Tren Penonton MPL, PMPL, dan FFML Sepanjang 2020

Banyak kompetisi olahraga tradisional yang terganggu oleh pandemi virus corona. Namun, tidak begitu dengan esports. Memang, turnamen esports sempat terhenti. Meskipun begitu, kompetisi esports kini sudah dapat diselenggarakan kembali, walau biasanya diadakan secara online. Faktanya, jumlah penonton esports justru bertambah akibat larangan keluar rumah di banyak negara.

Karena itu, saya akan membahas tentang tren penonton untuk tiga liga esports yang diadakan sepanjang 2020. Ketiga liga tersebut adalah Mobile Legends Professional League, PUBG Mobile Professional League, dan Free Fire Master League. Kenapa liga esports? Karena liga esports berlangsung selama beberapa minggu, berbeda dengan turnamen yang biasanya hanya diadakan pada akhir pekan. Ketiga turnamen ini juga dipilih karena sama-sama resmi dari masing-masing publisher-nya. Selain itu, data yang kami ambil di sini adalah yang hanya dari YouTube dan Facebook saja yang datanya terbuka.

Untuk melihat tren penonton dari ketiga liga tersebut, saya lalu memantau jumlah view dari MPL Season 5 dan Season 6, PMPL Season 1 dan 2, serta FFML Season 1 dan 2. Data yang disajikan dalam artikel ini berdasarkan data yang dikumpulkan per 24 Agustus 2020.

Mobile Legends Professional League

Pada awal tahun 2020, MPL memasuki musim ke-5. Ketika itu, MPL disiarkan melalui dua channel resmi, yaitu channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang dan juga akun Facebook MPL Indonesia. Sepanjang musim tersebut, jumlah total view yang didapatkan oleh MPL mencapai 73,6 juta. Video dengan jumlah view paling banyak adalah video dari hari terakhir playoff, yang menampilkan babak final, dengan 5,4 juta view. Mengingat babak final MPL Season 5 mempertemukan RRQ dengan EVOS, tidak heran jika jumlah penontonnya membludak.

Sepanjang musim, jumlah view untuk MPL dari minggu ke minggu cenderung stabil. Selama delapan minggu saat musim reguler MPL berlangsung (tanpa menghitung babak playoff), total view mencapai 59,6 juta. Sementara jumlah view rata-rata per minggu mencapai 7,4 juta view.

Dengan pengecualian pada Minggu ke-7, Hari ke-3, jumlah view MPL Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta. Sementara pada hari pertama dan kedua dari babak playoff, jumlah view mencapai 2,4 juta dan 2,8 juta. Angka itu hanya mencakup jumlah view di channel YouTube saja. Jika ditambah dengan jumlah view dari akun resmi Facebook, jumlah view pada babak playoff MPL Season 5 di hari pertama dan kedua mencapai 3,9 juta view dan 4,5 juta view.

Jumlah total view MPL Season 5. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Tren jumlah total view MPL Season 5. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Saat ini, MPL Season 6 baru saja melalui minggu ke-2. Dari segi distribusi konten, satu hal yang membedakan MPL Season 6 dan musim sebelumnya adalah Season 6 disiarkan di dua channel YouTube resmi, yaitu channel Mobile Legends; Bang Bang dan MLBB Esports. Tentunya, Season 6 juga disiarkan di Facebook. Jumlah penonton MPL Season 6 di channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang memang masih lebih banyak dari channel MLBB Esports. Meskipun begitu, jumlah view di channel MLBB Esports masih mengalahkan jumlah view di Facebook.

Selama dua minggu sejak MPL Season 6 dimulai, jumlah view MPL Season 6 di channel MLBB telah mencapai 9,4 juta view, di channel MLBB Esports mencapai 4,1 juta view, sementara di akun Facebook MPL Indonesia, jumlah view hanya mencapai 2,9 juta view.

Jumlah view MPL Season 6 di tiga kanal distribusi yang berbeda. | Sumber: Hybrid/Ellavie i.A.
Jumlah view MPL Season 6 di tiga kanal distribusi yang berbeda. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Menariknya, meskipun disiarkan di lebih banyak channel, hal ini tidak menjamin bahwa jumlah view dari MPL Season 6 akan lebih banyak dari musim sebelumnya. Faktanya, jika jumlah view MPL Season 6 dibandingkan dengan musim sebelumnya, terlihat bahwa jumlah view Season 6 lebih sedikit. Selama dua minggu pertama, jumlah view MPL Season 5 mencapai 17,4 juta view, sementara MPL Season 6 hanya mencapai 16,5 juta view.

Jumlah view MPL Season 5 vs MPL Season 6 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view MPL Season 5 vs MPL Season 6 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, kecuali pada Minggu ke-2, Hari ke-3, jumlah view setiap minggu dari MPL Season 5 selalu lebih banyak dari Season 6.

 

PUBG Mobile Professional League

Oke, mari beralih ke PMPL. Sama seperti MPL, pertandingan PMPL juga disiarkan di channel resmi PUBG Mobile Indonesia, yaitu YouTube dan Facebook. Satu hal yang menarik, para fans PUBG Mobile lebih suka menonton pertandingan PMPL di Facebook daripada di YouTube. Buktinya, jumlah view dari pertandingan PMPL jauh lebih tinggi di Facebook daripada di YouTube. Di YouTube, jumlah view PMPL Season 1 dalam satu hari hanya mencapai sekitar 9 ribu sampai 300 ribu view. Sementara di Facebook, jumlah view liga esports tersebut bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan view.

Sepanjang musim pertama, PMPL berhasil mendapatkan 32,5 juta view. Satu hal yang harus diingat, saat mengumpulkan data viewership untuk PMPL Season 1, saya tidak dapat menemukan video untuk Minggu ke-3, Hari ke-5 di Facebook, walau pertandingan dari hari tersebut tersedia di YouTube.

Seperti yang sudah bisa ditebak, hari terakhir liga menarik view paling banyak. Video dari pertandingan di hari tersebut berhasil mendapatkan view sebanyak 12 juta view. Mengingat PMPL berlangsung selama 5 minggu, maka jumlah view rata-rata per minggu adalah 6,5 juta view.

Jumlah view PMPL Season 1. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view PMPL Season 1. | Sumber: Hybrid/Ellavie

PMPL Season 2 kini tengah berlangsung. Pada akhir pekan lalu, liga tersebut telah melewati minggu ke-2. Sejauh ini, liga tersebut telah mendapatkan total view sebanyak 9,2 juta. Sama seperti Season 1, sebagian besar view tersebut — sekitar 8,3 juta view — berasal dari Facebook. Namun, jumlah view di channel YouTube PUBG Mobile juga menunjukkan kenaikan.

