CareNow Hadirkan Layanan “PayLater” Fokus pada Perawatan Kesehatan

Memiliki akses ke perawatan kesehatan berkualitas tinggi menjadi kebutuhan yang esensial dalam upaya pencegahan penyakit, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pada kenyataannya, tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan.

Di Indonesia, penetrasi asuransi masih rendah dan tidak semua layanan ditanggung oleh asuransi pemerintah atau swasta. Data OJK menunjukkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18%, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial (1,45%), asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), dan sisanya asuransi wajib.

Hal ini menginspirasi Andrew Soebagijo, Co-Founder dan COO CareNow untuk mengembangkan layanan CareNow yang dapat mengurangi kekhawatiran pembayaran, sembari menerima perawatan terbaik. Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengaku percaya bahwa industri kesehatan di Indonesia memiliki banyak potensi yang belum dimanfaatkan.

“Masalah keuangan kerap mengganggu pasien dan penyedia layanan kesehatan, dan saat ini tidak ada solusi yang dapat mengatasi masalah mereka. Sebagai contoh, inflasi medis 3-8x lebih tinggi dari inflasi umum. Kami ingin memastikan masyarakat Indonesia dapat memiliki akses yang sama terhadap perawatan berkualitas tinggi,” ungkapnya.

CareNow merupakan perusahaan teknologi di Indonesia yang mengembangkan platform teknologi solusi bisnis untuk layanan medis. Layanan ini membantu pasien mendapatkan keperluan pembiayaan, dengan menyediakan cicilan perawatan/pengobatan yang terjangkau dari penyedia terpercaya.

Didirikan pada Juni 2022, CareNow memulai operasionalnya dengan tim yang beranggotakan tiga orang, yaitu Stefanie Juergens (CEO), Alexander Anggada (CTO), dan Andrew Soebagijo (COO).

Dalam menyediakan layanan pembiayaan ini, CareNow bekerjasama dengan PT Digital Micro Indonesia (DanaBijak) untuk mengoperasikan fitur PayLater yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor KEP-92/D.05/2021. Kerjasama ini memastikan transaksi di CareNow aman dan terpercaya, dilakukan melalui mekanisme yang diatur dan diawasi oleh OJK.

Layanan ini menawarkan cicilan dengan tenor 2 hingga 6 kali. Untuk saat ini, pembiayaan yang ditawarkan melalui CareNow fokus pada perawatan yang tidak dikover oleh asuransi baik swasta maupun publik. Pengguna bisa memilih perawatan yang diperlukan dengan mendaftar di situs dan mengisi data diri. Pembayaran saat ini dapat dilakukan melalui transfer virtual account.

“Saat ini, kami telah membangun tim yang solid beranggotakan sepuluh orang yang semuanya bersemangat untuk memberikan dampak dalam perawatan kesehatan,” terangnya.

Di masa awalnya, perusahaan sempat menghadapi tantangan dalam menerapkan metode pembayaran baru ini. Pasien terbiasa dengan cara pembayaran yang konvesional/biasa untuk perawatan dan enggan mencoba sistem baru perawatan dulu, bayar kemudian.

Timnya melakukan upaya berkelanjutan untuk mengedukasi pasien dan penyedia layanan kesehatan tentang metode pembayaran baru ini dan membantu mereka melihat manfaatnya. Seiring waktu berlalu, tingkat adopsi kini semakin tinggi dan resistensi semakin menurun.

Rencana ke depan

Sistem pembayaran PayLater atau “Beli Dulu Bayar Nanti” saat ini sudah banyak ditawarkan oleh para pemain e-commerce dengan fokus untuk kebutuhan konsumtif atau perbelanjaan. CareNow ingin menciptakan peluang yang sama dalam usaha ingin mewujudkan aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap perawatan kesehatan berkualitas tinggi untuk semua orang.

CareNow saat ini fokus pada pembiayaan kesehatan karena banyaknya perawatan kesehatan yang tersedia di Indonesia namun opsi pembayarannya terbatas. Hal ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien untuk membayar pengobatan, menunda perawatan kesehatan mereka, dan menurunkan kualitas hidup mereka.

“Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk membantu pasien mendapatkan perawatan yang mereka inginkan dan mendukung penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien,” tegas Andrew.

Belum lama ini, perusahaan telah menyelesaikan Demo-Day bersama Antler. “Di sinilah dr. Nani (Stefanie Juergens) dan saya bertemu, menyatukan kekuatan, dan mendirikan CareNow. Selama program, saya bertemu dengan orang-orang yang berpikiran sama yang bersemangat membangun startup/membangun solusi untuk komunitas, belajar dari para pendiri yang terhormat, dan mengenal dunia startup,” lanjutnya.

Sebelumnya, mereka juga sempat mengikuti program pelatihan dari Iterative. Setelah menjalani program selama 4 minggu, mereka didorong untuk bergabung dengan gelombang W23. “Iterative sangat membantu kami dalam melakukan banyak hiper-eksperimen dan memastikan bahwa permintaan produk ada sebelum mengkhawatirkan aspek bisnis lainnya,” ungkap Andrew.

Menurut Andrew, bergabung dengan program akselerator memungkinkan timnya terhubung dengan mentor berpengalaman yang dapat memberi saran tentang pengembangan produk, strategi, dan penggalangan dana. Ini juga bisa menjadi medium bertukar ide tentang strategi pertumbuhan dan bereksperimen dengan strategi aktivasi, memberi akses ke investor, yang membantu dalam meningkatkan skala dengan cepat.

Dari sisi pendanaan, CareNow telah menutup putaran pra-awal pada bulan Januari lalu. Saat ini, perusahaan mulai fokus untuk penggalangan dana tahap awal. Andrew mengungkapkan bahwa timnya sangat terbuka bagi modal ventura yang tertarik untuk berinvestasi ke platform yang menghubungkan  perawatan kesehatan dan fintech.

Selain itu, Andrew juga mengungkap misi perusahaan untuk membuka akses seluas-luasnya untuk perawatan kesehatan berkualitas tinggi agar dapat terjangkau bagi semua orang. “Dan untuk melakukan itu, kami ingin memperluas kehadiran kami ke lebih banyak penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.”

East Ventures Pimpin Investasi ke Startup Mikrobioma Asal Singapura AMILI

East Ventures memimpin investasi ke AMILI, startup asal Singapura yang diklaim sebagai pengobatan presisi mikrobioma usus pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara. Tidak disebutkan nominal pendanaan yang diberikan.

Dalam keterangan resminya, investasi ini disebut akan memperkuat modal AMILI usai mengantongi pendanaan seri A pada Juni 2022. Rencananya, AMILI akan memperluas operasional bisnisnya ke Indonesia dengan fokus utama menangani masalah kesehatan usus yang disesuaikan dengan kondisi pasar Indonesia.

AMILI didirikan pada 2019 oleh Dr. Jeremy Lim (CEO), Drs. David Ong, dan Jonathan Lee. Ketiganya tercatat pernah memimpin transplantasi mikrobioma usus di National University Hospital pada 2014 sekaligus yang pertama di kawasan Asia Tenggara.

