Alienware Luncurkan Headset Gaming Wireless Pertamanya Beserta Mouse Gaming Baru

Mungkin tidak banyak dari yang kita tahu, akan tetapi Alienware sebenarnya sempat punya headset gaming-nya sendiri di tahun 2009 lalu. Usai vakum begitu lama di segmen ini, Alienware memutuskan untuk bersaing kembali lewat sebuah headset gaming wireless perdananya, yang diberi nama sesimpel Alienware Wireless Headset.

Seperti halnya mayoritas headset gaming lain di pasaran, virtual surround 7.1 menjadi salah satu fitur unggulan Alienware, plus dentuman bass yang mantap katanya. Kinerjanya dalam mereproduksi suara ini ditunjang oleh driver Neodymium berdiameter 40 mm yang tertanam di masing-masing earcup.

Alienware Wireless Headset

Soal desain, ia tampak sangat, well, sangat Alienware. Bantalan telinganya terbuat dari bahan fabric, yang diyakini lebih efektif menjaga telinga tidak terlalu panas dalam durasi yang lama. Sebuah mikrofon noise cancelling telah tersedia, dan bisa disingkirkan saat tidak diperlukan.

Sebagai produk gaming yang keluar di tahun 2018, mustahil perangkat ini tidak dilengkapi sistem pencahayaan warna-warni, dan headset ini pun kompatibel dengan sistem pencahayaan AlienFX. Rencananya Alienware Wireless Headset bakal dipasarkan secara global mulai 11 Juni, dengan banderol harga $229.

Alienware Elite Gaming Mouse / Alienware
Alienware Elite Gaming Mouse / Alienware

Di samping headset, Alienware juga menyingkap versi baru dari Elite Gaming Mouse. Kustomisasi masih menjadi fitur unggulan, dan versi barunya bahkan lebih lengkap lagi, dengan total empat ‘sayap’ yang bisa dilepas-pasang sesuai kebutuhan.

Dari keempat side wing itu, dua mengemas dua tombol ekstra, sedangkan dua lainnya mengemas empat tombol ekstra, jadi pengguna tinggal menyesuaikan dengan gaya bermainnya. Selain itu, pengguna juga dibebaskan mengadaptasikan bentuknya lewat kombinasi side wing ini; bisa ambidextrous atau ergonomis.

Alienware Elite Gaming Mouse

Untuk menyesuaikan bobot mouse, tersedia empat pemberat yang masing-masing berbobot 5 gram. Sistem pencahayaan AlienFX pastinya tidak ketinggalan, demikian pula tombol pengaturan DPI sampai lima tingkatan. Di Amerika Serikat, mouse ini akan dijual seharga $90 mulai akhir Juli mendatang.

Sumber: Engadget dan Wccftech.

Bukan Sembarang Headset Gaming, Asus ROG Delta Type-C Andalkan Quad-DAC

Headset gaming biasanya dipakai untuk, well, bermain game. Akan tetapi Asus berpendapat berbeda. Mereka ingin headset gaming juga dapat dipakai untuk menikmati musik bersama smartphone, dan kira-kira seperti itu esensi dari headset terbaru yang mereka umumkan di Computex 2018, Asus ROG Delta Type-C.

Seperti tersirat dari namanya, headset ini mengandalkan USB-C sebagai konektornya, dan seperti yang kita tahu, mayoritas smartphone terkini hanya mengemas port USB-C tanpa jack headphone. Namun lalu muncul pertanyaan lain: headset atau headphone USB-C harus mengonversi sinyal digital ke analog sendiri, jadi bagaimana kualitas suara yang dihasilkannya?

Demi meyakinkan konsumen, Asus telah menyematkan total empat DAC (digital-to-analog converter) buatan ESS Sabre ke dalam Delta, sanggup memutar format lossless hingga 32-bit/384kHz. Mengapa harus sampai empat? Asus bilang bahwa masing-masing bertanggung jawab atas rentang frekuensi yang berbeda: 20 – 150 Hz, 150 – 5.000 Hz, 5.000 – 20.000 Hz, dan 20.000 – 40.000 Hz.

