Gojek Gulirkan Sejumlah Fitur Anyar untuk Meningkatkan Bisnis GoFood, GoSend, dan Layanan Transportasi

Merayakan HUT-nya yang ke-11, Gojek mengumumkan tiga inovasi baru di tiga layanan utama mereka, yakni GoFood, GoSend, dan layanan transportasi. Bukan hanya memudahkan konsumen menikmati berbagai layanan, namun inovasi tersebut juga bisa membantu mitra UKM hingga perusahaan besar dan startup memudahkan layanan mereka.

Kepada media Co-Founder & CEO Gojek Kevin Aluwi menyebutkan, perusahaannya berupaya untuk terus hadirkan inovasi dan teknologi terbaru guna menjawab berbagai tantangan dan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Yang kemudian menjadi sorotan di antaranya adalah GoFood, GoSend, dan inovasi layanan transportasi Gojek. Masing-masing layanan yang menjadi pilihan konsumen hingga mitra, mendapatkan upgrade dari sisi inovasi hingga kemudahan bagi pihak mitra dan konsumen.

“Bahkan di tengah pandemi, kami tidak berhenti menghadirkan solusi untuk membantu masyarakat beradaptasi. Inovasi pada ketiga layanan utama yang kami perkenalkan hari ini pun tidak terlepas dari nilai-nilai tersebut.”

Hingga Maret 2021, aplikasi Gojek telah diunduh lebih dari 190 juta kali oleh pengguna di seluruh Asia Tenggara. Dalam kesempatan tersebut diungkapkan juga rencana Gojek untuk meluncurkan layanan GoCar di Vietnam dalam waktu dekat, sebagai bagian dari upaya Gojek perluas layanan di Asia Tenggara.

Perkuat layanan transportasi

Tercatat pelanggan paling banyak layanan transportasi GoCar dan GoRide hingga saat ini adalah para pengguna kereta commuter line. Aktivitas sehari-hari yang kebanyakan dimanfaatkan oleh masyarakat umum, kemudian banyak yang terkoneksi dengan layanan transportasi di Gojek.

Untuk memperkuat layanan tersebut, Gojek menjalin kerja sama strategis dengan PT Kereta Commuter Indonesia. Dengan sistem yang dikembangkan, nantinya akan diberikan informasi yang relevan kepada pengguna rute terbaik yang bisa mereka tempuh melalui GoTransit. Selain itu Gojek juga akan memberikan rekomendasi moda transportasi lanjutan dengan harga terjangkau.

“Untuk GoTransit yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, nantinya bisa menjadi rekomendasi bagi pengguna layanan transportasi Gojek saat mereka bepergian,” kata Kevin.

Dalam meminimalisir penggunaan sepeda motor bahan bakar bensin dan bebas emisi karbon, Gojek memperluas rencana pemanfaatan kendaraan listrik melalui uji coba komersial. Nantinya mitra Gojek yang memiliki motor listrik, bisa mengganti baterai motor listrik mereka dengan mudah di SPBU Pertamina yang bermitra dengan Gojek dengan penerapan skema battery swap pada motor listrik dari Gesit dan Gogoro.

Pada tahap ini, Gojek akan menggunakan 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan, lalu selanjutnya akan meningkatkan skala uji coba dengan target awal pemanfaatan sampai dengan 5000 unit motor listrik dan jarak tempuh penggunaan kendaraan listrik sebanyak satu juta kilometer.

Salah satu kendala yang masih banyak ditemui oleh pemilik motor listrik saat ini adalah, masih rendahnya infrastruktur pendukung mereka saat berada di jalan. Melalui kerja sama dengan Pertamina, diharapkan bisa mempermudah mitra pengemudi Gojek melakukan penukaran baterai motor listrik.

Pengembangan GoSend API

Salah satu layanan yang makin banyak digunakan oleh perusahaan hingga pelaku UKM adalah layanan delivery GoSend. Mulai dari Halodoc hingga Tokopedia yang menaungi jutaan mitra penjualnya, telah melakukan integrasi API GoSend ke dalam bisnis mereka.

Melihat besarnya permintaan tersebut, Gojek  melakukan pengembangan GoSend API yang dapat mengintegrasikan layanan GoSend dengan platform mitra bisnis sehingga menghadirkan layanan pengiriman.

GoSend juga akan segera meluncurkan fitur GoSend Multidrop yang memberi kesempatan bagi para pengguna untuk mengirim beberapa paket sekaligus dengan hanya sekali ambil. Lewat fitur ini, pengguna bisa mengatur paket mana yang harus dikirimkan terlebih dulu. Agar ongkos kirim lebih hemat sampai dengan 30%, pengguna dapat memanfaatkan fitur rekomendasi urutan pengantaran yang disediakan.