“Pendanaan ini memungkinkan para dokter dan profesional kesehatan lain untuk menghadirkan manfaat bagi para pasien melalui mikrobioma. Selain obat-obatan, mikrobioma berperan penting pada teknologi pangan dan pertanian. Kami harap dapat menghadirkan inovasi di sektor ini, khususnya berkontribusi pada penciptaan makanan yang menunjang kesehatan serta mengatasi stunting dan malnutrisi,” kata Co-Founder dan CEO AMILI Dr. Jeremy Lim.

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca juga menambahkan bahwa investasi ini dapat memajukan pengobatan presisi serta kesehatan dan nutrisi dengan memanfaatkan potensi mikrobioma usus. “Dengan melakukan studi lokal dan memahami seluk-beluk mikrobioma usus Asia, kita dapat menemukan wawasan dan mengembangkan intervensi kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan populasi Asia.”

Hal ini karena masyarakat di Asia memiliki karakteristik unik mikrobioma usus yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lokal dan regional, seperti pola makan, gaya hidup, dan lingkungan. Maka itu, penelitian, penemuan, dan penerapan penting dilakukan secara lokal di kawasan ini.

Sebelumnya, East Ventures juga memberikan investasi ke Nusantics sejak 2020, startup asal Indonesia yang mendorong penelitian mikrobioma. Nusantics saat ini disebut sebagai startup pengembang teknologi genom pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Mengenal AMILI dan mikrobioma

Dengan perkembangan dan penemuan ilmiah terbaru, mikrobioma usus diyakini dapat menjadi garis depan bagi kesehatan manusia berikutnya. Selain itu, penggunaan mikrobioma usus memungkinkan perawatan kesehatan yang dapat dipersonalisasi.

Mikrobioma usus diketahui terdiri dari triliunan bakteri, virus, dan jamur yang hidup di saluran pencernaan dan memainkan peran kunci dalam hampir setiap aspek kesehatan manusia, termasuk pencernaan, fungsi kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit.

Saat ini, AMILI menawarkan layanan sequencing mikrobioma usus untuk membantu tenaga kesehatan profesional meningkatkan pengobatan pasien dan formulasi probiotik yang dirancang khusus untuk konsumen Asia.

Ada tiga aset inti yang dimiliki AMILI, yaitu basis data mikrobioma multi-etnis Asia, bank mikrobioma dengan sampel yang disimpan untuk analisis metagenomik dan metabolomik, serta perangkat alat analisis, jaringan informatika, dan mesin pencari AMILI PRIME. Aset-aset ini memungkinkan AMILI untuk mendorong penelitian kesehatan usus dan solusi inovatif.

AMILI menyebut sebagai satu-satunya bank transplantasi mikrobioma di Asia Tenggara. Tahun lalu, AMILI juga mengembangkan bubuk prebiotik berkelanjutan dengan mendaur ulang batang kangkung yang tidak terpakai. 

10+ Aplikasi Fitness dan Workout Android Terbaik

Kamu ingin memulai workout akan tetapi bingung memulai dari mana? Atau mungkin kamu memerlukan suatu menu fitness yang pas, dilengkapi dengan pengingat dan kata penuh motivasi?

Dewasa ini, banyak aplikasi yang akan membantu kamu untuk melakukan program workout sesuai dengan preferensi kamu loh. Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya akan membantu menu workout kamu tapi ada juga beberapa aplikasi yang akan memberikan pengingat atas jadwal workout kamu.

10+ Aplikasi Fitness Android Terbaik

Berikut ini adalah beberapa aplikasi fitness android terbaik yang dapat kamu coba!

Home Workout

Home Workout sebagai aplikasi fitness android terbaik
Home Workout sebagai aplikasi fitness android terbaik

Salah satu aplikasi fitness dan workout android terbaik adalah Home Workout. Home Workout memungkinkan pengguna untuk menyusun program agar kamu dapat berlatih secara rutin. Hanya dalam beberapa menit sehari, pengguna dapat menjaga kebugaran dan membangun otot tanpa harus pergi ke pusat kebugaran.

Aplikasi ini dikembangkan oleh Leap Fitness Group yang mana memang merupakan developer aplikasi yang berfokus untuk perencanaan workout. Perangkat lunak yang telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna ini memiliki berbagai fitur canggih yang dapat mempermudah kegiatan latihan kebugaran kamu.

Fitur yang dimiliki oleh Home Workout di antaranya adalah perencanaan latihan kebugaran dengan pemanasan dan peregangan, grafik kemajuan latihan, grafik perkembangan berat badan, serta panduan berupa video dan animasi yang detail. Ingin coba aplikasi ini?

Workout for Women

Workout for women sebagai aplikasi fitness android terbaik
Workout for women sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi Workout for Women juga adalah aplikasi fitness di android terbaik yang dapat kamu coba nih. Sesuai dengan namanya, aplikasi Workout for Women akan memberikan rancangan latihan kebugaran dengan target pengguna yakni perempuan.

Aplikasi yang telah diunduh oleh 50 juta pengguna ini memiliki tujuan agar penggunanya dapat membakar lemak, mengencangkan pantat, merampingkan kaki, mengecilkan lingkar pinggang, dan membentuk tubuh. Aplikasi ini memiliki pengembang yang sama dengan aplikasi Home Workout yakni Leap Fitness Group. Pengembang aplikasi ini memang mempunyai ciri logo aplikasi dengan warna yang senada yakni abu-abu dan merah. 

Fitur yang ada pada aplikasi ini di antaranya adalah fasilitas pelacakan berat badan, fitur lacak kalori yang terbakar, dan panduan dengan video dan animasi. Aplikasi ini memberikan klaim bahwa mereka memberikan program workout 7 menit per hari yang cocok dengan pemula maupun pro.

Program pun dikhususkan untuk wanita dengan berbagai tujuan yaitu seperti mengurangi berat badan dan mengencangkan berbagai bagian tubuh.

Adidas Training: Home Workout

Adidas training sebagai aplikasi fitness android terbaik
Adidas training sebagai aplikasi fitness android terbaik

Selain berfokus untuk membuat produk olahraga, Adidas ternyata juga mengembangkan aplikasi fitness yang akan membantu kamu menjalankan rencana olahraga. Aplikasi ini adalah Adidas Training: Home Workout.

Adidas Training ini hadir menawarkan berbagai fitur seperti HD video, kurang lebih 180 exercises, program workout Tabata and HIIT (High Intensity Interval Training), yoga, serta dance yang membantu kegiatan workout kamu. Selain itu, Adidas juga menawarkan fitur premium dimana pengguna dapat memperoleh perencanaan training yang spesifik.

Lose Weight App for Men

Lose Weight App for Men sebagai aplikasi fitness android terbaik
Lose Weight App for Men sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi Lose Weight App for Men juga dapat kamu jadikan pilihan sebagai aplikasi fitness terbaik lainnya. Seperti namanya, aplikasi ini memiliki visi utama untuk mengajak penggunanya –yang ditargetkan sebagai laki-laki– untuk dapat menyelesaikan program dan menurunkan berat badan mereka.