Sayangnya, jika dibandingkan dengan dua minggu pertama dari PMPL Season 1, jumlah view dari PMPL Season 2 sejauh ini masih lebih sedikit. Dalam dua minggu, PMPL Season 1 berhasil mendapatkan 10 juta view. Sementara PMPL Season 2 hanya mendapatkan 9,2 juta view. Kemungkinan, salah satu alasan mengapa jumlah view dari pertandingan Season 2 lebih sedikit adalah karena di PMPL Season 1, Minggu ke-2 memiliki 5 hari, sementara dalam Season 2, hanya ada 3 hari dalam setiap pekan pertandingan.

Jumlah view PMPL Season 1 dan Season 2 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view PMPL Season 1 dan Season 2 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Free Fire Masters League

Liga terakhir yang akan saya bahas di sini adalah Free Fire Master League. FFML Season 1 diadakan pada awal tahun, untuk lebih tepatnya, pada akhir Januari hingga Februari 2020. Sementara Season ke-2 tengah berlangung sekarang, Agustus 2020. Untuk data viewership dari FFML Season 1, saya hanya dapat mengumpulkan data di channel YouTube FF Esports ID karena konten tersebut tidak ditemukan di akun Facebook resmi Free Fire Esports ID.

Jika dibandingkan dengan liga Mobile Legends atau PUBG Mobile, FFML Season 1 memiliki jumlah view paling sedikit. Total view sepanjang FFML musim pertama hanya mencapai 792 ribu view, jauh tertinggal dari jumlah view MPL dan PMPL yang mencapai puluhan juta. Meskipun begitu, FFML justru merupakan liga esports dengan pertumbuhan viewership terbesar.

Untuk mendistribusikan siaran pertandingan FFML Season 2, Garena tidak hanya menggunakan YouTube, tapi juga Facebook. Meskipun begitu, YouTube tetap memberikan kontribusi jumlah view terbesar. Sebagai perbandingan, jumlah view dari video FFML Season 2 di Facebook hanya mencapai ratusan ribu view. Sementara jumlah view di YouTube selalu mencapai lebih dari satu juta.

Saat ini, FFML Season 2 baru saja melewati pekan ke-3. Namun, hingga sekarang, jumlah total view dari liga tersebut telah mencapai 9 juta, jauh lebih banyak dari toatl view FFML Season 1 sepanjang musim. Hanya saja, sejauh ini, tren viewership untuk FFML Season 2 menunjukkan penurunan. Satu hal yang harus diingat, baik MPL dan PMPL juga menunjukkan tren yang sama. Belajar dari MPL Season 5 dan PMPL Season 1, jumlah penonton akan kembali naik saat pertandingan terakhir dilangsungkan. Pola ini juga bisa Anda temukan pada jumlah orang yang mengikuti shalat Tarawih berjamaah saat bulan Ramadan: ramai di awal dan di akhir.

Jumlah view FFML Season 2 pada minggu ke-3. | Sumber: Hybrid: Hybrid/Ellavie
Jumlah view FFML Season 2 pada minggu ke-3. | Sumber: Hybrid: Hybrid/Ellavie

Akhir Kata

Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, musim MPL dan PMPL yang tengah berlangsung menunjukkan penurunan dari segi jumlah view. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal ini terjadi.

Pertama, karena ada tiga liga esports yang diadakan secara bersamaan. Jadi, mau tidak mau, fans harus memilih salah satu liga yang mau mereka tonton. Namun, berbeda dengan tayangan di televisi, konten yang sudah diunggah ke internet bisa ditonton kapan saja. Bahkan, tak jarang, ada orang yang bahkan mengunggah ulang video pertandingan dari liga esports. Selain itu, jika mau, Anda juga bisa membuka beberapa tab secara bersamaan.

Kemungkinan kedua adalah saat ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lagi berlaku. Jadi, orang-orang yang tadinya harus berdiam di rumah punya banyak opsi kegiatan lain. Misalnya, hangout bersama teman atau kegiatan lain yang melibatkan kerumunan dan meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.

[Rekap] 1,1 juta Akun Free Fire Kena Ban, Pemain Jett Terbaik di Dunia, dan Info Lainnya

Selamat datang di artikel [Rekap], rubrik baru dari Hybrid hasil kerja sama dengan ONE Esports. Untuk edisi kali ini ada rangkuman sejumlah info menarik dari berbagai skena esports dan industri game dalam sepekan terakhir. Tanpa berpanjang lebar, mari langsung kita simak Rekap berita esports minggu ini.

 

Lebih dari 1,1 juta akun Free Fire Kena Ban dari Garena

Publisher game Free Fire, Garena, kini telah memberikan laporkan gelombang ban besar-besaran terhadap akun-akun mencurigakan yang mereka lakukan dalam waktu dua pekan terakhir. Hasilnya? Panen besar!

Pada gelombang kali ini, ada lebih dari 1,1 juta akun Free Fire beserta 3,5 juta perangkat yang di-ban oleh Garena karena telah terbukti kedapatan melakukan kecurangan dalam bermain.

Siapakah Pemain Jett Terbaik di Dunia?

Jett telah menjadi agen fragger paling berbahaya di scene kompetitif Valorant. Hal ini bukan dikarenakan ia overpowered (seperti agen Killjoy), tetapi karena saat digunakan oleh pemain yang tepat, dia memiliki kemampuan untuk menyerang tempat berisiko namun tetap aman berkat skill Tailwind-nya.

Jika berbicara menengenai siapa pemain pro yang sering menggunakan agen tersebut, muncul tiga nama: Tyson “TenZ” Ngo, Matthew “Wardell” Yu, dan Oscar “Mixwell” Cañellas Colocho, semuanya telah menguasai Jett.

Tapi siapa pengguna Jett terbaik di dunia? Mari kita lihat lebih dalam.

VALORANT_Jett_Red1resus2

Kejutan dari MPL PH dengan Penggunaan Diggie

Perkembangan cara bermain pada game bergenre MOBA akan terus terjadi dan berubah setiap harinya, baik berdasarkan kreasi dari para pemainnya mau pun perubahan patch yang dihadirkan developer. Hal ini juga terjadi di game Mobile Legends.

Dengan semakin luasnya hero pool yang kini dimiliki Mobile Legends, plus hadirnya patch baru yang terbilang sangat cepat telah menghadirkan banyak hal baru di dalam permainan. Namun, tak jarang juga kreasi ini melibatkan hero-hero lama yang sempat terlupakan.

Hal baru yang kali ini muncul dihadirkan oleh tim Mobile Legends Professional League Filipina (MPL PH) Season 6, Aura PH. Tim yang berisikan para pemain juara MPL PH di dua edisi sebelumnya, Sunspark, mengawali langkah mereka dengan menghadirkan permainan yang mengejutkan bersama hero Support Diggie.

