HubSehat Launches Second Opinion Feature, Providing In-Depth Diagnosis

HubSehat, one of the healthtech startups in Indonesia has launched the latest feature called second opinion. A feature to help patients getting a second insight of a current disease. It’s supposed to inform patients with better consideration of the disease.

“HubSehat develops this feature for people to be more effective and efficient in terms of time and cost rather than going abroad for additional insight of other doctors and hospitals,” HubSehat’s Marketing Supervisor, Evry Zony said.

The second opinion is an insight or diagnosis of another doctor based on the previous medical records. It is necessary to make sure the current disease to avoid malpractice.

In HubSehat observation, there are many people willing to go abroad to get this second opinion. They thought the overseas doctors are more competent and credible. On the other hand, it costs more than a penny. The Second Opinion feature intends to answer the demand through technology at an affordable price and simpler way.

In order to raise public awareness of the additional insight and this Second Opinion feature, HubSehat is actively acquired patients and public communities in need of additional diagnoses.

“HubSehat plans to introduce the Second Opinion feature by acquiring communities of patients with chronical disease and common people who often not sure with one answer or unclear diagnoses, can’t be trusted, and not satisfy patient’s curiousity. Particularly when patient or family members are having a serious illness,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Homecare24 Sets an Additional Service and Raise Series A Funding

As the first online app for home and health care services in Indonesia, Homecare24 is having a significant business growth. Start from users (patients) increase, caretaker, and expanding area in Surabaya, Medan, and Makassar.

The lack of appreciation and low standard for caretaker rate in Indonesia has made Theresia Monica Lumban Gaol (Founder & CEO) to create Homecare24.

“In total, there are more than 1300 caretakers registered in Homecare24 while only 300 passed through. In terms of average users, there are 100 per month,” she said to DailySocial.

Additional features

Currently, Homecare24 has strategic partnership with PharmaPlus and Primecare Clinic which already trusted in health industry in order to expand. Homecare24 has owned some caretaking services, such as live in, medical sitter, companionship, medical visit, and physiotherapy at home.

“Pharmaplus becomes our partner for drugs and medical devices, Primecare Clinic is for our patients that requires doctor’s action or hospital referral. Both are our exclusive partners,” she added.

When it only requires visiting without companionship, for infusion attachment, wound treatment, feeding tube treatment, vaccines, and various medical actions; therefore, the required service is medical visit.

The other services are medical sitter, particularly for sick family members in need for medical services, they will be taken care and treated in short duration (without caretaker) stay overnight in 8, 12, and 24 hours.

“We want to provide the best service for Indonesians and its health industry by keep making innovations to solve health industry problems,” she added.

Raising series A funding

Currently, Homecare24 patiens are mostly comes from Jakarta, particularly South Jakarta and West Jakarta. The most treated disease are stroke, diabetes, cancer, and dementia & alzheimer. In order to answer the user’s demand and accelerate business development, in 2019, Homecare24 plans to raise series A funding.

Homecare24 will keep making innovation in health industry by creating various initiatives. One of the latest service is mom and baby spa at home. In addition, they also have commitment to continue other wellness services for public to experience high quality treatment through Homecare24 platform.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

HubSehat Luncurkan Fitur “Second Opinion”, Mantapkan Pasien dengan Diagnosis Mendalam

HubSehat, salah satu startup healthtech di Indonesia meluncurkan fitur terbarunya “second opinion”. Sebuah fitur untuk membantu pasien mendapat penjelasan pendapat kedua mengenai penyakit yang dideritanya. Harapannya dengan adanya fitur ini pasien bisa mendapatkan informasi dan pertimbangan lebih banyak mengenai penyakitnya.

“HubSehat mengembangan fitur ini untuk masyarakat agar bisa lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya daripada harus pergi keluar negeri hanya untuk mendapatkan pendapat kedua dari para dokter dan rumah sakit,” terang Supervisor Marketing HubSehat Evry Zony.

Pendapat kedua yang dimaksud adalah saran atau diagnosis yang diberikan oleh dokter lain berdasarkan hasil dari rekam medis dari dokter sebelumnya. Pendapat kedua ini biasanya diperlukan untuk memastikan jenis penyakit yang diderita, agar tidak terjadi salah tindakan.