Program ini ditujukan untuk dilakukan secara rutin setiap hari dengan waktu hanya berkisar di antara 5-10 menit sehari. Layanan program ini memiliki tiga tingkat kesulitan dan cocok baik itu untuk pemula maupun bagi yang pro.

Hal yang menarik lagi adalah aplikasi ini tersinkronisasi dengan Google Fit. Dengan begitu, aplikasi ini akan memberikan rekam jejak berapa saja kalori yang telah kamu bakar.

Six Pack in 30 Days

Six Pack in 30 Days sebagai aplikasi fitness android terbaik
Six Pack in 30 Days sebagai aplikasi fitness android terbaik

Seperti namanya, aplikasi Six Pack in 30 Days akan memberikan program kebugaran dikhususkan bagi kamu yang ingin mendapatkan perut six pack dalam 30 hari rutin latihan. Aplikasi yang telah diunduh oleh kurang lebih 100 juta pengguna ini memiliki fitur yang cocok digunakan oleh pemula sekalipun.

Fitur yang ditawarkan oleh aplikasi ini di antaranya adalah program latihan rutin untuk 30 hari serta rekaman kemajuan latihan dari waktu ke waktu. Selain itu, aplikasi ini pun memberikan kebebasan kustomisasi atas waktu pengingat latihan.

Aplikasi ini akan sangat cocok untuk kamu yang memiliki target memiliki tubuh berotot selama 30 hari tanpa harus pergi ke pusat kebugaran. Aplikasi ini pun dilengkapi dengan video dan animasi panduan yang detail sehingga akan sangat cocok bagi pemula.

7 Minutes Workout

7 minutes workout sebagai aplikasi fitness android terbaik
7 minutes workout sebagai aplikasi fitness android terbaik

Sesuai juga dengan nama aplikasinya, 7 Minutes Workout menawarkan program latihan kebugaran untuk kamu yang dapat dilakukan setiap hari hanya dalam durasi 7 menit tiap harinya. Dengan desain interface yang minimalis namun tetap menarik, aplikasi ini telah terbukti aman, efektif, dan efisien.

Tujuh menit latihan dari program aplikasi ini terdiri atas 12 latihan selama masing-masing 30 detik dengan 10 detik. Alat peraga yang dibutuhkan oleh pengguna hanyalah kursi dan dinding. Fitur lain dari aplikasi ini di antaranya adalah adanya log latihan sehingga pengguna memiliki catatan waktu latihan secara lengkap.

Aplikasi ini pun juga memberikan fleksibilitas yang sangat baik bagi penggunanya. Kamu dapat menyesuaikan waktu istirahat serta melompati bagian latihan baik ingin ke bagian sebelumnya atau sesudahnya.

30 Day Fitness Challenge

30 days Fitness Challenge sebagai aplikasi fitness android terbaik
30 days Fitness Challenge sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi 30 Day Fitness Challenge juga sekiranya dapat kamu jadikan sebagai aplikasi fitness pilihan kamu. Sesuai dengan namanya, pengguna diajak untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan dengan tantangan latihan kebugaran selama 30 hari.

Fitur yang dimiliki oleh aplikasi ini di antaranya adalah penggunda dimungkinkan untuk merekam perkembangan latihan secara otomatis, video panduan, serta pengingat latihan. Kamu juga dapat membagikan keseharian kamu dengan teman di media sosial sehingga dapat saling memotivasi satu sama lain.

FitOn Workouts & Fitness Plans

FitOn sebagai aplikasi fitness android terbaik
FitOn sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi FitOn Workouts & Fitness Plans juga dapat kamu coba jika kamu ingin memulai workout. FitOn memiliki berbagai program dan rencana latihan kebugaran yang sepenuhnya dapat disesuaikan dengan situasi kamu.

Aplikasi yang telah diunduh oleh kurang lebih 5 juta pengguna ini menyediakan program HIIT yang sangat cocok bagi kamu yang memiliki waktu padat. Uniknya lagi, aplikasi FitOn juga menyediakan arahan meditasi untuk kamu yang ingin menenangkan diri karena adanya stres atau anxiety, meningkatkan pernapasan, serta meningkatkan relaksasi untuk tidur yang lebih baik.

Nike Training Club

Nike Training Club sebagai aplikasi fitness android terbaik
Nike Training Club sebagai aplikasi fitness android terbaik | Nike.com

Aplikasi perencanaan fitness, training, maupun workout yang dapat kamu coba lainnya adalah Nike Training Club. Seperti Adidas, Nike tidak kalah juga mengembangkan aplikasi workout hingga saat ini total unduhan aplikasi fitness dari Nike ini sudah mencapai 10 juta pengguna dari seluruh dunia.

Aplikasi fitness yang ditawarkan oleh Nike ini memberikan berbagai program lengkap dengan video panduan lengkap. Video panduan yang disediakan Nike sendiri beraneka ragam. Pada misalnya Nike memiliki video panduan untuk menjadi atlet dengan berbagai tips agar pengguna tidak mengalami cedera. 

Freeletics

Freeletics sebagai aplikasi fitness android terbaik
Freeletics sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi kebugaran selanjutnya yang dapat kamu coba ialah Freeletics. Freelectics merupakan aplikasi nomor satu di Eropa. Namanya merepresentasikan bahwa penggunanya dapat melakukan latihan kebugaran secara bebas, kapan pun di mana pun.

Freeletics menyediakan program latihan kebugaran yang berisi 20 HIIT bodyweight workout, 25 exercises, 20 sesi audio, dan komunitas workout yang terhubung dengan seluruh pengguna aplikasi ini dari berbagai negara.

Freeletics pun menawarkan layanan premium dengan fasilitas yang lebih oke dan dengan bantuan personal trainer AI. 

Sworkit Fitness

Sworkit sebagai aplikasi fitness android terbaik
Sworkit sebagai aplikasi fitness android terbaik

Aplikasi Sworkit Fitness juga dapat menjadi pilihan training dan latihan kebugaran kamu loh! Sworkit menawarkan berbagai program workout yang akan sesuai dengan preferensi kamu. Aplikasi ini memiliki integrasi teknologi dengan aplikasi Google Fit. Dengan begitu, pengguna dapat melihat progress latihan mereka.

Fitur unik yang disediakan oleh Sworkit Fitness di antaranya adalah perpustakaan program workout khusus anak-anak. Hal ini membuat aplikasi Sworkit lebih inklusif dan dapat menjangkau sebagai macam kalangan, bahkan anak kecil juga dapat berolahraga dibantu dengan aplikasi ini.

Ilustrasi aplikasi workout android terbaik
Ilustrasi aplikasi workout android terbaik | Victor Freitas Pexels

Nah, itu tadi adalah beberapa aplikasi fitness atau perencanaan workout untuk kamu yang mungkin kebingungan ingin memulai workout dari mana. Aplikasi ini akan memberikan saran menu kebugaran apa yang akan cocok untuk kamu yang memiliki target tertentu, dalam jangka waktu tertentu.

