Respawn dan Oculus Umumkan Game VR Medal of Honor: Above and Beyond

Nama Respawn mulai terdengar akrab di telinga khalayak berkat tengah naik daunnya Apex Legends, dan banyak gamer sudah mengenalnya ketika studio yang dibentuk oleh dua mantan pendiri Infinity Ward itu meluncurkan Titanfall. Sejak saat itu, Respawn terlibat banyak pengembangan permainan berskala besar, di antaranya Star Wars Jedi: Fallen Order serta game eksklusif Oculus Rift.

Di bulan Oktober 2017, Respawn Entertainment mengumumkan proyek kolaboratifnya bersama tim Oculus Studios. Waktu itu, tim belum menjelaskan apa yang tengah mereka kerjakan, hanya mengutarakan bagaimana teknologi virtual reality dapat memberikan pemain kesempatan buat merasakan kengerian dan kacaunya medan tempur. Dan di perhelatan Oculus Connect 6 kemarin, Oculus akhirnya mengabarkan bahwa game VR tersebut memiliki judul Medal of Honor: Above and Beyond.

Above & Beyond 4

Ada banyak hal menarik dari pengumuman ini. Sebagai awalnya, Above and Beyond akan menjadi permainan Medal of Honor pertama yang Electronic Arts lepas dalam waktu delapan tahun. Seri game bertema perang ini absen dari peredaran setelah sang publisher merilis Warfighter di tahun 2012. Dan dalam mengembangkannya, Respawn dan Oculus Studios mencoba mengembalikan seri Medal of Honor ke tema akarnya.

Dalam Medal of Honor: Above and Beyond, Anda bermain sebagai seorang agen Sekutu yang berkerja untuk Office of Strategic Services (OSS) di era Perang Dunia kedua. Tugas Anda ialah menginfiltrasi, membungkam dan mengalahkan mesin perang Nazi. Game akan membawa Anda mengunjungi lokasi-lokasi tempur bersejarah di Eropa, membantu gerakan pemberontakan di Perancis, hingga menyabotase operasi militer Nazi.

Above & Beyond 3

Aspek unik kedua dari Above and Beyond adalah partisipasi Peter Hirschmann. Ia merupakan produser Dreamworks Interactive, tim yang mengerjakan permainan Medal of Honor pertama dua dekade silam atas permitaan Steven Spielberg. Hirschmann kini bertanggung jawab sebagai game director. Yang menarik lagi ialah, CEO Respawn Vince Zampella juga pernah terlibat dalam pembuatan Medal of Honor: Allied Assault (kisah lengkapnya bisa Anda baca di sini).

Above & Beyond 1

Medal of Honor: Above and Beyond siap menghidangkan mode campaign single-player berisi 50 misi dan aksi multiplayer, serta mode penyampaian cerita unik di mana ‘Anda dapat duduk bersama’ veteran Perang Dunia kedua, mendengarkan kisah mereka sembari menyaksikan kejadian tersebut secara virtual. Tiap-tiap misi single-player kabarnya bisa diselesaikan dengan pendekatan berbeda.

Above and Beyond rencananya akan meluncur di tahun 2020 nanti (namun tanggal pastinya belum diketahui), tersedia secara eksklusif untuk platform Oculus Rift.

Sumber: Blog Oculus.

Angry Birds VR: Isle of Pigs Resmi Dirilis untuk Oculus Rift dan HTC Vive

September lalu, pemilik VR headset Oculus Rift maupun HTC Vive dibuat iri oleh mereka yang sudah mencoba Magic Leap One. Pasalnya, salah satu game pertama untuk AR headset tersebut sangatlah menarik, yaitu Angry Birds FPS: First Person Slingshot.

Kabar baiknya, Resolution Games selaku developer Angry Birds FPS baru saja meluncurkan game lain yang berjudul Angry Birds VR: Isle of Pigs. Seperti yang tertera pada judulnya, game ini dirancang khusus untuk dimainkan menggunakan VR headset, spesifiknya Oculus Rift dan HTC Vive.

Kalau melihat video trailer-nya di bawah, gameplay-nya cukup mirip seperti Angry Birds FPS di Magic Leap. Perbedaan utamanya, karena ini dalam medium VR, setting permainannya semua virtual, tidak seperti di Magic Leap yang melibatkan area di sekitar fisik sang pemain.

