BRI Ventures Scores 150 Billion Rupiah in the First Close of Sembrani Nusantara

BRI Ventures today (25/11) announced the first closing of the Sembrani Nusantara Venture Fund. The value that was successfully booked reached 150 billion Rupiah; reached half of the total funds targeted at its launch in June 2020. Apart from BRI as a general partner, several investors are involved in this funding including Celebes Capital, Grab Holding, Fazz Financial Group, Investree, and Pandu Sjahrir.

He said his investment thesis is “beyond fintech”, which is targeting business areas outside the financial technology sector – adjusting the pillars of the “EARTH” sector (education, agro-maritime, retail, transportation/logistics, health). Sembrani will also focus on empowering SMEs; which will have an impact on strengthening BRI as the largest microfinance institution in the world.

To date, there have been two startups that have listed on Sembrani’s portfolio, but it’s still undisclosed.

“We are very pleased with the positive response generated from the investors of the Sembrani Nusantara Venture Fund in this first funding period. All of these investors are those who have experience investing in start-up companies and those who believe in the digital ecosystem in Indonesia. They believe in our goal to build sustainable future and startup companies,” BRI Ventures’s CEO Nicko Widjaja said.

The Sembrani Nusantara Venture Fund is also registered and supervised by the OJK. A venture fund is an investment contract scheme between the PMV (Venture Capital Company) itself and a custodian bank, which was created by OJK so that the venture capital company industry will be more willing to invest in shares. So far, the majority of local PMVs have played in profit-sharing financing, which is not much different from what financing companies do.

Nicko said in an interview that the launch of Sembrani was aimed at building an ecosystem that had been dominated by foreign PMVs. In the past, he thought the local PMV was not ready, but now is the right moment to show off on the national and regional levels.

It is undeniable that so far venture capital has tended to choose to take shelter under the regulations of neighboring countries. The issue of high taxation in Indonesia is the main reason. Capital gain tax application for PMV reaches 25% of the increase in equity value, while for individual investors it is 30%. Meanwhile, the capital gains tax in Singapore is only 5%.

The majority of local PMVs that fund digital startups and are registered with the OJK are part of the bank’s subsidiaries, including Central Capital Ventura (CVC chose BCA), BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, and OCBC NISP Ventura.

Sustainable startups through IPO

Sembrani is a term used by BRI Ventures to describe sustainable local startups post the unicorn era. Sembrani is also known as Batara Wisnu’s riding horse in the puppet stories – it is said to represent the unicorn with local wisdom.

One of the steps to realizing this vision is to ensure that all aspects of the investment cycle runs well, through an initial public offering (IPO) as a first step towards becoming more sustainable. This was carried out by signing an MoU between BRI Ventures and the Indonesia Stock Exchange on November 11, 2020, with the intention of helping more startups to IPO on local exchanges.

BRI Ventures hopes that through Sembrani, stakeholders will open discussions to explore new business models so that in the future investors can participate in building venture funds in Indonesia. The structure of Sembrani is a Joint Investment Contract (KIB) which is similar to a Collective Investment Contract (KIK) in mutual funds which are generally known and supervised by OJK.

“Given our goal of supporting the local digital ecosystem and building IPO-worthy startups, we realize that the Sembrani Nusantara Fund can play a more active role in the local funding landscape in the future and build a venture capital industry that is competitive with Singapore,” said Nicko.

The investor composition, most of whom come from Indonesia, is interpreted as a big step to bring the local startup ecosystem to be more competitive in the global arena. Nicko explained that each investor will have a big contribution to the realization of this vision.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BRI Ventures Bukukan 150 Miliar Rupiah dalam Penutupan Pertama Sembrani Nusantara

BRI Ventures hari ini (25/11) mengumumkan penutupan pertama Dana Ventura Sembrani Nusantara. Nilai yang berhasil dibukukan mencapai 150 miliar Rupiah; capai setengah dari total dana yang ditargetkan saat peluncurannya Juni 2020 lalu. Selain BRI selaku general partner, beberapa investor tergabung dalam pendanaan ini termasuk Celebes Capital, Grab Holding, Fazz Financial Group, Investree, dan Pandu Sjahrir.

