Shipper Announces Series B Funding Worth 923 Billion Rupiah

Shipper Logistics aggregator startup announced series B funding worth $63 million or equivalent to 923 billion Rupiah. This round was led by DST Global Partners and Sequoia Capital India with the participation of previous investors, including Prosus Ventures, Floodgate, Lightspeed, Insignia Ventures, AC Ventures and Y Combinator. Previously, the Y Combinator W19 graduate secured series A funding in mid-2020 and was led by Proses Ventures.

Fresh funds will be focused on developing technology and massively expanding its logistics network, serving MSMEs throughout Indonesia. Shipper Services provides fulfillment and delivery services through a network of fulfillment centers, delivery partners, and digitally managed retail points. According to the statistics, the company currently serves thousands of e-commerce businesses that distribute millions of products every day.

“The funding will significantly help Shipper increase its technological and operational capacity, while continuing to expand the company’s service network. We are proud of the achievements of our customers who use our services, and we are excited to continue to achieve success with our customers and logistics partners,” Shipper’s Co-Founder & CEO, Phil Opamuratawongse said.

The pandemic that has driven an increase in delivery packages volume purchased online, which has topped up Shipper’s transaction value. Several strategic efforts over the past year, including partnering with Dana to present logistics solutions in the digital payment application. To expand its business model, Shipper also acquired two logistics startups Porter and Pakde.

“We started Shipper four years ago, starting from personal experience when we observed difficulties in packaging and shipping as online merchants. In building Shipper, we always used an approach from MSME players perspective as it is our identity. We are very happy to be able to contribute and strengthen the MSME segment as well as to help strengthen the national logistics ecosystem,” Shipper’s Co-Founder & COO, Budi Handoko added.

Based on the 2020 Startup Report, there were 8 funding transactions involving logistics startups. The large market demand encourages various related businesses to rapidly accelerate and expand. Apart from Shipper, logistic startup Andalin has secured series A funding from BRI Ventures.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Shipper Umumkan Pendanaan Seri B Senilai 923 Miliar Rupiah

Startup agregator logistik Shipper mengumumkan telah menerima pendanaan seri B senilai $63 juta atau setara 923 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh DST Global Partners dan Sequoia Capital India dengan partisipasi investor sebelumnya, meliputi Prosus Ventures, Floodgate, Lightspeed, Insignia Ventures, AC Ventures, dan Y Combinator. Sebelumnya jebolan Y Combinator W19 ini telah membukukan pendanaan seri A pada pertengahan 2020 lalu dipimpin Proses Ventures.

Dana segar akan difokuskan untuk pengembangan teknologi dan memperluas jaringan logistiknya secara masif, melayani UMKM di seluruh Indonesia. Layanan Shipper menyediakan jasa pemenuhan dan pengiriman melalui jaringan fulfillment center, mitra pengiriman, dan titik ritel yang dikelola secara digital. Statistik yang disampaikan, saat ini perusahaan melayani ribuan bisnis e-commerce yang mendistribusikan jutaan produk setiap harinya.

“Pendanaan yang kami dapatkan akan sangat membantu Shipper dalam meningkatkan kapasitas teknologi dan operasional, seraya terus memperluas jaringan layanan perusahaan. Kami bangga terhadap pencapaian para pelanggan yang menggunakan jasa kami, dan kami sangat antusias untuk terus meraih kesuksesan bersama pelanggan dan mitra logistik kami,” ungkap Co-Founder & CEO Shipper Phil Opamuratawongse.

Pandemi yang terjadi juga mendorong peningkatan volume pengiriman paket yang dibeli online, menjadikan nilai transaksi di Shipper turut terdongkrak naik. Beberapa upaya strategis juga dilakukan sepanjang tahun lalu, termasuk bermitra dengan Dana menghadirkan solusi logistik di aplikasi pembayaran digital tersebut. Untuk memperluas model bisnisnya, Shipper juga melakukan akuisisi dua startup logistik Porter dan Pakde.

“Kami memulai Shipper empat tahun lalu berangkat dari pengalaman pribadi saat melihat banyaknya kesulitan dalam melakukan pengemasan dan pengiriman paket sebagai pedagang online. Dalam membangun Shipper, kami selalu menggunakan pendekatan dari sudut pandang pelaku UMKM karena itu adalah jati diri kami. Kami sangat senang untuk dapat berkontribusi dan memperkuat segmen UMKM sekaligus untuk ikut mendorong penguatan ekosistem logistik nasional,” imbuh Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko.

Berdasarkan Startup Report 2020, tahun lalu ada 8 transaksi pendanaan yang melibatkan startup logistik. Besarnya permintaan pasar mendorong berbagai bisnis terkait untuk mengakselerasi dan melakukan ekspansi secara lebih cepat. Tahun ini, selain Shipper startup logistik Andalin juga membukukan pendanaan seri A dari BRI Ventures.

Application Information Will Show Up Here

Shipper Announces Series A Funding Led by Prosus Ventures

The logistics platform aggregator and marketplace, Shipper, today (18/6) announced the series A funding with undisclosed value, this investment was led by Prosus Ventures (formerly Naspers Ventures) with the participation of Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, and AC Ventures.

In fact, the rumor has been circulating since last month, a source says the value obtained is up to US$20 million or equivalent to 283 billion Rupiah. However, Shipper and its investors are reluctant to comment on this.

The company closed its seed round in September 2019, secured US$5 million from Lightspeed Ventures Partners, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, and Y Combinator. Shipper is also part of the Y Combinator startup accelerator program for the 2019 Winter batch.

