AKG Games Hadirkan Hearthstone Elite Series Indonesia

Pada tanggal 20 Januari 2020 lalu, AKG Games menggelar kompetisi skala nasional. Membawa nama Hearthstone Elite Series Indonesia, kompetisi ini menjadi sebuah kompetisi yang akan mewadahi seluruh pemain salah satu permainan kartu digital terpopuler besutan Blizzard Entertainment, Hearthstone.

Pertandingan ini Hearthstone Elite Series terbagi menjadi tiga bagian yang berlangsung sejak Januari lalu hingga Februari 2020 ini. Terbuka bagi seluruh pemain Hearthstone di Indonesia dan dipertandingkan secara online, Hearthstone Elite Series terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Qualifier Stage, Group Stage, dan babak Grand Final. Fase kualifikasi dilakukan dalam delapan periode sejak 20 Januari hingga 5 Februari.

Sumber: AKG Games
Sumber: AKG Games

“AKG Games dengan bangga menyelenggarakan Hearthstone Elite Series Indonesia, dan dengan ini menjadikan gelaran ini sebagai kompetisi Hearthstone online terbesar di Tanah Air,” ucap Felix Huray, General Manager dari AKG Games. “Kami yakin Hearthstone Elite Series Indonesia merupakan wadah yang tepat untuk para pecinta Hearthstone di Indonesia dan sekaligus menjadi salah satu inisiatif kami dalam memajukan industri esports Tanah Air ” tutup Felix Huray.

Hearthstone Elite Series memperebutkan total hadiah sebesar Rp10 juta dan lebih dari 700 Card Pack dari ekspansi Descent of Dragons. Nantinya, empat pemenang Hearthstone Elite Series mendapat kesempatan berangkat ke Bali untuk mengikuti Hearthstone Masters Tour yang akan diselenggarakan di The Mulia Resort and Villas pada tanggal 20 – 22 Maret 2020 mendatang.

Hearthstone Masters Tour sendiri merupakan rangkaian gelaran turnamen kasta tertinggi (major) di dalam skena kompetitif Hearthstone. Musim kompetitif Hearthstone 2020 memiliki 6 bagian kompetisi. Masters Tour di Bali akan menjadi bagian kedua dari kompetisi yang diikuti oleh 300 pemain dari berbagai belahan dunia dan memperebutkan total hadiah sebesar US$250.000 (sekitar Rp3,4 miliar).

Sumber: Twitter @ HSEsports
Sumber: Twitter @ HSEsports

Pada bagian pertama, Hearthstone Masters Tour Arlington 2020, ada dua pemain asal Indonesia yang turut bertanding di dalamnya yaitu Andre Wijaya (Ularpetarung) dan Hendry Handisurya (Jothree). Pertandingan ini akhirnya dimenangkan oleh Zakarya Hail (xBlyzes3). Sementara itu Ularpetarung dan Jothree harus puas tertahan masing-masing di peringkat 66 dan 132.

Kira-kira, siapa saja wakil pemain Indonesia yang akan menjadi wakil di dalam gelaran Hearthstone Masters Tour Bali 2020? Satu hal yang pasti, semoga pemain terbaik yang bisa mewakili Indonesia, dan mendapatkan hasil maksimal untuk membanggakan Indonesia di peta kekuatan kompetitif Hearthstone dunia.

Sumber header: Twitter @HSesports – edit: Akbar Priono

Sepak Terjang Pemain Indonesia di Hearthstone Masters Tour Arlington 2020

Hearthstone Masters Tour Arlington 2020 baru saja selesai digelar pada 2 Februari 2020 kemarin. Turnamen ini merupakan pembuka bagi musim kompetitif esports Hearthstone di tahun 2020. Pada musim kompetitif 2020, serial turnamen Hearthstone Masters Tour terdiri dari 6 bagian. Setelah Arlington, kota berikutnya yang menjadi tuan rumah Hearthstone Masters Tour adalah Bali, Indonesia, yang akan diadakan pada tanggal 20 sampai 22 Maret 2020 mendatang.

Gelaran Hearthstone Masters Tour Arlington 2020 diikuti oleh 256 peserta hasil saringan fase kualifikasi yang diadakan pada bulan Oktober – November 2019 kemarin. Setelah selama kompetisi yang keras selama 3 hari, pertandingan puncak Hearthstone Masters Tour Arlington pada akhirnya mempertemukan dua pemain asal Perancis, yaitu Zakarya Hail (xBlyzes3) dengan AyRoK.

Sumber: Twitter @ HSEsports
Sumber: Twitter @ HSEsports

Pertandingan berlangsung dengan cukup ketat. Bertanding dalam seri best-of-5, kedua pemain saling memberikan permainan terbaiknya. Sayang AyRoK hanya berhasil mencuri satu poin saja dari xBlyzes3. Setelahnya, xBlyzes3 melenggang dengan cukup mulus, menjadi juara setelah memenangkan seri dengan skor 3-1.

Sepak Terjang pemain Indonesia

Dari semua peserta tersebut, ada dua pemain Hearthstone andalan Tanah Air yang turut bertanding di dalamnya. Kedua pemain tersebut adalah Andre Wijaya (Ularpetarung) dan Hendry Handisurya (Jothree).

Sayangnya dua pemain asal Indonesia tersebut masih kurang beruntung dalam gelaran ini. Setelah perjuangan yang keras, Ularpetarung akhirnya terhenti di posisi ke-66. Sementara di sisi lain Jothree yang mendapat undangan langsung ke dalam gelaran Hearthstone Masters Tours Arlington 2020 harus rela terhenti lebih dini, di posisi ke-132.