Supreme Datangkan Mesin Arcade Mortal Kombat

Bersamaan dengan sejumlah pakaian dan aksesori modis, Supreme menambahkan produk yang tidak biasa dalam koleksi Fall/Winter 2020 mendatang, yaitu mesin arcade Mortal Kombat.

Kabinet arcade Supreme/Mortal Kombat tersebut dihiasi dengan logo merah ikonik Supreme di seluruh body-nya, disematkan pula tokoh Raiden yang memakai Supreme. Saat melakukan Fatality, kalian tidak akan mendapati logo MK bersinar di bagian atas, tapi pemain akan melihat logo “Supreme” yang bersinar di mata lawan.

Via: ONE Esports
Via: ONE Esports

Attacker Bergabung dengan Nigma

Pub-star Dota 2 asal Saudi Arabia, Attacker, yang terkenal dengan permainan Kunkka-nya yang memukau, telah bergabung dengan Tim Nigma sebagai streamer. Organisasi itu mengumumkan kedatangan Attacker melalui akun Twitter resminya.

Attacker telah diakui sebagai salah satu pengguna hero penjelajah laut terbaik di dunia, ia juga telah mengumpulkan lebih dari 3.000 game menggunakan Kunkka.

Powered by ONE Esports 

esports-logo

Garena Umumkan Free Fire Continental Series 2020

Beberapa waktu yang lalu Garena selaku publisher dari game Free Fire mengumumkan turnamen internasional terbaru yang akan digelar. Turnamen bertajuk Free Fire Continental Series 2020 rencananya akan dilaksanakan secara global dalam waktu dekat.

Adapun nantinya akan dipertandingkan tim-tim yang terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan negara asalnya, antara lain: Americas Series, Asia Series, dan EMEA Series. Secara bersamaan gelaran turnamen Free Fire Continental Seires akan digelar pada 21 November 2020 mendatang.

Mengingat kondisi global yang tampaknya belum kunjung membaik, turnamen Free Fire Continental Series diharapkan bisa menjadi pengganti dari gelaran turnamen Free Fire World Series (FFWS) yang sedianya dilangsungkan di Brazil di tahun ini.

Free Fire Continental Series 2020 | via: Garena
Free Fire Continental Series 2020 | via: Garena

Christian Wihananto selaku Produser dari Garena Free Fire Indonesia menyatakan dalam sebuah rilis, “turnamen bertaraf internasional ini kami hadirkan tidak hanya untuk para atlet esports Indonesia agar dapat berkompetisi di ajang yang lebih tinggi, tetapi juga untuk seluruh pemain Free Fire tercinta yang sedang berada #DiRumahAja, agar dapat ikut menyaksikan dan mendukung para tim perwakilan Indonesia favoritnya dalam mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.”

Setelah juara dari masing-masing region ditentukan di babak final tanggal 28 dan 29 November 2020, selanjutnya masih ada tahapan pemuncak untuk menentukan siapakah tim terbaik yang akan dinobatkan sebagai juara dunia. Ketiga pemenang dari masing-masing region akan beradu dan memperebutkan prizepool sebesar 300.000 Dolar Amerika.

FFCS Regions | via: Garena
FFCS Regions | via: Garena

Menilik prospek tim-tim dari Indonesia, tidak dapat dibantah bahwa Indonesia termasuk ke dalam region yang sangat kompetitif; jika region yang terasa seperti neraka dinilai berlebihan untuk mendeskripsikannya.

Tim-tim Free Fire yang berasal dari Thailand dan India sudah barang tentu menjadi penantang yang berat bagi Indonesia di samping tim dari negara lain di kawasan yang sama untuk mendominasi region Asia. Sampai berita ini diturunkan Garena belum memberikan info lebih lanjut mengenai penentuan tim yang akan mewakili Indonesia di ajang Free fire Continental Series 2020. Saat ini tim-tim di Indonesia masih berlaga dalam Free Fire Master League Season 2 setidaknya sampai pertengahan bulan September 2020.

Di sisi lain kemunculan region EMEA rasanya cukup menjadi kejutan. Tidak dapat dipungkiri region Asia dan Amerika Selatan menjadi tempat yang rasanya cukup sesak menampung deretan tim-tim yang tidak dapat diremehkan kekuatannya. Di luar dugaan, nyatanya game Free Fire bisa membangun komunitas gamersnya di region Eropa sampai ke Timur Tengah dan Afrika Utara.

Rekap FFML Season 2 Minggu 3: Koleksi Booyah untuk BOSS Esports dan EVOS Esports

Memasuki minggu ketiga gelaran turnamen FFML Season 2 2020 menjadi tahapan penetuan bagi masing-masing tim yang bertanding. Di minggu ketiga secara berturut-turut pot A akan bertanding dengan pot C dan dilanjutkan pot B melawan pot C. Pertandingan minggu ketiga berjalan dengan dinamis dikarenakan aksi kejar-mengejar poin yang sengit.

Di matchday 5, pertandingan pembuka menampilkan tim Red Bull Rebellion yang bisa mencuri Booyah terlebih dahulu dari tim-tim lainnya. Pembukaan yang dilakukan tim Red Bull Rebellion memicu semangat dari tim lainnya. Di hari pertama tercatat organisasi esports BOSS bisa mendominasi dengan mengoleksi Booyah, setidaknya 3 dari total 6 ronde yang dimainkan. Salah satu ronde dimenangkan tim BOSS Knightmare dengan aksi beradu healing saat circle akhir sudah menutup sepenuhnya. Tidak lupa juga di hari pertama tim RRQ Hades masih berkesempatan meraih Booyah di ronde kedua dan memberikan tambahan poin dan bertahan di pot C.

Seusai rangkain pertandingan di matchday 5, tim Onic Olympus masih menjadi pemimpin bagi tim lain di dalam pot A. Sedangkan dari pot C, tim Red Bull Rebellion masih bisa mempertahankan posisinya dari minggu yang lalu di atas sekalipun hanya bisa mengoleksi satu kali Booyah. Tim Bigetron Bit masih menempel ketat posisi pemuncak dari pot C dengan jumlah poin yang sama.

FFML Season 2 Standings Day 5 | via: Instagram ff.esports.id
FFML Season 2 Standings Day 5 | via: Instagram ff.esports.id

Di hari kedua, bendera macan putih berkibar di gelaran FFML Season 2. Dengan gesit tim EVOS Esports bisa mendapatkan Booyah 2 kali secara berurutan di ronde 1 dan 2. Kuat dugaan performa eksplosif tim EVOS Esports digawangi oleh Abu yang akhirnya diturunkan kembali sebagai roster line up dari tim EVOS Esports.

