TSM Jalin Kontrak dengan FTX Senilai Rp3 Triliun, Hadiah Apex Legends Global Series Tembus Rp36,8 Miliar

Minggu lalu, Team SoloMid mendapatkan kontrak bernilai US$210 juta (sekitar Rp3 miliar) dengan bursa cryptocurrency, FTX. Selain itu, SteelSeries juga mengungkap bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan tim esports dari Mercedes-AMG Petronas. EA juga mengumumkan bahwa total hadiah dari Apex Legends Global Series Championship mencapai US$2,58 juta atau sekitar Rp36,8 miliar.

Kerja Sama dengan Bursa Cryptocurrency, TSM Ubah Nama Jadi TSM FTX

Minggu lalu, Team SoloMid baru (TSM) saja menandatangani kontrak dengan Futures Exchange (FTX), bursa cryptocurrency asal Hong Kong. Melalui kontrak ini, FTX mendapatkan hak untuk menyematkan nama mereka ke nama TSM. Dengan begitu, TSM akan dikenal sebagai TSM FTX. Kontrak tersebut bernilai US$210 juta atau sekitar Rp3 triliun dan berdurasi 10 tahun. Keputusan FTX untuk bekerja sama dengan TSM merupakan bagian dari strategi mereka untuk memperkenalkan diri pada masyarakat Amerika Serikat, lapor InvenGlobal.

TSM akan melakukan rebranding menjadi TSM FTX. | Sumber: Dot Esports

Menurut Forbes, kontrak antara TSM dengan FTX merupakan kontrak rebranding dengan nilai terbesar untuk organisasi esports di Amerika Serikat. Keputusan TSM untuk menerima tawaran FTX menunjukkan perbedaan antara organisasi esports dengan tim olahraga konvensional. Tim-tim sepak bola seperti Liverpool atau Barcelona tidak akan pernah tertarik untuk mengubah nama mereka demi mendapatkan sponsor. Sementara di dunia competitive gaming, organisasi esports akan rela untuk mengubah namanya selama harga yang dibayarkan sesuai.

Total Hadiah Apex Legends Global Series Championship Capai Rp36,8 Miliar

Electronic Arts mengumumkan bahwa total hadiah untuk Apex Legends Global Series Championship (ALGS) mencapai US$2,58 juta (sekitar Rp26,8 miliar). EA berkontribusi US$1 juta (sekitar Rp14,3 miliar) pada total hadiah dari ALGS. Sementara US$1,58 juta (sekitar Rp22,5 miliar) sisanya didapatkan dari penjualan skin Apex Legends edisi terbatas. Sayangnya, EA tidak mengungkap berapa banyak skin yang berhasil mereka jual, seperti yang disebutkan oleh The Esports Observer.

Pada Mei 2020, EA mengumumkan, sebagian dari penjualan skin dan bundle khusus dalam Apex Legends akan digunakan untuk menambahkan total hadiah dari ALGS Championship. Empat skin yang dimaksud adalah Mechameleon, Boared to Death, Wild Speed, dan Silverback. Keempat skin itu merupakan bagian dari bundle Animal Kingdom. EA menambahkan US$5 (sekitar Rp70 ribu) ke total hadiah ALGS untuk setiap pembelian skin edisi terbatas dan US$20 (sekitar Rp285 ribu) untuk setiap pembelian bundle Animal Kingdom.

SteelSeries Jadi Penyuplai Aksesori Eksklusif dari Mercedes-AMG Petronas Esports Team

SteelSeries baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan Mercedes-AMG Petronas Esports Team, divisi gaming dari tim F1 milik Mercedes-AMG Petronas. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kerja sama tersebut. Satu hal yang pasti, melalui kerja sama ini, SteelSeries menjadi penyuplai aksesori gaming eksklusif untuk tim Mercedes-AMG Petronas.

SteelSeries bakal buat headset, keyboard, dan mouse khusus untuk tim esports Mercedes-AMG Petronas.

Selain itu, SteelSeries dan Mercedes-AMG Petronas Esports Team juga akan bekerja sama untuk melakukan pengujian produk, menyelenggarakan event digital, dan berbagai kegiatan marketing lainnya. Menurut laporan The Esports Observer, SteelSeries juga akan membuat mouse, keyboards, dan headsets edisi terbatas untuk Mercedes-AMG Petronas Esports Team.

