Bagaimana Esports Mengubah Dunia Motorsport Menjadi Lebih Baik

Federasi Otomotif Internasional alias FIA sudah cukup lama menunjukkan dukungan yang kuat terhadap dunia esports. Sejak tahun 2017 lalu misalnya, FIA telah bekerja sama dengan Polyphony Digital untuk menyelenggarakan kompetisi esports internasional berbasis game Gran Turismo Sport. Kompetisi yang berada langsung di bawah sertifikasi FIA itu mencapai puncaknya pada bulan November 2018, dan dimenangkan oleh pemain asal Brasil bernama Igor Fraga.

FIA bukan satu-satunya lembaga otomotif yang mendukung perkembangan esports. Organisasi lain seperti NASCAR, Nissan, dan McLaren juga menunjukkan ketertarikan yang serupa. Akan tetapi terjunnya FIA ke dalam esports bukan semata-mata mengikuti tren atau mencari keuntungan. Menurut mereka esports dapat menjadi bagian terintegrasi dari dunia balap mobil, bahkan membuatnya jadi lebih baik. Bagaimana bisa demikian?

Peran besar Gran Turismo di dunia motorsport

Ikatan antara dunia balap mobil nyata (motorsport) dengan video game adalah ikatan yang terjalin secara perlahan-lahan selama lebih dari dua dekade, dan tak bisa lepas dari peran Polyphony Digital. Perusahaan tersebut merupakan developer di balik seri Gran Turismo, salah satu game balap mobil andalan Sony hingga saat ini.

Sejak Gran Turismo pertama dirilis pada tahun 1997, Polyphony Digital selalu fokus pada satu hal, yaitu realisme. Beda seperti seri game balap mobil lainnya seperti misal Ridge Racer atau Need For Speed, Gran Turismo mengusung tagline “The Real Driving Simulator”. Daya tarik utama seri ini terletak pada simulasi fisika yang akurat, mobil berlisensi dengan desain sama seperti aslinya, serta fitur tuning yang lengkap dan mendetail.

Generasi console PS1 dan PS2 masih memiliki banyak keterbatasan dalam mencapai visi realisme tersebut. Akan tetapi hal itu berubah sejak era PS3. Video game akhirnya mampu menampilkan kualitas visual yang sangat nyata, juga memiliki kemampuan komputasi yang cukup untuk menghasilkan simulasi fisika dengan optimal.

Gran Turismo 5 di PS3 merupakan titik awal penting terhadap hubungan antara video game dan dunia motorsport. Setelah game tersebut dirilis, tepatnya pada tahun 2008, Polyphony Digital kemudian menjalin kerja sama dengan Nissan Europe untuk menciptakan program pendidikan khusus pembalap via medium video game. Program tersebut disebut Nissan GT Academy (atau NISMO PlayStation GT Academy).

Gran Turismo 5
Gran Turismo 5, gebrakan besar pada zamannya | Sumber: Polyphony Digital

Nissan GT Academy berhasil menunjukkan bahwa video game bisa melatih seseorang untuk menjadi pembalap sungguhan, berkat tingginya tingkat realisme di dalam Gran Turismo. Tentu saja si pembalap butuh adaptasi ketika berpindah dari kursi gamer ke kursi balap asli, tapi yang jelas potensi itu benar-benar ada. Nissan GT Academy pun terus berjalan selama 10 tahun, dengan salah satu peserta asal Indonesia yaitu Andika Rama Maulana berhasil menjadi juara 2 di GT Academy angkatan 2015.

FIA membuat video game “naik kasta”

Jarak antara video game dan dunia nyata semakin menyempit, dan FIA sebagai organisasi yang membawahi jagat motorsport tak abai akan hal ini. “Menurut federasi (FIA), jelas sekali terlihat bahwa masyarakat berevolusi seiring perubahan zaman,” kata Stephane Fillastre, kepala urusan licensing dan merchandising FIA, dilansir dari Autosport. “Kami butuh kesempatan untuk mengakui dan mensertifikasi video game sebagai bagian dari portofolio kami. Karena (video game) ini adalah bagian besar dari ekosistem (motorsport), bagian besar dari pola hidup para driver, jadi kami jelas ingin memiliki hubungan tersebut.”

Sebelumnya memang sudah ada beberapa game balap mobil yang bekerja sama dengan organisasi motorsport, misalnya Codemasters yang bekerja sama dengan Formula 1. Tapi FIA ingin menawarkan sesuatu yang lebih. Mereka ingin menyediakan sebuah platform yang tersertifikasi dan memiliki regulasi layaknya regulasi motorsport milik FIA selama ini.

Pucuk dicinta ulam tiba, visi FIA yang begitu besar bertemu dengan Polyphony Digital yang telah memiliki pengalaman 10 tahun di Nissan GT Academy. Mereka pun menciptakan program baru, FIA-Certified Gran Turismo Championship. Program ini punya perbedaan besar dari Nissan GT Academy. Bila Nissan GT Academy bertujuan mengubah gamer menjadi pembalap sungguhan, FIA-Certified Gran Turismo Championship adalah program balap virtual murni. Dengan kata lain, sebuah program esports.

“Sepuluh tahun sudah berlalu sejak (peluncuran GT Academy) itu. Dan ketika kami berbicara pada para kompetitor sekarang, tidak semuanya ingin menjadi pembalap sungguhan. Sebagian dari mereka ingin, tapi tidak semua. Dan saya pikir bagus bila ada pilihan lain,” kata Kazunori Yamauchi, produser seri Gran Turismo pada Autosport.

Visi tersebut kini menciptakan hubungan yang unik antara video game dengan motorsport. Dengan adanya program esports seperti FIA-Certified Gran Turismo Championship, FIA dan Polyphony Digital telah menaikkan “kasta” video game ke posisi yang setara dengan motorsport. Tidak hanya batu loncatan, balap video game kini menjadi sesuatu yang profesional, sama profesionalnya dengan motorsport.