“GoSend API saat ini sudah dimanfaatkan oleh ribuan partner dan jutaan penjual. Data internal kami mencatat jumlah transaksi dari top partners GoSend seperti platform e-commerce, platform telemedik, meningkat 41% pada H1 2021 dibanding 2020. Pada periode yang sama pengguna layanan GoSend oleh UMKM juga naik dua kali lipat,” ungkap Kevin.

GoFood Plus untuk pelanggan setia

Selama pandemi jumlah mitra baru yang bergabung berjumlah sekitar 250 ribu. Secara keseluruhan saat ini terdapat 1 juta mitra GoFood yang telah bergabung dan sebagian besar adalah pelaku UKM.

Untuk memberikan layanan lebih kepada pengguna setia, GoFood meluncurkan fitur berlangganan GoFood Plus. Bukan hanya bisa melakukan pemesanan dalam jumlah yang banyak atau Order Sekaligus, GoFood Plus juga bisa meringankan biaya ongkir. Hingga kini, sudah ada 41 lokasi di 7 kota besar termasuk Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Ekspansi lokasi untuk Order Sekaligus ini meningkat 8x sejak diperkenalkan pada September 2020.

Mendukung usaha milik UKM, aplikasi untuk mitra dilengkapi dengan fitur inovatif BizTips GoBiz, yang berisi berbagai tips sukses mengelola bisnis secara mandiri. Fitur ini efektif dalam membantu para mitra UMKM kuliner untuk mengelola bisnisnya secara lebih baik dan efisien.

Application Information Will Show Up Here

Hubungan Baik Gojek dan Transportasi Publik

Saat ini Gojek menjadi salah satu aplikasi yang cukup lengkap menyediakan beberapa layanan. Mulai dari transportasi, makanan, hingga layanan keuangan. Selain berusaha menjadi aplikasi super, Gojek tak melupakan awal berjalannya sebagai aplikasi transportasi. Di bidang transportasi Gojek tengah berusaha menjadi pelengkap transportasi publik.

Head of Product for Transport Gojek Vikrama Dhiman menegaskan, pihaknya selalu berusaha menghadirkan solusi komprehensif yang mewujudkan integrasi transportasi berbagai moda yang memudahkan sekaligus menjadi bagian dari transportasi publik.

“Data kami menyatakan bahwa jumlah perjalanan dengan Gojek (first-mile-last-mile) ke pusat transportasi publik juga menghemat waktu perjalanan hingga 40% pada jam-jam sibuk. Data internal kami juga menyatakan 1 dari 2 pelanggan Gojek pernah menggunakan layanan Gojek dari atau menuju hub transportasi,” terang Vikrama.

Vikrama juga menjelaskan bahwa pengguna GoRide dan GoCar untuk mencapai stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir 7 kali lipat sejak layanan kereta cepat tersebut pertama kali diluncurkan. Sebelas lokasi stasiun KRL Commuter Line dan Kereta Jarak Jauh juga disebut menjadi titik berangkat dan tujuan paling sering pengguna GoRide di wilayah Jabodetabek.

“Fitur dan layanan GoRide Instan mampu memangkas waktu tunggu pengguna hingga 40% di berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta,” imbuh Vikrama.

Untuk meningkatkan integrasi dengan transportasi berbagai moda Gojek juga sudah menghadirkan GoTransit. Sebuah layanan yang ditujukan untuk membantu pengguna untuk merencanakan dan memantau perjalanan dari/ke berbagai titik hub transportasi publik, lengkap dengan rekomendasi rute transportasi publik.

“Nantinya, layanan GoTransit ini akan memungkinkan pemesanan maupun pembelian tiket transportasi multimoda. Perjalanan yang lebih terhubung kami percayai bisa membuat masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi publik,” lanjut Vikrama.

Prediksi masa depan transportasi di Indonesia

Vikrama lebih jauh memprediksi bahwa masa depan transportasi di Indonesia akan banyak mengadopsi teknologi kendaraan elektrik, autonomous vehicles, stasiun pengisian baterai, dan pembenahan infrastruktur umum di seluruh kota. Sambil menunggu ke arah sana, Gojek berharap bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah dengan membantu masyarakat terhubung dengan transportasi publik seperti yang sudah mereka lakukan di 4 stasiun terpadu: Juanda, Tanah Abang, Pasar Senen, dan Sudirman.

Pihak Gojek juga menjelaskan bahwa mereka sangat peduli terhadap lingkungan dengan mempromosikan penggunaan transportasi umum dan kendaraan listrik. Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah inovasi berupa fitur (GoGreener) dalam aplikasi yang memungkinkan konsumen Gojek menyerap jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari dan mengonversinya dengan penanaman pohon.

“Inovasi ini menjadikan Gojek sebagai penyedia layanan ride-hailing pertama di Indonesia dan dunia yang mengembangkan inovasi carbon offset secara B2C. Upaya gotong royong ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk berperan aktif dalam melestarikan lingkungan hidup,” tutup Vikrama.

Application Information Will Show Up Here