Tampil Sempurna, Team Secret Juara ESL One Katowice 2019

Selain dari MDL Macau 2019, ESL One Katowice juga menjadi esports Dota lain yang berjalan beriringan akhir pekan kemarin. Setelah lima hari kompetisi berjalan, Team Secret keluar sebagai juara setelah berhasil sapu bersih Gambit Esports 3-0 dari seri pertandingan best of 5.

Belakangan, Team Secret memang sedang on-fire sepanjang awal musim kompetisi Dota 2 tahun 2018-2019. Kemenangan ini menjadi kemenangan berentet kedua, setelah sebelumnya mereka juga berhasil memenangkan Chongqing Major 2019.

Sumber:
Sumber: Twitter @ESLDota2

Sepanjang musim ini, Team Secret tercatat sudah memenangkan 4 kompetisi LAN yang mereka ikuti, yaitu PVP Esports Championship 2018, ESL One Hamburg 2018, Chongqing Major 2019, dan ESL One Katowice 2019. Mereka hanya gagal di Kuala Lumpur Major 2019, itupun mereka mendapat posisi runner-up setelah kalah oleh Virtus Pro.

Salah satu faktor kemenangan ini bisa dibilang adalah berkat midlaner muda dan berbakat dari Team Secret, Michat “Nisha” Jankowski. Nisha merupakan wonderkid asal Polandia yang sebelumnya sempat bermain untuk Team Kinguin. Bermain Dota sejak dari tahun 2017, potensi besar pemain berusia 18 tahun muncul setelah bergabung dengan Team Secret pada September 2018 lalu.

juara esl one katowice 2019 2
Nisha, pemain muda berbakat asal Polandia yang belakangan jadi buah bibir setelah rentetan kemenangan Team Secret belakangan. Sumber: Twitter @ESLDota2

Karena usia dan juga kemampuan bermainnya, Nisha bahkan disebut sebagai salah satu dari tujuh pemain yang bakal jadi the next Topson oleh joinDOTA. Selain tim OG yang mengejutkan jagat kompetitif Dota tahun 2018 lalu, Topias “Topson” Taavitsainen adalah fenomena lain yang terjadi saat Dota 2 The International 2018.

Topson segera menjadi buah bibir berkat permainan yang sangat brilian serta kesuksesannya memenangkan The International di usia yang sangat muda. Apalagi ditambah juga dengan fakta menarik bahwa The International adalah kompetisi besar pertama yang Topson ikuti.

Walau bukan bagian dari DPC, kemenangan Team Secret di ESL One Katowice menjadi momen yang indah bagi Nisha. Alasan hal ini adalah karena kemenangan ini ia dapatkan pada sebuah kompetisi yang diadakan di tanah kelahirannya, Polandia.

Sumber:
Yazied “Yapzor” Jaradat. Sumber: Twitter @ESLDota2

Dalam sebuah wawancara dengan VPEsports, Yazied “Yapzor” Jaradat mengatakan “Kami ingin dia (Nisha) menikmati karirnya di Dota semaksimal mungkin. Saya sendiri bakal sangat senang misal bisa memenangkan kompetisi di tanah kelahiran sendiri. Saya tahu perasaannya pasti akan sangat menyenangkan meski saya sendiri belum pernah merasakan hal tersebut. Jadi karena hal tersebut kami pun memutuskan datang ke Katowice demi Nisha” jawab Yapzor kepada VPEsports saat event Chongqing Major.

ESL One Katowice 2019 menjadi perjalanan kompetisi yang sangat solid bagi Team Secret. Dari 21 pertandingan yang seharusnya ia jalani, tercatat Team Secret hanya kalah satu kali saja, yaitu saat melawan tim OG pada fase grup.

Sepanjang fase bracket, semua musuhnya mereka sapu bersih 2-0, termasuk tim PPD dan kawan-kawan, Ninja in Pyjamas, serta Gambit Esports saat fase upper bracket finals. Sayang Gambit Esports yang dapat kesempatan balas dendam, masuk grand finals dari lower bracket, hanya menjadi seperti kerikil kecil yang dilibas dengan mudahnya oleh Team Secret.