Sumber: Metaco.gg
Sumber: Metaco.gg

“Sejauh ini saya cukup puas dengan apa yang saya dapat selama bertanding di sana.” Ujar Jothree. “Kalau cerita pengalaman bertanding, fase Swiss Round ketika itu dapet pairing yang tidak bersahabat. Dari 256 peserta, gue terus-terusan bertemu pemain rank Grand Master (GM) terus. Dua kali loss sama juara dunia HunterAce, dan GM tingkat dunia BloodyFace. Tapi kalah pun skornya sangat tipis, yaitu 3-2. Satu yang berkesan adalah gue berhasil mengalahkan GM Tyler, karena di Major terakhir gue kalah sama dia…haha.” Jothree menutup ceritanya.

Dengan ini, maka berikut hasil Hearthstone Masters Tour Arlington 2020:

  • 1st Place – xBlyzes3 – US$32.500 (sekitar Rp443 juta)
  • 2nd Place – AyRoK – US$25.000 (sekitar Rp340 juta)
  • 3rd-4th Place – Alan870806 & Felkeine – US$15.000 (sekitar Rp204 juta)

Selamat bagi para pemenang! Hearthstone Masters Tour berikutnya akan diselenggarakan di Bali, pada 20 – 22 Maret 2020 mendatang. Sebagai negara tuan rumah, mari kita doakan agar pemain-pemain asal Indonesia nantinya bisa mendapat hasil yang maksimal di gelaran Hearthstone Masters Tour Bali 2020.

Tahun 2020, Blizzard Bakal Adakan 6 Turnamen Hearthstone Masters Tour

Blizzard mengumumkan bahwa mereka akan memperbanyak turnamen Masters Tour untuk Hearthstone pada tahun ini. Jika tahun lalu mereka hanya mengadakan tiga turnamen Masters Tour, tahun ini, mereka akan menyelenggarakan enam turnamen. Untuk merealisasikan  hal itu, mereka juga akan bekerja sama dengan ESL dan DreamHack. Indonesia menjadi salah satu negara yang terpilih untuk menjadi tempat diselenggarakannya turnamen Masters Tours.

Inilah lokasi dari enam turnamen Masters Tours 2020.

  • Master Tour #1 diadakan Arlington, Texas, Amerika Serikat pada 31 Januari 2020 sampai 2 Februari 2020. Periode kualifikasi dimulai 3 Oktober 2019 sampai 24 November 2019.
  • Master Tour #2 diadakan di Bali, Indonesia pada 20 Maret 2020 sampai 22 Maret 2020. Periode kualifikasi dimulai pada 12 Desember 2019 sampai 26 Januari 2020.
  • Master Tour #3 diadakan di Jönköping, Swedia pada 12 Juni 2020 sampai 14 Juni 2020. Periode kualifikasi dimulai pada 6 Februari 2020 sampai 29 Maret 2020.
  • Master Tour #4 diadakan di Asia Pasifik (lokasi masih belum ditentukan) pada Juli atau Agustus. Periode kualifikasi dimulai pada 2 April 2020 sampai 24 Mei 2020.
  • Master Tour #5 diadakan di Montreal, Kanada pada 11 September 2020 sampai 13 September 2020. Periode kualifikasi dimulai pada 4 Juni 2020 sampai 26 Juli 2020.
  • Master Tour #6 diadakan di Spanyol (lokasi masih belum ditentukan) pada November/Desember. Periode kualifikasi dimulai pada 6 Agustus 2020 sampai 27 September 2020.

Dalam setiap turnamen Masters Tour, Blizzard menyediakan total hadiah sebesar US$250 ribu. Meskipun begitu, total hadiah tersebut bisa naik jika Blizzard memutuskan untuk melakukan crowdfunding. Pada tahun lalu, mereka menambahkan pendapatan yang mereka terima dari in-game purchase ke total hadiah Masters Tour. Dan strategi itu terbukti sukses. Berkat crowdfunding tersebut, Blizzard dapat meningkatkan total hadiah Masters Tour menjadi US$250 ribu, yang batas hadiah maksimal.

Sumber: Top10Esports
Sumber: Top10Esports

Sama seperti tahun lalu, turnamen Master Tours tidak hanya menjadi tempat bagi para pemain profesional untuk bertemu dengan para pemain veteran, tapi juga menjadi cara untuk menentukan siapa yang akan maju untuk bertanding di liga Grandmasters. Setiap tahun, Blizzard mengadakan dua turnamen Grandmasters. Tahun ini, Grandmasters season satu akan dimulai pada April sementara season dua diadakan pada Agustus. Dalam turnamen tersebut, 16 pemain Hearthstone terbaik akan saling bertanding.

Setiap season dari turnamen Grandmasters akan berlangsung selama delapan minggu. Dalam empat minggu pertama, 16 pemain dari 3 kawasan (Amerika, Eropa, dan Asia Pasifik) akan saling bertanding untuk mengumpulkan poin. Nantinya, poin yang didapatkan pemain akan digunakan untuk menentukan dua divisi dari masing-masing wilayah. Sementara pada minggu ke-5, ke-6, dan ke-7, para pemain akan bertanding dengan sistem gugur. Dalam setiap season, satu pemain terbaik dari satu wilayah akan mendapatkan tiket untuk berlaga di World Championship.

