10 Turnamen Esports dengan Jumlah Penonton Terbanyak di Tahun 2021

Perkembangan ranah esports terus menunjukkan peningkatan, tidak terkecuali turnamen esports di tahun 2021. Kali ini, Esports Charts menunjukkan data mengenai 10 turnamen esports yang paling banyak ditonton di tahun 2021.

Dari berbagai judul game baik level regional hingga dunia menghiasi jajaran 10 turnamen esports kali ini. Apa saja turnamen esports tersebut? Mari simak informasi selengkapnya.

10. Mid-Season Invitational 2021 

Di peringkat ke-10 datang dari game League of Legends. Turnamen bertajuk Mid-Season Invitational berhasil meraih total penonton 1,83 juta dan rata-rata angka views di angka 711.465.

Popularitas ditunjang dengan pertandingan antara DWG KIA vs RNG. Memang tim DWG KIA paling memikat banyak penonton dengan total torehan 924.130 views.

9. MLBB Southeast Asia Cup 2021

https://cms.dailysocial.id/wp-content/uploads/2021/06/91f8a74d4689c40c7fdcf5301bf7b43e_execration-msc.jpg

Mobile Legends: Bang Bang menorehkan salah satu turnamennya yaitu MSC 2021. Tercatat menurut Esports Chart, MSC 2021 menghasilkan total 2,28 juta peak viewers.

Turnamen ini didominasi oleh penonton asal Filipina, apalagi saat Execration bertanding. Tim tersebut menorehkan rata-rata views sebesar 514.617. Angka ini juga membawa peningkatan dibanding seri MSC 2019 yang hanya menorehkan total 276.579 peak viewers.

8. MPL ID Season 8

mpl id season 8
Sumber: MPL ID

Lagi-lagi turnamen dari game Mobile Legends: Bang Bang. Memang turnamen dari game ini sangat populer di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia dengan MPL ID Season 8.

Turnamen ini menorehkan total 2,39 juta peak views, menjadi turnamen esports paling populer di bulan Agustus dan September mengalahkan LCK, LEC, hingga ESL Pro League.

MPL ID Season 8 mengumpulkan lebih dari 500.000 peak views dibandingkan seri sebelumnya (MPL ID Season 7).

7. The International 10

https://img.redbull.com/images/c_limit,w_1500,h_1000,f_auto,q_auto/redbullcom/2021/10/20/ribc5cuknakwouvwqjpx/team-spirit-ti10-winner
Sumber: Red Bull Esports

Turnamen Dota 2 paling populer yaitu The International 10 jadi yang paling berkesan sepanjang sejarahnya karena kemenangan Team Spirit. TI10 sendiri menorehkan 2,74 juta peak views dan total lebih dari 107 juta jam ditonton oleh seluruh penonton.

Saat dibedah melalui jumlah penonton dari tim yang bertanding, rupanya Team Spirit menjadi tim yang paling banyak ditonton, diikuti oleh PSG.LGD, Team Secret, dan OG.

Meski demikian, The International 10 belum mampu melampaui turnamen esports sang pesaing yaitu League of Legends World Championships.

6. PGL Major Stockholm 2021

PGL Major Stockholm 2021
Sumber: PGL

Belum mati ditelan zaman, turnamen CS:GO masuk di urutan ke-6 dengan turnamen PGL Major Stockholm 2021.

Turnamen CS:GO satu ini mencatat 2,74 juta penonton atau peak views. Angka penonton untuk turnamen CS:GO terbesar, bahkan Esports Charts memberikan data turnamen major paling banyak ditonton selain PGL Major Stockholm.

ELEAGUE Major 2017 mencatat 1,33 juta, 52% lebih rendah dibandingkan PGL Major Stockholm.

5. M2 World Championship

m2 world championship
Sumber: Moonton

Turnamen ketiga juga muncul lagi dari Mobile Legends: Bang Bang yaitu M2 World Championship. Pada turnamen kali ini, M2 menorehkan angka 3,08 juta peak views.

Karena torehan penontonnya, M2 World Championship dicatat sebagai turnamen esports dunia dengan penonton terbanyak ketujuh. Dari sisi jumlah penonton dari tim yang bertanding, BREN Esports sang juara memimpin lalu diikuti RRQ Hoshi di urutan kedua.

4. M3 World Championship

M3 World Championship
Sumber: Moonton Indonesia

Turnamen yang dimenangkan oleh Blacklist International, M3 World Championship mampu mencatat 3,19 juta peak views. Meski baru usai, Esports Charts sudah mencatat pencapaian penonton dari turnamen satu ini.

Dari segi angka, memang M3 World Championship sangat populer dengan angka 602.588 penonton dalam waktu 62 jam siaran. Secara efisiensi waktu, angka penonton yang dikumpulkan memang sangat tinggi.

3. PUBG Mobile Global Championship Season 0

pmgc season zero
Sumber: Tencent

PUBG Mobile tidak ketinggalan menghadirkan turnamen terpopuler di tahun 2021 dengan PUBG Mobile Global Championship Season 0 (Zero). Digelar pada tahun 2020 dan selesai di bulan Januari 2021, ajang ini mencatat 3,80 juta peak views.

Turnamen satu ini juga mencatat rata-rata penonton di angka 528.000 selama 122 jam waktu siaran. Penonton dari Indonesia memimpin dengan angka tertinggi, diikuti oleh Arab Saudi dan Rusia.

2. League of Legends 2021 World Championship

worlds 2021 league of legends
Sumber: Riot Games

Di urutan kedua datang dari League of Legends 2021 World Championship. Turnamen besutan Riot Games ini meraih 4,01 juta peak views bahkan tidak termasuk angka penonton dari regional Tiongkok.

Pencapaian Worlds 2021, memang memukau sebagai game esports PC pertama yang meraih penonton di atas 4 juta. Bahkan, turnamen ini juga menorehkan rekor turnamen esports paling lama ditonton yaitu total 175 juta jam.

Babak Grand Final sendiri menorehkan angka 73 juta peak views saat EDward Gaming dan DWG KIA bertanding.

Dengan angka yang tidak termasuk penonton dari Tiongkok, tentu rasanya sah menyebut League of Legends World 2021 Championship sebagai turnamen esports PC terpopuler.

1. Free Fire World Series 2021 Singapore

free fire world singapore 2021
Sumber: Garena

Rupanya game esports dari platform mobile mengisi urutan pertama. Dengan tajuk Free Fire World Series 2021 Singapore, turnamen ini dinobatkan sebagai turnamen esports paling banyak ditonton tahun 2021 versi Esports Charts.

Turnamen ini menorehkan angka 5,41 juta peak views dengan dominasi penonton dari India, Indonesia, lalu Brasil. Uniknya, penonton juga datang dari broadcast negara yang kurang populer yaitu Portugal (1,06 juta peak views) dan Spanyol (890.000 peak views).

Dengan hasil ini, maka Free Fire sah mengalahkan popularitas turnamen esports baik dari sang kompetitor PUBG Mobile maupun level game mobile seperti Mobile Legends: Bang Bang.

Jumlah Penonton WePlay AniMajor Pecahkan Rekor Baru

WePlay Esports sukses menjadikan turnamen AniMajor sebagai kompetisi Dota 2 non-The International yang paling banyak ditonton. Turnamen WePlay AniMajor merupakan kompetisi terakhir dari Dota Pro Circuit 2020-21. Sejak awal, WePlay memang sudah memasang sejumlah target. Salah satunya, mereka ingin mengalahkan Kiev Major 2017 dalam hal jumlah penonton terbanyak. Berikut data audiens dari turnamen WePlay AniMajor berdasarkan Esports Charts.

Tim Asia Mendominasi Juara Empat Besar

Turnamen WePlay AniMajor diadakan pada 2-13 Juni 2021 di Kiev, Ukraina. Secara total, ada 18 tim Dota 2 dari seluruh dunia yang berlaga di turnamen tersebut. Di kompetisi itu, tim-tim Asia mendominasi. Buktinya, tiga dari empat tim yang juara berasal dari Asia. Gelar juara dimenangkan oleh PSG.LGD, yang berasal Tiongkok. PSG.LGD berhasil menjadi juara setelah menang dari tim asal Amerrika Utara, Evil Geniuses, di babak final. Juara ketiga dimenangkan oleh T1, yang mewakili Asia Tenggara dan posisi keempat diduduki oleh Vici Gaming, yang juga merupakan tim asal Tiongkok.

Sebagai juara AniMajor, PSG.LGD mendapatkan US$200 ribu dan 500 DPC poin.  Perjalanan PSG.LGD untuk menjadi juara AniMajor berjalan dengan mulus. Di group stage, mereka berhasil menduduk posisi nomor satu setelah mendapatkan 4 kemenangan dan 3 seri. Dalam fase playoff,  PSG.LGD masuk dalam upper bracket. Mereka dapat mempertahankan posisi mereka di upper bracket dengan mengalahkan Alliance, Nigma, dan T1. Sementara itu, Evil Geniuses memulai fase playoff di lower bracket. Mereka harus bertanding melawan NoPing e-sports, TNC Predator, Team Nigma, dan Vici Gaming sebelum mereka bertemu dengan T1 di babak final lower bracket. Setelah menang 2-1 dari T1, mereka melaju ke babak final untuk melawan PSG.LGD. Di babak final, PSG.LGD berhasil menang 3-0 dari EG.

Informasi penonton dari turnamen WePlay AniMajor. | Sumber: Esports Charts

Pertandingan antara PSG.LGD dan EG bukan pertandingan yang paling banyak ditonton. Pada puncaknya, babak final dari turnamen AniMajor tersebut hanya ditonton oleh 445,8 ribu orang. Gelar babak terpopuler justru jatuh pada pertandingan antara EG dengan T1 di semifina, yang mendapatkan peak viewers sebanyak 645,1 ribu orang. Pertandingan terpopuler kedua adalah pertandingan antara EG dan TNC Predator di babak playoff. Pertandingan tersebut memiliki peak viewers sebanyak 581,4 ribu orang.

Menariknya, performa tim tidak memengaruhi jumlah penonton. Buktinya, Virtus.pro menjadi tim dengan jumlah penonton rata-rata paling banyak, sebanyak 317,7 orang. Padahal, tim asal CIS (Commonwealth of Independent States) tersebut tidak pernah memenangkan satu pertandingan pun. Sementara tim terpopuler kedua adalah Alliance, yang punya average viewers sebanyak 309,6 ribu orang. Tim itu hanya pernah menang satu kali, yaitu ketika mereka bertemu dengan Team Spirit di lower bracket pada babak playoff. T1 menjadi tim terpopuler ke-3 dengan jumlah penonton rata rata sebanyak 294,2 ribu orang, dan EG di posisi ke-4 dengan jumlah penonton rata-rata 269,8 ribu orang.

Tim-tim yang populer berdasarkan average viewers. | Sumber: Esports Charts

AniMajor Pecahkan Rekor Total Hours Watched

WePlay Esports adalah penyelenggara turnamen esports asal Ukraina. Selama ini, mereka dikenal dengan siaran mereka yang unik. Dalam turnamen AniMajor, mereka memilih tema utama berupa anime. Karena itu, WePlay menghias studio untuk siaran bahasa Inggris dengan segala sesuatu berbau anime dan Jepang. Namun, siaran berbahasa Rusia dari turnamen WePlay AniMajor punya tema yang berbeda. Pasalnya, siaran dalam bahasa Rusia tidak ditangani oleh WePlay, tapi oleh Maincast.

