telepon dari Joe Russo. Sesudah sedikit perkenalan, mereka segera berdiskusi dan akhirnya membicarakan ide gila. Meski begitu, Mustard dan Russo setuju bahwa seperti apapun hasilnya nanti, konten baru tersebut haruslah benar-benar orisinal, baik untuk fans Fortnite ataupun Avengers: Infinity War. Tak lama, tim Epic Games langsung menggarapnya.

Infinity Gauntlet Limited Time Mashup tersuguh sebagai update gratis di Fortnite Battle Royale, tersedia di PC, Xbox One, PS4, Mac serta iOS; bisa dinikmati mulai hari ini. Dengan kehadiran mode tersebut, untuk pertama kalinya fans The Avengers mendapatkan kesempatan buat membalaskan kekalahan para hero favorit mereka di Infinity War…

Sumber: Entertainment Weekly.

Pencipta Unreal Engine Pamerkan Teknologi Live Motion Capture

Dewasa ini, motion capture sudah menjadi teknik yang umum diterapkan di industri perfilman. Memanfaatkan teknik ini, aktor dapat berakting seperti biasa, namun pada hasil akhirnya, penampilannya bisa diubah sepenuhnya dengan CGI (computer-generated imagery).

Tidak sedikit karakter film populer yang terlahir dari teknik motion capture. Salah satu yang paling tenar mungkin adalah Gollum di seri Lord of the Rings, yang diperankan oleh aktor ahli motion capture, Andy Serkis, yang juga merupakan pemeran Caesar di seri Planet of the Apes dan Supreme Leader Snoke di dua film terbaru Star Wars.

Motion capture melibatkan proses yang amat kompleks. Sederhananya, aktor akan berakting selagi mengenakan pakaian yang dipasangi sederet sensor. Yang direkam sejatinya adalah pergerakan sang aktor (lengkap sampai ke perubahan ekspresi wajahnya), sebelum akhirnya diganti dengan CGI dalam tahap pascaproduksi.

Bisa dibayangkan betapa banyak waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk memroses suatu adegan yang diambil menggunakan teknik motion capture. Namun dalam beberapa tahun ke depan, kondisinya bakal berubah drastis, terutama berkat inovasi terbaru hasil kolaborasi antara beberapa nama besar di industri gaming: Epic Games, Tencent, Vicon, Cubic Motion dan 3Lateral.

Proyek yang mereka kerjakan diberi nama Siren. Dipamerkan di GDC 2018, Siren pada dasarnya merupakan suatu karakter virtual yang diciptakan dengan teknik motion capture, hanya saja prosesnya berlangsung secara instan, alias real-time. Setiap kali sang aktor menggerakkan tangan atau sebatas mengedipkan matanya, karakternya juga akan tampak melakukan hal yang sama persis.

Karakternya sendiri di-render menggunakan Unreal Engine 4 (buatan Epic Games) secara real-time dalam kecepatan 60 fps, sehingga semuanya tampak mulus, dengan jeda nyaris tak terlihat. Unreal Engine 4 juga memungkinkan tingkat detail yang menakjubkan pada karakter virtual-nya (coba lihat bulu matanya), yang dimodel berdasarkan aktris berdarah Tiongkok, Bingjie Jiang.

Teknologi di balik Siren sejatinya sudah dikembangkan sejak lama, dan sempat digunakan pada lakon utama game indie fenomenal Hellblade. Selain Unreal Engine 4, komponen yang membentuk Siren mencakup teknologi computer vision rancangan Cubic Motion, yang sanggup membaca lebih dari 200 bagian wajah dalam kecepatan 90 fps, lalu memetakan datanya ke sang karakter virtual secara otomatis dan real-time.

Melengkapi kontribusi Cubic Motion adalah teknologi facial rigging besutan 3Lateral, sedangkan pergerakan tubuh sang karakternya sendiri berasal dari sistem motion capture rancangan Vicon. Semua komponen ini bekerja bersama-sama menciptakan animasi yang begitu realistis, dan yang terpenting, tanpa melalui proses pascaproduksi yang kompleks.

Teknologi live motion capture ini nantinya bakal ditawarkan ke industri perfilman sekaligus gaming. Meski belum ada jadwal resmi yang diungkap, petinggi Cubic Motion, Andy Wood, sempat bilang bahwa teknologi ini bakal tersedia secara universal di tahun 2020 mendatang.

