Mulai Desember, Konsumsi RAM Google Chrome Akan Menurun Drastis

Bukan rahasia apabila browser Google Chrome merupakan salah satu software yang paling rakus RAM. Efeknya sangat terasa ketika membuka beberapa tab sekaligus, terutama di perangkat macam smartphone yang kapasitas RAM-nya amat terbatas jika dibandingkan PC.

Di PC atau Mac, Chrome terkadang juga bisa membuat performa terasa jadi lambat ketika ada banyak tab yang dibuka. Hal ini seringkali dijadikan alasan untuk berpaling pada Firefox atau Safari di Mac, dan ini tentunya tidak sesuai dengan harapan Google.

Untungnya, tim developer Chrome tidak mau tinggal diam. Desember nanti, mereka menjanjikan versi baru Chrome (versi 55) yang tidak serakus sekarang, dan efeknya akan sangat terasa di smartphone, khususnya yang hanya memiliki RAM tak lebih dari 1 GB.

Rahasianya terletak pada penyempurnaan engine JavaScript yang dipakai Chrome. Hasilnya cukup signifikan; saat membuka situs-situs seperti The New York Times, Twitter, Imgur atau Reddit, konsumsi RAM-nya bisa turun hingga 50 persen dari yang Chrome 53 (versi sekarang) tunjukkan.

Menurut agenda yang tertera di situs resmi Chromium versi finalnya akan tersedia mulai 6 Desember. Anda memang sudah bisa mencoba versi betanya mulai sekarang, tapi tentu saja Anda harus siap-siap jika ada sejumlah bug yang mengganggu.

Sumber: Engadget. Gambar header: Pexels.

Lewat Chrome Versi 53, Google Buktikan Bahwa Browser Buatannya Juga Bisa Irit Daya

Bulan Juni kemarin, Microsoft resmi memulai ‘perang’ dengan pengembang-pengembang browser ternama. Lewat sebuah eksperimen, Microsoft ingin membuktikan bahwa Edge jauh lebih irit daya jika dibandingkan dengan browser lain seperti Firefox, Opera dan Chrome.

Hanya selang beberapa hari, Opera langsung mengungkapkan rasa tidak terimanya dan menunjukkan hasil pengujiannya sendiri. Akan tetapi di balik perseteruan tersebut, ada satu pihak yang paling dirugikan, yakni Google. Kok bisa? Karena pada kedua tes yang dilakukan Microsoft dan Opera, Chrome tercatat sebagai browser yang paling boros daya.

Anggapan bahwa Chrome rakus daya sebenarnya sudah menjadi rahasia umum. Hal ini tidak berlaku di Windows saja, tetapi juga untuk para pengguna MacBook. Meski kelihatannya Google tidak bergeming setelah ‘diserang’ oleh pencipta browserbrowser pesaing, mereka sebenarnya bekerja keras dalam memecahkan masalah terbesar Chrome ini.

Dalam Chrome versi 53, hasil pengujian Google menunjukkan peningkatan performa yang signifikan, baik dalam hal kecepatan maupun yang terpenting, konsumsi baterai. Sederhananya, Chrome kini lebih irit daya ketimbang versi sebelum-sebelumnya.

Dalam video di bawah, bisa kita lihat sepasang Surface Book yang masing-masing menjalankan Chrome versi 46 dan 53 untuk streaming video di Vimeo. Versi 53 sanggup memberikan waktu menonton ekstra hingga 2 jam 12 menit jika dibandingkan dengan versi 46. Di Mac, Chrome diklaim mengonsumsi daya 33 persen lebih rendah.

Tentu saja kita memerlukan gambaran yang lebih luas untuk mengetahui apakah perubahan ini benar-benar signifikan – harus ada yang menguji Chrome versi 53 dengan browser lain. Namun setidaknya pengguna loyal Chrome bisa sedikit tersenyum mengetahui bahwa Google tidak tinggal diam dicemooh oleh lawan-lawannya.