Ketika mengadakan AniMajor, WePlay punya ambisi untuk menjadi turnamen tersebut sebagai turnamen Major dengan peak viewers terbanyak. Untuk itu, AniMajor harus mengalahkan turnamen Kiev Major 2017, yang memiliki peak viewers sebanyak 842 ribu orang. Demi merealisasikan ambisinya, WePlay memberikan hadiah pada para penonton setiap mereka berhasil mencapai milestone tertentu. Hadiah yang WePlay berikan beragam, mulai dari router gaming, kursi gaming, langganan Dota 2 Plus selama setahun, sampai tiket untuk menonton The International secara offline.

Durasi siaran turnamen WePlay AniMajor mencapai 137 jam. Sementara total hours watched dari turnamen tersebut mencapai 37 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 272,8 ribu orang. Pada puncaknya, AniMajor ditonton oleh 645 ribu orang. Dengan begitu, AniMajor sukses menjadi turnamen Major Dota 2 dengan jumlah hours watched terbanyak. Sayangnya, dari segi jumlah peak viewers, AniMajor masih kalah dari Kiev Major 2017. Meskipun begitu, AniMajor tetap merupakan turnamen Major Dota 2 dengan jumlah peak viewers terbanyak kedua, mengalahkan One Esports Singapore Major.

WePlay bertanggung jawab atas siaran AniMajor dalam bahasa Inggris dan Ukraina. Sementara Maincast bertanggung jawab untuk membuat siaran dalam bahasa Rusia. Namun, WePlay juga mengizinkan para streamers untuk menyiarkan AniMajor di channel mereka masing-masing. Dengan begitu, para penonton bisa menonton AniMajor bersama dengan streamer favorit mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa penonton AniMajor sangat beragam. Sekitar 50% dari total hours watched AniMajor berasal dari penonton berbahasa Inggris dan 31% lainnya berasal dari audiens berbahasa Rusia. Fans berbahasa Spanyol memberikan kontribusi terbesar ketiga dalam hal hours watched, diikuti oleh fans berbahasa Filipina dan Thailand.

Pada siaran berbahasa Inggris, community streamers hanya memberikan kontribusi sebesar 5% dari total hours watched. Namun, kontribusi community streamers jauh lebih besar pada siaran berbahasa Rusia, mencapai 20% dari total hours watched. Hal ini menunjukkan, audiens berbahasa Inggris lebih suka untuk menonton siaran dari penyelenggara resmi.

Dari semua community casters yang menyiarkan turnamen WePlay AniMajor, Alexander “Nix” Levin merupakan caster yang paling populer, dengan satu juta hours watched. Caster terpopuler kedua berasal dari kawasan CIS, yaitu Yaroslav “NS” Kuznetsov, yang mendapatkan 537 ribu hours watched.

Phoenix Force Juara Free Fire World Series 2021 Singapore

Phoenix Force berhasil jadi juara Free Fire World Series (FFWS) 2021 Singapore. Tim asal Thailand ini berhak membawa pulang hadiah sebesar US$500 ribu dari total hadiah sebesar US$2 juta.

Phoenix Force mendominasi turnamen ini. Pasalnya, dari total 6 match, mereka memenangkan 4 match, berada di peringkat 2 dan di peringkat 3 di 2 match sisanya. Mereka juga berhasil meraih 48 kill yang jadi jumlah terbanyak dibandingkan tim-tim lainnya, dengan total nilai 113 poin. Piyapon “TheCruz” Boonchuay dari Phoenix Force juga mendapatkan gelar MVP setelah mendapatkan 23 kill sepanjang 6 match.

Tim asal Brazil, LOUD, menempati peringkat kedua dengan raihan total 77 poin. Tim ini awalnya sedikit kesulitan mengawali pertarungan di 2 ronde pertama. Namun mereka berhasil memberikan performa maksimal di pertandingan-pertandingan berikutnya yang menghantarkan mereka berada di posisi kedua dengan selisih poin tipis dengan peringkat ketiga.

Berikut adalah hasil dari klasemen akhir dari FFWS 2021:

  1. Phoenix Force: 113 points
  2. LOUD: 77 points
  3. Silence: 73 points
  4. Fluxo: 59 points
  5. HQ Esports: 55 points
  6. Burst The Sky: 41 points
  7. Team AZE: 37 points
  8. EVOS Divine: 34 points
  9. Geek Fam: 27 points
  10. VIP Esports: 27 points
  11. First Raiders Bravo: 27 points
  12. LGDS: 14 points

Buat yang belum familiar dengan skena esports Free Fire, FFWS adalah kejuaraan dunia tahunan dari Free Fire. Turnamen yang kali ini digelar di Singapura ini berhasil menarik 5,4 juta penonton (Peak Viewers) dan 18,4 juta jam ditonton (Hours Watched) menurut data dari Esports Charts. Menurut sumber yang sama, rata-rata penonton (Average Viewers) FFWS 2021 mencapai 2 juta orang.

Image credit: Esports Charts

 

Tayangan berbahasa Indonesia ditonton oleh 1 juta orang. Sedangkan, menariknya, 1,9 juta penonton menyaksikan tayangan berbahasa India. Padahal 2 tim asal India absen di turnamen ini karena mendapatkan larangan dari pemerintah Singapura.

Free Fire memang nampaknya masih kuat bertengger menjadi salah satu skena esports mobile paling favorit di tingkat internasional. Free Fire bersaing ketat dengan rivalnya yang sama-sama Battle Royale, PUBG Mobile, untuk berebut tahta game esports mobile paling populer di dunia. Anda bisa membaca lengkap perbandingan antara Free Fire vs. PUBG Mobile di artikel yang pernah kami tuliskan beberapa waktu lalu.

Dalam hal pendapatan dari In-App Purchase, menariknya, Free Fire mampu mengalahkan PUBG Mobile di pasar Amerika Serikat. Namun di pasar global, PUBG Mobile masih jauh di atas Free Fire — setidaknya menurut perkiraan dari Sensor Tower.

Sony Buka Kantor Baru di Singapura, CD Projekt Dituntut Karena Cyberpunk 2077

Dalam satu minggu terakhir, muncul beberapa berita menarik di dunia gaming. Kabar baik datang dari Sony Interactive Entertainment, yang dikabarkan berhasil menjual 3,4 juta unit PlayStation 5 pada 2020. Sementara itu, berita buruk menimpa CD Projekt, yang dituntut karena dianggap telah berbohong pada para investor terkait kualitas game Cyberpunk 2077 untuk PlayStation 4 dan Xbox One.

Q3 2020, Dota 2 dan CS:GO Jadi Game Esports dengan Audience Engagement Tertinggi

Esports Charts baru saja merilis laporan tentang viewership dari game esports dan game non-kompetitif di Twitch untuk Q3 2020. Dota 2 menjadi game esports dengan audience engagement paling tinggi, diikuti oleh Counter-Strike: Global Offensive, menurut laporan VP Esports.

Namun, dari segi unique viewers atau total hours watched, Dota 2 masih kalah dari game esports lain. Jumlah unique viewers dari Dota 2 hanya mencapai 1,7 juta orang. Sebagai perbandingan, jumlah unique viewers dari CS:GO mencapai 6,8 juta orang dan League of Legends 7 juta orang. Dari segi hours watched, total jam konten Dota 2 ditonton hanya mencapai 38,7 juta jam, sementara total hours watched CS:GO mencapai 62,7 juta jam, dan League of Legends 201,6 juta jam.

Data viewership Dota 2 pada Q3 2020. | Sumber: Esports Charts
Data viewership Dota 2 pada Q3 2020. | Sumber: Esports Charts

Menariknya, secara keseluruhan, Just Chatting menjadi kategori paling populer di Twitch. Sepanjang Q3 2020, total hours watched dari Just Chatting mencapai 500 juta jam, 130% lebih tinggi dari League of Legends, yang menjadi game esports terpopuler. Total hours watched dari game MOBA itu mencapai 394 juta jam.

Sony Buat Kantor Baru di Singapura

Sony Interactive Entertainment belum lama ini membuka kantor cabang baru di Singapura. Kantor tersebut akan bertanggung jawab atas fans PlayStation di Asia Tenggara, khususnya dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Sebelum ini, kawasan Asia Tenggara menjadi tanggung jawab dari kantor cabang Sony di Hong Kong, lapor Geek Culture.

Kantor cabang di Singapura dibentuk tak lama setelah Sony melakukan perombakan organisasi pada Juli 2020. Kantor tersebut dipimpin oleh Katsuhiko Murase sebagai Head of Asia Business Operation. Tujuan Sony membuka kantor di Singapura adalah untuk mendekatkan diri dengan para fans PlayStation di Asia Tenggara. Selain itu, mereka berharap, mereka akan bisa memenuhi permintaan konsumen di Asia Tenggara dengan lebih cepat.

Eiyuden Chronicle Jadi Game Kickstarter Paling Sukses Pada 2020

Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes menjadi game paling sukses di Kickstarter pada 2020, menurut Polygon. Game yang dianggap sebagai penerus seri Suikoden itu berhasil mengumpulkan 481 juta yen (sekitar Rp65,7 miliar) dari lebih dari 46 ribu pendukung. Dengan ini, Eiyuden Chronicle mencetak rekor sebagai kampanye yang dapat mengumpulkan dana terbanyak di Jepang. Sementara itu, jika dibandingkan dengan proyek-proyek pengembangan game lain di Kickstarter, Eiyuden Chronicle menjadi game yang dapat mengumpulkan dana terbanyak ketiga, lapor GamesIndustry.

Eiyuden Chronicle jadi game paling sukses di Kickstarter pada 2020. | Sumber: Kickstarter
Eiyuden Chronicle jadi game paling sukses di Kickstarter pada 2020. | Sumber: Kickstarter

Sony Jual 3,4 Juta Unit PlayStation 5 Pada 2020

Sony berhasil menjual 3,4 juta unit PlayStation 5 dalam waktu 4 minggu setelah peluncuran, menurut laporan Digitimes. Memang, sejak PS5 diluncurkan pada November 2020, banyak orang yang tertarik untuk membeli konsol terbaru dari Sony itu. Dan seperti yang disebutkan oleh Gizmochina, di beberapa negara, seperti Tiongkok dan Hong Kong, harga PS5 bahkan sempat melonjak naik karena stok yang terbatas sementara permintaan konsumen sangat tinggi.

Kabar baiknya, Sony dikabarkan berencana untuk meningkatkan jumlah produksi PS5 pada 2021 demi memenuhi permintaan konsumen akan konsol baru mereka. Diperkirakan, perusahaan Jepang itu berencana untuk meluncurkan sekitar 16,8 -18 juta unit PS5 pada tahun ini.

CD Projekt Dituntut karena Cyberpunk 2077

CD Projekt dituntut oleh Rosen Law Firm di Amerika Serikat terkait game terbaru mereka, Cyberpunk 2077. Developer Polandia itu dituduh telah berbohong pada para investor dengan tidak memberitahu mereka bahwa versi PlayStation 4 dan Xbox One dari Cyberpunk 2077 dipenuhi begitu banyak bug sehingga game itu tidak bisa dimainkan, lapor GamesIndustry.