Angry Birds VR: Isle of Pigs

Narasinya mungkin juga berbeda dari Angry Birds FPS, mengingat judulnya juga tidak sama. Namun kalau dari segi grafis, saya tidak melihat ada perbedaan pada masing-masing trailer-nya. Besar kemungkinan Resolution Games menggunakan engine yang sama untuk kedua game ini.

Saat ini Angry Birds VR sudah bisa dibeli lewat Oculus Store seharga $15 (khusus pengguna Rift), atau Steam seharga Rp 96 ribu, serta via subscription di Viveport. Rencananya, Resolution Games bakal merilis Angry Birds VR pada sejumlah platform VR lain dalam beberapa bulan ke depan.

Update konten pun juga sudah dijanjikan bakal hadir, mencakup kumpulan level maupun mode gameplay baru. Untuk sekarang, tipe burung yang bisa dijadikan ‘peluru’ katapel baru ada empat, sedangkan musuhnya juga baru ada dua jenis saja.

Sumber: Road to VR.

Valve Umumkan Game-Game Steam Terlaris (Sementara) di Tahun 2018

Steam sale musim panas berakhir kemarin, dan saya tidak heran jika program potongan harga gila-gilaan di platform distribusi digital terbesar di dunia itu hanya membuat daftar utang permainan video yang harus Anda selesaikan jadi bertambah. Rampungnya Steam Summer Sale juga menandai telah masuknya kita di paruh kedua tahun 2018.

Valve memang tak pernah mengungkap secara rinci angka penjualan permainan di Steam. Namun developer punya solusi untuk mengurangi rasa penasaran gamer (dan media) terkait hal itu, yaitu dengan cara mengurutkan game-game terlaris atau yang mendapatkan pemasukan terbesar via Steam dalam satu periode waktu. Dan kemarin, Valve mengumumkan permainan dengan penjualan terbaik ‘sementara’ di 2018.

Valve membagi daftar ke dalam empat kategori, kemudian memecahnya lagi jadi beberapa kelompok – berdasarkan bulan atau ratingplatinum‘ sampai bronze‘. Ini dia rinciannya:

 

Penjualan/pemasukan terbanyak

 

Platinum

  • Kingdom Come: Deliverance
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Dota 2
  • Rocket League
  • Warframe
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Far Cry 5
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Jurassic World Evolution

 

Gold

  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • The Elder Scrolls Online
  • Assassin’s Creed Origins
  • Total War; Warhammer II
  • Divinity: Original Sin II
  • Ark: Survival Evolved
  • Subnautica
  • Stellaris
  • Dragon Ball FighterZ

 

Silver

  • Frostpunk
  • Arma III
  • Dying Light
  • Slay the Empire
  • Human: Fall Flat
  • Cities: Skylines
  • Team Fortress 2
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • Raft
  • The Forest
  • War Thunder
  • Dark Souls III
  • Euro Truck Simulator 2
  • Dead by Daylight
  • Fallout 4
  • Nier: Automata

 

Bronze

Jumlah game best seller di kategori Bronze sangat banyak. Beberapa judul besar yang muncul di sana meliputi Dark Souls: Remastered, Watch Dogs 2, Civilization V, Pillars of Eternity II: Deadfire, For Honor hingga Middle-earth: Shadow of War. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat via tautan ini.

 

Permainan-permainan baru terbaik

 

Januari

  • Railway Empire
  • Life is Feudal: MMO
  • Subnautica
  • Staxel
  • Genital Jousting
  • My Time At Portia
  • Dragon Ball FighterZ
  • Celeste

 

Februari

  • Secret of Mana
  • Battalion 1944
  • Rust
  • Metal Gear Survive
  • Into the Breach
  • Sword Art Online: Fatal Bullet
  • Cyberdimension Neptunia: 4 Goddesses Online
  • Freeman: Guerrilla Warfare
  • Desolate
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Deep Rock Galactic
  • Eco
  • Hunt Showdown
  • Final Fantasy XII The Zodiac Age
  • Vagante
  • Dungreed
  • Dynasty Warriors 9