Sumber:
Sumber: Twitter @ESLDota2

Kemenangan ini memberikan Team Secret hadiah sebesar US$ 125.000 atau sekitar Rp1.7 Miliar. Ludwig “Zai” Wahlberg terpilih sebagai MVP, berhak mendapatkan satu unit mobil Mercedes-Benz

Pada rangkaian sirkuit DPC, Team Secret saat ini sudah memiliki 7950 poin. Dengan poin yang mereka miliki tersebut, mereka bisa dibilang hampir dipastikan lolos ke The International 2019. Kini tersisa 3 Major dan 3 Minor untuk musim DPC 2018-2019, dengan 46.500 total poin tersisa untuk diperebutkan.

Major berikutnya adalah Dream League Season 11 yang akan diadakan pada Maret 2019 di Stockholm, Swedia. Dengan performa yang seperti ini, akankah Team Secret kembali keluar sebagai juara pada Major berikutnya?

Tanpa Sumail, Evil Geniuses Tampil Mengesankan di MDL Macau 2019

Sampai artikel ini ditulis, sudah sekitar delapan belas pertandingan berlangsung pada gelaran MDL Macau 2019 ini. Masing-masing tim sudah bertanding sekitar 4 sampai 5 pertandingan. Bagaimana keadaan para tim sampai saat ini? Mari kita simak lewat salah satu tim yang bisa dibilang sebagai rajanya jagat kompetitif Dota Amerika Serikat, Evil Geniuses.

Tim yang dimotori Artour “Arteezy” Babaev dan kawan-kawan ternyata memberi hasil yang baik, walau tanpa kehadiran sang wonderkid Sumail “SumaiL” Hassan. Sejauh ini dari 5 match yang sudah diikuti, Evil Geniuses berhasil mencatatkan 3 kali kemenangan dan 3 kali kekalahan di babak grup. Mereka hanya kalah dari 2 tim Tiongkok yaitu Vici Gaming serta Invictus Gaming. Sampai saat tulisan ini dibuat, Evil Geniuses berada di posisi kedua, dengan Team Liquid menguasai klasemen, namun baru bertanding sebanyak 4 kali.

Sumber:
CnCC, pemain yang menggantikan SumaiL pada MDL Macau 2019. Sumber:  ESL Official Media

MDL Macau 2019 ini diikuti oleh Evil Geniuses dengan memainkan Quinn “CCnC” Calahan sebagai pemain pengganti. MDL Macau 2019 menjadi kompetisi tanpa status DPC kedua yang diikuti oleh EG, juga jadi turnamen kedua yang tidak diikuti oleh SumaiL. Sebelum MDL Macau 2019, SumaiL juga tidak mengikuti ESL One Hamburg 2018. Ketika itu, penyebabnya adalah karena masalah visa dan ia juga digantikan oleh CnCC.

Sementara untuk saat ini, SumaiL tidak mengikuti MDL Macau 2019 karena ia sedang liburan. Lewat sebuah rilis, EG mengatakan bahwa seiring meningkatnya jadwal DPC, qualifier, bootcamps, serta LAN Event, maka pemain semakin kehilangan waktu istirahatnya. Maka dari itu, sebagai cara EG untuk menjaga kesehatan mental para pemain, manajemen memberikan SumaiL waktu untuk beristirahat dan liburan sejenak.

Walau CnCC hanya berstatus sebagai cadangan, namun terlihat tidak banyak masalah dalam kekompakan tim EG. Permainan tim EG terlihat mengalir dan mereka tetap bisa bekerja sama dengan baik. Salah satu contohnya bisa Anda lihat lewat cuplikan permainan kombinasi antara Arteezy dengan CnCC, yang diposting oleh akun Twitter resmi Evil Geniuses.

Pertandingan MDL Macau 2019 masih berlanjut sampai akhir pekan ini. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana format pertandingan MDL Macau 2019, berikut penjelasan singkatnya.

MDL Macau 2019

BO 1 Round Robin Group Stage

    • 4 Teratas menuju ke upper bracket playoff
    • 4 Terbawah menuju ke lower bracket playoff

Double Elimination Playoff

    • Ronde 1 lower bracket BO 1, Grand Final BO 5
    • Pertandingan sisanya adalah BO 3

Mars Media Kembali Hadirkan MDL Macau Tahun 2019

Sebagai sebuah fenomena baru, tak heran jika ada banyak sudut pandang dalam memandang esports. Orang awam mungkin menilai ini “cuma main game saja” sedangkan gamers melihatnya sebagai aktualisasi diri gamers kepada khalayak awam. Namun, bagi saya, esports adalah bisnis dunia hiburan.