Memang, Cyberpunk 2077 versi PS4 dan Xbox One memiliki begitu banyak masalah, memaksa Sony untuk menarik game tersebut dari PlayStation Store dan Microsoft untuk menawarkan refund bagi gamer yang sudah membeli game tersebut. Namun, saat ini, belum ada investor CD Projekt yang terlibat dalam tuntutan oleh Rosen Law Firm, walau mereka telah menyediakan formulir online bagi investor yang ingin menggugat CD Projekt.

10 Turnamen Esports Terpopuler Sepanjang Tahun 2020

Tanpa terasa kita sudah mencapai bulan Desember saja di tahun 2020 ini. Tahun ini menjadi tahun yang “istimewa” bagi kita semua, tak terkecuali ekosistem esports. Pandemi yang menyerang secara global membuat berbagai aktivitas ekonomi melambat termasuk juga esports. Pandemi membuat banyak gelaran esports yang seharusnya digelar tatap muka jadi dibatalkan, ditunda, atau berubah format menjadi online.

Di penghujung tahun 2020 ini, mari kita sedikit melakukan kilas balik terhadap apa apa saja yang sudah terjadi di ekosistem esports sepanjang tahun ini. Kali ini, kita akan melakukan sedikit kilas balik terhadap turnamen dengan jumlah viewers terbanyak di sepanjang tahun 2020. Mengutip data dari Esports Charts, berikut daftarnya:

 

1. Copa America 2020 (Free Fire)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Daftar turnamen terpopuler ini kami buat berdasarkan berdasarkan dari bulan penyelenggaraan masing-masing event esports tersebut. Untuk bulan Januari 2020, ada Free Fire Copa America 2020. Merupakan puncak dari skena esports di Amerika dan Amerika Latin, Free Fire Copa America 2020 berhasil menjadi turnamen esports terpopuler di bulan Januari 2020 dengan catatan 896.905 peak viewers. Dengan total waktu siaran sebanyak 5 jam dari satu hari pertandingan pada 11 Januari 2020, turnamen ini berhasil mencatatkan 2.838.449 total watch hours.

 

2. LCK Spring 2020 (League of Legends)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

LCK Spring 2020 terbilang jadi turnamen terpopuler dari bulan Februari hingga April 2020. Liga LoL Korea Selatan ini berhasil mencatatkan 1.074.931 peak viewers dengan 65.911.735 total watch hours dari total 282 jam durasi siaran liga. Secara angka, LCK Spring 2020 sebenarnya bersaing dengan MPL ID Season 5 2020. Namun demikian, saya memutuskan meletakkan LCK Spring 2020 sebagai turnamen terpopuler di bulan Februari hingga April karena MPD ID Season 6 yang terbilang lebih populer dibanding Season 5.

Pesona Faker dan tim T1 masih menjadi alasan utama orang-orang menonton liga tersebut. T1 sendiri memang masih menjadi tim kuat pada LCK Spring 2020 kemarin, walau akhirnya mereka harus puas mendapat gelar Runner-Up setelah kalah 3-0 oleh Gen.G di babak Grand Final.

 

3. Mid-Season Cup 2020 (League of Legends)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Liga yang rutin serta musim kompetisi yang terus bersambung terbilang jadi salah satu nilai jual dari skena kompetisi League of Legends. Setelah LCK Spring di bulan Februari hingga April, Mid Season Cup 2020 pun melanjutkan kesukesan esports League of Legends di bulan Mei 2020. Mid Season Cup mencatatkan 591.496 peak viewers dengan 7.960.159 total watch hours dari 27 jam durasi siaran pertandingan. Lagi-lagi pertandingan tim T1 menjadi daya tarik utama di dalam pertandingan ini.

Mid-Season Cup mempertandingkan dua kawasan liga Asia Timur yang saling berdekatan yaitu LPL Tiongkok dan LCK Korea Selatan. Dua kawasan liga tersebut terkenal memiliki rivalitas yang tinggi. Alhasil pertandingan antara T1 dari Korsel melawan Top Esports dari Tiongkok pun berhasil menjadi pertandingan paling populer kala itu.

 

4. MPL Invitational 4 Nation Cup (Mobile Legends: Bang-Bang)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Turnamen Mobile Legends: Bang-Bang mencuat di bulan Juni 2020. Pertandingan MPL Invitational 4 Nation Cup yang berhasil menjadi turnamen terpopuler pada bulan itu. MPL Invitational 4 Nation Cup lebih sukses dibanding dengan MPL Invitational kedua yang diselenggarakan oleh ONE Esports pada bulan November 2020 kemarin. MPL Invitational 4 Nation Cup berhasil mencatatkan 1.032.379 peak viewers dengan 16.520.312 total watch hours dari 57 jam total durasi siaran. Pertandingan “El Clasico” antara RRQ vs EVOS Legends terbilang masih menjadi daya tarik tertinggi dari skena MLBB di Asia Tenggara. Alhasil pertandingan tersebut mencuat menjadi pertandingan terpopuler dari keseluruhan turnamen, walaupun pertandingan tersebut bukanlah merupakan pertandingan puncak.

 

5. PUBG Mobile World League 2020 East

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Berlanjut ke bulan Juli 2020, ada pertandingan PUBG Mobile World League 2020 East yang mencuat sebagai turnamen esports terpopuler. PMWL 2020 – East mencatatkan 1.153.865 peak viewers dengan 37.333.869 total watch hours dari 90 jam total durasi siaran yang disajikan. Turnamen ini menjadi momen dramatis tim Bigetron RA mendapatkan titel sebagai tim PUBG Mobile terbaik di tingkat Asia. Berkat hal tersebut juga, Indonesia berhasil menjadi salah satu negara dengan total konsumsi terbanyak pada bulan itu.

 

6. MPL ID Season 6 (Mobile Legends Bang-Bang)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Mobile Legends Professional League berjalan dua kali di setiap tahunnya. Untuk tahun ini, MPL ID Season 6 yang merupakan MPL ID kedua di tahun 2020 berhasil menjadi turnamen terpopuler terutama di bulan Agustus sampai September 2020. MPL ID Season 6 lebih sukses dibandingkan dengan musim ke-5nya. MPL ID Season 6 berhasil mencatatkan 1.384.047 peak viewers dengan 29.025.160 total watch hours dari total 178 durasi siaran. Liga MLBB Indonesia tersebut mungkin bisa dibilang menjadi salah satu yang paling sukses karena angka views yang dihasilkan sempat hampir menyaingi babak grup League of Legends Worlds 2020.

 

7. 2020 League of Legends World Championship

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Pertandingan MPL ID Season 6 sendiri sebenarnya berjalan hingga bulan Oktober 2020. Namun demikian, di bulan Oktober ada League of Legends World Championship 2020 yang catatan jumlah penontonnya hampir tak terkalahkan. Worlds 2020 berhasil mencatatkan 3.882.252 peak viewers dengan 139.862.355 total watch hours dari total 126 jam durasi tayangan. Babak Grand Final yang mempertemukan Suning Gaming dengan Damwon Gaming menjadi pertandingan terpopuler berkat rivalitas LPL vs LCK dan pertandingan yang sangat sengit antar keduanya. Damwon Gaming akhirnya kembali menjadi juara dan mengambil alih gelarnya sebagai kawasan liga paling kuat di skena kompetitif LoL.

 

8. Free Fire Continental Series 2020 – Asia

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Bulan November 2020 menjadi satu yang mengejutkan karena kemunculan FFCS 2020 Asia sebagai turnamen paling populer. Penonton tayangan esports Free Fire terbilang didominasi oleh penonton dari Amerika Latin sehingga kemunculan FFCS Asia sebagai turnamen terpopuler terbilang menjadi anomali kecil dari tren yang telah tercipta. Pemblokiran PUBG Mobile di India terbilang jadi salah satu penyebabnya. FFCS 2020 Asia berhasil mencatatkan 1.581.517 peak viewers dengan 4.914.206 total watch hours dari 8 jam durasi siaran turnamen.

 

9. BLAST Premier 2020 Fall Series – (CS:GO)

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Bulan Desember 2020 masih belum berakhir. Namun setelah kurang lebih 3 pekan berjalan, BLAST Premier 2020 Fall Series pun terbilang jadi kompetisi esports terpopuler di bulan ini. ONE Esports MPL Invitational sebenarnya lebih populer jika dibandingkan dengan turnamen ini. Namun demikian, saya merasa turnamen ini patut masuk ke dalam daftar mengingat posisi CS:GO sebagai salah satu game esports tertua dan MPL Invitational pertama yang telah masuk daftar di bulan sebelumnya. Turnamen yang baru usai tanggal 13 Desmeber 2020 kemarin ini berhasil mencatatkan 416.957 peak viewers dengan 9.722.261 total watch hours dari 53 jam durasi siaran. Pertandingan Grand Final antara Astralis melawan Vitality justru kalah populer jika dibandingkan pertandingan antara Navi melawan Vitality yang terjadi pada hari ke-3. Hal tersebut terbilang cukup janggal, karena pertandingan babak final yang sebenarnya lebih sengit dibanding dengan pertandingan tersebut.

 

10. Honorable Mention – Twitch Rivals VALORANT

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Secara angka jumlah penonton, Twitch Rivals VALORANT sebenarnya masih kalah jika dibandingkan dengan turnamen-turnamen lain yang ada di daftar ini. Namun demikian, saya merasa pertandingan Twitch Rivals VALORANT menjadi salah satu yang patut masuk dalam daftar. Salah satu alasannya adalah karena game VALORANT dan skena esport-nya sendiri yang terbilang masih amat sangat baru, namun sudah berhasil mencatatkan jumlah penonton yang cukup bersaing dengan turnamen-turnamen dari game lain yang usianya lebih tua.

Apalagi juga mengingat turnamen tersebut adalah salah satu sajian tayangan kompetisi besar pertama dari VALORANT yang terjadi bahkan sebelum gamenya rilis secara umum di bulan Juni 2020 lalu. Turnamen yang diselenggarakan bulan April 2020 ini berhasil mencatatkan 692.277 peak viewers dengan 6.232.616 total watch hours dari 16 jam total durasi siaran pertandingan.

*Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Daftar Tayangan Esports Terpopuler Bulan November 2020

Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Situasi pandemi yang terjadi sedikit banyak memberi pengaruh kepada ekosistem esports walau memang situasi pandemi tidak sepenuhnya menyurutkan geliatnya. Salah satu keuntungannya adalah karena esports yang berdiri di atas ekosistem digital. Ketika pandemi menyerang, turnamen online menjadi alternatif walau tentu dengan berbagai tantangan dalam penyelenggaraanya.

Lalu apa kabar performa tayangan turnamen esports ketika semua format pertandingan diubah menjadi online? Esports Charts baru saja merilis laporan tayangan esports terpopuler bulan November 2020. Satu sorotan paling menarik dari laporan tersebut adalah dominasi mobile games di dalam daftar. Dominasi tersebut terjadi karena 5 game dengan jumlah peak viewers paling tinggi di bulan November berasal dari tayangan esports game mobile.

Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 - Sumber: Esports Charts
Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 – Sumber: Esports Charts

Tiga mobile games yang jadi primadona adalah Free Fire, PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang. Game Free Fire mengisi tiga besar tayangan esports terpopuler. Free Fire Continental Series 2020 Asia (FFCS Asia) memuncaki daftar dengan catatan 1.581.517 peak viewers. Setelah itu diikuti oleh FFCS Americas dengan 1.297.650 peak viewers di peringkat kedua dan FF League 2020 Clausura dengan 1.257.078 peak viewers di peringkat ketiga.