Asus ROG Delta Type-C

Melengkapi DAC-nya adalah driver berdiameter 50 mm di masing-masing earcup. Perlu dicatat, Delta merupakan headset stereo, tapi gamer yang membutuhkan konfigurasi surround masih bisa mewujudkannya dengan bantuan software. Lalu andai kata Anda masih menggunakan laptop atau PC tua yang tak dilengkapi port USB-C, Asus telah menyertakan adaptor USB biasa di setiap paket penjualan Delta.

Secara fisik ROG Delta mengusung desain tipikal produk gaming, terutama berkat LED warna-warni di kedua sisi earcup yang dapat diprogram. Bantalan telinganya terbuat dari bahan fabric bermotif mesh demi menjaga telinga tetap sejuk dalam durasi yang lama, tapi tersedia pula bantalan cadangan dengan material kulit sintetis.

Asus berencana melepas Delta ke pasaran pada musim panas ini. Sayang mereka masih enggan menyingkap harga jualnya.

Sumber: Asus.

Gaming Headset HP Mindframe Dirancang untuk Menjaga Telinga Pengguna Tetap Adem

Bagi saya pribadi, gaming tanpa headset itu terasa kurang asyik, bahkan untuk game singleplayer sekalipun. Alasannya simpel, suara yang terdengar lebih mendetail ketimbang menggunakan speaker, dan ini sangat membantu menumbuhkan sensasi bermain yang menyenangkan.

Namun mengingat sesi gaming biasanya berlangsung lebih dari sejam, lama-kelamaan kedua telinga jadi terasa panas akibat dibungkus oleh earcup. Senyaman apapun headset yang saya coba, hampir semuanya bakal terasa panas di telinga jika dipakai dalam durasi yang cukup lama.

HP sepertinya tidak setuju dengan pendapat saya, sebab mereka baru saja mengumumkan sebuah headset yang diklaim dapat menjaga telinga pengguna tetap adem selama sesi gaming berlangsung. Namanya HP Mindframe, dan ia baru saja diperkenalkan di ajang HP Gaming Festival yang dihelat di kota Beijing, Tiongkok.

HP Mindframe

Rahasianya bukanlah kipas atau malah gel pendingin, melainkan perangkat termoelektrik yang disematkan ke masing-masing earcup, yang bertugas menyerap udara panas di dalam, lalu membuangnya ke luar. Termoelektrik sendiri bukanlah teknologi baru, tapi sejauh pengetahuan saya baru kali ini teknologi serupa diterapkan di gaming headset.

Menjaga telinga tetap sejuk barulah sebagian cerita jika membicarakan soal kenyamanan. HP tak lupa membekali Mindframe dengan headband bertipe suspensi yang dapat menyesuaikan sendiri dengan ukuran kepala pengguna, serta diyakini dapat mendistribusikan berat secara lebih merata.

Soal fitur, Mindframe juga tidak pelit. Ada virtual surround 7.1, 3D spatial awareness, dan mikrofon unidirectional yang dilengkapi fitur noise cancelling. Perangkat ini rencananya akan dilepas ke pasaran mulai semester kedua tahun ini, namun sayang HP masih enggan menyingkap harga jualnya.

Sumber: New Atlas.

Logitech G Pro Gaming Headset Lengkapi Lini ‘Persenjataan’ Esport Logitech

Setidaknya dalam dua tahun terakhir, industri perangkat gaming mulai mencabang ke ranah yang lebih spesifik, yakni perangkat gaming tapi yang lebih ditujukan untuk kebutuhan esport, alias kompetisi gaming profesional. Logitech sejauh ini sudah punya mouse dan keyboard yang klaimnya diramu untuk atlet esport, dan yang kurang adalah headset.