Pada 2019, Blizzard sempat mendapatkan protes karena sistem Grandmasters menyulitkan para pemain yang tak diundang untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut. Sepanjang tahun, hanya dua pemain Grandmasters yang didemosi, yang berarti hanya ada dua pemain terbaik dari Masters Tour yang bisa naik ke liga Grandmasters. Blizzard melakukan sejumlah penyesuaian untuk menyelesaikan masalah tersebut agar turnamen Grandmasters menjadi lebih menarik. Sekarang, per season, akan ada dua atau tiga pemain Grandmasters yang akan didemosi dan digantikan oleh pemain terbaik dari tiga Master Tours.

Sumber: press release, InvenGlobal

Harrisburg University Buka Jurusan Sarjana Esports

Harrisburg University yang berlokasi di Pennsylvania memang kampus yang sangat aktif menjalankan kegiatan esports. Pasalnya, mereka memulai kegiatan esports dari tahun 2018 dengan mendirikan tim esports kampusnya dan memiliki esports arena sendiri. Tim kampus Harrisburg University yang bernama HU Storm juga telah memenangkan Collegiate Overwatch National Championship 2019. Harrisburg University menyediakan beasiswa untuk para atlet esports untuk game League of Legends, Overwatch, dan Hearthstone.

Sumber: technical.ly
Sumber: technical.ly

Berlanjut ke tahap selanjutnya, Harrisburg University membuka program sarjana esports di kampusnya. Program sarjana ini mengajarkan mahasiswa untuk menjadi media content creator, event manager, coach, team manager, marketing manager, analyst, dan yang lainnya. Dikutip dari website Harrisburg, program ini bukan tempat latihan menjadi atlet esports tetapi untuk para mahasiswa yang memiliki passion di esports dan ingin memulai karir di industri esports tersebut. Program ini akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.

Tidak heran apabila Harrisburg University giat sekali dalam kegiatan esports. Di dalamnya terdapat orang-orang yang berpengalaman dan memiliki passion di esports. Chad “History Teacher” Smeltz merupakan mantan pelatih dan manager dari tim-tim besar League of Legends di Amerika Serikat seperti Immortals dan NRG esports. Chad merupakan lulusan dari Harrisburg University dan memiliki pengalaman mengajar sejarah di sekolah menengah atas di sana. Pada Harrisburg University, Chad berperan sebagai esports Program Director.

Untuk pelatih Overwatch, Harrisburg University menghadirkan Joe “Joemeister” Gramano. Joemeister merupakan mantan pemain professional yang bermain di Overwatch League di bawah tim Philadelphia Fusion dan menjadi perwakilan Kanada untuk Overwatch World Championship 2017.

Joe "Joemeister" Gramano | Sumber: Dotesports
Joe “Joemeister” Gramano | Sumber: Dotesports

Pelatih League of Legends untuk Harrisburg University juga tidak main-main. Mereka menghadirkan Alex “Xpecial” Chu. Mantan pemain professional di North America LCS yang pernah berada di bawah naungan tim Team Liquid dan Team Solo Mid. Ialah yang membawa tim HU Storm meraih juara di Midwest Campus Clash.

Bekerja Sama Dengan Nerd Street Gamers

John Fazio | Sumber: Bizjournals
John Fazio | Sumber: Bizjournals

Nerd Street Gamers adalah penyelenggara acara dan penyedia fasilitas esports yang berbasis di Philadelphia. Nerd Street Gamers akan berperan sebagai partner dan penasihat dari program sarjana esports di Harrisburg University. Dikutip dari website Nerd Street Gamers, John Fazio selaku CEO dari Nerd Street Gamers berkata “program baru dari Harrisburg University akan menciptakan bibit pelaku industri esports yang professional. Membangun infrastruktur di esports bukan hanya menemukan pemain yang berbakat, tetapi juga memberikan sarana bagi mereka yang ingin berpartisipasi dan program edukasi bagi para talenta muda di esports.

 

Akademisi Bergelar Doktor Sumbang Medali Emas dari Esports untuk Malaysia

Indonesia mungkin memang hanya kebagian dua medali sepanjang perjalanan SEA Games 2019 untuk cabang esports. Keduanya datang dari MLBB dan AoV yang sama-sama berhasil meraih medali perak. Untuk cabang-cabang lainnya seperti Hearthstone, Tekken 7, Dota 2, dan Star Craft 2, nampaknya keberuntungan belum berada di pihak kita.

Timnas Dota 2 kita bahkan tak berhasil lolos dari babak grup. Adriansyah Yusuf yang mewakili Indonesia untuk di Tekken 7 mampu menorehkan capaian yang lebih baik, meski gugur di babak 8 besar. Sedangkan untuk cabang Hearthstone dan Star Craft 2, para pemain kita berhasil lolos dari babak grup.

Sumber: Academia.edu
Sumber: Academia.edu

Terlepas dari hasil tadi, ada yang menarik dari pertandingan cabang Hearthstone di SEA Games 2019 kali ini. Peraih medali emas dari esports Hearthstone ternyata seorang asisten profesor Heriot Watt University yang bernama Yew Weng Kean alias Wkyew90. Pemain asal Malaysia ini berhasil meraih emas pasca kemenangannya atas pemain Thailand, Popian Werit, dengan skor 3-1.