 

Maret

  • Northgard
  • Ghost of Tale
  • Attack on Titan 2
  • Neverwinter Nights: Enhanced Edition
  • PC Building Simulator
  • Ni No Kuni II: Revenant Kingdom
  • Jalopy
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • Surviving Mars
  • Pit People
  • Devil May Cry HD Collection
  • Senran Kagura Peach Beach Splash
  • Heroes of Hammerwatch
  • PixARK
  • Darwin Project

 

April

  • Frostpunk
  • Monster Prom
  • Battletech
  • The Forest
  • Call to Arms
  • Lobotomy Corporation
  • For The King
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR

 

Mei

  • Next Day: Survival
  • Wizard of Legends
  • Judgement: Apocalypse Survival Simulation
  • Raft
  • Conan Exiles
  • Bless Online
  • Albion Online
  • Pillars of Eternity II: Deadfire
  • Total War Saga: Thrones of Britannia
  • Dark Souls: Remastered
  • Moonlighter
  • House Flipper
  • Beat Saber
  • Paladins
  • Ancestors Legacy

 

Juni

  • Wreckfest
  • BlazBlue: Cross Tag Battle
  • Warhammer 40.000: Inquisitor – Martyr
  • Bus Simulator 18
  • Totally Accurate Battlegrounds
  • Jurassic World Evolution
  • The Crew 2
  • Vampyr 2

 

Game/aplikasi VR terlaris

 

Platinum

  • Gorn
  • Job Simulator
  • Beat Saber
  • Arizona Sunshine
  • Onward
  • Pavlov VR
  • Fallout 4 VR
  • Superhot VR
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR
  • Hot Dogs, Horseshoes & Hand
  • Budget Cuts
  • OrbusVR

 

Gold

  • Stand Out: VR Battle Royale
  • Space Pirate Trainer
  • Sprint Vector
  • The Talos Principle VR
  • I Expect You To Die
  • Raw Data
  • Tilt Brush
  • Audioshield
  • Serious Sam VR: The Last Hope
  • Virtual Desktop
  • Rick and Morty: Virtual Rick-ality
  • Sairento VR

 

Silver

  • Richie’s Plank Experience
  • Star Trek: Bridge Crew
  • Fruit Ninja VR
  • OVRdrop
  • Duck Season
  • Knockout League – Arcade VR Boxing
  • Doom VFR
  • BOXVR
  • In Death
  • VTOL VR
  • Moss
  • Dead Effect 2 VR
  • The Gallery – EP1: Call of the Starseed & EP2: Heart of the Emberstone
  • The Mage’s Tale
  • L.A. Noire: The VR Case Files

Game-game grup Bronze bisa Anda simak lebih lengkap di sini.

 

Game dengan pemain (concurrent) terbanyak

 

Di atas 100.000 gamer

  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Grand Theft Auto V
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Dota 2
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Warframe

 

Di atas 50.000 gamer

  • Payday 2
  • Ark: Survival Evolved
  • Team Fortress 2
  • Sid Meier’s Civilization V
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Subnautica
  • Far Cry 5
  • Sid Meier’s Civilization VI
  • Garry’s Mod
  • Rocket League
  • Rust
  • Stardew Valley
  • Football Manager 2018
  • Stellaris
  • The Elder Scrolls V: Skyrim Special Edition

 

Di atas 25.000 gamer

  • Don’t Starve Together
  • Final Fantasy XV: Windows Edition
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • Divinity: Original Sin II
  • Unturned
  • Frostpunk
  • Europa Universalis IV
  • Paladins
  • Human: Fall Flat
  • War Thunder
  • Counter-Strike
  • Left 4 Dead 2
  • Dragon Ball FighterZ
  • Arma 3
  • Slay the Empire
  • Conan Exiles
  • Bless Online
  • Fallout 4
  • NBA 2K18
  • The Elder Scrolls Online
  • Terraria
  • Euro Truck Simulator 2
  • The Forest
  • Battletech
  • Hearts of Iron IV
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Dead by Daylight
  • Total War; Warhammer II

Daftar permainan di kelompok ‘di atas 10.000‘ bisa Anda lihat lebih lengkap di page Steam ini.