PUBG Mobile dan Mobile Legends mengisi peringkat ke-4 dan 5. Untuk PUBG Mobile ada tayangan PMGC Season 0 dengan 564.213 peak viewers. Untuk MLBB ada tayangan pertandingan EVOS Legends vs Alter Ego pada turnamen ONE Esports MPL Invitational dengan 514.439 peak viewers.

Jika kita runut ke belakang, bisa dibilang bahwa momen ini adalah kali pertama turnamen Free Fire di Asia bisa memuncaki daftar. Sebelum-sebelumnya Free Fire selalu jadi primadona di Amerika Latin sehingga jumlah penontonnya jarang bisa dikalahkan oleh tayangan esports Free Fire tingkat Asia ataupun lokal Indonesia sendiri. Salah satu penyebab kejadian ini mungkin bisa dikatakan karena pemblokiran PUBG Mobile di India pada bulan September 2020.

Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Memang tayangan berbahasa India FFCS Asia 2020 adalah yang paling banyak ditonton. Tayangan berbahasa India mencatatkan total 642.759 peak viewers. Sementara itu tayangan berhasa Indonesia mencatatkan 422.822 peak viewers ada di peringkat 2 dan tayangan bahasa Thailand dengan total 302.333 peak viewers ada di peringkat 3. Melihat dari data tersebut dan mengingat banyaknya pemain genre Battle Royale di India, bisa jadi pemblokiran PUBG Mobile menyebabkan banyak pemain jadi main dan menonton esports Free Fire karena game tersebut tidak kena blokir.

Dampak pemblokiran tersebut juga bisa kita lihat sendiri dari catatan peak viewers tayangan PMGC 2020: Season Zero. Tanpa kehadiran tim asal India, jumlah penonton tayangan esports PUBG Mobile mengalami penurunan sekitar 50% dibandingkan dengan tayangan PMWL: East Region pada bulan Agustus 2020 lalu. Pertandingan pembukaan PMGC 2020 hanya berhasil mencatatkan 500 ribuan peak viewers sementara pertandingan penutup PMWL 2020 berhasil mencatatkan 1 juta lebih peak viewers.

Bukti atas hal tersebut bisa kita lihat sendiri dari pembagian jumlah penonton berdasarkan bahasa tayangan. Pada pembagian peak viewers berdasarkan bahasa, kita bisa melihat bagaimana Indonesia mendominasi angkanya dengan jumlah 308.416 peak viewers. Tayangan bahasa Malaysia dengan 100.140 peak viewers berada di peringkat 2 sementara tayangan bahasa Inggris dengan 81.253 berada di peringkat 3.

Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Tanpa kehadiran tim asal India, tayangan berbahasa India mengalami penurunan yang amat drastis. Sebelumnya jumlah peak viewers tayangan esports PUBG Mobile bahasa India bersaing dengan tayangan bahasa Indonesia. Kini, tayangan bahasa India hanya mencatatkan 58.254 peak viewers di peringkat 5.

Hal lain yang juga perlu disoroti adalah tayangan esports MLBB yang mengalami penurunan jumlah penonton cukup drastis. Berkaca pada daftar bulan Oktober 2020 lalu kita melihat pertandingan MPL ID Season 6 berhasil mencatatkan 2.849.970 peak viewers. Sementara itu pada sisi lain pertandingan MPL Invitational kemarin hanya mencatatkan lima ratus ribu lebih peak viewers saja.

Jika melihat data tersebut, maka popularitas tayangan esports MLBB yang terpusat pada penonton Indonesia jadi tak tertampikkan lagi. Padahal skala pertandingan MPL Invitational jauh lebih luas dibandingkan dengan MPL Indonesia. MPL Invitational mempertandingkan 20 tim asal 5 negara empat regional liga MPL: Indonesia, Malaysia/Singapura, Myanmar, dan Filipina. Selain itu pertandingan MPL Invitational juga menyajikan sedikit perbedaan format dengan memisah empat regional MPL di bracket yang berbeda.

Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Dari apa yang saya amati, perubahan format tersebut dilakukan untuk mencapai dua hal. Pertama, memberikan semua regional MPL kesempatan berkompetisi yang sama. Kedua, sebagai usaha memecah penonton tayangan esports MLBB agar tidak terlalu fokus di Indonesia.

Pada akhirnya, perubahan format tersebut ternyata tidak berhasil mencapai apapun. Penonton tayangan esports MPL Invitational tetap terpusat pada tayangan berbahasa Indonesia dan pertandingan tim Indonesia. Kekalahan Bren Esports asal Filipina terhadap Alter Ego dengan skor 3-0 sedikit banyak juga membuktikan bahwa tim MPL luar Indonesia masih kalah kelas.

Dari daftar ini, kita juga dapat melihat bagaimana Free Fire berhasil mencuat naik di tengah kemelut yang terjadi pada skena esports game mobile lain yaitu MLBB dan PUBG Mobile. Pada sisi lain, dominasi game mobile sendiri terjadi karena memang banyak esports game PC yang sedang dalam fase rehat di akhir tahun ini.

Seperti kita lihat sendiri, skena League of Legends baru saja rampung pasca kemenangan Damwon Gaming di gelaran Worlds 2020 bulan Oktober 2020 lalu. Esports CS:GO memang masih berjalan, namun format ekosistem terbuka yang diterapkan membuat para penikmatnya kadang jadi terpecah-pecah ke beberapa turnamen sekaligus. Skena Dota 2 juga sedang mengalami beberapa masalah dan terbilang kesulitan mengumpulkan para penggemarnya tanpa helatan terakbar, The International.

Melihat keadaan ini, game mobile sepertinya akan semakin mendominasi ekosistem esports lagi di tahun 2021 mendatang. Apalagi ditambah juga dengan kehadiran game seperti Wild Rift. Bukan tidak mungkin popularitas esports Wild Rift akan menyalip League of Legends apabila Riot Games memulai memupuk skena kompetitifnya di tahun 2021 mendatang.

Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Akuisisi Elecbossa dan Ambisi NXL Ligagame Go International di Skena VALORANT

Tanggal 24 November 2020 lalu, Team NXL mengumumkan roster VALORANT terbaru mereka. Roster tersebut merupakan hasil akuisisi dari tim Elecbossa yang berisikan Budimeister, NO1SYBOY, Natzlorant, Fl1pjderr, dan Vascalizz. Dalam akuisisi ini Team NXL bekerja sama dengan salah media esports tertua di Indonesia yaitu Ligagame. Maka dari itu roster Elecbossa akan menggunakan nama NXL Ligagame untuk menghadapi laga utama VALORANT First Strike Indonesia yang akan diselenggarakan tanggal 2 – 6 Desember 2020 mendatang.

Akuisisi tersebut cukup mengejutkan mengingat tim Elecbossa sempat menjadi buah bibir di skena kompetitif VALORANT lokal belakangan ini. Jika Anda benar-benar mengikuti perkembangannya, Anda mungkin sadar bahwa skena VALORANT terbilang sudah dipegang beberapa tim ternama untuk beberapa saat. Jika harus menyebut 4 besar di kancah VALORANT Indonesia, kita mungkin bisa menyebut nama seperti BOOM Esports, MORPH Team (dulunya Xorgee), Alter Ego, dan RRQ Endeavour. Elecbossa jadi sensasi karena mereka datang menyodok dominasi tersebut, bahkan sempat menumbangkan Alter Ego di salah satu turnamen.

Akuisisi ini juga jadi tambah menarik karena posisi Team NXL yang bisa dibilang sebagai salah satu pionir tim esports di Indonesia yang prestasinya cukup besar di kancah kompetitif FPS. Melihat pergerakan tersebut, kami pun berbincang singkat dengan Richard Permana selaku CEO Team NXL untuk mengetahui apa yang menjadi rencana serta tujuan Team NXL di dalam skena VALORANT.

Pertama-tama soal kolaborasi NXL dan Ligagame. Kolaborasi antar dua entitas untuk sebuah tim bisa dibilang bukan sesuatu yang asing di Indonesia. Kolaborasi antara klub sepakbola Paris Saint-Germain dengan divisi Mobile Legends RRQ mungkin bisa jadi salah satu contoh kolaborasi tersebut.

Dalam hal kerja sama NXL dengan Ligagame, Richard lalu menceritakan, “jadi suatu  pagi saya sedang negosiasi dengan tim Elecbossa. Eh, entah karena apa, sorenya di hari yang sama Ligagame menghubungi saya dan menanyakan soal divisi CS:GO Team NXL. Singkat cerita, setelah itu kami pun ngobrol dan sepakat untuk  kerja sama dalam akuisisi tim Elecbossa.” Ucapnya

Lalu bagiamana sistem kolaborasi ini? Apa yang membuat Richard jadi yakin berkolaborasi dengan Ligagame?

“Jadi roster Elecbossa dimiliki oleh 2 owner dari masing-masing pihak dalam kerja sama ini. Kalau soal kenapa Ligagame, saya merasa bahwa Ligagame adalah salah satu pionir di ekosistem esports Indonesia. Bahkan karier saya pun dimulai dari salah satu turnamen yang dibuat oleh Ligagame belasan tahun yang lalu. Karena visi kami terhadap tim ini adalah untuk go internasional, saya merasa Ligagame dengan pengalaman dan relasi internasional yang dimiliki dapat menjadi rekan tepat untuk mencapai mimpi tersebut.” Richard menceritakan.

Selanjutnya membahas soal Elecbossa dan VALORANT. Sosok Richard “frgd” sepertinya memang tidak bisa terlalu jauh dari game kompetitif FPS. Ketika ditanyakan pendapatnya soal Elecbossa dan skena VALORANT, Richard mengaku bahwa dirinya memang turut menyaksikan perkembangan keduanya.

Dalam hal Elecbossa dirinya mengatakan, “Saya takjub melihat pencapaian yang mereka dapatkan dalam waktu singkat. Selain itu, mereka juga menunjukkan perkembangan cepat yang salah satunya bisa kita lihat dari jalan mereka mengamankan turnamen penting seperti First Strike Indonesia. Melihat dari tren performanya belakangan ini, saya yakin Elecbossa punya potensi besar.”

Sumber: Team NXL Official Media
Budimeister, salah satu pemain andalan di dalam jajaran roster NXL Ligagame. Sumber: Team NXL Official Media

Terkait VALORANT, Richard juga melihat ada potensi perkembangan yang besar terhadap game tersebut. “Dari apa yang saya dengar dan saksikan, VALORANT memang sedang ramai-ramainya. Dari apa yang saya ketahui, salah satu turnamen bisa menghasilkan pendaftar sampai dengan 200 tim ++. Angka tersebut adalah angka yang besar terutama untuk skena esports PC di Indonesia.”

Lebih lanjut, Richard juga mengemukakan pendapatnya terkait campur tangan Riot Games dalam pengembangan ekosistem esports VALORANT sejauh ini. “Saya juga melihat kolaborasi organizer lokal dengan sang developer/publisher untuk ekosistem esports di Indonesia. Saya merasa hal tersebut adalah sesuatu yang sejak dulu enggak pernah dimiliki oleh CS:GO dan Dota 2 di Indonesia. Melihat hal tersebut, saya merasa menjadi pemain VALORANT profesional terbilang lebih enak. Membangun karir jadi lebih mudah karena pemain hanya perlu fokus dan komitmen untuk terus berperstasi.”