Sejauh ini dari pantauan pihak HubSehat, untuk mendapat pendapat kedua banyak yang rela pergi keluar negeri. Alasannya, dokter luar negeri dianggap lebih berkompeten dan kredibel. Namun di sisi lain perjalanan keluar negeri membutuhkan biaya yang tidak murah. Fitur Second Opinion mencoba menjawab kebutuhan hal tersebut, dengan batnuan teknologi diharapkan opini kedua bisa lebih murah dan mudah.

Untuk membantu masyarakat lebih aware mengenai opini kedua dan fitur Second Opinion ini, HubSehat aktif menggendeng komunitas pasien dan masyarakat umum yang merasa kurang puas dengan satu diagnosis.

“Langkah yang akan dilakukan HubSehat dalam memperkenalkan fitur Second Opinion ini dengan menggandeng komunitas-komunitas pasien penyakit kronis dan masyarakat luas pada umumnya yang merasa tidak puas mendapat jawaban serta diagnosis yang kurang jelas, kurang meyakinkan, kurang bisa dipertanggungjawabkan, dan kurang bisa memuaskan keingintahuan pasien. Terlebih saat pasien atau anggota keluarga memiliki masalah kesehatan yang cukup serius,” lanjut Zony.

Application Information Will Show Up Here

Homecare24 Tambah Layanan dan Galang Pendanaan Seri A

Hadir sebagai aplikasi online pertama di Indonesia yang menyediakan jasa home care dan perawat kesehatan, Homecare24 kini telah mengalami perkembangan bisnis yang cukup signifikan. Mulai dari bertambahnya jumlah pengguna (pasien), perawat hingga area layanan yang meluas di Surabaya, Medan dan Makassar.

Masih rendahnya apresiasi dan standar gaji yang diterima perawat di Indonesia saat ini merupakan salah satu alasan untuk Theresia Monica Lumban Gaol (Founder & CEO) untuk mendirikan Homecare24.

“Secara keseluruhan jumlah perawat yang terdaftar di Homecare24 adalah 1300 lebih, sementara yang kita loloskan hanya 300 perawat saja. Untuk jumlah pengguna rata-rata 100 orang per bulannya,” ujar Theresia kepada DailySocial.

Menambah layanan baru

Saat ini Homecare24 juga telah menjalin kemitraan strategis dengan PharmaPlus dan Primecare Clinic yang telah dipercaya di dunia kesehatan untuk melebarkan sayapnya. Homecare24 telah memiliki beberapa layanan perawatan seperti live in, medical sitter, companionship, medical visit hingga fisioterapi langsung ke rumah.

“Pharmaplus menjadi partner kita untuk obat dan alat kesehatan,Primecare Clinic untuk pasien kita yang membutuhkan tindakan dokter atau rujukan ke rumah sakit. Keduanya partner eksklusif kami,” ujar Theresia.

Jika hanya memerlukan tindakan visit tanpa perlu penjagaan, misal hanya untuk tindakan pasang infus, perawatan luka, perawatan selang makan, vaksin, dan berbagai tindakan medis lainnya; maka layanan yang diperlukan adalah medical visit.

Pelayanan lainnya yang telah diluncurkan adalah medical sitter, khusus untuk anggota keluarga yang sakit dan memerlukan tindakan medis, maka akan dirawat dan dijaga dengan durasi singkat tanpa (perawat) menginap dengan pilihan durasi 8, 12, dan 24 jam.

“Kami ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Indonesia dan dunia kesehatan Indonesia dengan terus berinovasi untuk solving problem industri kesehatan,” lanjut Theresia

Melakukan penggalangan dana seri A

Saat ini Homecare24 mengklaim pasien paling banyak datangnya dari Jakarta, terutama dari Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Jenis penyakit yang diderita paling banyak adalah stroke, diabetes, kanker dan demensia & alzheimer. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan mempercepat pertumbuhan bisnis, tahun 2019 ini Homecare24 berencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan seri A.

Homecare24 juga akan tetap melanjutkan inovasi di dunia kesehatan dengan mengembangkan berbagai layanan terobosan baru. Salah satu layanan baru yang saat ini sedang dikembangkan Homecare24 yaitu mom and baby spa langsung ke rumah. Selain itu, Homecare24 juga terus berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan layanan wellness lainnya agar masyarakat dapat merasakan perawatan berkualitas melalui platform Homecare24.