Mencicipi Game VR Kompetitif Pertama Buatan Anak Bangsa, Codename: Mindvoke

Eksekusi sebuah produk teknologi perlu dilakukan secara tepat. Terlalu cepat, biasanya pasar belum siap; tapi jika terlambat, maka peluang untuk jadi pionir lewat begitu saja. Kasus ‘terlalu cepat’ itu sempat terjadi pada platform VR mindVoke kreasi Shinta VR. Platform ini memungkinkan user menciptakan sendiri dunia virtual berbekal PC/smartphone, kemudian mempersilakan kita men-share-nya.

Terlepas dari upaya Shinta VR mendesainnya sebagai platform user-friendly, konsumen ternyata belum siap mengadopsinya. mindVoke dirilis hanya beberapa bulan setelah Oculus Rift dan HTC Vive dilepas, dan mungkin, saat itu belum banyak pengguna menyadari kecanggihan serta potensi VR. Namun semangat Shinta VR meramu produk berbasis virtual reality belum padam. Anda mungkin sudah tahu, mindVoke kini menjelma jadi game kompetitif berjudul Codename: Mindvoke.

Hampir sama seperti strategi yang dilakukan OmniVR, Shinta VR mencoba memperkenalkan karya barunya itu melalui kompetisi offline. Tapi berbeda dari VR League, Codename: Mindvoke menjadi primadona di turnamennya. Dan sebelum babak penyisihan minggu lalu dimulai, saya diberikan kesempatan untuk mencobanya lebih dulu.

 

Hands-on, eyes-on

Layaknya mayoritas game action virtual reality, Codename: Mindvoke mengusung perspektif orang pertama. Penyajiannya sedikit mengingatkan saya pada arena virtual reality EXA Outpost di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun ketika EXA fokus pada pengalaman kooperatif, Mindvoke dirancang sebagai permainan kompetitif. Di versi ini, game menyajikan pertandingan antar-tim dua lawan dua.

mindvoke3

Tim Shinta VR menjelaskan bagaimana permainan ini dibangun menggunakan engine Unity. Mereka sempat mempertimbangkan buat memanfaatkan Unreal, tapi memutuskan memilih Unity karena developer lebih memahami tool-nya dan waktu untuk mempelajari Unity jauh lebih singkat dari Unreal. Shinta VR juga mengaku mereka sangat memerhatikan faktor optimalisasi software sehingga game dapat mencapai kriteria resolusi 2160×1200p di 90Hz.

mindvoke2

mindvoke4

Hal lain yang saya tangkap ialah, Codename: Mindvoke berjalan di platform SteamVR, disuguhkan menggunakan head-mounted display HTC Vive beserta controller-nya. Di arena kompetisi yang berlokasi di What’s Up Cafe Kemanggisan ini, Shinta VR memanfaatkan laptop MSI dengan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060. Dan dari pengalaman saya menikmatinya, game berjalan dengan mulus – saya sama sekali tidak merasakan motion sickness ketika bermain ataupun waktu melepas headset.

mindvoke6

mindvoke1

Sebelum memulai, Mindvoke meminta pemain memasukkan nickname dan nama tim. Setelah itu, game membawa kita ke ruang tunggu virtual di mana Anda bisa beradaptasi dengan sistem kendalinya. Mindvoke menggunakan sistem navigasi berbasis teleportasi, yang segera mengingatkan saya pada Doom VFR. Teleportasi merupakan metode bergerak utama, dan Anda juga dapat mengombinasikannya bersama kemampuan ‘terbang’ yang mengonsumsi energi.

mindvoke13

Karakter-karakter pemain direpresentasikan oleh avatar berupa manusia setengah badan – hanya bagian atas tubuh saja yang ditampilkan. Lalu pemain disajikan tiga pilihan senjata: pistol, pedang dan panah. Pistol merupakan opsi yang paling mudah digunakan, pedang adalah spesialis jarak dekat, sedangkan panah ialah senjata tersulit tapi paling mematikan. Untuk bergerak ke suatu lokasi, Anda perlu menekan touchpad dan menentukan arahnya.

