Baru Dibuka November Lalu, Eatsy Indonesia Tutup Layanan

Baru saja  meluncur bulan November 2019 lalu di Indonesia pasca perolehan pendanaan dari East Ventures, startup Singapura yang memosisikan diri sebagai dining mobile app Eatsy mengumumkan penutupan layanan di Indonesia mulai tanggal 1 April 2020 mendatang.

Dalam pernyataan resminya, alasan utama penutupan dilakukan karena makin masifnya penyebaran virus COVID-19 di Indonesia. Akibatnya makin banyak pemilik bisnis kuliner yang menutup restoran dan tempat makan mereka untuk mengantisipasi penyebaran meluas virus tersebut. Anjuran untuk bekerja di rumah juga menjadi alasan penurunan jumlah orang yang berkunjung ke restoran dan memesan makanan.

Country Manager Eatsy Indonesia Geoffrey Wardiman kepada DailySocial enggan bercerita lebih lanjut soal penutupan ini. Di Indonesia sendiri Eatsy sudah memiliki beberapa anggota tim lokal.

Aplikasi Eatsy membantu pengguna memesan antrean dan makanan di restoran. Ketika sampai di restoran, konsumen tidak perlu lagi menunggu lama untuk antre tempat duduk dan memesan hidangan. Startup yang berbasis di Singapura disebut telah memiliki 400 rekanan merchant di Singapura. Solusi yang ditawarkannya diklaim berhasil mendongkrak penjualan hingga 1,5 kali lipat.

Penurunan bisnis kuliner saat pandemik COVID-19

Aplikasi Eatsy
Aplikasi Eatsy

Makin masifnya penyebaran virus COVID-19 secara langsung berimbas kepada bisnis kuliner di Indonesia. Menurut riset yang dilakukan Moka, daerah Jabodetabek mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan untuk industri F&B, walau tidak setajam Bali dan Surabaya.

Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang (take-away food). Meningkat sebesar 7% di bulan Januari hingga Februari 2020.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak manajemen Gojek telah meluncurkan Gojek Partner Support Fund yang bertujuan membantu mitra pengemudi dan merchant restoran tetap bisa berakivitas.

Application Information Will Show Up Here

Transformasi dan Masa Depan Platform Aplikasi Makanan

Di medio tahun 2015 sempat bermunculan platform food directory, review, dan informasi yang mengupas berbagai restoran hingga tempat makan. Tren tersebut bersamaan dengan makin masifnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia. Tidak hanya informasi seperti alamat dan kontak, platform tersebut juga menyematkan menu, foto-foto restoran, dan ulasan yang diberikan pengunjung.

Nama-nama platform lokal dan asing pun bermunculan di Indonesia. Zomato, Qraved, Pergikuliner adalah contoh nama yang populer. Meskipun kebanyakan masih fokus menawarkan informasi dan ulasan, platform tersebut sudah mulai bertransformasi menjadi platform gaya hidup yang menawarkan paket diskon.

Kehadiran layanan pengantaran makanan GoFood dan GrabFood menjadi salah satu alasan utama mengapa platform food directory kini mulai bertransformasi dan menawarkan fitur dan produk yang berbeda.

“Saya melihat justru mereka bisa dijadikan mitra yang potensial. Demikian juga dengan semua layanan e-commerce. Bentuknya seperti apa tentunya nanti bisa disesuaikan,” kata Marcomm Representative Pergikuliner Aprilia Prabawati.

Di negara Asia lain mulai banyak penerapan kolaborasi antara platform food apps dengan layanan e-commerce. Seperti yang terjadi di Tiongkok melalui kolaborasi antara Alibaba dengan food delivery units Ele.me dan Shopee dan Foody di Vietnam.

Media sosial tidak lagi jadi kanal utama

Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir
Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir

“Kami melihat media sosial sangat penting untuk melakukan branding, meningkatkan tingkat konversi, dan berpotensi melakukan kampanye viral. Namun pada tahun 2020, jangkauan organik menurun karena persaingan dan perubahan dalam algoritma sehingga kami merekomendasikan pedagang untuk juga memiliki saluran CRM langsung seperti akun resmi Qraved untuk mengkomunikasikan kampanye pemasaran,” kata CEO Qraved Steven Kim.