Perbedaan besar motorsport dengan olahraga lain

Hubungan video game (juga esports) dengan motorsport tergolong unik. Mereka memiliki kedekatan yang tidak ada dalam cabang-cabang olahraga lain. Penyebabnya, karena mengemudikan mobil virtual dan mengemudikan mobil asli adalah dua hal yang sangat serupa.

Dibandingkan dengan sepak bola misalnya, serealistis apa pun Pro Evolution Soccer 2019, kita tetap hanya bermain menggunakan controller, bukan berlari dan menendang bola sungguhan. Begitu pula dengan bola basket, tenis, atau golf. Sehebat apa pun teknologinya, bahkan dengan bantuan VR atau AR, tetap sulit menyajikan pengalaman seperti olahraga asli (kecuali bila seseorang berhasil menciptakan NerveGear dalam waktu dekat).

Sementara itu, dengan perlengkapan racing wheel dan monitor berkualitas, ditambah game yang mumpuni, pengalaman menyetir bisa sangat mirip dengan aslinya. Memang ada beberapa hal yang tidak bisa disimulasikan, seperti g-force atau pengaruh cuaca terhadap fisik pemain. Tapi dibandingkan olahraga lain, kemiripannya jauh lebih tinggi.

Nissan GT Academy
Balap virtual dan balap sungguhan, tidaklah jauh berbeda | Sumber: Nissan

“Saya rasa jembatan dan transisi antara dunia virtual dan dunia nyata sangat jelas. Salah satu contohnya yaitu perilaku dan bahasa tubuh pemain-pemain kita, yang mana pada dasarnya sudah persis sama dengan pembalap ketika berada di mobil sungguhan, ini sesuatu yang tidak Anda miliki di, misalnya, turnamen sepak bola,” kata Stephane Fillastre pada Autosport.

Kemiripan tersebut, dan tingkat realisme yang sudah begitu tinggi di video game, kini menciptakan aksesibilitas terhadap dunia motorsport yang belum pernah ada sepanjang sejarah. Motorsport dulunya adalah olahraga yang mahal dan sulit dilakukan. Paling minimal, kita butuh sebuah mobil dan sebuah sirkuit. Tidak semua orang bisa mendapatkan keduanya, apalagi di usia muda. Tapi kini gamer bisa mendapatkan pengalaman menyetir mobil yang sangat nyata lewat video game. Dan lewat esports bersertifikasi seperti FIA-Certified Gran Turismo Championship, mereka bisa merasakan kompetisi motorsport sama seperti aslinya. Perihal apakah si pemain akan jadi atlet esports/motorsport profesional nanti, itu terserah dia.

Manfaat besar dua arah

Akses terhadap motorsport jauh lebih mudah hanyalah salah satu manfaat yang bisa dirasakan oleh para “motorhead” (penggemar otomotif). Masih ada banyak manfaat lain, salah satunya yaitu munculnya oportunitas baru bagi penyandang difabilitas.

Perbedaan fisik sering kali menghalangi seseorang untuk melakukan suatu olahraga. Andai bisa pun, olahraga tersebut tetap memiliki perbedaan dari versi aslinya (contoh: bola basket dan basket kursi roda). Tidak demikian dengan dunia motorsport. Bagaimana pun kondisi fisik seseorang, asal ia bisa menggerakkan roda setir dan menekan pedal, ia dapat ikut berkompetisi, setara dengan atlet motorsport lainnya.

Billy Monger
Billy Monger, pembalap F4 British Championship | Sumber: Autosport

Kesetaraan ini tidak terbatas pada kaum difabel. Faktor-faktor lain seperti gender atau usia juga bisa dieliminasi, dan semua orang bisa berkompetisi pada level yang sama asalkan mereka memiliki kemampuan dan kekuatan mental untuk melakukannya. Namun untuk membuktikan kemampuan itu langsung di sirkuit aspal tentu sulit. Di sinilah esports berperan, sebagai jembatan sekaligus fasilitas tempat siapa saja bisa unjuk keahlian, dan akhirnya, mendapat lisensi pembalap dari FIA.

Manfaat yang muncul dari esports ini berlaku dua arah, tidak hanya terhadap pembalap tapi juga terhadap dunia balap atau asosiasi balap itu sendiri. Bahwasanya esports dapat membantu motorsport menjangkau pasar yang lebih luas itu sudah jelas, tapi Fillastre juga memikirkan kegunaan lain.

Saat kompetisi terjadi di sirkuit, orang yang bekerja bukan pembalap saja. Ada juga peran teknisi, petugas track safety (track marshal), organizer atau steward, dan sebagainya yang jumlahnya sangat banyak. Esports dapat menjadi sarana latihan bagi pemegang peran-peran tersebut, baik latihan teknis atau latihan komunikasi.

FIA juga dapat memanfaatkan esports untuk menguji coba regulasi dan format-format balapan baru. Hal-hal seperti panjang balapan baru, perubahan posisi grid, pemberat mobil (weight ballast), dan sebagainya, sangat kompleks serta mahal untuk diuji coba di balapan sungguhan. “Video game adalah sebuah cara untuk mensimulasikan adaptasi regulasi-regulasi baru seperti itu, dan untuk melihat apakah masuk akal untuk diterapkan. Apakah dapat menjamin keamanan? Apakah dapat menjamin kesetaraan sportivitas? Apakah itu membuat motorsport makin diminati?” ujar Fillastre.

Formula 1 Australian Grand Prix 2016
F1 Australian GP 2016, menggunakan sistem kualifikasi yang aneh | Sumber: Formula 1

Ide tentang pemanfaatan esports sebagai lahan uji coba tidak hanya ada di benak FIA, tapi juga diinginkan oleh para pelaku Formula 1. “Kami tertarik menggunakan lingkungan virtual untuk menguji beberapa regulasi baru ini. Kemudian, apa yang kami lakukan adalah melihat data statistik. Ini akan memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang biasanya tidak bisa disimulasikan secara mudah,” ujar Pat Symonds, analis Sky Sports F1, dilansir dari Motorsport.com.

