[DSChoice] Halal Local and pergiumroh are in Fundraising Stage

After Lacak.io and Invita in the previous series, DailySocial continues to provide recommendations for investors regarding potential early-stage startups. This startup selection is based on several criteria. In the process, each nominee asked to submit extensive information about the team and the traction. The coverage will be limited, as an overview and public notice. The explanations were written directly by each founder.

Halal Local (Bandung)

Vertical, Platform & Year of Founded: Tourism, Mobile (Android), 2016

Halal Local

Company Description

Halal Local is a mobile app which allows Muslim traveller to get offers in comprehensive tourism needs such as nearby halal restaurants, prayer rooms, prayer time, qibla and so on. Halal Local gives worldwide coverage over 140+ countries all around the world with global app users. Our customer base is currently 25% Indonesia, 26% Saudi Arabia and UAE, 12,5% USA & Canada, 12,6% UK and Europe and 23,9% in other big countries.

The app is specialized in halal foods, so we are actively listing over 55K+ halal restaurants and validate the halal label. Halal Local give freemium membership and open API for data analytics, especially to restaurants, so they can develop its business effectively and efficiently. The startup is co-founded by two people who were studying for postgraduate degrees at universities in the United Kingdom.

Traction

App Download Monthly Active Users
10.000+ downloads 1.600+ unique users

Planning

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
USD 100.000 15% max

The plan is to use 60% of the funding for technology, salary, and operational costs; and the other 40% of the funding for marketing activities that will grow the traffic as well as our database value. Halal Local will use 40% for the marketing activities to enlarge the halal restaurants’ list worldwide.

Further details:

Application Information Will Show Up Here

pergiumroh (Jakarta)

Vertical, Platform & Year of Founded: Travel, Website & Mobile (Android), 2018

PergiUmroh

Company Description

pergiumroh is the leading online marketplace for umroh in Indonesia. They work with over 30 trusted travel operators to provide over 300 packages; customers can choose, pick, compare and purchase in one single platform. The platform also provides planning mechanism to make umroh purchasing more affordable.

Umroh is a USD 2 billion per year market. All stakeholders (government, industry players) are excited about the industry digitization and we’re leading the market today in terms of the digital marketplace.

Traction

Registered User Monthly GMV
1050+ users $53,000

Planning

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
USD 900,000 20% max

pergiumroh is looking for partner(s) to grow together. The fund would be for 12 months runway, and we would expect we can raise for Series A in the next round. Having partner(s) that can push this together, can help us open doors for more network and follow up investment would be beneficial for the company.

Further details:

Application Information Will Show Up Here

 

If you are an investor or part of the venture capital, we have a special newsletter of complete information about the recommendations, including pitch deck and traction. However, have you had any intention to connect with the related founder, we’d be willing to help. For further information, please contact [email protected].

Aplikasi Direktori Halal Local Siap Sambangi Australia Tahun Depan

Halal Local, aplikasi direktori halal asal Bandung, siap menyambangi pasar Australia dan Asia Pasifik tahun depan melalui kerja sama B2B dengan mitra di negara tujuan. Lewat perluasan tersebut, Halal Local akan menyediakan direktori halal di negara tujuan, baik berupa masjid maupun restoran untuk para pelancong.

CEO Halal Local M Senoyodha Brennaf menuturkan, dalam skema B2B ini perusahaan akan menyediakan API yang bisa diintegrasikan dengan platform milik mitra, sehingga para penggunanya bisa terhubung dengan database dari Halal Local saat ingin mencari destinasi halal.

“Halal Local akan ada di balik layar, bantu menyediakan konten untuk mitra, sehingga nanti turis bisa lebih mudah menentukan keputusan saat ingin mendapatkan itinerary halal yang bagus,” ujar Senoyodha, saat ditemui di Startcon 2018 bersama Kedutaan Besar Australia Jakarta dalam rangka Digital Indonesia Media Visit di Sydney, pekan lalu (1/12).

Untuk mendukung rencana ekspansi tersebut, Halal Local tengah menjajaki kerja sama strategis dengan pemain direktori halal dari New Zealand yang sudah 10 tahun menggeluti sektor yang sama. Diharapkan nantinya menghasilkan jaringan dan basis data yang kuat. Yodha memperkirakan proses ini bakal rampung pada Mei 2019 mendatang.

Halal Local sudah mendapat pendanaan eksternal sebanyak tiga kali dari angel investor, Bekraf, dan Kemenristekdikti. Bila ditotal jumlahnya sekitar 950 juta Rupiah.

Perusahaan masuk ke dalam enam besar untuk kompetisi pitching global Startcon 2018 untuk memperebutkan hadiah investasi sebanyak AUD 1 juta (sekitar 10 miliar Rupiah). Namun sayangnya Halal Local harus mengakui keunggulan dari startup Australia yakni Daitum yang bergerak di bidang kecerdasan buatan.

Himpun basis data dari berbagai pihak

Logo Halal Local / Halal Local
Situs website dan aplikasi Halal Local / Halal Local

Konsep B2B ini dilakukan oleh Halal Local setiap kali ingin melakukan ekspansi ke luar negeri. Jepang menjadi negara pertama yang disambangi Halal Local.

Perusahaan menerapkan konsep bisnis kepada para mitranya yang bergerak di berbagai industri seperti agen travel, maskapai penerbangan, perhotelan, dan lainnya.

Selain Jepang, Halal Local juga sudah hadir di Singapura, Malaysia, dan beberapa negara di kawasan Asia dan Eropa lainnya.