Aprilia menambahkan, “Idealnya kita ingin berdiri di platform milik kita sendiri, dan tidak terlalu bergantung kepada platform lain. Intinya kita tidak terlalu fokus dengan cara ini.”

Tahun 2020, ketika media sosial mulai banyak mengalami perubahan di sisi algoritma dan cara penggunaan, platform seperti ini tidak krusial dan idealnya tidak menjadi fokus untuk melancarkan kegiatan pemasaran.

“Jika melihat 5 tahun yang lalu, penggunaan media sosial masuk akal. Tetapi, di zaman sekarang ini, memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran tidak dapat dilakukan lagi. Prioritas brand saat ini adalah lebih kepada memaksimalkan channel mana yang lebih relevan dimanfaatkan tidak lagi bergantung kepada media sosial,” kata Head of Business Zomato Indonesia Ravi Singh.

Saat ini Zomato dan Pergikuliner masing-masing mengklaim memiliki 3 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Fokus ke kolaborasi

Kolaborasi dengan bisnis kuliner menjadi faktor pendukung yang menentukan pertumbuhan perusahaan. Pergikuliner, misalnya, menawarkan pilihan tersebut agar restoran memberikan kupon sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Perusahaan mengklaim bisa memperoleh pendapatan melalui kemitraan ini.

Sementara Zomato, yang sejak dua tahun terakhir telah melancarkan program unggulannya Zomato Gold, mengklaim telah memiliki 1500 restoran yang bergabung dalam program ini. Zomato juga berhasil mengumpulkan sekitar 110 ribu pengguna berbayar.

“Layanan lain yang kami coba hadirkan untuk pengguna adalah Gold Special, di mana pelanggan bisa memiliki opsi diskon secara flat untuk semua tagihan yang dibebankan. Semua mitra restoran memiliki opsi untuk menentukan sendiri potongan harga mereka kepada pelanggan,” kata Ravi.

Bentuk kolaborasi lainnya yang dinilai lumayan ampuh mendongkrak pertumbuhan mitra dan pengguna adalah menjalin kerja sama dengan mall terkemuka untuk menawarkan promo, diskon atau penawaran menarik yang dimiliki restoran yang berlokasi di mall tersebut.

“Qraved telah meluncurkan kemitraan dengan mal-mal besar atau menambah pengalaman offline, termasuk [dengan] Plaza Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia, PIK Avenue dan lainnya. Harapannya bisa membantu pemilik bisnis kuliner untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan mereka sekaligus melakukan engagement secara online,” kata Steven.

Peluang ekspansi

Tidak mudah untuk memprediksi masa depan dan potensi platform aplikasi makanan. Satu hal yang pasti, platform informasi tempat makan tetap menjadi prioritas masing-masing platform, sesuai dengan komitmen awal. Untuk ekspansi layanan, mereka juga akan fokus ke berbagai kawasan, tak hanya di kota-kota besar.

Meskipun sebagian besar tidak memiliki layanan pengantaran makanan atau delivery service, tidak menutup kemungkinan layanan tersebut bakal dihadirkan suatu saat.

“Bisa jadi nantinya kami akan menambahkan layanan pengantaran makanan dan menawarkan layanan tersebut kepada mitra restoran. Namun untuk saat ini kami belum berencana. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi,” kata Aprilia.

Pengembangan teknologi dan inovasi produk juga masih menjadi fokus, yang kebanyakan mulai mendorong penggunaan aplikasi kepada pengguna. Meskipun demikian, penggunaan situs tidak ditinggalkan, karena ternyata masing banyak pengguna yang mengakses layanan dari desktop atau mobile browser.