Application Information Will Show Up Here

HubSehat Tawarkan Solusi Data Rekam Medis di Genggaman

Satu dari banyak startup di bidang healthcare yang beroperasi di Indonesia adalah HubSehat. Startup ini mengusung misi untuk memudahkan pengguna dalam hal mendapatkan dan mengelola data rekam medis. Termasuk dengan menghubungkannya dengan dokter atau pihak-pihak terkait dengan mudah. Sebagai Rekam Medis elektronik.

HubSehat merupakan startup asal Indonesia yang mulai didirikan sejak tahun 2016. Perlahan tapi pasti, bisnis yang berjalan dengan modal sendiri ini mulai meluncurkan aplikasi mobile, April 2017 untuk Android dan Agustus 2017 untuk iOS.

Startup yang diprakarsai CEO Fredy Tan dan VP of Product Anny ini berusaha menyelesaikan beberapa masalah tentang kesehatan, seperti data rekam medis pasien yang tersebar hingga prosedur kesehatan yang berulang seperti cek darah dan lainnya.

HubSehat kemudian hadir menawarkan solusi sebagai layanan  aplikasi yang mampu mengelola data-data rekam medis pasien untuk dihubungkan dengan dokter, rumah sakit, labs dan pihak-pihak terkait yang membutuhkan

“Salah satu permasalahan di industri kesehatan Indonesia adalah tidak terkoneksinya data pasien dari satu tempat pelayanan kesehatan dengan lainnya, sehingga di saat ada pelayanan yang membutuhkan data riwayat penyakit sebelumnya menjadi terhambat, memakan waktu, dan merepotkan karena harus melewati prosedur yang berbelit di setiap instansi pemberi layanan kesehatan,” terang Supervisor Marketing HubSehat Evry Zony.

Zony lebih jauh menjelaskan bahwa HubSehat memiliki beberapa fitur yang menjadi unggulan, seperti fitur yang memungkinkan pasien untuk menyimpan catatan medis, mulai dari diagnosa, pengobatan, tindakan, hasil lab, rontgen, imunisasi, alergi dan lainnya.

Data-data tersebut nantinya dimasukkan tanpa mengetik satu-persatu. Data tersebut juga dapat disinkronkan dengan dokter tertentu untuk dapat memonitor riwayat kesehatan secara menyeluruh dan lengkap.

Sementara bagi dokter aplikasi ini menawarkan fitur tren kasus yang ada di wilayah sekitar, pengelolaan pasien, jadwal dokter visit dan sinkronisasi data dengan pasien.

“Demi meningkatkan dan memenuhi kebutuhan user dan pasien yang sudah menggunakan [aplikasi] HubSehat [saat ini] on progress berafiliasi dengan lembaga kesehatan lain sebagai contoh akan menjalin kerja sama dengan rumah sakit luar Indonesia sebagai sarana second opinion untuk para pasien. [Rencananya] juga akan berafiliasi dengan para provider caregiver untuk memenuhi kebutuhan user atau pasien yang membutuhkan caregiver / home care, insurance, provider dan healthcare community app,” lanjut Zony.

Potensi ekspansi

Pihak HubSehat, sebagai bagian dari industri healthcare tanah air, optimis bahwa masih banyak peluang dan potensi yang bisa digali. Mereka juga optimis bisa menjawab kebutuhan masyarakat dengan solusi yang mereka tawarkan.

Hingga saat ini Zony mengklaim HubSehat sudah berhasil mendapatkan 1000 pengguna aktif. Penerimaan positif ini membuka peluang mereka untuk ekspansi, sambil merampungkan kerja sama dengan lebih banyak pihak.

Di tahun 2019 ini HubSehat fokus menyelesaikan beberapa fitur baru, termasuk menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk melengkapi solusi yang ditawarkan.

“Untuk ekspansi ke luar masih kita kerjakan sih fiturnya. Estimasi akan kita launch akhir Maret 2019. Saat ini dominan masih dengan Malaysia dan Singapura. Baru kita buka akses di app, kita masih wait and see. Kita tidak mendirikan kantor di sana, lebih ke dalam bentuk partnership aja,” imbuh Zony.