Pada misalnya, kamu memiliki target untuk mendapatkan six pack dalam waktu satu bulan, aplikasi Six Pack in 30 Days mungkin adalah pilihan paling tepat untuk kamu. Aplikasi fitness banyak yang dilengkapi dengan fitur canggih seperti integrasi dengan Google Fit sehingga kamu dapat mengetahui berapa banyak kalori yang kamu bakar.

Perangkat lunak fitness ini tidak hanya akan membantu kamu memulai program workout yang sesuai dengan target kamu, akan tetapi juga dapat memotivasi kamu untuk berolahraga dan hidup sehat. Sungguh bermanfaat bukan? Apakah kamu berminat meng-install salah satu aplikasi ini?

Applications of Gaming in Other Fields: Military, Health, and Education

The general perspective on gaming from society is quite polarizing. On the one hand, the US military sees the potential that gaming can bring and uses it as a tool to train their troops. On the other hand, the World Health Organization recognizes something called gaming disorder, despite the fact that gaming has been used to treat mental disorders. Many parents also often complained that games are the culprit behind their children’s laziness. However, games have been used as a learning tool in many modern education systems and classes.

Along with the skyrocketing popularity of games, more and more parties are interested in using gaming and its innovations in other fields, ranging from education, health, and the military.

MILITARY

Believe it or not, the US military has actually been sponsoring game developers for a very long time. For more than two decades, from the 1960s to the 1990s, the US military is highly active in funding technological developments in the gaming industry. In fact, the creation of Spacewar! — which is considered to be the first-ever game — was made possible thanks to funding from the Pentagon. Both parties are clearly benefiting from this relationship. From the game developer’s standpoint, they now have a larger financial resource to work with. As for the military, they will hopefully get a quality training simulation, as mentioned by The Atlantic.

Generally speaking, the military uses gaming for three main purposes: recruiting new soldiers, training existing troops, and dealing with post-traumatic stress disorder (PTSD) experienced by veterans. America’s Army is an example of a game created to recruit young people into the military. This FPS game was created and released by the US Army in 2002 and can be played for free by anyone. In 2008, Richard Beckett — Chief of Advertising and Public Affairs in the US Army — said that America’s Army was used in various social activities, including LAN parties, which were part of US Army’s “Future Soldier Sustainment” program.

The US Navy utilizes Twitch in its recruitment process. | Source: Military

“Events like LAN parties are useful because we want the recruits to see the recruiters as regular folks, like themselves… and to help future soldiers to stay the course,” Beckett told Ars Technica. He explained that these social activities also act to keep the new military recruits to stay in the Boot Camp since they need to wait up to six months before being assigned. Social activities also create a sense of inclusion and welcome to the enlistees.

Along with the increasing popularity of game content broadcasts, the US military is also interested in exploring game streaming platforms. Currently, both the US Army and Navy have Twitch channels. The military’s goal in creating a channel on Twitch is not to treat it as some form of recruitment program. Instead, they want to use streaming as a means to increase exposure and engage with the audience, especially the younger demography. However, the existence of a Twitch channel from the US Army or Navy does spark several backlashes. For instance, many Twitch viewers seize this opportunity to ask about sensitive topics such as Eddie Gallagher or various accused war crimes committed by US soldiers.

Other than recruiting new soldiers, the US military also uses gaming to train their troops. Some games have been specifically made as a military training tool with specific functionalities. For example, the game DARWARS Ambush was created to teach infantry tactics, convoy operations, and the Rules of Engagement. According to a GamesIndustry report, by the end of 2008, more than three thousand copies of DARWARS Ambush had been distributed to the Army, Air Force, Navy, Coast Guard, and Marines.

UrbanSim and Tactical Iraqi are two other examples of games that have been utilized for military training. Both of these games focus on teaching foreign language skills and fighting rebels. War simulators such as Virtual Battlespace 2 allow military commanders to simulate scenarios that may potentially occur on the battlefield, such as ambushes, Improvised Explosive Device (IED) explosions, and medical evacuation.

DARWARS Ambus, a video game that simulates military training. | Source: Stripes

Lastly, the military uses gaming to overcome psychological traumas experienced by veterans, such as PTSD. In the journal titled Virtual Reality Exposure Therapy for Combat-Related PTSD, the Institute of Medicine states that Cognitive Behavioral Therapy (CBT) with exposure therapy is the only type of remedy recommended for treating PTSD.

In exposure therapy, patients with PTSD will usually be asked to recall and re-exposing themselves to their traumatic experiences. Unfortunately, one of the symptoms of PTSD is the reluctance or inability to remember the traumatic event that caused the PTSD itself. This is where VR simulators come in. VR is perfect for exposure therapy since it can be utilized to recreate the source of the trauma. Thus, the existence of simulations such as Virtual Afghanistan has helped veterans overcome their trauma.

However, the US military’s decision to be active in the gaming industry also had its downsides. One of the most controversial military games that has been released is Full Spectrum Warrior. The game, launched in 2003, is available in two versions: a commercial version and a military-specific version, which can be accessed with a special code. Although the game won awards in the Best Original Game and Best Simulation Game categories at E3 2003, the US military eventually did not utilize it for training, deeming it to be too unrealistic. In addition, the cost incurred by the US Army to get and develop the game was also incredibly massive.

HEALTH

Of course, military veterans aren’t the only ones experiencing PTSD. Normal people like us also can also be affected by this mental disorder. Therefore, the existence of VR Exposure Therapy (VRET) not only benefits the military but also the healthcare industry as well. In addition to PTSD, VRET can also be used to treat other mental disorders, such as phobias or anxiety disorders. Similar to how the military uses VRET, patients with these disorders will be exposed to the source of their trauma or fear with the help of VR simulations. Since the virtual world can be carefully controlled (and is obviously not real), the patient’s therapy is ensured to be safe.

VR Exposure Therapy can be used to treat phobias. | Source: Digital Bodies

The use of games in the healthcare industry is not limited to the department of psychology. Games, especially VR, can also be used by health workers to hone their skills or learn new procedures, which should decrease the chance of human error when performing in real medical situations. According to a journal titled Gaming science innovations to integrate health systems science into medical education and practice, Health workers can use VR for many different purposes, such as learning to perform endoscopy or creating a simulation of an operating room.

Interestingly, mobile games can also help prospective doctors to learn new skills. The iPad game called PAtient Safety in Surgical Education (PASSED) can display various cases from the archive of sentinel (or unexpected) events and serious reportable events in the hospital. Medical students can use this game to gain knowledge or increase their awareness regarding patient safety.

Everyone knows that prevention is better than cure. Games, fortunately, can also improve the healthy lifestyle of many people in our society. For instance, Pokemon Go is one of the few games that incentivizes people to go out of their homes and walk. Nintendo’s WiiFit, which utilizes the Wii Balance Board, promotes exercise to its users. In addition to encouraging players to be more active in sports, these types of games can also be used to measure one’s physical abilities. As mentioned in the article called Innovation in Games: Better Health and Healthcare, health workers can, in turn, use this technology to see a patient’s physical progress, especially in patients affected by diseases that degrade motoric functions such as Parkinson’s.