Yodha, panggilan akrab dari Senoyodha, menuturkan konsep B2B lebih mudah untuk diterapkan dan memiliki pasar yang jelas, ketimbang harus memakai strategi B2C. Pasalnya, B2C berarti mendorong Halal Local untuk membuat transaksi di dalam aplikasi. Di sisi lain, pasar di segmen ini belum siap untuk menerima itu karena butuh unsur keamanan dan banyak konsumen yang masih ragu.

Next 2019 kita mau ke Australia dan 2020 mau ke Tokyo Olympic Games 2020.”

Dalam menyediakan basis data direktori halal, Yodha menjelaskan perusahaan melakukan pendataan dengan berbagai metode. Di antaranya ada yang didapat dari lembaga sejenis MUI (Majelis Ulama Indonesia), lembaga dewan masjid, dan komunitas. Selain itu data juga didapat dari pihak ketiga seperti pemain di sektor yang sama. Pengguna Halal Local dapat turut berpartisipasi memberikan masukan.

Halal Local telah merangkum lebih dari 50 ribu restoran halal dan 150 ribu masjid yang tersebar di 110 negara di seluruh dunia. Secara penetrasi, pengguna Halal Local terbanyak berada di Timur Tengah dan Uni Emirat Arab (26%), Indonesia (25%), Amerika Serikat dan Kanada (12,5%), Eropa (7,6%), Inggris (5%), Jepang dan Korea Selatan (1,3%), Australia (1,1%), dan negara lainnya (21,5%).

Pengembangan fitur

CTO Halal Local Nurma Larasati menambahkan, saat ini perusahaan sedang mengembangkan fitur stiker bertanda “certified halal” sebagai tambahan layanan untuk para mitra restoran yang sudah listing di Halal Local. Stiker ini dibuat berbeda-beda sesuai dengan tingkat halal yang diterapkan setiap manajemen restoran, ada yang semi-halal atau full-halal.

Yodha menjelaskan selain menandakan halal, stiker juga dilengkapi dengan kode QR yang dapat dipindai oleh pengguna saat ingin mencari tahu lebih lanjut informasi tentang restoran tersebut di situs Halal Local. Fitur ini sudah digulirkan sejak November 2018, di Bandung sekitar 2-3 restoran sudah memanfaatkannya, menyusul Jepang ada sekitar 4-5 restoran.

“Kan listing restoran di kita itu free, model bisnis kita itu freemium. Jadi setelah listing, kami tawari mereka lagi mau tidak pasang iklan. Nah salah satunya itu adalah stiker QR yang ditempelkan di depan toko mereka.”

Fitur stiker ini menurut Yodha akan lebih difokuskan ke bagian daerah yang memiliki popularitas Muslim yang minim, seperti Bali dan luar negeri, agar fungsinya lebih efektif.

Aplikasi Halal Local sudah diunduh 6 ribu kali sejak pertama kali hadir di April 2018.

Application Information Will Show Up Here

Tiga Startup Indonesia Siap Berkompetisi di Final StartCon di Australia

Tiga startup Indonesia akan maju ke babak final dalam kompetisi StartCon “Pitch for $1 Million” di Sydney, Australia. Mereka adalah Halal Local, DuitHape, dan Kerjaku. Ketiganya terpilih pasca memenangkan sesi pitching yang diadakan oleh UnionSPACE di FintechSPACE 26 Oktober lalu.

Sebagai pemenang Regional Final di Jakarta, Halal Local, DuitHape dan Kerjaku akan berangkat ke Sydney untuk mengikuti Grand Final Asia Pasifik pada 31 November – 1 Desember 2018. Dibantu dukungan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia, mereka akan beradu ide dengan puluhan finalis lainnya se-Asia-Pasifik.

Di Regional Final, juri terdiri dari Stefanus Suharjono (Operation and Investment Manager GK – Plug n Play) dan Andreas Surya (VP of Investment Kejora Ventures).

“UnionSPACE mendukung penuh tumbuhnya ide-ide brilian dari pemuda Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengadakan acara ini. Selain itu juga dengan menyediakan sarana coworking space di berbagai lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai landing pad bagi startup Indonesia bisa lebih cepat go-internasional,” sambut CEO UnionSPACE, Albert Goh.

Halal Local mendapatkan nilai tertinggi dalam sesi tersebut. Tim Halal Local mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelancong muslim untuk mendapatkan berbagai informasi seperti jadwal sholat, arah kiblat, dan informasi bahan makanan halal. Aplikasi juga bisa digunakan oleh pengguna untuk memeriksa istilah kimia kandungan makanan kemasan atau yang berbahasa asing.

Selanjutnya, peringkat kedua ada DuitHape. DuitHape merupakan aplikasi pembayaran yang ditargetkan untuk masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Uniknya, meski aplikasi ini didasari semangat amal, secara bisnis tetaplah mendapatkan profit sehingga program yang menjangkau rakyat pedalaman ini bisa bertahan.

Aplikasi Kerjaku menempati peringkat ketiga. Aplikasi ini membantu menjodohkan penyedia lapangan kerja dengan pencari kerja di level buruh (blue collar) dan pelayanan (pink collar). Algoritma Kerjaku memungkinkan kecocokan persyaratan spesifik mulai dari karakter hingga lokasi sehingga mempermudah personalia dan juga mempertinggi kans pencari kerja untuk segera mendapatkan kesempatan panggilan.

StartCon merupakan acara startup tahunan Australia, dan kali ini bekerja sama dengan venture capital asal Australia, Right Click Capital, untuk mengadakan Pitch for $1 Million bagi startup di Asia Pacific. Pitch for $1 Million adalah kompetisi di mana startup dari 14 kota di Asia Pasifik memperebutkan dana investasi sebesar 1 juta dolar Australia.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner StartCon

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here