Richard Permana, mantan pemain profesional Counter-Strike yang kini menjabat sebagai CEO Team NXL. Sumber: Dokumentasi Pribadi Richard
Richard Permana, mantan pemain profesional Counter-Strike yang kini menjabat sebagai CEO Team NXL. Sumber: Dokumentasi Pribadi Richard

Jika harus dibandingkan dengan CS:GO, VALORANT memang terbilang lebih maju dalam hal perkembangan dan pengembangan skena kompetitifnya di wiliayah Asia. Dalam 6 bulan game tersebut beroperasi, para pemain kompetitif di Indonesia sudah bisa menikmati dua gelaran turnamen resmi yang berjenjang dari lokal ke regional. Hal tersebut sangat berbeda jauh dengan CS:GO, yang sudah beroperasi selama sekitar 10 tahun namun punya kompetisi berjenjang lokal ke internasional yang minim.

Lalu bagaimana dari sisi jumlah penikmat esports VALORANT di kawasan Asia? Berhubung usianya masih seumur jagung, mungkin bisa dibilang bahwa VALORANT masih mencoba membangun selera esports para pemainnya. Mengutip dari Esports Charts, gelaran Cyber Games Arena Pacific Open yang merupakan salah satu turnamen resmi VALORANT berhasil mencatatkan 11.672 peak viewers. Dari total peak viewers tersebut, jumlah penonton tayangan berbahasa Indonesia adalah sebanyak 872 peak viewers.

Sumber: Esports Charts
Pembagian jumlah peak viewers Cyber Games Arena VALORANT Pacific Open berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts

Menutup obrolan singkat kami, Richard lalu kembali menegaskan apa yang jadi tujuan NXL di dalam skena VALORANT. “NXL bersama Ligagame punya tujuan yang sama yaitu untuk go internasional. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya kami harus menjadi juara lokal dan juara regional terlebih dahulu. Terlepas dari Elecbossa, tujuan kami akan tetap sama, siapapun rosternya.”

Puncak gelaran First Strike Indonesia akan diadakan pada tanggal 2 – 6 Desember 2020 mendatang. Gelaran tersebut sekaligus menjadi debut Elecbossa dengan bendera terbarunya yaitu NXL Ligagame. Akankah NXL bisa kembali membawa kejayaan terdahulu mereka di Counter-Strike ke dalam skena kompetitif VALORANT?

Daftar 10 Tayangan Esports Terpopuler Bulan Oktober 2020

Situasi pandemi menciptakan tantangan tersendiri bagi ekosistem esports selama tahun 2020. Namun demikian ekosistem esports terbilang tetap tumbuh dengan cukup cepat hingga bulan November ini. Berhubung kita sudah berada di pertengahan bulan November, mari kita sedikit melihat ke belakang untuk menakar perkembangan industri esports sampai saat ini. Kali ini, tim redaksi Hybrid mengutip daftar turnamen esports terpopuler bulan Oktober 2020 dari Esports Charts sebagai referensi. Apa saja yang ada di dalamnya? Berikut daftarnya.

 

10. FIFA 21 Challenge

FIFA 21 rilis pada tanggal 6 Oktober 2020 lalu. Untuk menyambut perilisan tersebut, EA Sports mengadakan sebuah turnamen bertajuk FIFA 21 Challenge. Turnamen yang diadakan pada tanggal 29 Oktober 2020 ini mempertemukan para atlit sepak bola dengan pemain profesional FIFA 21 di dalam satu panggung kompetisi. Kompetisi ini menampilkan defender andal Liverpool yaitu Trent Alexander-Arnold dan juga sosok pemain esports FIFA 21 seperti Gravesen.

Dengan memanfaatkan pesona bintang sepak bola dan bintang esports, FIFA 21 Challenge pun berhasil bertengger di posisi ke-9 dari 10 turnamen esports terpopuler di bulan Oktober 2020. FIFA 21 Challenge mencatatkan 328.008 peak viewers dengan average viewers sejumlah 260.302. FIFA 21 Challenge mencatatkan total konsumsi konten selama 1.019.513 total watch hours dari 4 jam durasi penayangan konten.

Dari catatan watch hours kita bisa melihat bagaimana para penggemar sepak bola sepertinya benar-benar menyimak acara ini. Pertandingan FIFA 21 Challenge memang berjalan dengan sangat sengit. Contohnya seperti skor seri 3 sama yang dihasilkan dalam pertandingan puncak saat Tekkz bertemu dengan Gravesen. Setelah pertarungan yang sengit tersebut, Tekkz dan Trent Alexader-Arnold pada akhirnya keluar sebagai juara dengan skor tim 8-4.

 

9. Liga Brasileira de Free Fire 2020 Series A

Lagi-lagi turnamen Free Fire kembali masuk ke dalam daftar. Kali ini di peringkat ke-8 Liga Brasileira de Free Fire LBFF yang merupakan liga kasta utama Free Fire di Brazil. Seperti kebanyakan liga esports, LBFF memiliki babak Regular Season dan Playoff atau Finals. Babak Regular Season diadakan mulai dari 22 Agustus sampai 18 Oktober 2020, sementara babak Finals diadakan pada 31 Oktober sampai 1 November 2020. 18 tim Free Fire terbaik di Brazil bertarung untuk merebut total hadiah sebesar 100.000 real Brazil (sekitar Rp265 juta).

Turnamen ini berhasil mencatatkan 372.891 peak viewers dengan average viewers sebanyak 194.579 orang. Dari 60 jam total durasi penayangan, LBFF berhasil mencatatkan 11.593.612 total watch hours. Negara Amerika Latin terutama Brazil, memang terkenal sebagai negara dengan penonton esports yang sangat antusias. Bukti atas pernyataan tersebut mungkin bisa dilihat dari contoh kasus LOUD Esports asal Brazil yang berhasil menjadi organisasi esports pertama dengan 1 miliar views di YouTube. Kasus lain mungkin bisa kita lihat juga dari keputusan BOOM Esports memilih negara Brazil sebagai usaha ekspansi bisnis dan menembus dunia kompetitif CS:GO internasional.

Pertandingan hari terakhir adalah pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak dari keseluruhan pertandingan karena persaingan ketat yang harus dihadapi SS Esports untuk bisa menjadi juara.

 

8. PUBG Mobile Pro League SEA – Fall Split 2020

Setelah serbuan turnamen-turnamen Free Fire barulah kita menemukan turnamen esports PUBG Mobile di peringkat ke-7 dari daftar. Turnamen PUBG Mobile yang masuk ke dalam daftar ini adalah PMPL SEA – Fall 2020. Kompetisi yang jadi momen bagi Bigetron RA untuk melengkapi pialanya ini berjalan mulai dari 23 hingga 25 Oktober 2020. PMPL SEA – Fall 2020 mempertandingkan tim terbaik dari 5 negara di Asia Tenggara (Thailand, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan US$150.000 (sekitar Rp2,1 miliar) sebagai total hadiah untuk diperebutkan.

Sampai saat ini, Asia Tenggara terbilang masih merupakan salah satu pasar terbesar bagi game dan tayangan esports PUBG Mobile. PMPL SEA – Fall 2020 berhasil mencatatkan 490.874 peak viewers dengan average viewers sebanyak 179.933 orang. Dari 18 jam total durasi tayangan konten, PMPL SEA – Fall 2020 berhasil mengumpulkan 3.223.799 total watch hours. Jumlah total watch hours PMPL SEA memang terbilang kalah cukup jauh jika dibandingkan dengan LBFF. Namun hal tersebut cukup wajar mengingat Esports Charts menghitung total watch hours LBFF sejak dari babak liga.

PMPL SEA – Fall 2020 sendiri menampilkan antar peserta yang begitu ketat. Apalagi ditambah dengan dinamika performa tim primadona Indonesia yaitu Bigetron RA pada hari pertama dan kedua turnamen. Alhasil, pertandingan hari ke-3 pada ronde ke-15 pun menjadi tayangan turnamen yang paling banyak menyedot perhatian penonton berkat sajian pertandingan kompetitif yang ditambah dengan kemenangan dramatis dari Bigetron RA.

 

7. BLAST Premier Series 2020 Fall – Group Stage

Setelah jajaran tayangan esports mobile games, esports pc games baru masuk ke dalam daftar di peringkat ke-6. Tayangan esports pc games yang masuk ke dalam daftar ini adalah BLAST Premier 2020 Fall Series – Group Stage yang merupakan tayangan esports Counter-Strike: Global Offensive. Kebanyakan turnamen esports diubah menjadi format online selama masa pandemi, tak terkecuali BLAST Premier Series 2020 Fall. Turnamen tersebut dibagi menjadi dua divisi kompetisi online yaitu divisi Amerika dan Eropa. Peratndingan yang masuk dalam daftar ini adalah pertandingan divisi Eropa yang diselenggarakan mulai dari 26 Oktober hingga 4 November 2020 dengan US$150.000 (sekitar Rp2,1 miliar) sebagai total hadiah.

BLAST Premier Series sedikit banyak membuktikan masih tingginya minat para gamers menonton tayangan esports CS:GO, terutama untuk negara-negara kawasan barat (Amerika dan Eropa).  BLAST Premier Series mencatatkan 512.971 peak viewers dengan average viewers sebanyak 190.662 orang. Dari 70 jam total durasi tayangan, BLAST Premier Series berhasil mencatatkan total konsumsi konten mencapai 13.346.309 total watch hours.

Salah satu pertandingan yang paling diminati adalah pertarungan antara Astralis melawan MiBR. Pertandingan tersebut bisa dibilang sebagai salah satu pertandingan tersengit sepanjang turnamen ini. Astralis sampai harus menjalani overtime untung memenangkan game pertama. MiBR membalas di game kedua, itu pun dengan skor 16-13. Baru pada akhirnya Astralis menang dengan meyakinkan di game ketiga dengan skor 16-5 di map Inferno. Karena pertandingan yang sengit, tidak heran kalau Astralis vs MiBR jadi tayangan yang berhasil mencetak peak viewers di dalam turnamen ini.

 

6. Liga NFA Season 4

Lagi-lagi tayangan Free Fire yang masuk ke dalam daftar. Kini giliran Liga NFA Season 4 yang masuk ke dalam peringkat ke-6 dari daftar 10 tayangan esports terpopuler bulan Oktober 2020. Satu fakta menariknya adalah Liga NFA yang ternyata bukanlah turnamen resmi pihak pertama seperti LBFF. Turnamen diselenggarakan sejak Juli dengan gelaran puncak pada tanggal 4 Oktober 2020. Turnamen memperebutkan 40.000 real Brazil (sekitar Rp105 juta).

Tayangan berhasil mencatatkan 558.414 peak viewers dengan average viewers sebesar 109.697 orang. Dari 101 total durasi tayangan, Liga NFA Season 4 berhasil mencatatkan total konsumsi konten hingga 11.115.865 total watch hours. Liga NFA juga jadi bukti lain dari tingginya antusiasme penggemar game di Brazil terhadap tayangan esports Free Fire. Apalagi juga mengingat status dari liga NFA yang bukan merupakan liga kasta utama, namun masih disaksikan oleh banyak orang.

 

5. ESL Pro League Season 12  – Europe

CS:GO kembali muncul pada peringkat 5 dari daftar ini. Tayangan esports tersebut adalah ESL Pro League Season 12 – Europe.  ESL Pro League Season 12 – Europe diselenggarakan sejak bulan September dengan puncaknya diselenggarakan pada bulan Oktober 2020. Diselenggarakan secara online, kompetisi tersebut mempertandingkan 16 tim asal Eropa dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$450.000 (sekitar Rp6,4 miliar).

