Jenis-Jenis Cryptocurrency, Kelebihan dan Kekurangannya

Cryptocurrency atau mata uang kripto semakin dikenal oleh banyak kalangan masyarakat di Indonesia. Ini adalah salah satu dari representasi blockchain yang dampaknya dinikmati langsung oleh kalangan masyarakat (consumer), potensi lain masih terus banyak dieksplorasi. Ketertarikan terhadap mata uang kripto, umumnya sebagai investasi, sebenarnya baru meningkat kencang pasca nilai tukar Bitcoin melonjak. Persisnya setelah WannaCry menghebohkan jagat digital. Penyerang meminta tebusan pembebasan komputer yang terserang WannaCry dengan Bitcoin.

Nlai Bitcoin kemudian melonjak kencang. Di lain sisi Alt-coin (mata uang kripto non-Bitcoin) terus bermunculan, umumnya dengan misi memperbaiki celah Bitcoin atau menawarkan cara baru untuk proses mining dan transaksi. Saat tulisan ini dibuat, melansir pada situs CoinMarketCap, terdapat 1568 jenis mata uang kripto di dunia. Jumlahnya masih terpantau terus bertambah, seiring terus adanya ICO (Initial Coin Offering) yang dilakukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak semua mata uang kripto tersebut populer, khususnya di Indonesia. Jika melihat kapitalisasi pasar (market cap) terbesar, berikut rangking perolehannya –dengan Bitcoin masih terus memimpin pasar kripto:

10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap
10 mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi / CoinMarketCap

Seiring makin mahalnya nilai tukar Bitcoin, pengguna saat ini mulai mencoba mencari alternatif lain untuk berinvestasi atau menggunakan mata uang kripto yang ada. Pun demikian di Indonesia, beberapa investor kripto yang kami temui menjelaskan alasan yang cukup logis tentang pemilihan Altcoin. Soal pilihan dan kepercayaan untuk produk kripto, kondisinya tidak jauh dengan rangking di atas. Namun demikian, masing-masing jenis koin memiliki nilai unik yang coba ditawarkan. DailySocial mencoba merangkum masing-masing, merujuk dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan yang ada di Indonesia.

(1) Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

Mendefinisikan kelebihan dan kekurangan Bitcoin pada dasarnya akan mewakili mata uang kripto secara umum. Keunggulan pertama dari Bitcoin ialah sifatnya sebagai mata uang kripto, dengan Hash Rate (tingkat kompleksitas algoritma kriptografi) yang semakin canggih, kepercayaan publik juga semakin terjamin untuk terhindar dari risiko seperti pemalsuan. Kepercayaan tersebut turut membantu pengembangan komunitas global yang menguatkan posisinya sebagai mata uang yang tidak mudah goyah dengan kondisi masyarakat. Seperti emas, mata uang kripto dapat menekan laju inflasi.

Kekurangan:

Jika ditelisik lebih dalam, Bitcoin sifatnya spekulatif (dalam kaitan dengan nilai). Nilainya ditentukan oleh sejumlah orang atau unit bisnis yang menerima Bitcoin. Jika semakin banyak yang menggunakan, nilainya akan terus meningkat. Sebaliknya jika semakin sedikit, implikasinya harga jual akan turun. Selain itu sebagai mata uang kripto, Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi. Prosesnya pun bersifat publik, tidak ada entitas yang dapat memberikan jaminan untuk kelalaian yang menyebabkan kehilangan atau kesalahan dalam proses pengiriman. Dompet hardware (perangkat khusus untuk menyimpan kunci privat) juga rentan diserang virus atau mengalami kerusakan jika tidak dirawat dengan baik, bisa menyebabkan koin melayang.

(2) Ethereum (ETH)

Kelebihan:

Sangat mirip dengan Bitcoin, namun didesain khusus untuk menjadi smart contract yang terbuka. Transaksi yang dilakukan di blockchain dapat mengeksekusi suatu smart contract melalui berbagai cara, misalnya dengan mengirimkan mata uang digital atau data ke alamat kontrak. Jika berhasil dieksekusi, smart contract tersebut dapat memproses lebih banyak transaksi atau mengeksekusi smart contracts lainnya. Ethereum Virtual Machine (EVM), merupakan software yang dapat digunakan pengembang untuk membuat berbagai aplikasi semudah membuat aplikasi berbasis transaksi kripto. Dengan konsep yang ditawarkan, pengembang tidak perlu membuat dan mengurus blockchain mereka sendiri.