Application Information Will Show Up Here

 

Gandeng Siloam Group, BookDoc Resmi Hadir di Indonesia

Platform asal Malaysia yang menghadirkan kemudahan mendapatkan tenaga medis profesional ketika sedang mengunjungi negara lain, BookDoc, meresmikan peluncuran layanan mereka di Indonesia melalui kerja sama dengan rumah sakit Siloam Group.

Melalui kerja sama strategis ini, BookDoc ingin memperkuat posisi mereka di Indonesia. Sebelumnya BookDoc telah hadir di 4 negara (Malaysia, Singapura, Hong Kong dan Thailand) dan di 20 kota. BookDoc didirikan oleh Dato Chevy Beh dan sebelumnya mendapatkan investasi dari konglomerat Indonesia keluarga Hamami.

Kepada DailySocial, General Manager Mass Communication & Marketing BookDoc Valeria Voon mengungkapkan, sebagai platform yang telah hadir sejak tahun 2015 ini, diharapkan layanan ini bisa bermanfaat untuk pengguna di Indonesia. Masih fokus dengan kawasan Jakarta, BookDoc memiliki rencana untuk memperluas layanan ke kota-kota besar lainnya di Indonesia.

“Tentunya kerja sama dengan Siloam Group adalah yang pertama, selanjutnya BookDoc juga memiliki rencana untuk menjalin kerja sama strategis dengan rumah sakit lainnya di Indonesia,” kata Valerie.

Integrasi lengkap dengan berbagai platform

Berbeda dengan platform kesehatan lain yang cenderung fokus ke listing rumah sakit dan praktek dokter, BookDoc dengan ekosistemnya menghadirkan informasi seputar akomodasi (seperti Agoda dan Airbnb) dan restoran hingga atraksi melalui TripAdvisor. BookDoc juga dilengkapi navigasi Google Maps hingga Waze dan transportasi online seperti Uber dan Grab. Hal tersebut diharapkan memudahkan pengguna mengakses layanan ini.

“Kami juga telah meluncurkan fitur BookDoc Activ yang memberikan rewards kepada pengguna mulai dari diskon hingga penawaran khusus jika membeli produk dari retail dan merchant partner dari BookDoc jika menggunakan fitur BookDoc Activ,” kata Velerie.

Fokus ke misi utama memberikan kemudahan akses layanan kesehatan dan layanan penunjang lainnya, BookDoc memiliki channel monetisasi yang beragam untuk kalangan enterprise. Strategi tersebut, menurut BookDoc, diharapkan bisa menjembatani dan memudahkan akses antara pengguna dan pihak terkait.

“Kemitraan dengan group besar seperti Siloam diharapkan meningkatkan kenyamanan dan akses layanan kesehatan melalui platform BookDoc,” kata Valerie.

Application Information Will Show Up Here

Roocare Siap Bantu Ibu Optimalkan Pertumbuhan Anak

Di Indonesia startup di sektor kesehatan mulai banyak sejak dua tahun terakhir. Beragam konsep yang ditawarkan. Meski popularitasnya belum menyamai sektor lain seperti on demand transportasi atau e-commerce. Perlahan tapi pasti sektor ini terus memunculkan ide-ide baru. Menyempurnakan yang sudah ada atau hadir dengan kolam-kolam yang lebih spesifik. Salah satu yang turut meramaikannya adalah Roocare. Startup yang dikembangkan oleh sekelompok dokter ini membawa konsep aplikasi untuk pemantauan kesehatan anak di bawah usia 6 tahun. Dengan target pengguna ibu-ibu di usia muda aplikasi ini diharapkan mampu memaksimalkan tumbuh kembang otak anak.

Aplikasi Roocare seperti banyak aplikasi kesehatan yang sudah ada menghadirkan kesempatan bagi para penggunanya untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan yang kredibel dan akurat karena informasi dan konten didapat dari dokter spesialis anak dan terkurasi di dalam aplikasi Roocare.

Selain informasi mengenai tumbuh kembang anak usia di bawah lima tahun aplikasi Roocare juga menyematkan fitur pemantauan tua deteksi dini masalah perkembangan otak anak. Dengan fitur ini diharapkan orang tua bisa lebih memperhatikan perkembangan anak-anak mereka.