Symonds berkata bahwa pernah terjadi kekacauan di dunia Formula 1 pada tahun 2016 gara-gara regulasi yang belum teruji. Saat itu Formula 1 menerapkan sistem kualifikasi baru di mana seorang driver bisa teriliminasi walaupun balapan belum selesai. Aturan baru itu menuai protes besar, dan baru satu bulan berjalan, Formula 1 langsung membatalkannya. Symonds ingin agar hal seperti ini tidak terjadi lagi.

Hubungan antara video game, esports, dan motorsport kini memasuki babak baru, dan masih banyak potensi yang belum tergali di dalamnya. Entah inovasi apa lagi yang akan muncul di bidang ini nantinya, akan tetapi satu hal yang jelas. Esports sedang mengubah dunia motorsport, dan perubahan itu masih akan terus berjalan.

Sumber: Autosport, Motorsport.com, Polyphony Digital, BBC, Formula 1, Nissan

RamStig Juara Turnamen Sim Racing di GT Sport Technofest

Jika di pekan sebelumnya Techno Fest menggelar kompetisi untuk Tekken 7 dengan R-TecH dari Alter Ego yang keluar sebagai sang jawara, hari Sabtu dan Minggu (24-25 November 2018) kemarin Technofest masih melanjutkan serangkaian acaranya dengan menggelar turnamen untuk game balap simulasi (sim racing) — Gran Turismo Sport (GT Sport).

Di turnamen ini, Andika “RamStig” Rama Maulana yang boleh dibilang sebagai pembalap simulasi / virtual nomor 1 di Indonesia menjadi juaranya. Meski memang namanya tak sepopuler pemain Mobile Legends dan minimnya exposure esports sim racing di Indonesia, RamStig punya segudang prestasi di tingkat internasional.

Ia bahkan terakhir turut bertarung di Mercedes-AMG Motorsport eRacing di Jerman mewakiliki Indonesia. Kala itu, RamStig juga bahkan jadi satu-satunya pembalap yang mewakili benua Asia.

Selain Rama, berikut ini adalah urutan juara GT Sports di Techno Fest beserta hadiah yang mereka dapatkan:

Dokumentasi: Andika Rama
Dokumentasi: Andika Rama
  1. Andika Rama Maulana (Rp1 juta)
  2. Raditya Indera Syahreza (Rp750 ribu)
  3. Tubagus Farhan (Rp500 ribu)
  4. Prawira Jalu N (Rp250 ribu)

Setelah kemenangannya, saya sempat berbincang-bincang sejenak untuk pendapatnya tentang turnamen ini.

Rama pun mengatakan bahwa ada beberapa kekurangan yang mungkin bisa dicatat di turnamen ini. Pertama, layar yang terlalu tinggi membuat lehernya sakit. Kursi untuk balapannya juga bisa diganti agar tidak goyang atau geser saat menjejak pedal. Ia juga bercerita bahwa rencana pertandingan berbentuk battle alias balapan bersama-sama harus dibatalkan karena kekhawatiran atas koneksi internet yang digunakan.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Sistem kompetisi yang digunakan di sini adalah sistem time-attack alias mencetak waktu terbaik namun dilakukan bergantian. Setiap peserta berhak mencoba 3x memacu mobil sebanyak 3x putaran (3 lap).

Terlepas dari itu, ia mengatakan turnamen ini tetap layak diapresiasi. “Turnamennya cukup organized. Acaranya on-time banget, salut untuk Mas Bram (dari Advance Guard sebagai organizer turnamen). Cukup rapih walau kurang banyak pesertanya.” Ujar Rama.

Andika Rama. Sumber: RamStig
Andika Rama. Sumber: RamStigSimRacing

Ia pun berharap akan ada lebih banyak dan rutin turnamen sejenis ini agar lebih banyak masyrakat luas yang mengetahui esports sim racing.

Technofest 2018 Hadirkan Kompetisi Tekken 7 dan Gran Turismo Sport

Salah satu perusahaan distributor perangkat komputer dan game di Indonesia, Techno Solution, dalam waktu dekat akan mengadakan sebuah pameran dengan tajuk Technofest 2018. Acara yang digelar di Mangga Dua Mall, Jakarta, tanggal 16 – 25 November itu tak hanya menawarkan penjualan berbagai gaming gear dengan harga khusus, tapi juga berisi berbagai aktivitas game baik kasual ataupun kompetitif.

Beberapa aktivitas itu antara lain coaching clinique untuk game Point Blank, kesempatan mencoba game balap Project Cars 2, meet and greet, serta kesempatan untuk mendapat berbagai hadiah menarik. Tapi bagi Anda yang ingin unjuk kemampuan bermain, aktivitas paling menarik pastinya adalah turnamen game berhadiah jutaan rupiah.

technofest updated 1

Bekerja sama dengan komunitas Advance Guard, Technofest 2018 membuka dua kompetisi game yang terbagi ke dalam dua weekend. Akhir pekan pertama, tanggal 17 – 18 November, akan diisi oleh turnamen Tekken 7. Sementara akhir pekan berikutnya yaitu tanggal 24 – 25 November dimeriahkan dengan kompetisi Gran Turismo Sport.

Pendaftaran kedua turnamen tersebut tidak dipungut biaya, dan para peserta dapat memenangkan hadiah uang dengan nilai total Rp2.500.000 untuk masing-masing kompetisi. Selain uang tunai, tersedia juga hadiah berupa merchandise dan voucer zGold senilai Rp500.000 untuk empat kontestan terbaik.

technofest updated 2

Pendaftaran untuk turnamen Tekken 7 dan Gran Turismo Sport sudah dibuka mulai tanggal 22 Oktober lalu, dan akan ditutup pada tanggal 12 November 2018. Ada hal yang patut diperhatikan bagi para peserta turnamen Tekken 7. Pertama, turnamen akan dilaksanakan dengan console PS4, dan setiap pemain diwajibkan membawa controller sendiri. Selain itu peserta juga wajib membawa kabel USB untuk melakukan sinkronisasi Dual Shock 4 dengan console yang disediakan. Aturan terakhir ini tidak berlaku bila peserta membawa wired controller, misalnya arcade fight stick.