Sumber: Chrome Blog. Gambar header: Pexels.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

Seperti halnya Firefox, peramban Google Chrome juga mendukung pergantian tema agar aktivitas browsing Anda tak membosankan. Koleksi tema di Google Chrome juga beragam, Anda dapat memilih sendiri sesuka hati. Oke, langsung saja, kita coba cara mengganti tema di Google Chrome.

  • Jalankan aplikasi peramban Google Chrome seperti biasa, kemudian klik tombol menu – Settings. Di bagian kanan temukan panel Appearances – Get Themes.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

  • Tombol itu akan menghantarkan Anda ke toko addon Chrome yang menyuguhkan berbagai pilihan. Jika tak ada yang menarik, Anda bisa menggunakan form pencarian dengan mengetikkan kata kunci tertentu dan menandai opsi Themes. Jika ada yang menarik, klik Add to Chrome untuk memasang tema.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

  • Jika berhasil terpasang, Anda akan mendapati pesan notifikasi seperti di gambar ini, pertanda Anda sudah berhasil mengganti tema di Google Chrome.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

  • Seperti ini hasilnya.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

  • Untuk kembali ke tema default, lakukan langkah pertama dan klik Reset to default theme.

Cara Mengganti Tema di Google Chrome

Selamat mencoba sendiri!

Chrome 53 Bawa Material Design dan Lebih Hemat Baterai

Persaingan aplikasi peramban (browser) telah sampai pada tahap rawan, di mana para pengembang permban top dunia tak segan lagi saling menyerang satu sama lain. Google yang tampaknya tak terima dituding boros langsung memberikan jawaban dengan langkah konkrit. Baru-baru ini mereka merilis Chrome 53 untuk kanal stabil, yang artinya bahwa Chrome 53 sudah bisa diunduh dan dicicipi oleh pengguna Windows.

Sejumlah peningkatan signifikan dibenamkan oleh tim pengembang Google Chrome. Sebagian besar ditujukan untuk menjawab kritikan sang rival yang menuding bahwa Chrome adalah peramban yang boros baterai dan membebani perangkat.

Peningkatan yang pertama, kini Chrome 53 menjanjikan performa yang lebih baik dan beban yang lebih minimal baik bagi prosesor maupun grafis saat memutar video. Kini, Chrome melakukan render secara terpogram termasuk ikonografi dengan secara efektif mengeliminasi aset 1200 png yang dikembangkan sebelumnya. Walhasil, aplikasi dapat menghantarkan rendering untuk konfigurasi PPI yang luas.

Kedua, Chrome 53 juga menghadirkan perubahan di sisi desain, di mana kini pengguna dapat merasakan suasana Android ketika menjelajah dunia maya melalui desktop. Yap, Chrome 53 menghadirkan material design yang jadi ciri khas platform Android.

chrome 53

Penampilan Chrome 53 kini lebih bersih, tab yang lebih besar, bekerja sangat apik di perangkat yang mendukung layar sentuh. Tim juga menambahkan tema gelap untuk mode incognito serta dukungan emoji berwarna di Windows 10. Di samping itu, Chrome 53 juga telah mendukung Google Cast sepenuhnya.

Sumber berita Googlechromerelease.

Cara Melihat Password yang Tersimpan di Google Chrome

Sama seperti Firefox atau aplikasi peramban lainnya, Chrome juga mempunyai gudang penyimpanan yang berisikan data password dan username layanan internet. Data ini memang dengan sengaja disimpan oleh peramban saat pengguna mengakses layanan online, tentunya setelah memperoleh persetujuan.

Tutorial ini akan menunjukkan cara melihat kembali data akun yang disimpan tersebut.

  • Klik tombol menu di kanan atas, kemudian klik Settings.

cara melihat password yang tersimpan di google chrome_1

  • Di jendela baru klik tautan Show advanced settings – Manage passwords.

cara melihat password yang tersimpan di google chrome_2

  • Maka muncullan sebuah jendela dialog baru yang berisikan semua informasi akun, terdiri dari nama pengguna dan kata sandi. Di sebelah kanan terdapat form pencarian untuk membantu Anda menemukan layanan tertentu.
  • Secara default sistem akan menutup karakter password yang tersimpan. Untuk melihat informasi detailnya, arahkan kursor ke kotak sandi dan klik Show. Tapi untuk bisa melihat konten aslinya, Anda harus memasukkan akun administrator komputer terlebih dahulu.

cara melihat password yang tersimpan di google chrome_

Silahkan dicoba!