“Sebenarnya distribusi di Zomato sangat kontra-intuitif. Kami melihat traffic hingga saat ini lebih banyak yang mengakses di situs [atau mobile browser], dibandingkan dengan aplikasi. Kami tidak dapat melakukan pemisahan dari kedua platform tersebut,” kata Ravi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Rampungkan Penggalangan Dana Seri A Senilai $ 7.75 Juta (UPDATED)

Menjajaki penggalangan dana tahapan lanjutan sejak bulan Juli 2019, Yummy Corp, startup penyedia solusi catering dan cloud kitchen mendapatkan suntikan dana segar senilai total US$ 7.75 Juta yang termasuk dalam putaran dana seri A. Investasi ini dipimpin oleh SMDV (Sinarmas Digital Ventures) dan Intudo Ventures, bersama dengan East Ventures, Sovereign’s Capital, Agaeti Ventures, dan Selera Kapital by Sour Sally Group.

“Pendanaan ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan kualitas makanan dan customer experience. Fokus kami adalah konsumen, dengan menambahkan titik-titik distribusi yang jangkauannya luas kami harapkan konsumen dapat merasakan makanan yang lebih cepat dan fresh untuk dinikmati di manapun mereka memesan,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Setelah mengakuisisi Berrykitchen dengan jumlah yang tidak disebutkan bulan Mei 2019 lalu, Yummy Corp secara agresif menghadirkan beberapa produk dan telah menambah jumlah titik di kawasan Jabodetabek. Sesuai dengan komitmen mereka membantu pelaku UKM yang memiliki usaha kuliner, untuk memperluas bisnis mereka bukan hanya di satu titik saja, namun menyebar ke titik lainnya yang memiliki potensi untuk menambah jumlah pelanggan.

Selain Yummybox, Yummy Corp juga telah meluncurkan YummyKitchen, fasilitas central kitchen untuk membantu UKM kuliner memperluas bisnis mereka.

“Kita ingin membantu pemilik usaha kuliner yang sudah cukup populer di satu titik untuk kemudian memperluas layanan mereka memanfaatkan lokasi kami. Memanfaatkan semua layanan yang ada mulai dari dapur, pengemasan, hingga pengiriman,” kata Marbio.

Saat ini Yummy Corp setiap harinya menyajikan 10 ribu lebih porsi makanan untuk pelanggan dan memiliki lebih dari 3000 menu untuk menciptakan gaya hidup makan siang di kantor yang lebih menyenangkan.

Application Information Will Show Up Here

 

Targetkan Generasi Muda, IDN Media Luncurkan Aplikasi Resep Makanan Yummy

Fokus menargetkan generasi muda, IDN Media meluncurkan aplikasi resep makanan Yummy yang sudah bisa diunduh di Google Play dan App Store. Kepada DailySocial, CEO IDN Media Winston Utomo menyebutkan, sebelumnya Yummy sudah diluncurkan dalam versi beta dan diuji coba kepada pengguna beberapa waktu yang lalu. Hingga bulan Juni 2019, Yummy sudah diunduh 150 ribu kali dan fokus ke tiga fitur utama, yaitu resep masakan, cara memasak dan fitur komunitas yang bisa dimanfaatkan antar pengguna untuk berbagi resep.

“IDN Media melihat memasak bukan sekedar hobi, tapi sudah menjadi tren dan gaya hidup di kalangan milenial hingga Gen-Z. Melihat potensi tersebut akhirnya kami memutuskan untuk fokus kepada dunia kuliner dan merilis Yummy.”

Ketiga fitur tersebut bisa dimanfaatkan oleh pecinta kuliner yang ingin mengetahui secara lebih resep menarik yang umum hingga rekomendasi secara khusus resep milik sesama pengguna. Yummy juga memberikan kesempatan kepada pengguna yang bergabung dalam komunitas untuk mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukar dengan uang tunai. Pengguna cukup mengunggah resep buatan mereka sendiri ke aplikasi dan halaman khusus komunitas Yummy.

Saat ini Yummy sudah memiliki sekitar ratusan resep makanan dan mengklaim lebih dari 80 juta pengunjung video setiap bulannya. Yummy juga menawarkan personalisasi ke pengguna yang ingin mencari resep secara khusus atau menyaring resep berdasarkan dana memasak yang dimiliki, waktu memasak hingga memasak menyesuaikan porsi yang diinginkan.