Menariknya lagi, perjalanan Yew memang tidak mulus. Ia sempat dikalahkan oleh pemain Singapura sehingga harus turun ke Lower Bracket. Namun demikian, ia menunjukkan permainan yang begitu ciamik di Lower Bracket Finals.

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, yang belakangan merilis rencananya untuk esports Malaysia 5 tahun ke depan, bahkan memberikan ucapan selamatnya lewat Instagram.

Mengutip dari MalayMail, pemegang gelar PhD (S3) untuk Electric Engineering (Teknik Listrik) ini memberikan komentarnya, “medali emas ini punya arti besar untuk saya dan Malaysia, karena inilah medali emas dari esports pertama kita sepanjang sejarah SEA Games. Saya merasa takjub, bahagia, dan bersyukur. Saya percaya bisa mencetak sejarah dengan menyumbangkan medali untuk negara dan saya merasa bangga bisa melakukannya.”

“Esports adalah tren saat ini dan akan terus berlanjut, apapun yang kita lakukan. Para orang tua harus mencoba melihatnya dari sisi positif karena bermain game bisa mengasah ketajaman berpikir kritis dan kemampuan strategis. Skill tersebut juga dibutuhkan dalam hidup. Namun anak-anak harusnya memang bisa menyeimbangkan aktivitas antara bermain game, olahraga, dan belajar. Jika hanya bermain game tanpa belajar, Anda tidak akan bisa berjalan jauh.”

Sumber Featured Image: MalayMail /Bernama pic

Cabang Esports SEA Games 2019: Rangkuman Perjuangan Indonesia Sejauh Ini

Cabang esports SEA Games 2019 jadi salah satu helatan yang menarik untuk disaksikan. Selain karena tren esports yang sedang menanjak naik di Indonesia, ditambah juga ini menjadi momen bagi gamers untuk membanggakan Indonesia lewat esports.

Beberapa pertandingan telah selesai digelar. Pada cabang MLBB, Indonesia harus puas mendapatkan perak, meski statusnya sebagai kontingen yang paling dijagokan. Lalu bagaimana dengan cabang-cabang lainnya? Berikut rangkuman hasil cabang esports lain di SEA Games 2019.

Dota 2

Sumber: IESPA - Edit: Akbar Priono
Kontingen Dota 2 Indonesia bersama sang pelatih/manajer tim (pojok kanan) untuk cabang esports SEA Games 2019. Sumber: IESPA – Edit: Akbar Priono

Kontingen Dota 2 Indonesia untuk cabang esports SEA Games 2019 diwakili oleh tim PG.Barracx. Menghadapi SEA Games, tim ini sudah melakukan beberapa persiapan, termasuk bootcamp di Singapura untuk berlatih dengan Evil Geniuses.

Sayang, pada gelaran SEA Games, kontingen Dota 2 belum bisa mendapat hasil yang maksimal. Format pertandingan esports Dota 2 di SEA Games 2019 sendiri terdiri dari dua babak, yaitu fase grup dan fase playoff. Indonesia berada di grup B bersama dengan Filipina, Laos, dan Myanmar.

Bertanding dalam format best-of-2 single round robin, Indonesia harus puas berada di peringkat bontot dengan perolehan berupa satu kali seri dan dua kali kalah. Indonesia berhasil menahan imbang Myanmar, namun kalah melawan Filipina dan Laos, masing-masing dengan skor 0-2. Akhirnya tim Indonesia terpaksa harus pulang lebih awal, di hari ketiga rangkaian pertandingan cabang esports SEA Games 2019, tanggal 7 Desember 2019.

Hearthstone

Jothree (kiri) bersama DouAhou (kanan). Sumber: Unipin Esports
Jothree (kiri) bersama DouAhou (kanan). Sumber: Unipin Esports

Cabang esports Hearthstone Indonesia diwakili oleh Hendry Koenarto Handisurya (Jothree). Menjadi salah satu jawara Hearthstone terkuat dari Indonesia, Jothree mendapat medali perak saat gelaran eksibisi esports di Asian Games 2018 lalu.

Pada SEA Games 2019, permainan Jothree sebenarnya cukup menjanjikan setelah berhasil lolos dari babak grup. Masuk di upper bracket Jothree harus menghadapi Werit Popan (Disdai), pemain asal Thailand. Merupakan lawan berat bagi Jothree, ia terpaksa menerima kekalahan 1-3 dan terpukul ke lower bracket. Takluk dengan skor tipis 2-3, Jothree dipaksa mengakhiri perjalanannya di SEA Games 2019 setelah kalah melawan Nguyen Hoang Long dari Vietnam.

Hari ini (9 Desember 2019), rangkaian pertandingan HearthStone untuk SEA Games 2019 sendiri telah usai dengan Malaysia sebagai peraih medali emas. Wakil Malaysia Yew Weng Kean (Wkyew) keluar menjadi juara setelah mengalahkan Werit Popan di babak final.

StarCraft II

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Cabang yang satu ini memang terbilang susah-susah-gampang bagi Indonesia, mengingat komunitas game ini yang tidak sebegitu besar di Indonesia. Namun demikian, Indonesia tetap mempersiapkan yang terbaik untuk cabang yang satu ini, salah satunya lewat tangan AKG Games yang memberangkatkan kontingen StarCraft II Indonesia ke Korea Selatan untuk berlatih.