mindvoke12

mindvoke8

Percobaan pertama saya tidak bisa dikatakan sukses. Butuh beberapa kali sesi bermain agar gamer dapat lebih lancar mengombinasikan teknik teleportasi, menembak dan menoleh. Sejumlah hal krusial saya sadari setelah dibuat bertekuk lutut oleh tim Shinta VR: komunikasi dengan rekan satu tim Anda sangat penting, kemudian semakin tinggi posisi karakter, semakin luas juga ruang pengawasan Anda. Itu alasannya pemain berpanah sangat berbahaya ketika menempati posisi tinggi.

mindvoke5

Mindvoke menyajikan art direction khas sci-fi dengan warna-warni yang cerah. Shinta VR mengakui ada banyak aspek di sisi visual yang dapat mereka sempurnakan, namun Anda tidak akan terlalu memperhatikan kekurangan grafisnya ketika sedang sibuk membidik lawan sembari berteriak meminta perlindungan. Selama turnamen berlangsung, peserta akan bertanding di arena surealis bertema makanan.

mindvoke7

mindvoke9

 

Rencana ke depan

Awalnya Mindvoke didesain sebagai permainan multiplayer kooperatif, namun Shinta VR menyadari ada satu faktor yang belum ada di versi awal kreasi mereka itu: tujuan bermain. Menurut developer, ada banyak elemen unik diekspos oleh formula multiplayer. Beberapa yang saya lihat meliputi kerja sama, komunikasi, elemen persaingan, serta lebih seru buat disaksikan. Dan untuk sekarang, game VR kompetitif memang terbilang masih jarang.

mindvoke11

Selanjutnya, Shinta VR punya agenda untuk melepas Codename: Mindvoke di Steam tahun ini (walaupun belum diketahui kapan tepatnya akan meluncur). Di versi baru itu nanti, game kabarnya siap mendukung mode 5 versus 5.

Turnamen Codename: Mindvoke sendiri akan terus dilangsungkan di sepanjang tahun, digelar di gerai-gerai What’s Up Cafe. Shinta VR sengaja memilih lokasi-lokasi yang berdekatan dengan kampus, dan ‘season pertama’ ini dilaksanakan di area Kemanggisan dari mulai tanggal 6 sampai 28 April 2018.

Vacation Simulator Adalah Game VR Baru dari Pengembang Job Simulator

Game berjudul Job Simulator yang dirilis dua tahun lalu masih merupakan salah satu cara terbaik untuk mendemonstrasikan kapabilitas medium virtual reality. Game itu terbukti sukses, sampai-sampai pengembangnya, Owlchemy Labs, diakuisisi oleh Google pada bulan Mei 2017.

Untuk tahun ini, Owlchemy tengah bersiap meluncurkan suksesor Job Simulator. Berjudul Vacation Simulator, premis yang diangkat sejatinya terkesan alami; setelah stres bekerja di Job Simulator, sudah waktunya kita berlibur dan bersenang-senang di Vacation Simulator.

UploadVR yang berkesempatan mencoba versi demo Vacation Simulator di ajang Game Developers Conference belum lama ini cukup terkesan dengan Vacation Simulator. Mereka bilang bahwa setting pantainya jauh lebih terbuka dan dinamis ketimbang zona-zona individual pada Job Simulator.

Vacation Simulator

Aspek realisme pada Vacation Simulator juga tersaji dengan baik. Salah satu contohnya adalah ketika pemain mencelupkan kepala karakternya ke dalam air, di mana pandangan pemain akan tampak kabur, lalu suara-suara di sekitar bakal jadi teredam.

Setting pantai ini rupanya cuma sebagian dari konten Vacation Simulator, seperti pengakuan Owlchemy kepada UploadVR. Versi finalnya nanti bakal mengemas lebih banyak lokasi, dan tentu saja game simulasi tidak akan terasa seru tanpa sejumlah aktivitas yang menantang.

Tidak seperti Job Simulator yang pada awalnya hanya dirilis untuk HTC Vive (sebelum akhirnya di-port ke Oculus Rift dan PlayStation VR), Vacation Simulator nantinya bakal dirilis langsung ke tiga platform tersebut. Jadwal rilis pastinya belum diungkap, tapi dipastikan tahun ini juga.