Kekurangan:

Di balik kemudahan yang ditawarkan dalam proses pengembangan, ada beberapa hal yang justru menjadi kelemahan. Pertama ialah soal kecepatan akses, tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena menggantungkan pada server yang terdistribusi. Pengembangan aplikasi di atas platform Ethereum bisa dianalogikan dengan penyewaan jasa web-hosting, ketika server down, maka sistem yang bekerja di bawahnya juga tidak berfungsi. Apesnya, pengembang pun tidak dapat meningkatkan fungsionalitas blockchain secara mandiri, karena harus berkontribusi secara keseluruhan. Apabila mengalami hard-fork (penambang menjalankan protokol yang berbeda secara masif), akan berpengaruh langsung terhadap aplikasi yang dikembangkan. Setiap komputasi juga akan membutuhkan Ether (jenis koin) yang meningkat bergantung pada kompleksitas dan basis pengguna aplikasi.

(3) Ripple (XRP)

Kelebihan:

Kegelisahan pengguna Bitcoin tampaknya didengar baik oleh pengembang Ripple, lantaran salah satu keunggulan yang ditawarkan ialah proses yang mudah untuk penukaran ke mata uang lokal. Teknologi Ripple memfasilitasi penukaran XRP dengan berbagai mata uang di dunia, bahkan termasuk ke Bitcoin. Hal tersebut dikarenakan Ripple telah terintegrasi dengan layanan perbankan di dunia. Saat ini menjadi salah satu landasan revolusi remittance atau pengiriman uang antar negara.

Kekurangan:

Sebuah hasil riset yang dirilis Purdue University mengungkapkan sebuah celah dari Ripple. Celah tersebut dikarenakan adanya keterbukaan jaringan. Node yang ada pada struktur jaringan dimungkinkan menerima serangan yang dapat berdampak pada kelumpuhan akses pengguna terhadap dana yang ditransfer.

(4) Bitcoin Cash (BCH)

Kelebihan:

Versi upgrade dari Bitcoin dengan memperbaiki beberapa prosedur yang dimiliki, salah satu keandalannya mampu membuat kenaikan nilainya lebih konsisten. Dalam hal kecepatan transaksi, Bitcoin Cash juga tergolong lebih cepat, sehingga menguntungkan pengguna. Tingkat keamanan dan proteksi pun ditingkatkan, dengan turut mempertimbangkan dari segi tampilan dan fitur agar lebih menarik.

Kekurangan:

Risiko kerusakan perangkat keras menjadi salah satu tantangan. Namun justru kelemahan yang mendasar tercipta karena adopsi yang masih belum masif. Hal tersebut menjadikan Bitcoin Cash belum mencapai “Critical Mass”, masa kritis minimum yang diperlukan agar blok berukuran lebih dari 1 Mb dapat selalu tercipta dengan baik, ini faktor utama untuk membuat jaringan lebih stabil. Sedikit demi sedikit mulai mendekati ke sana. Adopsi yang belum masif juga berdampak pada sifat spekulatif yang dimiliki.

(5) Litecoin (LTC)

Kelebihan:

Litecoin juga hadir mencoba menyempurnakan Bitcoin, salah satu hal yang diperbaiki ialah berkaitan dengan waktu generasi blok yang disusun. Rata-rata Litecoin memiliki waktu 2,5 menit, sedangkan Bitcoin rata-rata 10 menit. Algoritma penambangan memang didesain lebih sederhana, membuat miner tidak harus melakukan dengan komputer berspesifikasi super tinggi. Litecoin juga mengaktifkan Segregated Witness, diklaim membuat transaksi koin menjadi lebih cepat dan memberikan biaya yang rendah. Fitur Swap Atom juga dibubuhkan untuk memberikan kemudahan pemilik koin kripto lainnya untuk bertransaksi dengan Litecoin tanpa platform khusus.

Kekurangan:

Risiko Litecoin justru diprediksikan akan terjadi jika pasar tidak memiliki ketertarikan. Porses mining-nya tergolong mudah, hal ini memungkinkan adanya penumpukan stok Litecoin. Di jangka panjang, jika tidak mampu bertumbuh meyakinkan bisa jadi akan pecah “bubble“-nya. Sehingga mengalami penurunan inflasi secara derastis.

EOS, Cardano (ADA), Stellar (XLM), dan NEO

Selain lima mata uang kripto di atas, ada beberapa jenis lainnya. Sementara ini memang belum begitu tenar di Indonesia, sehingga akan dibahas sekilas saja tentang fungsionalitas yang coba diunggulkan masing-masing. EOS adalah platform blockchain yang coba didesain untuk memfasilitasi kebutuhan aplikasi komersial, baik untuk web-based maupun mobile-based. Sistem keanggotaan, otentikasi, basis data, komunikasi asinkron dan penjadwalan disediakan melalui core dan cluster. Arsitektur sistem didesain untuk memungkinkan dilakukan skalabilitas, memastikan jutaan transaksi dapat dilakukan setiap detiknya.