Persiapan tersebut ternyata berbuah cukup manis, Emmanuel Enrique (QuanTel) berhasil lolos grup, walau kawannya Bondan Lukman (Deruziel) harus puas dengan perolehan 0-5. Lolos ke babak Playoff, Quantel harus berhadapan dengan wakil Malaysia, Kien Khun Yap (Ranger). Bertarung dengan format best-of-5 Quantel hanya berhasil merebut satu angka saja dari Ranger. Akhirnya cabang esports StarCraft harus pulang dengan tangan hampa setelah semua kontingennya tumbang.

Perebutan medali emas StarCraft II di SEA Games 2019 akan dilakukan esok hari, 10 Desember 2019, mempertemukan Filipina dengan Singapura di babak Grand Final dengan format best-of-7.

Arena of Valor

Sumber: IESPA - Edit: Akbar Priono
Kontingen AOV Indonesia untuk cabang esports SEA Games 2019. bersama sang pelatih (pojok kanan). Sumber: IESPA – Edit: Akbar Priono

Selain MLBB, potensi Indonesia mendapat medali di cabang esports SEA Games 2019 ini sebenarnya adalah lewat cabang Arena of Valor. Salah satu penyebabnya adalah karena cabang ini diwakili oleh EVOS AOV. Menjadi tim terkuat di Indonesia selama tiga kali berturut-turut, reputasi tim ini jadi semakin baik setelah melihat perolehan positif yang mereka dapatkan selama gelaran AIC 2019.

Benar saja, EVOS AOV memberikan hasil yang cukup positif saat berada di fase grup. Berada di grup B bersama dengan Laos, Malaysia, dan Singapore, Indonesia dipaksa melalui babak Tiebreaker setelah perolehan poin Indonesia, Malaysia, dan Laos sama-sama 5 poin.

Setelah berhasil lolos, Indonesia sebenarnya sudah tampil cukup menjanjikan dari babak upper bracket. Satria Adi Wiratama (Wiraww) dan kawan-kawan berhasil maju ke babak Grand Final setelah mengalahkan salah satu regional terkuat di peta dunia kompetitif AOV, Thailand.

Pada babak Grand Final, Indonesia harus mengulang pertemuannya dengan Thailand. Sayangnya, satu yang tidak terulang di sana adalah kemenangan Indonesia. Bertanding dalam format best-of-5, Indonesia ditundukkan oleh Thailand dengan skor sapu bersih 0-3. Dengan ini maka Indonesia harus puas menerima medali perak di cabang esports AOV SEA Games 2019.


Sejauh ini, Indonesia sudah mengumpulkan dua medali perak di cabang esports SEA Games 2019. Masih ada satu cabang lagi yang belum bertanding, yaitu Tekken 7. Mari kita doakan agar Indonesia yang diwakili oleh Muhammad Andriansyah (Meat) bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Jadwal Esports SEA Games 2019 Dibuka Dengan Pertandingan Cabang MLBB

Cabang Esports SEA Games 2019 sudah akan dimulai. Sebelumnya kita sudah sempat membahas bersama soal potensi timnas esports Indonesia untuk SEA Games 2019. Dari semua yang harus dihadapi, Filipina selaku tuan rumah memang masih jadi salah satu yang terberat.

Tetapi selain dari itu, dari cabang Tekken 7 kita juga bisa melihat bahwa Thailand punya pemain dengan jam terbang yang cukup tinggi. Nopparut “Book” Hempamorn salah satunya, pemain yang sudah malang melintang di dunia Tekken, bahkan sempat mengalahkan jago Tekken Korea Selatan, Knee, di gelaran Thaiger Uppercut 2018.

Kendati demikian, harapan untuk kontingen Indonesia tetaplah agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Beban moral terberat mungkin ada di kontingen MLBB. Setelah tim EVOS Esports menjadi juara dunia lewat gelaran M1, semua mata memandang Donkey dan kawan-kawan yang mewakili Indonesia di esports MLBB SEA Games 2019. “Saya pribadi juga percaya diri akan dapat medali dari MLBB. Tapi saya dan kontingen berusaha untuk tetap fokus pada tujuan, membawa nama baik Indonesia, dan tidak overconfident.” Ucap Jeremy “Tibold” Yulianto pelatih kontingen MLBB tempo hari.

Pertandingan esports SEA Games 2019 akan berlangsung mulai tanggal 5 sampai 10 Desember 2019 mendatang. Berikut jadwal esports SEA Games 2019:

Mobile Legends: Bang Bang akan menjadi gelaran pembuka untuk hari pertama ini, dilanjut dengan StarCraft, dan HearthStone. Selain tiga cabang tersebut, Esports SEA Games 2019 juga mempertandingkan 3 cabang game lainnya, yaitu Dota 2, AOV, dan Tekken 7.

Selain cabang MLBB dan Tekken 7, potensi Indonesia dalam gelaran ini sebenernya terbilang cukup besar. Pada cabang StarCraft II, AKG Games bahkan memberangkatkan kontingennya ke Korea Selatan dengan salah satu jagoan StarCraft II, Jack “NoRegreT” Umpleby. Dari cabang AOV, tren performa EVOS juga sedang terbilang positif belakangan. Walau tidak jadi juara di gelaran AIC, tetapi hasil yang mereka dapatkan terbilang meningkat dari waktu ke waktu.

Dari sisi Dota, timnas Garuda Muda juga dibawa bootcamp selama dua hari di Filipina untuk berlatih dengan tim Evil Geniuses. Lalu dari sisi Hearthstone, Hendry “Jothree’ Handisurya sudah mempersiapkan diri dengan cukup maksimal, bahkan latihan sampai dengan 14 jam sehari. Tak hanya itu, Jothree juga sempat menorehkan hasil berupa medali perak saat mengikuti eksibisi esports ASIAN Games 2018.