Sumber: UploadVR.

Codename: Mindvoke Ialah Game VR Multiplayer FPS, Suguhkan Pengalaman Bermain yang Nyata

Setelah satu tahun lebih melakukan riset, Shinta VR – perusahaan developer VR akhirnya meluncurkan game VR multiplayer online pertama di Indonesia yang disebut “Codename: Mindvoke”.

Sebuah game bergenre first player shooter (FPS) yang menyuguhkan pertempuran kompetitif dengan sensasi bermain game seperti di dunia surreal yang berbeda dari game biasanya.

Hal tersebut berkat kecanggihan teknologi virtual reality atau realitas maya, di mana memungkinkan para gamer masuk dan merasakan langsung dunia virtual yang disuguhkan dalam game tersebut.

Lebih detail, Codename: Mindvoke ini dibekali dengan signature move seperti teleportasi bahkan sensasi terbang layaknya Superman. Pemain juga bisa melakukan gerakan apapun dengan memanfaatkan environment sekitar.

Nantinya game VR multiplayer online ini bakal tersedia di Steam dan menggunakan perangkat VR HTC Vive untuk memainkannya. Saat ini teknologi VR memang semakin diminati oleh para gamer online yang ingin merasakan sensasi dan pengalaman bermain game secara nyata.

POSTER MINDVOKE NEW

Selenggarakan Kompetisi

Untuk Anda para gamer pecinta FPS, Shinta VR menantang Anda untuk mengikuti kompetisi game VR multiplayer pertama yang akan diadakan pada tanggal 6-28 April 2018 di Jakarta. Berbagai tim akan dipertemukan dan bertarung habis-habisan untuk memperebutkan gelar juara di dunia Codename: Mindvoke.

Bagi Anda yang ingin berpartisipasi dan menjadi bagian kompetisi ini dapat langsung datang ke What’s Up Café chapter di Kebon Jeruk, Kemanggisan mulai tanggal 3 April 2018 mendatang. Atau Anda bisa melakukan pendaftaran melalui tautan ini.

Jika ingin mengetahui lebih banyak mengenai kompetisi Codename: Mindvoke ini, Anda dapat mengunjungi kedua website ini ShintaVR dan Mindvoke.

Disclosure: DailySocial adalah media partner acara kompetisi Mindvoke.

Developer Titanfall Garap ‘Proyek Video Game Rahasia’ Bersama Oculus

Tak banyak orang menyadari, sentuhan tangan Vince Zampella dan Jason West-lah yang membuat sejumlah game shooter memperoleh status legendaris. Kedua individu ini berjasa mendesain Medal of Honor: Allied Assault serta melambungkan kepopularitasan Call of Duty. Perseteruan keduanya dengan Activision berujung pada pengunduran diri dan terciptanya Respawn Entertainment.

Jason West akhirnya pensiun dari industri game pada tahun 2013, tapi semangatnya tetap diteruskan oleh sang rekan. Kreasi terbaru Respawn menjadi salah satu permainan action terbaik tahun lalu, dan kesuksesan tersebut membuat studio ini diberi kepercayaan untuk menggarap game  Star Wars. Namun ternyata proyek mereka tak cuma itu saja, Respawn juga digandeng Oculus Studios untuk mengerjakan sebuah permainan ‘super rahasia’.

Hal tersebut disampaikan oleh game director Peter Hirschmann di blog resmi Respawn, dibarengi penyingkapan video berisi visi serta penjelasan mengapa mereka memutuskan untuk masuk ke ranah virtual reality. Developer turut mengabarkan bahwa proyek itu betul-betul baru, tak berhubungan dengan franchise Titanfall ataupun Star Wars.

Di video, Vince Zampella menjelaskan bahwa kreasi anyar tersebut merupakan ekspansi dari pengalaman yang developer suguhkan dalam Titanfall. Di game shooter ini, pemain tak hanya harus berpikir bagaimana caranya mengapit posisi lawan secara horisontal, tapi juga mendorong gamer untuk mengawasi area atas dan bawah mereka. Elemen inilah yang diangkat oleh Respawn di permaian VR itu nantinya.