Cardano adalah sebuah representasi blockchain yang menggunakan bahasa pemrograman Haskell. Konsep yang ditawarkan seperti Ethereum, yakni dipersonalisasi untuk teknologi smart contract. Cardano juga menjadi satu-satunya mata uang kripto yang mengimplementasikan protokol konsensus proof-of-stake secara menyeluruh. Ada juga Stellar, fungsinya juga mirip dengan Ethereum, dengan keunggulan biaya transaksi yang kecil, yakni 0.00001. Terakhir ada NEO, menjadi naik daun juga karena pembaruan teknologi smart contract yang mampu melacak dan mengotomasi proses perjanjian dalam blockchain.

Platform lokal transaksi cryptocurrency

Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial
Platform penjualan dan pembelian cryptocurrency di Indonesia / DailySocial

Pengguna di Indonesia yang tertarik berinvestasi atau melakukan transaksi dengan mata uang kripto bisa mengunjungi beberapa layanan penyedia yang melayani pasar lokal. Mereka adalah:

INDODAX (dulu Bitcoin.co.id)

INDODAX atau dulu dikenal sebagai Bitcoin.co.id merupakan salah satu inisiator platform jual-beli mata uang kripto di Indonesia. Saat ini, INDODAX melayani transaksi Bitcoin dan berbagai Altcoin. Jenis mata uang kripto yang dilayani: BTC, ETH, XRP, IGNIS, BCH, ETC, XZC, TEN, BTG, LTC, NXT, DOGE, BCD, WAVES, XLM, XEM, DASH, BTS, dan ADA. INDODAX dapat diakses melalui tautan https://indodax.com/.

Luno (dulu BitX)

Luno atau dulu dikenal sebagai BitX merupakan perusahaan asal London yang menyediakan layanan jual-beli mata uang kripto berbasis web dan aplikasi mobile untuk pangsa pasar di Indonesia. Untuk saat ini jenis mata uang yang dirangkum baru meliputi BTC dan ETH. Luno dapat diakses melalui tautan https://www.luno.com/.

Triv

Triv adalah portal finansial digital lokal yang juga menerima jasa jual-beli mata uang kripto. Saat ini sudah mendukung transaksi BTC dan ETH. Triv dapat diakses melalui tautan https://triv.co.id/.

Tokocrypto

Salah satu layanan yang baru saja meluncur, saat ini baru berada di tahap Beta Tester. Ditargetkan baru akan meluncur ke publik akhir April 2018. Tokocrypto melayani transaksi mata uang kripto BTC dan ETH. Tokocrypto dapat diakses melalui tautan https://tokocrypto.com/.

Tokocrypto Sajikan Layanan Pembelian dan Penjualan Cryptocurrency

Seiring terus meningkatnya peminat cryptocurrency di Indonesia –umumnya sebagai aset investasi digital, berbagai jenis bisnis yang menyajikan layanan tersebut makin bertambah. Yang terbaru adalah Tokocrypto, sesuai namanya layanan ini diperuntukkan untuk jual-beli cryptocurrency. Saat ini baru tersedia untuk transaksi Bitcoin dan Ethereum. Pengguna hanya cukup menyetorkan sejumlah uang saldo di Tokocrypto, untuk selanjutnya digunakan untuk melakukan pembelian.

Kepada DailySocial CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, menjelaskan ada beberapa keunggulan yang ingin coba ditawarkan. Pertama ialah biaya transaksi yang diklaim lebih rendah, termasuk biaya penarikan yang dibebankan kepada pengguna. Kedua ialah terkait dengan transparansi. Guna memberikan keyakinan kepada pelanggan, Tokocrypto menekankan unsur keterbukaan informasi terkait dana pelanggan agar tidak disalahgunakan.

[Baca juga: Mengenal Cryptocurrency dan Mekanisme Transaksinya]

“Tokocrypto juga terbuka untuk bekerja sama dengan otoritas pemerintah guna membangun lingkungan yang kuat untuk bisnis cryptocurrency agar memastikan kepentingan pengguna dapat terlindungi,” ujar Xue Kai.

Saat ini layanan Tokocrypto juga tengah menyiapkan dukungan untuk varian crypto lain, yakni Ripple, Neo, Litecoin dan Cardano. Direncanakan pada akhir kuartal kedua tahun ini sudah bisa dinikmati pengguna. Inisiatif pengembangan “Swipe Crypto” juga akan menjadi salah satu roadmap untuk perluasan platform. Tokocrypto sendiri sudah didirikan sejak Juni 2017, awal April ini meluncurkan uji beta untuk pengguna. Direncanakan akan meluncur penuh pada akhir April nanti.