Ronde keempat dan kelima menjadi ajang unjuk kebolehan dari Amek dan Legaeloth. Keduanya memberikan performa yang apik saat melakukan clutch melawan tim-tim lain yang anggotanya masih lengkap. Sebelum menutup matchday 6, ada aksi individual dari Raven yang mencoba mengambil kesempatan dengan melakukan ambush kepada pemain EVOS Esports. Sayangnya aksi Raven masih bisa diantisipasi pemain tim EVOS Esports lainnya dan mendapatkan Booyah ketiga mereka.

FFML Season 2 Standings Day 6 | via: Instagram ff.esports.id
FFML Season 2 Standings Day 6 | via: Instagram ff.esports.id

Minggu ketiga dipenuhi dengan pertempuran yang membara dan menyebabkan fluktuasi dari urutan klasemen. Tim Aura Esports dan EVOS Esports tercata mengumpulkan poin berimbang sambil memimpin di pot B dan C secara berurutan. Sejauh ini masih terbuka kesempatan yang luas bagi tim lainnya untuk mengamankan posisi kedua dari masing-masing pot dikarenakan selisih poin yang masih tipis.

 

Mengintip Ragam Kolaborasi Konten Garena di 2020 Hingga Bulan Agustus

Banyak hal sudah terjadi di tahun 2020. Situasi pandemi mungkin jadi salah satu kejadian yang paling berat bagi kita semua. Padahal, esports diprediksi mencapai nilai industri sebesar 15,4 triliun rupiah pada tahun 2020 oleh Newzoo. Namun situasi pandemi sedikit banyak memperlambat pertumbuhan tersebut.

Situasi industri esports dan gaming dalam menghadapi pandemi memang sedikit unik. Pada satu sisi, organisasi esports terkena dampak yang cukup besar gara-gara situasi ini. Bisnis esports di ekosistem lokal juga mengalami kesulitan tersendiri, seperti yang diceritakan oleh Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer RevivalTV dan Tommy Bambang, Chief Communication Officer INDOESPORTS, dalam artikel pembahasan saya soal esports selama masa pandemi.

Namun pada sisi lain, industri gaming dan esports juga menunjukkan peningkatan secara angka. Data dari IDC menemukan bahwa penonton esports naik 2 kali lipat selama situasi pandemi ini terjadi. Di Amerika Serikat, penjualan konsol game malah meningkat selama masa pandemi ini. Sementara itu di Asia, World Economic Forum menemukan bahwa industri gaming di Asia Tenggara masih bergeliat di tengah pandemi. App Annie juga melaporkan bahwa situasi pandemi ini membuat gamers jadi habiskan lebih banyak waktu untuk bermain game di mobile device.

Sumber: Garena
Sumber: Garena

Maka dari itu, sepertinya jadi tidak heran jika beberapa perusahaan pengembang dan/atau penerbit game, terbilang masih cukup stabil selama keadaan pandemi ini. Dalam ekosistem lokal, salah satu yang patut disorot mungkin Garena. Pengembang dan penerbit game asal Singapura ini terbilang masih cukup tangguh selama menghadapi situasi pandemi ini.

Terakhir kali, Free Fire sebagai salah satu game terbitan Garena, malah berhasil berhasil mencatatkan rekor 100 juta Daily Active User berdasarkan laporan tanggal 19 Agustus 2020 lalu. Melihat kesuksesan ini, konten kolaborasi mungkin bisa dibilang menjadi salah satu alasan atas keberhasilan Garena membuat para pemainnya betah dengan game-game yang disajikan. Tercatat, setidaknya sudah ada 5 konten kolaborasi lokal maupun internasional, yang terjadi di berbagai game besutan Garena sepanjang tahun 2020 ini. Ada apa saja? Berikut daftarnya:

 

Maret 2020 – Garena Free Fire dan Joe Taslim

Melakukan kolaborasi dengan insan kreatif lokal untuk dijadikan konten game, mungkin bisa dibilang menjadi salah satu strategi andalan milik Garena. Contoh nyata dari hal ini adalah kerja sama Garena, dengan aktor film laga kawakan asal Indonesia, Joe Taslim, dan menghasilkan sebuah karakter bernama Jota.

Bukan cuma mirip secara penampilan, karakter Jota juga didesain memiliki kemampuan yang mencerminkan seorang Joe Taslim. Karakter Jota di dalam game Free Fire diceritakan sebagai seseorang yang ahli dalam melakukan parkour dan akrobat. Jota memiliki sebuah skill bernama Sustained Raids. Dengan kemampuan tersebut, HP milik Jota akan pulih hingga 40 poin, apabila ia berhasil melakukan kill dengan menggunakan senjata SMG dan Shotgun. Jika aktif, skill tersebut akan cooldown selama 5 detik.

Dalam rilis, Joe Taslim sendiri mengatakan, “setelah melihat popularitas Free Fire secara lokal hingga global, saya senang bukan main ketika dihubungi oleh tim Garena untuk menghadirkan karakter Jota. Menjadi kebanggan tersendiri untuk saya pribadi bisa menjadi model dari karakter lokal pertama ini. Semoga seperti saya, seluruh pemain Free Fire di Indonesia dapat merasa bangga dengan hadirnya karakter lokal Jota di dalam Free Fire.”

Menariknya, walau kerja sama dilakukan dengan insan kreatif lokal, namun karakter yang dihadirkan tersedia untuk pemain secara global. Ini bukan kali pertama Garena melakukan strategi kolaborasi tersebut. Sebelum Free Fire, satu kolaborasi Garena dengan insan kreatif lokal yang cukup menggemparkan ekosistem game dan esports di Indonesia sudah sempat terjadi pada game Arena of Valor.

Kerja sama ini terjadi pada Agustus 2018 lalu, ketika Garena Indonesia menggandeng Lifelike Pictures dan Caravan Studio untuk menghadirkan hero Wiro Sableng ke dalam game Arena of Valor. Dalam game, superhero lokal tersebut hadir dengan nama “Wiro”, bersenjatakan kapak serta memiliki tato “212” yang khas, dan tersedia dapat dimainkan oleh pemain Arena of Valor di beberapa negara.

Di luar Indonesia, Garena Brazil juga sempat menggandeng insan kreatif lokal, yaitu DJ Alok yang menghasilkan sebuah karakter dengan nama yang sama.

 

Juni 2020 – Garena AOV dan Sword Art Online

Bulan Juni 2020, Garena melakukan kolaborasi konten dengan anime Sword Art Online untuk menghadirkan Kirito dan Asuna, dua karakter utama dalam serial animasi tersebut. Namun, tidak seperti Wiro Sableng yang menjadi hero, Kirito dan Asuna hadir sebagai skin bagi hero Allain dan Butterfly di dalam Arena of Valor.

Kolaborasi konten dengan Sword Art Online bisa dibilang sebagai salah satu kerja sama yang besar, mengingat Sword Art Online yang bisa dibilang sebagai salah satu serial animasi Jepang terpopuler. Bukti atas hal tersebut salah satunya terlihat dari Sword Art Online: Ordinal Scale, versi film serial animasi SAO, yang berhasil mencatatkan 2,75 juta penonton pada tahun 2017 lalu.