Potensi penerapan teknologi ini jelas amat luas, tapi di saat yang sama juga bisa disalahgunakan. Yang paling meresahkan, seperti yang dibayangkan Engadget, mungkin adalah ketika teknologi ini dipakai untuk menciptakan berita bohong (hoax), di mana beredar video sosok terkenal yang mengatakan hal yang tidak semestinya, meski padahal sosok tersebut merupakan rekreasi digital memanfaatkan teknologi ini.

Setidaknya dalam waktu dekat ini, membedakan orang asli dan karakter virtual-nya masih gampang, tapi coba bayangkan kalau nanti Unreal Engine 5 dirilis, dan hasil render-nya bahkan lebih mendekati lagi dengan aslinya. Bukan berarti kita harus bersikap pesimis terhadap inovasi seperti ini, tapi setidaknya kita harus siap mengantisipasi potensi penyalahgunaan yang ada di masa yang akan datang.

Sumber: VentureBeat dan Engadget.

Fortnite Mengalahkan Kepopularitasan PUBG dan Menghasilkan Pemasukan Lebih Besar

Berkat meledaknya kepopularitasan PlayerUnknown’s Battlegrounds, formula last man standing berskala masif saat ini menjadi hal terpanas di industri gaming. Awalnya, genre battle royale lewat PUBG berhasil menyingkirkan Dota 2 sebagai permainan terfavorit di Steam. Tak lama, developer lain berbondong-bondong mengadopsi formula ini, serta berupaya menyediakannya di  platform mobile.

Fortnite buatan Epic Games merupakan satu judul yang tak malu-malu membuntuti kesuksesan PUBG dengan membubuhkan mode battle royale di permainan. Disajikan secara terpisah dari bagian PvE-nya dan dihidangkan gratis, Fortnite Battle Royale segera menghimpun 10 juta pemain lebih dua minggu setelah meluncur di bulan September 2017. Dan masih di awal tahun 2018, game tersebut berhasil memperoleh rekor membanggakan.

Berdasarkan laporan yang diungkap oleh perusahaan riset SuperData, Fortnite Battle Royale kabarnya berhasil memperoleh pemasukan lebih besar dan mengumpulkan pemirsa live streaming lebih banyak dibanding game action multiplayer ciptaan desainer Brendan Greene tersebut. Pencapaian itu tercatat terjadi di minggu terakhir bulan Februari, artinya bahkan sebelum pecahnya rekor stream Twitch minggu lalu oleh Ninja dan musisi rap Drake.

Dari kurva yang diungkap oleh SuperData, jumlah penonton PlayerUnknown’s Battlegrounds di Twitch berada di atas Fortnite Battle Royale hingga momen titik balik di bulan Februari. Saat jumlah viewer PUBG melandai turun, angka pemirsa kreasi Epic Games itu terus meningkat. Di penghujung bulan kemarin, Fortnite Battle Royale sukses menggalang 14 juta active viewer, sedangkan pemirsa PUBG berada di angka 8,7 juta.

Di periode yang sama, pemasukan Fortnite juga akhirnya melampaui PlayerUnknown’s Battlegrounds, yakni US$ 126 juta versus US$ 103 juta. Ketika jumlah profit PUBG tertinggi berada di bulan Desember 2017 (sewaktu game keluar dari early access dan meluncur di Xbox One), pendapatan Fortnite Battle Royale versi PC dan console naik dengan stabil.

SuperData-Fortnite-vs-PUGB

Menurut SuperData, kesuksesan Fortnite disebabkan oleh faktor kemudahan akses. Game ini bisa dinikmati gratis, sedangkan untuk bermain PUBG, Anda harus mengeluarkan uang sebesar US$ 30 (atau Rp 200 ribu di Indonesia). Fortnite juga lebih gampang dipelajari serta lebih bersahabat bagi gamer belia berkat desain dunia dan karakter ala kartunnya.

Dan di waktu ke depan, ada kemungkinan kompetisi di ranah battle royale akan bertambah sengit. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu bagi perusahaan-perusahaan gaming raksasa seperti Activision-Blizzard, Electronic Arts, and Ubisoft untuk turut berkecimpung di sana, dengan mengimplementasikan formula last man standing di IP-IP mereka yang sudah terkenal.

Fortnite Battle Royale Akan Hadir di Mobile, Gamer PC dan Console Bisa Bermain Bersama

Melihat begitu suksesnya formula last man standing yang dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds, Epic Games tidak ragu-ragu mengadopsi genre ini ke game Fortnite. Fortnite Battle Royale dirilis sebagai permainan free-to-play, terpisah dari mode Save the World yang menyajikan gameplay sandbox kooperatif dan mengadu pemain melawan monster.

