8 Gamepad Pilihan untuk PC Gaming yang Dapat Dibeli di Indonesia

Salah satu kelebihan utama PC gaming adalah terkait fleksibilitas yang ditawarkannya. Anda lebih suka bermain menggunakan gamepad ketimbang mouse dan keyboard? Silakan saja, dan lebih enaknya lagi, opsi gamepad yang tersedia bukan cuma terbatas pada satu platform tertentu saja.

Selain masalah selera, masih ada banyak alasan untuk memakai gamepad ketimbang mouse dan keyboard di PC, semisal untuk memainkan fighting game atau racing game, macam Forza Horizon 5 misalnya. Nyatanya, beberapa game memang akan terasa lebih ideal jika dimainkan menggunakan gamepad. Kalau berdasarkan pengalaman pribadi, saya baru bisa menamatkan Hades setelah menggunakan gamepad.

Di artikel ini, saya telah merangkum rekomendasi 8 gamepad pilihan untuk PC gaming yang dapat dibeli di Indonesia. Berikut daftarnya.

1. Xbox Wireless Controller

Controller bawaan Xbox Series X dan Series S ini sepintas kelihatan sangat mirip seperti controller milik Xbox One, dan itu berarti kenyamanannya pun sudah sangat terbukti. Layout tombol-tombolnya tidak berubah, akan tetapi bentuk D-pad-nya kini dibuat menyambung sehingga bakal lebih memudahkan di fighting game atau platformer.

Anda bebas menyambungkannya ke PC via kabel atau Bluetooth, atau bisa juga via sambungan wireless 2,4 GHz menggunakan dongle USB yang dibundel. Kekurangan terbesarnya cuma satu: ia mengandalkan baterai AA ketimbang baterai yang rechargeable. Harganya? Rp1.179.000.

Link pembelian: Xbox Wireless Controller Bundle

2. Xbox Elite Wireless Controller Series 2

Kalau bujet bukan masalah, maka gamepad seharga Rp2.975.000 ini bisa jadi pilihan, terutama jika Anda mengutamakan aspek kustomisasi. Pasalnya, kustomisasi pada gamepad ini tak hanya bisa dilakukan dari sisi software saja, melainkan juga hardware. Anda bahkan bisa mengatur seberapa tegang stik analognya jika perlu.

Seperti saudaranya yang non-elit, controller ini juga menawarkan tiga jenis koneksi: kabel, Bluetooth, dan wireless 2,4 GHz. Yang berbeda, versi elit ini menggunakan baterai yang dapat diisi ulang dengan daya tahan sekitar 40 jam per charge.

Link pembelian: Xbox Elite Wireless Controller Series 2

3. Sony DualSense Wireless Controller

Controller ini merupakan salah satu alasan di balik kesuksesan PlayStation 5, terutama berkat fitur-fitur seperti advanced haptics dan adaptive trigger. Sayang kecanggihan yang ditawarkan belum sepenuhnya bisa dinikmati di PC, sebab kalangan developer harus memperbarui game-nya masing-masing terlebih dulu. Sejauh ini, jumlah game yang mendukung kedua fitur tersebut di PC belum banyak.

Jumlahnya seiring waktu dipastikan bakal terus bertambah, apalagi mengingat Steam sepenuhnya mendukung controller ini secara resmi. Di Indonesia, gamepad ini bisa dibeli secara resmi seharga Rp1.149.000.

Link pembelian: Sony DualSense Wireless Controller

4. Sony DualShock 4 Wireless Controller

Alternatif yang lebih terjangkau tentu adalah DualShock 4, yang dijual dengan garansi resmi seharga Rp799.000. Ia memang tidak secanggih dan seergonomis saudaranya tadi, tapi setidaknya build quality-nya tetap sangat baik, dan tetap terasa nyaman terutama untuk pengguna yang bertangan kecil.

Kekurangan terbesar DualShock 4 adalah, Anda perlu menginstal software tambahan agar ia bisa bekerja di PC. Untungnya ada software DS4Windows yang gratis dan cukup mudah digunakan.

Link pembelian: Sony DualShock 4 Wireless Controller

5. Razer Wolverine V2 Chroma

Sebagai sebuah perangkat dengan banyak tombol yang dapat diklik, gamepad perlu menawarkan sensasi taktil yang mantap agar penggunanya bisa betah memakainya. Kalau itu yang dicari, maka Wolverine V2 Chroma bisa jadi pilihan berkat mechanical switch yang bernaung di balik tombol action dan D-pad-nya.