“Sistem kami mengadaptasikan salah satu metodologi yang terbaik, yang dipakai oleh dokter spesialis anak di Indonesia maupun luar negeri. Aplikasi kami menjadi satu-satunya di Indonesia dengan fitur ini. Sistem ini akan menganalisis data yang dimasukkan orang tua (tanggal lahir anak, jenis kelamin, cukup bulan/prematur saat lahir) dan data dari testing page kami di mana orang tua akan dihadapkan dengan pertanyaan dan juga tantangan/permainan untuk anak,” ungkap salah satu anggota tim pengembang Roocare Bagas Marsudi.

Bagas melanjutkan dari data-data yang didapatkan sistem Roocare akan membuat sebuah report card yang di dalamnya mengandung beberapa aspek, seperti interpretasi medis, aspek perkembangan yang baik, aspek perkembangan yang mengalami keterlambatan, dan rekomendasi untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak. Sistem pakar yang digunakan oleh Roocare disebut telah mengandung unsur kecerdasan buatan yang bisa membuatnya dinamis sesuai dengan preferensi orang tua, dan juga kondisi spesifik masing-masing anak.

Saat ini, menurut Bagas, untuk terus memperkuat basis pengguna, Roocare pihaknya masih terus mengupayakan promosi melalui banyak cara. Mulai dari mengadakan tanya jawab interaktif melalui media sosial seperti Facebook sampai dengan melakukan pendekatan konvensional dengan hadir dan bertatap muka dengan komunitas-komunitas.

“[Saat ini] merangkul dan membantu sebanyak mungkin orang tua muda untuk menggunakan aplikasi roocare maupun berinteraksi pada media sosial. Kami juga ingin terus berinovasi, mengembangkan fitur – fitur lain sehingga kami ingin merekrut tenaga IT yang lebih banyak untuk bergabung dalam tim,” tutup Bagas.

Application Information Will Show Up Here

Go Dok Janjikan Layanan Konsultasi dengan Dokter Secara Privat dan Gratis

Pasar aplikasi atau layanan kesehatan tampaknya masih menggiurkan bagi beberapa pihak. Hal ini terlihat dari banyaknya layanan kesehatan namun masih banyak model dan konsep serupa yang bermunculan. Yang paling anyar adalah Go Dok, aplikasi layanan kesehatan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan Go-Jek yang lazim menggunakan nama depan Go untuk setiap perluasan layanannya. Konsep yang diusung Go Dok mirip bahkan bisa dikatakan serupa dengan layanan kesehatan yang lainnya. Konsultasi dengan dokter dan membuat janji dengan klinik atau lab yang terdaftar dalam sistem Go Dok.

Beberapa layanan serupa atau minimal memiliki konsep yang mirip, yakni Alodokter, haiDokter, Pasienia, DokterSehat, Lokadok, dan Konsula tidak membuat Go Dok Gentar. Bahkan pihak GO Dok menilai layanan mereka memiliki kelebihan dari segi layanan gratis konsultasi dengan dokter secara langsung dan privat. Sesuatu yang dinilai tidak ada di pesaing-pesaing mereka.

Sementara untuk dokter, unsur terpenting dalam layanan kesehatan pihak Go Dok menjanjikan dokter profesional dan memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan PR Manager Go Dok Patrick kepada DailySocial.

Kalo untuk dokter kita interview langsung mas di kantor, syaratnya harus sudah punya STR (surat tanda registrasi) berpengalaman minimal 1 tahun, dan kita probation dulu selama 1 bulan. Kita lebih prefer ke dokter yang muda tapi berpengalaman ya, karena pasti ga kaget dengan pertanyaan-pertanyaan user kita yang lebih banyak anak mudanya. Dan yang pasti yang ga gaptek . Kan tiap jawab pegang smartphone terus tuh dokter,” terangnya.

Patrick mengakui saat ini aplikasi mereka masih terus dikembangkan untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Selain transaksi gratis dengan dokter secara privat, Go Dok juga memungkinkan para pengguna membuat janji dengan klinik dan lab dengan mudah. Untuk mengakomodasi hal tersebut pihak Go Dok sudah menjalin kemitraan dengan puluhan klinik di Jakarta dan Bandung. Fitur-fitur lain yang berguna juga terus di janjikan.

“Lebih ke depannya kita bakal jadi kaya one stop service healtcare sih mas, ga stop cuma sampai tanya jawab dengan dokter aja. Kalau butuh diagnosa lebih lanjut tinggal klik appoitment klinik. Butuh lab tinggal klik pesan lab. Butuh obat tinggal pesan lewat aplikasi kita juga,” papar Patrick.