Aturan untuk Gran Turismo Sport lebih longgar, namun peserta wajib bermain menggunakan hardware khusus yang disediakan panitia. Hardware itu adalah Driving Simulator berbasis steering wheel keluaran Thrustmaster. Peserta juga tidak boleh mengganti setting apa pun kecuali Steering, dan harus menggunakan mode transmisi manual.

Tertarik untuk ikut berkompetisi? Langsung saja kunjungi tautan berikut:

Sumber: Advance Guard, Technosolution

Sony Ajak Anda dan Keluarga Menikmati Game-Game Seru PlayStation di Roadshow Play Everything

Turnamen game – baik di mobile, console ataupun PC – yang diadakan di mana-mana menandai semakin mainstream-nya medium hiburan ini. Tapi meski kian ‘merakyat’, tidak berarti permainan-permainan itu jadi mudah untuk diakses, khususnya bagi kalangan casual. Hal tersebut tampaknya yang mendorong Sony buat melangsungkan sebuah agenda spesial.

Tepat pada tanggal 15 November 2017 kemarin, Sony Interactive Entertainment Hong Kong Limited Singapore Branch resmi menggelar roadshow PlayStation ‘Play Everything’ di Jakarta. Event ini merupakan acara Sony PlayStation pertama di tanah air dalam kurun waktu tiga tahun setelah peluncuran perdana console PlayStation 4 di Indonesia. Melaluinya, Sony mengajak Anda dan keluarga untuk mengunjungi serta menikmati berbagai game PlayStation.

Play Everything 1

PlayStation Play Everything saat ini sedang digelar di Mall Kelapa Gading 3 dan akan berlangsung sampai tanggal 19 November 2017. Anda tidak perlu membayar tiket masuk, cukup datang saja ke main atrium. Lokasi ini kabarnya dipilih Sony karena merupakan tempat berlalu-lalangnya pengunjung dari beragam usia, didesain dengan menarik dan nyaman untuk mengundang mereka buat singgah.

Play Everything 8

Dalam sambutan singkatnya, assistant PR manager SIE Ian Purnomo menceritakan ide di belakang diadakannya roadshow Play Everything. Di Indonesia, console Sony PlayStation sudah lama menjadi pusat hiburan di rumah, yang biasanya dinikmati bersama oleh anggota keluarga dan kawan-kawan. Sony ingin membuktikan bahwa semangat untuk bermain bersama itu masih tetap ada, meski para gamer telah tumbuh dewasa.

Play Everything 12

Karena ditujukan untuk keluarga, Sony juga memilih permainan buat memeriahkan roadshow Play Everything dengan cermat. Tak ada Resident Evil 7 atau Grand Theft Auto V di sana, semuanya aman untuk anak-anak. Satu-satunya permainan shooter yang Sony hidangkan adalah Star Wars Battlefront II. Kehadirannya juga menandai bahwa Play Everything tak hanya dipenuhi oleh game-game Sony secara eksklusif, tapi juga judul-judul blockbuster dari publisher partner seperti Electronic Arts dan Bandai Namco.

Play Everything 7

Berbicara soal Star Wars Battlefront II, di PlayStation Play Everything, Anda bisa memainkan versi retail game shooter EA DICE itu sebelum dirilis pada tanggal 17 November. Dari sesi hands-on yang saya lakukan, tampaknya semua mode sudah tersedia, termasuk campaign single-player. Jika punya waktu kosong dan tidak keberatan berdiri, secara teori Anda dapat menamatkannya di sana.

Play Everything 13

Arena Play Everything di Mall Kelapa Gading 3 dibagi dalam beberapa pos, masing-masing menyuguhkan game berbeda beserta desain booth unik sendiri. Permainan seperti Battlefront II dan Knack memang disajikan secara tradisional, namun game olahraga favorit semisal FIFA 18 di-setting di area mirip gawang. Terdapat pula pos Taiko no Tatsujin: Drum Session beserta controller drum digital buat menyempurnakan pengalaman bermain.

Play Everything 10

Play Everything 11

Tentu saja, Sony tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memamerkan game simulasi balap terbarunya, Gran Turismo Sport. Di sana, sang publisher Jepang itu melengkapinya dengan set simulator – termasuk kursi, setir dan pedal. Permainan dijalankan di unit PlayStation 4 Pro sehingga sanggup menyajikan 60 frame rate per detik di resolusi dinamis 4K, beserta efek high-dynamic range.

Play Everything 3

Lalu di area lain, Anda bisa mencicipi pengalaman virtual reality berbekal PlayStation VR. Bagian ini ditata agar sedikit menyerupai ruang keluarga, dilengkapi sofa, dan Anda dipersilakan mencicipi game Playroom VR, VR World dan Farpoint.

Play Everything 4

Di bawah ini ialah daftar lengkap permainan yang dipamerkan di PlayStation Play Everything:

  1. Crash Bandicoot N. Sane Trilogy
  2. Farpoint
  3. FIFA 18
  4. Gran Turismo Sport
  5. Knack II
  6. Playroom VR
  7. Star Wars Battlefront II
  8. Taiko no Tatsujin: Drum Session
  9. VR World

Jika setelah berkunjung ke PlayStation Play Everything membuat Anda jadi tertarik membeli game atau mengadopsi PlayStation 4, Sony Interactive Entertainment juga berpartner bersama Multi Game Shop untuk menyediakan gerai penjualan di arena bermain. Kesembilan permainan di atas tentu sudah dapat dimiliki.

Play Everything 15

Jika Mall Kelapa Gading 3 terlalu jauh dari tempat Anda tinggal, atau Anda belum mempunyai waktu luang buat berkunjung ke sana, Sony punya agenda untuk melangsungkan Play Everything sesi kedua di Neo Soho Mall Jakarta Barat pada tanggal 22 sampai 26 November 2017. Dan tepat di tanggal 25 November nanti, Anda bisa berjumpa serta bermain bersama dengan kakak beradik YouTuber, Tara dan Gema.