Seperti BLAST Premier, ESL Pro League Season 12 juga terbilang jadi bukti lain atas tingginya minat gamers negara kawasan barat terhadap esports CS:GO. Kompetisi tersebut mencatatkan 568.406 peak viewers dengan 121.244 average viewers. Dari total 226 jam total durasi tayangan, ESL Pro League Season 12 mencatatkan konsumsi konten hingga 27.411.211 total watch hours. Total watch hours yang tinggi bisa jadi disebabkan karena Esports Charts mencatat data watch hours sejak dari babak liga.

Pertandingan Astralis lagi-lagi menjadi tayangan yang paling banyak ditonton oleh khalayak. Kali ini giliran pertandingan Grand Final yang mempertemukan Astralis dengan Natus Vincere. Seperti pada kompetisi BLAST Premier, Astralis lagi-lagi harus bertarung sengit di babak final dari gelaran ESL Pro League Season 12. Astralis baru bisa memperoleh kemenangan setelah bertanding 5 game dengan satu kali overtime di game ke-4 saat melawan NAVI.

 

4. MPL PH Season 6

Mobile Legends bisa dibilang jadi satu-satunya tayangan esports dari game bergenre MOBA yang masuk ke dalam daftar 10 tayangan esports terpopuler bulan Oktober 2020. Peringkat ke-4 diisi oleh MPL Philippines Season 6. MPL PH Season 6 dibagi menjadi dua babak, Regular Season pada bulan September dan Playoff pada bulan Oktober. Kompetisi tersebut mempertandingkan 10 tim dan memperebutkan total hadiah sebesar US$120.000 (sekitar Rp1,7 miliar).

Selain Indonesia, Filipina terbilang jadi pasar besar lain bagi game ataupun tayangan esports MLBB. MPL PH mencatatkan 765.915 peak viewers dengan 132.893 average viewers. Dari 159 jam total durasi tayangan, MPL PH Season 6 mencatat angka konsumsi konten hingga 21.118.776 total watch hours. Fakta menariknya adalah, pertandingan MPL PH Season 6 yang berhasil mencatatkan jumlah peak viewers justru pertandingan yang terbilang tidak segitu istimewa.

Pertandingan tersebut adalah pertemuan antara Bren Esports dengan NXP.Solid. Pertemuan tersebut terbilang kurang istimewa karena pertandingan tersebut bukanlah pertandingan Grand Final dan Bren Esports berhasil menang 3-0 dari seri best-of 5. Terlepas dari itu, Bren Esports sendiri memang bisa dibilang sebagai tim kuat Filipina yang jadi panutan dari banyak penonton tayangan esports MLBB. Hal tersebut bisa jadi alasan untuk menjawab kenapa pertandingan tersebut jadi yang paling banyak ditonton.

 

3. Free Fire League 2020 Clausura

Free Fire League 2020 – Clausura yang sempat menjadi buah bibir ternyata berada di peringkat ke-3 dari daftar ini. Turnamen ini terbagi menjadi dua fase, Group Stage yang diselenggarakan pada Agustus hingga Oktober dan Season Finals yang diselenggarakan pada 7 November 2020 kemarin. Babak Group Stage diikuti oleh 24 tim sementara Season Finals diikuti oleh 12 tim dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$46.500 (sekitar Rp667 juta).

Merupakan liga kasta utama bagi skena kompetitif Free Fire di Amerika Latin, FF League 2020 Clausura mencatatkan 1.257.058 peak viewers dengan 113.211 average viewers. Dari total 55 jam durasi tayangan, FF League 2020 Clausura mencatatkan konsumsi konten selama 6.217.122 total watch hours. Fakta menariknya adalah, tayangan yang paling banyak ditonton dari turnamen ini adalah pada ronde 1 di pertandingan final. Padahal persaingan poin antar tim tebilang sangat ketat bahkan sampai akhir pertandingan sekalipun.

 

2. MPL ID Season 6

Walaupun genre MOBA tidak banyak mengisi daftar ini, namun MPL Indonesia berhasil menjadi raja dan mengemban tahta sebagai tayangan esports mobile terpopuler bulan Oktober 2020. MPL ID terbagi ke dalam dua babak, Regular Season yang diselenggarakan sejak Agustus dan Playoff yang diselenggarakan bulan Oktober 2020. MPL ID menggunakan model liga franchise dengan 8 tim peserta yang memperebutkan total hadiah sebesar US$300.000 (sekitar Rp4,2 miliar).

Sebelumnya MPL ID Season 6 sempat menciptakan catatan jumlah penonton yang mengejutkan, bahkan hampir mendekati jumlah penonton babak grup League of Legends World Championship 2020. MPL ID Season 6 mencatatkan 2.848.970 peak viewers dengan 378.529 average viewers. Dari total 179 jam durasi tayangan, MPL ID Season 6 mencatatkan konsumsi konten hingga 67.567.331 total watch hour.

Pertandingan final antara RRQ melawan Alter Ego menjadi tayangan yang paling banyak ditonton. Ada beberapa faktor yang membuat tayangan tersebut jadi banyak disaksikan menurut analisis kecil-kecilan saya. Pertama adalah karena fanbase RRQ di skena MLBB yang cukup besar (kalau tidak bisa dibilang paling besar). Kedua adalah karena pertandingan final tersebut yang memang sangat sengit. Alter Ego bahkan hampir menjuarai turnamen tersebut. Walau demikian RRQ terbukti lebih tangguh secara mental sehingga mereka berhasil keluar sebagai juara.

1. League of Legends World Championship 2020

Bulan Oktober juga terbilang menjadi hari raya bagi para pecinta esports League of Legends karena gelaran World Championship 2020. Kompetisi tersebut diselenggarakan sejak bulan September 2020 dengan babak final digelar pada tanggal 31 Oktober 2020 kemarin. Sebagai salah satu helatan esports terbesar dunia, tidak heran jika Worlds 2020 berhasil mencatatkan angka viewership yang begitu megah.

Worlds 2020 berhasil mencatatkan 3.882.252 peak viewers dengan 1.113.702 average viewers. Dari 126 jam total durasi tayangan, Worlds 2020 mencatatkan konsumsi konten selama 139.862.355 total watch hours. Pertandingan babak Grand Final antara Damwon Gaming melawan Suning Gaming memang patut menjadi tayangan yang paling banyak ditonton.

Damwon Gaming harus melalui pertarungan yang sulit untuk bisa mendapatkan kemenangan dengan skor 3-1 di babak Grand Final Worlds 2020. Terlebih, Grand Final tahun ini juga dianggap sebagai momen kembalinya keseruan final Worlds, setelah pertandingan final dua tahun sebelumnya yang cenderung dianggap berjalan one-sided.

Akankah Indonesia Menjadi Kiblat Esports Mobile Dunia?

Perkembangan esports di Indonesia terbilang begitu cepat. Salah satu perubahan yang cukup terasa datang dari sisi sistem kompetisi. Sekitar tahun 2016-2017 model kompetisi liga cukup jarang ditemukan di skena esports lokal. Tanpa liga rutin, para pemain terpaksa loncat dari satu turnamen ke turnamen lain untuk bisa terus bertanding dan menyambung hidup.

Tayangan esports juga terbilang kurang “seksi” bagi sponsor karena tayangannya tidak konsisten dan cuma berlangsung sesekali. Satu-satunya kompetisi liga esports di masa itu mungkin cuma League of Legends Garuda Series, liga utama League of Legends skena lokal. Walau menjadi salah satu pionir yang cukup sukses, sayangnya liga tersebut tutup usia tahun 2018 pasca Garena pamit undur diri mengurus server League of Legends lokal.

Lompat beberapa tahun ke depan, Indonesia kini punya tiga liga esports yang terbilang liga primer di tahun 2020. Tiga liga esports tersebut adalah yaitu MPL ID untuk Mobile Legends: Bang-Bang, PMPL ID untuk PUBG Mobile, dan FFML untuk Free Fire.

Dari tiga liga tersebut, Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) terbilang sebagai salah satu yang berandil besar terhadap hidupnya kembali ekosistem esports lokal. MPL ID tak hanya membuat pasar esports lokal bergeliat, tetapi juga menunjukkan potensi pasar esports lokal Indonesia untuk menjadi pusat perkembangan game mobile. Bukti pernyataan tersebut bisa kita lihat dari laporan data Esports Charts. Laporan turnamen esports terpopuler bulian September dari Esports Charts menunjukkan bagaimana MPL ID memiliki jumlah penonton yang bersaing, bahkan dengan League of Legends World Championship 2020 ataupun liga LoL primer seperti LCK Korea Selatan ataupun LEC Eropa.

Berangkat dari data tersebut saya jadi ingin mencari tahu lebih, kira-kira sudah sampai sejauh mana tren perkembangan esports Indonesia saat ini? Dengan menggunakan liga MPL ID sebagai sampel, Indonesia ternyata punya potensi untuk menjadi pusat perkembangan esports game mobile di masa depan. Apa benar? Inilah argumentasi saya.

 

Melihat Perkembangan Esports Indonesia tahun 2020 dari Tren Penonton Babak Regular Season MPL ID 2020 Season 6

MPL Indonesia memulai musim pertamanya pada tahun 2018. Ketika itu belum banyak orang tahu game Mobile Legends. Bahkan saya ingat game ini sempat cuma jadi pengisi dadakan di salah satu event gaming/esports terbesar di tahun 2017, yaitu Indonesia Games Championship. Tetapi semenjak final MPL ID Season 1, pandangan orang-orang terhadap Mobile Legends berubah. Turnamen yang diselenggarakan di Mall Taman Anggrek tersebut menarik begitu banyak pengunjung, membuat orang-orang jadi tertarik dengan potensi bisnis gaming/esports. Kini MPL ID sudah mencapai musim ke-6. Banyak hal berubah di MPL ID selama dua tahun-lima musim perjalanannya, termasuk model liga MPL yang berubah jadi model franchise sejak Season 4 tahun 2019 lalu.

MPL ID bergulir sebanyak 2 Season setiap tahun. Awal tahun 2020 dibuka dengan pertandingan MPL ID Season 5 yang diumumkan 30 Januari 2020 kemarin. Setelah babak Grand Final MPL ID Season 5 usai bulan April 2020, MPL ID lalu berlanjut ke Season 6 yang berlangsung di paruh kedua tahun 2020. MPL ID Season 6 diumumkan tanggal 23 Juli 2020. Tim pesertanya masih sama yaitu Rex Regum Qeon, EVOS Esports, ONIC Esports, Genflix Aerowolf, Geek Fam ID, Bigetron Esports, dan AURA Esports, yang merupakan 8 organisasi esports investor liga franchise MPL ID.

Pertandingan perdana babak Regular Season MPL ID Season 6 dimulai tanggal 14 Agustus 2020. Pertandingan bergulir selama 8 pekan dengan format double Round-Robin hingga 4 Oktober 2020. Pertandingan Regular Season MPL ID sempat dilaksanakan secara offline pada Season 5 lalu namun regulasi pembatasan berkumpul dari pemerintah membuat MPL ID Season 6 digelar secara online selama masa pandemi.