Sumber gambar header Pixabay.

Cara Mengurangi Beban RAM dan CPU Saat Internetan dengan Google Chrome

Dalam sejumlah tes benchmark, Google Chrome secara konsisten mencetak skor terbaik dibandingkan dengan peramban yang ada saat ini, termasuk Microsoft Edge. Pengujian yang dilakukan oleh DigitalTrend bisa jadi referensi sekaligus penegas bahwa Chrome masih jadi jawaranya.

Tetapi meski berpredikat sebagai peramban terbaik, bagi sejumlah pengguna, Chrome masih menimbulkan masalah, salah satunya adalah memakan terlalu resource RAM dan CPU yang rata-rata menimpa perangkat dengan resource terbatas. Walhasil, kinerja perangkat jadi terhambat sementara kebutuhan untuk internetan terus mendesak.

Untuk mengatasi masalah ini Anda bisa melakukan beberapa cara. Cara pertama dan yang paling mudah; mengurangi jumlah tab yang dibuka. Upayakan untuk mengakses halaman satu per satu agar tidak membebani perangkat. Cara kedua, Anda bisa menggunakan ekstensi bernama OneTab yang membantu menggabungkan semua tab menjadi satu sehingga dapat “menyunat” penggunaan resource perangkat secara signifikan, tanpa membatasi jumlah tab yang dibuka.

  • Jika Anda ingin mencoba cara nomor dua, pertama unduh dahulu ekstensi OneTab dari situs aslinya. Di dasar halaman temukan heading How to install OneTab dan tautan dengan anchor click here. Silahkan klik tautan tersebut.
cara meringankan kinerja chrome dengan ekstensi onetab_1
Cara menginstall ekstensi OneTab di Google Chrome dari situs resminya
  • Selanjutnya saat muncul jendela popup seperti ini, klik saja Tambahkan ekstensi lalu tunggu sampai ada pemberitahuan OneTab telah ditambahkan ke Chrome plus munculnya sebuah tombol di sebelah kanan address bar.
cara meringankan kinerja chrome dengan ekstensi onetab_3
Memasang ekstensi OneTab di Chrome
  • Sekarang silahkan coba 8 sampai dengan 10 tab baru dan klik tombol OneTab baru yang ada di peramban Google Chrome. OneTab kemudian akan menghantarkan Anda ke panel seperti gambar di bawah ini. Artinya, OneTab telah bekerja dan tab berhasil dijadikan satu.
  • Di panel ini Anda bisa memilih untuk membuka satu-satu tab atau memulihkan semua atau sebaliknya menutup tab dengan mengklik tanda silang. Di sebelah kanan ada beberapa menu pengaya yang bisa digunakan lebih lanjut.
cara meringankan kinerja chrome dengan ekstensi onetab_3
Ekstensi OneTab menggabungkan tab yang terbuka dan mengubahnya menjadi daftar yang ringan
  • Tapi, ah apa iya cara ini ampuh? Silahkan lihat perbedaan beban CPU dan RAM sebelum dan sesudah OneTab diaktifkan.

cara meringankan kinerja chrome dengan ekstensi onetab_ram

  • Jika seandainya OneTab tidak memuaskan Anda, Anda bisa mencopot ekstensi dari Google Chrome dengan cara mengklik tombol menu kemudian alat lainnya – ekstensi.
  • Setelah itu temukan ekstensi Onetab dan klik logo tong sampah untuk mencopot instalasinya.
cara meringankan kinerja chrome dengan ekstensi onetab_3
Cara mencopot ekstensi OneTab dari Google Chrome

Itulah tutorial lengkap bagaimana cara mengurangi beban RAM dan CPU saat berselancar di internet menggunakan Google Chrome. Selamat mencoba!

Sumber gambar header Pixabay.