ESL Gaming dan 433 Berkolaborasi untuk Tingkatkan Popularitas Virtual Bundesliga

ESL Gaming mengungkap bahwa mereka telah menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan pembuat konten digital dan media sosial sepak bola, 433. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan awareness akan bevestor Virtual Bundesliga (VBL), kompetisi esports FIFA, di tingkat global. Melalui kerja sama tersebut, channel esports dari 433 akan menampilkan video pendek dari VBL, termasuk babak grand final yang diadakan pada 6 Juni 2021 kemarin. Selain itu, 433 juga akan menampilkan konten highlight dari VBL pada musim depan.

“Dengan lebih dari 65 juta pengikut media sosial di dunia, 433 tidak hanya merepresentasikan komunitas sepak bola digital terbesasr di tingkat global, tapi juga merupakan rekan yang cocok bagi bevestor Virtual Bundesliga,” kata ESL Senior Vice President Global Business Development, Bernhard Mogk, seperti dikutip dari Esports Insider. “Bekerja sama dengan 433 mengukuhkan visi VBL untuk tampil di global dengan menyediakan konten media sosial yang menarik bagi komunitas kami.”

Pembalap F1 Esports Direkrut Tim Balap Formula Red Bull Junior

Secara umum, dunia Sim Racing mungkin bisa dibilang sebagai esports yang paling dekat dengan versi nyatanya, yaitu balapan sungguhan atau dunia motorsports. Tidak heran jika para pembalap Formula 1 sungguhan seperti Max Verstappen sekalipun bisa mengikuti lomba balapan Sim Racing. Bahkan tim balap Renault juga menerapkan metode latihan fisik yang sama antara pembalap Formula 1 dengan pembalap Formula 1 Esports.

McLaren bahkan sempat memprediksi, bahwa 10 tahun lagi pembalap F1 akan datang dari dunia esports. Ternyata benar saja, baru-baru ini, Red Bull Junior merekrut pembalap F1 Esports bernama Igor Fraga. Mengutip dari laman resmi Formula 1, dikatakan bahwa perekrutan ini dilakukan setelah bocah Brazil kelahiran Jepang ini mendapatkan kemenangan dalam kompetisi Toyota Racing Series di New Zealand.

Namun demikian, ini bukan percobaan pertama Igor melakukan balap sungguhan. Igor Fraga sendiri sebenarnya sempat mengikuti kompetisi balap sungguhan seperti NACAM F4. Namun demikian setelahnya ia lebih banyak malang melintang di dunia balap Sim Racing.

Igor Fraga, Pembalap F1 Esports yang sempat mengikuti balap Formula 3
Sumber: Formula1.com

Baru berusia 21 tahun, Igor Fraga sudah mengamankan banyak trofi di dunia balap Sim Racing. Ia berhasil memenangkan kompetisi seperti FIA Gran Turismo Nations Cup dan Manufacturer Series Championship di tahun 2018 dan 2019. Dia juga merupakan pembalap yang menjadi sorotan di dalam kompetisi F1 Esports Series 2017.

Berkat prestasi yang ia dapatkan di balap Sim-Racing, ia juga pernah balapan Formula 3 bersama anak dari sang legenda balap Formula, David Schumacher. Masih dari laman resmi Formula 1, Igor mengatakan, “Saya sangat senang dan terhormat bisa bergabung ke dalam tim Red Bull Junior! Saya sangat bersyukur dengan kesempatan ini dan akan memastikan memberikan yang terbaik untuk ini.

Red Bull Junior Team sendiri merupakan program pencarian bakat di dunia balapan Formula. Program tersebut telah terbukti membuahkan para juara balap Formula, seperti Sebastian Vettel, Daniel Ricciardo, dan Max Verstappen.

Igor juga memberikan komentarnya terkait perjalanan karirnya dari esports ke dunia motorsports. “Esports telah berkembang banyak beberapa tahun belakangan, dan menurut saya balap Sim Racing bisa menjadi jalur karir baru bagi para pembalap-pembalap muda. Balapan esports menurut saya lebih mudah secara akses karena biayanya yang lebih murah, dan tidak mengharuskan Anda untuk mencari trek balap.”