Debuted in 2017, Shipper was founded by Budi Handoko and Phil Opamuratawongse. The services enable SMEs to have a logistics dashboard, exploring the most efficient and cheapest shipping service based on the goods/destination. They also provide API-based services, to be integrated into a digital application.

“Using this investment, Shipper will continue to grow and look for local talents to join us in building strong data through technology to develop logistics and shipping requirements which has not been well structured,” Shipper’s Co-Founder & COO Budi Handoko said.

Shipper is to expand the coverage area and help consumers find the best shipping partner; without having to waste time comparing costs, orders, tracking, and insurance. To date, Shipper has worked with more than 100 express couriers.

Challenges in logistics

According to data summarized by ResearchAndMarkets.com, the Indonesian logistics market is projected to reach US$240 billion in 2021, it is quite similar to the logistics market projection in India of US$215 billion in 2020. It is also driven by the growth of the e-commerce business, especially the SME sector.

Despite the big number, according to Shipper, the logistics market in Indonesia is still classified as very inefficient. In tier 2 and tier 3 cities, shipping costs often add up to 40% of total transactions in e-commerce, thus becoming a major barrier for people in these cities to adopt e-commerce in whole.

“Shipper comes as a solution to the three main problems of logistics aspects in Indonesia, from shipping services options, complex warehousing, lack of price transparency, and the below-average ability to track routes,” Budi added.

In Indonesia, the e-logistics platform continues to develop. For the platform aggregator, besides Shipper, there is also Anjelo which was launched at the end of 2019. The types of logistics services offered include last-mile delivery, cargo via air and sea, customs services, and warehousing.

In addition, using a more integrated model into its platform, Bukalapak also launched BukaSend. It aggregates services from logistics partners registered in the company to make it easier for consumers to make shipments and order couriers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shipper Umumkan Pendanaan Seri A, Dipimpin Prosus Ventures

Startup pengembang platform aggregator dan marketplace logistik Shipper hari ini (18/6) mengumumkan perolehan pendanaan seri A. Tidak disebutkan nilai yang diperoleh, investasi ini dipimpin oleh Prosus Ventures (sebelumnya Naspers Ventures) dengan dukungan Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures.

Sebenarnya rumor pendanaan ini sudah beredar sejak bulan lalu, sumber mengatakan nilai yang didapat hingga US$20 juta atau setara 283 miliar Rupiah. Kendati demikian pihak Shipper dan investor enggan untuk memberikan komentar tentang ini.

Perusahaan menutup seed round mereka pada September 2019, bukukan dana senilai US$5 juta dari Lightspeed Ventures Partners, Floodgate Ventures, Insignia Ventures Partners, Convergence Ventures, dan Y Combinator. Shipper juga tergabung dalam program akselerator startup Y Combinator untuk periode Winter 2019.

Debut sejak tahun 2017, Shipper didirikan oleh Budi Handoko dan Phil Opamuratawongse. Layanan mereka memungkinkan UKM memiliki dasbor logistik, untuk menemukan layanan pengiriman yang paling efisien dan murah sesuai dengan barang/tujuan. Mereka juga sediakan layanan berbasis API, untuk diintegrasikan ke dalam sebuah aplikasi digital.

“Dengan investasi ini, Shipper akan terus berkembang dan terus mencari talenta lokal berkualitas untuk bergabung dengan kami dalam membangun data yang kuat melalui teknologi untuk menyusun pemenuhan kebutuhan logistik dan pengiriman yang belum terstruktur dengan baik,” ungkap Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko.

Dengan investasi terbaru ini Shipper akan memperluas jangkauan solusi mereka dan membantu konsumen dalam menemukan mitra pengiriman terbaik; tanpa perlu menghabiskan waktu dalam mempertimbangkan perbandingan biaya, pesanan, pelacakan, dan asuransi. Saat ini, Shipper telah bekerja dengan lebih dari 100 kurir ekspres.

Tantangan bisnis logistik

Menurut data yang dirangkum ResearchAndMarkets.com, pasar logistik Indonesia diproyeksikan akan mencapai US$240 miliar pada 2021, angka ini hampir sama dengan estimasi pasar logistik di India sebesar US$215 miliar di 2020. Salah satunya didorong oleh pertumbuhan bisnis e-commerce, terutama digerakkan sektor UKM.

Kendati besar, menurut Shipper, pasar logistik di Indonesia masih tergolong sangat tidak efisien. Di kota tier 2 dan tier 3, biaya pengiriman sering kali bertambah hingga 40% dari total transaksi di e-commerce, sehingga menjadi penghalang utama bagi masyarakat di kota-kota tersebut untuk mengadopsi e-commerce secara massal.

“Shipper hadir sebagai solusi atas tiga masalah utama aspek logistik di Indonesia, mulai dari pemilihan jasa pengiriman, pergudangan yang rumit, kurangnya transparansi harga, dan kemampuan pelacakan rute yang masih di bawah rata-rata,” tambah Budi.

Di Indonesia platform e-logistik terus berkembang. Untuk platform aggregator, selain Shipper ada juga Anjelo yang diresmikan akhir 2019 lalu. Jenis layanan logistik yang ditawarkan meliputi last mile delivery, kargo via udara maupun laut, layanan kepabeanan, hingga pergudangan.

Selain itu, dengan model yang lebih terintegrasi dengan platformnya, Bukalapak juga luncurkan BukaSend. Mengagregasi layanan dari mitra logistik yang telah tergabung ke perusahaan untuk memudahkan konsumen melakukan pengiriman dan pemesanan kurir.