Ternyata Epic Games tak hanya mengikuti jejak game kreasi Brendan Greene itu, tapi juga platform tempat permainan diluncurkan. Di bulan Februari kemarin, PUBG Corporation dan Tencent Games melepas versi early access PlayerUnknown’s Battleground di Android dan iOS. Dan minggu ini, Epic Games mengumumkan rencana untuk membawa Fortnite Battle Royale ke kedua platform mobile tersebut.

Menurut penjelasan developer, Fortnite Battle Royale mobile tetap dibekali konten yang sama seperti versi PC dan console-nya. Permainan menyuguhkan medan tempur 100-player serta peta permainan serupa, dan juga akan memperoleh update mingguan. Game rencananya akan tersedia lebih dulu di iOS, baru kemudian menyusul di Android. Per tanggal 12 Maret kemarin, registrasi Fortnite Battle Royale versi iOS telah dibuka.

Kejutan dari developer tidak berhenti sampai di sana. Epic Games mengungkap rencana untuk membubuhkan kemampuan cross play di Fortnite Battle Royale, memungkinkan gamer PC, PlayStation 4, Mac, iOS dan Android buat berkumpul dan bermain bersama. Meski begitu, implementasinya belum sebebas yang kita inginkan. Beberapa restriksi dibubuhkan di sana, mungkin dimaksudkan demi menjaga game dari upaya eksploitasi.

Dijelaskan oleh PR Manager Nick Chester di Twitter, para pemain versi mobile akan diberikan pilihan untuk bermain bersama gamer PC dan console. Sementara itu, pemain console dan PC tidak dapat masuk ke lobi Fortnite Battle Royale mobile. Itu berarti, kedua kelompok pemain tidak ditempatkan di wadah matchmaking yang sama.

Cross-platform play tentu saja diterapkan pada versi PC, Mac, Xbox One dan PlayStation 4. Namun sejauh ini, masih ada satu hal yang membatasi mode tersebut. Cross play di Fortnite Battle Royale belum bisa mempertemukan gamer Xbox One dengan PlayStation 4. Usut punya usut, Sony-lah yang ternyata melakukan pemblokiran.

Sebelumnya, pihak Sony sempat memblokir fitur cross-platform play di Rocket League dan Minecraft. Saat itu, Sony berargumen bahwa langkah ini diambil ‘demi melindungi para gamer PlayStation 4 yang masih belia’. Namun alasan sesungguhnya di balik keputusan ini boleh jadi berkaitan dengan strategi bisnis: adanya cross play memperkenankan satu grup teman buat bermain bersama tanpa perlu memiliki console PS4. Hal ini tidak baik bagi bisnis.

Via Polygon. Tambahan: Kotaku.

Karena Fortnite Jadi Fokus Utama, Epic Games Akan Segera Memensiunkan Paragon

Paragon ialah upaya Epic Games menyegarkan multiplayer online battle arena yang saat itu mulai terasa jenuh. Game tetap menyimpan elemen-elemen khas genre itu seperti tower, lane, jungle hingga minion. Hal yang membuatnya berbeda ialah penyajian perspektif: saat mayoritas MOBA mengusung kamera isometrik, Paragon dimainkan dari sudut pandang orang ketiga ala game action.

Walaupun sejak bulan Februari silam para gamer bisa menikmati Paragon tanpa perlu membayar, versi early access-nya disuguhkan secara pay-to-play. Respons gamer terhadapnya memang cukup positif, namun developer melihat adanya penurunan jumlah pemain secara signifikan tak lama sesudah mereka melepas mode Battle Royale untuk Fortnite. Dan pada akhirnya, Epic Games mengumumkan sebuah berita duka.

Lewat situs resminya, developer menyingkap rencana buat menutup Paragon secara permanen. Keputusan ini dilakukan setelah tim berdebat secara internal dan mempertimbangkan secara mendalam. Hasilnya, mereka tidak melihat adanya arahan jelas demi mengembangkan Paragon sebagai game MOBA dengan populasi pemain yang memastikannya dapat terus hidup.

Di sana, Epic Games menyampaikan permohonan maaf dan bilang bahwa mereka gagal mengeksekusi seluruh janji terkait Paragon, terlepas dari segala usaha yang telah mereka curahkan. Developer juga mengucapkan terima kasih untuk semua partisipasi komunitas gamer dalam permainan. Melaluinya, Epic Games menerima banyak sekali ide-ide dan masukan berharga.