Microsoft Buktikan Bahwa Edge Adalah Browser Paling Irit Daya untuk Laptop

Menyandang gelar sebagai browser terpopuler bukan berarti Chrome tidak punya reputasi jelek. Browser bikinan Google tersebut terkenal boros daya, dan hasil pengujian Microsoft baru-baru ini kian membuktikan anggapan tersebut – sekaligus menunjukkan bahwa Microsoft Edge jauh lebih irit daya.

Dalam pengujian tersebut, Microsoft menggunakan empat laptop identik yang masing-masing menjalankan browser berbeda-beda: Microsoft Edge, Google Chrome, Mozilla Firefox dan Opera. Ada tiga tahap pengujian yang dilakukan, yang pertama adalah mengukur rata-rata konsumsi daya masing-masing dalam skenario lab yang terkontrol.

Hasil pengujian tahap pertama / Microsoft
Hasil pengujian tahap pertama / Microsoft

Microsoft Edge unggul dalam tahap pertama tersebut, sanggup memberikan sekitar 36 sampai 53 persen daya baterai ekstra ketimbang browser lain. Tahap ini mencakup rangkaian aktivitas yang biasa kita lakukan ketika browsing, mulai dari membuka situs, membaca-baca artikel sampai menonton video.

Tahap pengujian yang kedua adalah mengagregasi telemetri dari jutaan perangkat yang menjalankan Windows 10, lalu mengukur rata-rata konsumsi dayanya. Lagi-lagi Microsoft Edge unggul jauh dibanding Chrome; 465,24 mW dibanding 719,72 mW.

Hasil pengujian tahap kedua / Microsoft
Hasil pengujian tahap kedua / Microsoft

Tahap yang terakhir adalah membiarkan keempat laptop melakukan streaming video HD sampai baterainya habis. Sekali lagi Microsoft Edge menunjukkan prestasinya dalam hal efisiensi daya, dimana Edge bisa bertahan 17 persen lebih lama dari Opera – dengan posisi mode power saving menyala – 43 persen lebih lama dari Firefox dan 70 persen lebih lama dari Chrome.

Sejauh ini mungkin Anda berpikiran bahwa ini merupakan salah satu cara Microsoft dalam mempromosikan browser bawaan Windows 10 tersebut, akan tetapi Wall Street Journal belum lama ini juga mengadakan tes serupa dan menyimpulkan Edge sebagai browser yang paling irit daya untuk keperluan browsing maupun streaming.

Jadi bagaimana? Apakah setelah ini Anda bakal beralih dari Chrome ketika menggunakan laptop? Atau mungkin Google malah semakin tertantang untuk membuat browser-nya jadi lebih efisien?

Sumber: Windows Blog.

Mulai Kuartal Ke-4 2016, Google Chrome Gunakan HTML5 Secara Default Ketimbang Flash

Baru beberapa tahun yang lalu, mayoritas situs mengandalkan Adobe Flash Player untuk menyajikan konten interaktif. Namun seperti yang kita jumpai sekarang, penggunaan Flash sudah menurun drastis, digantikan oleh HTML5 yang lebih fleksibel, efisien sekaligus aman.

‘Penggusuran’ Flash ini dimotori oleh banyak pihak, salah satunya Google. Raksasa internet tersebut secara perlahan menghapuskan penggunaan Flash dari sejumlah produknya. Di awal 2015, YouTube memutuskan untuk ‘menendang’ Flash dan memakai HTML5 secara penuh. Lompat ke September 2015, browser Chrome mulai memblokir konten Flash yang kurang penting.

Kini Google semakin percaya diri bahwa HTML5 adalah pengganti yang tepat buat Flash. Mereka mengumumkan bahwa mulai kuartal ke–4 tahun ini, Chrome akan menggunakan HTML5 secara default ketimbang Flash. Plugin Flash sendiri masih ada dan tidak akan ke mana-mana, tapi penggunaannya hanya terbatas pada 10 domain populer seperti Facebook, Yahoo, Twitch dan sebagainya.

Setahun setelahnya, 10 domain tadi tak lagi menjadi pengecualian. Jadi apabila ada konten yang membutuhkan plugin Flash, Chrome akan lebih dulu meminta izin pada pengguna. Apabila pengguna menyetujui, Chrome akan mengaktifkan plugin dan me-refresh halaman tersebut guna menampilkan kontennya.