Meski sedikit terlambat, headset-nya akhirnya datang juga. Sama seperti mouse dan keyboard-nya, headset ini juga mengusung label “G Pro” pada namanya, mengindikasikan target pasarnya yang ditujukan untuk esport. Logitech pun tidak lupa membubuhkan klaim bahwa headset ini mereka rancang bersama sejumlah atlet esport kelas dunia.

Logitech G Pro Gaming Headset

Fitur unggulan G Pro Gaming Headset tentu saja adalah sepasang driver yang tertanam di dalamnya, yang diyakini mampu mereproduksi suara secara presisi, spesifiknya suara langkah kaki, tembakan atau desingan peluru. Kemampuan mendengar suara-suara ini secara jelas sejatinya adalah hal yang paling dicari oleh atlet esport dari sebuah headset.

Dukungan suara surround turut tersedia, termasuk untuk gamegame yang mendukung Dolby Atmos. Surround sebenarnya juga cukup penting dalam gaming, terutama dalam game FPS seperti CS:GO, sebab pemain bisa memiliki kesadaran spasial yang lebih baik, sehingga pada akhirnya bisa memprediksi posisi lawan secara tepat.

Lengkap sudah lini Logitech G Pro sekarang / Logitech
Lengkap sudah lini Logitech G Pro sekarang / Logitech

Aspek kenyamanan pastinya juga menjadi prioritas ketika membahas sebuah headset. G Pro memanfaatkan kombinasi material yang solid namun ringan, seperti stainless steel, nilon dan serat kaca komposit. Masing-masing bantalannya dibalut oleh kulit sintetis yang tidak hanya terasa nyaman, tapi juga membantu meningkatkan isolasi suara di sekitar hingga 50% lebih efektif.

Kabar baiknya, Logitech G Pro Gaming Headset juga akan dipasarkan dengan harga yang terbilang kompetitif: $90. Kalau Anda butuh pertimbangan lain sebelum membeli, mungkin fakta bahwa headset ini ditunjuk sebagai headset resmi CS:GO Pro League versi ESL bisa membantu.

Sumber: Logitech.

Audeze Luncurkan Mobius, Gaming Headset dengan Teknologi 3D Audio Berbasis Head-Tracking

Populer di kalangan audiophile, produsen headphone asal AS, Audeze, kini mulai mencoba peruntungannya di dunia gaming. Mereka baru saja memperkenalkan sebuah gaming headset yang cukup menarik bernama Mobius.

Mobius bukan sembarang gaming headset. Pertama, ia mengusung teknologi planar magnetic yang sudah menjadi ciri khas Audeze selama ini. Meski mungkin kualitas suaranya tidak sebagus headphone lain Audeze yang berharga ribuan dolar, setidaknya ini pertama kali kita menjumpai teknologi ini di kategori gaming headset.

Audeze Mobius

Yang kedua dan yang lebih penting adalah teknologi yang Audeze sebut dengan istilah “3D sound localization“. Fitur ini bisa dibilang sebagai versi lebih canggih dari teknologi surround yang selama ini diterapkan pada gaming headset.

Menggunakan Mobius, suara bakal terkesan keluar dari speaker yang ditempatkan di beberapa titik, macam sedang berada di bioskop. Jadi meskipun posisi Anda berubah (menjauh dari titik asal suara), suaranya masih akan terdengar dari titik yang sama, hanya saja jadi kedengaran lebih jauh.

Rahasianya terletak pada kemampuan headset untuk membaca pergerakan kepala pengguna (head-tracking) sekaligus memetakan dimensi ruangan. Hasilnya, soundstage jadi terasa begitu luas, dan yang lebih penting, gamer bisa mendengar asal suara secara presisi – sangat berguna di gamegame kompetitif macam CS:GO atau Overwatch.

Audeze Mobius

Keistimewaan lain Mobius adalah perihal konektivitas. Pengguna tinggal memilih hendak menyambungkan headset via colokan 3,5 mm standar, USB-A atau USB-C. Lebih lanjut, Mobius juga bisa disambungkan via Bluetooth, dengan estimasi daya tahan baterai di atas 10 jam.