Selain ditayangkan secara live-streaming, gelaran esports SEA Games 2019 juga tayang di televisi nasional, GTV. Jangan lupa saksikan dan dukung semua kontingen Indonesia di esports SEA Games 2019.

Melihat Potensi Indonesia Jelang Esports SEA Games 2019

Tinggal menghitung hari menuju pertandingan cabang Esports SEA Games 2019. Dipertandingkan mulai tanggal 5 sampai 10 Desember 2019 di Filoil Flying V Centre, San Juan, Metro Manila, cabang ini memperebutkan 6 medali dari 6 cabang yang dipertandingkan, yaitu Dota 2, StarCraft II, Hearthstone, Tekken 7, Arena of Valor, dan Mobile Legends: Bang Bang.

Persiapan Indonesia menghadapi SEA Games terbilang sudah cukup maksimal. Dari sisi Tekken 7, kontingen Indonesia sempat diberangkatkan ke gelaran REV Major Filipina untuk bertanding dengan jago Tekken dunia, seperti LowHigh, Knee, dan Awais Honey. Dari sisi Dota 2, tim Garuda Muda sempat bootcamp di Singapura selama dua hari untuk berlatih dengan tim Evil Geniuses. Kontingen StarCraft II juga tak mau kalah, diberangkatkan ke Korea Selatan oleh AKG Games untuk berlatih dengan Jake “NoRegreT” Umpleby.

Jika Indonesia sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin, bagaimana dengan negara lain yang akan jadi penantang Indonesia di cabang Esports SEA Games 2019? Hampir semua negara peserta lain sudah mengumpulkan kontingen mereka masing-masing. Dari total 11 negara peserta SEA Games, hanya 9 negara saja yang mengirimkan kontingen mereka untuk esports SEA Games 2019, yaitu: Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sementara itu, Brunei dan Timor Timur jadi dua negara yang tidak mengirimkan kontingen ke cabang esports SEA Games 2019.

Lebih lanjut, berikut daftar nama kontingen cabang esports dari 9 negara peserta SEA Games 2019:

 

Melihat daftar ini, Indonesia terbilang jadi salah satu negara dengan talenta esports paling lengkap bersama dengan Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Singapura. Sementara tiga negara lain yaitu Kamboja, Laos, dan Myanmar, menjadi negara yang hanya mengirimkan kontingen untuk beberapa cabang esports saja.

Terkait potensi medali, Eddy Lim Ketua IESPA, turut memberikan komentarnya. “Potensi medali kita besar di Mobile Legends dan Hearthstone.” ucapnya. “Lawan berat tetap Filipina sang tuan rumah, tapi kemenangan kita di gelaran M1 kemarin membuat kita jadi lebih percaya diri mendapatkan medali di esports SEA Games 2019 lewat cabang MLBB.” lanjut Eddy Lim.

Jeremy “Tibold” Yulianto selaku pelatih kontingen MLBB juga turut memberikan komentarnya. “Jujur saya pribadi juga percaya diri akan dapat medali untuk MLBB. Tapi saya dan kontingan berusaha untuk tetap fokus pada tujuan, yaitu membawa nama baik Indonesia dan tidak overconfident.” ucapnya.

Selain dari itu, potensi medali lain di esports SEA Games 2019 sebenarnya juga datang dari cabang Tekken 7. Pada gelaran Test Event Esports SEA Games 2019, Muhammad “MEAT” Andriansyah berhasil mendapatkan medali perak setelah kalah di babak final oleh wakil Filipina.

Terkait ini saya juga menanyakan pendapat Bram Arman sebagai wakil dari komunitas, soal kompetisi yang akan dihadapi oleh MEAT di cabang esports SEA Games 2019 . “Memang Filipina dan Thailand masih jadi dua negara penantang terberat sih. Filipina punya Doujin dan AK, sementara Thailand punya Book dan ShinAkuma.” ucapnya.

Sumber: Liquidpedia
Book, wakil Thailand untuk cabang Tekken 7 di SEA Games esports 2019, merupakan pemain yang sudah punya jam terbang cukup tinggi di dunia kompetitif Tekken 7. Sumber: Liquidpedia

Doujin memang bisa dibilang penantang berat MEAT dalam kompetisi ini. Ia sempat membuat MEAT turun ke lower-bracket dalam pertandingan REV Major 2019 di Filipina. Nopparut “Book” Hempamorn dari Thailand juga tak bisa diremehkan. Namanya mungkin tidak sebesar seperti Knee atau JDCR, namun Book kerap berhasil membuktikan dirinya di kancah lokal atau regional SEA. Tercatat ia pernah menjadi juara Thaiger Uppercut 2018, bahkan mengalahkan Knee di babak Final gelaran tersebut. Ia juga pernah mendapat posisi top 8 di EVO Championship Series 2018 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Cabang esports SEA Games 2019 akan mulai bertanding pada tanggal 5 sampai 10 Desember 2019 mendatang. Terlepas dari semua hal tersebut, mari kita doakan agar semua kontingen Indonesia di bisa mendapatkan hasil terbaik di cabang esports SEA Games 2019.