Bagi pengguna yang gemar bermain mini game berbasis Flash, jangan khawatir, ini bukan pertanda Anda harus beralih browser dari Chrome. Plugin Flash akan tetap ada di Chrome, hanya saja penggunaannya tak lagi aktif secara default seperti sebelum-sebelumnya.

Sumber: VentureBeat.

Google Luncurkan Extension Save to Google untuk Chrome dengan Fungsi Mirip Pocket

Raksasa pencarian Google baru-baru ini meluncurkan sebuah fitur baru untuk pengguna browser Chrome. Bernama “Save to Google”, ia merupakan extension resmi yang berfungsi untuk memudahkan pengguna menyimpan konten-konten menarik yang ia jumpai di internet, entah itu gambar, video, artikel, dan lain sebagainya.

Extension ini pada dasarnya akan menjadi pelengkap untuk fitur Bookmark. Semua konten yang disimpan menggunakan Save to Google bisa diakses dengan mengunjungi google.com/save.

Dari situ, pengguna bisa menyortir semua konten yang disimpan berdasarkan tag untuk memudahkan akses di lain waktu. Saat tombol extension ditekan, pengguna pun juga bisa langsung menambahkan tag, dan konten tersebut akan otomatis dikumpulkan menjadi satu sesuai tag-nya masing-masing – anggap tag ini seperti folder.

Semua konten yang disimpan bisa diakses dari google.com/save / Chrome Web Store

Fitur ini juga bisa dianggap sebagai solusi alternatif Google terhadap layanan macam Pocket maupun Instapaper. Pocket, seperti yang kita ketahui, juga mempunyai extension untuk Chrome.

Extension Save to Google saat ini sudah tersedia di Chrome Web Store. Ia kompatibel dengan Windows, Mac, Linux, dan tentu saja Chrome OS. Belum ada keterangan apakah google.com/save bisa diakses dari perangkat mobile; sejauh yang saya coba, tautan ini masih menampilkan keterangan error.

Sumber: OMG Chrome.

Sepi Pengguna, Google Akan Hapus Fitur Chrome App Launcher

Tak hanya dikenal akan kecepatannya, Google Chrome juga dipandang sebagai browser yang mengemas begitu banyak fitur. Namun pada kenyataannya, tidak semua fiturnya bermanfaat bagi para pengguna. Salah satunya adalah Notification Center, dimana Google memutuskan untuk menghapusnya menjelang akhir tahun lalu karena jumlah pengguna yang memakainya sangatlah sedikit.

Kini Google kembali memutuskan untuk memangkas salah satu fitur Chrome yang dinilai kurang populer, yaitu Chrome App Launcher. Anda tidak tahu apa itu Chrome App Launcer? Itulah mengapa Google memutuskan untuk menghapusnya.

Chrome App Launcher pada dasarnya merupakan sebuah icon yang bisa ditempatkan di taskbar atau dock untuk memberikan akses cepat ke beragam aplikasi dalam browser Chrome. Akan tetapi menurut pengakuan Google sendiri, mayoritas pengguna lebih sering mengakses aplikasi langsung dari dalam Chrome.

Dalam beberapa minggu ke depan, launcher ini tak akan lagi tersedia saat pengguna baru meng-install Chrome untuk pertama kalinya. Barulah di bulan Juli, Google akan menghapus semua Chrome App Launcher pada perangkat Windows, Mac OS X maupun Linux yang sudah terlanjur memilikinya. Satu-satunya platform yang masih akan mengemas launcher ini adalah Chrome OS, dimana ia merupakan bagian dari interface utamanya.

Ke depannya, aplikasi-aplikasi Chrome masih bisa diakses dengan mengklik icon Apps di Bookmarks Bar atau mengetikkan “chrome://apps” (tanpa tanda petik) di kolom URL. Namun sepertinya semua pengguna Chrome juga sudah tahu kedua cara ini, sebab sekali lagi hal inilah yang mendasari keputusan Google untuk menghapus Chrome App Launcher.

Sumber: The Verge dan Chromium Blog.