Bagi yang tertarik, Audeze Mobius saat ini tengah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo, dengan harga paling murah $259, belum termasuk biaya pengiriman internasional sebesar $40. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $399.

Sumber: The Verge.

Gaming Headset Terbaru SteelSeries Salurkan Audio via Kabel dan Bluetooth Secara Bersamaan

Setahun yang lalu, SteelSeries memperkenalkan lini gaming headset baru bernama Arctis. Dibandingkan lini Siberia, Arctis mengadopsi gaya desain yang lebih stylish dan mudah diterima oleh banyak kalangan, termasuk para gamer console.

Belum lama ini, SteelSeries mengumumkan anggota baru lini Arctis yang sangat menarik. Menarik karena headset bernama Arctis 3 Bluetooth ini adalah yang pertama kali mampu menyalurkan audio via kabel dan koneksi Bluetooth secara bersamaan.

SteelSeries Arctis 3 Bluetooth

Anda mungkin bertanya, “untuk apa?” SteelSeries memberikan contoh kasus penggunaan yang sangat ideal bagi para pemilik Nintendo Switch. Seperti yang kita tahu, sejauh ini fitur voice chat pada Switch hanya bisa diakses melalui aplikasi smartphone, lalu bagaimana caranya pemain bisa mendengarkan audio dari game dan voice chat secara bersamaan?

Di sinilah Arctis 3 Bluetooth datang membantu. Cukup sambungkan headset ke Switch via kabel, lalu ke smartphone via Bluetooth, maka Anda bisa langsung mendengarkan audio dari game dan voice chat dari smartphone secara bersamaan menggunakan satu headset.

Contoh lain, bagi pemilik Xbox One atau PlayStation 4 yang mengandalkan aplikasi mobile Discord sebagai komunikasi lisan timnya, mereka bisa menjalani skenario yang sama persis seperti para pemilik Nintendo Switch tadi. Karena audio dari game masih tersalurkan lewat kabel, pengguna sama sekali tidak perlu khawatir soal latency.

SteelSeries Arctis 3 Bluetooth

Selebihnya, SteelSeries Arctis 3 Bluetooth sama persis seperti varian standarnya yang diluncurkan tahun lalu. Unit driver berteknologi surround 7.1 (khusus di PC) yang digunakan masih sama seperti yang terdapat pada headset seharga $300, lalu mikrofon retractable-nya masih dibekali teknologi noise cancelling.

Desainnya pun identik, dengan headband unik yang terinspirasi oleh ski goggles dan kain breathable yang membalut bantalan telinganya. Karena mengemas Bluetooth, Anda bebas menggunakannya sebagai headphone wireless selagi bepergian kalau mau.

Arctis 3 Bluetooth saat ini sudah dipasarkan seharga $150. Tidak seperti varian standarnya, ia hanya ditawarkan dalam balutan warna hitam.

Sumber: SteelSeries.

Razer Luncurkan Peripheral Bertema Overwatch, Tepatnya yang Terinspirasi Karakter D.Va

Anda yang bermain Overwatch pastinya sudah tidak asing dengan karakter bernama D.Va. Karakter bernama asli Hana Song ini merupakan salah satu yang paling unik, bukan semata karena ia merupakan satu-satunya yang menunggang sebuah robot, tapi juga karena latar belakangnya yang tidak umum.

Di saat sejumlah karakter lainnya merupakan veteran perang atau pahlawan lokal, perempuan berusia 19 tahun dan berdarah Korea ini adalah seorang gamer profesional sekaligus juara turnamen StarCraft. Reflek dan instingnya sebagai gamer dinilai sangat ideal untuk mengoperasikan robot militer bernama MEKA yang dirancang untuk menahan invasi para Omnic.

Robot tunggangannya yang berwarna pink memang sudah sangat mencolok, tapi hal lain yang tak kalah menarik perhatian dan hampir selalu ada bersama D.Va setiap saat adalah sebuah gaming headset. Tidak lama lagi, kita rupanya juga bisa memiliki headset keren seperti kepunyaan D.Va ini.

