GoPlay dan Tantangan yang Membayanginya

Judul serial terbaru GoPlay, Gossip Girl Indonesia, cukup mendapat perhatian publik. Nama-nama karakter di dalam serial ternyata dianggap kurang lazim di kuping masyarakat pada umumnya.

Namun bukan Gossip Girl Indonesia yang akan dibahas dalam tulisan ini, melainkan strategi dan masa depan GoPlay sebagai platform video on-demand (VOD). Gossip Girl Indonesia adalah konten original kesekian dari GoPlay setelah belum lama meluncurkan Saiyo Sakato dan Tunnel.

Namun sepertinya GoPlay tak membuat banyak perbedaan dalam strategi mereka dari para pemain VOD lain yakni memproduksi koleksi konten original sebanyak mungkin. Sejatinya taktik ini pun sudah seperti keharusan bagi pelaku layanan video streaming mana pun.

“Sebagai platform VOD karya anak bangsa, kami memiliki ambisi untuk mengumpulkan katalog terbesar bagi film dan serial Indonesia. Untuk itu kami akan terus fokus pada konten original dan eksklusif yang ada di platform GoPlay untuk dapat menawarkan penawaran yang berbeda dan unik bagi pengguna Gojek,” ujar CEO GoPlay, Edy Sulistyo, dalam pernyataan tertulis kepada DailySocial.

Konten original GoPlay yang dirilis memang terus bertambah meski secara perlahan. Selain yang sudah disebut sebelumnya, judul lain seperti Kata Bocah The Show, Filosofi Kopi The Series, Haha Club dan Namanya Juga Mertua sudah menghiasi katalog tayangan GoPlay.

Edy mengatakan pihaknya juga sedang menyiapkan dua tayangan baru dalam waktu dekat yakni reality show berjudul Bukan Keluarga Biasa, serial khusus Ramadan Jadi Ngaji, beberapa judul lain yang belum bisa mereka sampaikan.

Bukan hanya soal jumlah konten

Menggenjot produksi konten original memang sudah jadi kewajiban tak tertulis bagi pemain layanan VOD. Namun memperhatikan hal ini saja tak akan cukup membuat mereka memenangi kompetisi.

Pertama-tama adalah aspek harga. Jika membandingkan dengan pemain lain, biaya berlangganan GoPlay masih lebih mahal. Biaya paling murah per bulan di iFlix sebesar Rp39.000, Viu Rp30.000, Hooq Rp69.000, sedangkan per bulan GoPlay sebesar Rp89.000. Sementara Netflix yang berstatus sebagai layanan video on demand terpopuler mematok paling murah Rp49.000 per bulan untuk layanan khusus ponsel.

Ini bukan masalah sederhana mengingat perilaku masyarakat Indonesia masih terbilang sensitif akan harga. Terlebih konten yang ditawarkan oleh GoPlay tak berbeda jauh dari Hooq, iFlix, dan Viu yang berkonsentrasi pada konten lokal dan Asia.

video streamign platform

Kendala kedua yang bisa jadi sandungan untuk GoPlay adalah akses menonton yang terbatas di ponsel saja. Sebagai catatan, konten semua pesaing GoPlay yang disebut sebelumnya dapat diakses di perangkat lain di samping lewat layar ponsel. Hal ini yang bisa jadi dapat menahan laju pertumbuhan GoPlay di masa-masa awalnya. Edy berjanji pihaknya akan meluncuran inovasi baru untuk meningkatkan pengalaman menonton pelanggan mereka.

“Saat ini telah ada beberapa fitur terbaru yang sedang dalam pengembangan kami tahun ini dalam meningkatkan pengalaman menonton yang lebih baik lagi, dan kami akan menginformasikan lebih lanjut,” imbuhnya.

Kesempatan GoPlay

GoPlay bukannya tanpa solusi. Dalam aspek biaya berlangganan, setidaknya mereka punya solusi jangka pendek yakni menciptakan promosi silang antarlayanan. Seperti saat ini misalnya mereka memadukan paket berlangganan GoPlay selama dua minggu dengan voucher GoFood senilai Rp360.000 yang bisa ditebus dengan Rp49.000.

Seperti diketahui bersama, GoFood adalah salah satu layanan terkuat dari total 20 layanan di platform Gojek. Promosi silang ini pun dapat menjadi teknik pilihan GoPlay untuk sekadar menggaet konsumen menjajal koleksi tayangan mereka.

Amunisi lain yang dimiliki oleh GoPlay adalah jejaring sumber daya mereka dalam industri perfilman yang cukup mumpuni. GoPlay, di bawah bendera GoStudio, sudah beberapa kali ikut berperan dalam produksi film terkemuka Tanah Air. Aruna & Lidahnya, Kulari ke Pantai, 27 Steps of May, adalah contoh keterlibatan mereka.

Gossip Girl Indonesia
Sejumlah sineas yang berperan dalam Gossip Girl Indonesia / Gojek

Nama-nama besar dalam industri perfilman pun sudah digandeng GoPlay untuk memperkuat jajaran konten mereka. Nia Dinata, Gina S. Noer, Angga Dwimas Sasongko, Ifa Ifansyah, adalah nama-nama yang jadi bukti bahwa GoPlay punya jejaring sineas andal untuk merebut penonton.