Sebagai kompensasi dari penutupan ini, Epic Games menawarkan pengembalian uang secara penuh untuk semua gamer Paragon di seluruh platform – baik Windows PC ataupun PlayStation 4. Caranya cukup sederhana: Pertama-tama Anda perlu mengoneksikan akun Epic, lalu jika sudah (atau Anda memainkan game ini di PC), Anda dapat segera mengajukan permohonan refund.

Versi early access Paragon dirilis pada bulan Maret 2016, dan mempersilakan para gamer di PS4 dan PC untuk bermain bersama. Saat itu, game tersedia dalam tiga versi, yakni Founder’s Pack, Challenger Packs, dan Master Packs; masing-masing berisi bundel item kosmetik berbeda. Khusus PlayStation 4, Epic menawarkan versi retail eksklusif bertajuk Essentials Edition, yang turut dibekali sejumlah item in-game.

Server permainan Paragon akan terus beroperasi hingga tanggal 26 April 2018.

Epic Games sempat menegaskan bahwa Paragon sama sekali tidak menggunakan formula pay-to-win. Segala item yang bisa pemain beli bersifat kosmetik. Namun sepertinya hal ini belum bisa menyelamatkan permainan. Hal ini mungkin mengindikasikan rasa bosan gamer terhadap MOBA. Semoga keadaan serupa tidak cepat-cepat terjadi pada battle royale

Via Kotaku.

Setelah Dikembangkan Selama 6 Tahun, Fortnite Bisa Dimainkan Sebentar Lagi

Dikenal sebagai salah satu developer engine game paling bereputasi, Epic Games memang tak sering memperkenalkan franchise permainan baru. Hal itulah yang membuat pengumuman judul-judul seperti Bulletstorm, Paragon serta Fortnite memperoleh banyak perhatian dari pers dan gamer. Fortnite sendiri terbilang istimewa karena proses pengembangannya memakan waktu enam tahun.

Berdasarkan penjelasan creative director Donald Mustard, lamanya periode pengerjaan itu disebabkan karena pengumuman dilakukan tiga minggu setelah tim developer mendapatkan ide – game-nya malah belum mulai dibuat. Fortnite memberikan angin segar bagi fans Epic Games karena menyajikan tema yang lebih ringan, cukup berbeda dari Unreal Tournamen serta Gears of War. Kabar gembiranya, game bisa dinikmati sebentar lagi.

Fortnite 2

Lewat publikasi launch trailer di akhir minggu kemarin, Epic Games mengumumkan bahwa waktu pelepasan versi early access Fortnite akan segera tiba, rencananya siap meluncur kurang lebih dua minggu lagi. Game dapat dicicipi di Windows PC, Xbox One, PlayStation 4, lalu Fortnite juga akan tersedia di MacOS. Dengan membeli Founder’s Pack sekarang, Anda bisa menikmatinya lebih dulu dari gamer lain. Simak trailer baru Fortnite di bawah ini:

Fortnite ialah game action co-op dengan elemen sandbox. Di sana, Anda didorong untuk bereksplorasi, mengumpulkan item, crafting, dan membuat pertahanan di siang hari; sebelum para zombie menyerang saat matahari terbenam. Konsep ini mungkin mengingatkan kita pada Left 4 Dead, dipadu dengan art direction ala Overwatch yang lebih bersahabat untuk gamer-gamer belia.

Meski begitu, membangun pertahanan adalah elemen utama di Fortnite. Pemain dipersilakan menciptakan bunker, menara hingga bermacam-macam perangkap. Seperti Left 4 Dead, permainan menyajikan mode multiplayer empat pemain. Bedanya, masing-masing karakter mempunyai kelas berbeda, ada ninja, outlander, soldier dan constructor. Kemampuan mereka berbeda-beda, contohnya: hanya constructor yang bisa membangun tembok tinggi.

Fortnite 1

Seperti di sejumlah proyek Epic Games lainya, pengembangan Fortnite turut dibantu oleh studio independen asal Polandia, People Can Fly. Sang developer juga menggandeng Gearbox Software sebagai distributor dari versi fisik permainan. Fortnite ditawarkan dalam empat versi, yakni standar (US$ 40), Deluxe Edition (US$ 60), Super Deluxe Edition (US$ 90) dan Limited Edition (US$ 150).

Walaupun program early access dapat diikuti pada tanggal 25 Juli 2017 nanti (atau tanggal 21 Juli bagi Anda yang sudah melakukan pre-order), waktu perilisan versi retail Fortnite sendiri masih belum diketahui, kemungkinan baru dilakukan di tahun depan.