Razer MEKA headset

Adalah Razer yang berjasa merealisasikan produk tersebut menjadi kenyataan. Dijuluki Razer MEKA, desainnya sengaja dibuat semirip mungkin dengan yang D.Va kenakan dalam game, lengkap dengan aksen warna pink, hijau dan kuning di atas penampilan serba hitamnya.

Razer belum merincikan spesifikasinya seperti apa, atau kemungkinan adanya fitur khusus ketika headset ini dipakai memainkan D.Va dalam Overwatch. Yang pasti headset ini bukan sebatas elemen pelengkap cosplay, tapi merupakan perangkat yang fungsional.

D.Va Razer peripherals

Bersamaan dengan itu, Razer turut berkolaborasi dengan Blizzard untuk merilis peripheral bertema D.Va lainnya, yakni mouse Razer Abyssus Elite dan mousepad Razer Goliathus. Keduanya ini sudah bisa dibeli sekarang, masing-masing seharga $60 dan $20.

Sayangnya sejauh ini belum ada informasi mengenai harga maupun ketersediaan untuk Razer MEKA. Yang ada hanyalah video teaser penggugah perhatian berikut ini.

Sumber: Polygon dan Razer.

Headset Razer Electra V2 Sajikan Virtual Surround 7.1 dalam Harga yang Terjangkau

Selain meluncurkan webcam dan mikrofon untuk streamer, Razer juga memperkenalkan headset gaming baru bernama Electra V2. Misi yang ingin dituju Razer lewat Electra V2 adalah menghadirkan fitur-fitur yang biasa dijumpai pada headset premium ke lebih banyak kalangan, alias dalam harga yang terjangkau.

Utamanya adalah fitur virtual surround 7.1 guna menambah sensasi immersive. Anda tentu tidak boleh membandingkan kinerja surround-nya ini dengan Razer Tiamat 7.1 V2, sebab selain harganya berkali lipat lebih mahal, headset tersebut juga mengemas total 10 driver – Electra V2 cuma punya sepasang driver Neodymium berdiameter 40 mm.

Razer Electra V2

Fitur lain yang juga dipinjam dari headset premium adalah mikrofon yang dapat dilepas-pasang dengan mudah, sehingga Electra V2 bisa juga dijadikan headphone standar untuk menikmati musik.

Dibandingkan pendahulunya, Razer bilang kalau Electra V2 mengusung material yang lebih kokoh dan nyaman. Rangkanya terbuat dari bahan aluminium, sehingga perangkat secara keseluruhan masih terasa ringan di angka 278 gram.

Razer Electra V2

Headband-nya mengadopsi tipe suspender yang serupa seperti Tiamat 7.1 V2, yang terinspirasi oleh SteelSeries Siberia V2. Model seperti ini sejatinya memungkinkan headset untuk tetap terasa nyaman di beragam ukuran kepala, dan dalam durasi yang cukup lama.

Namun yang paling penting, semua ini bisa dinikmati hanya dengan bermodalkan $60 saja. Pemasaran Razer Electra V2 sudah dimulai sekarang, dan Razer rupanya turut menawarkan varian lain yang menggunakan sambungan USB (dioptimalkan untuk PC) seharga $70.

Sumber: Razer.

Sasar Gamer Kompetitif, Headset Corsair Void Pro Andalkan Mikrofon Noise Cancelling

Ajang Gamescom 2017 dimeriahkan oleh sejumlah gaming headset yang cukup menarik. Yang pertama datang dari HyperX alias Kingston, lalu menyusul adalah Corsair dengan lini baru bernama Void Pro. Bagi yang mengikuti perkembangan gaming headset, ya, ini merupakan kelanjutan dari seri Void orisinil.

Secara visual, Void Pro masih mempertahankan banyak elemen desain dari pendahulunya. Corsair memastikan kalau estetika ini berbanding lurus dengan ergonomi dan durabilitas; Void Pro mengemas earcup over-ear dengan bantalan memory foam yang dilapisi kain microfiber bermotif mesh, sedangkan rangka dan headband-nya diperkuat oleh material logam.