“Kami juga dapat katakan bahwa hanya dalam dua bulan terakhir, jumlah pengguna access GoPlay naik lebih dari tiga belas kali secara eksponensial dan terus bertumbuh sesuai rencana secara membanggakan,” pungkas Edy penuh percaya diri.

Application Information Will Show Up Here

Cool Japan Fund Terlibat dalam Pendanaan Seri F Gojek, Berikan 709 Miliar Rupiah

Gojek masih terus menggencarkan perolehan pendanaan baru dalam putaran seri F untuk target $3 miliar. Setelah bulan lalu AIA Indonesia masuk ke jajaran investor, bulan ini Cool Japan Fund terlibat dengan dana $50 juta atau setara 709,2 miliar Rupiah.

Kabar tersebut pertama kali diinformasikan kanal Nikkei Asian Review. Kami sudah menanyakan ke pihak Gojek terkait hal ini, namun sampai tulisan ini terbit belum mendapatkan konfirmasi.

Setiap investor memiliki agenda tertentu ketika terlibat dalam pendanaan bisnis. Jika AIA miliki misi untuk mengelaborasikan layanan wellness dengan ekosistem Gojek, Cool Japan Fund berencana untuk meningkatkan penyebaran konten-konten dari Jepang melalui platform Gojek.

Sebelumnya Gojek secara resmi meluncurkan GoPlay, yakni sebuah layanan video on-demand yang akan menayangkan berbagai tayangan video eksklusif. Nantinya berbagai konten berbau Jepang, misalnya berupa film atau video masakan, akan dimasukkan sebagai opsi tontonan di sana.

Cool Japan Fund juga ingin memanfaatkan GoFood Festival untuk meningkatkan penetrasi restoran dan masakan Jepang di Indonesia, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat.

Cool Japan Fund merupakan perusahaan modal ventura di bawah naungan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang. Investasi mereka fokus di empat bidang, yakni media & content, fashion & lifestyle, food & services, dan inbound.

Sebelumnya mereka berinvestasi di perusahaan media gaya hidup Clozette senilai $10 juta dalam putaran seri C, kemudian dilanjutkan peluncuran Cool Japan Ecosystem untuk memperkuat eksistensinya di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmi Luncurkan Platform “Video on Demand” GoPlay

Gojek akhirnya resmi memperkenalkan GoPlay, platform video on demand yang menayangkan film dan serial. Penggunaannya memakai sistem berlangganan dengan dua opsi harga senilai Rp89.000 dan Rp99.000.

GoPlay sejatinya sudah meluncur secara terbatas dua bulan lalu. Namun dengan peluncuran ke publik kali ini, GoPlay menegaskan serius menjamah bisnis video on demand.

“Kami ingin jadi wadah bagi sineas sehingga dapat memakai GoPlay menjadi alat distribusi karya mereka ke publik yang lebih luas,” ucap CEO GoPlay Edy Sulistyo.

Edy menolak menyebut jumlah video yang tersedia di GoPlay. Akan tetapi ia mengklaim saat ini sudah ada ratusan jam konten berupa film dan serial yang dapat diakses di platform tersebut.

Beberapa di antaranya adalah konten original buatan GoStudio. GoStudio sendiri adalah divisi tersendiri di bawah GoPlay yang bertugas memproduksi konten.

Film dan serial seperti Buffalo Boys, Aruna & Lidahnya, Filosofi Kopi The Series, Kata Bocah The Show adalah contoh film dan serial yang diproduksi oleh GoStudio ini. Dalam waktu dekat konten original itu pun akan ditambah tiga serial baru yakni Tunnel, Saiyo Sakato, dan Gossip Girl Indonesia.

“Kita bekerja sama dengan rumah produksi. Gojek kan expertise di teknologi dan distribusi, jadi kita berharap kerja sama dengan rumah produksi yang lebih expert dalam membuat film berkualitas,” imbuh Edy.

GoPlay mengaku tak punya target berapa banyak konten yang akan mereka sediakan di platform. Sebagai gantinya, ia mengundang sineas lokal lain untuk berkolaborasi untuk memproduksi film atau serial untuk GoPlay. Mulai hari ini aplikasi GoPlay sudah dapat diunduh di PlayStore dan AppStore.

Data dari Pusbang Film Indonesia menyebutkan jumlah penonton Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tiga tahun jumlah penonton film di Indonesia bergerak dari 100,6 juta (2016) ke 108,2 juta (2017) dan menjadi 129,5 juta (2018).

Kendati begitu, akses penonton ke film lokal masih jadi persoalan. Hal ini terlihat dari jumlah penonton film lokal yang selalu jauh tertinggal dari film luar negeri. Riset yang sama menunjukkan film lokal hanya dipilih 36 persen total penonton bioskop di Indonesia.

GoPlay mengklaim kondisi pasar yang demikian melatarbelakangi tujuan mereka sebagai jembatan penonton agar lebih mudah mengakses film-film produksi dalam negeri.

Resminya kehadiran GoPlay ini meramaikan pelaku video on demand di Indonesia baik yang lokal maupun regional seperti MNC Now, Maxstream, BlibliPlay, iflix, Viu, dan Hooq.

Application Information Will Show Up Here