“Sejauh ini kami merasakan antusiasme yang besar oleh penguji beta dan anggota komunitas tentang prospek adanya pilihan alternatif bagi mereka untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Ada juga diskusi berkelanjutan tentang potensi teknologi blockchain dan bagaimana hal itu dapat membantu pertumbuhan digital, sosial dan ekonomi Indonesia,” sambung Xue Kai.

[Baca juga: Mengeksplorasi Potensi Pemanfaatan Blockchain di Indonesia]

Lebih lanjut Xue Kai turut memberikan komentar tentang potensi cryptocurrency di Indonesia. Bitcoin membentuk tren yang baik, lebih banyak orang sekarang mengetahui tentang cryptocurrency atau konsep blockchain. Potensinya tentu sangat besar, namun hal fundamental yang masih menjadi tantangan bersama ialah mendidik masyarakat Indonesia tentang teknologi tersebut. Termasuk menumbuhkan sinergi antara para pemain bisnis dan otoritas pemerintah dalam menyediakan kerangka aturan.

Papillon Group Luncurkan “CRooT”, Token Blockhain untuk Program Loyalitas

Di tengah hype blockchain, grup media Papillon Group meluncurkan platform bernama CRooT. CRooT, singkatan dari Coin Redemption on Online Transaction, adalah token koin berbasis blockchain network dari Ethereum, tepatnya ERC20. CRooT didesain khusus untuk program loyalitas dan gamifikasi yang dimiliki suatu platform aplikasi. Di fase awalnya, CRooT baru diaplikasikan di aplikasi POPULAR Now.

Di aplikasi ini, token tersebut bisa ditukarkan dengan menjadi emas murni dan/atau merchandising lainnya, bisa juga digunakan untuk melakukan beragam aktivitas interaksi multi-arah dengan para bintang yang memainkan peranan dalam beragam program Video dari Popular TV, termasuk melakukan transaksi antar pengguna.

Selain bisa digunakan untuk redemption, token ini juga akan bisa diperjualbelikan melalui bursa koin tempat token tersebut didaftarkan.

“Fitur smart contract yang ditanamkan dalam token CRooT memungkinkan pihak mana pun yang membutuhkan sistem loyalitas dan gamifikasi menjadi bagian dari proses pemasarannya. Prosesnya bisa langsung terhubung tanpa direpotkan dengan membangun komunitas pengguna dari nol, bisa langsung live sejak pertama kali implementasi. Bahkan bisa saling berkolaborasi memberikan pengalaman dan nilai tambah yang optimal antar pengguna dan/atau target market,” jelas Co-Founder & CEO Papillon Group Vicky G. Saputra.

Lebih lanjut Vicky menjelaskan, secara fungsionalitas CRooT sebenarnya tidak hanya disediakan untuk program loyalitas atau gamifikasi. Visi besar CRooT adalah untuk menjadi token akan meningkat nilai intrinsiknya dan bisa digunakan dalam aplikasi kehidupan keseharian penggunanya.

“CRooT itu nama yang diberikan oleh para fans di POPULAR. Bukan kami sendiri, so driven by fans. Harapannya dari setiap transaksi online dalam pengguna bisa redeem beragam benefit,” ujar Vicky.

Mengapa fokus di program loyalitas?

Seiring dengan perkembangan tren pemasaran digital saat ini, pengembang CRooT berkeyakinan bahwa konsep kolaborasi dan optimalisasi fanbase bisa berjalan dengan lebih efektif dibandingkan sekedar paid advertising atau konsep pemasaran lainnya. Pengalaman yang dirasakan audience dari aktivitas pemasaran ini menjadi salah satu prioritas utama agar tujuan pemasaran dapat tercapai dengan lebih optimal.

“Fitur smart contract dari blockchain network Ethereum ini juga memungkinkan kolaborasi dapat terjadi dengan lebih mudah dan cepat serta lintas negara,” imbuh Vicky.

Selain di aplikasi POPULAR Now, target pengembangan berfokus pada pembuatan aplikasi untuk loyalty exchange dan pembuatan wallet untuk token CRooT. Harapannya bisa lebih mudah digunakan pihak lain yang menjadi mitra kolaborasi dalam program loyalitas. Adopsi token CRooT ini juga akan terus dikembangkan dalam beragam program kolaborasi lainnya secara online maupun offline.