Tak beda dengan sepakbola, NBA, atau mungkin kontes kecantikan, esports wajib punya porsi hiburan dalam kompetisinya. Maka dari itu tak heran jika Mars Dota 2 League tahun ini kembali hadir di Macau, Hong Kong. Sebagai kota pusat hiburan di Asia, MDL Macau 2019 jadi menarik karena sifat kompetisi ini yang jadi selayaknya sport tourism atau dalam hal ini jadi esports tourism.

Tetapi MDL Macau 2019 sayangnya hadir tanpa ada menyandang status minor atau major dari rangkaian Dota 2 Pro Circuit 2018-2019. Sebelum ini Mars Media selaku penyelenggara juga sudah sempat mengadakan kompetisi MDL di Macau pada tahun 2017 lalu. Walau tanpa status Major/Minor dari DPC kini, kompetisi yang memperebutkan total hadiah sebesar $300 ribu atau sekitar Rp4 Milyar ini, tetap menghadirkan tim terbaik di jagat kompetisi Dota 2.

PSG.LGD yang merupakan juara dari MDL Changsa tahun lalu. Sumber:
PSG.LGD yang merupakan juara dari MDL Changsa tahun lalu. Sumber: Twitter @PSGeSports

Sudah dipastikan akan ada 8 tim peserta yang berasal beberapa komponen, direct invite, juara musim sebelumnya, serta qualifier. Berasal dari direct invite, ada 5 tim peserta yaitu Newbee, Virtus Pro, Vici Gaming, Team Liquid, dan Evil Geniuses. Tiga peserta sisanya yaitu EHOME yang merupakan juara Dota 2 Professional League Season 6, Royal Never Give Up dan Invictus gaming yang berasal dari qualifier.

MDL Macau 2019 yang berlangsung 20-24 Februari 2019 mendatang, merupakan lanjutan dari seri Mars Dota 2 League. Sejauh ini Mars Media sudah mengadakan 8 kompetisi di beberapa kota berbeda lewat seri MDL sejak tahun 2014. Tercatat, beberapa kota yang dikunjungi kompetisi MDL adalah kota seperti Shanghai, Wuhan, Changsa, dan tentunya Macau.

Memang sampai saat ini Asia masih menjadi salah satu pasar terbesar dari esports Dota 2. Melihat peluang ini tak heran jika ada banyak event besar Dota 2 hadir di Asia. Anda bisa melihat event seperti Chongqing Major, Kuala Lumpur Major, bahkan Dota 2 The International yang akan diadakan di Shanghai.

Sumber:
Sumber: Website Resmi Piala Presiden

Menarik melihat seri kompetisi esports seperti MDL yang diselenggarakan dari satu kota ke kota lain. Kalau di Indonesia, hal tersebut baru saja dihadirkan lewat kompetisi Piala Presiden. Kompetisi ini diadakan cukup megah, tak kalah dari esports yang biasa kita lihat di Jakarta.

Namun konsep seperti itu menurut saya memiliki tantangannya tersendiri di Indonesia, terutama dari segi infrastruktur. Jika pemerintah serius mendukung esports, perbaikan infrastruktur terutama teknologi internet, tentu akan sangat membantu meratakan hingar-bingar budaya esports di berbagai belahan Indonesia; yang harapannya adalah semakin memajukan ekosistem esports di ibu pertiwi.

Dota 2 Chongqing Major Sudah Ditonton Lebih dari 12 juta Jam

Sampai sekarang game MOBA ibarat jadi “sepakbolanya” esports. Genre MOBA masih jadi favorit hingga kini, walau sudah 10 tahun lebih berlalu dari sejak genre MOBA ditemukan. Selama ini League of Legends selalu dianggap sebagai MOBA paling sukses, tetapi bukan berarti Dota 2 tertinggal begitu saja.

Nyatanya esports Dota tetap jadi hal yang menarik untuk ditonton. Tapi seberapa menarik? Berapa banyak orang yang masih menonton esports Dota 2 sampai saat ini? Mari kita lihat dari raihan jumlah penonton dari kompetisi Dota 2 yang baru saja usai, Chongqing Major. Digelar oleh StarLadder, Chongqing Major jadi kompetisi besar pertama bagi jagat kompetisi Dota di tahun 2019 ini.