Bukan cuma menghadirkan Kirito dan Asuna sebagai skin, kolaborasi konten ini juga mengubah banyak elemen di dalam game AOV. Beberapa yang diubah termasuk Lobby Animation, tampilan ketika Anda bertemu lawan main yang diganti dengan tampilan “Link Start” ala Sword Art Online, karakter Yui dari Sword Art Online yang menjadi asisten Anda di dalam game, logo serta tulisan Sword Art Online di tengah-tengah medan tempur Horizon Valley, sampai kehadiran Aincard (latar dunia SAO) sebagai dekorasi di dalam medan tempur.

Serial animasi SAO berawal sebagai sebuah novel yang ditulis oleh Reki Kawahara, pada tahun 2009 lalu. Sword Art Online menceritakan tentang anak remaja yang bertaruh nyawa di dalam game MMORPG, karena kesadarannya terjebak di dalam sebuah teknologi helm Virtual Reaility bernama Nerve Gear. Kisah ini menjadi populer sehingga diadaptasi menjadi serial animasi, yang membuat Sword Art Online menjadi semakin populer lagi bahkan sampai ke luar Jepang.

Kerja sama seperti ini bukan merupakan yang pertama kali bagi Garena dan AOV. Malah, Arena of Valor mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang paling dahulu menghadirkan karakter berlisensi dari ekosistem industri kreatif lain ke dalam game sebagai karakter yang bisa dimainkan. Pada saat awal rilis, Arena of Valor sempat bekerja sama dengan DC Comics untuk menghadirkan beberapa sosok-sosok superhero khas perusahaan penerbit komik asal Amerika Serikat tersebut. Beberapa karakter DC Comics yang hadir di AOV sebagai hero yang bisa dimainkan termasuk, Batman, Superman, Joker, The Flash, dan Wonder Woman.

Seperti saat menghadirkan karakter Jota, kolaborasi konten ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk “merayu” para gamers, terutama gamers dari barat, agar mau mencoba, dan memainkan Arena of Valor. Mengutip laporan Sensor Tower tahun 2018, strategi tersebut ternyata tidak berbuah manis. Diluncurkan Desember 2019, Arena of Valor cuma mendapat 3 juta dollar AS pendapatan, setelah 7 bulan game tersebut hadir di pasar Amerika Serikat.

Mengutip dari GameDaily.biz, Joost van Dreunen Co-Founder SuperData menjelaskan beberapa alasan Arena of Valor kurang berhasil di pasar barat, dan salah satunya adalah ketidakberhasilan karakter DC Comics dalam merayu para pemain game dari barat.

“Pertama, tidak seperti League of Legends, branding Arena of Valor tidak sebegitu kuat di pasar game barat. Kedua, sang rival, Mobile Legends sudah berhasil membangun jumlah penggunanya sebelum AOV rilis. Ketiga, walaupun mereka mencoba mendorong popularitas AOV lewat esports, namun kebanyakan tim yang bertanding di dalam turnamen Pro Series justru tidak akrab dengan khalayak gaming barat. Empat, walaupun mereka menambahkan karakter berlisensi untuk meningkatkan tingkat retensi pemain, namun hal tersebut ternyata tidak berhasil menambahkan jumlah install Arena of Valor.”

 

Juli 2020 – Garena Free Fire dan Money Heist

Sumber: Garena
Sumber: Garena

Kerja sama ini baru saja terjadi beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 29 Juli 2020 kemarin. Garena kembali melakukan kolaborasi konten yang cukup mengejutkan, dan mengumumkan kolaborasi antara Free Fire dengan Netflix, untuk menghadirkan yang berasal dari serial televisi Money Heist, ke dalam game. Lewat kolaborasi ini, Garena menampilkan dua konten bertemakan Money Heist ke dalam Free Fire.

Pertama, Free Fire menghadirkan sebuah mode permainan baru yang memiliki nama sama dengan nama serial televisi tersebut, yaitu Money Heist. Pada mode permainan Money Heist pemain akan berlomba mengumpulkan uang kertas sebanyak mungkin. Untuk bisa mendapatkan uang kertas, pemain harus mengaktifkan Money Printer, yang posisinya sudah ditentukan di dalam peta permainan. Untuk mengaktifkan Money Printer, pemain diharuskan untuk menduduki area sekitar Money Printer, yang nantinya akan secara otomatis mencetak uang kertas setelah berhasil diduduki.

Selain itu kolaborasi ini juga mengubah beberapa elemen penting di dalam game, terutama pada map Plan Bermuda yaitu perubahan skin parasut dan pesawat, yang diubah menjadi bertema Money Heist. Kolaborasi ini juga menghadirkan skin eksklusif berupa baju jumpsuit merah dan topeng khusus yang menjadi ciri khas dari serial Money Heist.

Kolaborasi ini mungkin bisa dibilang sebagai kolaborasi konten pertama dari Garena Free Fire yang bersifat universal. Mengingat kolaborasi konten sebelumnya, yaitu dengan Joe Taslim dan DJ Alok, cenderung lebih bersifat lokal sehingga kontennya belum tentu dapat dikenali oleh pemain Free Fire dari belahan dunia lain.

Money Heist merupakan serial film asal Spanyol, yang awalnya hanya terbit di televisi lokal dengan nama La casa de papel. Pada Desember 2017, Netflix mengambil hak siar atas serial televisi, dan diberi nama “Money Heist”, yang membuat serial televisi ini menjadi semakin populer secara internasional. Mengutip akun Twitter resmi Netflix, dikatakan bahwa Money Heist telah ditonton oleh 34 juta lebih orang di pekan pertama perilisan part 3 dari serial tersebut.

Bicara soal kolaborasi ini, Christian Wihananto Produser Garena Free Fire Indonesia mengatakan bahwa salah satu alasannya adalah banyaknya unsur kemiripan antara Free Fire dengan Money Heist, baik dari segi karakter atau aksi yang disajikan. Lebih lanjut, Harold Teo Produser Garena juga menjelaskan bahwa jutaan pemain Garena Free Fire juga merupakan penggemar serial Money Heist, dan ingin menyajikan pengalaman tak terlupakan kepada komunitas Free Fire lewat kolaborasi konten tersebut.