Kustomisasi lengkap via software juga merupakan salah satu nilai jual utama dari controller ini. Sayangnya, di angka Rp2.499.000, harganya tidak bisa dibilang murah, apalagi mengingat ia tak dibekali koneksi nirkabel sama sekali. Well, setidaknya pengguna gamepad ini tidak akan dibuat frustrasi karena kehabisan daya baterai.

Link pembelian: Razer Wolverine V2 Chroma

6. Nintendo Switch Pro Controller

Pilihan paling bijak bagi gamer PC yang juga punya Nintendo Switch, controller ini sepenuhnya didukung oleh Steam, dan bakal langsung dikenali sebagai controller Xbox. Namun tidak seperti controller Xbox, ia dibekali baterai rechargeable yang mampu bertahan hingga 40 jam pemakaian dalam sekali pengisian.

Selain menggunakan kabel USB, controller dengan banderol Rp849.000 ini juga dapat dihubungkan via Bluetooth. PC Anda tidak punya Bluetooth? Tambahkan saja adaptor bikinan 8Bitdo yang bisa dibeli seharga Rp175.000.

Link pembelian: Nintendo Switch Pro Controller

7. Logitech F310

Bagi yang memerlukan opsi terjangkau, Anda bisa mempertimbangkan Logitech F310. Dengan banderol cuma Rp285.000, gamepad ini sudah bisa memenuhi kebutuhan gamer PC dalam beberapa judul game yang kurang ideal dimainkan menggunakan mouse dan keyboard. Perangkat ini juga bersifat plug-and-play, yang berarti ia dapat langsung digunakan tanpa perlu menginstal driver atau software ekstra.

Link pembelian: Logitech F310

8. Razer Raion

Khusus penggemar fighting game, Anda bisa melirik Razer Raion. Layout-nya tampak unik dan banyak terinspirasi arcade stick tradisional, dengan enam buah tombol di sebelah kanan dan D-pad 8 arah di kiri. Seperti Razer Wolverine tadi, Raion juga dibekali mechanical switch agar setiap klik tombolnya selalu terasa mantap.

Kebetulan Razer dulunya merancang controller ini buat PlayStation 4, sehingga ia turut dibekali touchpad kecil yang bakal sangat membantu ketika dibutuhkan. Stok perangkat ini di Indonesia sudah cukup langka sekarang, akan tetapi masih ada yang menjualnya seharga Rp690.000 saja (tanpa garansi).

Link pembelian: Razer Raion

Gambar header: Sam Pak via Unsplash.

Thrustmaster Luncurkan Controller Xbox dan PC yang Sangat Modular

Produsen periferal Thrustmaster baru saja meluncurkan controller yang sangat menarik bernama eSwap X Pro. Timing peluncurannya tentu sengaja dipaskan dengan perilisan Xbox Series X dan Series S, akan tetapi gamepad ini juga kompatibel dengan Xbox One maupun PC Windows.

Yang istimewa dari eSwap X Pro adalah desain modularnya yang mudah sekali dibongkar-pasang. Fleksibilitasnya bahkan mengalahi yang Xbox Elite Wireless Controller tawarkan. Contoh yang paling gampang, Anda bahkan bisa menukar posisi D-Pad dan stik analognya sehingga layout-nya jadi simetris ala controller PlayStation.

Seandainya tidak butuh D-Pad sama sekali, atau hanya memerlukan satu stik analog saja, pengguna juga dapat menukarnya dengan modul lain. Grip-nya pun juga dapat dilepas dan diganti dengan yang teksturnya berbeda. Semuanya tinggal dicabut dan dipasang dengan mudah berkat sambungan magnetis.

Konsep modular seperti ini juga berarti umur controller bisa diperpanjang dengan menukar modul lama dengan yang baru saja – semisal ketika karet pelapis stik analognya mulai mengelupas, atau tombol D-Pad-nya mulai lecek – tidak perlu membeli controller baru. Masih seputar ketahanan, tiap-tiap tombol eSwap X Pro diklaim punya switch yang tahan sampai lima juta kali klik.

Fitur lain eSwap X Pro yang tak kalah unik adalah kemampuan untuk mengatur seberapa dalam Anda perlu menekan tombol trigger-nya. Jadi semisal sedang bermain game shooter, pengguna bisa menyetel supaya trigger-nya cuma perlu ditekan sedikit saja, sehingga aksinya dalam game bisa lebih responsif.