Sumber:
Sumber: Red Bull esports

Mengutip data dari Esports Charts, event yang digelar dari 19 sampai 27 Januari 2019 ini sudah ditonton sampai dengan 12,6 juta jam, dengan rata-rata penonton di saat bersamaan alias concurrent users sebanyak 147.494 penonton. Raihan tersebut berhasil membawa Dota 2 berada di posisi ketiga dalam most-watched game pada platform Twitch.

Data tersebut sebenarnya tak bisa dibilang sepenuhnya valid. Data ESC merangkum jumlah viewership dari beberapa platform streaming, yaitu Dota TV, Facebook, Nimo TV, Steam TV, Twitch, VK, dan Youtube. Namun nyatanya ada data penonton yang tidak turut terhitung. Kenapa demikian? Salah satunya adalah karena kerjasama Chongqing Major dengan ImbaTV serta Chongqing Cable Network untuk menayangkan kompetisi tersebut di Tiongkok, dan tak ada data penonton dari dua platform tersebut.

Pertandingan final antara Secret melawan VP jadi pertandingan yang paling banyak ditonton, dengan total 503.727 penonton. Berdasarkan semua data penonton dari berbagai platform, Twitch ternyata masih jadi pilihan utama gamers, dengan jumlah penonton terbanyak sebesar 386.557 penonton dari Twitch.

Sumber:
Sumber: Esports Charts

Mengutip Esports Observer, jumlah penonton Dota 2 di Twitch kebanyakan disebabkan oleh esports. Acara besar seperti DPC Major, atau kompetisi sekelas ESL selalu jadi pendongkrak jumlah penonton konten Dota di Twitch. Tahun lalu, tanpa menghitung jumlah penonton The International, Dota 2 jadi game yang paling banyak ditonton ketiga pada platform Twitch.

Lalu apa arti dari semua data ini? Satu yang pasti adalah, bahwa Dota 2 ternyata masih bertahan sebagai salah satu MOBA favorit, setelah sekitar hampir 8 tahun jagat kompetisi Dota 2 ada.

Kalau dibandingkan dengan jumlah penonton tahun lalu, jumlahnya penonton ini masih sama, bahkan bertambah. Namun patut diingat, data ini mengacu kepada konteks penonton global dengan konten berbahasa inggris. Juga data ini berpatokan pada Twitch yang kerap dianggap sebagai platform streaming esports terbesar di tingkat global.

Cari Bibit Atlet Esports, IESPA Gelar IEL University Series 2019

Menghadapi industri esports di Indonesia yang berkembang dengan pesatnya, pemerintah pun semakin giat memberikan dukungan. Setelah kemarin kita mendengar kehadiran Piala Presiden Esports 2019 dan Youth National Esports Championship (YNEC) dari KEMENPORA, kali ini ada IEL University Series 2019 yang digagas IESPA bekerjasama dengan MIX 360 yang tentunya kembali didukung oleh berbagai elemen pemerintahan.

Seperti namanya, IEL University Series 2019 ini akan mempertandingkan para mahasiswa yang diikuti oleh 12 kampus ternama di Indonesia. Kompetisi ini didukung oleh berbagai elemen pemerintahan, yaitu Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), dan tentunya Indonesia Esports Association (IESPA).

Kehadiran kompetisi ini memang diniatkan menjadi wadah untuk mencari bibit-bibit anak muda di bidang esports. Harry Kartono selaku Chief Operational Officer dari MIX360 mengatakan bahwa misi penyelenggaraan IEL University Series 2019 adalah untuk mempersiapkan calon atlet esports.

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Harry Kartono, COO MIX360 yang merupakan penyelenggara dari IEL University Series 2019. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

“Untuk memajukan esports kita harus mengubah paradigma tradisional para orang tua dan institusi pendidikan. Maka dari itu kami mempersiapkan calon atlet esports di tingkat universitas agar bisa masuk ke PELATNAS Indonesia untuk persiapan SEA Games 2019 di Manila yang digelar tahun ini” tambah Harry.

Lalu bagaimana IEL University Series 2018 ini bisa terintegrasi dengan ekosistem esports secara keseluruhan? Bagaimana para atlet esports mahasiswa semi-pro ini nantinya bisa menuju ke jenjang yang lebih tinggi, jenjang profesional entah lokal atau internasional? Harry mengatakan bahwa ini alasan mereka menggandeng beberapa sponsor seperti meta.us dan juga Razer.