“Kami sangat antusias dengan peluncuran aplikasi Yummy ini, terutama berkat dukungan dari pengguna setia saat versi Beta diluncurkan. Kami berharap Yummy bisa menjadi platform yang berguna untuk kalangan milenial dan Gen-Z yang memiliki hobi memasak,” kata Winston.

Berencana akuisisi

Setelah mengantongi pendanaan seri C yang dipimpin EV Growth, perusahaan modal ventura patungan East Ventures, Sinar Mas dan Yahoo! Jepang awal tahun 2019 lalu, IDN Media masih fokus untuk mengembangkan tujuh produk mereka, yaitu IDN Times, Popbela.com, Popmama.com, Yummy, IDN Creative, IDN Event, dan IDN Creator Network.

Untuk menambah pilihan produk, IDN Media masih memiliki beberapa target dan rencana yang ingin dicapai. Di antaranya adalah menjelajahi peluang untuk akuisisi agar bisa mempercepat pertumbuhan bisnis.

“Pada akhirnya saya berharap IDN Media bisa mencapai target dan visi perusahaan yaitu memberikan impact yang positif untuk lingkungan sekitar,” tutup Winston.

Application Information Will Show Up Here

Mamang.id Sediakan Teknologi untuk Pedagang Makanan

Mamang.id (Mamang) dikembangkan dengan membawa semangat membuat online UKM, pedagang keliling dan warung kaki lima di bidang jajanan dan makanan. Digitalisasi yang dilakukan diharapkan bisa membuat mereka “mudah ditemukan” pelanggan dan merapikan catatan penghasilan mereka.

Platform ini dikembangkan oleh Taufik Hajami dan Hadid Mubarak. Keduanya merupakan alumni Politeknik Negeri Bandung yang memiliki misi yang sama, membantu UKM di Indonesia melalui teknologi. Setelah melewati serangkaian survei, lahirlah Mamang.

Mamang mulai terjun ke lapangan dan memberikan pengarahan dan edukasi mengenai manfaat teknologi kepada pelanggan pada bulan Oktober 2018. Hampir setengah tahun berjalan, kini mereka sudah mendapatkan lebih dari 750 pedagang terdaftar yang semuanya berada di kota Bandung.

“Karena respon dari pedagang positif ketika mereka akan dibantu oleh teknologi, hanya saja perlu edukasi untuk sebagian besar pedagang di Indonesia yang masih belum melek teknologi. Saat ini untuk meyakinkan pedagang kami mendatangi lagnsung dan menjelaskan langsung kepada mereka, karena masih cukup sulit jika melalui media digital. Kita juga akan mencoba untuk bekerja sama dengan komunitas-komunitas pedagang dan kuliner yang ada di setiap wilayah di Indonesia,” terang CEO Mamang Taufik Hajami.

Saat ini Mamang memiliki tiga layanan. Yang pertama adalah aplikasi pedagang. di dalamnya terdapat menu untuk memasang foto dagangan, deskripsi, dan juga lokasi berjualan. Di dalam aplikasi ini juga pedagang akan mendapat fitur untuk mengelola menu dan fitur POS (Point of Sales). Lengkap dengan laporan statistik, resep dan lainnya.

Mamang juga menyediakan aplikasi untuk pembeli. Tujuannya memudahkan masyarakat mencari jajanan atau makanan di sekitar pengguna sesuai dengan kategori atau kata kunci. Informasi yang akan didapatkan meliputi informasi jadwal, lokasi, dan menu pedagang dan event.

Layanan ketiga, yang baru saja diluncurkan, adalah layanan crowdfunding. Fitur ini memungkinkan masyarakat terlibat dalam pendanaan UKM di bidang jajanan atau makanan. Di dalamnya pengguna bisa mendanai, mendapatkan laporan penjualan, bagi hasil, dan informasi sejenis.