Bagian punggung eSwap X Pro turut dibekali empat buah tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan. Lalu ada pula sederet tombol lain di bagian bawahnya, persis di sebelah jack headphone-nya. Secara keseluruhan, controller ini menawarkan kustomisasi yang amat merinci; bahkan sensitivitas stik analognya pun juga bisa disesuaikan jika mau.

Satu-satunya kelemahan Thrustmaster eSwap X Pro mungkin adalah konektivitasnya yang masih mengandalkan kabel. Namun kalau itu bukan masalah, perangkat ini bisa dibeli seharga $160 mulai bulan Desember mendatang.

Sumber: PC Gamer dan Thrustmaster.

SteelSeries Nimbus+ Adalah Aksesori Esensial untuk Pelanggan Apple Arcade

SteelSeries punya game controller baru buat para pengguna perangkat bikinan Apple. Dijuluki Nimbus+, ia merupakan penerus langsung SteelSeries Nimbus yang dirilis hampir lima tahun silam.

Desainnya telah sedikit direvisi hingga menyerupai SteelSeries Stratus Duo yang diciptakan untuk perangkat Android maupun Windows. Nimbus+ di sisi lain hadir membawa sertifikasi Made for iPhone (MFi), dan itu pada akhirnya mewujudkan sejumlah fitur advanced macam button mapping yang optimal.

Selain layout yang lebih sempurna, Nimbus+ juga lebih unggul dari versi sebelumnya berkat sepasang joystick yang dapat diklik dan daya tahan baterai yang lebih awet. Dalam sekali pengisian menggunakan kabel Lightning, Nimbus+ siap digunakan hingga 50 jam nonstop, naik 10 jam jika dibandingkan Nimbus yang lama.

SteelSeries Nimbus+

Tanpa harus terkejut, Nimbus+ datang bersama sebuah penjepit iPhone yang dapat dipasangkan ke bagian atasnya. Selain iPhone, Nimbus+ tentunya juga dapat disambungkan ke iPad, MacBook atau bahkan Apple TV, menjadikannya cukup esensial bagi para pelanggan layanan gaming subscription Apple Arcade.

Di Amerika Serikat, SteelSeries Nimbus+ saat ini telah dipasarkan seharga $70. Tergolong mahal untuk controller yang hanya bisa digunakan di ekosistem Apple, dan yang mengejutkan, lebih mahal ketimbang controller resmi PlayStation 4 maupun Xbox One yang sama-sama dibanderol $60.

Aksesori dengan label MFi umumnya memang lebih mahal dari produk serupa yang tidak memiliki label MFi, dan sering kali keunggulannya ada pada faktor kompatibilitas. Controller DualShock 4 maupun Xbox Wireless memang kompatibel dengan perangkat yang menjalankan iOS 13 maupun tvOS 13, akan tetapi bisa dipastikan proses pairing-nya tidak semudah menggunakan Nimbus+ yang bersertifikasi MFi ini.

Sumber: The Verge.

Arkade Blaster Ialah Controller Game FPS Berwujud Pistol Futuristis

Bagi banyak pemain, gamepad dianggap sebagai sistem kendali paling fleksibel, sementara itu keyboard dan mouse merupakan pilihan bagi mereka yang menginginkan keakuratan serta tingkat respons tinggi. Tapi upaya buat merombak status quo dan mencari metode input yang lebih intuitif lagi terus dilakukan, dan ini sebabnya sejumlah developer terdorong untuk bereksperimen dengan virtual reality. Hasilnya pun sama sekali tidak mengecewakan.

Namun saat ini VR memang bukan buat semua orang. Perangkat pendukungnya tidak murah dan ia juga memerlukan hardware berperforma tinggi. Sementara itu, sebagian besar konsumen mengakses game lewat perangkat bergerak atau PC berspesifikasi menengah. Kondisi ini mendorong satu tim inventor untuk merancang controller unik yang mampu membuat pengalaman bermain game FPS jadi istimewa. Kreasi tersebut mereka namai Arkade Blaster.

Sederhananya, Arkade Blaster adalah unit controller berbasis motion/gerakan yang dirancang untuk menikmati permainan shooter. Wujudnya menyerupai pistol futuristis, dibekali rangkaian tombol di sisi kanan dan kiri beserta stik analog. Terdapat pula mount buat tempat menyematkan smartphone. Perangkat bergerak bisa berperan jadi layar utama atau sekunder, bergantung dari game yang Anda mainkan.