Play Everything 6

Buat sekarang, Play Everything memang hanya baru diadakan di kota Jakarta. Meski begitu, Ian Purnomo juga menjelaskan bahwa jika ternyata pengunjung roadshow memperlihatkan ketertarikan yang tinggi, ada kemungkinkan Sony akan melaksanakan Play Everything di kota-kota lain.

Project CARS 2 vs. Forza Motorsport 7 vs. Gran Turismo Sport, Siapa Jawaranya?

Bulan Oktober merupakan momen berlangsungnya kompetisi besar antara tiga franchise permainan simulasi balap raksasa: game ke-10 di seri Forza, permainan Gran Turimo pertama untuk console current-gen Sony, serta tim pendatang baru yang dahulu pernah menggarap Need for Speed: Shift. Pertarungan ketiganya dimulai saat Gran Turismo Sport meluncur pada tanggal 17 Oktober kemarin.

Tentu saja tiap penggemar racing simulator punya preferensi berbeda. Masing-masing franchise punya fans setianya sendiri, dan saya memahami hal itu. Namun bagaimana dengan Anda yang baru ingin mencicipi genre ini? Siapa yang terbaik di antara tiga judul tersebut? Untuk memperoleh informasi paling tidak bias, kita perlu menengok data statistik dari situs agregat review seperti OpenCritic.

 

Gran Turismo Sport

Untuk sementara, Gran Turismo Sport memperoleh skor rata-rata 77 dari 100 berdasarkan 11 ulasan. Mayoritas reviewer mengapresiasi gameplay-nya yang betul-betul terhidang layaknya simulasi sejati, sehingga tiap kendaraan terasa unik dan memiliki karakteristik berbeda. Selain itu, proses utak-atik dan kustomisasinya tidak rumit, memungkinkan pemain bisa segera menikmati balapan.

Meski demikian, para pengulas punya pendapat senada soal minimnya konten. Mode single-player GT Sport malah menyerupai Gran Turismo versi PSP, bahkan memaksa Anda online buat mengakses Driving School, Mission Mode dan Circuit Mode. Grafisnya sendiri cukup baik, tapi bukan yang terbaik di antara para rivalnya. Salah satu media bilang bahwa Gran Turismo Sport kadang terasa seperti memainkan game racing lawas dengan visual next-gen.

 

Project CARS 2

Skor rata-rata Project CARS 2 lebih tinggi dari Gran Turismo Sport, memperoleh 82 dari 100 berdasarkan ulasan 65 media. Hal yang paling banyak dikeluhkan reviewer adalah masalah teknis: dari mulai perspektif kokpit yang ‘kurang natural’ hingga terkait AI. Game juga kurang bersahabat bagi kalangan pemula karena proses belajarnya cukup sulit. Namun mereka mengakui Project CARS 2  merupakan game sempurna buat para pecinta otomotif.

Permainan menyuguhkan banyak sekali kategori balapan, dan di sekuelnya ini, developer memperbaiki banyak kekurangan yang ada pada pendahulunya dan memastikan kontennya lebih kaya. “Project CARS 2 ialah simulasi balap serius untuk para pembalap serius,” begitu kata PC Gamer.

 

Forza Motorsport 7

Dari sisi skor, Forza Motorsport 7 merupakan game racing simulation terbaik di tahun 2017. Nilainya berada dua poin di atas Project CARS 2. Secara keseluruhan, reviewer memuji kecantikan grafisnya – walaupun dinikmati dari console Xbox One sekalipun. Lalu, respons saat mengendalikan mobil juga natural dan intuitif. Selain itu, Forza Motorsport 7 menyimpan konten permainan paling banyak dibanding dua rivalnya.

Forza Motorsport 7 tetap tidak bisa bebas dari masalah teknis. Di versi PC, beberapa gamer mengalamai crash, baik dari menu atau saat sedang bertanding. Selain itu, proses loading-nya juga memakan waktu. Dan selanjutnya, kritik diarahkan pada kehadiran sistem loot box, tapi untungnya, ‘fitur’ tersebut tidak terlalu memengaruhi keseimbangan gameplay.

Mobil Balap Nissan Ini Dapat Dikendalikan Sepenuhnya dengan Controller PlayStation

Kalau disuruh memilih, Anda lebih tertarik bermain mobil RC (remote control) atau game balap super-realistis macam Gran Turismo? Bagaimana kalau keduanya ternyata bisa dikombinasikan, sehingga Anda dapat mengendalikan mobil RC yang terasa realistis, begitu realistisnya sampai-sampai yang digunakan ternyata adalah mobil asli?

Itulah yang baru saja dilakukan oleh Nissan. Dalam rangka menyambut perilisan Gran Turismo Sport dan merayakan 20 tahun partisipasinya dalam game tersebut, Nissan menciptakan mobil balap yang dapat dikendalikan sepenuhnya menggunakan controller DualShock 4 milik PlayStation.

Mobil yang dimaksud adalah Nissan GT-R, yang telah dimodifikasi dan dijejali sederet robot, komputer dan sensor, hingga akhirnya bisa dikemudikan dari jauh. Nissan tak lupa menyematkan nama yang sangat pas untuk mobil istimewa ini, yakni Nissan GT-R /C – sebuah permainan kata-kata yang cerdas kalau menurut saya pribadi.

Nissan GT-R /C

Sosok yang sangat beruntung mengendalikannya adalah Jann Mardenborough, yang tidak lain merupakan salah satu pembalap andalan Nissan. Bertempat di sirkuit Silverstone, Jann menggenjot GT-R /C hingga mencapai kecepatan maksimum 211 km/jam selagi memonitor pergerakannya dari dalam helikopter yang mengikuti.