“Prosesnya kita melibatkan orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun untuk menjadi mentor UMKM, sehingga diharapkan masalah-masalah yang sering muncul dalam usaha bisa dicegah sebelumnya. Mentor ini yang akan membantu UMKM merencanakan pendanaan dan hitungan lainnya, termasuk komposisi bagi hasil. Sehingga setelah kami validasi kami masukkan ke daftar UMKM yang membutuhkan pendanaan, barulah para investor dapat mulai mendanai melalui halaman investor,” terang Taufik.

Selanjutnya, setelah terkumpul, dana akan diserahkan ke mentor dan pelaku usaha menjalankan rencananya. Mamang akan menyediakan aplikasi mencatat setiap aktivitas dan transaksi yang terjadi.

Sebagai layanan yang belum genap berusia satu tahun, Mamang terus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan layanannya. Salah satunya adalah dengan memperkuat sektor pemasaran. Targetnya tahun ini Mamang menargetkan terbentuk 300 UKM baru.

“Fokus kami saat ini adalah terus meningkatkan jumlah UMKM yang terdaftar dan terdanai melalui layanan crowdfunding dan mencari pendanaan yang akan digunakan untuk biaya marketing,” jelas Taufik.

Application Information Will Show Up Here

Introducing Foodmagz, New Restaurant Directory Platform in the Market

Currently, there are few restaurant directory services in Indonesia, such as Zomato and Qraved. In an effort to compete in the market, Foodmagz claims to present better feature and complete information.

“Foodmagz is a restaurant directory service providing recommendation and complete information to help people finding the best restaurant and help the business to get valuable customers, also profitable for the second-layer customer (restaurant) and the end-customer (people),” Hendra Cokki, Foodmagz’s CEO explained.

He’s quite optimist for the startup to compete among the similar services. In his opinion, Foodmagz was developed focusing on product, feature, promotion, and filter of registered restaurant that allows user to get qualified restaurant recommendation.

The new startup also claims to have the complete information on restaurant’s facilities. They sort the compatible restaurant directly to be in Foodmagz directory.

Some methods they’ve conducted are direct surveys [visiting] and direct contact [through various channels]. To date, they have more than 1,500 restaurant on the list and still counting.

As a new startup, Foodmagz is said to be supported by angel investor and ready to launch a mobile app in the third quarter.

In order to get a place in community, they’ve planned some new features, such as personalized recommendation with different experience for each user.

“The new website is to launch in March 1st, 2019, but the company has been established since January 2019. We’re still operating in Jakarta area and to ensure the product succeed in capturing people’s interest before scale-up to other cities. Expansion is planned in the Q4 2019,” Cokki added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mengenal Foodmagz, Platform Direktori Restoran yang Siap Meramaikan Persaingan

Saat ini di Indonesia sudah beroperasi beberapa layanan direktori restoran, contohnya adalah Zomato dan Qraved. Mencoba meramaikan segmen yang sama, Foodmagz hadir dengan klaim informasi dan fitur yang lebih lengkap.

“Foodmagz adalah penyedia layanan direktori restoran yang memberikan rekomendasi tempat makan dan informasi restoran yang lengkap untuk membantu masyarakat dalam menemukan restoran yang terbaik dan membantu restoran untuk mendapatkan customer yang valueable sehingga memberikan keuntungan baik untuk second-layer customer (pihak restoran) dan end-customer (masyarakat),” terang CEO Foodmagz Hendra Cokki.

Hendra cukup optimis startup besutannya bisa bersaing dengan penyedia layanan sejenis. Menurutnya, Foodmagz dikembangkan dengan fokus pada pengembangan produk, fitur, promosi dan filter restoran terdaftar yang memungkinkan pengguna mendapat rekomendasi restoran berkualitas.

Startup yang baru dikembangkan awal tahun ini juga mengklaim memiliki informasi terlengkap mengenai fasilitas yang dimiliki sebuah restoran. Mereka melakukan penyaringan restoran yang akan dimasukkan ke dalam direktori Foodmagz.