Jantung dari Arkade Blaster adalah ialah gyroscope yang berfungsi untuk mengubah gerakan jadi input. Ia juga menyimpan motor haptic penghasil vibrasi (seperti controller DualShock), akan bergetar saat Anda menembak atau tertembak. Uniknya lagi, garis-garis LED yang ada di sisi kiri Arkade Blaster bukanlah sekadar hiasan. Mereka berguna sebagai indikator, misalnya buat menampilkan status health, armor, amunisi dan lain-lain.

Arkade Blaster mendukung beragam game PC serta mobile, termasuk judul-judul baru dan populer (Fortnite, Modern Combat 5, Apex Legends, Call of Duty: Warzone, hingga Doom Eternal). Untuk menggunakannya, pertama-tama Anda perlu mengunduh aplikasi Arkade di perangkat bergerak. Selanjutnya, cantumkan smartphone di mount dan sambungkan ke Arkade Blaster. Controller juga bisa dipasang langsung ke PC secara plug-and-play tanpa membutuhkan ponsel pintar.

IMG_07042020_121408_(1000_x_650_pixel)

Ada dua mode penggunaan Arkade Blaster: 360-derajat dan 180-derajat. Opsi 360-derajat memungkinkan kita bergerak bebas, cocok untuk menikmati game mobile atau ketika Anda ingin berolahraga sambi bermain. Alternatifnya, mode 180-derajat memperkenankan kita buat tetap duduk di depan komputer atau di atas sofa. Selain menunjang penyajian game secara tradisional, Arkade Blaster juga kompatibel dengan layanan cloud serta streaming seperti GeForce Now dan Steam Link.

Arkade Blaster kabarnya sudah memasuki tahap produksi dan bisa Anda pesan di situs Indie Gogo. Proses perancangannya dilakukan oleh tim Arkade bersama PewDiePie. Selama kampanye crowdfunding masih berlangsung, produk dapat dibeli seharga mulai dari US$ 100 – dengan harga retail US$ 150.

Logitech G Adaptive Gaming Kit Lanjutkan Misi Mulia Xbox Adaptive Controller

Pada pertengahan tahun lalu, Microsoft memperkenalkan Xbox Adaptive Controller, sebuah periferal unik yang diciptakan secara khusus untuk para gamer dengan keterbatasan fisik. Bentuknya yang sepintas mirip dengan sebuah turntable itu sengaja dibuat agar kaum difabel tetap bisa menikmati sesi gaming meski mereka tidak mampu menggenggam gamepad.

Microsoft juga merancang perangkat ini sebagai sebuah hub, yang berarti ia bisa disambungkan dengan berbagai periferal tambahan, semisal tombol trigger besar yang dapat diinjak layaknya sebuah pedal. Masalahnya, harga periferal ekstra ini tidak murah; paling murah $40, dan itu hanya untuk satu tombol individual saja.

Logitech G Adaptive Gaming Kit

Kabar baiknya, dari awal pengembangan Xbox Adaptive Controller, Microsoft sudah mengajak sejumlah mitra guna memaksimalkan kompatibilitasnya. Salah satu yang diajak adalah Logitech, dan sekarang mereka sudah siap dengan penawarannya, yakni Logitech G Adaptive Gaming Kit.

Adaptive Gaming Kit diciptakan untuk melengkapi Xbox Adaptive Controller. Bundelnya mencakup 3 tombol kecil (diameter 35 mm), 3 tombol besar (diameter 65 mm), 2 tombol trigger berwujud pedal, dan 4 tombol pressure sensitive. Semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan, dan Logitech turut menyertakan sejumlah sticker untuk menandainya pasca konfigurasi.

Logitech G Adaptive Gaming Kit

Menemani tombol-tombol tersebut adalah dua jenis alas velcro, satu datar dan satu bisa ditekuk agar dapat, misalnya, dilingkarkan pada pergelangan tangan. Kustomisasi merupakan nilai jual utama Adaptive Gaming Kit, dan pengguna dibebaskan mengatur fungsi maupun posisi tombol-tombolnya sesuai selera dan kebutuhan masing-masing.

