GoFood and GoPay Optimism for Gojek to be a Profitable Company

GoFood and GoPay are known as Gojek’s two main businesses with the most significant growth of all services. Last year, GoFood is said to gain $2 billion revenue, 50 million transactions per month and grow by 2.5 times. While GoPay contributes for $6.3 billion, not to mention the growth rate.

In one of the sessions by PE-VC Summit 2020 last week (1/15), inviting Gojek’s Chief Food Officer, Catherine Hindra and Gopay’s CEO Aldi Haryopratomo to dig more insights on how the two services play role in Gojek’s business.

Aldi said, 2019 is a good year for business growth, also the beginning of efficiency strategy. How to make the most of every penny from investor’s pocket, engineer’s time management has finally paid off. “This is one of the benefits of being a low capitalized player in this industry,” he said.

The urge of efficiency actually comes from the investors and most are private equity, among those are Northstar and Warburg Pincus. Both are encouraging founders to run Gojek’s business as prudent.

Catherine also said, all the initiatives from investors have directed Gojek to the right business model into profitability. By the time, the benchmark of Gofood’s achievement grows in terms of the transaction number, into gross transaction value (GTV), and now revenue.

We’re now on the right track, the progress is in line with our plan. That’s [the information] it,” he said.

Gofood’s significant growth is actually not in comparison to a similar industry in China. Food delivery in China has reached 13%-15% of the total consumption, while Indonesia is still a long way to go. Therefore, some of China’s innovations often become a role model.

He also highlighted the achievement of Gofood and Gopay is not simply due to its features, but also each other’s bound in one ecosystem.

“we’re not working individual, but as a company that gives the holistic solution. This is what makes us different from others.”

In fact, the company’s DNA has given the whole solution to consumers. Therefore, not only about digital payment and food delivery but the whole daily aspect.

To compare with Grab, Gojek’s funding has a big gap. Since it was founded in 2010, Gojek has secured $3 billion funding in 12 rounds. While Grab reached $9 billion in 12 rounds. Therefore, Gojek has enough cash for a tech company in ASEAN.

In order to build the regional existential, Grab performs expansion in an organic and inorganic way. In a way to make Uber an acquisition in the ASEAN market. While Gojek is just begun the expansion in late 2018.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Keyakinan GoFood dan GoPay Bawa Gojek Jadi Perusahaan “Profitable”

GoFood dan GoPay kini dikenal sebagai dua bisnis utama Gojek yang paling cepat pertumbuhannya ketimbang layanan lain. Pada tahun lalu, disebutkan GoFood mencetak revenue $2 miliar, 50 juta transaksi per bulan dan pertumbuhan naik 2,5 kali lipat. Sementara Gopay berkontribusi $6,3 miliar, meski pertumbuhannya tidak disebutkan.

Dalam salah satu sesi yang diangkat Indonesia PE-VC Summit 2020 pekan lalu (15/1), mengundang Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra dan CEO GoPay Aldi Haryopratomo untuk membahas lebih dalam bagaimana kedua layanan ini berperan dalam bisnis Gojek.

Aldi menerangkan, 2019 adalah tahun yang baik dalam hal pertumbuhan bisnis, sekaligus dimulainya strategi efisiensi. Bagaimana memaksimalkan setiap dolar uang investor yang keluar, pembagian waktu engineer, sudah terbayar penuh. “Inilah salah satu keuntungan menjadi pemain berkapitalisasi rendah di industri ini,” ucapnya.

Dorongan efisiensi ini sebenarnya datang tak lain dari para investor yang kebanyakan adalah private equity, di antaranya Northstar dan Warburg Pincus. Keduanya mendorong para founder untuk menjalankan Gojek dengan cara yang prudent.

Catherine menambahkan, seluruh dorongan para investor membuahkan GoFood dalam model bisnis yang sesuai dengan arah profitabilitas. Dari waktu ke waktu, benchmark pencapaian GoFood berkembang dari awalnya angka transaksi, menjadi gross transaction value (GTV), dan sekarang revenue.

“Sekarang kita ada track yang benar, progresnya sesuai dengan yang kita rencanakan dari awal. Baru itu (informasi) yang bisa saya bagikan,” katanya.

Pencapaian GoFood yang pesat, sebenarnya belum seberapa dibandingkan industri serupa di Tiongkok. Industri food delivery di sana penetrasinya sudah mencapai 13%-15% dari total konsumsi, sedangkan di Indonesia masih jauh di bawah itu. Alhasil, berbagai inovasi yang diterapkan di negeri tirai bambu tersebut seringkali menjadi acuan para pemain food delivery.

Dia juga menekankan pencapaian GoFood dan GoPay sebenarnya bukan karena fitur-fitur layanan yang disediakan oleh masing-masing, melainkan keterikatannya satu sama lain di dalam satu ekosistem yang sama.

“Kami tidak bekerja secara individu, tapi sebagai grup perusahaan yang memberikan solusi secara holistik. Mungkin ini yang membedakan kami dengan yang lainnya.”