Ukir Sejarah, VKLiooon Jadi Hearthstone Global Champion Perempuan Pertama

Xiaomeng “VKLiooon” Li mengukir sejarah dengan memenangkan Hearthstone Grandmasters Global Finals di BlizzCon 2019. Dia merupakan pemain perempuan pertama yang mendapatkan gelar Hearthstone Global Champion. Li masuk ke Hearthstone Grandmasters Global Finals setelah memenangkan Gold Open Tianjin Master Group Season 1 Playoffs. Di sana, dia juga merupakan pemain perempuan pertama yang memenangkan turnamen tersebut. Sepanjang turnamen dunia Hearthstone di Anaheim, California, Amerika Serikat, Li tak pernah kalah. Pada pertandingan final, dia melawan Brian “bloodyface” Eason dan berhasil menang dengan skor 3-0. Menurut laporan Digital Trends, satu hal yang menarik, pada pertandingan terakhir, Li mengalahkan deck Quest Druid milik Eason menggunakan Highlander Hunter, deck yang sering digunakan di competitive scene di Asia Pasifik, tapi diragukan oleh pemain profesional dan caster asal negara Barat.

“Salah satu faktor yang memungkinkan saya menang adalah fakta bahwa saya merasa, saya tidak cukup hebat jika dibandingkan dengan semua pemain yang ada di turnamen ini,” kata Li, seperti dikutip dari The Washington Post. “Inilah yang memotivasi saya untuk bekerja lebih keras dari mereka semua dan membuat saya lebih berhati-hati dalam mengambil setiap langkah dan strategi yang saya gunakan.” Terlahir di kawasan Xinjiang, Tiongkok, Li mulai tertarik untuk bermain Hearthstone ketika dia berkuliah di Southwest University of Political Science and Law. Dia mengaku, dia tak terlalu senang dengan jurusan yang dia ambil. Dia memutuskan untuk mencoba menjadi pemain profesional. Dan dia sukses.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Li dalam karirnya sebagai pemain profesional adalah seksisme. Perempuan berumur 23 tahun ini bercerita tentang pengalaman buruknya. “Dua tahun lalu, saya ingat saya ikut serta dalam kompetisi besar,” katanya dengan air mata berlinang, lapor ESPN. “Saya sedang mengantre untuk mendaftarkan diri. Dan ada satu laki-laki yang berkata pada saya, ‘Kamu perempuan. Kamu tidak seharusnya mendaftarkan diri. Turnamen ini bukan untukmu.’ Dan di sinilah saya sekarang, dengan dukungan dari semua fans.” Li lalu mendorong para gamer perempuan lain untuk tak takut bertanding di turnamen esports. “Saya hanya ingin memberitahu semua perempuan yang memiliki mimpi untuk bertanding di turnamen esports: Jika kamu mau dan percaya akan kemampuanmu, lupakan masalah gender dan kejar mimpimu,” kata Li. “Selama kamu mau bisa bermain dengan baik, kamu bisa, tak peduli apa gendermu.” 

Sebagai profesional, Li berlatih sekitar lima jam setiap harinya. Selain itu, dia juga menonton turnamen profesional untuk mempelajari strategi bersama kekasihnya, Syf, pemain Hearthstone profesional yang bermain di Team Invictus Gaming, organisasi esports asal Tiongkok. “Saya rasa, asalkan semua orang mencoba untuk lebih baik pada perempuan di esports dan lebih menghargai mereka, saya pikir, akan ada lebih banyak perempuan yang berkompetisi di esports dan memiliki pencapaian yang tak kalah dari pemain pria,” kata Li.

Di Indonesia, sejumlah tim esports ternama telah memiliki tim khusus perempuan, seperti Belletron, The Prime Angels, Victim Babes, ONIC Ladies, dan lain sebagainya. Turnamen esports khusus tim perempuan juga ada, walau jumlahnya tak sebanyak turnamen esports untuk pria. Sayangnya, dari segi total hadiah, turnamen untuk perempuan biasanya memiliki hadiah yang jauh lebih kecil. Misalnya, juara pertama PUBG Mobile Indonesia Championship (PINC) 2019 mendapatkan Rp400 juta, sementara hadiah untuk pemenang PINC Ladies Tournament hanyalah Rp10 juta. Inilah salah satu masalah yang coba Shinta Dhanuwardoyo, CEO dan Pendiri Bubu.com selesaikan ketika dia mengadakan Bubu Esports Tournament (BEST) yang menawarkan hadiah yang sama dalam turnamen PUBG Mobile untuk pria dan perempuan.

Sumber header: Helena Kristiansson/Provided by Blizzard Entertainment via ESPN

Diablo IV, Overwatch 2 dan Semua Game Baru yang Diumumkan di BlizzCon 2019

BlizzCon ialah acara gaming tahunan yang Blizzard langsungkan dalam rangka mempromosikan produk-produk baru mereka. Namun sebuah langkah tidak biasa mereka ambil tahun lalu. Di tengah kerumunan gamer PC, mereka malah menawarkan permainan mobile. Ditambah insiden dengan jawara Hearthstone Blitzchung, perusahaan tampak kehilangan sentuhan soal bagaimana seharusnya memperlakukan pemain.

Banyak orang skeptis dengan BlizzCon tahun ini, dan sesuai agenda, acara tersebut turut diwarnai aksi unjuk rasa membela Hong Kong (kemitraan Activision-Blizzard dengan NetEase dan Tencent dianggap sebagai penyebab dijatuhkannya hukuman keras terhadap Blitzchung karena menyuarakan dukungan terhadap pembebasan Hong Kong). Di sisi lain, fans sangat menanti penyingkapan game baru Blizzard yang sudah lama dirumorkan.