Namun bagian terpenting dari Adaptive Gaming Kit adalah harganya. Bundel lengkap ini bisa dibeli dengan harga $99 saja. Jadi dengan bermodalkan $200 (Logitech G Adaptive Gaming Kit + Xbox Adaptive Controller), penyandang disabilitas sudah bisa bermain game senyaman gamergamer lainnya.

Sumber: Logitech.

8BitDo SN30 Pro+ Adalah Controller Wireless dengan Fungsi Kustomisasi yang Amat Lengkap

Nama 8BitDo tentunya sudah tidak asing lagi di telinga para gamer, khususnya para pencinta console klasik. Dalam beberapa tahun terakhir, 8BitDo telah meluncurkan sederet controller berpenampilan retro, sekaligus sejumlah adapter pintar yang memungkinkan kita untuk memainkan console baru menggunakan controller lawas, atau malah sebaliknya.

Untuk produk terbarunya, 8BitDo memutuskan untuk menciptakan sebuah controller pamungkas. Dijuluki SN30 Pro+, penampilannya kelihatan seperti hasil perkawinan controller Super Nintendo dan PlayStation. Ia siap digunakan secara wireless via Bluetooth 4.0, atau via kabel USB-C.

8BitDo SN30 Pro+

Namun yang menjadi keunggulan utamanya adalah kapabilitas kustomisasi yang begitu lengkap melalui 8BitDo Ultimate Software. Ada banyak sekali yang bisa diutak-atik di software ini, mulai dari sebatas menukar fungsi tiap-tiap tombol, sampai menetapkan macro, sehingga kalau mau Anda bisa saja mewakilkan kombinasi beberapa tombol sekaligus ke satu tombol saja, dan kemungkinan besar dicap curang selagi bermain game fighting.

Fungsi kustomisasinya benar-benar sangat komplet. Di samping button remapping dan macro itu tadi, pengguna SN30 Pro+ juga dapat mengatur sensitivitas kedua stik analognya, sensitivitas trigger, maupun sensitivitas fungsi getarnya (vibration), dan semua ini tidak harus identik antara sebelah kiri dan kanan.

8BitDo SN30 Pro+

Juga amat lengkap adalah kompatibilitasnya: SN30 Pro+ dapat digunakan di PC Windows, macOS, smartphone Android, Nintendo Switch, dan bahkan perangkat gaming yang ditenagai oleh Raspberry Pi. Sayangnya saya tidak melihat ada iOS di daftar kompatibilitasnya, padahal ini bisa menjadi senjata andalan dalam menyambut layanan gaming subscription Apple Arcade.

8BitDo SN30 Pro+ bakal segera dipasarkan seharga $50, termasuk terjangkau jika menimbang kelengkapan fitur yang ditawarkannya. Pilihan warnanya ada tiga: hitam, yang bertema Super Nintendo, dan yang bertema Game Boy.

Sumber: Polygon.

Info Paten Ungkap Rencana Microsoft Mengembangkan Controller Xbox Dengan Huruf Braille

Satu fakta yang jarang sekali dibahas terkait permainan video adalah kegiatan ini baru bisa dinikmati secara maksimal oleh mereka yang sempurna secara fisik. Dan setiap kali tema tersebut dibahas, saya selalu teringat harapan Stevie Wonder di salah satu ajang Video Game Awards (sekarang dikenal sebagai The Game Awards) agar game juga dapat dimainkan oleh penyandang tunanetra.

Mencoba mengubah status quo ini, beberapa minggu sebelum E3 2018, Microsoft memperkenalkan Xbox Adaptive Controller untuk Xbox One. Adaptive Controller ialah sebuah unit kendali fleksibel yang memberikan kesempatan bagi penderita disabilitas buat bermain game. Penampilannya mirip turntable DJ, dilengkapi tombol-tombol programmable dan port-port untuk membubuhkan input custom eksternal. Kali ini, Microsoft diketahui punya rencana buat menggarap sesuatu yang lebih ambisius lagi.

Website Let’s Go Digital (berbahasa Belanda) baru-baru ini menemukan bahwa Microsoft sempat mengajukan sebuah paten berisi rancangan gamepad yang memanfaatkan rangkaian huruf Braille. Dari ilustrasinya, periferal tersebut mempunyai penampilan layaknya Xbox One Controller standar, tetapi desainer juga membubuhkan hardware tambahan di bagian bawah yang boleh jadi memungkinkan pengguna membaca dan memasukkan huruf Braille ke permainan.