Wii Fit encourages players to engage in physical activity. | Source: Ichi Pro

Games, of course, promote the element of a challenge, which is also perfect for curing or overcoming addictions. One example of a game created to help players quit smoking is My Stop Smoking Coach, released in 2008. The game can run on several platforms, including iPhone and Nintendo DS. Escape from Diab from Archimage Inc., released in 2006, is another example of a game that promotes a healthy lifestyle. This game focuses specifically on preventing obesity and type 2 diabetes.

EDUCATION

Games are often blamed as the culprit behind students’ reluctance to learn. Funnily enough, studies that investigate the use of gaming as a learning tool have been around since the 1980s. At that time, the researchers observed that various commercial games — especially games in the strategy, simulation, or RPG genres — had used learning theory to encourage players to study the elements of the game itself.

Of course, using gaming in education does not mean that all the topics in the curriculum must be “packaged” in games. According to a study titled Gaming in Education: Using Games as a Support Tool to Teach History, there are many benefits that games can bring to teaching and learning activities. Firstly, games can encourage or incentivize students to participate in the class and directly apply what they have learned. Secondly, games can also help students recall the topics or points taught in the class. Games can also improve computer and visual literacy. Furthermore, the competitive nature of games can also push students to think creatively when solving problems. Lastly, games can teach various important soft skills, ranging from critical thinking, interacting and collaborating with friends, and even sportsmanship.

Video games can improve students’ soft skills. | Source: Spiel Times

The journal titled Digital Games in Education: The Design of Games-Based Learning Environments discusses how games can motivate students and increase their focus. Indeed, games do, in some way, have some elements that teach players to fully focus on in-game tasks. These elements include clear goals, good feedback — both direct and indirect, and a fine balance between challenge difficulty and player’s skills. Apart from keeping students focused, all of these elements can also help students to be more interactive in class, which improves their educational achievements.

TECHNOLOGY

The controller is the primary input device for most consoles in existence. As the console changes, the controller inevitably also evolves. Despite the vast popularity of controllers, countless game companies continue to invent and experiment with new input mechanisms. In 2006, Nintendo launched the Wii Remote or Wiimote at the same time as the Nintendo Wii. One of the primary features of the device is scanning the movement of the user’s hand. Three years later, Nintendo launched the successor to the Wii Remote, the Wii MotionPlus, which can detect even more complex motions. Microsoft also launched the Kinect in 2010. Equipped with various motion sensors such as an RGB camera, infrared projector, and detector, Kinect can detect the motion of the user’s whole body.

Motion sensing technology has also been used in fields outside of gaming. In mobile applications, for instance, the gyroscope in a smartphone can be utilized to detect movements. One company that is interested in using motion-sensing technology is Limix. This Italian company invented and produces wearables called Talking Hands. This device can translate sign language in voice using a smartphone or Bluetooth speaker, as mentioned by HeadStuff. The existence of Talking Hands shows how motion-sensing technology can be used to help the disabled.

Games are also frequently the driving factors for today’s hardware development. Most games today and even in the future will require high-performance hardware. Due to the insatiable demands of gamers to increase the power of computing, hardware manufacturers inevitably have to fulfill these demands and create faster and more powerful technology. These high-performance hardware can also be utilized for other activities that require significant computing power, such as cryptocurrency mining.

GAMIFICATION

We have seen how the elements of gaming can be applied in four different industries. In reality, however, many in-game aspects are also applicable or translatable in non-gaming environments. Staple gaming elements like point systems, badges, the use of avatars, leaderboards, performance graphs, and teamwork. As a result, the term gamification emerged. If you are interested in seeing how gamification is put into practice in non-gaming fields, you can read more about it here.

The journal titled How gamification motivates: An experimental study of the effects of specific game design elements on psychological need satisfaction discusses how gamification can increase motivation based on self-determination theory.

According to self-determination theory, people are motivated to grow and change by three innate psychological needs: competence, autonomy, social connectedness or relatedness. Competence will be met when a person fully masters or feels proficient in a particular skill. The element of gaming that is suited for achieving competence is the awarding of points and badges. Leaderboards and performance graphs can also aid in this matter. In games, points serve as direct feedback or reward. If a player earns points after successfully performing an activity, the player will be motivated to continue doing the task in order to increase his or her points.

Many elements of gaming can be applied outside the scope of games. | Source: Deposit Photos

On the other hand, performance graphs can show a person’s progress or achievements after a certain period of time. For example, on the Duolingo app, each week, you’ll get a graphical report of how much time you’ve spent studying on the app over the last seven days. From that graph, you can clearly check if you are progressing at a rate that you want. Both badges and leaderboards can be used as an assessment of a person’s overall performance. Badges in games are usually given to players after they achieved a unique target or task. Leaderboards function to compare the performances between players. Ultimately, points, badges, leaderboards, and performance charts are useful visualizations of a person’s proficiency or mastery, which also create the drive for them to continue to improve.

The second psychological need that must be met in the self-determination theory is autonomy, which suggests that people need to be in control of their behavior and goals when conducting an activity. The need for autonomy consists of two aspects: freedom in decision-making and satisfaction with completing meaningful tasks. The use of avatars can be a way to fulfill the first aspect. Choosing an avatar — which represents the player and their personality — makes players feel that they have control over the decisions they make. The second aspect can be fulfilled with narration or stories. Stories are the essence of many games today. More often than not, tasks or missions in games mostly repeat the same formula. Go to A and complete a set of objectives, then go to B to complete a different set of objectives, and the process is repeated. After a few iterations of these, players can easily get bored. However, the presence of a story makes each mission unique and creates a different sense of accomplishment when a player successfully completes it.

The last component in self-determination theory is social connectedness, which is fulfilled when a person establishes some sense of belonging or attachment to a particular group. Games create a feeling of connectedness by frequently incorporating multiplayer elements. Players, therefore, have to work together with the group to achieve the goal. Single-player games can also achieve this by using NPCs as virtual entities. 

Conclusion

Today, there is still an assumption that games are nothing more than a mere child’s entertainment. Interestingly, however, the gaming industry is currently bigger than the film and music industry. Our society also often argues that games impose many negative impacts. Contrary to their beliefs, many gaming concepts and elements have been utilized in various non-gaming fields. Even though gaming generally serves as a medium of entertainment, they also have other aspects that make them incredibly beneficial to us. Fortunately for many people in the pandemic, games were also the only thing that kept them happy, sane, and connected with their friends or family. 

Featured image: Freepik. Translated by: Ananto Joyoadikusumo

Halodoc Launches Mental Health Consulting Service

After recently expanding partnerships with related parties, Halodoc health technology platform launched a new feature that is accessible through the application. The specific channel is to help users with mental health consultations, supported by 500 registered psychologists and psychiatrists.