Total ada empat robot di dalam kabin GT-R /C yang bertugas mengoperasikan setir, transmisi, pedal gas dan rem. Di bagian belakangnya, tertanam enam komputer yang memberikan update kontrol hingga 100 kali per detiknya.

Controller DualShock 4 yang digunakan sendiri sama sekali tidak dimodifikasi. Controller hanya tersambung ke sebuah micro-computer yang menerjemahkan input kontrol dan meneruskannya sistem bawaan GT-R /C. Nissan tidak lupa memasangkan sensor Racelogic VBOX Motorsport yang bertugas meneruskan data kecepatan mobil ke sebuah layar di kokpit helikopter.

Nissan GT-R /C

Beralih ke sektor keamanan, Nissan menambatkan dua sistem pengaman terpisah yang beroperasi di frekuensi radio yang berbeda. Sistem ini ditujukan supaya dua operator ekstra dapat mengaktifkan rem dan mematikan mesin mobil andaikata Jann kehilangan kendali.

Silakan Anda tonton sendiri aksi Nissan GT-R /C dalam video di bawah, dan tolong jangan terlalu iri dengan Jann sampai kemudian benar-benar membencinya 🙂

Sumber: Nissan.

Daftar Game Blockbuster Esensial yang Siap Menyerbu di Bulan Oktober 2017

Entah apakah saat ini Anda tengah merayakan pencapaian besar Divinity Original Sin II, masih disibukkan oleh Destiny 2, atau sedang mengagumi interor Pagani Huayra BC di Project CARS 2, bulan Oktober tak mengizinkan para gamer untuk terlena. Bulan ini ialah momen dimulainya perilisan permainan-permainan blockbuster penting sebelum kita mengucapkan selamat tinggal pada 2017.

Selain game-game action raksasa yang sangat dinanti para fans, Oktober 2017 merupakan arena bertarungnya tiga franchise permainan simulasi balap terbesar di dunia dan menjadi periode paling krusial bagi seluruh pemilik console hybrid Nintendo Switch. Sudah siapkah dompet Anda menghadapi serbuan judul-judul menarik ini?

 

Forza Motorsport 7

PC, Xbox One – 3 Oktober

Menjanjikan lebih dari 700 mobil, dengan 200 lebih sirkuit balap yang berada di 32 lokasi, kreasi baru Turn 10 Studios ini berpeluang besar untuk menyingkirkan Project CARS 2 dan merebut titel simulasi balap terbaik di tahun 2017 berbekal konten masifnya. Forza Motorsport 7 juga merupakan salah satu game yang jadi andalan Xbox One X.

 

Middle-earth: Shadow of War

PC, PlayStation 4, Xbox One – 10 Oktober

Seperti pendahulunya, Shadow of War akan menyeret pemain ke sisi gelap Middle-earth. Tidak ada Hobbit-Hobbit lucu dan penyihir sakti yang siap membantu di saat-saat genting, Talion dan arwah Celebrimbor harus menempa Ring of Power baru serta bersekutu dengan makhluk-makhluk buas demi menjatuhkan Sauron.

 

The Evil Within 2

PC, PlayStation 4, Xbox One – 13 Oktober

Di sekuel survival horror arahan Shinji Mikami ini, detektif Sebastian Castellanos harus kembali menjelajahi dunia STEM demi menyelamatkan putrinya, Lily. Game dibekali sistem crafting, memungkinkan Anda menciptakan alat atau amunisi berbekal barang-barang yang telah dikumpulkan, kapan pun saat dibutuhkan.

 

Gran Turismo Sport

PlayStation 4 – 17 Oktober

Konten Gran Turismo Sport mungkin tak sekaya Project CARS dan Forza Motorsport 7, namun game simulasi balap terbaru Polyphony Digital itu masih berkesempatan untuk menyaingi rival-rivalnya, terutama dari sisi realisme mengemudi. Engine fisiknya menggunakan versi modifikasi Gran Turismo 6, digarap dengan memaksimalkan teknologi PS4.

 

WWE 2K18

Xbox One, PlayStation 4, Switch – 17 Oktober; PC – 2018

Permainan gulat profesional ini menyuguhkan formula game-game sebelumnya, dengan satu kejutan: WWE 2K18 siap mengadu delapan pegulat dalam satu arena. Developer juga telah meng-update mode Royal Rumble, merombak sejumlah mekanisme gameplay, serta menambahkan beragam gerakan pamungkas baru.

 

Wolfenstein II: The New Colossus

PC, PlayStation 4, Xbox One – 27 Oktober

MachinesGames adalah satu dari sedikit developer yang tak mengenal kata tabu. Penerus The New Order Ini mempersilakan Anda menumpas tentara Nazi dengan cara sekreatif dan sebrutal mungkin. Di sana, sang tokoh protagonis B.J. Blazkowicz harus harus memimpin pemberontakan untuk membebaskan Amerika dari rezim Nazi.

 

Assassin’s Creed Origins

PC, PlayStation 4, Xbox One – 27 Oktober

Game kesepuluh di seri action-adventure kebanggaan Ubisoft ini akan membawa Anda bertualang di era Mesir Kuno, tepatnya pada periode Ptolemaic. Origins memperkenalkan tokoh utama bernama Medjay, Assassin yang berjuang mempropagandakan kebebasan sembari menghadapi ancaman komplotan rahasia yang merupakan cikal bakal Templar.

 

Super Mario Odyssey

Switch – 27 Oktober

Super Mario Odyssey akan kembali menyajikan serunya menjelajahi dunia open-world Mario seperti yang pernah dihidangkan oleh Super Mario 64. Di sana, sang tukang ledeng bertopi merah akan mengunjungi ‘kerajaan’ berbeda demi menyelamatkan Putri Peach dari Bowser. Game ini ialah salah satu alasan utama mengapa orang membeli Nintendo Switch.