Meta.us sebagai platform untuk menunjukkan skill seoarang pemain ini nantinya berfungsi sebagai cara untuk menunjukkan kemampuan para pemain IEL University Series 2019 ke para pencari bakat dari organisasi esports yang berasal dari berbagai negara. Lalu bagaimana dengan jenjang yang lebih tinggi setelah IEL University Series yang merupakan kompetisi tingkat nasional?

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Eddy Lim, Ketua Umum IESPA saat diwawancara oleh televisi nasional. Dokumentasi: Hybrid – Novarurozaq Nur

Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun menjawab hal ini. Ia mengatakan bahwa tujuan dari kerjasama IESPA dengan AESF selaku Federasi esports Asia adalah untuk dapat mencapai hal tersebut. “Jadi selain di Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Vietnam, dan lain sebagainya juga akan memulai liga universitas seperti ini. Nantinya setelah liga nasional selesai, kompetisi ini akan berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi” Jawab Eddy.

Babak final dari IEL University Series 2019 direncanakan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang. Namun sebelumnya tentu akan ada babak penyisihan terlebih dahulu yang diselenggarakan dari Januari hingga Maret 2019 mendatang. Kompetisi ini akan mempertandingkan dua game MOBA terpopuler di Indonesia; Mobile Legends sebagai cabang mobile games dan Dota 2 sebagai cabang PC games. Pada babak final yang akan diadakan di LigaGame Arena, atlet esports kampus tersebut akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp1 milyar.

Tanpa Status DPC, ESL One Katowice 2019 Tetap Tampilkan Tim dan Talent Terbaik

Chongqing Major telah selesai dengan Team Secret yang jadi juaranya. Ini berarti Dota Pro Circuit akan kembali bergulir dengan kompetisi lainnya. Mengutip Liquidpedia Dota 2, kompetisi lanjutan DPC 18-19 adalah StarLadder Season 6, yang merupakan kompetisi Minor. Walau sebenarnya sudah ada sistem Dota Pro Circuit (DPC), antusiasme penyelenggara pihak ketiga ternyata tidak menurun walau mereka masuk golongan kurang beruntung dan tidak mendapat status Major/Minor.

1
Sumber: Intel Extreme Masters

Salah satunya penyelenggara yang cukup berani adalah ESL, yang akan gelar ESL One Katowice 2019 Februari ini. Kompetisi ini, serta kota Katowice, memang sudah sejak lama menjadi tradisi bagi ESL, sang penyelenggara kompetisi esports terbesar dan tertua. Dota 2 Major mungkin terdengar baru bagi Katowice, namun kota di negara Polandia ini sudah lama jadi saksi bisu akan munculnya jagoan-jagoan di jagat kompetitif Counter Strike: Global Offensive.

Kota Katowice sendiri merupakan salah satu kota besar di selatan negara Polandia. Kota ini juga jadi salah satu kota bersejarah bagi ESL, karena merupakan kota pilihan untuk gelaran esports terbesar mereka yaitu Intel Extreme Masters atau IEM; yang mana juga jadi gelaran CS:GO Major.

Walau ESL Katowice sudah diselenggarakan bertahun-tahun, namun Dota baru dipertandingkan di Katowice sejak tahun 2018 lalu. Tahun lalu kompetisi ini mendapat porsi Major sendiri dalam DPC, namun sayangnya porsi tersebut sepertinya diberikan kepada komunitas Dota Tiongkok pada tahun ini, lewat Chongqing Major 2019.

Tanpa kehadiran status DPC bukan berarti ESL Katowice jadi kurang greget. Terbukti para tim profesional Dota 2 yang bertanding dalam kompetisi ini tetap mereka para tim besar di jagat kompetisi Dota 2. Ada 12 tim Dota terbaik dari berbagai belahan dunia turut bertarung di ESL One Katowice dengan memperebutkan hadiah total $300.000 (sekitar Rp4,2 Miliar).

https://twitter.com/ESLDota2/status/1076160371914878977?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1076160371914878977&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fesl-one-katowice-2019-announces-its-talent

Bukan cuma dari segi tim yang bertanding saja, baru-baru ini ESL juga telah mengumumkan para talenta berbakat yang akan mengisi dan turut meramaikan acara ini. Mereka adalah para caster, analis, host, yang akan membuat ESL One Katowice ini jadi semakin menarik.