Beberapa metode penyaringan yang dilakukan perusahaan adalah survei langsung ke lokasi dan menghubungi pihak restoran melalui berbagai kanal. Sejauh ini Foodmagz sudah memiliki lebih dari 1.500 daftar restoran yang diklaim terus bertambah.

Sebagai startup baru, Foodmagz menyebut telah didukung angel investor dan siap meluncurkan aplikasi mobile di kuartal ketiga tahun ini.

Untuk mendapatkan tempat di masyarakat, Foodmagz tengah merencanakan sejumlah fitur baru, seperti personalized recommendation yang bisa memberikan pengalaman berbeda-beda untuk setiap pengguna.

“Platform website baru launching di 1 Maret 2019, Namun company-nya sendiri established di Januari 2019. Kami masih menjangkau area Jakarta terlebih dahulu dan ingin memastikan bahwa pengembangan produk memiliki tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi sebelum kami scale up ke kota-kota lain. Direncanakan di Q4 2019 bisa ekspansi di beberapa kota,” jelas Hendra.

Eatigo Resmi Meluncur di Indonesia, Hadirkan Platform Pemesanan Restoran

Platform pemesanan restoran asal Thailand, Eatigo, hari ini (22/1) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Sebelumnya Eatigo telah hadir di 6 negara yaitu Hong Kong, Singapura, Thailand, Malaysia, India dan Filipina. Dipilihnya Indonesia sebagai negara ketujuh karena adanya kemiripan kultur masyarakat Indonesia dengan Malaysia dan Thailand — mulai banyak menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga gaya hidup.

Bantu restoran tingkatkan performa saat “low hour”

Eatigo menawarkan sistem reservasi dengan diskon hingga 50% di restoran terpilih. Dalam debut awalnya, Eatigo sudah bermitra dengan 250 restoran di Jabodetabek. Secara khusus Eatigo ingin membantu restoran meningkatkan performa mereka saat low hour, yang biasanya terjadi usai jam makan siang atau saat makan malam saja (biasa disebut peak hour).

“Konsep kita terbilang unik. Hanya restoran terpilih yang bersedia memberikan diskon kepada pengguna kami yang bisa bergabung menjadi merchant Eatigo,” kata Co-founder & Group CEO Eatigo Michael Cluzel.

Model ini sengaja dilancarkan demi menjamin hanya restoran populer saja yang bisa menjadi merchant Eatigo. Sejauh ini Eatigo tidak memiliki rencana untuk merekrut banyak restoran secara masif seperti yang dilakukan oleh layanan serupa.

“Proses kurasi restoran kita manfaatkan dari ulasan yang banyak beredar di platform restaurant review seperti TripAdvisor dan lainnya. Jika restoran tersebut memiliki rating yang baik, cukup populer dan banyak dicari oleh pengguna, akan kami pilih untuk bergabung dengan Eatigo,” kata Michael.

Untuk pemberian diskon sendiri, Eatigo memanfaatkan manajemen hasil (yield management) melalui diskon berbasis waktu. Eatigo membantu restoran mengubah permintaan dan membentuk traffic pengunjung dengan cara memaksimalkan kapasitas dan profitabilitas mereka.

Eatigo mengambil komisi sekitar 10% dari setiap transaksi yang terjadi memanfaatkan platform. Semua restoran yang tampil di aplikasi berdasarkan rekomendasi dan pilihan dari pengguna. Sejauh ini tidak ada iklan yang ditampilkan.

“Fokus kami adalah memanfaatkan low hour yang kerap terjadi di restoran dan meningkatkan keuntungan mereka hingga 30%. Dengan teknologi yang dimiliki, pemilik restoran bisa memonitor pemesanan sebelum dilakukan oleh pengguna di dashboard mereka,” kata Michael.

Investasi Eatigo untuk Indonesia

Didirikan pada tahun 2013, Eatigo saat ini telah membukukan lebih dari dua juta reservasi di 5 ribu restoran di Asia Tenggara. Eatigo juga telah mendapatkan total pendanaan seri C senilai $25,5 juta pada pertengahan tahun 2018 lalu, salah satunya dari TripAdvisor.