Sony Siap Rayakan Perilisan Gran Turismo Sport Dengan PlayStation 4 Edisi Spesial

Pengembangan Gran Turismo Sport dilakukan tak lama selepas Polyphony Digital merilis Gran Turismo 6 di PlayStation 3. Sport akan menjadi permainan pertama di seri Gran Turismo yang diluncurkan di console current-gen PlayStation 4. Tiga tahun setelah momen itu, Polyphony Digital akhirnya mengabarkan kesiapan mereka untuk melepas Gran Turismo Sport.

Sebagai publisher sekaligus console maker, Sony Interactive Entertainment tentu saja tidak tinggal diam melihat tingginya penantian para gamer. Momentum tersebut mereka manfaatkan dengan mengungkap PlayStation 4 edisi terbatas Gran Turismo Sport. Varian ini didedikasikan bagi penggemar berat Gran Turismo, dan identitas game simulasi balap itu dibubuhkan baik pada unit console serta controller.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport Special Edition cukup berbeda dari bundel yang sebelumnya ditawarkan Sony karena perangkat ini memperoleh sentuhan spesial. Memanfaatkan unit ‘new‘ PlayStation 4 sebagai dasarnya, produsen mencantumkan logo GT perak di tengah tubuh putih, yang dikombinasi dengan warna abu-abu di area bawah/samping (tergantung dari apakah console diposisikan secara berdiri atau horisontal).

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 2

Controller DualShock 4 yang dibundel bersama console juga memiliki  skema warna serupa: putih di atas, lalu warna abu-abu diterapkan pada tiap tombol, stik analog, serta area bawah. Di sana, logo Gran Turismo perak di touchpad terlihat menonjol berkat latar belakang yang gelap. Walaupun berbeda tema dan game, arahan ini mengingatkan saya pada PS4 Limited Edition Star Wars: Battlefront.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 3

PS4 edisi Gran Turismo Sport merupakan tipe dengan penyimpanan terbesar, yakni 1-terabyte. Sayang sekali desain ini tidak diimplementasikan di versi PlayStation 4 Pro-nya. Di bulan November silam, Sony Interactive Entertainment sempat mengungkapkan bagaimana PS4 4 Pro akan mendongkrak aspek visual GT Sport sehingga mampu ‘memudarkan garis pemisah antara video game dan realita‘ lewat dukungan resolusi 4K di 60-frame rate per detik, rentang warna lebih luas, serta fitur HDR.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport 4

Jika kebetulan Anda lebih menyukai desain PS4 tradisional, Sony sudah menyiapkan beberapa pilihan bundel Gran Turismo Sport: Jet Black 1TB/500GB, Jet Black 1TB plus DualShock 4, serta Jet Black PS4 Pro. Controller DualShock 4 Gran Turismo Limited Edition juga dijual secara terpisah.

PlayStation 4 Gran Turismo Sport Special Edition kabarnya akan mulai dijual bertepatan dengan hari perilisan permainan balap tersebut secara eksklusif di PS4, yaitu pada tanggal 18 Oktober 2017. Di dalamnya, Anda akan menemukan beragam bonus, seperti kredit in-game senilai $ 250.000, koleksi stiker, helm balap chrome serta 60 buah avatar PS4.

Sumber: PlayStation.com.

Sony Akhirnya Umumkan Tanggal Rilis Gran Turismo Sport

Project CARS sudah lama tersedia dan telah mendapatkan dukungan dari PlayStation VR, namun permainan Slightly Mad Studios itu tidak bisa menggeser Gran Turismo dari hati para fans dan pecinta simulasi balap. Perhatian mereka kini tertuju pada Gran Turismo Sport, permainan GT pertama yang diramu eksklusif untuk console generasi kedelapan milik Sony.

Sayangnya, peluncuran permainan sempat mengalami penundaan cukup panjang. Kesempatan yang Sony berikan pada gamer untuk mencicipi potongan konten dari Gran Turismo Sport – misalnya di Nissan GT Academy – hanya membuat fans semakin gelisah dan tak sabar. Namun di akhir minggu ini ada kabar gembiranya, Sony akhirnya mengumumkan waktu rilis Gran Turismo Sport di PlayStation 4.

Pelepasan permainan simulasi balap kreasi tim Polyphony Digital di kawasan Asia, termasuk Indonesia, rencananya akan dilangsungkan berbarengan dengan perilisan di wilayah Amerika Serikat, tepatnya pada hari Selasa tanggal 17 Oktober 2017. Sony Interactive Entertainment menyiapkan tiga pilihan versi, yakni edisi standar seharga Rp 700 ribu, Limited Edition di harga Rp 850 ribu, dan Collector’s Edition yang dibanderol Rp 1,55 juta.

Gran Turismo Sport release date 1

Di bundel Limited Edition, Sony  menyertakan art book (ada koleksi gambar dan ilustrasi mobil-mobil dalam permainan), steel book, serta bonus DLC Car Pack berisi delapan mobil tambahan, uang in-game senilai 1 juta, avatar PS4, helm, dan bundel stiker. Collector’s Edition sendiri meliputi seluruh konten Limited Edition, ditambah mainan mobil miniatur die cast Nissan Concept 2020 Vision Gran Turismo.

Gran Turismo Sport release date 4

Gran Turismo Sport mengundang semua penggemar otomotif untuk menikmatinya. Polyphony Digital membekali permainan dengan kecerdasan buatan demi memudahkan pengendalian mobil, sehingga game bahkan bisa dimainkan oleh mereka yang belum pernah mengemudi sekalipun. Buat para veteran, fitur-fitur otomatis tersebut dapat dimatikan supaya game bisa menyajikan sistem fisik dan pengalaman mengemudi sesungguhnya.

Gran Turismo Sport release date 3

Dalam permainan simulasi ini, Anda bisa berkunjung ke 17 lokasi balap terkenal di dunia, masing-masing terbagi dalam 28 layout lintasan – dari mulai sirkuit aspal sampai arena off-road. Di sana tersedia lebih dari 150 jenis mobil yang dirancang serealistis mungkin hingga bagian-bagian terkecil seperti lampu sen dan gap di antara panel.