MPL ID di tahun 2020 terbilang punya jumlah views yang cukup stabil. Sebelum laporan ini, Hybrid.co.id sudah melaporkan tren viewership liga esports primer Indonesia pada bulan Agustus 2020 lalu. Ditulis oleh rekan saya Ellavie Ichlasa Amalia, laporan tersebut berisi tren viewership tiga liga esports utama Indonesia di paruh pertama 2020, termasuk MPL ID Season 5.

Sumber: Hybrid.co.id
Sumber: Hybrid.co.id

Berdasarkan dari catatan Ellavie, MPL ID Season 5 berhasil mendapatkan jumlah total views sebanyak 73,6 juta views jika menyertakan jumlah views babak Playoff, dan 59,6 juta views jika hanya menjumlahkan babak Regular Season saja. Jumlah views MPL ID Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta, dengan catatan views tertinggi di musim itu ada pada babak Playoff, yaitu 2,4 dan 2,8 juta views.

Lalu bagaimana dengan Season 6? Seperti musim sebelumnya, MPL ID Season 6 sebenarnya menghadapi banyak tantangan. Secara teknis, koneksi internet masih menjadi momok terbesar bagi pertandingan online. Kontroversi pause pun tak terhindarkan gara-gara hal tersebut. MPL ID juga menghadapi perebutan penonton dengan skena esports lain di kancah lokal, yaitu PMPL, dan FFML.

Sementara dari sisi internasional, tayangan MPL ID pekan-pekan terakhir juga sempat bersinggungan dengan League of Legends World Championship 2020. Terlepas dari itu tren jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 masih mirip dengan musim sebelumnya, yaitu tidak pernah kurang dari 1 juta, kecuali di satu week 3 day 1. Tren jumlah views saya kumpulkan dari kanal YouTube resmi Mobile Legends: Bang-Bang dan merupakan jumlah views dari tayangan berbahasa Indonesia.

Sumber: Hybrid.co.id
Tren penonton tayangan Regular Season MPL ID Season 6 Bahasa Indonesia (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Seperti saya sebut sebelumnya, Week 3 Day 1 menjadi satu-satunya pertandingan Regular Season MPL ID yang jumlah views-nya turun ke bawah satu juta. Jumlah views pertandingan hari itu hanya 980.605 saja. Alasan fenomena tersebut adalah karena ada masalah teknis dalam pertandingan antara ONIC Esports melawan EVOS Legends. Ketika itu ONIC Esports menang sempurna 2-0 gara-gara EVOS Legends kehabisan waktu pause ketika masih dalam kendala teknis. Keadaan tersebut membuat para fans kecewa, sehingga jumlah views menurun drastis. Walaupun begitu kejadian tersebut tidak menurunkan semangat penggemar di hari berikutnya, jumlah views pun kembali melejit menjadi 2.116.934 pada pertandingan Week 3 hari kedua.

Jumlah views babak Regular Season MPL ID Season 6 berangsur stabil pasca kejadian tersebut, bahkan kembali melejit di Week 6. Pertandingan pekan tersebut menyajikan matchup menarik seperti ONIC Esports vs Alter Ego, dan EVOS Legends vs Genflix Aerowolf. Berkat hal tersebut, pertandingan Week 6 Day 2 menjadi pertandingan dengan jumlah views terbanyak sepanjang babak Regular Season, dengan total sebanyak 2.298.721 views.

MPL ID 2020 Season 6 juga memiliki tayangan bahasa Inggris seperti pada beberapa musim sebelumnya. Namun tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 terbilang underperform, kalah jauh dari tayangan berbahasa Indonesia dari segi viewership. Bahkan tren penonton tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 malah berangsur menurun.

Puncak keramaian tayangan bahasa Inggris hanya ada di pekan-pekan awal. Jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris mentok di angka 299.001 views, yang terjadi di pertandingan Week 2 Day 3. Setelah itu jumlah penonton tayangan bahasa Inggris turun ke angka 58.034 views di Week 3 Day 1 dan terus stabil pada kisaran 50 sampai 135 ribu views hingga week 8 day 2.

Sumber: Hybrid.co.id
Perbandingan viewership tayangan bahasa Indonesia vs bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 (YouTube). Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono.

Lewat perbandingan jumlah views tayangan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris pertandingan Regular Season MPL ID Season 6, kita dapat melihat bagaimana kuatnya esports mobile Indonesia dari segi penonton. Tentunya kesimpulan tersebut saya ambil dengan asumsi bahwa tayangan bahasa Indonesia ditonton oleh orang Indonesia dan tayangan bahasa Inggris ditonton oleh khalayak internasional.

Tapi fakta menarik yang saya temukan adalah tayangan bahasa Inggris yang ternyata masih ramai dipenuhi oleh komentar bahasa Indonesia. Memang tayangan bahasa Inggris babak Regular Season MPL ID Season 6 menggunakan shoutcaster lokal Indonesia. Juga sejauh yang saya tahu, usaha Moonton mempromosikan tayangan bahasa MPL berbahasa Inggris ke khalayak internasional masih terbilang kurang getol.  Alhasil jumlah views terbanyak tayangan bahasa Inggris MPL ID Regular Season 6 (299.001 views) pun jadi cuma seperempat dari jumlah views terendah tayangan bahasa Indonesia MPL ID Regular Season 6 yaitu sebanyak 980.605 views.

Namun hal tersebut tidak menghilangkan fakta bahwa jumlah views tayangan esports berbahasa Indonesia memiliki jumlah yang sangat besar, bahkan hampir menyaingi tayangan internasional. Tetapi perlu dicatat bahwa statistik views terbilang kurang reliabel untuk dijadikan patokan karena satu orang bisa menyumbang beberapa views. Terlepas dari itu, data jumlah views bisa dibilang sebagai satu-satunya yang tersedia secara umum di internet. Jadi jika Anda hanya ingin mendapat gambaran kasar saja, data jumlah views terbilang jadi salah satu patokan.

 

Potensi Indonesia Menjadi Pusat Perkembangan Esports Mobile Asia Tenggara

Sejak Juli hingga September 2020 kemarin, pasar esports Indonesia ramai dibahas oleh salah satu perusahaan statistik viewership esports, yaitu Esports Charts. Selain Mobile Legends, khalayak Indonesia di pertandingan PUBG Mobile World League 2020 East Season Zero juga turut menjadi pembahasan.

Laporan bulan Juli 2020 mengatakan bahwa Indonesia adalah konsumen tayangan PMWL 2020 East Season Zero – Opening Weekend terbesar kedua setelah India. Catatan Esports Charts mengatakan bahwa konsumsi orang Indonesia terhadap tayangan menonton PMWL 2020 East Season Zero adalah selama 1,18 juta watch hour. Jumlah tersebut terpaut tips dengan penonton India yang mencatatkan total konsumsi sebesar 1,23 juta watch hour.

Setelah itu di akhir musim pertandingan PMWL 2020 Season Zero East Region, penonton Indonesia malah mencatatkan jumlah konsumsi yang lebih tinggi lagi, kali ini lebih tinggi dari jumlah konsumsi penonton dari India.

Dalam laporan yang diterbitkan tanggal 13 Agustus 2020, Indonesia mencatatkan konsumsi tayangan PMWL 2020 Season Zero East selama 14 juta watch hour. Jumlah tersebut adalah sebesar 37% dari total watch hour keseluruhan dan merupakan nomor 1 terbanyak. Kemenangan Bigetron RA melalui pertarungan sengit di ronde-ronde akhir bisa dibilang jadi salah satu alasan kenapa penonton Indonesia begitu getol menonton PMWL 2020 Season Zero East Region. Sementara di sisi lain, India kali ini hanya mengisi peringkat 2 dengan proporsi sebesar 35,8% dari total watch hour keseluruhan.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Dari segi jumlah viewers, pertandingan ronde 24 di PMWL 2020 Season Zero East Region juga berhasil menyodok di posisi pertama dalam daftar turnamen esports paling populer bulan Agustus menurut Esports Charts. Data tersebut tidak menjelaskan secara spesifik asal negara penonton, namun pertandingan dengan peak viewers sebanyak 1.153.865 orang tersebut menampilkan pertarungan dramatis tim Bigetron RA dari Indonesia dalam usahanya merebut titel juara Asia.

Esports Charts juga kembali menampilkan catatan menarik pada tanggal 9 Oktober 2020 lalu, yang lagi-lagi menampilkan superioritas Indonesia di kancah esports mobile lewat sebuah artikel blog yang bertajuk Most popular mobile esports teams in SEA. Laporan tersebut cenderung tidak komprehensif karena hanya menunjukkan data-data yang tersedia secara umum di internet. Data yang ditunjukkan adalah data jumlah followers media sosial yang ramai digunakan oleh masyarakat digital Asia Tenggara, yaitu data followers TikTok, Twitter, YouTube, Instagram, dan Facebook digabung menjadi satu.

Hasilnya empat besar dari 10 tim esports terpopuler di Asia Tenggara yang dipaparkan oleh Esports Charts berasal dari Indonesia. Organisasi Esports Indonesia yang mengisi posisi empat besar adalah EVOS Esports di peringkat 1 dengan 6,4 juta total followers, AURA Esports di peringkat 2 dengan 5,8 juta followers, RRQ di peringkat 3 dengan 4,1 juta total followers, dan Bigetron Esports di peringkat 4 dengan 2,3 juta total followers.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

ONIC Esports juga masuk dalam daftar, berada di peringkat 6 dengan total 1,2 juta total followers. Selain jumlah followers, proporsi perwakilan Indonesia dalam daftar ini juga sangat mendominasi negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dari 10 tim yang masuk daftar, 5 tim berasal dari Indonesia, 2 tim dari Thailand (POPS Bacon Time dan Buriram United Esports), 2 tim dari Vietnam (Heavy dan Team Flash), dan 1 tim dari Malaysia (Team Boskurr).

Potensi lain juga cukup terlihat jika kita mencoba membandingkan jumlah penonton MPL ID dengan jumlah penonton League of Legends World Championship 2020. Saya tahu perbandingan ini mungkin sedikit terdengar konyol atau malah terasa kurang apple-to-apple. Tapi kenyataan yang tidak bisa saya tampik adalah temuan saya yang mengatakan bahwa jumlah views tayangan bahasa Indonesia MPL ID yang memang bersaing dengan jumlah views tayangan Group Stage Worlds 2020.

Perbedaan jumlah views tertinggi Group Stage League of Legends World Championship 2020 dengan jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID 2020 Season memang terpaut sangat jauh, hampir dua kali lipat jumlahnya. Jumlah views tertinggi Group Stage Worlds 2020 adalah 4.101.334 views, sementara jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 adalah 2.298.721 views, keduanya terpaut sekitar 1,8 juta views. Namun satu yang menarik adalah, jumlah views tertinggi babak Regular Season MPL ID Season 6 yang ternyata menempel cukup tipis dengan jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020.

Sumber: Hybrid.co.id - Akbar Priono
Tren Viewership Group Stage League of Legends World Championship 2020 (Twitch) Sumber: Hybrid.co.id – Akbar Priono

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, jumlah views terendah Group Stage Worlds 2020 ada pertandingan day 6 yang mempertandingkan grup B. Tim pengisi grup B sendiri mungkin terbilang kurang menarik bagi penonton internasional. Grup tersebut memiliki dua tim kuat yaitu Damwon (LCK Korea Selatan) dan JD Gaming (LPL Tiongkok), namun dua tim sisanya adalah tim-tim yang terbilang kurang bersaing di kancah internasional yaitu PSG Talon (PCS Asia Pasifik) dan Rogue Esports (LEC Eropa). Dengan melihat pesertanya, hasil pertandingan grup B terbilang 80% bisa ditebak. Alhasil pertandingan Day 6 hanya berhasil mengumpulkan 2.315.843 views saja. Jika membandingkan jumlah views tersebut dengan pertandingan Week 6 Day 2 Regular Season MPL ID Season 6 (2.298.721 views), maka perbedaan views antar keduanya jadi hanya terpaut 17 ribu views saja.