Para talent yang mengisi acara ini adalah para bintang yang selama ini selalu menghiasi keseruan dari jagat kompetitif Dota 2, seperti Toby ‘Tobiwan’ Dawson, Alan ‘Nahaz’ Bester, Paul ‘Redeye’ Chaloner, Jorien ‘Sheever’ Van Der Heijden, dan masih banyak lagi.

https://twitter.com/ESLDota2/status/1089908459078930432?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1089908459078930432&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fesl-one-katowice-2019-announces-its-talent

ESL One Katowice 2019 kembali hadir di Spodek Arena, Katowice, Polandia. Kompetisi ini akan berlangsung pada bulan Februari nanti, dari tanggal 22 – 24 Februari 2019.

Pindah ke Tigers, Dendi Bermain Bersama Sang Rival, Mushi

Berita mencengangkan datang pagi hari ini dari jagat kompetitif Dota 2 Internasional. Salah satu pemain legendaris asal Ukraina, Danil “Dendi” Ishutin, secara resmi pindah ke tim Tigers. Kepindahan Dendi terbilang tidak diduga, karena selama ini Dendi hampir tidak pernah bermain Dota di jagat kompetitif Dota SEA.

Belakangan Tigers memang sedang mencari pemain. Hal ini dilakukan setelah tim yang digawangi oleh Theeban “1437” Siva ditinggal oleh dua pemain terbaiknya yaitu Lai “Ahjit” Jay Son dan pemain kebanggan Indonesia Muhammad “InYourDream” Rizky. Pengumuman berita ini sendiri datang cukup tiba-tiba, bahkan mungkin tak ada yang menduga hal ini sebelumnya.

Kehadiran Dendi ke dalam tim, melengkapi roster dari tim Tigers. Sebelum Dendi, Tigers mengumumkan kehadiran sang legenda jagat kompetisi Dota SEA ke dalam tim, Chai “Mushi” Yee Fung. Selama ini Mushi dan Dendi selalu menjadi rival dalam berbagai kompetisi Dota sejak dari zaman dahulu. Ibaratnya, Dendi menjadi jendral jagat kompetisi Dota regional CIS (Eropa Timur) sementara Mushi adalah jendral dari jagat kompetisi Dota SEA (Asia Tenggara).

Kehadiran Dendi tentu membuat Tigers makin menarik untuk disimak. Lebih menarik lagi, adalah melihat bagaimana nantinya perkembangan permainan dari satu-satunya pemain Indonesia yang tersisa di tim Tigers, Kenny “Xepher” Deo. Dengan kehadiran 3 pemain senior yang sudah banyak makan asam garam di kancah kompetisi Dota, yaitu Mushi, 1437, dan Dendi, tentunya kita berharap akan memberi banyak pengalaman berarti kepada Xepher.

Mushi-Team-Malaysia-Dota-2
Sumber: Dota Blast

Dengan ini maka lengkap sudah roster dari tim Tigers, berikut roster pemain tim Tigers setelah kehadiran Dendi.

  • David “MoonMeander” Tan
  • Kenny “Xepher” Deo
  • Chai “Mushi” Yee Fung
  • Theeban “1437” Siva
  • Danil “Dendi” Ishutin

Kalau melihat dari jajaran roster ini, kemungkinan besar Dendi akan tetap berada di dalam posisi andalannya yaitu midlaner. Hybrid memprediksi hal ini karena melihat empat pemain sisanya yang sudah punya role andalan masing-masing, MoonMeander di Off-lane, Mushi di carry, Xepher di 2nd Support, dan 1437 di Hard Support.

Setelah kepergiannya dari tim Navi, Dendi terbilang tak banyak bicara soal masa depan yang akan ia rengkuh di kancah kompetisi Dota. Ia sempat bilang bahwa ia akan istirahat dari jagat kompetisi Dota, namun beberapa kali juga ia sempat terlihat bermain bersama Vega Squadron dengan kawan-kawannya.

Dengan ia bergabung di tim Tigers, sepertinya Dendi sudah mendapatkan kembali semangat jiwa kompetisinya, dan siap untuk kembali memperebutkan Aegis of Champions di tahun 2019 ini!