Xbox One Controller 1

Salah satu gambar tersebut memperlihatkan sebuah panel di sisi bawah yang diisi oleh titik-titik dengan total sembilan matrik mirip formasi huruf Braille. Mereka diposisikan agar mudah dicapai oleh ujung jari pengguna. Selain itu, Microsoft juga membubuhkan enam buah pedal tambahan. Ada indikasi pedal-pedal ini memungkinkan user memasukkan karakter-karakter Braille sehingga dapat dibaca oleh sistem.

Let’s Go Digital juga menyampaikan bahwa paten tersebut turut membahas fitur unik yang bisa mengubah input suara menjadi tulisan buat mempermudah pengendalian. Lalu controller juga dibekali sejumlah sistem haptic feedback – kemungkinan tidak sesederhana vibrasi seperti pada Xbox Controller biasa atau DualShock 4. Selain hardware tambahan dengan rangkaian huruf Braille, saya tidak melihat adanya perbedaan signifikan pada wujud, penempatan tombol dan thumb stick.

Selain menampilkan beberapa ilustrasi controller, paten juga memperlihatkan gambar sederhana unit Xbox One dan monitor. Layar tersebut menampilkan tulisan ‘want to play?’. Melihat dari untuk siapa gamepad versi Braille ini ditujukan, saya menduga teks-teks yang muncul di sana turut diiringi oleh audio.

Dari keterangan Let’s Go Digital, pengajuan paten ini dilakukan oleh Microsoft Technology Licensing ke World Intellectual Property Office (WIPO) pada bulan Oktober 2018 dan dipublikasikan pada tanggal 2 Mei kemarin. Dan mengingat ini hanya sekadar paten, belum diketahui apakah Microsoft  betul-betul akan mengangkatnya jadi produk konsumen.

Via GamesIndustry.

 

Bosan Dengan DualShock? Sony Singkap 3 Controller PlayStation 4 Alternatif Berlisensi Resmi

Awalnya disediakan sebagai periferal kendali sekunder untuk PlayStation, DualShock kini menjadi bagian dari identitas console Sony itu, karena pertama kalinya menawarkan sensasi getar pada gamer PlayStation. DualShock sudah mengalami tiga kali evolusi, dan di era console kedelapan, Sony juga telah memperluas pilihan gamepad melalui produk-produk berlisensi resmi.

Jika Anda bosan dengan penampilan DualShock 4 yang begitu-begitu saja, minggu ini, sang produsen mengumumkan tiga varian controller alternatif untuk PlayStation 4 garapan Nacon, @Play dan Hori. Nacon sebelumnya sempat berkolaborasi bersama Sony dalam menyajikan gamepad kelas pro tahun lalu, dan perangkat pendukung eSport serupa juga dihadirkan oleh Razer.

Nacon Wired Compact Controller

Sesuai namanya, ‘compact controller‘ Nacon didesain untuk mereka yang memiliki tangan berukuran kecil. Gamepad ini mengadopsi sejumlah elemen Evolution Pro Controller, dibekali touchpad yang mudah dijangkau jari, port audio stereo, motor penggetar, serta mempunyai lampu LED indikator buat menampilkan info terkait game – misalnya tingkat health karakter Anda. Ia tersambung ke PlayStation 4 via kabel sepanjang 3-meter.

PS4 Licensed Controller 4

 

Nacon menyiapkan tak kurang dari lima pilihan warna: hitam, biru, jingga, abu-abu, serta merah. Selain itu, ada juga varian transparan dengan ekstra LED (merah, biru dan hijau) di dalam. Nacon Wired Compact Controller rencananya akan mulai dipasarkan di bulan November.

PS4 Licensed Controller 3

 

@Play Wired Compact Controller

@Play adalah salah satu nama produsen periferal populer di kalangan console gamer. Mereka terkenal akan produk-produk simpel namun nyaman digunakan. Controller baru buat PlayStation 4 ini menyuguhkan segala hal esensial untuk gamer, termasuk audio jack, touchpad serta motor vibrasi. Seperti punya Nacon, ‘Compact Controller’ @Play memanfaatkan koneksi kabel.

PS4 Licensed Controller 2

Penampilannya sederhana dan desainnya tampak lebih ergonomis dibanding DualShock 4 standar. Produsen menghidangkan empat pilihan warna, yaitu abu-abu gelap, putih-hitam, biru-hitam, dan merah-hitam. Produk akan tersedia di bulan Desember nanti.