Polyphony Digital tak tanggung-tanggung dalam menggarap elemen visualnya, dan Gran Turismo Sport dijamin tampil menawan saat Anda memainkannya dengan PlayStation 4 Pro. Pemain akan disuguhkan fitur-fitur grafis high-end seperti resolusi 4K, HDR, wide color process, serta 60 frame rate per detik.

Sony juga menyediakan versi digital Gran Turismo Sport. Ada dua edisi yang dapat dipilih, yakni varian standar (Rp 700 ribu) dan Digital Deluxe (Rp 800 ribu). Waktu ketersediaannya sama seperti versi fisik.

Sony Kembali Jagokan Game dan Konten Eksklusif PlayStation 4 di E3 2017

Pengumuman console baru memang membuat perhatian khalayak tertuju pada sang rival, namun Sony terlihat percaya diri dengan persiapan mereka menghadapi E3 2017. Absennya penyingkapan hardware anyar digantikan oleh beragam demo permainan eksklusif PlayStation 4, termasuk pengungkapan remake dari game ‘paling berpengaruh di industri’ kreasi Team Ico.

Gran Turismo Sport

Lewat trailer berjudul Join The Human Race, Sony mengumumkan waktu rilis permainan simulasi balap Gran Turismo Sport, jatuh di musim gugur tahun ini. Permainan bisa dinikmati di PlayStation 4 dan juga PlayStation 4 Pro.

Hidden Agenda

Tim pencitpta game horor Until Dawn, Supermassive Games, membahas kreasi teranyar mereka yang diberi judul Hidden Agenda. Permainan ini mengombinasikan elemen film serta game, dan temanya mengingatkan saya pada Hard Rain. Hidden Agenda ialah satu dari beberapa permainan berkonsep PlayLink, yaitu game yang seru untuk dimainkan bersama tanpa mewajibkan dukungan controller.

Superhot VR

Setelah menjadi hit di PC, game shooter indie unik Superhot akan dapat dinikmati dalam mode virtual reality via Sony PlayStation VR.

Tropico 6

Keberadaan permainan simulasi pengelolaan kota keenam di seri Tropico diungkap melalui trailer sinematik di acara stream pre-conference Sony.

Undertale

Jika melewatkannya di PC, para pemilik console game current-gen Sony sebentar lagi bisa menikmati permainan independen fenomenal Undertale. Anda juga dapat membeli Collector’s Edition-nya, dibundel bersama booklet, soundtrack dan liontin musik bersepuh emas.

Uncharted: Lost Legacy

Lost Legacy disiapkan untuk para fans Uncharted yang masih haus akan petualangan seru berburu harta karun. Chloe Frazer dan Nadine Ross jadi tokoh utamanya, dan lewat trailer, Sony perlihatkan sekilas perjalanan mereka mencari artefak bangsa India.

Horizon Zero Dawn: The Frozen Wilds

Masih belum mau mengucapkan selamat jalan pada Aloy? Kabar gembira, Guerilla Games mengungkap expansion pack pertama untuk Horizon Zero Dawn berjudul The Frozen Wilds. Downloadable content ini membawa Aloy ke daerah baru yang bersalju.

Days Gone

Sony memperlihatkan video gameplay baru permainan open-world bertema zombie apocalypse, Days Gone. Di sana, kita ditunjukkan bahwa gerombolan mayat hidup bukanlah satu-satunya bahaya yang mengancam nyawa.

Monster Hunter: World

Game teranyar di franchise Monster Hunter Capcom menunjukkan dirinya di konferensi E3 2017 Sony, diberi judul Monster Hunter World. Di sana, Anda bisa berpetualangan dan berburu bersama tiga pemain lain. Game akan tersedia di PlayStation 4, Xbox One, dan juga PC tahun depan.

Shadow of the Collosus

Diluncurkan untuk PlayStation 2, Shadow of the Colossus seringkali disebut-sebut sebagai permainan terpenting sepanjang masa, sebuah contoh bagaimana video game merupakan karya seni. Ia memperoleh pujian dari banyak pihak dan penjualannya pun cukup tinggi. Dan di era console generasi kedelapan ini, Sony berniat untuk me-remake-nya.

Marvel vs. Capcom Infinite

Trailerstory‘ kedua permainan fighting yang dibintangi karakter-karakter dari jagat Marvel dan Capcom dipamerkan di panggung Sony di E3 2017.

Call of Duty: WWII

Porsi multiplayer dari permainan first-person shooter blockbuster anyar Activion diperlihatkan lewat trailer yang sangat stylish. Call of Duty: WWII akan dilepas pada tanggal 3 November 2017.

The Elder Scrolls V: Skyrim VR

Sebentar lagi Anda dapat menikmati pengalaman berjelajah di provinsi Skyrim dan berburu naga dalam mode virtual reality.

StarChild

Game bertema sci-fi baru ini dirancang untuk dimainkan di PlayStation VR.

The Inpatient

The Inpatient ialah game horor eksklusif untuk PlayStation VR, dikembangkan oleh para taltenta di belakang Until Dawn.

Bravo Team

Game Bravo Team untuk PlayStation VR juga ditampilkan.

Moss

Disiapkan pula untuk PlayStation VR, Moss adalah game petualangan bertema fabel yang mengingatkan saya pada buku Tale of Despereaux.

God of War

Trailer gameplay God of War bertajuk ‘Be A Warrior’ ini menampilkan aksi seru kratos dan putranya menghadapi makhluk-makhluk mitologi.

Detroit: Become Human

Teknologi grafis dan motion capture wajah yang digunakan di game ciptaan Quantic Dream ini sangat mengagumkan. Silakan saksikan sendiri di trailer-nya.

Destiny 2

Di trailer Destiny 2 kali ini, narasi dilakukan oleh tokoh antagonis, Ghaul. Untuk PlayStation 4, Bungie sudah menyiapkan konten eksklusif.

Spider-Man

Gameplay trailer Spider-Man sepanjang hampir sembilan menutup konferensi pers Sony di E3 2017.