Meskipun Respawn belum mengonfirmasikan judul serta seperti apa konten game baru tersebut, di video, Zampella banyak membahas pengalaman pertempuran dalam sudut pandang orang pertama, dan upaya studio menerjemahkan apa yang dirasakan para prajurit di medan perang serta menciptakannya serealistis mungkin melalui virtual reality – contohnya faktor ketegangan, rasa takut, paranoia, dan amarah. Developer mengakui ambisi mereka untuk menggarap game yang bisa memberikan dampak besar bagi industri.

Menurut Respawn, virtual reality dapat membantu developer menyampaikan emosi ke pemain, karena layaknya simulasi, sistem ini seolah-olah membawa kita ke dunianya. Konten yang sudah ratusan kali Anda lihat di depan monitor akan jadi berbeda saat dinikmati dari headset VR, apalagi sensasi ‘immersion‘ itu disempurnakan oleh aktivitas seperti berjalan atau mengarahkan senjata secara alami – tak lagi menggunakan mouse.

Penasaran? Sayang sekali tampaknya kita harus menunggu cukup lama hingga game diumumkan secara resmi. Pengerjaannya baru saja dimulai, dan kemungkinan baru akan diluncurkan pada tahun 2019.

Sumber: Respawn.

Game VR Action Persembahan MSI Ini Mengusung Latar Belakang ‘di Dalam’ Motherboard

Setelah kartu grafis dan prosesor, motherboard ialah komponen yang selanjutnya dipertimbangkan user saat merakit PC. Tapi karena khalayak awam menganggapnya tidak memengaruhi performa secara langsung, hardware ini sering tak diprioritaskan. Produsen sudah lama mengedukasi konsumen mengenai pentingnya motherboard, dan kali ini MSI mencoba meningkatkan awareness dengan cara yang unik.

Sebagai salah satu produsen motherboard tertua di dunia, MSI selalu berupaya memenuhi permintaan user dan berusaha untuk selalu menciptakan tren baru. Perusahaan asal Taiwan itu juga sadar bahwa sekedar menyebutkan rangkaian fitur saat memasarkan motherboard tak lagi menarik. Solusinya, Micro-Star International mempromosikan motherboard mereka melalui game berjudul MSI Electric City: Core Assault.

Core Assault 4

Core Assault tentu saja bukan permainan video biasa. MSI telah lama mencurahkan perhatian mereka untuk mendukung pengembangan ekosistem virtual reality. Dan elemen tersebut menjadi basis dari MSI Electric City: Core Assault. Sederhananya, Core Assault adalah game VR ber-genre shoot ’em dengan gaya arcade, disugukan melalui Steam VR buat headset HTC Vive. Permainan mengambil latar belakang di ‘kota motherboard‘.

Core Assault 5

Diklaim menyajikan ‘pengalaman virtual reality paling realistis’, MSI Electric City: Core Assault menugaskan Anda jadi pilot pesawat futuristis untuk melindungi kota motherboard dari invasi. Core Assault adalah penerus sekaligus versi interaktif dari ‘seated VR experience‘ MSI Electric City yang dirilis di tahun 2016 (kabarnya sudah diunduh oleh lebih dari 70 ribu user Steam).

Core Assault 1

Gameplay Core Assault mengombinasikan elemen bullet hell dan tower defense. Pesawat dikendalikan langsung via motion controller HTC Vive, dan Anda bisa mengubah posisi kamera dengan gerakan kepala. Permainan ini dibangun menggunakan engine Unreal 4, dikembangkan oleh developer third-party spesialis VR asal Taiwan, Hyperbot.

Core Assault 2

Sebagai game arcade sekaligus tech demo yang bisa dinikmati tanpa perlu membayar, konten Core Assault memang tidak sekaya Elite: Dangerous atau Star Trek: Bridge Crew. Namun permainan ini bisa jadi alat benchmark untuk menguji kemampuan PC Anda dalam menjalankan virtual reality. Kebutuhan hardware-nya juga tidak terlalu tinggi, MSI hanya merekomendasikan prosesor Intel i5-4590, kartu grafis GeForce GTX 970, RAM 8GB, dan storage sebesar 2GB.