 

Hori Wired Mini Gamepad

Mini gamepad persembahan Hori ini sempurna jika Anda ingin menghadirkan sensasi ala Joy-Con di PlayStation 4. Wujudnya yang mungil pas di tangan para gamer muda, dapat jadi periferal ideal buat memperkenalkan menakjubkannya ekosistem gaming PlayStation pada buah hati Anda. Desain mini gamepad Hori terinspirasi dari controller retro, dengan tombol-tombol dan thumb stick yang gampang dijangkau. Ukuran touchpad-nya diperkecil namun tetap bisa mensimulasikan sensasi pemakaian touchpad standar. Dan seperti dua model di atas, gamepad terkoneksi ke console melalui kabel.

PS4 Licensed Controller 1

Hori Wired Mini Gamepad akan dijual mulai tanggal 6 November, tersedia dalam tiga opsi warna: biru, merah dan hitam.

Sumber: PlayStation.com.

VirZoom Adalah Sepeda Fitness Sekaligus Controller Game Virtual Reality

Saat Nintendo merilis Wii, pandangan orang-orang terhadap video game berubah drastis. Tadinya mereka berpendapat bahwa para gamer adalah orang-orang yang malas dan tidak pernah beraktivitas fisik, Wii menunjukkan bahwa kita masih bisa menjaga kebugaran tubuh selagi bermain video game.

Kombinasi olahraga dan game sudah bukan hal yang unik lagi dewasa ini, apalagi melihat adanya perangkat macam Microsoft Kinect maupun PlayStation Move. Akan tetapi sebuah startup asal Amerika ingin membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu virtual reality alias VR.

Mereka memperkenalkan VirZoom. Perangkat ini sepintas terlihat seperti sepeda fitness yang biasa kita jumpai di gym, akan tetapi di saat yang sama ia juga merangkap tugas sebagai controller game VR. VirZoom kompatibel dengan Oculus Rift, PlayStation VR dan HTC Vive.

VirZoom

Pada bagian setangnya, terdapat sejumlah tombol dengan layout yang menyerupai controller milik Xbox. Tapi bukan itu senjata utama VirZoom, melainkan sederet sensor yang dapat mengenali gerakan dan kecepatan. Dengan kata lain, Anda harus menggenjot sepasang pedalnya untuk menggerakkan karakter di dalam game.

Jadi semakin cepat Anda mengayuh pedal, semakin cepat pula gerakan Anda di dalam game. Sejauh ini VirZoom sudah punya lima game yang kompatibel. Di dalam gamegame tersebut, Anda harus mengayuh pedal untuk mengemudikan mobil balap di sirkuit, menunggang kuda sampai mengumpulkan koin selagi berada di atas seekor pegasus.

VirZoom Game - Stampede!

Pihak pengembangnya mengungkapkan bahwa developer bisa merancang game untuk VirZoom dengan memakai engine Unity. Syaratnya cuma satu, yakni gerakan karakter harus dikontrol dengan cara mengayuh pedal, sehingga pada akhirnya tujuan mulia untuk membugarkan tubuh para gamer pun bisa tercapai.

Di saat yang sama, VirZoom rupanya juga menawarkan layanan berlangganan seharga $10 per bulan. Layanan ini akan memberikan akses ke mode multiplayer maupun update, plus data-data fitness macam laju jantung, jumlah kalori yang terbakar, dan sebagainya. Dengan demikian, keringat yang terkucurkan pun tidak bakal sia-sia begitu saja.

Mengingat ketiga VR headset di atas baru akan dirilis tahun depan, VirZoom pun juga baru akan dipasarkan pada babak pertama tahun 2016 seharga $250. Mereka juga membuka pre-order untuk 300 pembeli pertama yang berhak mendapat potongan senilai $50 dan bonus layanan berlangganan selama sebulan pertama.

Sumber: TechTimes.

Steelseries Hadirkan Game Controller untuk Apple TV Generasi Baru

Seperti yang saya katakan minggu kemarin, Apple TV generasi baru memiliki potensi untuk bersaing di ranah gaming. Salah satu buktinya, Nvidia menerbitkan infografis yang menjelaskan secara sederhana mengapa platform Shield besutannya diyakini lebih superior ketimbang Apple TV. Continue reading Steelseries Hadirkan Game Controller untuk Apple TV Generasi Baru