Terakhir kali Free Fire sudah mencatatkan 100 juta Daily Active Users di kuartal kedua 2020. Walau belum ada yang mengungkap jumlah pemain Free Fire dari masing-masing kawasan, namun game ini diketahui begitu sukses di negara Brazil. Hal ini terlihat salah satunya lewat kisah sukses LOUD Esports, tim Free Fire asal Brazil, yang berhasil menjadi organisasi esports pertama dengan 1 miliar views di YouTube. Melihat suburnya Free Fire di Brazil, kolaborasi Free Fire dengan Money Heist terbilang cukup masuk akal. Bisa saja, kolaborasi tersebut dilakukan sebagai persembahan Garena terhadap pemain Free Fire di Brazil, mengingat serial Money Heist menggunakan bahasa Spanyol, yang mirip dengan bahasa Portugis yang merupakan bahasa ibu di negara Brazil.

 

Agustus 2020 – Fantasy Town, Air Asia, dan Oppo

Terakhir, dan merupakan kerja sama terbaru yang dilakukan oleh Garena, adalah kerja sama antara Garena dengan Air Asia dan Oppo untuk game Fantasy Town. Diumumkan pada 13 Agustus 2020 kemarin, kerja sama ini sekaligus menjadi cara Garena untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Berbarengan dengan kerja sama ini, Fantasy Town juga menghadirkan konten khas Indonesia berupa bangunan Candi Borobudur dan Monumen Nasional, serta karakter juga kostum yang berasal dari cerita rakyat Indonesia seperti Kabayan, Iteung, hingga Radu.

Bagi Anda yang mungkin kelewatan informasi soal game terbaru, Fantasy Town merupakan game terbaru yang dibesut oleh Garena. Rilis pada 16 Juli 2020, Fantasy Town merupakan game online berbasis farming simulator, dengan berbagai aktivitas di dalamnya mulai dari bercocok tanam, membangun kota impian, petualangan, hingga melawan berbagai Monster. Game tersebut dikembangkan oleh Arumgames, dengan Garena berperan sebagai penerbit atas game tersebut di Indonesia.

Kerja sama Garena dengan Oppo dalam game Fantasy Town menghadirkan konten semacam “lomba 17-an”. Perlombaan tersebut bertajuk SuperStar Lord, yang hadir dalam bentuk mini-game dengan gameplay seperti game Snake zaman dahulu. Pemain akan beradu skor dengan pemain lain di dalam in-game event ini. Nantinya, lima pemain dengan skor tertinggi dan berhasil memuncaki leaderboard, akan mendapat hadiah berupa 1 unit Oppo A31.

Sumber: Instagram @fantasytown.id
Sumber: Instagram @fantasytown.id

Sementara itu kerja sama dengan Air Asia berbentuk sayembara media sosial. Dalam kerja sama ini, para pemain Fantasy Town diminta untuk menceritakan tujuan wisata impian mereka bila mendapat tiket pesawat gratis. Setiap pekan ada 5 orang pemenang yang dipilih, dan akan mendapat hadiah berupa Air Asia BIG Points, yang bisa ditukarkan dengan tiket pesawat dan berbagai benefit lainnya.

Ini bukan pertama kalinya Garena Indonesia bekerja sama dengan brand non-endemik. Tahun 2018 lalu, Garena lewat game Arena of Valor sempat bekerja sama dengan Fruit Tea. Kerja sama ini menghasilkan beberapa hal, termasuk turnamen Youth National Esports Competition (YNEC), sampai kemasan Fruit Team khusus bergambar hero Arena of Valor.

Garena lewat AOV juga sudah pernah bekerja sama dengan Oppo. Ketika itu, kerja sama menghasilkan beberapa hal, seperti posisi Oppo sebagai sponsor utama turnamen Battle of Valor, dan hadiah in-game berupa hero dari karakter DC, yang diberikan kepada pemain AOV pembeli smartphone Oppo A5.

Menarik jika melihat beberapa kerja sama dan kolaborasi konten yang dilakukan secara inovatif oleh Garena terhadap game-game besutannya. Walau tidak selalu 100% berhasil, namun strategi seperti ini sedikit banyak menjadi salah satu alasan yang membuat Garena, dan jajaran game yang dibesut olehnya bisa menjadi sebesar seperti sekarang ini.

Free Fire Catatkan Rekor 100 Juta Daily Active User di Kuartal Kedua 2020

Industri esports belakangan ini masih mencatatkan pertumbuhan yang konsisten selama masa pandemi berlangsung. Ketiadaan event atau kompetisi secara offline masih tidak menghambat laju pertumbuhan sebuah game ataupun industri esports secara umum. Sebaliknya, kehadiran berbagai turnamen yang dilangsungkan secara online justru menyumbangkan angka penonton yang cenderung meningkat.

Mobile game Free Fire yang dibesut oleh Garena tercatat mengalami peningkatan dari sisi pemain yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya. Di kuartal pertama tahun ini, Garena mencatatkan setidaknya 80 juta pemain aktif dalam sehari. Sambil menutup kuartal kedua di tahun ini, game Free Fire kembali menunjukkan angka yang fantastis dengana menembus 100 juta pemain aktif harian.

via: Garena
via: Garena

Memasuki tahun yang ketiga sejak diluncurkan secara global, perlahan namun pasti game Free Fire tumbuh manjadi game yang sangat diminati di kalangan usia muda. Secara khusus di region Asia Tenggara dan Amerika Selatan, game Free fire sudah berhasil mengumpulkan jumlah pemain yang tidak main-main. Tuntutan spesifikasi smartphone yang minim menjadi salah satu poin penting besarnya jumlah pemain game Free Fire di banyak negara berkembang.

Di kesempatan sebelumnya region Amerika selatan yang berpusat di Rio de Janeiro menghelat event Free Fire World Series 2019 yang menjadi kompetisi game Free Fire di tingkat global. Sedangkan bila tidak ada aral melintang, seharusnya Indonesia menjadi episentrum dari kejuaraan dunia game Free Fire bertajuk Free Fire Champions Cup di awal tahun 2020 kemarin. Semua gelaran event yang direncanakan harus dibatalkan seiring dengan merebaknya virus COVID-19.

Nyatanya antusiasme dari komunitas game Free Fire semakin meningkat. Seperti tercatat pada laman App Annie, game Free Fire tetap mengisi posisi tertinggi dari aplikasi game yang diunduh di region Amerika Selatan dan Asia Tenggara. Gelaran kompetisi Free Fire Gigantes dan Free Fire Asia All-Stars 2020 dijadikan pengganti yang mengisi kekosongan kejuaraan dunia di tahun 2020 yang gagal dihelat dan tercatat bisa mengumpulkan 120 juta penonton.

Adapun dalam usaha menarik lebih banyak lagi minat pemain, di bulan September nanti game Free Fire akan meluncurkan konten kolaborasi dengan film serial Money Heist besutan Netflix. Nantinya akan dirilis  in game item dan game mode yang diadaptasi dari film tersebut. Hal ini tentunya berpotensi untuk menarik lebih besar lagi dati komunitas gamers untuk setidaknya memainkan game Free Fire secara kasual.