Memang kelebihan dunia esports Sim Racing adalah kemiripan mekanisme mobil di dalam dunia game dengan dunia nyata. Hal ini membuat kedua dunia tersebut bisa saling terintregasi, yang mana pembalap Sim Racing juga punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan karir balap di dunia motorsports. Ditambah lagi seperti apa yang diucap Igor dan salah satu pembalap Sim Racing asal Indonesia, Andika Rama, kelebihan balap Sim-Racing memang datang dari segi akses yang lebih mudah, karena lebih murah (dibanding motorsports) dan bisa dilakukan di manapun.

Siapa yang tahu, di masa depan, mungkin akan lebih banyak anak muda yang meniti karir di dunia balap motorsports lewat balapan Sim Racing terlebih dahulu.

Sama Seperti Pembalap F1, Mercedes Juga Olah Data Pembalap F1 Esports

Tahun lalu, Lewis Hamilton memenangkan balapan F1 untuk Mercedes-AMG Petronas Motorsport. Dengan kemenangan tersebut, Mercedes telah memenangkan F1 selama lima tahun berturut-turut. Tim IT yang mumpuni adalah salah satu alasan di balik kesuksesan tim Mercedes, cerita Head of IT for Mercedes-AMG Petronas Motorsport, Matt Harris.

“Kami mencoba menembus batas teknologi dan mendapatkan hasil terbaik dari IT. Inilah kunci yang membedakan kami dari tim lain,” katanya pada ZDNet dalam acara Big Data LDN di London pada akhir tahun 2018. “IT adalah bagian penting dari semua yang kami lakukan, baik terkait mobil balapan utama, tim pembalap, atau fungsi support. Kami harus memastikan bahwa kami memberikan performa terbaik sepanjang waktu. Jika IT bermasalah, ini bisa menyebabkan mobil berhenti.” Dia juga menjelaskan, efek tim IT pada para pembalap memang tidak langsung dirasakan, tapi kerja tim IT memungkinkan para pembalap untuk membuat keputusan yang akurat dalam waktu singkat.

Sepanjang musim balapan, sebuah tim hanya bisa menggunakan dua mobil balap. Performa mobil tersebut harus disesuaikan dengan keadaan sirkuit Grand Prix yang berbeda-beda. Sebuah tim biasanya memodifikasi sebuah mobil balap berulang kali dan data memegang peran penting dalam keputusan mereka terkait modifikasi yang akan dilakukan. “Data sangat penting. Tanpa data, kita tidak bisa membuat banyak keputusan,” kata Harris.

Pengolahan data yang tepat sukses membuat Mercedes memenangkan F1 selama lima tahun berturut-turut. Kini, perusahaan asal Jerman tersebut juga akan menggunakan teknisi F1 untuk mengolah data dari pembalap Formula 1 Esports. Ialah Brendon Leigh, pemenang dari F1 Esports pada 2017 dan berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun lalu. Dia percaya, kemenangannya tahun lalu sepenuhnya berkat tim Mercedes. Dia bercerita, teknisi F1 Mercedes juga mengolah data hasil balapannya, sama seperti yang mereka lakukan pada Lewis Hamilton.

“Kami memiliki kerja sama yang sangat baik di belakang layar. Kami juga bekerja keras di luar sirkuit balapan,” kata Leigh, seperti dikutip dari Autosport. “Misalnya, kami meminta teknisi Mercedes dari Formula 1 untuk melihat data balapan saya agar saya bisa memperbaiki performa saya. Semua orang sangat cepat di F1 Esports. Anda tidak akan terpilih jika Anda tidak cepat, tapi orang-orang yang memenangkan balapan — para pembalap yang sering menang adalah pembalap yang sangat tenang dan bisa berpikir matang. Inilah yang tengah saya dan Mercedes lakukan tahun lalu dan tahun ini. Mencoba untuk berpikir secara ekonomis.”

Mercedes mulai masuk ke kancah esports pada 2017 dengan bekerja sama dengan ESL, penyelenggara turnamen esports. Ketika itu, salah satu bentuk kerja sama antara keduanya adalah sponsorship. Mercedes akan menjadi sponsor turnamen esports di berbagai negara. Turnamen pertama yang mereka dukung adalah turnamen Major Dota 2, ESL One Hamburg 2017. Tahun lalu, Mercedes memperpanjang kerja samanya dengan ESL. Kerja sama ini akan berlaku hingga 2020. Selain menjadi sponsor, Mercedes juga akan menyiapkan hadiah mobil untuk pemain yang mendapatkan gelar Most Valuable Player. Ini semua menunjukkan betapa seriusnya Mercedes dalam menggarap bagian esports mereka.