Pasalnya, DNA yang ditanamkan dalam perusahaan adalah memberikan solusi kepada konsumen secara keseluruhan. Sehingga tidak hanya menyentuh soal pembayaran digital dan food delivery saja, tapi seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

Dibandingkan Grab, perolehan dana yang diperoleh Gojek bisa dikatakan cukup terpaut jauh. Sejak didirikan di 2010, Gojek mengantongi pendanaan $3 miliar dalam 12 putaran. Sedangkan Grab mencapai $9 miliar dalam 12 putaran. Meski demikian, nominal yang didapat Gojek tergolong cukup besar untuk perusahaan teknologi yang beroperasi di ASEAN.

Dalam memperkuat eksistensinya di regional, Grab melakukan ekspansi baik secara organik maupun anorganik. Salah satunya melalui akuisisi Uber khusus untuk operasionalnya di ASEAN. Sementara Gojek sendiri baru mulai keluar kandang menjelang akhir 2018.

Application Information Will Show Up Here

GoFood Mulai Eksperimen “Cloud Kitchen” di 10 Lokasi

Unit layanan antar makanan dari Gojek, GoFood mulai melakukan eksperimen layanan cloud kitchen di 10 lokasi, salah satunya di Blok M, Jakarta. Kehadiran layanan ini merupakan implementasi kolaborasi dengan cloud kitchen asal India Rebel Foods yang diinvestasi melalui GoVentures.

Senior Marketing Manager GoFood Marsela Renata menerangkan, cloud kitchen ini hanya menerima pengiriman yang datang dari GoFood. Lokasi di Blok M misalnya, didesain bisa menampung lima merchant untuk memasarkan produknya. Dia enggan menyebut lokasi lain dari cloud kitchen tersebut.

Mereka yang bergabung sudah dikurasi tim GoFood berdasarkan insight yang diterima di lapangan, seperti data ketimpangan supply dan demand untuk menu makanan yang ditawarkan, padahal banyak dicari pengguna.

“Sehingga konsep kami bukan lebih pada kuantitas, tapi kualitas. Bagaimana dalam satu lokasi cloud kitchen bisa melayani kebutuhan konsumen di sekitarnya. Makanya lokasi cloud kitchen selalu ditimbang-timbang lokasinya,” terangnya, Kamis (7/11).

Monetisasi sepenuhnya menggunakan komisi. Ada persentase komisi yang diterima GoFood setiap transaksi datang. Merchant tidak dikenakan biaya sewa saat membuka toko di cloud kitchen.

Secara berangsur jumlah layanan ini akan ditambah, Marsela enggan mengungkap detail targetnya. Sebelumnya, Rebel Foods menyebut pihaknya dan Gojek akan membuka 100 cloud kitchen yang siap menyediakan berbagai menu dalam kurun waktu 18 bulan mendatang.

Sebagai perbandingan, kompetitor terdekatnya, Grab, berencana memperluas kehadiran cloud kitchen dengan bendera GrabKitchen di 50 lokasi sampai akhir tahun ini.

 

Layanan GoFood diklaim telah menggaet sekitar 500 ribu merchant di Asia Tenggara. Jumlah menu yang tersedia mencapai 12 juta. Setiap bulannya, ada lebih dari 50 juta transaksi GoFood yang dibukukan, sementara dari sisi pengguna diklaim GoFood dikunjungi 7 juta orang setiap harinya.

Application Information Will Show Up Here

Cara Pesan Makanan dengan Go-Food

Hadirnya Go-Jek memberikan banyak kemudahan bagi konsumen di kota-kota yang sudah disinggahinya. Salah satu layanan yang cukup digandrungi adalah Go-Food, jasa pesan antar makanan yang memungkinkan konsumen memesan makanan dari merchant yang tersedia melalui ponsel. Dengan layanan ini, konsumen tidak  harus berkendara ke lokasi penjual atau menunggu di antrian. Mereka cukup duduk manis di rumah dan menunggu pesanan datang.

  • Jalankan aplikasi Go-Jek di smartphone Anda, kemudian tap menu Go-Food.

cara pesan makanan dengan go food_1

  • Selanjutnya tap menu Near Me yang akan menampilkan sejumlah pilihan penjual makanan yang lokasinya dekat dengan Anda.

cara pesan makanan dengan go food_2

  • Seperti ini, muncullah beberapa pilihan yang dapat Anda pesan. Pilih sesuai selera.

cara pesan makanan dengan go food_3

  • Tap tombol Add untuk menambahkan makanan pesanan Anda. Jika sudah, tap tombol paling bawah: Estimated price.

cara pesan makanan dengan go food_4

  • Selanjutnya cek kembali pesanan Anda, pastikan jumlah barang dan uang yang dibayar sudah benar.

cara pesan makanan dengan go food_5

Selanjutnya, Anda tinggal menunggu pesanan tiba di rumah. Untuk metode pembayarannya, silahkan pilih sesuai dengan preferensi masing-masing. Bisa dengan deposit menggunakan Go-Pay atau tunai.

Sumber gambar header Go-Food.