“Bagi saya sendiri, masa depan cryptocurrency ini seperti halnya perkembangan internet di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu, dengan kata lain sesuatu hal yang tak dapat dielakkan akan terjadi. Hanya saja kemungkinan besar adopsi cryptocurrency akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih singkat, termasuk di Indonesia. So walaupun saat ini tampaknya masih cukup complicated, akan tiba saatnya penerimaan masyarakat akan menjadi lebih baik,” pungkas Vicky.

Application Information Will Show Up Here

iFashion Group Hadirkan Token Berbasis Blockchain sebagai Metode Pembayaran

iFashion Group, perusahaan investasi yang bergerak di bidang fesyen dan gaya hidup berbasis di Singapura, menghadirkan MegaX yang merupakan token digital berbasis blockchain sebagai metode pembayaran di toko ritel dan online.

MegaX merupakan hasil kolaborasi antara iFashion dengan MC Payment, perusahaan penyedia pembayaran elektronik dari Singapura. Keduanya mengembangkan MegaX sejak awal tahun ini.

MegaX akan ditempatkan dalam platform Ethereum (ETH). Ethereum merupakan platform terpintar di dunia untuk menyimpan blockchain. Platform ini dipilih dengan alasan adanya tawaran keseimbangan yang efisien, antara kecepatan dan likuiditas token yang tinggi. Saat ini, mata uang untuk pengolahan Ethereum disebut Ether. Seseorang dapat membeli dan menjual Ether dalam bursa token ke mata uang utama.

“Untuk memastikan kesuksesan ritel di masa depan, perusahaan harus berani mengadopsi teknologi terbaru. Pendekatan yang fokus pada generasi millennials, baik secara online maupun offline, merupakan pilihan yang tepat dibandingkan memenuhi permintaan konsumen atau tantangan integrasi sistem,” ujar Group CEO iFashion Group Jeremy Khoo dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Token MegaX dapat langsung dibelanjakan untuk produk ritel, tujuannya mencegah spekulasi di ruang investasi yang tengah bergejolak. Pengguna dapat menggunakan token untuk membeli produk dari 1.400 brand yang berada dalam naungan iFashion. Beberapa nama di antaranya, Dressablle, Megafash, Invade, dan sebagainya.

Sementara ini, MegaX baru bisa dinikmati oleh pengguna yang berada di Singapura, untuk berbelanja di 100 ribu produk ritel yang ditawarkan toko online dan fisik. Menyusul dalam beberapa waktu mendatang untuk pengguna di Indonesia. Beberapa nama toko online lokal yang sedang digaet iFashion di antaranya Orami dan Tada Gift Card.

Mitra iFashion, MC Payment, juga turut menggaet perusahaan di Indonesia untuk menggunakan MegaX. Salah satu yang sedang dibidik adalah Lyto, perusahaan pengembang game online.

“MC Payment bangga menjadi mitra teknologi yang mendukung inisiatif terdepan iFashion. Hal ini akan menciptakan nilai tambah dari kumpulan generasi millennials, yang akan meningkatkan permintaan atas produk, seraya mendorong penggunaan MegaX,” terang Group CEO MC Payment Anthony Koh.

Penjualan MegaX sendiri baru akan dimulai pada 17 Oktober 2017 mendatang di situs resminya. Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer bank, pembayaran SWIFT, atau dengan menukar token Ethereum. Pengguna memerlukan aplikasi dompet elektronik untuk menyimpan token MegaX. Aplikasi yang direkomendasikan adalah My Ether Wallet.

Merchant pun hanya cukup mengunduh aplikasi MegaX Wallet untuk menerima pembayaran token. Pembayaran nantinya akan dilakukan dengan menunjukkan kode QR dari ponsel merchant yang ditunjukkan ke pembeli.

Rencana jangka panjang MegaX

Ambisi besar yang ingin dicapai iFashion lewat MegaX adalah menciptakan ekosistem pembayaran yang kuat untuk ribuan brand tergabung dalam jaringan grup. Realisasi yang akan segera dilakukan adalah memperkaya fitur dompet elektronik MegaX, misalnya pengguna dapat mencari tahu merchant terdekat mana saja yang menerima pembayaran dengan token MegaX. Kemudian, fitur pencarian diskon dan kupon, melihat transaksi sebelumnya, dan transfer antar pengguna.

“Kami meyakini ribuan millennials dapat dengan cepat mengadopsi token MegaX, seiring upaya kami dalam menjaring banyak brand untuk menggunakannya juga. Dengan asumsi demikian, MegaX dapat memberikan kredibilitas terhadap metode kami dan memberi jaminan bahwa token ini layak untuk diadopsi,” pungkas Jeremy.