Investasi yang digelontorkan Eatigo di setiap kota basis ekspansi akan didasarkan pada pertumbuhan layanan. Untuk saat ini Eatigo masih fokus di Jabodetabek, namun jika memang ada demand dan pertumbuhan yang menjanjikan di kota lain, bukan tidak mungkin Eatigo akan memperluas jangkauan di luar Jabodetabek.

“Konsep ini bisa dibilang hanya dimiliki oleh Eatigo, memastikan pengguna bisa dapatkan diskon jika melakukan reservasi di Eatigo. Fokus kami saat ini juga penggunaan di aplikasi yang mencapai hingga 80% reservasi di aplikasi Eatigo,” kata Michael.

Sebelumnya Qraved yang telah meluncur di Indonesia lebih dulu juga menawarkan layanan pemesanan restoran. Namun saat ini Qraved sudah bertransformasi menjadi lifestyle app. Sementara Zomato yang masih cukup eksis dengan layanan dan platformnya sebagai restaurant review dan rekomendasi, juga mulai memberikan diskon di restoran terpilih melalui aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Foody Hentikan Bisnis di Indonesia, Operasional Dialihkan ke PergiKuliner

Startup asal Vietnam berbasis media kuliner dan restaurant listing, Foody, per akhir Oktober lalu secara resmi sudah tidak beroperasi lagi di Indonesia. Hadir sejak akhir tahun 2015 lalu, layanan online Foody Indonesia kini secara operasional dikelola oleh PergiKuliner.

Foody, startup yang didirikan oleh Minh Dang, sebelumnya memiliki sejumlah rencana yang cukup agresif di Indonesia dengan layanan seperti food delivery, social media management, dan kegiatan promosi lainnya untuk restoran.

Menurut informasi yang diperoleh DailySocial, kantor Foody Indonesia sudah tidak aktif dan semua pegawainya sudah dibebastugaskan. PergiKuliner mengelola user base dan media sosial (Facebook, Instagram, dan YouTube) Foody Indonesia. Pengambilalihan akun media sosial dan user base Foody Indonesia oleh PergiKuliner dinilai sebagai aset tersendiri bagi perusahaan.

Menurut info dari sumber terpercaya, langkah tersebut dipengaruhi Sea Limited (Sea), dahulu bernama Garena, yang masuk ke perusahaan saat pendanaan Seri B. Sea dirumorkan kini memiliki saham mayoritas di Foody. Sumber kami menolak memberikan informasi keterkaitan antara Sea dan PergiKuliner.

Application Information Will Show Up Here

Zomato’s Exclusive “Zomato Gold” to be Launched in Indonesia

Previously launched in the UAE, Portugal, and India, the food directory portal Zomato plans to launch Zomato Gold feature in Indonesia. It is a subscription service for all users to have access to food and drinks exclusively at Zomato’s partners – currently partners with 400 popular restaurants in Indonesia.

As a food directory platform that has been existed for the past 5 years, Zomato claims to have helped many restaurants to get known by culinary lovers in Jabodetabek, Bandung, and Bali. Currently, Zomato Gold hasn’t officially launched and the registration is limited for 1000 first members.

The subscription program Zomato Gold has also been launched in India’s major cities as its origin country. Zomato claims to have positive responses from users in the region. With the complimentary dish from Zomato Gold, Zomato Gold’s restaurant partners will provide two complimentary drinks.

The restaurant’s curated menu presents an exclusive experience for Zomato Gold users. The available subscription is for 3 months to a year. There’s no information regarding the price range for subscription in Indonesia.

As one of the information service providers for restaurant globally, Zomato, which prioritizes technology in its platform often presents features aiming to facilitate users. Previously, Zomato has introduced Editor’s Note feature.

It aims to deliver stories of restaurant owners to its customers. This feature is available in 9 countries, including Indonesia, India, UAE, Portugal, and the Philippines. It contains photos, videos, and posts about restaurants.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here