Corsair Void Pro RGB Wireless / Corsair
Corsair Void Pro RGB Wireless / Corsair

Di dalamnya bernaung sepasang driver neodymium berdiameter 50 mm yang mendukung teknologi surround 7.1 racikan Dolby. Pastinya ada peningkatan kualitas suara dibanding seri lawas Void, dimana Corsair mengklaim reproduksi treble yang presisi dan bass yang mantap, kalau tidak sia-sia saja embel-embel “Pro” yang tersematkan.

Corsair Void Pro RGB USB / Corsair
Corsair Void Pro RGB USB / Corsair

Perubahan terbesarnya terletak di sektor output audio. Di sini Corsair telah menambatkan mikrofon unidirectional berteknologi noise cancelling guna menyuguhkan suara yang lebih jernih dalam sesi gaming. Terdapat sebuah indikator LED yang menyala ketika mic dalam keadaan mute, dan Corsair tidak lupa membubuhkan label “Discord Certified” pada Void Pro.

Corsair Void Pro Surround / Corsair
Corsair Void Pro Surround / Corsair

Headset ini hadir dalam tiga varian: Void Pro RGB Wireless, Void Pro RGB USB dan Void Pro Surround. Versi wireless-nya bisa beroperasi dalam radius 12 meter, dan baterainya diklaim bisa bertahan sampai 16 jam pemakaian. Khusus varian Surround, ia memang tak dilengkapi pencahayaan RGB, tapi konsumen bisa memakainya bersama console lewat jack 3,5 mm standar.

Corsair Void Pro saat ini sudah dipasarkan, masing-masing seharga $100 (Wireless) dan $80 (USB dan Surround). Corsair juga menawarkan varian RGB Wireless Special Edition berwarna kuning seharga $130.

Sumber: Corsair.

Headset Wireless Razer Thresher Ultimate Didedikasikan untuk Gamer Console

Di depan pengunjung E3 2017, Razer memperkenalkan headset wireless baru yang mereka rancang secara spesifik untuk Xbox One maupun PlayStation 4. Dijuluki Razer Thresher Ultimate, headset ini bakal hadir dalam dua varian desain: satu dengan aksen warna biru untuk pengguna PS4, dan satu lagi dengan aksen warna hijau untuk pengguna Xbox One.

Yang membuat headset ini unik dibanding headset wireless lain adalah sebuah charging stand yang ternyata juga berfungsi sebagai pemancar sinyal wireless 2,4 GHz. Dibandingkan adapter USB kecil yang mendampingi headset wireless pada umumnya, charging stand ini bisa memberikan koneksi yang tetap stabil hingga jarak sejauh 12 meter, menyesuaikan dengan kebiasaan gamer console yang duduk lebih jauh dari layar ketimbang gamer PC.

Razer Thresher Ultimate

Kendati demikian, kedua varian Thresher Ultimate tetap kompatibel dengan PC, dan pengguna bisa memakainya bersama kabel audio standar. Charging stand yang datang bersamanya juga sudah pasti menjadi nilai plus buat para gamer PC.

Desainnya sendiri menekankan pada aspek kenyamanan, dengan headband bergaya split dan bantalan memory foam – juga tersedia varian lain dengan bantalan berisikan gel pendingin. Mikrofonnya bisa disembunyikan saat tidak diperlukan, dan secara keseluruhan bobotnya tidak melebihi 408 gram.

Razer Thresher Ultimate

Performanya ditunjang oleh sepasang driver berdiameter 50 mm, masing-masing dengan respon frekuensi 12 – 28.000 Hz dan dukungan teknologi surround 7.1 besutan Dolby. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 16 jam, dengan waktu charging sekitar 4 jam.

Headset ini rencananya akan dipasarkan secara global mulai bulan Juli mendatang seharga $250, baik untuk varian Xbox One maupun PS4-nya.

Sumber: Razer.