Dikatakan tesis investasinya “beyond fintech”, yakni menyasar area bisnis di luar sektor teknologi finansial – menyesuaikan pilar sektor “EARTH” (education, agro-maritim, retail, transportation/logistic, health). Sembrani juga akan fokus pada pemberdayaan UMKM; yang akan berdampak pada penguatan BRI sebagai lembaga keuangan mikro terbesar di dunia.

Sejauh ini sudah ada dua startup yang bergabung menjadi portofolio Sembrani, namun belum disebutkan namanya.

“Kami senang sekali dengan tanggapan positif yang dihasilkan dari para investor Dana Ventura Sembrani Nusantara pada periode pendanaan pertama ini. Seluruh investor ini merupakan mereka yang memiliki pengalaman berinvestasi di perusahaan rintisan dan mereka yang percaya terhadap ekosistem digital di Indonesia. Mereka percaya pada tujuan kami membangun banyak sembrani masa depan dan perusahaan rintisan yang berkelanjutan,” sambut CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Dana Ventura Sembrani Nusantara ini juga terdaftar dan diawasi oleh OJK. Dana ventura merupakan skema kontrak investasi antara PMV (Perusahaan Modal Ventura) itu sendiri dengan bank kustodian, yang dibuat OJK agar industri perusahaan modal ventura lebih berani untuk masuk ke penyertaan saham. Selama ini PMV  lokal mayoritas bermain di pembiayaan bagi hasil yang notabenenya tak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan perusahaan pembiayaan.

Nicko dalam sebuah kesempatan wawancara berujar, peluncuran Sembrani salah satunya bertujuan untuk membangun ekosistem yang selama ini dikuasai PMV asing. Ia merasa, dulu PMV lokal memang belum siap, namun sekarang jadi momentum yang tepat untuk unjuk gigi di kancah nasional dan regional.

Tidak dimungkiri, sejauh ini venture capital memang cenderung memilih bernaung di bawah regulasi negara tetangga. Isu perpajakan yang tinggi di Indonesia jadi dalih utamanya. Penerapan pajak capital gain buat PMV itu mencapai 25% dari kenaikan nilai ekuitas, sementara bagi investor perorangan 30%. Sementara, pajak capital gain di Singapura hanya 5%.

Adapun mayoritas PMV lokal yang mendanai startup digital dan sudah terdaftar di OJK adalah bagian dari anak usaha bank, di antaranya Central Capital Ventura (CVC milih BCA), BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia, dan OCBC NISP Ventura.

Startup berkelanjutan lewat IPO

Sembrani adalah istilah yang dipakai BRI Ventures untuk menggambarkan startup lokal yang berkelanjutan setelah era unicorn. Sembrani juga diketahui sebagai kuda tunggangan Batara Wisnu di cerita pewayangan —  bisa dibilang merepresentasikan unicorn dengan kearifan lokal.

Salah satu langkah mewujudkan visi tersebut adalah memastikan semua aspek siklus investasi berjalan baik, lewat penawaran umum perdana (IPO) sebagai langkah awal untuk menjadi semakin sustainable. Hal ini dilaksanakan dengan penandatanganan MoU antara BRI Ventures dan Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2020 yang lalu, dengan maksud membantu lebih banyak startup untuk IPO di bursa lokal.

BRI Ventures berharap melalui Sembrani, para stakeholders akan membuka diskusi untuk menjajaki model bisnis yang baru agar ke depan investor dapat berpartisipasi membangun dana ventura di Indonesia. Struktur dari Sembrani adalah Kontrak investasi Bersama (KIB) yang mirip dengan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dalam reksa dana yang sudah dikenal secara umum dan diawasi oleh OJK.

“Mengingat tujuan bersama kami adalah mendukung ekosistem digital lokal dan membangun Perusahaan rintisan yang layak IPO, kami menyadari bahwa Dana Sembrani Nusantara dapat berperan lebih aktif dalam lanskap pendanaan lokal di masa depan dan membangun industri modal ventura yang bersaing dengan Singapura,” ujar Nicko.

Komposisi investor yang sebagian besar berasal dari Indonesia dimaknai sebagai langkah besar membawa ekosistem startup lokal lebih kompetitif di kancah global. Nicko menerangkan, masing-masing investor akan memiliki sumbangsih besar pada realisasi visi tersebut.