Dengan berbagai capaian sampai tengah tahun ini, akhirnya Garena memutuskan unutk kembali mengaktifkan sirkuit kompetisi Free Fire di Indonesia. Tidak menutup kemungkin dalam waktu dekat master league akan diselenggarakan di beberapa negara lainnya.

Dari beberapa hal di atas dapat disimpulkan bahwa industri esports tetap bisa berjalan dan menjanjikan perkembangan yang baik di tengah masa yang sukar.

Rekap Free Fire Indonesia Masters Season 2 Minggu 2: Kejutan Red Bull Rebellion dan Konsistensi Aura Esports

Setelah resmi diumumkan di awal bulan Agustus, sekarang gelaran sirkuit kompetisi Free Fire tingkat nasional sudah memasuki minggu yang ketiga. Ini adalah kali pertama kompetisi game Free Fire dilaksanakan secara offline semenjak pandemi mulai merebak. Bertempat di studio MNC TV, Free Fire Indonesia Master League Season II dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Tercatat ada 18 tim yang akan berlaga pada gelaran kompetisi FFML Season II. Seluruh tim yang bertanding terbagi menjadi 3 pot berbeda. Jawara Free Fire Indonesia Master League di musim yang lalu, tim Onic Olympus, duduk di pot A bersama dengan tim Dranix Vendetta yang juga tercatat mempunyai performa mumpuni.

Sedangkan pot yang tidak kalah panas membara adalah pot C, yang mempertemukan tim RRQ Hades dan tim EVOS Esports. Di waktu bersamaan juga ada tim Red Bull Rebellion yang datang sebagai tim kuda hitam akan bermain di bawah bayangan tim-tim kuat lainnya.

Pot Distribution | via: Instagram
Pot Distribution | via: Instagram

Matchday pertama memberikan sedikit kejutan saat tim Dranix Avengers tampil unggul di atas tim Onic Olympus di pot A. Sedangkan performa tim Aura Esports memuncaki klasemen di pot B dengan konsisten selama 2 hair berturut-turut. Sedangkan di pot C, tim EVOS Esports melesat ke posisi teratas setelah sukses unggul tipis dari tim Bigetron Bit. Permainan agresif yang ditunjukkan oleh DRNX.RAZOR sukses membawa tim Dranix Avengers ke peringkat satu dengan raihan 12 kill point.

Di akhir minggu kedua justru ada momen menarik yang daatng dari tim Red Bull Rebellion. Sekalipun berada di dalam pot C yang berisikan tim-tim dengan pengalaman kompetisi yang cukup, tim Red Bull Rebellion mampu memberikan permainan yang bisa menekan tim lainnya. Total 38 kill point yang dikumpulkan berhasil menggeser kedudukan Bigetron Bit dan mengejar raihan poin tim EVOS Esports.

FFML Season 2 Week 2 Standings | via: Instagram
FFML Season 2 Week 2 Standings | via: Instagram

Setelah bergulir selama 2 minggu, nampaknya sudah mulai terbentuk kompetisi antara tim teratas di gelaran kompetisi FFML Season II. Tercata sejauh ini, berdasarkan total raihan poin, tim Onic Olympus memimpin secara global dengan raihan 51 poin yang unggul tipis 1 angka dari tim Dranix Vendetta. Posisi berikutnya diisi oleh tim Aura Esports yang memimpin di pot B diikuti oleh tim Onic Ares yang sudah mengamankan tempat kedua di pot B.

Garena Indonesia Umumkan Musim Kompetisi Free Fire Fall Season 2020

Sore tadi (7 Agustus 2020), Garena mengumumkan paruh kedua musim kompetitif Free Fire. Bertajuk Free Fire Fall Season 2020, Garena mengumumkan akan ada 3 buah kompetisi yang hadir pada paruh kedua musim kompetitif Free Fire. Tiga kompetisi tersebut kurang lebih masih memiliki fomat, dan hirarki yang mirip dengan paruh musim pertama kemarin (Spring Season). Dimulai dengan Free Fire Master League Season 2, dilanjut dengan Free Fire Indonesia Masters Fall, yang ditutup oleh kompetisi internasional.

Free Fire Master League Season 2 (FFML S2) sudah diumumkan tanggal 5 Agustus 2020 lalu. Bertanding dengan format liga, FFML akan mempertandingkan organisasi esports profesional yang ada di Indonesia. Musim lalu ada 24 tim memperebutkan total hadiah sebesar 1,2 miliar rupiah. Pada FFML Season 2 ada penurunan jumlah peserta dan jumlah hadiah. Akan ada 18 tim peserta, yang akan bertanding untuk memperebutkan total hadiah sebesar 1 miliar rupiah pada FFML Season 2.

Musim lalu, Free Fire Master League menyertakan “Commitment Fee” sebesar 50 juta rupiah untuk masing-masing peserta. Untuk FFML S2, Christian Wihananto selaku Produser Garena Free Fire Indonesia mengatakan bahwa biaya commitment fee tersebut masih ada, dengan nilai yang sama yaitu 50 juta rupiah.

Setelah FFML, pertandingan akan dilanjutkan ke Free Fire Indonesia Master (FFIM) 2020 Fall Season, yang bisa dikatakan sebagai “kejuaraan nasional” bagi Free Fire Indonesia. Nantinya 6 tim peringkat teratas dari babak Regular Season FFML S2 akan langsung melaju ke babak FFIM 2020 Fall Season Grand Finals. Semetara 12 sisanya akan bertanding ke babak FFML Playoff.

Dari babak Playoff, 6 tim teratas akan melaju ke babak FFIM 2020 Fall Season Play-ins, dengan 6 tim sisanya akan melaju ke babak Free Fire Indonesia Masters Final Grup. Jika Anda kebingungan, Anda bisa lihat struktur turnamennya lewat gambar di bawah ini.

Nantinya peringkat teratas dari turnamen FFIM 2020 Fall Season akan mendapat kesempatan untuk bertanding di tingkat interasional. Pada paruh musim pertama seharusnya ada Free Fire Champions Cup 2020 yang diselenggarakan di Indonesia. Namun berhubung situasi pandemi menjadi semakin genting, turnamen tersebut dibatalkan, yang digantikan dengan Free Fire Asia All-Stars 2020.

Untuk paruh musim kedua, Garena Indonesia sendiri belum menjelaskan soal turnamen internasional yang akan diadakan, namun diperkirakan akan diselenggarakan pada November 2020 mendatang. Babak Regular Season FFML 2020 Season 2 akan diselenggarakan mulai esok hari, 8 Agustus hingga 19 September 2020 mendatang. Setelah itu pertandingan akan dilanjut dengan FFIM 2020 Fall pada September – Oktober 2020, ditutup dengan turnamen internasional yang akan diadakan November 2020.