In Indonesia, Halodoc reported only a few Indonesians are consulting with psychiatrists. According to Halodoc’s VP Marketing, Felicia Kawilarang, the negative stigma against mental disorders in the community becoming one of the challenges for those who experience any indications, especially in terms of access to psychological assistance.

“Now, through easily accessed telemedicine services via smartphones, it is expected to be the first step of a solution, especially amid this pandemic.”

Previously, clinical psychology and services were available at the “Chat with Doctor” feature on Halodoc. However, in order to maximize these services amid pandemic, Halodoc presents special channels related to mental health. Users who want to consult can directly open the Mental Health service on Halodoc’s front page and choose the Clinical Psychology or Mental Medicine feature.

After launched over two weeks, the Halodoc Mental Health special channel has increasing user growth up to 400%. The most complaints include complaints about depression, anxiety, and stress.

“If you ever experience excessive anxiety, it is advisable to immediately consult a professional through Halodoc telemedicine services in order to maintain your mental health. This is also in line with the Covid-19’s Acceleration Handling Task Force which was delivered through various opportunities,” Felicia said.

In addition to Halodoc, another healthtech with similar service is Psikologimu. Founded by psychology alumnus, this startup wants to facilitate access to mental services in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Halodoc Luncurkan Layanan Konsultasi Kesehatan Jiwa

Setelah sebelumnya memperluas kemitraan dengan berbagai pihak terkait, platform teknologi kesehatan Halodoc meluncurkan fitur baru yang bisa diakses langsung di aplikasi. Kanal yang dihadirkan secara khusus membantu pengguna melakukan konsultasi kesehatan mental mereka, didukung oleh 500 psikolog dan psikiater teregistrasi.

Di Indonesia sendiri Halodoc mencatat belum banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan jasa konsultasi psikiater. Menurut VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang, masih adanya stigma negatif di masyarakat terhadap penyakit gangguan mental menjadi salah satu tantangan bagi mereka yang mengalami indikasi penyakit tersebut, terutama dalam hal akses untuk mendapatkan bantuan penanganan psikologi.

“Kini, melalui layanan telemedicine yang dapat secara mudah diakses melalui smartphone diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dan langkah penanganan pertama, terlebih di tengah pandemi ini.”

Sebelumnya, layanan psikologi klinis dan kedokteran jiwa sudah tersedia di layanan “Chat with Doctor” di Halodoc. Namun, guna memaksimalkan layanan tersebut di tengah pandemi ini, Halodoc menghadirkan kanal khusus terkait Kesehatan Jiwa. Pengguna yang ingin berkonsultasi bisa langsung membuka layanan Kesehatan Jiwa di halaman awal Halodoc dan memilih bidang Psikologi Klinis atau Kedokteran Jiwa yang dibutuhkan.

Setelah lebih dari dua minggu diluncurkan, kanal khusus Kesehatan Jiwa Halodoc mengalami peningkatan jumlah akses pengguna hingga 400%. Keluhan yang paling banyak dikonsultasikan di antaranya keluhan seputar depresi, kecemasan, dan stres.

“Apabila mengalami kecemasan berlebihan, disarankan untuk segera berkonsultasi ke profesional yang bisa diakses melalui layanan telemedicine Halodoc agar kesehatan jiwa senantiasa terjaga. Ini juga sejalan dengan imbauan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang disampaikan melalui berbagai kesempatan,” kata Felicia.

Selain Halodoc startup healthtech yang juga memiliki layanan serupa adalah Psikologimu. Didirikan oleh alumni mahasiswa Psikologi, startup ini ingin memudahkan akses layanan mental di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Manfaatkan Smartphone untuk Wujudkan Gaya Hidup Sehat

Smartphone saat ini menjadi salah satu perangkat yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Dilihat dari statistiknya, penggunaan smartphone juga telah mencapai angka yang cukup tinggi. Mulai dari jumlah pengguna smartphone di Indonesia yang mencapai 92 juta, hingga rata-rata penggunaannya yang mencapai 7 jam per hari. Dari waktu penggunaan yang panjang itu, sebagian besar dihabiskan untuk media sosial.

Alangkah baiknya jika selain untuk bermedsos ria, smartphone juga digunakan untuk membantu kita menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh kita. Salah satunya dengan bantuan berbagai aplikasi yang dapat memandu kita untuk melakukan gaya hidup sehat. Berikut beberapa aplikasi yang telah kami rangkum dapat Anda gunakan untuk menunjang gaya hidup sehat.

1. Pengingat Minum Air

Dalam berbagai penelitian tentang kesehatan, telah banyak ditemukan manfaat mengenai konsumsi air putih secara teratur dan dengan jumlah yang sesuai. Manfaat utamanya adalah menjaga kadar cairan dalam tubuh untuk mengoptimalkan fungsi pencernaan, ginjal, dan mempertahankan suhu tubuh. Manfaat lainnya adalah memberikan energi pada otot dan melumasi sendi, mengendalikan asupan kalori, menjaga kesegaran kulit, melindungi saraf tulang belakang, dan membantu pembuangan sisa makanan.

Aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu Anda minum air secara teratur antara lain Drink Water ReminderAqualertWaterMinder. Pada dasarnya, cara kerja aplikasi tersebut adalah untuk mengingatkan Anda kapan saatnya minum air dan berapa banyak air yang harus Anda minum. Lewat aplikasi ini, Anda juga dapat mengukur berapa banyak air yang telah Anda konsumsi, serta apa pengaruhnya bagi kesehatan tubuh Anda.

Selain keteraturan dan jumlah air yang diminum, kualitas dari air yang dikonsumsi juga perlu menjadi perhatian utama. Sebab, kandungan mineral dalam air yang Anda minum juga sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu brand yang secara konsisten menjaga kualitasnya adalah AQUA yang telah lebih dari 45 Tahun, murni langsung dari sumbernya.

aqua

Kualitas air minum AQUA dimulai dari pemilihan sumber mata air yang tepat, dengan 9 kriteria dan 5 tahapan penelitian selama minimal 1 tahun. Penelitian juga terus menerus dilakukan untuk memastikan kestabilan kualitas, kuantitas, dan kesinambungan sumber daya airnya. AQUA juga tidak menggunakan bahan kimia pemurni air, sehingga produk air minumnya menjadi pilihan yang tepat bagi Anda yang ingin menjalankan gaya hidup sehat.

2. Pengatur Pola Tidur

Tidur merupakan salah satu kebutuhan utama manusia yang sangat penting bagi kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Kebutuhan akan tidur yang tercukupi dengan baik dapat mengoptimalkan fungsi otak, metabolisme tubuh, serta kesehatan emosional diri kita. Namun, terkadang tidur yang kita lakukan sehari-hari kurang berkualitas. Mulai dari durasinya yang tidak sesuai, tidak nyenyak, hingga lingkungan yang tidak nyaman.

Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat beberapa aplikasi smartphone yang dapat Anda gunakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas tidur Anda. Antara lain Calm dan Sleep Cycle. Aplikasi Sleep Cycle pada dasarnya adalah aplikasi alarm dan pengatur waktu yang dapat memberitahukan kapan Anda harus mulai tidur dan kapan Anda sebaiknya bangun. Aplikasi ini juga dapat mengukur kualitas tidur Anda setiap harinya. Aplikasi lainnya, Calm dapat memandu Anda untuk melakukan meditasi dan relaksasi, serta mengatur nafas dengan baik. Sehingga tubuh Anda semakin rileks dan membuat tidur Anda semakin nyenyak dan berkualitas.

3. Pengatur Pola Makan

Pola makan yang baik sudah jelas sangat penting bagi kesehatan tubuh. Untuk membantu merencanakan pola makan yang baik, Anda dapat menggunakan beberapa aplikasi, antara lain Healthy Food Diet Plan dan Zipongo. Aplikasi tersebut menampilkan berbagai menu menu sehat yang sesuai dengan kebutuhan gizi Anda sehari-hari.

Selain itu, Anda juga secara spesifik dapat memilih menu yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, misalnya jika anda menderita diabetes, hipertensi, dan sebagainya. Terdapat pula pilihan menu yang tepat ketika Anda ingin menurunkan berat badan Anda.

4. Pemandu Gerakan Olahraga

Setelah minum air putih secara teratur, tidur yang cukup, serta menjalankan pola makan dengan gizi yang tepat, penunjang gaya hidup sehat yang juga sangat penting adalah berolahraga. Kegiatan olahraga sangat penting dilakukan secara teratur untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh Anda. Namun, terkadang kita merasa malas atau terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga kegiatan ini pun terabaikan.

Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat menggunakan beberapa aplikasi antara lain 30 Day Fitness Challenge dan Sworkit. Aplikasi ini dapat memandu Anda untuk melakukan berbagai gerakan olahraga, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Anda juga dapat memilih gerakan-gerakan olahraga yang secara spesifik dapat mengencangkan dan membentuk bagian-bagian tubuh tertentu.

Berbagai aplikasi tersebut dapat membantu dan memandu Anda untuk menjalankan gaya hidup sehat dengan cara yang baik dan benar. Namun, tentu saja semua itu harus didukung dengan niat dan komitmen yang kuat dari dalam diri Anda, serta dilakukan secara konsisten dan disiplin. Kalau tidak, aplikasi-aplikasi tersebut hanya akan menjadi penghias smartphone Anda, deh.

Sekarang saatnya jalankan hidup sehat dalam keseharian Anda. Mulailah dengan minum air putih dengan kualitas tinggi yang secara konsisten terjaga kemurniannya seperti AQUA yang lebih dari 45 Tahun, murni langsung dari sumbernya.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh AQUA.

Mengenal SehatQ, Platform Pengelola Kesehatan yang Menyasar Keluarga Muda

Indonesia merupakan salah satu pasar strategis untuk industri kesehatan. Mengutip dari data Bappenas, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia pada 2021 diproyeksi mencapai 45 juta penduduk. Angka ini diperkirakan naik dua kali lipat jadi 85 juta di 2022 dan meningkat jadi 145 juta pada 2030.

Artinya, sekarang adalah momentum yang tepat untuk menyeriusinya karena makin tinggi kemampuan ekonomi seseorang, semakin tinggi pula kesadaran untuk memperbaiki gaya hidupnya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh SehatQ. Startup ini ikut meramaikan di ranah startup kesehatan di Indonesia sejak November 2018.

Head of Communications SehatQ Aniela Maria menjelaskan, perusahaan datang dari pengalaman pribadi founder-nya itu sendiri, yakni Linda Wijaya. Ketika Linda sudah berkeluarga, dia menyadari kesehatan itu penting dalam keseharian. Selalu ada bagian dari unsur kesehatan yang bisa terus dimaksimalkan. Kesempatan tersebut direalisasikan dengan mendirikan SehatQ.

“Secara bertahap kami akan mengembangkan fitur dengan tujuan akhirnya menjadikan SehatQ sebagai asisten untuk bantu orang mengelola kesehatan pribadi dan keluarga muda. Golongan tersebut adalah target pengguna kita,” terang Aniela kepada DailySocial.

Selaras dengan misinya tersebut, menarik minat Latitude Venture Partners (LVP) untuk gaet SehatQ sebagai proyek binaan pertama. Di luar investasi eksternal yang dilakukan LVP untuk startup yang sudah beroperasi. Linda sendiri merupakan Managing Partner LVP.

Di bawah binaan LVP, SehatQ secara langsung dipantau perkembangannya dan mendapat jaringan yang bisa dimanfaatkan baik dari LVP maupun Grup Sinar Mas. LVP adalah VC yang disiapkan Sinar Mas dengan struktur pendanaan yang berbeda dengan SMDV. LVP bertindak sebagai venture builder dan venture capital.

Penambahan fitur kesehatan secara bertahap

Tim SehatQ / SehatQ
Tim SehatQ / SehatQ

Untuk tahap awal, lanjutnya, SehatQ fokus perbanyak konten kesehatan. Mulai dari artikel kesehatan berbagai topik, ensiklopedia penyakit dan obat-obatan. Secara total ada 1514 direktori artikel, 1115 ensiklopedia penyakit dan obat yang telah diterbitkan.

“Tim konten kami tergolong cukup kuat. Setiap minggunya kami produksi konten hingga 200 artikel lengkap dengan infografis dan data pendukungnya. Ada tim dokter yang bantu kami melihat akurasi konten apakah sudah sesuai atau belum sebelum dipublikasi.”

Berikutnya, perusahaan menambah fitur direktori fasilitas kesehatan berdasarkan lokasi terdekat pengguna. Serta, booking dokter demi permudah pasien membuat janji temu. Untuk masuk ke dalam direktori, perusahaan melakukan sejumlah pengecekan agar dokter yang hadir di SehatQ benar-benar sesuai dengan ketentuan.

Terhitung, SehatQ sudah menampilkan direktori lebih dari 2 ribu dokter dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia. Diklaim sejak pertama kali situs SehatQ dirilis, telah dikunjungi hingga 1 juta kali per bulannya.

Untuk menuju platform kesehatan yang menyeluruh, rencananya sebelum akhir tahun ini SehatQ akan merilis aplikasi yang sudah dilengkapi dengan fitur telekonsultasi dengan live chat. Menariknya, kata Aniela, fitur ini dapat dimanfaatkan untuk membantu pengguna yang lebih tertarik mengobati diri sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran.

Menurutnya, pangsa pasar orang-orang di kalangan tersebut cukup besar dan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh SehatQ. Alhasil, dokter tidak dianjurkan untuk membuat resep setiap kali pengguna melakukan live chat. Dia memastikan pangsa pasar ini tidak akan menggantikan lahan dokter yang bertugas di rumah sakit.

“Ada orang yang cenderung berobat dengan herbal, generik, sebelum harus di bawa ke dokter. Namun mereka itu ingin dapat bimbingan dari profesional sebelum mengonsumsinya, agar lebih mendapat kepastian. Itu yang akan kami sasar lewat fitur live chat.”