Persaingan layanan kesehatan sejauh ini belum mengerucut ke salah satu layanan. Ini mungkin dikarenakan layanan kesehatan digital masih minim digunakan atau paling tidak membutuhkan kepercayaan yang lebih dibanding dengan layanan lain. Jika menilik potensi masing-masing layanan yang ada bisa dibilang semua masih memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin pasar. Kuncinya ada di kualitas layanan (aplikasi dan sistem) dan kualitas layanan kesehatan yang dibutuhkan.

Application Information Will Show Up Here

Kimia Farma Jajaki Penjualan Online, Bisnis E-Commerce Mulai Masuk di Segmen Spesifik

Kimia Farma melalui anak usahanya PT Kimia Farma Apotek merambah penjualan obat di ranah online dengan menghadirkan portal e-commerce kimiafarmaapotek.co.id. Perusahaan obat pelat merah tersebut kini sudah mulai mengoperasikan layanan online tersebut di wilayah Jabodetabek untuk varian produk obat bebas dan produk perawatan tubuh.

Kendati tidak mewajibkan adanya resep medis, penjualan lepas obat di layanan online ini akan disertai dengan menu konfirmasi dari apoteker. Sehingga pada penyampaian obat pengguna akan mendapatkan informasi mengenai gejala penyakit, manfaat dan aturan pemakaian obat yang dibeli tersebut.

Pembelian obat umumnya diperlukan dalam keadaan mendesak dan dibutuhkan cepat, untuk itu Kimia Farma Apotek menjalin kemitraan dengan layanan on-demand Go-Jek untuk jasa pengantaran obat ke alamat tujuan, tepatnya menggunakan layanan belanja Go-Mart.

Sebelumnya Go-Jek sendiri sudah memiliki layanan antar obat Go-Med, bekerja sama dengan HaloDoc/ApotikAntar.

Dengan inovasi ini diharapkan pada tahun 2017 layanan online menyumbang peningkatan penjualan mencapai 10% dari total keseluruhan untuk menumbuhkan bisnis hingga 21%. Sebelumnya pada tahun 2016 dibukukan penjualan obat mencapai Rp 3,1 triliun.

Potal e-commerce Kimia Farma Apotek, belum tersedia aplikasi mobile
Potal e-commerce Kimia Farma Apotek, belum tersedia aplikasi mobile

Layanan e-commerce di bidang medis penjualan obat

Daftar platform digital penyedia layanan kesehatan di Indonesia sudah sangat bertumbuh pesat. Sebelumnya dengan model bisnisnya masing-masing layanan seperti GoApotik, ApotikAntar, HaloDoc, dan Go-Med (dari Go-Jek) juga memberikan jasa yang sama dengan apa yang diberikan Kimia Farma. Layanan apotek lain seperti K-24 (K24klik.com) juga telah merilis model e-commerce, bahkan di Bali telah bekerja sama dengan startup on-demand Medi-Call untuk distribusi produk jualannya.

Dibandingkan dengan layanan yang menyajikan model marketplace produk obat seperti GoApotik atau ProSehat, Kimia Farma menjual obat yang diproduksi dan dikelola dalam tokonya sendiri, sedangkan layanan marketplace sebagai pengecer. Keuntungan lain Kimia Farma sudah memiliki apotek cabang di berbagai daerah, terlebih menggandeng Go-Jek sebagai jasa logistik, yang juga telah memiliki cakupan luas.

Artinya tantangan justru pada bagaimana akselerasi bisnis online ini digencarkan. Termasuk urgensi pengembangan aplikasi mobile guna memudahkan pemesanan. Dalam prototipe awalnya, Kimia Farma Apotek baru menyajikan kanal penjualan melalui media situs online.

Fragmentasi layanan e-commerce, makin spesifik dan diminati bisnis besar

Ambisi Kimia Farma Apotek dengan layanan onlinenya menambah panjang daftar korporasi atau bisnis yang mulai menjual produknya secara langsung melalui medium digital. Kendati layanan e-commerce dan online marketplace sudah semakin kuat dalam menata pangsa pasar, namun sektor jual-beli online ini masih terfragmentasi. Artinya masih memberikan banyak celah untuk berkembang, termasuk bagi bisnis tradisional untuk melakukan transformasi.