Garena Segera Menggelar Turnamen Free Fire Indonesia Master League Season 2

Setelah sebelumnya gelaran turnamen Free Fire Indonesia Masters Spring 2020 berhasil diadakan, kini dalam waktu dekat Garena akan memulai Free Fire Indonesia Masters League Season 2 sebagai langkah awal menjelang gelaran turnamen Free Fire Indonesia Masters Fall 2020. Di bulan Maret 2020 yang lalu tim ONIC Esports berhasil menjadi juara pertama gelaran turnamen Free Fire Indonesia Masters Spring 2020.

Nantinya akan ada 18 tim terpilih yang bertanding dalam seri liga yang berlangsung dari awal 8 Agustus hingga 13 September 2020. Masing-masing tim akan mencoba memberikan performa terbaik mereka untuk dapat dinobatkan sebagai juara di tingkat nasional pada gelaran turnamen Free Fire Indonesia Masters Fall 2020 mendatang.

Adapun pada gelaran turnamen Free Fire Indonesia Masters League Season 2 memperkenalkan sistem liga yang baru. Dari total 18 tim, akan dipecah menjadi 3 grup berbeda selama fase regular season. Setiap minggunya di regular season masing-masing grup secara acak akan bertanding dalam 1 pot yang sama dan mengumpulkan raihan poin.

Sedangkan untuk map yang digunakan secara berurutan adalah rotasi Bermuda-Purgatory-Kalahari. Di akhir fase regular season, tim yang duduk di peringkat pertama dan kedua dari masing-masing grup akan mengamankan 6 slot di babak grand final Free Fire Indonesia Masters Fall 2020.

Jangan khawatir jika tim favoritmu belum lolos, karena masih ada beberapa kesempatan lagi utukk meraih slot di babak grand final FFIM Fall 2020. Setelah fase regular season, 12 tim yang tersisa akan melaju ke fase playoff. Masih tersedia 6 slot lagi bagi tim teratas untuk berlaga FFIM Fall 2020.

Berkaca pada hasil musim FFIM Spring 2020, sebelumnya ONIC Esports masih dijagokan untuk kembali menjadi juaranya. Sedangkan setelah gelaran turnamen beberapa waktu yang lalu, muncul nama tim Island of Gods sebagai pesaing yang cukup menangkap perhatian dari komunitas gamers Free Fire Indonesia atas performa dan kemenangannya di GoPay Arena Championship 2020.

Hadiah uang sejumlah 1,2 milyar Rupiah akan diperebutkan sepanjang gelaran turnanen FFIML Season 2. Sistem liga yang diterapkan tentunya akan memastikan keberlangsungan skena esports Free Fire. Sebagai catatan, Indonesia memang salah satu negara yang masih terus membuntuti Brazil dalam hal prestasi dan kemampuan pro player di skena kompetisi lokal masing-masing.

18 Tim yang akan bertanding | via: Instagram ff.esports.id
18 Tim yang akan bertanding | via: Instagram ff.esports.id

Pertemuan terakhir tim Indonesia melawan tim Brazil masih terlalu sulit untuk dilupakan karena tim Brazil berhasil menukuk perlawanan dari tim Indoensn sekalipun kedua negara mempertandingkan streamer dari game Free Fire dari negara masing-masing.

Setelah Indonesia batal menjadi tuan rumah bagi gelaran Free Fire World Championship tahun 2020, kiranya dengan kembali berjalannya liga akan mengobati kerinduan komunitas gamers Free Fire di Indonesia. Secara langsung seluruh pertandingan FFML Season 2 akan disiarkan via YouTube dan Facebook FFEsportsID.

 

GoPay Arena Championship 2020 Munculkan Juara Baru

Akhir pekan yang lalu adalah gelaran babak final dari event GoPay Arena Championship 2020. Selama 4 hari deretan skuad terbaik yang sudah melalui proses panjang kualifikasi saling bertemu dan menentukan siapa yang pantas mendapatkan gelar juara.

Juara dan talenta baru jelas-jelas muncul dari proses kualifikasi yang terbuka bagi seluruh gamers di tanah air. Secara silih berganti setiap game memberikan pertandingan-pertandingan di babak final yang cukup menegangkan.

Berawal dari game Free Fire, babak final menampilkan aksi saling mengejar antara skuad Island of Gods dan skuad Rex Regum Qeon Hades. Sepanjang 10 round di babak grand final terjadi fluktuasi di antara skuad lain yang duduk di peringkat teratas. Terlepas skuad Island of Gods hanya mendapatkan 2 kali BOOYAH, namun di setiap round berikutnya mereka berusaha mengejar dengan mengumpulkan kill point sebanyak mungkin.

Segala usaha skuad Island of Gods terbayar dan menutup round ke-10 dengan BOOYAH. Skuad Island of Gods akhirnya memenangkan babak grand final GoPay Arena Championship 2020 dan di waktu yang sama pemain dari skuad Island of Gods, LORDDD, sukses menyabet gelar terminator dengan mengantongi 23 kill point.

Berlanjut ke game PUBG Mobile, muncul skuad Einheijar Originss sebagai juaranya. Konsistensi dan permainan yang agresif sukses membawa skuad Eiheijar Originss tampil unggul atas pesaing lainya. Dengan raihan 2 kali Winner Winner Chicken Dinner skuad Einheijar Originss finis dengan total raihan 109 poin serta memenangkan GoPay Arena Championship 2020.

Di sisi lain, cukup disayangkan bagi skuad NFT Ares dan Siren seolah baru menemukan momentum selepas paruh pertama babak final. Tercatat mereka bisa mengimbangi permainan dan mnegejar angka yang dikumpulkan skuad BOOM Esports di match sebelumnya.

Laga grand final game Mobile Legends sepertinya cukup memberi kejutan. Skuad Red Bull Rebellion dapat dikatakan memenangkan turnamen dengan laju yang mulus. Tercatat skuad Red Bull Rebellion hanya kehilangan 1 match di babak semi final saat menghadapi skuad 7Heaven Seraphim. Di babak Final, skuad Red Bull Rebellion sangat jelas tampil mendominasi lawannya, skuad XLAX Maverix. Dua match pertama berjalan dengan tempo lambat, skuad XLAX Maverix menghadapi kesulitan untuk menemukan celah dari lawannya.

Pada match terakhir, yang menjadi penentuan hidup dan mati, barulah skuad XLAX Maverix bisa memberikan perlawanan dan pola bertahan yang jauh lebih baik dari 2 match sebelemunya. Sebagai catatan, di awal babak final juga terjadi 2 kali technical issue yang tentu saja dapat berdampak pada mental pemain dan memecah konsentrasi. Dengan memenangkan match ketiga, skuad Red Bull Rebellions keluar sebagai juara game Mobile Legends di gelaran turnamen GoPay Arena Championship 2020.