Seluruh data hasil live chat akan secara otomatis terekam dalam sistem SehatQ dan menjadi catatan medis berbentuk digital. Apabila nantinya dibutuhkan oleh pengguna, mereka dapat langsung memeriksa langsung dari aplikasi.

“Kami akan latih para dokter untuk standarisasi layanannya saat fitur live chat sudah resmi hadir.”

Tak hanya itu perusahaan juga berencana untuk mengintegrasikan sistemnya dengan fasilitas kesehatan dan penyedia jasa kesehatan agar seluruh pengalamannya bisa jauh lebih seamless.

Dia mencontohkan, dari fitur booking dokter yang sudah tersedia sekarang, nantinya ketika sistem terintegrasi antara SehatQ dengan rumah sakit. Pasien bisa mendapat jadwal janji temu yang lebih pasti karena sudah terhubung langsung dengan rumah sakit tempat dokter tersebut praktek. Begitupun dengan penyedia jasa kesehatan, semisal asuransi, proses klaimnya akan lebih seamless.

“Di saat yang bersamaan kami akan mengadakan grand launching, setelah itu kami mulai agresif memasarkan SehatQ untuk menarik banyak pengguna baru,” pungkasnya.

Di Indonesia, selain SehatQ, pemain startup kesehatan lainnya yang sudah lebih dahulu hadir seperti Halodoc, Alodokter, Klikdokter, DokterSehat, Konsula, dan sebagainya.

MyNurz Hadir sebagai Platform Pemesanan Jasa Perawat dan Terapi Kesehatan

Healthtech atau layanan kesehatan berbasis teknologi mulai bermunculan di Indonesia. Salah satu yang terbaru adalah MyNurz, yakni sebuah platform yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas terhadap jasa perawat atau terapi kesehatan. Hal ini didasari pada banyaknya jumlah masyarakat berusia lanjut di Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 mencatat proporsi lansia di Indonesia mencapai 8,03 persen atau sekitar 20,3 juta jiwa. PBB memperkirakan pada tahun 2050 Indonesia akan memiliki 80 juta.

Layanan MyNurz didesain untuk memudahkan siapa pun untuk memesan layanan perawat, terapi (fisioterapi, okupasi, dan bicara), home care, dan bidan secara online. Salah satu jaminan yang diberikan, perawat dan terapi yang menjadi mitra telah tersertifikasi sesuai standar yang berlaku. Saat ini MyNurz mengklaim telah bermitra lebih dari 1.000 tenaga perawat dan terapi dan telah melayani lebih dari 350 pasien.

MyNurz saat ini telah beroperasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar, Balikpapan, dan kota lainnya. MyNurz sendiri sebenarnya sudah hadir sejak 2015 di bawah Kronusasia, perusahaan yang telah lama berkecimpung dalam dunia kesehatan. Saat ini MyNurz telah hadir di Indonesia, Thailand, dan sedang dikembangkan di negara lain seperti Singapura, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan lainnya.

MyNurz terus mengembangkan platform yang memungkinkan berbagai jenis produk dan layanan kesehatan berada dalam satu wadah. Ke depannya MyNurz ingin menambah jenis layanan untuk lebih mempermudah banyak orang mencari kebutuhan layanan kesehatan pada satu website.

“Dengan demikian MyNurz tidak hanya sekadar melayani untuk lansia atau anggota keluarga yang sakit saja. Namun ada beberapa produk terkait yang dapat membantu seseorang untuk tetap menjaga hidup sehat. Layanannya berupa MySecond Opinion, MyNurz Nutritions, MyTravel Nurse, MyNurz Senior Travel, MyNurz Store, MyNurz Elderly Fashion, dan lainnya,” jelas Country Manager MyNurz Yudha Tirtadani.

Go Dok Janjikan Layanan Konsultasi dengan Dokter Secara Privat dan Gratis

Pasar aplikasi atau layanan kesehatan tampaknya masih menggiurkan bagi beberapa pihak. Hal ini terlihat dari banyaknya layanan kesehatan namun masih banyak model dan konsep serupa yang bermunculan. Yang paling anyar adalah Go Dok, aplikasi layanan kesehatan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan Go-Jek yang lazim menggunakan nama depan Go untuk setiap perluasan layanannya. Konsep yang diusung Go Dok mirip bahkan bisa dikatakan serupa dengan layanan kesehatan yang lainnya. Konsultasi dengan dokter dan membuat janji dengan klinik atau lab yang terdaftar dalam sistem Go Dok.

Beberapa layanan serupa atau minimal memiliki konsep yang mirip, yakni Alodokter, haiDokter, Pasienia, DokterSehat, Lokadok, dan Konsula tidak membuat Go Dok Gentar. Bahkan pihak GO Dok menilai layanan mereka memiliki kelebihan dari segi layanan gratis konsultasi dengan dokter secara langsung dan privat. Sesuatu yang dinilai tidak ada di pesaing-pesaing mereka.

Sementara untuk dokter, unsur terpenting dalam layanan kesehatan pihak Go Dok menjanjikan dokter profesional dan memiliki kompetensi. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan PR Manager Go Dok Patrick kepada DailySocial.

Kalo untuk dokter kita interview langsung mas di kantor, syaratnya harus sudah punya STR (surat tanda registrasi) berpengalaman minimal 1 tahun, dan kita probation dulu selama 1 bulan. Kita lebih prefer ke dokter yang muda tapi berpengalaman ya, karena pasti ga kaget dengan pertanyaan-pertanyaan user kita yang lebih banyak anak mudanya. Dan yang pasti yang ga gaptek . Kan tiap jawab pegang smartphone terus tuh dokter,” terangnya.

Patrick mengakui saat ini aplikasi mereka masih terus dikembangkan untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Selain transaksi gratis dengan dokter secara privat, Go Dok juga memungkinkan para pengguna membuat janji dengan klinik dan lab dengan mudah. Untuk mengakomodasi hal tersebut pihak Go Dok sudah menjalin kemitraan dengan puluhan klinik di Jakarta dan Bandung. Fitur-fitur lain yang berguna juga terus di janjikan.

“Lebih ke depannya kita bakal jadi kaya one stop service healtcare sih mas, ga stop cuma sampai tanya jawab dengan dokter aja. Kalau butuh diagnosa lebih lanjut tinggal klik appoitment klinik. Butuh lab tinggal klik pesan lab. Butuh obat tinggal pesan lewat aplikasi kita juga,” papar Patrick.

Persaingan layanan kesehatan sejauh ini belum mengerucut ke salah satu layanan. Ini mungkin dikarenakan layanan kesehatan digital masih minim digunakan atau paling tidak membutuhkan kepercayaan yang lebih dibanding dengan layanan lain. Jika menilik potensi masing-masing layanan yang ada bisa dibilang semua masih memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin pasar. Kuncinya ada di kualitas layanan (aplikasi dan sistem) dan kualitas layanan kesehatan yang dibutuhkan.

Application Information Will Show Up Here