Core Assault menyimpan dua mode permainan, tiga tipe musuh, empat jenis power up, memiliki sistem leaderboard lokal, serta didukung efek suara dan musik orisinal kreasi Hyperbot. MSI Electric City: Core Assault bisa Anda unduh dan mainkan di Steam.

Sumber: MSI.

Akhir Tahun, Trio Game Andalan Bethesda Melenggang ke Virtual Reality

Kabar gembira bagi para pemilik HTC Vive dan PlayStation VR. Akhir tahun ini, mereka dapat menikmati persembahan istimewa dari Bethesda. Tidak tanggung-tanggung, pencipta seri The Elder Scrolls itu bakal meluncurkan tiga game andalannya sekaligus dalam versi virtual reality.

Diumumkan di event E3 2017, ketiga game tersebut adalah Skyrim VR, Fallout 4 VR dan Doom VFR – huruf “F” yang terselip di situ mempunyai kepanjangan yang sama dengan di senjata BFG pada Doom. Ketiganya merupakan game bersifat standalone dan harus dibeli secara terpisah dari versi standarnya.

Versi VR ini juga bukan sebatas demo yang terdiri dari segelintir chapter saja. Skyrim VR dipastikan mengemas konten yang sama kolosalnya seperti versi standarnya, demikian juga untuk Fallout 4 VR – meski sejauh ini belum ada omongan apakah deretan DLC-nya juga termasuk. Khusus untuk Doom VFR, kontennya memang lebih sedikit dari versi regulernya, tapi banderol harganya memang lebih murah dari yang lain.

Fallout 4 VR

Yang akan hadir lebih dulu adalah Skyrim VR di PSVR mulai 17 November, dengan banderol $60. Menyusul pada tanggal 1 Desember adalah Doom VFR untuk PSVR sekaligus HTC Vive seharga $30. Terakhir, Fallout 4 VR akan tersedia seharga $60 mulai 12 Desember, tapi khusus untuk HTC Vive saja.

Anda mungkin heran kenapa nama Oculus Rift tidak disebutkan sama sekali dari tadi. Well, trio game VR ini bisa dipastikan bakal absen dari platform kepunyaan Facebook tersebut dikarenakan sengketa yang masih berlangsung antara ZeniMax (induk perusahaan Bethesda) dan Oculus.

Sumber: Engadget dan Bethesda.

Duck Season Adalah Duck Hunt Versi VR untuk HTC Vive

Anda yang dibesarkan oleh console NES pastinya ingat betul akan Duck Hunt, game yang menempatkan Anda sebagai seorang pemburu bebek bersenjatakan senapan, ditemani oleh seekor anjing yang hobi sekali tertawa. Kabar gembira, game tersebut sedang digarap ulang untuk HTC Vive. Yup, Anda tak salah baca: Duck Hunt versi virtual reality!

Reinkarnasinya ini dikerjakan oleh developer Stress Level Zero, dengan judul Duck Season. Tujuan sang developer tidak lain dari menyuguhkan nuansa nostalgia dengan sentuhan modern yang terasa immersive, meskipun mereka tak punya afiliasi resmi dengan Nintendo.

Duck Season

Nuansa retro itu direpresentasikan oleh sang anjing yang kembali mendampingi pemain dengan senyuman demi senyumannya. Namun ternyata Stress Level Zero telah membubuhkan plot twist: jangan tertipu oleh wajah tanpa dosanya, anjing tersebut di sini ternyata adalah pembunuh berantai. Jadi jangan sesekali salah tembak kalau Anda tak mau menjadi korban kebrutalannya.

Melengkapi nostalgia tersebut adalah controller berbentuk pistol NES Zapper yang telah dimodifikasi menggunakan Vive Tracker. Gameplay utamanya hampir tidak berubah dan tetap menguji ketangkasan pemain dalam membidik, namun jalan ceritanya memiliki tujuh ending yang berbeda dan sebuah subplot rahasia yang hanya bisa dibuka dengan mengikuti sejumlah petunjuk tersembunyi.

Duck Season

Menurut sang developer, Duck Season akan tersedia buat HTC Vive dalam waktu sangat dekat. Selagi menanti kehadirannya, silakan tonton video teaser beserta demonstasi gameplay-nya di bawah ini.

Sumber: Engadget.