BlizzCon 2019 akhirnya dibuka beberapa jam lalu di tanggal 1 November waktu setempat, digelar di Anaheim Convention Center, Kalifornia. Melewatkan seremoni pembukaannya? Jangan cemas, saya sudah merangkum seluruh permainan anyar yang Blizzard umumkan. Ini dia:

 

Diablo IV

Menyusul desas-desus yang beredar lebih dari satu tahun, Blizzard akhirnya resmi mengungkap Diablo IV lewat dua trailer: sinematik dan gameplay. Arahan desain visual Diablo IV tampak berbeda dari Diablo III yang ‘cukup cerah’ terlepas dari tema dark fantasy-nya. Diablo IV mencoba meneruskan kelamnya dunia Diablo II, sembari kembali menyuguhkan gameplay action-RPG dengan perspektif kamera isometrik.

Trailer sinematik Diablo IV berlangsung selama sembilan menit lebih, dan kontennya malah menyerupai film horor. Seperti game-nya, video ini tidak cocok dikonsumsi oleh mereka yang masih berada di bawah umur – karena penuh kekerasan, darah dan twist mengejutkan. Untuk trailer gameplay, saya melihat eksistensi dari mode kooperatif serta PvP. Hampir bisa dipastikan, Diablo IV akan kembali menggunakan sistem always online seperti Diablo III.

 

Overwatch 2

Overwatch adalah permainan brilian, tapi sejatinya, ia hanyalah first-person shooter multiplayer berbasis hero. Overwatch tidak mempunyai narasi in-game, kecuali lewat dialog antar karakter. Kita baru dapat memahami apa yang terjadi di dunianya lewat film-film animasi singkat serta komik yang Blizzard publikasikan secara terpisah. Overwatch 2 didesain untuk melengkapi pengalaman bermain lewat kehadiran Story Missions dan Hero Missions. Gameplay kini lebhi difokuskan pada konten PvE dan co-op, sembari tetap mempertahankan PvP.

Seluruh hero favorit Anda akan kembali, tapi kini permainan dibangun dengan engine anyar sehingga aspek visualnya jadi lebih baik dan developer bisa menyajikan peta berukuran lebih luas. Uniknya, Blizzard tak mau meninggalkan Overwatch pertama begitu saja dan mencoba ‘menyambungkan’ kedua game. Tiap kali Overwatch 2 memperoleh peta baru, map tersebut juga tersaji buat permainan sebelumnya. Lalu koleksi item kosmetik yang telah susah payah Anda kumpulkan di Overwatch dapat digunakan lagi di Overwatch 2.

 

World of Warcraft: Shadowlands

Dahulu sempat jadi penggemar berat WoW, kini pemahaman saya terhadap cerita game sudah tertinggal jauh. Trailer sinematik Shadowlands difokuskan pada Lady Sylvanas Windrunner. Ia datang kembali ke Icecrown Citadel, kemudian mengajak Bolvar (sang Lich King pengganti Arthas Menethil) berduel. Sylvanas berhasil mengalahkan Bolvar, kemudian merebut mahkota Lich King. Ketika kita mengira ia akan mengenakannya, Sylvanas malah menghancurkan mahkota tersebut.

Aksi itu mengoyak realita, mengekspos Shadowlands di alam normal. Pemain WoW kemungkinan besar familier dengan ‘Shadowlands’, ia adalah tempat singgah ketika karakter Anda tewas. Selain menyuguhkan lokasi-lokasi baru dan memperkenalkan musuh-musuh mematikan (satu contohnya Void Lord), fitur andalan di Shadowlands ialah menghidangkan pemain empat pilihan Covenant: Kyrian, Necrolord, Night Fae, dan Venthyr.

 

Hearthstone: Descent of Dragons

Descent of Dragons akan menjadi expansion pack terakhir dari event Year of the Dragon. Update ini menghadirkan sejumlah mekanisme baru. Saya bukan pemain Hearthstone, namun berdasarkan penjelasan developer Alec Dawson di video, Descent of Dragons memperkenalkan hero card Galakrond, nenek moyang dari segala spesies naga. Ia sangat kuat dan bisa di-upgrade ke tiga wujud berbeda selama ada di deck Anda.

Semua pemain akan mendapatkan Galakrond saat Descent of Dragons meluncur, namun hanya ‘kelas jahat’ yang bisa menggunakannya (Priest, Rogue, Shaman, Warlock, Warrior). Masing-masing orang kemungkinan memperoleh versi berbeda dari Galakrond (Azeroth’s End, The Apocalypse, The Wretched. Sementara itu, ‘kelas baik’ (Mage, Hunter, Druid, Paladin) diperkenankan untuk bermain-main dengan kartu yang tak kalah ampuh, yaitu Side Quest. Cara kerjanya mirip Quest Cards.

Ya itu dia empat game andalan Blizzard Entertainment di BlizzCon 2019. Judul apa yang jadi favorit Anda? Saya pribadi berharap agar Overwatch 2 mampu memberikan pengalaman bermain yang lebih menyeluruh. Namun di antara keempat judul ini, perhatian saya terkunci pada Diablo IV. Saya berharap (walaupun tahu kesempatannya sangat kecil), Blizzard membiarkan gamer bermain secara offline. Dari impresi awal, ARPG dark fantasy ini terlihat begitu mengesankan.