Kenapa perbandingan jumlah views antara babak Regular Season MPL ID Season 6 dengan Group Stage Worlds 2020 menjadi penting untuk pembuktian pasar esports Indonesia? Alasan terpentingnya menurut saya adalah karena perbedaan bahasa antar dua tayangan tersebut.

2 juta penonton yang menonton babak Regular Season MPL ID Season 6 tersebut adalah penonton yang menonton tayangan berbahasa Indonesia. Sementara tayangan Group Stage Worlds 2020 menggunakan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa internasional, maka asumsi saya tayangan Worlds 2020 dapat ditonton dan dimengerti oleh lebih banyak orang dari seluruh dunia.

Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka kita mendapat kesimpulan sementara bahwa jumlah viewers esports Indonesia hampir membalap jumlah viewers esports dunia. Kesimpulan sementara tersebut tentunya berdasarkan asumsi lain bahwa penonton tayangan esports berbahasa Indonesia adalah orang Indonesia. Karena bisa saja ada orang Malaysia atau orang negara lain yang tidak mengerti bahasa Indonesia menonton tayangan, cuma gara-gara penasaran.

Tetapi asumsi saya soal tayangan Group Stage Worlds 2020 yang ditonton oleh khalayak internasional juga bisa jadi salah. Bisa jadi tayangan Group Stage Worlds berbahasa Inggris hanya ditonton oleh negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama atau sekunder, seperti Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.

Kenapa bisa demikian? Karena tayangan Group Stage Worlds 2020 sebenarnya juga diproduksi dalam bahasa lokal, khususnya untuk negara-negara di Asia. Contoh dari hal tersebut adalah channel YouTube LCK Korea Selatan, yang juga memproduksi tayangan pertandingan Worlds 2020 namun dengan bahasa Korea.

Jadi apakah bisa dibilang jumlah penonton esports Indonesia sudah hampir mengalahkan penonton esports internasional? Belum tentu, karena statistik views yang tidak sepenuhnya reliabel dan juga faktor-faktor lain, seperti tayangan bahasa Indonesia yang tidak ditonton oleh orang Indonesia, atau tayangan bahasa Inggris yang hanya ditonton oleh penonton berbahasa Inggris.

Tetapi satu hal yang pasti, jumlah views tertinggi Regular Season MPL ID Season 6 sedikit banyak membuktikan kekuatan jumlah penonton tayangan esports berbahasa Indonesia yang ternyata jumlahnya bisa mengalahkan tayangan bahasa Inggris, yang seharusnya bisa lebih diterima oleh masyarakat dunia secara umum.

Masih penasaran, saya lalu juga mencoba membandingkan jumlah penonton MLBB dengan penonton internasional Dota 2. Agar sebanding, saya mencoba membandingkan antara jumlah penonton M1 MLBB World Championship 2019 dengan Dota 2 The International 2019. Untuk kali ini data yang saya ambil adalah data dari Esports Charts, demi memastikan pencatata yang sedikit lebih akurat. Walupun viewership Regular Season MLBB hampir menyaingi babak grup League of Legends Worlds, tetapi pertandingan internasional MLBB ternyata masih belum sebanding dengan pertandingan internasional Dota 2.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Data Esports Charts mengatakan bahwa Peak Viewers Dota 2 The International 2019 adalah sebanyak 1.968.497 orang, dengan total 88.418.374 total watch hours dari 120 jam tayangan mengudara. Lalu bagaimana dengan M1 World Championship? Peak Viewers M1 World Championship adalah sebanyak 648.069 orang, dengan 9.914.215 total watch hours dari 60 jam tayangan mengudara. Perbedaan viewership Dota 2 The Internationals 2019 dengan M1 World Championship ternyata terpaut cukup jauh. Dari segi Peak Viewers keduanya terpaut sekitar 1,3 juta peak viewers, dengan selisih total konsumsi konten mencapai 78,5 watch hours.

Asumsi saya terkait data M1 vs TI 9 masih mirip seperti asumsi saya soal tayangan bahasa Inggris MPL ID Season 6, yaitu usaha Moonton memasarkan MLBB ke tingkat internasional yang terbilang masih kurang getol. Kekalahan ini juga jadi hal yang wajar, mengingat M1 World Championship adalah kali pertama Moonton mengadakan pertandingan MLBB tingkat internasional sementara The International 2019 adalah kali ke-9 Valve mengadakan pertandingan Dota 2 tingkat internasional.

Jadi apa kesimpulan sementara yang bisa kita tarik dari pembahasan ini? Pembuktian potensi Indonesia sebagai pasar esports mobile games terbesar di Asia Tenggara adalah salah satunya. Dulu atau malah mungkin sampai sekarang, banyak yang nyinyir mengatakan “Mobile Legends hanya terkenal di Indonesia saja”.

Namun menurut saya “hanya terkenal di Indonesia” bisa menjadi hal yang baik. Berkat Moonton Indonesia jadi bisa membuktikan bahwa negara kita adalah pasar esports mobile dengan potensi yang besar. Apa buktinya? Lihat saja viewership tertinggi tayangan bahasa Indonesia babak Regular Season MPL ID Season 6 yang jumlahnya hampir menyaingi tayangan Worlds 2020. Indonesia juga terbilang superior di kancah mobile esports Asia Tenggara jika dilihat dari segi jumlah followers media sosial. Data dari Esports Charts sedikit banyak membuktikan hal tersebut, yang menampilkan 4 organisasi esports Indonesia sebagai pengisi peringkat teratas.

Namun penting untuk dicatat jika developer/publisher ingin memaksimalkan potensi tersebut, maka lokalisasi jadi satu elemen penting. Seperti kebanyakan negara di Asia, Indonesia terbilang lebih mengutamakan khasanah lokal. Bukan hanya bahasa, tetapi juga termasuk sosok-sosok personal ataupun brand esports, yang lebih mengutamakan lokal dulu. Maka dari itu penting bagi developer/publisher untuk menggandeng kerja sama entitas esports lokal jika ingin lebih memaksimalkan pasar esports Indonesia yang jumlahnya bersaing dengan pasar esports internasional.

Moonton terbilang menjadi salah satu developer yang berhasil menerapkan strategi tersebut, sehingga MPL ID bisa berkembang sampai sebesar ini di musimnya yang ke-6. Tencent Games juga jadi contoh lain yang berhasil membuat PUBG Mobile menjadi salah satu game/esports primer di Indonesia berkat strategi lokalisasi. Melalui inisiatif-inisiatif lokal, PMPL ID menjadi liga esports lain di Indonesia yang berhasil menyentuh jutaan views di setiap tayangan, dengan puncaknya ada di pekan ketiga yang mencatatkan total views sebanyak 2,3 juta di platform Facebook Gaming.

Karena potensinya yang besar, tidak heran jika developer/publisher lain jadi semakin melirik pasar esports lokal. Riot Games adalah salah satu developer/publisher lain yang terlihat sedang gencar melakukan pedekate terhadap pasar Indonesia. Usaha-usaha tersebut terlihat lewat sajian bahasa Indonesia untuk game terbaru besutan mereka yaitu VALORANT dan Wild Rift. Bahkan jika kita bicara Wild Rift, Riot Games juga memperlakukan pasar Indonesia dengan cukup istimewa lewat sajian Official Page berbahasa Indonesia dan mendahulukan Indonesia untuk sesi Early Access walaupun durasinya terbilang singkat.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi, sepertinya belum ada tanda-tanda perlambatan perkembangan pasar esports Indonesia. Malah jika teknologi semakin mudah diakses dan ekonomi makro terus meningkat, bukan tidak mungkin jika Indonesia akan menjadi pusat perkembangan esports mobile Asia Tenggara di masa depan.

Tayangan Esports Terpopuler September 2020: MPL ID Season 6 Masih Bertahan

Esports Charts baru saja mengeluarkan daftar turnamen esports paling populer bulan September 2020. Kali ini, Mobile Legends Professional League Indonesia 2020 Season 6 menjadi satu-satunya esports game mobile yang masuk ke dalam daftar. Sisanya, pertandingan didominasi oleh berbagai bagian dari pertandingan esports League of Legends, mulai dari babak grup World Championship 2020, gelaran LCK Korea Selatan, dan LEC Eropa.

Bulan Agustus lalu, masih ada dua esports game mobile yang masuk ke dalam daftar. Dua game tersebut adalah PUBG Mobile lewat tayangan PMWL East 2020 dengan peak viewers sebanyak 1.153.865 orang di peringkat 1, dan pertandingan El Clásico MPL ID 2020 Season 6 dengan peak viewers sebanyak 884.898 orang di peringkat 3.

Sumber: Instagram @mpl.id.official
Pertandingan ini berhasil masuk daftar 5 tayangan esports paling populer bulan September 2020. Sumber: Instagram @mpl.id.official

Sementara daftar 5 turnamen esports terpopuler bulan September 2020 hanya tinggal menyisakan MPL ID 2020 Season 6 saja yang masuk ke dalam daftar. Pertandingan yang masuk daftar adalah pertandingan antara RRQ Hoshi melawan ONIC Esports, yang terjadi pada pekan ke-5 tanggal 13 September 2020 lalu. Pertandingan tersebut menyedot perhatian banyak orang berkat karisma tim RRQ di komunitas MLBB, sehingga berhasil mencatatkan peak viewers sebanyak 1.092.949 orang, dan mengisi peringkat 2 daftar tersebut.

Pada bulan September, pertandingan League of Legends World Championship 2020 sudah dimulai. Jadi tidak heran jika tayangan salah satu ajang esports terbesar di dunia tersebut menarik perhatian banyak khalayak. Pertandingan yang menjadi sorotan adalah pertandingan antara Team Liquid dari LCS Amerika Serikat, melawan MAD Lions dari LEC Eropa. Walaupun dominasi Team Liquid terbilang cukup kuat dalam pertandingan tersebut, namun tayangan tersebut berhasil mencatatkan peak viewers sebanyak 1.168.105 orang, dan masuk peringkat 1 dalam daftar.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Kembali membahas MPL ID, masuknya salah satu liga esports terbesar di Indonesia ke dalam daftar terbilang jadi pembahasan yang menarik. Penyebabnya adalah, karena MPL ID 2020 Season 6 bisa dibilang sebagai salah satu turnamen esports dengan penonton Indonesia terbanyak. Namun, Esports Charts tidak menjelaskan secara gamblang, apakah angka peak viewers tersebut terdiri dari penonton Indonesia saja, atau bercampur dengan penonton internasional.

Penikmat esports Indonesia juga terbilang sebagai salah satu yang berpengaruh, karena jumlah dan antusiasnya yang cukup tinggi. Bukti atas pernyataan tersebut terlihat dari tayangan PMWL 2020 East Region Opening Weekend, yang berhasil menarik perhatian khalayak esports Indonesia, sehingga negara kita jadi negara konsumen tayangan PMWL terbesar kedua di dunia.