Tren ke depan layanan e-commerce makin spesifik. Kendati ada layanan yang menjual produk secara umum, situs online khusus dari setiap bisnis akan hadir. Lalu kompetisi akan berfokus pada layanan, logistik, kemudahan akses, logistik hingga harga yang ditawarkan. Karena pada akhirnya bisnis online juga akan menjadi hal yang umum, layaknya bisnis toko fisik yang saat ini ada di mana-mana.

Implikasinya saat bisnis melakukan transformasi perlu dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh. Membawa produk ke ranah online bukan semata-mata meletakkan pada platform e-commerce, karena di balik itu ada berbagai komponen bisnis pendukung yang harus digencarkan. Misalnya mengubah cara promosi lebih digital, mengembangkan kanal distribusi online hingga strategi pengelolaan logistik.

H-Cube Coworking Space, Berikan Kesempatan Lebih untuk Startup Layanan Kesehatan, Gaya Hidup, dan Life Science

Hadir sebagai coworking space baru, H-Cube bukan hanya menyediakan beragam fasilitas dan ruang kerja terkini untuk entrepreneur di Indonesia, namun juga memunculkan startup baru yang masuk dalam kategori kesehatan, gaya hidup dan life science. Coworking space yang dimiliki Bundamedik Healthcare System (BMHS) ini, sengaja menonjolkan tiga kategori tersebut untuk menarik minat para entrepreneur muda di tanah air.

“Karena H-Cube dibawah rumah sakit Bunda, concern pertama kami adalah startup yang memberikan layanan kesehatan, kemudian life style dan yang terakhir adalah life science. Diharapkan kedepannya bisa mendatangkan lebih banyak lagi startup dengan konsep life science,” kata Community Manager H-Cube Herman Sutiono kepada DailySocial.

Makin maraknya startup yang menghadirkan layanan kesehatan seperti Halodoc, Apotikantar hingga Konsula, menjadi salah satu alasan mengapa akhirnya H-Cube tertarik untuk lebih menonjolkan layanan kesehatan di Indonesia. Di bawah naungan rumah sakit Bunda, H-Cube juga nantinya bakal memberikan coaching dan mentoring kepada startup yang masuk dalam kategori kesehatan.

“Saat ini kami belum berencana untuk memberikan funding atau dana bantuan kepada startup layanan kesehatan, namun bagi mereka yang ingin mengetahui informasi dan hal-hal teknis lebih jauh bisa mendapatkan coaching dan mentoring dari tim kami di rumah sakit Bunda tentunya untuk startup yang bergabung dengan H-Cube,” kata Herman.

Herman menambahkan tiga kategori yang sengaja menjadi fokus H-Cube menjadi pembeda H-Cube dan coworking space lainnya di Jakarta.

“Saya melihat saat ini coworking yang ada di Jakarta tidak memiliki fokus terhadap startup secara kategori khusus, dengan alasan itulah pada akhirnya H-Cube didirikan di Jakarta,” kata Herman.

Manfaat lebih untuk startup

Bagi startup baru yang saat ini masuk dalam kategori kesehatan, gaya hidup dan life science, bisa langsung mendaftarkan untuk bergabung dengan Coworking space H-Cube. H-Cube tidak melakukan proses verifikasi secara khusus, hanya pengumpulan data dan informasi terkait.

“Selama startup tersebut masuk dalam kategori kami dan telah memiliki aplikasi, bisa langsung mendaftarkan dan mendapatkan harga istimewa dibandingkan dengan startup di luar dari tiga kategori tersebut,” kata herman.

Tidak jauh berbeda dengan coworking space lainnya, H-Cube juga menyediakan ruang kerja, ruang pertemuan dan fasilitas lengkap lainnya. Terletak di kawasan Menteng Jakarta Pusat, H-Cube diharapkan bisa menjadi ruang yang bermanfaat untuk para entrepreneur di ibukota.

“Target kami pada kuartal pertama 2017 sedikitnya sudah bisa merangkul lima startup yang masuk dalam kategori yang kami tentukan, yaitu kesehatan, gaya hidup dan life science,” kata Herman.

Herman menambahkan pada bulan Febuari 2017 mendatang startup  yang menghadirkan layanan kuliner rencananya akan bergabung menjadi salah satu startup yang masuk dalam kategori khusus coworking space H-Cube.